Anda di halaman 1dari 27

TUGAS

TEKNIK HIDROPONIK DAN FERTIGASI


(Unsur Nutrisi Hidroponik)

Disusun Oleh:
Agung Gunawan 240110170019
Naafa Larassatie 240110170046
Hamzah Zainul Muttaqin 240110170075
Fiska Nafisah Amaliah 240110180024
Farinissa Deliana Putri 240110190014

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
UNSUR NUTRISI HIDROPONIK

1. Karbon (C)
Berikut ini merupakan rangkuman dari beberapa textbook tentang fungsi
dari unsur Karbon (C) serta pengaruhnya terhadap tanaman jika mengalami
defisiensi dan kelebihan unsur tersebut:
1.1 Textbook dengan Judul “Gardening Indoors with Soil and Hydroponics”
oleh George F. Van Patten (2008)
a. Fungsi Unsur Karbon (C)
Penambahan gas CO2 pada rumah kaca sudah terbukti dapat merangsang
pertumbuhan tanaman sebesar 30% dengan syarat parameter lainnya terpenuhi.
Ketersediaan CO2 pada tanaman akan mempengaruhi morfologinya, seperti daun
lebih tebal dan pertumbuhan batang serta cabang lebih cepat.
b. Dampak Defisiensi Unsur Karbon (C)
Kekurangan CO2 bisa menghambat pertumbuhan tanaman. Namun hal
tersebut bisa ditangani dengan menyuplai CO2 dari tangki atau melakukan
pembakaran bahan bakar yang berbasis unsur karbon (kecuali yang mengandung
sulfur dioksida dan etilen), karena pada dasarnya gas karbondioksida merupakan
hasil pembakaran.
c. Dampak Kelebihan Unsur Karbon (C)
Gas CO2 dalam jumlah sangat besar (di atas 5000 ppm) bisa menyebabkan
pusing bahkan bersifat beracun. Jumlah CO2 yang melimpah juga menyebabkan
pertumbuhan daun pesat dalam waktu relatif singkat, namun jika terjadi pada suhu
tinggi (32oC) maka bisa menyebabkan pertumbuhan terhenti. Air yang diserap
melalui akar akan dilepas ke udara melalui stomata, namun jika stomata kelebihan
CO2 maka sebagian stomata akan tertutup, sehingga proses respirasi akan
terganggu.
1.2 Textbook dengan Judul “Hydroponics - A Practical Guide for The Soiless
Grower”oleh J. Benton Jones Jr. (1930)
a. Fungsi Unsur Karbon (C)
Karbondioksida (CO2) dianggap sebagai salah satu nutrisi penting bagi
tanaman, dimana gas tersebut melakukan difusi pada stomata dan bereaksi dengan
molekul air (H2O) untuk menghasilkan energi, atau yang lebih dikenal dengan
proses fotosintesis. Gas ini banyak tersedia di alam yang berasal dari atmosfer,
dimana ketersediannya lebih dominan pada malam hari karena tanaman
melakukan respirasi dengan mengeluarkan gas CO 2. Sedangkan pada siang hari,
tanaman akan kembali menyerap CO2 dari atmosfer untuk fotosintesis, sehingga
ketersediannya di atmosfer menurun.
b. Dampak Defisiensi Unsur Karbon (C)
Kekurangan unsur karbon yang biasa diperoleh dari CO2 memiliki pengaruh
nyata terhadap menurunnya aktivitas fotosintesis, karena tanaman kehilangan
bahan bakarnya.
c. Dampak Kelebihan Unsur Karbon (C)
Kandungan gas CO2 yang terlalu banyak bisa berakibat buruk, pada
konsentrasi 200 ppm bisa membuat tanaman menjadi beracun, dan pada
konsentrasi lebih dari 5000 ppm bisa berbahaya bagi pekerja yang berada di
lingkungan tersebut. Sebagai contoh, apabila konsentrasi CO 2 berada pada angka
1000 ppm maka daun muda yang tumbuh akan memiliki sedikit stomata, dan itu
bisa berakibat pada menurunnya laju fotosintesis (akibat minimnya stomata).
1.3 Textbook dengan Judul “Hydroponics for The Home Gardener” oleh
Kenyon and Resh (2005)
Unsur karbon (C) yang terkandung dalam karbondioksida (CO2) sangat
penting untuk pertumbuhan tanaman, sebagai bahan bakar dalam fotosintesis
untuk mengubah cahaya menjadi energi. Level optimum dari kadar CO2 yang
dibutuhkan bagi tanaman yaitu 0,15%, dengan batas minimum 0,03%. Menurut
penelitian, gas karbondioksida bisa membantu pertumbuhan tanaman sebesar
25%. Untuk menyuplai kadar CO2 bagi tanaman bisa dilakukan dengan
menggunakan sebuah tangki khusus yang dilengkapi dengan pengaturan waktu
dan aliran agar tidak banyak gas yang terbuang secara percuma.

