Anda di halaman 1dari 41

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA

MELALUI METODE PAIKEM DIKELAS V


SD NEGERI 076076 BANUA SIBOHOU I
KECAMATAN ALASA
KABUPATEN NIAS UTARA

TUGAS MATA KULIAH PDGK 4501 (PKP)


PROGRAM S-I PGSD UNIVERSITAS TERBUKA

OLEH :

NAMA : MARSELINA HULU


NIM : 821543894
POKJAR : ALASA

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH ( UPBJJ )


UNIVERSITAS TERBUKA ( UT ) MEDAN
TAHUN 2014

1
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN

Nama Mahasiswa : MARSELINA HULU

Nim : 821543894

Program Studi : S-I PGSD

Tempat Mengajar : SD N 076076 Banua Sibohou I

Judul : UPAYA MENINGKATKAN HASIL


PEMBELAJARAN IPA MELALUI
METODE PAIKEM DI KELAS V
DI SD N 076076 BANUA SIBOHOU I
KECAMATAN ALASA
KABUPATEN NIAS UTARA
Jumlah Siklus Pembelajaran : 3 Siklus
Hari/Tanggal Pelaksanaan : Siklus I, Hari Senin Tanggal 24-03-2014
Siklus II, Hari Selasa Tanggal 25-03-2014
Siklus III, Hari Rabu Tanggal 26-03-2014
Masalah yang merupakan fokus perbaikan:

1. Metode Pembelajaran yang tidak Bervariasi atau satu arah

2. Hasil Belajar Siswa yang relatif rendah.

Alasa, 31 Mei 2014


Menyetujui,
Penilai, Mahasiswa,

Dr. Saut Purba Marselina Hulu


NIP.19610806 198703 1 012 NIM. 821543894

2
LEMBAR PENGESAHAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan Praktek


Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk
memenuhi mata kuliah PKP pada program studi S-1 PGSD Universitas Terbuka
(UT) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam Penulisan laporan PKP yang saya


kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas
sesuai dengan Norma, Kaidah, dan Etika Penulisan Karya Ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP


ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar Akademik
yang saya sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Banua Sibohou I, 31 Mei 2014


Yang membuat pernyataan,

MARSELINA HULU, A.Ma.Pd


NIM. 821543894

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan pertolongannya sehingga peneliti dapat menyusun laporan hasil perbaikan
pembelajaran melalui proses penelitian tindakan kelas (PTK) di sekolah tempat
peneliti bertugas yaitu SDN. 076076 Banua Sibohou I Kecamatan Alasa
Kabupaten Nias Utara.

Pelaksanaan penelitian ini dalam rangka penyelesaian tugas akhir mata


kuliah Penamtapan Kemampuan Profesional (PKP) PDGK 4501 Program S-I
PGSD.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti telah banyak menerima saran


dari berbagai pihak untuk melengkapi isi penulisan laporan ini baik secara
langsung maupun tidak langsung, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. SAUT PURBA selaku Supervisor/Pembimbing yang telah


meluangkan waktunya mengarahkan dan membimbing penulis dalam
kegiatan penulisan laporan ini.
2. Bapak dan Ibu Dosen dan Tutor dari UPBJJ UT Medan.
3. Bapak ALUIZARO HULU, S.Pd selaku Supervisor/Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya mengarahkan dan membimbing penulis dalam
kegiatan penulisan laporan ini.
4. Bapak YOHANES HULU, Selaku Kepala SD N. 076076 Banua Sibohou I
yang Telah Membantu Memotifasi Peneliti dalam Proses Pelaksanaan Tugas
Ini.
5. Pengelola Program S-I PGSD POKJAR Alasa Kabupaten Nias Utara
6. Bapak FULIDODO GEA, A.Ma.Pd, Selaku Teman Sejawat yang telah
membantu Peneliti Dalam Pelaksanaan Proses Perbaikan dalam Kelas.

Peneliti Merasa bahwa Laporan ini Masih Jauh dari Mestinya, Untuk itu
saran dan kritik sangat diharapkan dari semua pihak demi perbaikan laporan
ini.

Banua Sibohou I, 31 Mei 2014


Mahasiswa/Peneliti,

MARSELINA HULU, A. Ma. Pd


NIM. 82154389

4
DAFTAR ISI

Halaman Judul :
Lembar Pengesahan ................................................................................. i
Lembar Pernyataan.................................................................................. ii
Kata Pengantar.......................................................................................... iii
Daftar Isi..................................................................................................... iv
Abstrak....................................................................................................... vi

BAB I: PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
1. Identifikasi Masalah................................................................ 1
2. Analisis Masalah..................................................................... 3
B. Rumusan Masalah......................................................................... 4
C. Tujuan penelitian perbaikan masalah............................................ 4
D. Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran.................................. 5

BAB II: KAJIAN PUSTAKA................................................................. 6


A. Pengertian PAIKEM......................................................................... 6
B. Pemahaman proses model pembelajaran PAIKEM...................... 7
C. Aplikasi Model pembelajaran PAIKEM
dalam proses belajar Mengajar...................................................... 10

BAB III: PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN.......... 15


A. Subjek Penelitian............................................................................ 15
B. Deskripsi per siklus....................................................................... 16
C. Teknik Analisis Data...................................................................... 20

BABIV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................... 24


A. Deskripsi hasil penelitian perbaikan pembelajaran persiklus........ 24
B. Pembahasan Hasil penelitian perbaikan pembelajaran.................. 26
5
BAB V: PENUTUP................................................................................... 28
A. Kesimpulan..................................................................................... 28
B. Saran............................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 30

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Surat Kesediaan Supervisor II Sebagai Pembimbing
2. Surat Pernyataan Mahasiswa
3. Berkas RPP Prasiklus, RPP Perbaikan Siklus I, RPP Perbaikan Siklus II,
Dan Lembar Obsevasi
4. Copy Jurnal Pembimbingan
5. Berkas Hasil Penilaian Praktek Pembelajaran di kelas (APKG-I PKP dan
APKG-II PKP)

