Dosen Pengampu :
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah “Pencegahan & Penanganan Kekurangan
Vitamin, Anemia, Dan Cacingan" tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan hambatan
yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat bimbingan dari dosen
pembimbing, kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran
dan dapat menambah pengetahun para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapakn
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan doa.
Tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan, dan doa. Tidak lupa pula kami mengharapkan kritik dan
saran untuk memperbaiki makalah ini, mengingat banyaknya kekurangan dalam penulisan
makalah ini.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
C. Tujuan ........................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Vitamin ......................................................................................................................... 5
1. Pengertian Vitamin ................................................................................................. 5
2. Fungsi Vitamin Secara Umum ............................................................................... 5
3. Macam-Macam Vitamin ......................................................................................... 5
4. Masalah Akibat Kekurangan Vitamin .................................................................... 7
5. Pencegahan Dan Penanganan Kekurangan Vitamin .............................................. 7
B. Anemia ......................................................................................................................... 8
1. Pengertian Anemia ................................................................................................. 8
2. Penyebab Anemia ................................................................................................... 8
3. Gejala Anemia ........................................................................................................ 8
4. Pencegahan Primer Pada Anemia ........................................................................... 9
5. Pencegahan Sekunder Pada Anemia ...................................................................... 9
6. Pengobatan Anemia .............................................................................................. 10
C. Cacingan ..................................................................................................................... 10
1. Pengertian Cacingan ............................................................................................. 10
2. Jenis Cacingan ...................................................................................................... 10
3. Penyebab Cacingan .............................................................................................. 10
4. Pencegahan Cacingan ........................................................................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masalah gizi dapat menimbulkan suatu tidak seimbangnya tubuh manusia dan dapat
menimbulkan penyakit lainya. Masalah gizi adalah masalah Kesehatan masyarakat. Namun
penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan
Kesehatan saja Penyebab timbulnya masalah gari adalah multi faktor, karena itu pendekatan
penanggulangan harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.
Kekurangan vitamin, anemia, dan cacingan adalah suatu kondisi yang dialami oleh
seseorang yang mengalami malnutrisi, tentunya dari masalah-masalah tersebut diperlukan
penanganan dan pengobatan untuk menanggulangi masalah menyebabkan resiko yang lebih
besar
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian vitamin?
2. Apa saja yang menimbulkan akibat kekurangan vitamin?
3. Bagaimana cara pencegahan dan penanganan masalah akibat kekurangan vitamin?
4. Apa pengertian anemia?
5. Apa saja masalah yang diakibatkan dan anemia
6. Bagaimana cara pencegahan dan penanganan masalah akibat anemia?
7. Apa pengertian dan cacingan?
8. Apa saja masalah yang diakibatkan dari cacingan?
9. Bagaimana cara pencenghan dan penanganan masalah cacingan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahan apa itu vitamin, akibat dan kekurangan vitamin, dan cara
pencegahan dan penanganan kekurangan vitamin
2. Untuk mengetahui apa itu anemia, akibat dari anemia, dan cam pencegahan dan
penanganan anemia.
3. Untuk mengetahui apa itu cacingan, akibat dari cacingan, dan cara pencegahan dan
penanganan cacingan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Vitamin
1. Pengertian Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organic amina berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolism setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan
oleh tubuh. Vitamin berasal dari gabungan kata bahasa latin vita yang artinya "hidup" dan
amina (anime) yang mengacu pada suatu gugus organic yang memiliki atom nitrogen (N),
karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Diketahui bahwa banyak vitamin yang
sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzimi,
vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya,
scayawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara
normal. Vitamin adalah senyawa organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah sangat
sedikit dan harus disuplai dari makanan karena tubuh tidak dapat menyintesisnya. Vitamin
merupakan zat makanan yang berguna untuk memperlancar semua proses yang terjadi di
dalam tubuh. Suatu vitamin menunjukkan satu fungsi metabolik khusus.