2. Hidrogen (H)
Berikut ini merupakan rangkuman dari beberapa textbook tentang fungsi
dari unsur Hidrogen (H) serta pengaruhnya terhadap tanaman jika mengalami
defisiensi dan kelebihan unsur tersebut:
2.1 Textbook dengan Judul “Gardening Indoors with Soil and Hydroponics”
oleh George F. Van Patten (2008)
a. Dampak Defisiensi Unsur Hidrogen (H)
Jika tanaman kekurangan air masih dalam batas toleransi maka
pertumbuhan tanaman masih bisa diperbaiki, namun jika sudah dalam batas tidak
wajar maka tanaman akan mengalami kehausan hingga menyebabkan tanaman
menjadi kerdil. Apabila dibiarkan dalam jangka waktu yang lama maka rambut
akar tanaman akan mengering dan tanaman mati.
b. Dampak Kelebihan Unsur Hidrogen (H)
Terlalu banyak air akan menyebabkan akar tanaman tenggelam dan
memotong pasokan oksigen. Air yang menumpuk ini bisa disebabkan oleh
buruknya sistem drainase dan “ventilasi” pada tanaman, dimana perputaran air
dan udara segar tidak terjalin dengan baik. Tanaman yang kelebihan air
mengalami gejala berupa tanaman menggulung turun dan berwarna kuning,
bahkan tak jarang ditumbuhi jamur.
2.2 Textbook dengan Judul “Hydroponics - A Practical Guide for The Soiless
Grower”oleh J. Benton Jones Jr. (1930)
a. Fungsi Unsur Hidrogen (H)
Unsur Hidrogen (H) biasanya ditemukan pada molekul air (H2O), dimana
ketersediaanya sangat penting karena berperan dalam proses fotosintesis,
meskipun pada kenyataannya hanya 5% yang diserap oleh tanaman, dan 95%
sisanya menguap saat transpirasi. Ketersediaan air juga menyeimbangkan proses
fotosintesis, karena pada dasarnya proses “masak” pada daun melibatkan cahaya
matahari yang mampu menaikkan suhu pada daun, dan disitulah peran air, dimana
air akan bereaksi dengan energi panas dan menguap (transpirasi), tujuannya untuk
menetralkan suhu daun agar laju fotosintesis tidak terhambat. Kandungan nutrisi
pada tanaman juga dapat terlihat dari jumlah serapan air, karena unsur hara
terlarut dalam air.
b. Dampak Defisiensi Unsur Hidrogen (H)
Bentuk tanaman sangat dipengaruhi oleh kandungan air yang ada di
dalamnya. Tanaman yang kekurangan H2O akan mengalami layu, kehilangan
bentuk, bahkan mati.
c. Dampak Kelebihan Unsur Hidrogen (H)
Jumlah air yang terlalu banyak juga tidak baik bagi tanaman, karena agar air
dapat terserap dengan baik ke akar tanaman maka kadar ion air yang mengelilingi
akar harus optimal (tidak kurang tidak lebih), serta kadar oksigen dan suhu yang
sesuai pula.
2.3 Textbook dengan Judul “Hydroponics for The Home Gardener” oleh
Kenyon and Resh (2005)
Air sangat penting bagi tanaman. Air domestik yang biasa digunakan untuk
tanaman biasanya memiliki sifat alkalinitas yang tinggi, sehingga perlu untuk
diperhatikan, bisa diakali dengan melakukan pemanenan air hujan untuk pasokan
air tanaman. Sedangkan pada beberapa kondisi, ad air yang bersifat terlalu murni
(tidak memiliki kandungan mineral), sehingga perlu ditambahkan unsur kalsium
dan magnesium. Kandungan air pada wilayah yang relatif kering biasanya
menyebabkan kebutuhan kalium menurun hingga 50%. Sebaliknya, pada wilayah
yang relative basah, memerlukan jumlah kalium dua kali lipat lebih banyak dari
biasanya agar proses fotosintesis tetap berjalan dengan semestinya.

3. Oksigen (O)
Berikut ini merupakan rangkuman dari beberapa textbook tentang fungsi
dari unsur Oksigen (O) serta pengaruhnya terhadap tanaman jika mengalami
defisiensi dan kelebihan unsur tersebut:
3.1 Textbook dengan Judul “Gardening Indoors with Soil and Hydroponics”
oleh George F. Van Patten (2008)
a. Fungsi Unsur Oksigen (O)
Oksigen merupakan unsur penting yang harus terlarut dalam larutan nutrisi
pada sistem hidroponik, karena membantu akar dalam penyerapan nutrisi. Udara
yang mengandung oksigen juga mampu mencegah pertumbuhan hama dan jamur
berbahaya, karena mereka tidak dapat mendarat pada tanaman saat pergerakan
udara stabil. Udara segar yang dikirim pada tanaman mampu memastikan tanaman
tumbuh lebih cepat karena kadar CO2 terpenuhi.
b. Dampak Defisiensi Unsur Oksigen (O)
Apabila tanaman digenangi air dalam jumlah banyak dan kekurangan
oksigen maka akan berada dalam fase jenuh dan kesulitan menyerap unsur hara.
Selain itu, saat tanaman tidak mendapat suplai oksigen (dari CO 2) dalam jumlah
optimal, maka akan menyebabkan stomata mengalami sesak yang berakibat fatal
pada pertumbuhan tanaman.
c. Dampak Kelebihan Unsur Oksigen (O)
Tanaman umumnya menghasilkan udara bagi lingkungan, namun apabila
udara tersebut tertinggal bisa menyebabkan udara menjadi lembab dan
menyebabkan pertumbuhan terhenti akibat kerja stomata terganggu (transpirasi
buruk).
Udara menjadi salah satu faktor utama pertumbuhan tanaman, maka
ketersediaan udara bersih dan segar harus diperhatikan. Sebagai contoh, dalam
greenhouse akan lebih baik jika dilengkapi dengan kipas angin ventilasi untuk
mengeluarkan udara dari dalam sehingga tidak lembab dan pengap karena
sirkulasi terus terjadi, sehingga pasokan udara segar selalu terpenuhi.
3.2 Textbook dengan Judul “Hydroponics - A Practical Guide for The Soiless
Grower”oleh J. Benton Jones Jr. (1930)
a. Fungsi Unsur Oksigen (O)
Aerasi merupakan faktor yang penting bagi pertumbuhan tanaman, dan
aerasi erat kaitannya dengan ketersediaan oksigen. Oksigen juga sangat penting
untuk pertumbuhan fungsi sel. Tingkat oksigen yang tersedia pada ruang pori
akan membantu pertumbuhan akar dan rambut akar. Perlu diingat, bahwa untuk
memastikan akar tumbuh dengan sehat dan berfungsi dengan baik, maka harus
memperoleh suplai O2 secara kontinyu.
b. Dampak Defisiensi Unsur Oksigen (O)
Jika pada tanaman kekurangan atau bahkan tidak tersedia oksigen, maka
akan menyebabkan kerusakan atau bahkan kematian pada tanaman. Karena proses
respirasi membutuhkan ketersediaan oksigen, jika tidak, maka penyerapan ion
akan berhenti dan akar tanaman mati.
c. Dampak Kelebihan Unsur Oksigen (O)
Kelebihan oksigen dikhawatirkan akan menyebabkan akar tumbuh dengan
ukuran yang lebih besar dari seharusnya. Besarnya massa akar belum tentu
menjamin pertumbuhan keseluruhan tanaman, justru dikhawatirkan bisa
menimbulkan dampak buruk bagi tanaman itu sendiri.
3.3 Textbook dengan Judul “Hydroponics for The Home Gardener” oleh
Kenyon and Resh (2005)
Tanaman memerlukan udara untuk “bernapas”, dan melalui sistem
hidroponik larutan nutrisi yang mengandung oksigen disirkulasikan secara merata,
hal tersebut sangat berguna untuk percepatan tumbuh dari tanaman itu sendiri
karena udara tersedia bebas di sekitar tanaman. Setiap tanaman pada umumnya
merupakan “bengkel alami” yang menyusun kandungan organik dalam tubuhnya,
dan untuk menunjang proses tersebut, air dan udara memberikan pengaruh
sebanyak lebih dari 97%, kemudian sisanya adalah nutrisi. Dapat dilihat bahwa
udara yang mengandung unsur oksigen mempunyai pengaruh sangat besar bagi
kelangsungan hidup tanaman. Tanaman melakukan dua proses utama selama masa
tumbuhnya, yaitu osmosis dan fotosintesis. Osmosis merupakan proses
pengambilan air dan mineral melalui akar, sedangkan fotosintesis merupakan
perubahan air ke dalam jaringan tumbuhan dengan bantuan cahaya dan atmosfer.
Berdasarkan dua proses tersebut, bisa disimpulkan bahwa oksigen yang
terkandung dalam CO2 dan H2O merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan
tanaman selama masa tumbuhnya. Melalui sistem hidroponik pula, kebutuhan
tanaman akan oksigen bisa lebih mudah terpenuhi sehingga proses aerasi sudah
terjamin.

