Anda di halaman 1dari 96

PEMERIKSA AN

PENUNJANG
R I F K A P U T R I A N D AYA N I
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter untuk menentukan diagnosis
penyakit dan tingkat keparahannya

Pemeriksaan ini dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan fisik atau


telah melakukan assessment terhadap riwayat penyakit pasien

Prosedur yng dapat memberikan informasi mengenai klien


Pemeriksaan dapat digunakan
sebagai skrining dasar

Pemeriksaan dilakukan untuk


membantu memastikan diagnosis

Memantau kondisi penykit

Memberikan informasi tentang


respons klien terhadap terapi
Kenapa perawat perlu mengetahui
pemeriksaan diagnostik???

???
Salah satu peran utama
perawat : mengajarkan
klien/keluarga/orang
terdekat bagaimana
mempersiapkan klien untuk
menjalani pemeriksaan dan
perawatan setelah tindakan.

Karena….
Apakah perawat perlu mengetahui implikasi
hasil pemeriksaan???

???
Memberikan asuhan
keperawatan yang sesuai
bagi klien.

Tujuannya:…

Jawabannya:
Ya
Tujuan dilakukan pemeriksaan penunjang

Untuk mendiagnosis penyakit

Untuk menentukan intervensi penanganan yang


tepat

Untuk menentukan keberhasilan dari terapi yang


diberikan
DIMANA DAPAT DILAKUKAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK???

RS

Pusat diagnostik:
Prodia, dll Klinik

Pasar Praktik dokter

Tempat kerja Rumah

Komunitas
TAHAPAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tahapan
Pemeriksaan
Diagnostik Prauji
Intrauji
Pascauji
PRAUJI

Fokkus utama prauji adalah mempersiapkan klien


• Pengkajian dilakukan secara komprehensif dapat memabntu perawat
dalam menentukan strategi komunikasi dan penyuluhan

Misal: sebelum dilakukan em. Radiologi, klien wanita


ditanyakan dulu apakah ada kemungkinan sedang hamil
• Kewaspadaan khusus mungkin dilakukan atau pemeriksaan mungkin
di tunda.
Perawat perlu mengetahui peralatan dan perlengkapan
yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan

Beberapa pertanyaan perlu diajukan sebelum


melakukan pemeriksaan:
??? ???
Apakah asupan oral dihentikan beberapa Apakah asupan cairan dibatasi atau
jam sebelum tindakan? ditingkatkan?

Apakah jenis sampel yang diperlukan? Apakah obat diberikan atau dihentikan?

Bagaimana cara mendapatkan sampel? Berapa lama pemeriksaan dilakukan?

Apakah pengujian menggunakan zat


kontras/warna? Menjawab beberapa pertanyaan ini dapat
membantu menghindari kesalahan yang
merugikan dan menurunkan
ketidaknyamanan semua pihak
INTRAUJI
Tahap ini berfokus pada pengumpulan spesimen dan
melakukan pemeriksaan spesimen

• Perawat menggunakan kewaspadaan universal dan teknik steril yang


sesuai

Selama prosedur, perawat dapat memberikan klien


dukungan secara emosional dan fisik sambil memantau
klien sesuai kebutuhan (TTV, SaO2, RR, dll)
• Perawat memastikan pemberian label, peyimpanan, dan pengiriman
spesimen yang tepat
PASCAUJI

Tahap ini berfokus pada askep klien dan aktivitas tindak lanjut
serta pengamatan

Perawat dapat membandingkan hasil pemeriksaan terkini


dengan yang sebelumnya untuk memodivikasi intervensi
keperawatan yang tepat sesuai kebutuhan klien

Perawat melaporkan hasil pemeriksaan kepada anggota tim


kesehatan
MEMPERSIAPK AN KLIEN UNTUK PEMERIKSA AN DIAGNOSTIK
PENYULUHAN: PERAWATAN KLIEN
• Informasi klien dan keluarga mengenai hal-hal yang diperlukan /
dibatasi
1 • Kapan/apa yg boleh dimakan/diminum/berapa jam berpuasa

• Memberikan informasi mengenai apa yang mungkin akan dirasakan


klien
2 • Kemerahan sementara, perih, gatal, hangat, dll.