2. Fungsi Vitamin Secara Umum
Vitamin memiliki spesifik di dalam tubuh dan adapat pula memberikan manfaat
Kesehatan Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu
penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan
ini diabaikan maka metabolism di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak
dapat digantikan oleh senyawa lain. Disamping itu, asupan vitamin juga tidak boleh
berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolism pada tubuh.
Fungsi vitamin secara umum berhubungan erat dengan fungsi enzim, terutama
vitamin vitamin kelompok. Vitamin dapat berperan secara bersama-sama dalam mengatur
fungsi tubuh yaitu memacu dan memelihara pertumbuhan. Reproduksi, Kesehatan dan
kekuatan tubuh, stabilitas sistem syaraf, selera makan, pencernaan, penggunaan zat-zat
makanan lainnya.
3. Macam-Macam Vitamin
Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu
vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.
1) Vitamin yang larut dalam air
a. Vitamin B
Secara gologan vitamin B berperan penting dalam metabolism di dalam tubuh,
terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal terkait dengan perunannya di
dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan lagu reaksi
metabolism tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang
tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah
5
merah (eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayur
sayuran hijau
b. Vitamin C
Buah jeruk, terkenal atas kandungan vitamin C-nya yang tinggi Vitamin C (asam
askorbat) banyak memberikan manfaat bagi Kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh,
vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein
penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya.
6
4. Masalah Akibat Kekurangan Vitamin
1) Vitamin yang larut dalam air
Avitaminosis pada vitamin B
Penyakit yang menyerang seseorang akibat karena kekurangan vitamin B adalah
penyakit beri-beri, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering, dan
bersisik, menurunnya daya tahan tubult, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan
tubuh mengalami kekejangan, kemm otot, gangguan sistem pencemaan, muntah-
muntah, mual, anemia (kekurangan darab), mudah Lelah lesuh, dan iritasi kulit.
Avitaminosis pada vitamin C
Kekurangan vitamin C pada seseorang akan menyebabkan gusi berdarah dan nyeri
pada persendian
7
f. Dan setidaknya menerapkan PHBS dan 4 sehat 5 Sempurna
B. Anemia
1. Pengertian Anemia
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal Anemia adalah berkurangnya hingga
di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobi dan volume packed red bloods
cells (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu
diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau
gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan
melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
2. Penyebab Anemia
Anemia umumnya disebabkan oleh pendarahan kronik. Gizi yang buruk atau
gangguan penyerapan nutrisi oleh usus. Juga dapat menyebabkan seseorang mangalami
kekurangan darah. Demiakian juga pada wanita hamil atau menyusui, jika asupan zat besi
berkurang, besar kemungkinan akan terjadi anemia. Perdarahan saluran pencemaan,
kebocoran pada saringan durah di ginjal, menstruasi yang berlebihan, serta para pendonor
darah yang tidak diimbangi dengan gizi yang baik dapat memiliki risiko anemia.
Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan darah. Pada saat terjadi
pendarahan. yang hebat, mungkin gejala anemia belum tampak transfuse darah merupakan
tindakan. penanganan terutama jika terjadi pendarahan akut. Pendarahan tersebut baisanya
tidak di sadari. Pengeluaran darah biasanya berlangsung sedkit demi sedikit dan dalam
waktu yang lama. Berikut ini tiga kemungkinan dasar penyebab anemia:
1) Pengahancuran sel darah merah yang berlebihan.
Bisa disebut anemi kemolitik, muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih
cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari), Sumsum tulang
penghasil sel darah merah
2) Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena pendarahan berlebihan,
pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan darah.
3) Produksi sel darah merah yang tidak optimal. Ini terjadi saat sumsum tulang tidak
dapat membentuk sel darah merah dalam jumlah cukup. Ini diakibatkan infeksi
virus, paparan terhdap kimia beracun atau obat-obatan.