6
Abstrak

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi,


menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak
langsung pada berbagai bidang kehidupan tanpa kecuali bidang pendidikan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) untuk mengetahui Rata-rata hasil belajar siswa
setelah pelaksanaan pembelajaran melalui metode PAIKEM (2) untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar ipa melalui Metode PAIKEM (3) Pembelajaran dengan
Metode PAIKEM merupakan Pembelajaran berbasis Lingkungan. Penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Instrumen yang digunakan berupa
Lembaran Observasi dan Tes Hasil Belajar. Lembaran Observasi digunakan
untuk mengetahui apakah langkah-langkah yang digunakan Peneliti saat
melakukan pembelajaran di kelas sesuai dengan langkah-langkah Metode
PAIKEM, dan Tes Hasil Belajar Digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di kelas V (lima) Semester Genap SD
Negeri 076076 Banua Sibohou I Tahun Pelajaran 2013/2014 Dengan jumlah
siswa 20 Orang. Hasil Penelitian sebagai berikut (1) Pelaksanaan Proses
Pembelajaran pada Pra siklus dengan proses pembelajarn melalui Metode
PAIKEM Mencapai rata-rata 59, 25 % (cukup), (2) Siklus I mencapai rata-rata
71, 50 % (bagus), (3) Pada siklus II mencapai rata-rata 81, 00 % (memuaskan).

Kata Kunci : Penggunaan Metode PAIKEM, Hasil Pembelajaran dan


Peningkatan Hasil Belajar.

7
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi


informasi, meyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini
berdampak lansung pada berbagai bidang kehidupan, tanpa kecuali bidang
pendidikan. Lembaga pendikan sebagai bagian dari sistem kehidupan telah
berupaya mengembangkan struktur kurikulum, sistem pendidikan, dan
metode pembelajaran yang efektif dan efesien untuk meningkatkan sumber
daya manusia yang berkualitas (Subjatmiko,2003). Untuk menghadapi
perubahan tersebut dibutuhkann pendidikan yang memberikan kecakapan
hidup (life skill), yaitu memberikan keterampilan dan keahlian dengan
kompetensi tinggi. Dengan dimilikinya life skill diharapkan nantinya peserta
didik dapat bertahan dalam suasana yang selalu akan berubah dan
berkembang. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan
perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat
mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai
warga masyarakat. Berdasarkan hasil observasi dapat ditengarai bahwa aspek
proses dan hasil pembelajaran merupakan salah satu penyebab perlunya
ditingkatkan mutu pendidikan.

1. Identifikasi Masalah
Melalui proses pembelajaran disekolah diperukan peran
guru yang berprofesi dan mempunyai strategi mengajar yang efektif.
Peningkatan pemahaman siswa diperlukan peran guru didalam kelas
dalam membantu siswa untuk membangun pengetahuanya sendiri
melalui pengalaman belajar (lhat hatimah, pembelajaran berwawasan
kemasyarakatan ,2008:1.23).

8
Masalah yang dihadapi siswa dalam mata pelajaran IPA dikelas V SDN.
NO 076076 Banua sibohou I ialah :

1. Guru masih banyak menggunakan metode ceramah dalam mengajar


2. Penyampaian materi yang banyak bersifat verbalisme,
3. Penggunaan alat peraga dan metode mengajar yang belum maksimal
4. Penggunaan strategi mengajar yang efektif.

Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai


dengan karakter daerah dan pengalaman kehidupan sehari-hari, dimana
pengembangan kurikulumnya (Perangkat Pembelajaran) dilakukan
dengan melibatkan pemangku kepentingan atau (stacheholders) untuk
menjamin relefansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk
di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.
oleh karna itu pengembangan pribadi, keterampilan berfikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional perlu di tingkatkan. Paktif, Inovatif, Kratif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAIKEM), adalah sebuah model pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan (proses belajar) yang
beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman
berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan
supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan efektif. PP NO.
19 tahun 2005 Bab IV P asal 19 ayat 1 menyatakan bahwa “Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiraktif, menyenangkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreaktifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik”. Hal tersebut
merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).

9
Dari uraian singkat tentang pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan
(PAKEM), dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan harus
diwujudkan dikelas karena dasar hukumnya sudah jelas yaitu Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Permasalahannya adalah bagaimana kreaktifitas dan inovasi guru dalam
menciptakan suasana kelas agar siswa belajar, yang pada dasar belajar
adalah mempoduksi gagasan atau membangun makna baru dari pengetahuan
awal yang sudah dimiliki siswa. Siswa sebagai subjek belajar tidak
mengkonsumsi gagasan tetapi memproduksi gagasan dalam proses
pembelajaran yang difasilitas oleh guru. Guru sebagai fasilitator hendaknya
dapat memfasilitasi terwujudnya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).

2. Analisis Masalah
Dengan memperhatikan hasil belajar siswa kelas V pada rencana
perbaikan belajar dimana pada rencana pelaksanaan pembelajaran
(prasiklus) mencapai nilai rata-rata 59,25 dan siklus I nilai rata-rata 71,50
dan siklus ke II nilai rata-rata 81,00. Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar
siswa pada pelajaran IPA tersebut dikarenakan penerapan pendekatan
PAIKEM dikelas V SDN. NO. 076076 Banua sibohu I.

Dari masalah yang dihadapi pada proses pembelajaran IPA di


kelas V di atas, perlu diingatkan kepada guru bahwa setiap anak (individu)
hidup dan berinteraksi dengan lingkungannya untuk memperoleh
pengalaman yang turut berpengaruh terhadap perkembangan pribadinya
(Dinn Wahyudi, pengantar pendidikan 2009:3.4). pengaruh pembawaan
seorang anak di pengaruhi dalam 3 tingkatan :

1. Untuk anak pra sekolah dilakukan latihan


2. Menggunakan bahan belajar yang bersumber dari lingkungannya
3. Siswa menemukan ide-ide atau gagasan dalam memecahkan persoalan
yang dihadapi (Mardini Igak,dkk, penelitian tindakan kelas 2009)
10
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk memberikan
masukan dalam proses pembelajaran IPA dengan judul : “ UPAYA
MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE
PAIKEM DI KELAS V SEMESTER II SDN. NO. 076076 BANUA
SIBOHOU I.”