4. Nitrogen (N)
Berikut ini merupakan rangkuman dari beberapa textbook tentang fungsi
dari unsur nitrogen (O) serta pengaruhnya terhadap tanaman jika mengalami
defisiensi dan kelebihan unsur tersebut
4.1 Textbook dengan Judul “Gardening Indoors with Soil and Hydroponics”
oleh George F. Van Patten (2008)
a. Fungsi Unsur Nitrogen (N)
Nitrogen berfungsi sebagai pengatur kemampuan tanaman dalam proses
produksi protein penting pada protoplasma dalam sel (asam amino, klorofil,
alkaloid, dll) dan juga berperan penting daalam pertumbuhan daun dan batang
(terutama dalam hal kekuatan dan ukuran).
b. Dampak Defisiensi Unsur Nitrogen (N)
Dampak defisiensi unsur nitrogen adalah daun yang lebih tua berwarna
kuning di antara urat nadi. Daun bawah yang lebih tua menjadi kuning
seluruhnya. Semakin banyak daun berwarna kuning. Daun mungkin
mengembangkan batang dan vena berwarna ungu kemerahan pada bagian bawah
daun.
c. Dampak Kelebihan Unsur Nitrogen (N)
Kelebihan nitrogen akan menyebabkan dedaunan terlalu subur yang lunak
dan rentan terhadap stres, termasuk serangan serangga dan jamur. Batang menjadi
lemah dan mudah terlipat. Jaringan transportasi vaskular rusak, dan pengambilan
air dibatasi. Dalam kasus yang parah, daun berubah warna tembaga kecoklatan,
kering, dan rontok. Akar tumbuh perlahan, dan cenderung gelap dan membusuk.
Bunga lebih kecil dan jarang.
4.2 Textbook dengan Judul “Hydroponics - A Practical Guide for The Soiless
Grower”oleh J. Benton Jones Jr. (1930)
a. Fungsi Unsur Nitrogen (N)
Nitrogen adalah penyusun utama asam amino dan protein yang memainkan
peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nitrogen mungkin
memiliki pengaruh total yang lebih besar pada pertumbuhan tanaman daripada
sebagian besar elemen penting lainnya, karena dalam rentang dari tingkat
defisiensi hingga kelebihan N sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman serta
hasil dan kualitas buah.
b. Dampak Defisiensi Unsur Nitrogen (N)
Gejala defisiensi dapat berkembang dengan cepat tetapi dapat dengan cepat
diperbaiki dengan menambahkan beberapa bentuk N yang tersedia ke media
tanam pada konsentrasi yang cukup untuk melanjutkan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman normal. Periode dengan N yang tidak mencukupi
mungkin memiliki pengaruh yang besar pada pertumbuhan, penampilan, dan hasil
akhir; efek defisiensi sangat parah pada tanaman jika terjadi selama tahap
pertumbuhan kritis.
c. Dampak Kelebihan Unsur Nitrogen (N)
Ada bahaya N berlebih sebanyak defisiensi, terutama untuk tanaman
berbuah. Kelebihan N menghasilkan tanaman subur dengan dedaunan hijau tua;
tanaman tersebut rentan terhadap serangan penyakit dan serangga serta memiliki
kepekaan yang lebih besar terhadap perubahan kondisi lingkungan. Kelebihan N
pada tanaman berbuah tidak hanya merusak set bunga dan perkembangan buah
tetapi juga menurunkan kualitas buah. Tidak mungkin mempengaruhi mutu buah
dengan menyesuaikan pasokan unsur-unsur yang berkaitan dengan sifat mutu
buah, terutama K dan B, jika kandungan N tanaman berlebih. Kelebihan N sering
kali menyebabkan kerusakan permanen pada tanaman daripada defisiensi N.
4.3 Textbook dengan Judul “Hydroponics for The Home Gardener” oleh
Kenyon and Resh (2005)
Nitrogen merupakan kandungan yang memiliki persentase teringgi pada
tanaman. Persentase tertinggi nitrogen adalah pada masa awal pertumbuhan
sebagai persentase berat kering dan akan menurun ketika uisa tanaman bertambah.
Nitrogen ini diperlukan untuk produksi daun dan pertumbuhan batang dan juga
merupakan bahan penting dalam pertumbuhan sel.
5. Phospor (P)
Berikut ini merupakan rangkuman dari beberapa textbook tentang fungsi dari
unsur phospor (P) serta pengaruhnya terhadap tanaman jika mengalami defisiensi
dan kelebihan unsur tersebut
5.1 Textbook dengan Judul “Gardening Indoors with Soil and Hydroponics”
oleh George F. Van Patten (2008)
a. Fungsi Unsur Phospor (P)
Fosfor diperlukan untuk fotosintesis dan menyediakan mekanisme bagi
energi untuk mentransfer di dalam pabrik. Fosfor — salah satu komponen DNA
dikaitkan dengan kekuatan keseluruhan, dan produksi benih. Konsentrasi fosfor
tertinggi ditemukan di ujung tumbuh akar, tumbuh tunas, dan jaringan pembuluh
darah.
b. Dampak Defisiensi Unsur Phospor (P)
Tanaman terhambat dan pertumbuhannya sangat lambat. Daun hijau
kebiruan gelap, sering dengan bercak gelap. Keseluruhan tanaman lebih kecil.
Bercak mengatasi batang daun, daun berubah menjadi ungu.
c. Dampak Kelebihan Unsur Phospor (P)
Fosfor yang berlebihan mengganggu stabilitas dan penyerapan dan
penyerapan kalsium, tembaga, besi, magnesium.
5.2 Textbook dengan Judul “Hydroponics - A Practical Guide for The Soiless
Grower”oleh J. Benton Jones Jr. (1930)
a. Fungsi Unsur Phospor (P)
Secara biokimia, P memainkan peran kunci dalam sistem transfer energi
tanaman (senyawa ikatan "energi tinggi", yaitu, adenosin trifosfat [ATP],
adenosin difosfat [ADP], dan fosfokreatin, yang melepaskan energi untuk
aktivitas metabolisme tumbuhan); dengan demikian, defisiensi P sangat
memperlambat pertumbuhan. Fosfor merupakan penyusun utama struktur asam
nukleat sekaligus sebagai komponen membran fosfolipid.
b. Dampak Defisiensi Unsur Phospor (P)
Gejala pertama defisiensi P adalah pertumbuhan yang melambat. Saat
defisiensi semakin intensif, daun yang lebih tua berwarna ungu tua. Perubahan
warna serupa juga dapat disebabkan oleh suhu dingin, baik di media perakaran
atau atmosfer sekitarnya. Karena serapan P oleh tanaman agak dipengaruhi oleh
suhu, defisiensi P sedang dengan gejala yang menyertainya dapat diinduksi oleh
suhu dingin; gejala defisiensi hilang ketika suhu kembali ke optimal untuk
pertumbuhan tanaman aktif. Kekurangan fosfor dapat dengan mudah dideteksi
melalui analisis tumbuhan; defisiensi terjadi pada sebagian besar tanaman ketika
konsentrasi daun kurang dari 0,20% bahan kering. Tes jaringan untuk P juga dapat
digunakan untuk memastikan defisiensi yang dicurigai.
c. Dampak Kelebihan Unsur Phospor (P)
Sampai saat ini, kelebihan P belum dianggap sebagai masalah umum.
Namun, penelitian terbaru menemukan bahwa kelebihan P dapat terjadi dan secara
signifikan akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Ada bukti yang terkumpul
bahwa jika kandungan P tanaman melebihi 1,00% dari berat keringnya, keracunan
P akan terjadi (Jones 1998b). Toksisitas fosfor kemungkinan besar merupakan
efek tidak langsung sebanyak itu mempengaruhi fungsi normal unsur-unsur lain,
terutama Fe, Mn, dan Zn. Gangguan dengan Zn paling mungkin terjadi pertama
kali. Kemungkinan berlebih tampaknya menjadi masalah yang lebih terkait erat
dengan budidaya yang tidak dinodai daripada tumbuh di tanah, meskipun semua
bentuk wadah yang tumbuh tunduk pada bahaya pemupukan berlebih. Di
beberapa jenis budaya media, aplikasi awal pupuk P mungkin cukup untuk
memenuhi kebutuhan tanaman tanpa perlu penambahan lebih lanjut. Pemupukan
berlebih fosfor paling sering terjadi ketika penanam menggunakan pupuk serba
guna yang mengandung P ketika tanaman hanya membutuhkan N dan / atau K.
5.3 Textbook dengan Judul “Hydroponics for The Home Gardener” oleh
Kenyon and Resh (2005)
Fosfor merupakan unsur makro dalam tanaman. Konsentrasi fosfor dalam
tanaman berkisar antara 0.50-1.00%. Kandungan fosfor akan berkurang seiring
dengan pertambahan umur tanaman. Total unsur fosfor akan bertambah ketika
proses pembentukan buah dan selanjutnya akan menurun drastis. Pada tanaman
unsur fosfor diperlukan dalam perkembangan bunga dan buah dan membantu
pertumbuhan akar yang sehat.