• Tanyakan kepada klien apakah penggambaran alat-alat yang


diperlukan akan membantu klien mempersiapakan dirinya untuk
3 menjalani pemeriksaan
• Dorong klien mengajukan pertanyaan/membicarakan
tentang rasa takut & kekhawatiran klien
4

• Informasikan klien periode waktu yang diperlukan sebelum


hasil pengujian diperoleh
5

• Dokumentasikan penyuluhan, termasuk respons klien.


• Catat alat bantu audiovisual dan bahan bacan yang
6 digunakan
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Dx. Kecemasan atau ketakutan yang b.d
kemungkinan diagnosis penyakit akut/
Kep kronis bergantung pada hasil uji diagnostik

Hambatan mobilitas fisik b.d . . .

Defisiensi pengetahuan b.d . . .


Spesimen
Darah
PEMERIKSAAN DARAH

Salah satu PD yang paling sering digunakan


untuk memberikan informasi mengenai
sistem hematologik dan sistem tubuh lainnya

Pungsi vena dilakukan untuk pengambilan


spesimen darah dapat dilakukan oleh
berbagai tim kesehatan
HITUNG DARAH LENGKAP

Spesimen darah vena diambil untuk pemeriksaan HDL


(Hitung Darah Lengkap)

HB, Ht, hitung eritrosit (SDM), hitung leukosit (SDP),


indeks SDM, hitung jenis SDP.

HDL : Pemeriksaan skrining dasar dan merupakan salah


satu pemeriksaan darah yang paling sering diprogramkan
HITUNG DARAH LENGKAP DAN IMPLIKASI
KLINISNYA
Komponen Nilai Normal Kemungkinan Penyebab Temuan Abnormal
Peningkatan Penurunan
Hitung Sel Darah Merah P: 4,7 – 6,1 x 106/mL3 Dehidrasi Perdarahan
(SDM) W: 4,2 – 5,4 x 106/mL3 Fibrosis paru Anemia
Kehamilan
Defisiensi diet
Hemoglobin (Hb) P: 14-18 g/dl Luka bakar serius Kanker
W: 12-16 g/dl PPOM Penyakit ginjal
Anemia sel sabit
Hematokrit (Ht) P: 42 – 52 % Polisitemia Perdarahan
W: 37 – 47 % Dehidrasi Anemia
Lukaan bakar Hipertiroidisme
PPOM Defisiensi diet
Kehamilan
Indeks Sel Darah
Merah

Meal corpuscular 80 – 95 µm3 Penyakit hati Anemia defisiensi besi


volume (MVC) Alkoholisme
Anemia pernisiosa

Mean corpuscular 27 – 31 pg Anemia makrositik Anemia mikrositik


hemoglobin (MCH) Anemia hipokromik

Mean corpuscular 32 – 36 g/dL Hemolisis Anemia defisiensi besi


hemoglobin Intravaskular
concentration
(MCHC)
Hitung sel darah putih 5-10 x 103/mL3 Leukolisis Leukopenia
(SDP) Infeksi Penyakit autoimun
Inflamasi Toksisitas obat
Trauma Kegagalan sumsum
tulang
Hitung Jenis