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang diajukan
dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran PAIKEM?
2. Bagaimanakah pemahaman proses belajar mengajar memakai Model
Pemelajaran PAIKEM?
3. Bagaimanakah Aplikasi Model Pembelajaran PAIKEM dalam proses
belajara mengajar IPA di Kelas V SD?

C. TUJUAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


Tujuan perbaikan pembelajaran berdasarkan dari hasil penelitian
dalam memperbaiki strategi mengajar guru terhadap proses pembelajaran :
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran PAIKEM
2. Untuk mengetahui pemahaman proses belajar mengajar dengan memakai
model pembelajaran PAIKEM IPA Kelas V SD
3. Untuk mengetahui aplikasi model pembelajaran PAIKEM dalam proses
belajar mengajar IPA Kelas V SD.

11
D. MANFAAT PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi Guru, melalui hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif


pembelajaran di Sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar Siswa .
2. Bagi Siswa, dapat termotifasi dalam beraktifitas secara optimal terhadap
metode PAIKEM yang memberi suasana belajar menyenangkan.
3. Bagi Sekolah, melalui penerapan berbagai model pembelajaran sesuai
karakteristik materi pelajaran akan menghasilkan guru-guru yang
profesional di bidangnya.

12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian PAIKEM
Pengertian Pembelajaran PAIKEM adalah singkatan dari
pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif , Efektif dan menyengkan. Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan
mengemukakan gagasan. Pembelajaran inofatif bisa mengadaptasi dari model
pembelajaran yang menyenangkan. Leraning is fun merupakan kunci yang
diterapkan dalam pembelajaran inofatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini
dipikirkannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun
metode pembelajaran inofatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya
mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan
serap ilmu masing-masing orang Contohnya saja sebagian orang ada yang
berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau
mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan
mendengar dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan
upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan
mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya
diri siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar ytang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiaanya secara penuh pada
belajar sehingga waktu tercurah perhatiannya (“Time on task”) tinggi.

Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut :


Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman
dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok

13
bagi siswa. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’ Guru menerapkan
cara mengajar yang lebih koorperatif dan interaktif, termasuk cara belajar
kelompok. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya dan
melibatklan siswa dalam berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. pada
saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu
dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut.

Dalam proses pembelajaran di sekolah dasar kemampuan peserta


didik dapat diketahui melalui prestasi belajar yang dicapai. Prestasi belajar
tersebut dipengaruhi oleh kualitas pengajar dan kemampuan siswa yang
bersifat terpadu pada perkembangan fisik kognitif, sosial, moral dan
emosional. Pendidikan di sekolah dasar berorientasi pada isi ilmu
pengetahuan yaitu materi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan
anak (Djam’an Satori dkk, Profesi Keguruan 3.19).

B. Pemahaman Proses Model Pembelajaran PAIKEM


Sesuai dengan huruf yang menyusun namanya, pembelajaran
PAKEM adalah salah satu contoh pembelajaran inovatif yang memiliki
karakteristik aktif, Kreatif, efektif dan menyenangkan.
1. Aktif
Pengembangan pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar
merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh
pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar
mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Teori belajar konstruktivisme
merupakan titik berangkat pembelajaran ini. Atas dasar ini pembelajaran
secara sengaja dirancang agar mengaktifkan anak. Di dalam
implementasi seorang guru harus merancang dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan atau strategi-strategi yang memotifasi siswa berperan
secara aktif di dalam proses pembelajaran.

14
Mengapa pembelajaran harus mengaktifkan siswa? Hasil
penelitian, menunjukkan bahwa kita belajar 10% dari yang kita baca,
20% dari yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat, 50% dari yang kita
lihat dan dengar, 70% dari yang kita ungkapkan, dan 90% dari yang kita
ucapkan dan kerjakan serta 95% dari yang kita ajarkan kepada orang
lain (Dryden & Voss, 2000). Artinya belajar paling efektif jika
dilakukan secara aktif oleh individu tersebut.

2. Inovatif
Pembelajaran PAIKEM bisa mengadaptasi dari model
pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci
yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah
menanamkan hal ini dipikirannya tidak akan ada lagi siswa pasif di
kelas. Menbangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan
dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri.
Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang.
Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam
menyerap ilmu dalam menggunakan visual atau mengandalkan
kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar dan
kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya
penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan
mengakibatkan proses renovasi mental diantaranya membangun rasa
percaya diri siswa.

3. Kreatif
Pembelajaran PAKEM juga dirancang untuk mampu
mengenmbangkan kreativitas. Pembela haruslah meberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta kemandirian siswa
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologisnya.

15
Kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan
yang ingin dicapai oleh semua bentuk Pembelajaran. Dengan dua bekal
itu setiap orang mampu belajar sepanjang hidupnya.

Ciri seorang pelajar yang mandiri adalah : (a) mampu secara


cermat mendiagnosis situasi Pembelajaran tertentu yang sedang
dihadap[inya; (b) mampu memilih strategi belajar tertentu untuk
menyelesaikan masalah belajarnya; (c) memonitor keefektifan strategi
tersebut; dan (d) termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut
sampai masalahnya terselesaikan.

4. Efektif
Menyiratkan bahwa Pembelajaran harus dilakukan sedemikian
rupa untuk mencapai semua hasil belajar yang telah dirumuskan.
Karena hasil belajar itu beragam, karakteristrik efektif dari
Pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan berbagai strategi
Pembelajaran inovatif termasuk PAKEM seringkali tidak efesien
(memakan waktu) lebih lama dibandingkan dengan Pembelajaran
tradisional/konvensional. Hal tersebut tentu amat mudah dipahami,
memerlukan waktu yang lama, sementara pada Pembelajaran tradisional
hasil belajar yang dicapai hanya pada tataran kognitif saja.