6. Kalium (K)
Berikut ini merupakan rangkuman dari beberapa textbook tentang fungsi
dari unsur kalium (K) serta pengaruhnya terhadap tanaman jika mengalami
defisiensi dan kelebihan unsur tersebut
6.1 Textbook dengan Judul “Gardening Indoors with Soil and Hydroponics”
oleh George F. Van Patten (2008)
a. Fungsi Unsur Kalium (K)
Kalium membantu menggabungkan gula, pati, dan karbohidrat dan sangat
penting untuk produksi dan pergerakannya. Ini meningkatkan klorofil dalam
dedaunan dan membantu untuk mengatur bukaan stomata sehingga tanaman
memanfaatkan cahaya dan udara dengan lebih baik. Kalium sangat penting dalam
akumulasi dan translokasi karbohidrat.
b. Dampak Defisiensi Unsur Kalium (K)
Gejala-gejalanya meliputi daun yang lebih tua, mengembangkan bintik-
bintik, berubah menjadi kuning tua, dan mati. Batang sering menjadi lemah dan
kadang rapuh. Kekurangan kalium menyebabkan suhu internal dedaunan naik dan
sel-sel protein terbakar atau terdegradasi.
c. Dampak Kelebihan Unsur Kalium (K)
Terlalu banyak potasium merusak dan memperlambat penyerapan
magnesium, mangan, dan bisa menjadi racun bagi tanaman.
6.2 Textbook dengan Judul “Hydroponics - A Practical Guide for The Soiless
Grower”oleh J. Benton Jones Jr. (1930)
a. Fungsi Unsur Kalium (K)
Kalium sangat penting untuk menjaga keseimbangan ion yang tepat di
tanaman dan diyakini penting untuk sintesis dan pergerakan karbohidrat. Kalium
sangat penting untuk aktivasi banyak enzim, dan kation, K +, merupakan
kontributor penting untuk potensi osmotik sel. Ini adalah elemen kunci dalam
fungsi sel pelindung stomata, karena defisiensi K mengakibatkan penutupan
stomata, yang pada gilirannya mengurangi transpirasi dan pengambilan air oleh
tanaman dan mengurangi fotosintesis.
b. Dampak Defisiensi Unsur Kalium (K)
Tanaman yang kekurangan kalium telah mengurangi turgor, mudah layu,
dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Kalium sangat aktif di dalam
tumbuhan; ion K + mudah diangkut dari jaringan yang lebih tua ke jaringan yang
berkembang, dan oleh karena itu gejala defisiensi awalnya berkembang pada daun
yang lebih tua. Ketika tingkat keparahan defisiensi meningkat, daun bagian bawah
akan mengembangkan klorosis marginal. Gejala defisiensi kalium digambarkan
sebagai daun hangus, di mana daun tampak seperti "dibakar" di sepanjang tepinya.
Pada beberapa tanaman, defisiensi K akan mengurangi kekuatan batang dan
perkembangbiakan akar.
c. Dampak Kelebihan Unsur Kalium (K)
Kalium mudah diserap oleh tanaman dan dapat terakumulasi di dalam
tanaman pada tingkat yang melebihi kebutuhan metaboliknya jika sudah tersedia
di media perakaran.
6.3 Textbook dengan Judul “Hydroponics for The Home Gardener” oleh
Kenyon and Resh (2005)
Kalium merupakan unsur anorganik yang dominan dalam tanaman yaitu
berkisar antara 1.25-3.00%. Absorpsi unsur K cukup pada masa pertumbuhan
vegetative dan menurun setelah berbuah. Beberapa tanaman membutuhkan K
cukup tinggi seperti tomat. Nilai K mempengaruhi kualitas hasil terutama pada
saat pascapanen. Dalam tanaman unsur kalium ini digunakan oleh sel tumbuhan
selama asimilasi energi yang dihasilkan oleh fotosintesis.

