Pertanian Dan Kehidupan Manusia
Pertanian Dan Kehidupan Manusia
A. Kompetensi Dasar
Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan pentingnya pertanian bagi
kehidupan dan sejarah pertanian
B. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pentingnya pertanian sebagai kehidupan
manusia
2. Mahasiswa dapat menjelaskan pertanian sebagai kebudayaan pertama
manusia
3. Mahasiswa dapat menguraikan ketergantungan kehidupan pada sumber
hayati
4. Mahasiswa dapat menjelaskan sejarah pertanian
D. BAHAN BACAAN
1. Adiwilaga, A. 1980. Ilmu Usahatani. Penerbit Alumni. Bandung
2. Aisyah D. Suyono dan Suyono M. 2005. Metode dan Teknik Analisis Tanah
Pertanian. Uvula Press. Bandung
3. Amintakusumah, K. 1985. Pengantar Ilmu Pertanian. Fakultas Pertanian
Universitas Padjajaran
4. Badan Ketahanan Pangan. 2006. Kebijakan Umum Ketahanan Pangan
5. Mosher, A.T.. 1966. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Terjemahan.
Penerbit CV. Yasaguna. Jakarta.
6. Mubyarto, 1976. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit LP3ES. Jakarta
7. Nurmala, T. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta
3. Sejarah Pertanian
Sejarah pertanian berkaitan dengan perkembangan peradaban
manusia. Pada zaman dahulu kehidupan manusia tergantung pada
berburu dan mengumpulkan bahan makanan. Didalam kepustakaan kuno
terdapat cerita bahwa penemu kegiatan pertanian ialah Kaisar Cina Shen
Nung. Rakyat kaisar Shen Nung yang hidup 100 abad yang lalu di lembah
sungai Kuning, pada mulanya hidup dari berburu hewan dan
mengumpulkan buah-buahan, bebijian dan kekacangan. Akan tetapi
setelah rakyatnya bertambah banyak, lingkungannya tidak dapat
memberikan hasil alam yang cukup untuk mendukung kehidupan sehingga
terjadi kelaparan. Ketika ia melihat rakyatnya senang makan daging sapi
dan ayam, ia mencetuskan gagasan membuat suatu alat pengolah tanah
dari sebilah kayu yang ditajamkan dan ditempelkan pada suatu tongkat.
Itulah model bajak yang pertama dan dengan bajak itu ia menyuruh
rakyatnya mengolah tanah dan bertanam jawawut sebagai bahan
makanan rakyatnya dan makanan sapi dan ayam. Itulah permulaan
adanya pertanian, dan beralihnya kebudayaan dari zaman Batu Lama atau
Paleolitikum ke zaman Batu Baru atau Neolitikum yang ditandai dengan
pertanian yang menetap.
Perkembangan ekosistem pertanian yaitu :
a. Pengumpul makanan
- Karakter pengumpul makanan
- Alam masih mendukung populasi manusia, artinya taraf kerusakan
lebih rendah dari pemulihan
- Keluarga kecil karena ada pengendalian populasi
- Ada dominasi sumber daya tunggal di ekosistem alam
b. Pertanian berpindah
1. Masa transisi
2. Era mesolitik
Karakter pertanian berpindah (masa transisi/era mesolitik);
transisi antar masa pengumpul makanan ke pertanian
menetap :
- Menggunakan alat pertanian dari batu dan bercocok tanam
beberapa jenis tanaman
- Berkembangnya masyarakat pra pertanian (menetap, bercocok
tanam dan beternak)
- Jumlah anggota masyarakat kecil
- Tidak ada akumulasi pangan
- Kesehatan masyarakat cukup baik
c. Pertanian menetap-subsistem
- Karakter pertanian menetap subsistem
- Tidak ada kenaikan produksi (1 ton sereal/ha) sehingga hanya
cukup untuk menyambung hidup keluarga saja
- Penggunaan lahan lebih intensif (2 kali rotasi tanaman)
- Daya dukung lahan menjadi rendah
- Pupuk bersumber dari bahan organik
d. Livestock farming
- Pemicu revolusi pertanian: perubahan cara hidup dari berburu
makanan menjadi bercocok tanam secara menetap
- Ekstensifikasi pertanian
- Hewan dijinakkan dan diternakkan
- Tenaga kerja berharga
e. Pertanian industri
Menurut Terra yang dikutip oleh Kaslan Tohir (1983) dalam garis
besarnya cara-cara orang Indonesia memanfaatkan alam dalam
kegiatan pertanian adalah sebagai berikut :
1. Orang hanya mengumpulkan hasil dari hutan, padang rumput
dan perairan umum, belum mengenal pertanian secara
sesungguhnya
2. Penduduk yang sudah menanam tanaman secara sederhana.
3. Penduduk yang hanya melakukan perladangan berpindah-
pindah
4. Golongan penduduk yang sudah mulai membentuk perumahan.