5. Menyenangkan

Pembelajaran dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap


memperhjatikan suasana belajar yang menyenangkan. Mengapa
Pembelajaran harus menyenangkan? Dryden dan Voss (2000)
mengatakan bahwa belajar akan efektif jjika suasana Pembelajaran
memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar yang maksimal.
Suasana yang menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang sangat
baik untuk membangkitkan motivasi untuk belajar.
16
Anak-anak pada dasarnya belajar paling efektif pada saat mereka
sedang bermain atau melakukan sesuatu yang mengasyikkan. Menurut
penelitian, anak-anak menjadi berminat untuk belajar jika topik yang
dibahas sedapat mungkin dihubungkan dengan pengalaman mereka dan
disesuaikan dengan alam berfikir mereka.Yang dimaksudkan adalah
bahwa pokok bahasannya dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-
hari dan disesuaikan dengan dunia mereka dan bukan dunia guru
sebagai orang dewasa. Apalagi jika disesuaikan dengan kebiasaan
mereka dalam belajar. Ciri yang terakhir ini merupakan Pembelajaran
kontekstual. Dengan demikian Pembelajaran PAKEM sebenarnya juga
Pembelajaran kontekstual.

PAIKEM merupakan Pembelajaran yang tidak hanya terpaku


menggunakan satu pendekatan saja, tetapi dengan menggunakan
berbagai pendekatan dan model. PAIKEM diperlihatkan dengan
berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama,
gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru
untuk menciptakan keadaan tersebut.

C. Aplikasi Model Pembelajaran PAIKEM dalam proses belajar mengajar.


a. Penerapan PAIKEM dalam proses Pembelajaran

Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dapat


dengan mudah dikuasai siswa melalui pengamatan pada situasi yang
konkret. Dampak positif dari diterapkan model PAIKEM yaitu siswa
dapat terpacuy sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada
dalam lingkungannya. Seandainya kita renugni empat pilar pendidikan
yakni learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be
(belajar untuk menjadi jati dirinya), learnming to do (belajar untuk
mengerjakan sesuatu) dan Learning to life together (belajar untuk
17
bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui pembelajaran dengan
pendekatan lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru agar
pembelajaran tersebut dapat terlaksana sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Dari empat pilar pendidikan dan kelima komponen
prinsip PAIKEM (mengalami, pembaruan, berinterkasi, komunikasi,
berekspresi, dan melakukan refleksi), komponen ‘mengalami’,
‘pembaruan’, dan ‘ berekspresi’ berkaitan dengan bagaimana guru
mengolah bahan/materi pelajaran.

Artinya bagaimana guru mengolah materi pelajaran sehingga


siswa mengalami dan mengekspresikan gagasannya. Untuk komponen
interaksi, komunikasi dan refleksi berkaitan dengan bagaimana guru
mengelola kelas artinya bagaimana siswa harus dikelola (kerja
kelompok, berpasangan atau individual) agar mereka berinteraksi satu
sama lain untuk mengembangkan kemampuan bekerja sama pada saat
yang sama berkembang pula kemampuan individualnya.

Cara mengolah materi sehingga tercipta komponen


‘mengalami’ dan ‘ekspresi’ untuk tiap-tiap mata pelajaran akan
berbeda satu sama lain sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
yang bersangkutan. Misalnya, dalam IPA dikenal rumus POE: Predict
(prediksi), Observe (amati), Explain (jelaskan). Suatu cara mengolah
materi IPA di mana guru merumuskan pertanyaan untuk siswa
sehingga siswa melakukan prediksi (atas jawaban pertanyaan
tersebut), melakukan pengamatan/percobaan untuk menjawab
pertanyaan tersebut, kemudian menjelaskan hasil
pengamatan/percobaan terkait dengan prediksi yang mereka buat
sebelumnya. Nuansa materi PAIKEM dalam pembelajaran IPA,
diolah sedemikian rupa sehingga siswa diarahkan untuk melakukan
Penyelidikan, Penemuan, dan/atau Pemecahan Masalah.

18
b. Kelebihan Pembelajaran PAIKEM
1. Kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati
2. Kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati, dan
kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil experimen,
3. Kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban,
memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”,
“mengapa”, dan “bagaimana” tentang gejala alam maupun
kerekteristik alam sekitar.
4. Mengidentifikasi masalah, menyusun hipotesa, memprediksi
konsekuensi dan hipotesa, melakukan eksperimen untuk menguji
prediksi dan merumuskan hukum umum yang sederhana yang
diorganisasikan dari hipotesa, prediksi dan eksperimen.
5. Menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri
dan alam sekitarnya serta prospek pengembangan lebih lanjut
dalam menerapkan dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan
pada model pembelajaran PAIKEM.
6. Memahami keterkaitan antara satu materi dengan materi lain

c. Kelemahan Pembelajaran PAIKEM


1. Guru merasa kesulitan menerapkan model pembelajaran yang
menjadikan siswa aktif di dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar di kelas.
2. Siswa memandang bahwa guru sebagai salah satu sumber belajar
dan pemegang otoritas tertinggi di kelas, jadi siswa sangat
tergantung pada guru dan kurang mempunyai inisiatif untuk
mempelajari materi yang akan diajarkan guru di kelas.
D. Guru kurang menguasai lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran
karena lingkungan adalag salah satu strategi pembelajaran sebagai sasaran
belajar, sumber belajar dan sarana belajar.

19
E. Hasil Belajar PAIKEM

Menurut Depdiknas (2006), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis., sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Pendidikan IPA (sains) diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi
dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk
inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam atau lingkunga
sekitar.

Beberapa ilmuwan memberikan defenisi sains sesuai dengan


pengamatan dan pemahamannya. Carin (1993:3) mendefenisikan science
sebagai The activity of questioning and exploring the universe and finding
and expressing it’s hidden order, yaitu “Suatu kegiatan berupa pertanyaan dan
penyelidikan alam semesta dan penemuan dan pengungkapan serangkaian
rahasia alam.” Sains mengandung makna pengajuan pertanyaan, pencarian
jawaban, pemahaman jawaban, penyempurnaan jawaban baik tentang gejala
maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis
(Depdiknas,2002 a: 1). Belajar sains tidak sekedar belajar informasi sains
tentang fakta, konsep, prinsip, hukum dalam wujud ‘pengetahuan deklaratif’,
akan tetapi belajar sains juga belajar tentang cara memperoleh informasi sain,
cara sains dan teknologi bekerja dalam bentuk pengetahuan prosedural,
termasuk kebiasaan bekerja ilmiah dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah.

