PEMBAHASAN
Setelah membahas tentang tinjauan teoritis Athritis Gout baik medis maupun konsep
keperawatan, dan laporan kasus pada warga binaan sosial (WBS) maka ditemukan beberapa
1. Faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
2. Jenis kelamin dan umur : Prosentase Pria : Wanita yaitu 2 : 1 pria lebih beresiko terjadinya
asam urat yaitu umur (30 tahun keatas), sedangkan wanita terjadi pada usia menopouse (50-
60 tahun).
3. Berat badan : Kelebihan berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan gout
berkembang karena ada jaringan yang tersedia untuk omset atau kerusakan, yang
menyebabkan kelebihan produksi asam urat.
4. Konsumsi alkohol : Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan hiperurisemia, karena
alkohol mengganggu dengan penghapusan asam urat dari tubuh.
5. Diet : Makan makanan yang tinggi purin dapat menyebabkan atau memperburuk gout.
Misalnya makanan yang tinggi purin : kacang-kacangan, rempelo dll.
6. Obat-obatan tertentu
Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk mengembangkan hiperurisemia
dan gout. Diantaranya golongan obat jenis diuretik, salisilat, niasin, siklosporin, levodova.
1.) Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui
penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
2.) Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya
penyakit lain. ( Smeltzer, 2001).
69
70
1. Klasifikasi
Menurut teori, Athritis Gout muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing
f. The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure membuat suatu klasifikasi baru yaitu :
Tidak minum obat antihipertensi dan tidak sakit akut. Apabila tekanan sistolik dan
diastolik turun dalam kategori yang berbeda, maka yang dipilih adalah kategori yang
lebih tinggi. berdasarkan pada rata-rata dari dua kali pembacaan atau lebih yang
dilakukan pada setiap dua kali kunjungan atau lebih setelah skrining awal. (Smeltzer,
2001).
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh
pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg
didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan
tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90
mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
(Price, 2005)
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih,
tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran
normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya
usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus
meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60
tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis. (Price, 2005)
Disamping itu juga terdapat hipertensi pada kehamilan (pregnancy-induced
hypertension/PIH) PIH adalah jenis hipertensi sekunder karena hipertensinya reversible
setelah bayi lahir. PIH tampaknya terjadi akibat dari kombinasi peningkatan curah
jantung dan TPR. Selama kehamilan normal volume darah meningkat secara drastis. Pada
72
B. Pengkajian
langsung mencari pengobatan atau menunggu hingga penyakit tersebut mengganggu aktivitas
pasien.
a. Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien (pagi, siang dan malam)
b. Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, Apakah ada mual muntah, pantangan atau alergi
d. Tanyakan Apakah klien kerap kali mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang
3. Pola eliminasi
c. Adakah kasus dalam proses miksi dan defekasi, adakah penggunaan alat bantu buat miksi
dan defekasi.
b. Kekuatan Otot :Biasanya klien tak ada kasus dengan kekuatan ototnya karena yang
b. Kasus Pola Tidur : Tanyakan Apakah terjadi kasus istirahatatautidur yang berhubungan
c. Bagaimana perasaan klien sesudah bangun tidur? Apakah merasa segar atau tidak?
c. Kaji tataran anxietas klien berlandaskan ekspresi wajah, nada bicara klien. Identifikasi
f. Kaji nyeri : Gejalanya yaitu muncul gatal-gatal atau bercak merah pada kulit.
a. Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri, Apakah kejadian
b. Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, Apakah merasa cemas, depresi atau takut
b. Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien seperti: pasangan, teman, dll.
c. Tanyakan Apakah ada kasus keluarga berkenaan dengan perawatan penyakit klien
74
d. Pola seksualitasataureproduksi
f. Tanyakan kapan klien semenjak menopause dan kasus kesehatan terkait dengan
menopause
a. Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS ( financial atau perawatan diri )
b. Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien menangani kecemasannya
(mekanisme koping klien ). Apakah ada penggunaan obat buat penghilang stress atau klien
Tanyakan agama klien danApakah ada pantangan-pantangan dalam beragama serta seberapa
taat klien menjalankan ajaran agamanya.Manusia yang dekat kepada Tuhannya lebih
berfikiran positif.
Berdasarkan pengkajian dari 20 WBS dengan Hipertensi dan Athrtis Gout didapatkan
1. Sistem Muskuloskeletal
Dari 20 WBS dengan hipertensi dan atritis gout mengatakan lutut sering sakit dan kram
sehingga mengganggu dalam bergerak sedangkan 5 WBS lainnya tidak mengeluh nyeri pada
dengan bantuan maksimal, sebanyak 24 (62%) WBS mampu melakukan aktivitas dengan
Semua WBS mengatakan sudah bisa menerima keadaan dirinya sekarang dengan kondisi
Dari 5 WBS mengatakan sering gatal-gatal dan tidak nyaman Tampak lesi kering bekas
garukan dan alergi pada ekstremitas, leher, dan bokong dari semua WBS tampak turgor
kulit menurun . kuku semua WBS dalam 1 bulan terakhir belum memotong kukunya
tampak kotor,dan panjang. Mulut 6 WBS mengatakan menggosok gigi setelah mandi
Tampak semua WBS memiliki gigi yang tidak utuh lagi
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang tidak diangkat oleh kelompok yaitu pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
penurunan ekspansi paru akibat oedem paru, gangguan perfusi serebral berhubungan dengan
penurunan suplai oksigen otak, penurunan curah jantung berhubungan dengan Peningkatan
afterload, vasokontriksi pembuluh darah, nyeri akut / kronis berhubungan dengan peningkatan
tekanan vascular serebral dan iskemia miokard, kelebihan volume cairan berhubungan dengan
edema, intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan umum dan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen, gangguan persepsi sensori : penglihatan berhubungan
dengan penekanan saraf optikus, risiko cedera berhubungan dengan penurunan kesadaran ,
penglihatan ganda (diplopia) tidak diangkat karena tidak ditemukan gejala klinis dan data
penunjang mengenai diagnosa tersebut.
D. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan dilakukan berdasarkan kriteria hasil NOC dan intervensi NIC.
Untuk diagnosa nyeri akut, hambatan mobilitas fisik, dan Kesiapan meningkatkan perawatan diri
E. Implemetasi Keperawatan
F. Evaluasi
Untuk diagnosa belum teratasi karena setelah kelompok melakukan implementasi tentang
manajemen nyeri, maka didapatkan bahwa terdapat 19 WBS mengatakan nyeri yang
dirasakan sudah berkurang bahkan ada 1 WBS juga yang mengatakan nyeri dan kram sudah
Untuk diagnosa ini belum teratasi karena 5 WBS belum bisa mempraktekan cara berjalan
dengan benar karena terdapat keterbatasan fisik dengan 3 WBS mengalami atritis gout, 1