Neutrofil 55 – 70 % Stres Anemia aplastik


Infeksi akut Defisiensi diet
Terapi radiasi
Limfosit 20-40% Infeksi kronis Leukemia
Infeksi virus Sepsis
Mononukleus Penyakit imunidefisiensi
Monosit 2-8% Ggn inflamatori kronik Terapi obat: Prednison
Tuberkulosis
Kolitis useratif kronis
Eosinofil 1-4% Infeksi parasitik Peningkatan produksi
Reaksi alergi adrenosteroid
Leukemia
Basofil 0,5 – 1% Leukemia Reaksi alergi akut
Hipertiroidisme
Hitung platelet 150 – 400 x 103/mL3 Gangguan keganasan Perdarahan
Polisitemia Leukemia
Artritis reumathoid Anemia pernisiosa
Anemia defisiensi besi Anemia hemolitik
kemoterapi
• Pengukuran jumlah total hemoglobin dalam
Hb darah

• Mengukur presentasi SDM dalam volume total


Ht darah

• Bagian pemeriksaan HDL untuk mengevaluasi


Indeks SDM ukuran, berat dan konsesntrasi Hb SDM

• Jumlah SDP sirkulasi per milimeter kubik


SDP darah total
ELEKTROLIT SERUM

Untuk skrining adanya ketidakseimbangan


asam-basa

Kadar substansi 2 hasil metabolisme dalam


darah, urine, kreatinin untuk mengevaluasi
fungsi ginjal
Urea Kreatinin
Diproduksi dalam jumlah yang konstan
Hasil akhir metabolisme protein
oleh otot dan disekresikan oleh ginjal

Diukur sbg nitrogen urea darah / Jumlah kreatinin dalam darah berkaitan
BUN (Blood urea nitrogen). dgn fungsi sekresi ginjal
PENGAMBILAN SPESIMEN
DARAH KAPILER
DAN
PENGUKURAN GLUKOSA
DARAH
TUJUAN
Menentukan/ memantau kadar glukosa darah pada klien yang
berisiko mengalami hiperglikemia/hipoglikemia

Meningkatkan pengatuan glukosa darah oleh klien

Mengevaluasi keefektifan pemberian insulin


PENGKAJIAN
• Sebelum pengambilan spesimen darah kapiler tentukan:
• Frekuensi & jenis pemeriksaan
• Pemahaman klien thdp prosedur
• Respons klien thdp pemeriksaan sebelumnya

• Kaji kulit klien pada area penusukan

• Tinjau catatan klien untuk melihat adanya medikasi yang memperpanjang perdarahan, seperti antikoagulan

• Kaji kemampuan perawatan klien


Intervensi VS Delegasi

???
PERALATAN
Gluksa darah
meter

Strip reagen
Lanset steril
glukosa darah

Swab
Handscoon
antiseptik
IMPLEMENTASI
Persiapan:

Tinjau jenis alat pengukur

Baca instruksi pabrik

Siapkan alat disamping tempat tidur


pasien
KERJA
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
1 kepada klien

• Cuci tangan
2 • Pakai sarung tangan

• Jaga privasi klien


3
• Persiapkan alat yang akan digunakan:

4
• Ambil strip reagen
• Aktifkan alat pengukur sesuai aturan pabrik

• Pilih dan siapkan area yang akan dilakakukan pungsi


• Pili area vaskular

5
• Hindari area tulang
• Pegang jari / pijat dibagian samping
• Bersihkan sisa penusukan dengan swab antiseptik dan biarkan sampai kering

• Ambil spesimen darah:


• Gunakan sarung tangan
• Letakkan injektor, berhadapan dgn sisi penusukan
• Pastikan lanset tegak lurus

6 •



Tusuk kulit dgn lanset/jarum menggunakan gerakan yang cepat
Usah darah pertama dengan kapas
Darah pertama lebih banyak mengandung cairan serosa
Pegang strip reagen dibawah area penusukan sampai darah cukup menutupi bagian indikator
• Biarkan darah pada stip ikuti aturan pabrik
7

• Ukur glukosa darah:


• Glukosa meter akan menmpilkan hasil pembacaan glukosa secara otomatis
8 • Matikan meter dan buang strip ujia dan alkohol swab

• Dokumentasikan metode pengukuran dan hasil yang didapat


9
EVALUASI
Bandingkan hasil pengukuran
glukosa dgn kadar glukosa darah
yang normal

Hubungkan hasil pengukuran


glukosa dgn pemeriksaaan
sebelumnya

Pengukuran yang abnormal pada


DPJP
PERTIMBANGAN USIA

Lanjut
Anak- usia
anak
Bayi
• Bagian terluar tumit : bagian yang
paling umum digunakan sbg area

Bayi penusukan.
• Meletakkan kain hangat pada tumit
dapat meningkatkan sirkulasi ke area
tsb.