20
Berdasar pada definisi yang telah dikemukan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa sain selain sebagai produk atau isi mencakup fakta,
konsep, prinsip hukum-hukum dan teori sains. Fakta merupakan kegiatan-
kegiatan empiris di dalam sains dan konsep, prinsip, hukum-hukum, teori
merupakan kegiatan-kegiatan analisis di dalam sains. Sebagai proses sains
dipandang sebagai kerja atau sesuatu yang harus dilakukan dan diteliti yang
dikenal dengan proses ilmiah atau metode ilmiah, melalui keterampilan
menemukan antara lain, mengamati, mengklasifikasi, mengukur,
menggunakan keterampilan sosial, mengkomunikasikan, memprediksi,
menduga, mendefinisikan secara operasional, merumuskan hipotesis,
menginterprestasikan data, mengontrol variabel, melakukan eksperimen.
Sebagai sikap sains dipandang sebagai sikap ilmiah yang mencakup rasa
ingin tahu, berusaha untuk membuktikan menjadi skeptis, menerima
perbedaan, bersikap kooperatif, menerima kegagalan sebagai suatu hal yang
positif.

Proses dan hasil belajar siswa dalam hasil pembelajaran dilihat dari
berbagai aspek yang dapat mengubah perilaku anak dan pribadi di mana anak
mengembangkan gagasan, sikap, pengetahuan, apresiasi, dan keterampilan
sesuai dengan standar kompetensi dan kurikulum SD yang telah ditetapkan.
Berkaitan dengan hal tersebut “Rohman nata Widjaja 1984 mengemukan 5
unsur yang mempengaruhi kegiatan belajar siswa di sekolah yaitu : unsur
tujuan, pribadi siswa, bahan pelajaran, perlakuan guru, dan fasilitas “ ( Agung
taufiq, pendidikan anak SD, 5.22).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada hakekatya sain


terdiri atas tiga komponen, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak
hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta yang dihafal, namun juga
merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam
mempelajari rahasia gejala alam.

21
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. SUBJEK PENELITIAN

1. Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SDN. NO. 076076


Banua sibohou I kecamatan alasa, Kabupaten Nias Utara. Penulis
mengambil lokasi ini denagn pertimbangan tenaga pengajar pada sekolah
tersebut.

2. Waktu pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran

MATA KELA RPP


NO. SIKLUS I SIKLUS II
PELAJARAN S (PRASIKLUS)

Senin, 24 Selasa, 25 Rabu, 26


1 IPA V
Maret 2014 Maret 2014 Maret 2014

3. Karakteristik siswa :
Siswa kelas V yang menjadi sasaran peningkatan hasil belajar berjumlah
13 orang. Dari 13 orang itu terlihat karakter yang beragam baik
kecerdasan, sikap dan keaktifan dalam belajar.

22
B. DESKRIPSI PER SIKLUS
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran terdiri atsa 3 tahapan : pertama pra
siklus, kedua siklus ke 1, dan ketiga siklus ke 2, dimana setiap siklus
mengikuti pola sebagai berikut:

Siklus I

Melaksanakan Melaksanakan

Melaksanakan Melaksanakan

Siklus II

Siklus I Siklus I Siklus I Siklus I

1. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (siklus 1)


a. Perencanaan :
- Mengamati dan mendiskusikan beberapa permasalahan yang timbul
dalam pembelajaran yang di duga menjadi penyebab rendahnya
hasil belajar siswa.
- Menetapkan permasalahan yang akan menjadi fokus perbaiakan
- Meminta kesediaan teman sejawat untuk menjadi pengamat dan
berkolaborasi mengamati proses pembelajaran.
- Meminta persetujuan Kepala sekolah untuk melaksanakan
perbaikan pembelajaran.
- Membuat rencana perbaikan pembelajaran ( RPP ).
- Menyusun lembar pengamatan bersama teman sejawat .
- Menetapkan waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran.

23
b. Pelaksaan :
- Menyepakati rekanisme pelaksaan pembelajaran dengan pengamat.
- Meminta pengamat ( teman sejawat ) untuk melakukan pengamatan
terhadap proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan
menggunakan lembar pengamatan yang telah disediakan.
- Melaksanakan pembelajaran sesuai RPP Siklus I.
- Memberiakn tugas/latihan tentang materi yang disajikan.
- Memeriksa, menilai, dan mengambil hasil tugas siswa serta
mmemberikan feedback serta pengayaan kepada siswa.
- meminta teman sejawat untuk mencatat fenomena yang muncul
berupa catatan kekurangan/kelemahan selama proses pembelajaran
siklus berlangsung
c. Pengamatan :
- Teman sejawat melakukan pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar
pengamatan yang telah disediakan.
- Peneliti/guru dibantu mengamat ( teman sejawat ) melakukan
tabulasi hasil belajar siklus I.

d. Refleksi :
- Peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil pengamatan pelaksanaa
perbaikan pembelajaran siklus II.
- Peneliti dan pengamat menemukan hal-hal yang positif untuk
dipertahankan pelaksanaannya pada siklus II.
- Peneliti dan pengamat menentukan fokus perbaikan pembelajaran
pada siklus II.