7. Calsium (Ca)
7.1 Textbook dengan Judul “Gardening Indoors with Soil and Hydroponics”
oleh George F. Van Patten (2008)
a. Fungsi Unsur Calsium (Ca)
Kalsium adalah kebutuhan mendasar untuk pembentukan sel pada
tumbuhan. Selain itu, kalsium diperlukan untuk pengawetan permeabilitas
membran dan integritas sel yang memastikan nitrogen dan gula memiliki aliran.
Kalsium merangsang enzim untuk membentuk sel dan dinding akar yang kuat.
Akar memerlukan kalsium saat tumbuh disetiap ujungnya.
b. Dampak Defisiensi Unsur Calsium (Ca)
Pada umumnya tumbuhan akan mengalami perubahan apabila terdapat
defisiensi unsur penyusunnya. Gejala defisiensi calcium (Ca) adalah melemahnya
batang tumbuhan disertai daun hijau yang berubah warna menjadi gelap.
Pertumbuhan tumbuhan menjadi terhambat yang menyebabkan tanaman menjadi
kerdil dan tidak maksimal saat dipanen. Gejala defisiensi mudah terdeteksi
dikondisi kelambaban yang tinggi. Kelembaban yang mencapai 100% akan
merdampak pada menutupnya stomata yang mana akan menghentikan laju
transpirasi tumbuhan.
c. Dampak Kelebihan Unsur Calsium (Ca)
Unsur Calsium yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya endapan
sulfur pada larutan yang kemudian tersuspensi menjadi agregat gumpalan yang
membuat air keruh dan menghasilkan endapan apabila sulfur dankalsium
menyatu.. kalsium yang berlebihan akanmenyebabkan defisiensi terhadap unsuk
K dan Mg.
7.2 Textbook dengan Judul “Hydroponics - A Practical Guide for The Soiless
Grower”oleh J. Benton Jones Jr. (1930)
a. Fungsi Unsur Calcium (Ca)
Kalsium adalah elemen structural utama lamella tengah dinding sel.
Fungsi utama dari calcium adalah memelihara integritas membrane. Selain itu,
digunakan pula untuk pengawetan permeabilitas membrane dan intergritasnya
didalam sel.
b. Dampak Diferensiasi Unsur Calcium (Ca)
Kekurangan calcium akan mengubah bentuk daun dan ujungnya menjadi
berwarna coklat kehitaman. Daun baru yang muncul akan mudah robek karena
margin saling menempel. Kekurangan calcium dapat menyebabkan beberapa
bentuk daun tidak dapat sepenuhnya berkembang menjadi daun normal. Secara
signifikan, calcium memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar, ketika
kekurangan unsur Ca akar akan menjadi tipis dan berwarna coklat. Efek utama
dari defisiensi Ca adalah blossom-end-rot (BER) dari buah yang sedang
berkembang. Perkembangan sel dan metabolisme tumbuhan menjadi terhambat

karena Ca yang tidak tercukupi. Defisiensi Ca disebabkan oleh


ketidakseimbangan kation dalam larutan nutrisi.
c. Dampak Kelebihan Unsur Calsium (Ca)
Kelebihan kalsium dapat menyebabkan defisiensi pada unsur lain yaitu K
atau Mg yang akan memberikan dampak lanjutan kepada pertumbuhan tanaman.
7.3 Textbook dengan Judul “Hydroponics for The Home Gardener” oleh
Kenyon and Resh (2005)
Terdapat sepuluh elemen yang harus terkandung dalam nutrisi tanaman
seperti belerang, besi, mangan, seng, tembaga, boron, magnesium, kalsium, klorin
dan molibdenum. Masing – masing dari unsur tersebut memiliki fungsi spesifik
pada pertumbuhan tanaman Calsium memiliki fungsi mendorong pertumbuhan
akar dan membantu tanaman menyerap kalium pada tanaman. Kadar kalsium yang
rendah akan menyebabkan akar kurang berkembang, daun yang lebih muda tidak
kuasa untuk bergerak, ujung daun akan keriting, tanaman akan kerdil, berwarna
gelap, dan daun – daunnya berkerut. Di sisi lain, calcium yang dipasok dalam
jumlah yang berlebihan juga dapat mengakibatkan keracunan pada tanaman.