• Gunakan ujung jari pada anak-anak < 2


tahun, kecuali jika dikontraindikasikan

Anak-Anak • Beri anak kesempatan untuk memilik


area penusukan
• Beri anak reinfoicement positif
• Lansia mengalami ggn
seperti artritis
persendian, penglihatan
yang buruk dan tremor
• Lansia sering mengalami
Lansia sirkulasi yang terganggu
• Hangatkan tangan 10-15
menit untuk
meningkatkan sirkulasi
dan sampel darah
didapatkan
PERAN PERAWAT DALAM PENGUMPULAN SPESIMEN

Perawat berperan dalam pengkajian status kesehatan klien dgn


mengumpulkan spesimen cairan tubuh

Semua klien yang dirawat di RS setidaknya menjalani pengambilan


spesimen laboratorium sebanyak 1x selama dirawat

Pemeriksaan laboratorium: dapat untuk mendiagnosis masalah


perawatan kesehatan
TJ PERAWAT DALAM PENGUMPULAN SPESIMEN
Memberikan kenyamanan, privasi, & keamanan klien

Menjelaskan tujuan pengumpulan spesimen dan prosedur yang dilakukan untuk


mengumpulkan spesimen

Menentukan prosedur yang tepat untuk memperoleh spesimen / memastikan bahwa


klien dan staf sudah melakukan prosedur yang tepat

Memperhatikan informasi yang relevan pada kertas permintaan pemeriksaan lab.

Mengirimkan spesimen ke lab segera

Melaporkan temuan lab yang abnormal kepada tenaga kesehatan yang tepat
Spesimen
Feses
ALASAN DIAJUKAN UJI FESES:

Menentukan adanya darah samar/tes guaiac

Menganalisis produk diet & sekresi


pencernaan

Mendeteksi adanya ovum dan parasit

Mendeteksi adanya bakteri & virus


INSTRUKSI SEBELUM PERAWAT MELAKUKAN PEMANGBILAN
SPESIMEN FESES

Melakukan defekasi pada bedpan bersih/ kursi buang air


disamping tempat tidur

Tidak mengontaminasi spesimen dgn urine / rabas


menstruasi

Jangan meletakkan kertas tisu di bedpan setelah defekasi

Beritahu perawat sesegera mungkin setelah defekasi


PENGUJIAN FESES UNTUK DARAH SAMAR

Uji HOMECCULT

Menggunakan zat reagen kimia untuk


mendeteksi adanya enzim peroksida
dalam molekul hemoglobin
UJI HEMOCCULT
PERAN PERAWAT:
EDUKASI UNTUK PENGKAJIAN DARAH SAMAR PADA FESES
Hindari makanan yang dilarang, obat2an, vit C selama periode yang dianjurkan

- Biasanya makanan ttt dan vit C dibatasi selama 3 hari sebelum pengujian
- Obat2an ttt selama 7 hari sebelum pengujian

Gunakan pulpen tinta untuk menuliskan nama, alamat, usia dan tanggal spesimen diambil pada
label spesimen

Hindari pengambilan spesimen selama siklus menstruasi / ketika mengalami hemoroid

Hindari mengotaminasi spesimen dgn urin

Gunakan spatel lidah untuk memindahkan spesimen ke map atau pipa uji

Bungkus spatel lidah dengan kertas tisu & buang ke tempat sampah, JANGAN DICUCI

Kembalikan spesimen yang telah diuji lengkap ke dokter atau lab sesuai instruksi
Spesimen
Urine
Spesimen urin • Untuk analisis urin
bersih