2. Pelaksaan Perbaikan Pembelajaran ( Siklus II )


a. Perencanaan :
 Menemukan upaya-upaya perbaikan yang mungkin dapat
diterapkan siklus II yaitu :
24
 Menyusun daftar pertanyaan;
 mengatur strategi pemberian pertanyaan;
 Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan dan jawaban yang
akan ditanyakan kepada pertemuan berikutnya;
 Mempersiapkan tata cara pelaksanaan metode pembelajaran
koorperatif.
 Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) berdasarkan
hasil refleksi pada siklus I.
 Menyusun lembar pengamatan bersama teman sejawat.
b. Pelaksanaan
 Menyepakati mekanisme pelaksanaan pembelajaran dengan
pengamat.
 Meminta pengamat (teman sejawat) untuk melakukan pengamatan
terhadap proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan
menggunakan lembar pengamatan yang telah disediakan.
 Melaksanakan pembelajaran sesuai RPP siklus II
 Memberikan tugas/latihan tentang materi yang sudah disajikan
 Memeriksa, menilai dan mengembalikan hasil tugas siswa serta
memberikan feedback serta pengayaan kepada siswa
 Meminta teman sejawat untuk mencatat fenomena yang muncul
berupa catatan kekurangan/kelemahan selam proses pembelajaran
siklus II berlangsung

c. Pengamatan
 Teman sejawat melakukan pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar
pengamatan yang telah disediakan.
 Peneliti/guru dibantu mengamat (teman sejawat) melakukan
tabulasi hasil belajar siklus II.

25
d. Refleksi
 Peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil pengamatan
pelaksanaan pembelajaran siklus II.
 Peneliti dan pengamat menemukan hal-hal yang positif untuk
dipertahankan pelaksanaannya pada siklus II
 Peneliti dan Pengamat mendiskusikan hal-hal yang harus diperbaiki
pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
 Peneliti dan pengamat menentukan fokud perbaikan pembelajaran
pada siklus II
3. Pelaksanaan Perbaikan pembelajaran (Siklus III)
a. Perencanaan
 Menentukan upaya-upaya yang mungkin dapat diterapkan
pada siklus II yaitu :
 Menyusun daftar pertanyaan;
 Mengatur strategi pemberian pertanyaan;
 mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan dan jawaban
yang akan ditanyakan kepada pertemuan berikutnya;
 Mempersiapkan tata cara pelaksanaan metode
pembelajaran koorperatif;
 Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP)
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
 Menyusun lembar pengamatan bersama teman sejawat.

b. Pelaksanaan
 Menyepakati mekanisme pelaksanaan pembelajaran
dengan pengamat.
 Meminta pengamat (teman sejawat) untuk melakukan
pengamatan terhadap proses pelaksanaan perbaikan

26
pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan
yang telah disediakan.
 Melaksanakan pembelajaran sesuai RPP Siklus III.
 Memberikan tugas/latihan tentang materi yang sudah
disajikan
 Memeriksa, menilai dan mengembalikan hasil tugas siswa
serta memberikan feedback serta pengayaan kepada siswa.
 Meminta teman sejawat untuk mencatat fenomena yang
muncul berupa catatan kekurangan/kelemahan selama
proses pembelajaran siklus III berlangsung
c. Pengamatan
 Teman sejawat melakukan pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar
pengamatan yang telah disediakan.
 Peneliti/guru dibantu pengamat (teman sejawat)
melakukan tabulasi hasil belajar siklus III

d. Refleksi
 Peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil pengamatan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus III
 Peneliti menganalisis data untuk mengukur keberhasilan
penerapan perbaikan pembelajaran.
C. Teknis Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam menganalisis data kemampuan siswa
adalah :
1. pertama, proses interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru,
rekan siswa, multimedia, referensi, lingkungan dsb).
2. Kedua, proses komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar
mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog, atau
melalui simulasi role-play).
27
3. Ketiga, Proses reflesi (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan
apa yang telah mereka pelajari dan apa yang mereka telah lakukan).
4. Keempat, proses explorasi (siswa mengalami langsung dengan melibatkan
semua indera mereka melalui pengamatan, pencobaan, penyelidikan
dan/atau wawancara).
Drs. Anwar Fuady, M.Ed, mengemukakan bahwa : Dalam proese
belajar mengajar sangat diperlukan strategi pembelajaran yang sangat baik dan
cocok untuk situasi dan kondisi siswa. Strategi yang cocok dan menarik peserta
didik dalam pembelajaran sekarang ini dikenal dengan nama PAKEM
(Pembelejaran Aktif Kretif Efektif dan menyenangkan)

PAKEM adalah sebuah model pemeblajaran yang memungkinkan


peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan
keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil
bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar
termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik,
menyenangkan dan efektif.

28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran per Siklus

Dari hasil perbaikan pembelajaran IPA kelas V SDN. No. 076076


Banua Sibohou I dengan menggunakan pendekatan PAIKEM akan
memperoleh hasil yang lebih baik. Perolehan hasil tersebut didasari pada
pelaksanaan pembelajaran nilai per siklus. Penilaian ini merupakan hasil
evaluasi yang dilakukan secara komprehensif (menyeluruh) menyangkut
keseluruhan materi, mencakup aspek berpikir ingatan, pemahaman, aplikasi
melalui berbagai tes tertulis, lisan, perbuatan, pengamatan (Dr. Suharsimi Ari
Kunto, dasar-dasar evaluasi pendidikan Bina Aksara Jogyakarta 51).
Perolehan data tersebut dapat diuraikan dalam bentuk tabel berikut ini :

Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran IPA


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

NO. NILAI FREKUENSI JUMLAH NILAI RATA-


RATA
1 80 1 80 59,25
2 75 1 75
3 70 2 140
4 65 3 195
5 60 4 240
6 55 3 165
7 50 4 200
8 45 2 90

29
Jlh 500 20 1185

Siklus I

NILAI RATA-
NO. NILAI FREKUENSI JUMLAH
RATA
1 85 2 170
2 80 3 240
3 75 3 225
4 70 5 350 71,50
5 65 5 325
6 60 2 120
Jlh 435 20 1430

Siklus II

NILAI RATA-
NO. NILAI FREKUENSI JUMLAH
RATA
1 90 4 360
2 85 4 340
3 80 6 480
81,00
4 75 4 300
5 70 2 140
Jlh 400 20 1620

Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran


IPA tersebut di atas, dikarenakan penerapan pendekatan PAIKEM. Persentase
hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk diagram atau grafik. Teknik
penyajian data dalam diagram atau grafik berdasarkan data yang telah disusun
dalam distribusi frekuensi, diantaranya diagram batang, diagram garis,