8. Belerang/Sulfur (S)
8.1 Textbook dengan Judul “Gardening Indoors with Soil and Hydroponics”
oleh George F. Van Patten (2008)
a. Fungsi Unsur Sulfur (S)
Belarang atau sulfur merupakan penyusun penting dari berbagai macam
hormone dan vitamin (Br Sulphur) dan juga merupakan elemen penting dalam
banyak sel tumbuhan dan biji. Sulfur digunakan untuk pembentukan minyak,
respirasi, sintesis dan pemecahan asam lemak.
b. Dampak Defisiensi Unsur Sulfur (S)
Gejala yang timbul dari defisiensi unsur sulfur adalah daun muda akan
berubah menjadi hijau kekuningan, daun yang tua akan menjadi hijau pucat.
Terjadi perubahan warna pada batang daun dan tangkainya menjadi warna
keunguan, menggelap, dan mengait ke bawah. Defisiensi akut menyebabkan
semakin banyak lagi daun yang menjadi kuning. Umumnya, defisiensi kadar
belerang atau sulfur akan menyebabkan hilangnya warna hijau secara perlahan
dan menyeluruh. Defisiensi yang sangat rendah mengakibatkan bantang
memenjang berkayu dipangkalnya. pH yang terlalu tinggi menyebabkan defisiensi
belerang pada tumbuhan.
c. Dampak Kelebihan Unsur Sulfur (S)
Kandungan sulfur yang ada pada tanah umumnya tidak menyebabkan
masalah apabila EC relative rendah. Apabila nilai EC tinggi, tumbuhan akan
cenderung menyerap lebih banyak sulfur yang tersedia yang dapat menghampat
terserapnya nutrisi lain yang dibutuhkan tumbuhan. Gejala yang timbul dari akibat
kelebihan unsur sulfur adalah daun hijau tua akan memiliki ukuran yang lebih
kecil namun seragam. Ujung dan tepi daun berubah warna memberikan efek
terbakar yang cukup parah.
8.2 Textbook dengan Judul “Hydroponics - A Practical Guide for The Soiless
Grower”oleh J. Benton Jones Jr. (1930)
a. Fungsi Unsur Sulfur (S)
Belerang berperan penting untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman dalam
keluarga Leguminosae dan Cruciferae memiliki kebutuhan S yang lebih tinggi
daripada kebanyakan tanaman lainnya. Mereka mengandung sejumlah senyawa S
yang mudah dikenali dari kontribusinya terhadap bau dan rasa bagian tanaman
yang dapat dimakan. Belerang diserap oleh tumbuhan berakar sebagai SO 2- 4
anion.
b. Dampak Defisiensi Belerang (S)
Gejala defisiensi belerang sangat mirip dengan defisiensi N. Secara umum,
gejala defisiensi S muncul sebagai hilangnya warna hijau secara keseluruhan pada
tanaman daripada hilangnya warna primer pada daun yang lebih tua, yang
merupakan gejala defisiensi N yang khas.
c. Dampak Kelebihan Belerang (S)
Gejala yang ditimbulkan ketika kadar belerang terlalu tinggi adalah
dedaunan hijau tua memiliki ukuran yang kecil dan seragam dengan kondisi tepi
daun dapat berubah warna dan memberikan efek terbakar yang cukup parah.
Kondisi ini tentu tidak baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
8.3 Textbook dengan Judul “Hydroponics for The Home Gardener” oleh
Kenyon and Resh (2005)
Sulfur atau belerang pada tumbuhan secara spesifik berfungsi untuk
membantu dalam produksi energi tanaman dan meningkatkan efektivitas fosfor.
Kunci dari berhasilnya proses pertumbuhan tanaman adalah seimbangnya unsur –
unsur yang dibutuhkan didukung dengan pemberian formula dan nutrisi terbaik.
Tanaman memang membutuhkan nutrisi yang berbeda pada hari yang berbeda,
tidak mungkin untuk menentukan dengan adil apa yang dibutuhkan tanaman pada
satu waktu. Inilah mengapa penting untuk menyediakan tanaman dengan larutan
nutrisi seimbang sepanjang waktu.

9. Magnesium (Mg)
9.1 Textbook dengan Judul “Gardening Indoors with Soil and Hydroponics”
oleh George F. Van Patten (2008)
a. Fungsi Unsur Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan salah satu unsur yang penting di dalam suatu
tumbuhan. Magnesium ditemukan disetiap molekul klorofil sebagai pusat
atomnya. Klorofil ini merupakan hal yang penting untuk tumbuhan dapa
menyerap energi cahaya. Penyerapan cahaya membantu dalam proses
pemanfaatan nutrisi. Magnesium membantu enzim membuat karbohidrat dan gula
yang kemudian diubah membantu pembentukan bunga. Selain itu, magnesium
juga berfungsi untuk menetralkan pH tanah yang bersifat asam dan senyawa
beracun yang dihasilkan oleh tanaman.
b. Dampak Defisiensi Unsur Magnesium (Mg)
Gejala terjadinya defisiensi unsur Magnesium (Mg) baru dapa dideteksi
pada minggu keempat hingga keenam pertumbuhan. Terjadi perubahan warna
tulang daun menjadi kuning hingga kecoklatan disertai bintik – bintik pada daun
muda dan tua. Hal tersebut mengakibatkan daun mengering dan mati ketika
kekurangan magnesium secara ekstrim Magnesium dapat berkurang karena
pengaruh EC yang tinggi memperlambat ketersediaan Magnesium. Defisiensi
dapat diatasi dengan melakukan penyiraman dua sendok te garam Epsom
(Magnesium sulfat). Untuk hasil yang cepat dapat dilakukan penyemprotan
dedaunan dengan dua persen larutan garam epsom. Setelah kondisi membaik,
dapat dilakukan penjadwalan penyiraman sampai gejala total menghilang. Selain
itu lakukan pengontrolan suhu ruangan dan zona akar, kelembaban, pH, dan EC
dari larutan nutrisi. Pastikan zona akar selalu ternutrisi. Pertahankan suhu udara
sekitar pada 75 ° F (21 ° C) siang hari dan 65 ° F (18 ° C) pada malam hari dan
gunakan pupuk lengkap dengan jumlah magnesium yang cukup. Jaga pH tanah di
atas 6,5, pH hidroponik di atas 5,5, dan turunkan EC tinggi untuk satu minggu.
c. Dampak kelebihan magnesium (Mg)
Kandungan Magnesium (Mg) yang berlebihan pada tanaman tidak
memberikan efek yang signifikan selain menghampat penyerapan kalsium oleh
tumbuhan.
9.2 Textbook dengan Judul “Hydroponics - A Practical Guide for The Soiless
Grower”oleh J. Benton Jones Jr. (1930)
a. Fungsi Unsur Magnesium (Mg)
Mangnesium merupakan penyusun utama molekul klorofil. Klorofi
merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Magnesium juga merupakan penggerak
enzim untuk sejumlah proses transfer energi yang penting. Oleh karena itu,
kekurangan akan berdampak serius pada pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Mg bergerak didalam xylem dan floem.
b. Dampak Defisiensi Unsur Magnesium (Mg)
Dedisiensi Mg sulit apabila hal itu terjadi disaat setengah waktu musim
tanam. Defisiensi tersebut dapat terjadi karena perbedaan lingkungan yang
memicu stress fisiologis. Defisiensi dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara
K + dan Mg2 +, Ca2 + dan Mg2 +, atau NH4+ dan Mg2 +. Dari kation ini, Mg2 +
adalah paling tidak kompetitif untuk penyerapan akar. Kation Ca2 + dan Mn2 +
menunjukkan efek kompetitif pada serapan Mg2 + dan peningkatan serapan Ca2 +
memastikan konsentrasi kapasitas ion divalen cukup untuk mempertahankan
kation atau anion keseimbangan dan berfungsinya aktivitas fisiologis. Ketika Mg
kurang penyerapan Mn2 + mencegah kegagalan total dari proses biokimia transfer
energi, mencegah keruntuhan dan kematian sel tumbuhan. Penyerapan Mg
menunjukkan sejumlah efek interaktif, keduanya sinergis dan antagonis. Efek
samping yang menarik dari defisiensi Mg adalah peningkatan kerentanan terhadap
serangan penyakit jamur serta insidennya dari blossom-end-rot (BER) buah

c. Dampak Kelebihan Unsur Magnesium (Mg)