Clean cath specimen / • Untuk kultur urin


spesimen porsi tengah

Spesimen urin • Untuk berbagai uji tergantung masalah


sewaktu kesehatan klien
KISARAN HALUARAN URINE HARIAN
SESUAI USIA
Usia Jumlah (ml)
1 – 2 hari 15 – 60
3 – 10 hari 100 – 300
10 hari – 2 bulan 250 – 450
2 bulan – 1 tahun 400 – 500
1 tahun – 3 tahun 500 – 600
3 – 5 tahun 600 – 700
5 – 8 tahun 700 – 1.000
8 – 14 tahun 800 – 1.400
14 tahun – masa dewasa 1.500
Dewasa lanjut/ paruh baya 1.500 / kurang
SPESIMEN URINE BERSIH

Bisa dilakukan secara mandiri

Minimal 10 ml urine cukup


untuk pemeriksaan
SPESIMEN CLEAN CATCH / SPESIMEN URINE PORSI TENGAH
UNTUK KULTUR DAN SENSIVITAS

Tujuan Pengkajian
Menentukan kemampuan klien
Menentukan adanya mikroorganisme
menyediakan spesimen

Jenis organisme Mengkaji warna, bau, dan konsistensi urine

Antibiotik yang sensitif untuk organisme Mengkaji tanda klinis infeksi saluran kemih
INTERVENSI: ALAT

Daftar permintaan Wadah


Handscoon
lab lengkap penampung urin

Kertas tisu Label identifikasi Baskom yang


antiseptik spesimen berisi air hangat

Sabun, waslap, dan


Wadah spesimen handuk untuk
Kapas steril
steril klien yang tidak
bisa ambulasi
IMPLEMENTASI
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada klien
1

• Cuci tangan dan pakai sarung tangan


2

• Jaga privasi klien


3

• Untuk klien mandiri:


• Minta klien untuk membersihkan dan mengeringkan area genital dan perinium mengunakan air dan
4 sabun

• Jelaskan cara membersihkan meatur urinarius dengan tisu antiseptik


5
• Gunakan gerakan memutar
• Bersihkan meatus urinarius dan bagian distal penis
• Gunakan masing-masing kertas tisu hanya sekali, kemudian buang
• Bersihkan beberapa inci bagian bawah batang penis
• Membersihkan dari area yang paling sedikit terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi
• Untuk klien dgn bantuan:
• Bersihkan area perinium dengan sabun, air, bilas & keringkan
• Buka pembungkus alat & gunakan sarung tangan
5 • Bersihkan meatur urinarius & area perinium seperti langkah 4

• Kumpulkan spesimen dari klien yang tidak mampu ambulasi


6

• Beri label spesimen dan kirim ke laboratorium


7

• Dokumentasikan data spesimen, hasil pengamatan urine, warna, bau, konsistensi dan adanya
kesulitan dalam berkemih
8
Evaluasi Laporkan hasil lab kpd dokter

Diskusikan hasil temuan uji lab


dgn dokter dan klien

Lakukan intervensi kep tindak-


lanjut yang sesuai jik diperlukan
SPESIMEN URINE SEWAKTU
TUJUAN:

Mengkaji kemampuan ginjal


mengonsentrasikan dan mengencerkan urine

Mengetahui ggn metabolisme glukosa

Menentukan kadar msg2 unsur yang


terkandung dalam urin
LANGKAH MELAKUKAN SPESIMEN URINE SEWAKTU
Dapatkan wadah spesimen yang diberi zat pengawet dan laboratorium

Berikan wadah penampung bersih untuk mengumpulkan urine

Beri tanda tangan pada lembar dokumentasi, kardeks, ruangan dan kamar mandi

Pada awal pengambilan urine, minta klien berkemih dan buang urine tersebut

Amankan semua urine selama periode pengumpulan spesimen ttt dalam wadah
tempatkan didalam es atau sesuai indikasi