3. Gejala Anemia
Gejala yang seringkali muncul pada penderita anemia di antaranya:
Lemah, letih, lesu, mudah Lelah dan lunglai
Wajah tampak pucat
Mata berkunang-kunang
Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa.
Sering sakit
8
Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit pucat atau berkurangnya
warna merah muda pada bibir dan bawah kuku. Perubahan ini dapat terjadi perlahan-
lahan sehingga sulit disadari
Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah merah, maka terdapat
gejala lain seperti jaundice, warna kuning bagian putih mata. Pembesaran limpa dan
warna urin seperti teh.
4. Pencegahan Primer Pada Anemia
a. Pendidikan
Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi
melalui makanan komsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping yang
menganggu sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Agar
mengerti harus diberikan. pendidikan yang tepat misalnya tentang bahaya yang
mungkin terjadi akibat ameria, dan haras pula diyakinkan bahwa salah satu
penyebab anemia dalah defisiensi zat besi.
b. Pola istirahat
Mengacu pada kegiatan aktifitas yang mengakibatkan tubuh mengalami beresiko
terkena
anemia. Menghindari kondisi dimana tubuh mengalami gangguan pembentukan sel
darah merah dan istirahat yang di anjurkan adalah minimal 8 jam per hari
c. Pola hidup
Menjaga agar setidaknya jumlah hemoglobin dalam entrosit. Kekurangan
hemoglobin ini menyebabkan kemampuan darah mengikat oksigen berkurang
d. Pola aktivitas
Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis
eritrosit, antara lain zat besi, vitamin B12 dan asam folat
e. Melakukan test laboratorium
Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan antara anemia
biasa dengan anemia pernicious
5. Pencegahan Sekunder Pada Anemia
a. Pengawasan penyakit infeksi
Pengobatan yang efektif dan tepat waktu dapat mengurangi dampak gizi yang tidak
diingini. Meskipun jumlah episode penyakit tidak berhasil dikurangi pelayanan
pengobatan yang tepat telah terbukti dapat menyusutkan lama serta beratnya infeksi.
Tindakan yang penting dilakukan selama penyakit berlangsung adalah mendidik
keluarga penderita tentang cara makan yang sehat selarna dan sesudah sakit.
Pengawasan penyakit infeksi memerlukan upaya Kesehatan perorangan.
b. Tranfusi darah
Suatu tindakan medis yang bertujuan mengganti kehilangan darah pasien. Darah yang
tersimpan didalam kantong darah dimasukkan ke dalam tubuh melalui selang infus.
c. Pemberian tablet atau suntikan zat besi
Pemberian tablet tambah darah pada pekerja atau lama suplementasi selama 3-4
bulan. untuk meningkatkan kadar hemoglobin, karena kehidupan sel darah merah
hanya sekitar 3 bulan atau kehidupan eritrosit hanya berlangsung selama 120 hari,
9
maka 1/20 sel eritrosit harus diganti setiap hari atau tubuh memerlukan 20 mg zat besi
per hari.
d. Melakukan test laboratorium
Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan anatara anemia
biasa dengan anemia pernicious
6. Pengobatan Anemia
Perlu diketahui, anemia hanyalah sebuah gejala dan menemukan penyebabnya adalah
langkah penting dalam penanganan anemia. Pada dasarnya pengobatan akan disesmikan
dengan penyebab terjandinya anemia.
C. Cacingan
1. Pengertian Cacingan
Penyakit cacingan merupakan parasit yang tumbuh di dalam tubuh manusia dan mengganggu tubuh
manusia tersebut, akibatnya adalah semua nutrisi yang masuk ke dalam tubuh manusia itu terserap
oleh parasite cacing tersebut. Oleh sebab itu, para orang tua perlu mengetahui apa saja cacingan yang
dapat membahayakan anak.