Dalam kondisi normal, kelebihan Mg tidak mungkin terjadi. Namun,
beberapa peneliti menyarankan bahwa konsentrasi Mg dalam larutan nutrisi tidak
boleh melebihi jumlah Ca demi menjaga keseimbangan kation untuk pertumbuhan
dan perkembangan yang baik.
9.3 Textbook dengan Judul “Hydroponics for The Home Gardener” oleh
Kenyon and Resh (2005)
Magnesium adalah salah satu unsur penting dalam pertumbuhan tanaman.
Magnesium merupakan salah satu komponen penyusun zat hijau daun atau
klorofil yang terllibat juga dala proses pendistribusian fosfor keseluruh bagian
tumbuhan. Kadar magnesium pada tumbuhan harus seimbang dengan unsur –
unsur lain yang dibutuhkan tanaman. Apabila tanaman kekurangan Mg akan
timbul beberapa gejala seperti tanaman yang terhambat pertumbuhannya, daun
yang berubah menjadi kuning dissertani bintik coklat yang semakin lama apabila
dibiarkan akan mengering dan menyebabkan kematian. Upaya yang perlu
dilakukan adalah mengurangi kemungkinan – kemungkinan yang menyebabkan
defisiensi tersebut. Kemudian dilihat factor – factor penyabab terjadinya defisiensi
dan mengambil tindakan memperbaiki.

10. Besi/Ferro (Fe)


11. Seng/Zinc (Zn)
12. Mangan (Mn)

13. Tembaga (Cu)


Berikut ini merupakan rangkuman dari beberapa textbook tentang fungsi
dari unsur tembaga (Cu) serta pengaruhnya terhadap tanaman jika mengalami
defisiensi dan kelebihan unsur tersebut:
13.1 Textbook dengan Judul “Gardening Indoors with Soil and Hydroponics”
oleh George F. Van Patten (2008)
a. Fungsi Unsur Tembaga (Cu)
Tembaga adalah komponen dari berbagai enzim dan protein, diperlukan
dalam jumlah kecil untuk membantu metabolisme karbohidrat, fiksasi nitrogen,
dan proses reduksi oksigen. Tembaga juga membantu dalam pembuatan protein
dan gula.
b. Dampak Defisiensi Unsur Tembaga (Cu)
Kekurangan tembaga tidak jarang yaitu daun muda dan tunas tumbuh layu,
ujung dan tepi daun mengalami nekrosis dan berubah warna menjadi abu-abu
gelap. Kadang-kadang, seluruh tanaman yang kekurangan tembaga akan layu,
terkulai bahkan jika disiram dengan cukup. Pertumbuhan lambat dan hasil panen
menurun. Kekurangan kecil lainnya dapat menyebabkan tunas baru akan mati
kembali.
c. Dampak Kelebihan Unsur Tembaga (Cu)
Kelebihan tembaga pada tanaman dapat mengakibatkan keracunan seperti
memperlambat pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.. Saat tingkat racun
naik, gejala termasuk klorosis besi interveinal (defisiensi) dan pertumbuhan
terhambat. Lebih sedikit cabang tumbuh, dan akar menjadi gelap, tebal, dan
tumbuh lambat. Kondisi beracun mempercepat dengan cepat di tanah asam.
Pelaku hidroponik harus memantau dengan cermat solusi mereka untuk
menghindari kelebihan tembaga

13.2 Textbook dengan Judul “Hydroponics - A Practical Guide for The Soiless
Grower”oleh J. Benton Jones Jr. (1930)
a. Fungsi Unsur Tembaga (Cu)
Tembaga berperan dalam transpor elektron pada proses fotosintesis, yaitu
penyusun protein kloroplas, dan juga dikenal sebagai aktivator enzim.
b. Dampak Defisiensi Unsur Tembaga (Cu)
Jika tanaman kekurangan unsur tembaga, maka tanaman menjadi kerdil dan
klorosis berkembang pada daun yang lebih tua, tanaman mungkin berwarna hijau
tua dan tumbuh lambat. Pada tanaman berbuah, defisiensi tembaga mempengaruhi
perkembangan buah yaitu mereka menjadi kecil dan terbentuk tidak sempurna.
Kematian ujung tumbuh buah juga bisa terjadi dengan defisiensi tembaga
c. Dampak Kelebihan Unsur Tembaga (Cu)
Kisaran konsentrasi normal untuk tembaga dalam larutan nutrisi adalah dari
0,001 sampai 0,01 mg / L (ppm). Tembaga ada dalam larutan nutrisi sebagai
cupric (Cu2+) kation. Telah dikemukakan oleh beberapa orang bahwa jika
konsentrasi tembaga dinaikkan hingga 4 mg/L dalam sistem aliran nutrisi,
beberapa tingkat pengendalian jamur akar bisa didapatkan. Penelitian tambahan
diperlukan untuk menentukan apakah kadar tembaga dapat mengendalikan
penyakit akar umum dan tidak merusak atau mematikan akar tanaman.
Konsentrasi tembaga tidak boleh digunakan untuk jenis pertumbuhan hidroponik
lainnya, terbukti bahwa jika bentuk kelasi besi hadir di larutan hara, serapan dan
translasi tembaga di dalam tanaman dapat terganggu. Namun, tidak ada data yang
cukup untuk merekomendasikan peningkatan konsentrasi tembaga dalam larutan
nutrisi untuk mengkompensasi efek ini.