Pada akhir periode pengambilan spesimen, minta klien untuk mengosongkan


kandung kemih

Catat waktu dimulainya dan berakhirnya pengumpulan spesimen


SPESIMEN KATETER MENETAP/
SPESIMEN URINE STERIL
Spesimen urine steril dapat diperoleh dari sistem drainase
tertutup dengan memasukkan jarum steril yang terpasang
di spuit melalui lubang drainase pada selang

Aspirasi urine dari kateter hanya dapat dilakukan pada


kateter karet yang dapat merapat kembali dgn sendirinya,
bukan kateter dari bahan plastik, silikon.
LAGKAH PENGUMPULAN
SPESIMEN URINE STERIL
Pasang sarung tangan

Jika tidak ada urine pada kateter, klem selang drainase


sekitar 30 menit

Bersihkan area penusukan jarum dgn kapas desinfektan

Masukkan jarum dgn sudut 30-45 derajat

Buka klem kateter

Tarik sejumlah urine yang diperlukan (3ml untuk kultur


urine / 30 ml untuk analisis urine
Pindahkan urine ke wadah spesimen

Tanpa menutup kembali jarum, buang spuit dan jarum


ke dalam tempat pembuangan khusus benda tajam

Tutup wadah spesimen

Buka sarung tangan dan buang ket4nya

Beri label wadah spesimen, kirim urine ke lab segera

Catat pengambilan sampel dan hasil pengamatan


Spesimen
Sputum
Sputum

Saliva
Sputum : sekresi mukus dari paru, bronkus, dan trakea

Sputum harus dibedakan dengan saliva yang


merupakan cairan jernih yang disekresikan dengan
oleh kelenjar ludah didalam mulut

Klien perlu melakukan batuk untuk mengeluarkan sputum


utk selanjutnya diludahkan ke dalam wadah pengumpul
SPESIMEN SPUTUM DIAMBIL 1X ATAU 2X DENGAN AL ASAN:

Untuk kultur dan sensitivitas guna mengidentifikasi mikroorganisme yang spesifik


dan sensitivitasnya terhadap obat.

Untuk sitologi: mengidentifikasi asal, struktur, fungsi dan patologi sel

Untuk Bakteri Tahan Asam (BTA) sering 3hari berturut2 untuk emngidentifikasi
adanya TB

Mengkaji keefektifan terapi


Spesimen sputum sering dikumpulkan di pagi hari

Saat bangun pagi, klien dapat membatukkan sekresi


yang terakumulasi selama tidur

Spesimen dapat juga diambil selama drainase


postural

Jika klien tidak batuk, maka dapat dilakukan penghisapan


faringeal untuk memperoleh spesimen
L ANGK AH MEL AKUK AN PENGAMBIL AN SPESIMEN SPUTUM

Berikan perawatan mulut shg


spesimen tidak terkontaminasi dgn
mikroorganisme dalam mulut

Minta klien napas dalam dan kemudian


membatukkan 1 – 2 sendok makan
atau 15 – 30 ml sputum

Gunakan sarung tangan untuk


menghindari kontak langsung dengan
sputum
Minta klien untuk meludahkan sputum ke dalam
wadah spesimen

Setelah sputum diambil, tawarkan obat kumur


untuk menghilangkan rasa tidak enak

Beri label dan kirim spesimen ke laboratorium

Dokumentasikan pengambilan spesimen


sputum (jumlah, warna, bau, konsistensi, adanya
hemoptisis)
JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Pemeriksaan
EKG Foto Rontgen USG
Darah Urine

Echokardiogr
Endoskopi Fluroskopi MRI CT Scan
afi

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan


Biopsi EEG
Tinja Cairan Tubuh Genetik
PEMERIKSAAN DARAH
Pemeriksaan penunjang yang paling
umum dilakukan