2. Jenis Cacingan
Selama ini orang mengira penyakit cacingan hanya satu jenis saja, namun ternyata
cacingan terdiri dari tiga jenis. Beikut penyakit cacingan yang harus diketahui:
Cacing Kremi
Jenis penyakit cacing kremi sering dialami oleh anak-anak. Cacing ini memiliki
ukuran yang kecil, yaitu sekitar seperempat inci. Cacing in hisa menginfeksi usus
anak, namun tidak akan menimbulkan gejala sehingga anak-anak tidak meyadarinya.
Cacing Pita
Cacing ini menyerang kaum dewasa, cacing pita biasanya dijumpai pada sejumlah
daging babi
Cacing Gelang
Penyakit cacingan yang disebabkan oleh cacing gelang bisa menembus pori-pori kulit
dan bisu hidup di apru-paru. Jangan anggap remeh cacing gelang, hal itu dikarenakan
penyakit cacing gelang bisa menimbulkan gejala yang lainnya dalam tubuh
3. Penyebab Cacingan
Yang harus diperhatikan adalah cacingan yang biasanya menyerang anak-anak. Anak-anak
tidak bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan sehingga orang tualah yang harus
memberikan perhatian dan perlindungan ekstra terhadap anaknya. Berikut ini hal-hal yang
bisa menyebabkan cacingan:
1) Kurang memelihara kebersihan
Anak-anak tidak bis ajika diluruskan menjaga kebersihan, banyak anak-anak yang
merasa cuek dengan kebersihannya. Seperti setelah bermain tanah anak tidak cuci
tangan dan dia memasukkan makanan menggunakan tangannya kedalam mulut. Hal
inilah yang menjadi penyebab utama mengapa anak-anak terkena cacingan
10
2) Lingkungan yang kotor
Lingkungan yang kotor juga menjadi penyebab anak-anak terkena cacingan. Anak-
anak bisa saja bermain di lingkungan yang kotor dan mengandung cacing di dalamnya
sehingga anak-anak bisa rentan untuk terkena cacingan
4. Pencegahan Cacingan
Cara terbaik dalam mencegah agar anda tidak sampai mengalami cacingan:
Biasakan untuk selalu mandi di pagi hari (terlebih apabila mengalami infeksi cacing kremi)
Biasakan untuk membuka jendela kamar sepanjang hari, karena telur cucing sensitive
terhadap sinar matahari (terutama untuk cacing kremi)
Jagalah selalu kebersihan makanan yang dikonsumsi
Biasakan untuk selalu mengkomsumsi daging yang telah dimasak dengan sempurna
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vitamin adalah senyawa organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah sangat sedikit dan
harus disuplai dari makanan karena tubuh tidak dapat menyintesisnya, Vitamin meruapakan
zat makanan yang berguna untuk memperlancar semua proses yang terjadi di dalam tubuh.
Suatu Vitamin menunjukkan satu fungsi metabolic khusus
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah
nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobi dan volume packed red bloods cells
(hematokrit) per 100 ml darah.
Penyakit cacingan merupakan parasit yang tumbuh di dalam tubuh manusia dan
mengganggu tubuh manusia tersebut, akibatnya adalah semua nutrisi yang masuk ke dalam
tubuh manusia itu terserap oleh parasite cacing tersebut
B. Saran
Bagi pembaca dan masyarakat sebaiknya harus menjaga Kesehatan lingkungan dan
makanan serta pola makan agar memenuhi kecukupan gizi, sehingga masyarakat atau
pembaca bisa mengenali dan mencegah lebih dini masalah-masalah seperti avitaminosis,
anemia, dan cacingan.
12
Daftar Pustaka
Almatser. Sunita, 2001, Prinsip Dasar Ilmu Gizi Jakarta: Gramedia: Pustaka Utama Bherman, Richard
E. 1988. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC
Nuraini dkk. 2017. Dietetika: Penyakit Infeksi. Jakarta Selatan: Pusat Pendidikan Sumber Daya
Manusia Kesehatan.
13