30
diagram lingkaran, diagram titik dan diagram bidang (Nur Herianto, dkk,
Statistik Dasar UT 3.3)

GRAFIK PERSENTASE BELAJAR SISWA


DALAM PERBAIKAN PEMBELAJARAN IPA

81,00
71,50
100
59,25
80

60

40
0 RPP (PRA SIKLUS I) SIKLUS I SIKLUS II

REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA PADA PERBAIKAN


PEMBELAJARAN IPA PER SIKLUS

Persentase Belajar Siswa


Nilai Rata-rata Siklus Siklus
No. RPP (Pra
RPP (Pra Siklus I) I II Siklus I Siklus II
Siklus)
59,25 71,50 81,00 59,25% 71,50% 81,00%
1

31
Tabel Nilai Siswa Kelas V SDN. No. 076076 Banua Sibohou I Pada mata
Pelajaran IPA sebelum dan sesudah perbaikan

No Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan


Nama
. Prasiklus Siklus I Siklus II
1 Sepianus Hulu 65 80 85
2 Viktorius Hulu 55 70 80
3 Yeniman Hulu 55 70 80
4 Insani Murni Hulu 60 70 85
5 Lestari Widiastuti Hulu 50 65 75
6 Mardiani Ndaha 55 70 80
7 Jepu Ashenti Hulu 60 70 80
8 Hepi Kharisda Hulu 80 85 90
9 Meu Karya Dwini Gulo 65 75 85
10 Pinta Uli Lase 75 85 90
11 Septiani Warni Hulu 50 65 75
12 Intan Suriani Hulu 55 70 80
13 Krisdayanto Hulu 60 70 80
14 Jenius Ndaha 50 65 75
15 Bondi Jainal Hulu 70 80 90
16 Pergawanca Novan Hulu 65 75 85

32
17 Ester Mey Murni Hulu 60 70 80
18 Selestinus Hulu 70 80 90
19 Yeniman Hulu 50 60 75
20 Sudila Lase 45 60 70

B. Pembahasan Hasil Penelitian Pembelajaran Dari Setiap Siklus

a. Pra Siklus
pada siklus ini masih didapatikekurangan di dalam penerapan metode
PAIKEM. Hal ini memang disadari oleh peneliti karena dalam
penerapannya dirasa kurang mengena pada sasarannya sehingga siswa
tampak ragu-ragu untuk melaksanakannya. Terbukti bahwa dari
penerapannya pada siklus dapat diukur dengan mencapai nilai ketuntasan
≥ 70 sebanyak 59,55 %. Melihat dari fenomena tersebut peneliti dibantu
oleh pengamat mengadakan refleksi untuk melakukan upaya-upaya
perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.

b. Siklus I
Pada siklus ini jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan ≥ 70
sebanyak 71,50% (14 0rang) dengan nilai rata-rata 71,26 pada materi
pelajaran IPA kelas V SD. Dari data tersebut dapat dikatakan adanya
peningkatan terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pembelajaran
PAIKEM ini sudah menunjukkan keberhasilan. Dalam pencapaian ini
kiranya masih ada rasa kurang maksimal. Peneliti bersama teman sejawat
kembali mengadakan refleksi untuk mencari dan menentukan kendala
penerapan metode ini dan sekaligus cara mengatasi kendala tersebut
sehingga didapat suatu pembelajaran yang dapat memaksimalkan hasil
belajar siswa.

33
c. Siklus II
Dari refleksi pada siklus-siklus sebelumnya dan berdasarkan catatan-
catatan dari pengamat, peneliti dengan dibantu teman sejawat melakukan
upaya perbaikan pembelajaran pada silus ini. Dengan demikian
kelemahan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus ini.

Dengan demikian kelemahan dan kekurangan dalam penerapan


pembelajaran PAIKEM ini dapat diminimalisir sekecil mungkin hasil
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Peningkatan hasil belajar
siswa ini dapat dilihat dari mencapai nilai ketuntasan ≥ 80 sebanyak
81,00% (14 orang) dengan nilai rata-rata 81,00 pencapaian hasil belajar
siswa dapat meningkat dikarenakan penerapan pembelajaran PAIKEM ini
sangat efektik digunakan dalam pembelajaran sehinnga siswa dapat
langsung berinteraksi dengan materi yang dipelajari yang pada gilirannya
mereka akan mampu menemukan sendiri hakekat dari apa yang
dipelajarinya.

d. Pembahasan Seluruh Siklus


Berdasarkan temuan dilapangan dan data dalam pelaksanaannya
pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
dapat dilihat dari hasil perbaikan berulang (3 siklus) didapati keaktifan
siswa dalam berinteraksi dengan materi pelajaran dan dapat memecahkan
masalah yang dihadapinya dengan langsung melihat dan
mempraktekannya akan lebih memotifasi semangat belajar siswa dan
dapat memunculakn ide-ide yang kreaktif dan inofatif dalam
pelaksanaannya.

34
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarakan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan hal-hal


sebagai berikut :

1. Pembelajaran aktif, inovatif, kreaktif, efektif, dan menyenangkan


(PAIKEM), adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik melakukan kegiatan (proses belajar) yang beragam untuk
mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman berbagai sumber
dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya
pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan efektif.
2. Aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan merupakan salah satu
model pembelajaran yang ideal.
3. Dengan metode pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAIKEM), siswa dapat mendapatkan ide-ide sendiri
dalam pembelajaran berlangsung dengan pendekatan lingkungan sekitar.
4. Dampak positif dari diterapkan model PAIKEM yaitu siswa dapat terpacu
sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada dilingkunagnnya.
Seandainya kita renungi empat pilar pendidikan yakni learning to know
(belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati
dirinya), learning to do (belajar untuk mengerjakan sesuatu), dan
leaarning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan
melalui pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang dikemas
35
sedikian rupa oleh guru, agar supaya pembelajaran tersebut dapat
terlaksana sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengembangan visi dan misi diatas maka dapat


penulis disimpulkan bahwa pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif,
inovatif, kreaktif, efektif, dan menyenangkan) salah satu metode
pembelajaran berbasis lingkungan. Dengan demikian selama proses
pembelajaran akan mengajak siswa lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.