Cara : mengambil sampel darah pasien


untuk kemudian dianalisis di
laboratorium

Untuk mendeteksi penyakit atau


kondisi medis tertentu (anemia dan
infeksi)
Komponen darah yang diperiksa:
Sel darah (sel darah merah, sel darah
putih, dan trombosit atau keping darah)

Plasma darah & AGD

Zat kimia darah


(Gula darah atau glukosa, kolesterol,
asam urat, zat besi, dan elektrolit)
Fungsi organ tertentu
(Ginjal, hati, pankreas, empedu, dan
kelenjar tiroid)
PEMERIKSAAN URINE

Untuk mengetahui kondisi kesehatan, fungsi ginjal,

Biasanya dilakukan pada ibu hamil untuk memastikan kehamilan


atau untuk mendeteksi preeklamsia

Dilakukan sebagai bagian dari medical check-up rutin atau ketika


dokter mencurigai adanya penyakit tertentu

seperti penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, atau batu ginjal


ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)
Memberikan rekaman grafik aktivitas
listrik jantung

Untuk memantau kerja jantung, khususnya irama


detak jantung dan aliran listrik jantung

Untuk mendeteksi kelainan jantung,


seperti aritmia, serangan jantung,
pembengkakan jantung, kelainan pada katup
jantung, dan penyakit jantung koroner
EKG
Pasien akan diminta untuk berbaring
dan melepaskan baju serta perhiasan
yang dikenakan

Memasang elektroda di bagian dada,


lengan, dan tungkai pasien

Pasien disarankan untuk tidak banyak


bergerak atau berbicara karena
dapat mengganggu hasil pemeriksaan
. FOTO RONTGEN

Jenis pemeriksaan penunjang yang


menggunakan radiasi sinar-X atau
sinar Rontgen untuk
menggambarkan kondisi berbagai
organ dan jaringan tubuh
Tujuan Kelainan tulang dan sendi, termasuk patah
Foto tulang, radang sendi, dan pergeseran sendi
(dislokasi)
Rontgen
Kelainan gigi

Sumbatan saluran napas atau saluran cerna

Batu saluran kemih


Tujuan Infeksi, seperti pneumonia, tuberkulosis, dan
Foto usus buntu
Rontgen

Pada kasus tertentu, dokter mungkin akan


memberikan zat kontras kepada pasien
melalui suntikan atau per oral (diminum), agar
hasil foto Rontgen lebih jelas

Zat kontras ini kadang bisa menimbulkan


beberapa efek samping, seperti reaksi alergi,
pusing, mual, lidah terasa pahit, hingga
gangguan ginjal
ULTRASONOGRAFI (USG)
Pemeriksaan penunjang yang menggunakan
gelombang suara untuk menghasilkan gambar
organ dan jaringan di dalam tubuh
• Untuk mendeteksi kelainan di organ dalam tubuh, seperti
tumor, batu, atau infeksi pada ginjal, pankreas, hati, dan empedu

Pemeriksaan kehamilan untuk memantau kondisi


janin
• Untuk memandu dokter saat melakukan tindakan biopsi
COMPUTED TOMOGRAPHY SCAN (CT SCAN)
Pemeriksaan penunjang yang memanfaatkan sinar Rontgen
dengan mesin khusus untuk menciptakan gambar jaringan dan
organ di dalam tubuh

Gambar yang dihasilkan oleh CT scan akan terlihat lebih jelas


daripada foto Rontgen biasa dan menghasilkan pencitraan 3
dimensi pada organ

Pemeriksaan CT scan biasanya berlangsung sekitar 20–60


menit

Untuk menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik atau lebih


akurat dalam mendeteksi kelainan tertentu, seperti tumor atau
kanker, dokter dapat menggunakan zat kontras saat melakukan
pemeriksaan CT scan
MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI)
Pemeriksaan penunjang ini tidak
memanfaatkan sinar Rontgen atau
radiasi