B. SARAN

Dari hasil pemikiran diatas maka dapat disarankan bahwa :

1. Dalam rangka memberdayakan kemampuan bernalar siswa, para guru


dapat mempertimbangkan untuk menerapakan model PAIKEM dan
memvariasikannya dalam pelaksaannya sesuai kebutuhan.
2. Pendekatan ini bisa diujicobakan pada pembelajaran bidang-bidang lain,
tidak hanya sains atau ilmu sosial. Sebagai contoh, dari sudut pandang
peserta didik, bahasa tumbuh dari lingkungan sosial yang dijalaninya.
3. Dengan demikian pembelajaran bahasa perlu diawali dari lingkungan
sosial peserta didik, dengan mengangkat isu hangat dilingkungannya
sebagai konteks pembelajaran, ataupun dengan memilih budaya atau cara
berbahasa yang tumbuh dilingkungan sosial peserta didik sebagai titik
aawal proses pembelajaran.

Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses


pembelajaran, pelaksaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,
dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efesisn. Dalam hal ini guru tertantang dan
harus mampu untuk dapat memberlangsungkan pembelajaran yang Aktif,
Inovatif, Kreaktif , Efektif, sekaligus Menyenangkan (PAIKEM).

36
DAFTAR PUSTAKA

Hatimah ihat, pembelajaran berwawasan kemasyarakatan, jakarta 2008.


Wahyudi dinn, pengantar pendidikan, Jakarta UT 2009.
Igak mardhini, penelitian tindakan kelas, Jakarta UT 2009.
Satori djaman, profesi keguruan, Jakarta UT 2009.
Taufik agus, pendidikan anak di SD, Jakarata UT 2009.
Ari kunto, Suharsimi, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Yogyakarta Bina aksara
2003.
Herianto Nur, Stastistika dasar, Jakarta UT 2008.
Tim DBE2. 2007. Pengenalan pembelajaran Efektif Dalam Mata Pelajaran
Pokok. Jakarta.
The Citykids Foundation. Teori dan Strategi Pengajaran Pembelajaran Dalam
Mereka Bentuk Perisaian Kursus. Malaysia, 23,2007
Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar : dari
Sentralisasi menuju Desentralisasi. Jakarta :Bumi Aksara.
Anonimous. 2005. Pembelajaran Aktif. Buletin P & P, Versi Elektronik, Edisi 3
(April-Jun 2005
Edger Dale. 1969. Audio-Visual Methos in Teaching (3 rd edition) Holt, Tinehart
and Winston, 1969
Tim DBE2. 2007. Pengenalan pembelajaran efektif Dalam Mata Pelajaran Pokok.
Jakarta.
Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta : depdikNas BSNP. 2007.
37
Standar Nasional Pendidikan Indonesia untuk Satuan Pendidikan Dasar dna
Menengah. Bafadal, Ibrahim. 2003.
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar : dari Sentralisasi Menuju
Desentralisasi. Jakarta : Bumi Aksara

Lampiran 1
Kesediaan Sebagai Supervisor 2 Dalam penyelenggaraan PKP

Kepada
Kepala UPBJJ – UT 012 MEDAN
di Medan
Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa :
Nama : ALUIZARO HULU, S. Pd
NIP : 19601224 198102 1 001
Unit Kerja : Kantor UPT. Dinas Pendidikan
Kecamatan Alasa
Alamat : Desa Ombolata
Telepon/HP : 085261723010

Menyatakan bersedia sebagai supervisor II untuk membimbing dalam pelaksanaan


PKP atas :
Nama : MARSELINA HULU
NIM : 821543894
Program Studi : S – 1 PGSD
Tempat Mengajar : SD N. 076076 Banua Sibohou I
Alamat Sekolah : Desa Banua Sibohou I
Telepon/HP : 085373233868
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Alasa, Mei 2014


Mengetahui

38
Kepala Sekolah Supervisor 2,

YOHANES HULU ALUIZARO HULU, S. Pd


NIP. 19680404 2000003 1 005 NIP. 19601224 198102 1 001

Lampiran 2

FORMAT PERENCAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN IPA


DI KELAS V SD

Fakta/Data pembelajaran Guru masih melaksanakan proses


yang terjadi di kelas V SD pembelajarankonseksional belum menggunakan
strategi belajar mengajar yang maksimal
Identifikasi Masalah Adapun masalah yang perlu diteliti adalah hasil
belajar siswa rendah pada Pelajaran IPA di Kelas V
SD N. No 076076 Banua Sibohou I
Analisis Masalah - Guru banyak menggunakan metode ceramah
- Penyampaian materi yang banyak
menggunakan ferbalisme
- Penggunaan alat peraga dan metode mengajar
yang belum maksimal
Alternatif dan prioritas Peneliti menggunakan metode PAIKEM dalam
pemecahan masalah memberhasilakn prestasi belajar siswa
Rumusan masalah Apakah dengan menggunakan metode pendekatan
PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V SDN. No. 076076 Banua Sibohou I

39
RENCANA PERENCANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SD N. No. 076076


Banua Sibohou I
Kelas/Semester : V/II
Mata Pelajaran : IPA
Pertemuan ke : 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 1 x 35 Menit

I. Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya


melalui kegiatan membuat
suatu karya/model
II. Kompetensi Dasar : 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat
cahaya
III. Indikator : 6.1.1. Menjelaskan hubungan cahaya
dengan penglihatan
6.1.2. Mengelompokkan benda-
benda sumber cahaya dan
benda gelap
IV. Tujuan pembelajaran siswa : Siswa dapat
- Menjelaskan arti cahaya melalui
penglihatan

40
- Mengelompokkan benda-benda
sumber cahaya dan benda gelap
V. Materi ajar : Mengenal sumber-sumber cahaya
VI. Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab
VII. Model Pembelajaran : PAIKEM

41

Anda mungkin juga menyukai