Gelombang magnet dan


gelombang radio berkekuatan
tinggi untuk menggambarkan
kondisi organ dan jaringan di
dalam tubuh

Prosedur MRI biasanya


berlangsung selama 60–90 menit
MRI….LANJUTAN…
Dilakukan untuk memeriksa
hampir seluruh bagian tubuh

Pemeriksaan: otak dan sistem


saraf, tulang dan sendi, payudara,
jantung dan pembuluh darah, serta
organ dalam lainnya, seperti hati,
rahim, dan kelenjar prostat

Terkadang menggunakan zat


kontras untuk meningkatkan
kualitas gambar yang dihasilkan
pada pemeriksaan MRI
Teknik pemindaian diagnostik noninvasif dengan menempatkan klien pada
lapang magnetik

MRI biasanya dilakukan untuk memvisualisasikan otak, spina, ekstremitas,


sendi, jantung, pembuluh darah, abdomen dan pelvis

Klien harus berbaring tanpa gerak

Kk mengurangi ketidaknyamanan akibat suara bising yang terjadi selama


pemeriksaan lien diberikan penutup telinga untu
FLUOROSKOPI
Metode pemeriksaan radiologis yang
memanfaatkan sinar Rontgen untuk menghasilkan
serangkaian gambar menyerupai video

Umumnya dikombinasikan dengan zat kontras, agar


gambar yang dihasilkan lebih jelas

Digunakan untuk mendeteksi kelainan tertentu di


dalam tubuh (kerusakan atau gangguan pada tulang,
jantung, pembuluh darah, dan sistem pencernaan)

Bisa dilakukan untuk membantu dokter ketika


melakukan kateterisasi jantung
ENDOSKOPI
Untuk memeriksa organ dalam tubuh dengan endoskop, yaitu alat berbentuk
selang kecil yang elastis dan dilengkapi kamera di ujungnya

Alat ini terhubung dengan monitor atau layar monitor

Biasanya dilakukan untuk memantau kondisi saluran cerna dan mendiagnosis


penyakit tertentu, seperti gastritis atau peradangan pada lambung, tukak lambung,
GERD, kesulitan menelan, perdarahan saluran pencernaan, serta kanker lambung
Angografi Prosedur invasif yang memerlukan surat persetujuan
klien

Zat warna radiopak diinjeksikan ke dlaam pembuluh


darah untuk diperiksa

Angiografi koroner dilakukan untuk mengevaluasi


perluasan penyakit arteri koroner

Angiografi paru dapat dilakukan untuk mengkji


sistem vaskular paru terutama jika ada emboli paru
Ekokardiogram
Uji invasif menggunakan
ultrasonografi untuk memvisualisasi
struktur jantung dan mengevaluasi
fungsi ventrikel kiri

Saat gel ultrasonografi direfleksikan


kembali ke tranduser setelah
mengenai struktur jantung
Scan Merekam emisi dari radioisotop
yang mengindikasikan seberapa baik
Paru gas dan darah mengalir melalui paru
Digunakan untuk mengkaji aliran
darah melalui sistem varkular paru

Mendeteksi abnormalitas ventilasi,


terutama pada klien emfisema
Aspirasi • Penarikan/ pengambilan cairan yang
diproduksi secara abnormal

• Pengangkatan dan pemeriksaan jaringan


Biopsi • Untuk menegakkan diagnosis/
mendeteksi keganasan

Pungsi • Tusukan cairan serebrospinal diaspirasi


Lumbal melalui jarum
• Selain beberapa jenis pemeriksaan penunjang di atas, ada beberapa jenis pemeriksaan penunjang
lainnya yang juga sering dilakukan dokter, seperti:
• Elektroensefalografi (EEG)
• Pemeriksaan genetik
• MCST, EMG,, mamografi

Anda mungkin juga menyukai