13.3 Textbook dengan Judul “Hydroponics for The Home Gardener” oleh
Kenyon and Resh (2005)
Fungsi spesifik tembaga dalam pertumbuhan tanaman adalah dibutuhkan
dalam produksi klorofil. Penting untuk menyediakan tanaman dengan larutan
nutrisi seimbang sepanjang waktu. Istilah "seimbang" disini bahwa nutrisi
mengandung rasio elemen yang tepat. Tanaman akan menyerap apa yang
dibutuhkannya melalui rambut-rambut kecil di atasnya ujung akarnya. Gejala
defisiensi atau kekurangan unsur tembaga pada tanaman yaitu ujung daun tidak
merata, layu sehingga mengalami kerusakan dan pertumbuhan tanaman menjadi
terhambat

14. Boron (B)


Berikut ini merupakan rangkuman dari beberapa textbook tentang fungsi
dari unsur boron (B) serta pengaruhnya terhadap tanaman jika mengalami
defisiensi dan kelebihan unsur tersebut:
14.1 Textbook dengan Judul “Gardening Indoors with Soil and Hydroponics”
oleh George F. Van Patten (2008)
a. Fungsi Unsur Boron (B)
Fungsi boron yaitu membantu penyerapan kalsium dan berbagai fungsi
tanaman. Para ilmuwan telah mengumpulkan bukti yang menunjukkan bahwa
boron membantu sintesis, dasar untuk pembentukan asam nukleat (RNA urasil).
Bukti kuat juga mendukung peran boron dalam pembelahan sel, diferensiasi,
pematangan, dan respirasi serta perkecambahan serbuk sari. Boron biasanya tidak
menyebabkan masalah tetapi harus tersedia selama masa hidup tanaman.
b. Dampak Defisiensi Unsur Boron (B)
Kekurangan boron yaitu ujung batang dan ujung akar tumbuh secara tidak
normal. Ujung akar sering membengkak, menghitam, dan berhenti memanjang.
Tunas tumbuh terlihat terbakar dan terdapat luka bakar karena terlalu dekat
dengan lampu HID. Pertama daun menebal dan rapuh, pucuk - pucuk berubah
atau menjadi gelap, yang kemudian diikuti oleh tunas yang tumbuh semakin
rendah. Ketika dalam kondisi yang parah, tumbuh ujung daun mati, dan tepi daun
menghitam dan mati kembali. Bintik nekrotik berkembang di antara urat daun.
Tulang akar (bagian dalam) sering menjadi lembek sehingga mengakibatkan
busuk karena adanya penyakit. Daun yang kurang menjadi terdistorsi dan layu
dengan klorotik dan bercak nekrotik.
c. Dampak Kelebihan Unsur Boron (B)
Jika tanaman mengalami kelebihan boron maka gejala yang ditimbulkan
adalah ujung daun kuning dan mengalami nekrosis

14.2 Textbook dengan Judul “Hydroponics - A Practical Guide for The Soiless
Grower”oleh J. Benton Jones Jr. (1930)
a. Fungsi Unsur Boron (B)
Fungsi boron yaitu penting dalam sintesis dan transportasi karbohidrat,
pertumbuhan serbuk sari dan perkembangan, dan aktivitas seluler (divisi,
diferensiasi, pematangan, respirasi, pertumbuhan, dan lain – lain.
b. Dampak Defisiensi Unsur Boron (B)
Tanaman yang kekurangan vitamin boron menunjukkan berbagai gejala
visual yaitu yang pertama diperlambat dan stunting pertumbuhan baru, diikuti
oleh stunting umum seluruh tanaman, dan bila kekurangannya parah, ujung
tanaman yang tumbuh akan mati. Itu tanaman itu sendiri akan menjadi rapuh
(akibat kerusakan dinding sel), seperti tangkai daun dan batang akan mudah patah
dari batang utama. Perkembangan buah akan lambat atau tidak ada, tergantung
pada tingkat keparahan defisiensi. Kualitas buah akan terganggu jika pasokan
boron tidak memadai. Ketika kekurangannya parah, ujung tumbuh dari kedua
pucuk dan akar akan mati.
c. Dampak Kelebihan Unsur Boron (B)
Karena boron terakumulasi di tepi daun, gejala awal kelebihan boron adalah
perubahan warna dan akhirnya kematian tepi daun. Biasanya, perubahan warna di
sepanjang daun membedakan kelebihan boron dari defisiensi kalsium, di mana
hanya ujung daun dan margin di ujung berubah menjadi coklat dan mati.
Keracunan boron dapat dengan mudah disebabkan oleh kelebihan boron dalam
larutan nutrisi atau dari boron ditemukan di perairan alami. Tingkat boron dalam
tanaman harus dekat dipantau dengan analisis tanaman dan dengan hati-hati dalam
pembuatan larutan hara dan mengevaluasi kualitas air yang digunakan.

14.3 Textbook dengan Judul “Hydroponics for The Home Gardener” oleh
Kenyon and Resh (2005)
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperan dalam metabolisme asam
nukleat, karbohidrat, protein, fenol, dan auksi. Boron dalam pertumbuhan
tanaman diperlukan dalam jumlah kecil, tetapi belum diketahui bagaimana
tanaman menggunakannya. Kekurangan boron tanaman memiliki ciri-ciri batang
rapuh, dan daun baru tidak bergerak dengan ujung berwarna coklat.

15. Molibdenum (Mo)


Berikut ini merupakan rangkuman dari beberapa textbook tentang fungsi
dari unsur molibdenum (Mo) serta pengaruhnya terhadap tanaman jika mengalami
defisiensi dan kelebihan unsur tersebut:
15.1 Textbook dengan Judul “Gardening Indoors with Soil and Hydroponics”
oleh George F. Van Patten (2008)
a. Fungsi Unsur Molibdenum (Mo)
Molibdenum adalah bagian dari dua sistem enzim utama yang mengubah
nitrat menjadi amonium. Ini elemen penting digunakan oleh tanaman di jumlah
yang sangat kecil. Ini paling aktif di akar dan biji.
b. Dampak Defisiensi Unsur Molibdenum (Mo)
Mikronutrien ini hampir tidak pernah ditemukan kekurangan di kebun
dalam ruangan. Kekurangannya meningkatkan kekurangan nitrogen. Pertama,
daun yang lebih tua dan setengah baya menguning, dan sebagian berkembang
klorosis interveinal, lalu daunnya terus menguning dan mengembangkan
menangkup atau tepi daun yang digulung sebagai defisiensi kemajuan. Gejala akut
menyebabkan daun menjadi sangat bengkok, mati, dan jatuhkan. Pertumbuhan
secara keseluruhan terhambat. Kekurangan terburuk terjadi di tanah asam
c. Dampak Kelebihan Unsur Molibdenum (Mo)
Kelebihan molibdenum jarang terjadi di kebun dalam ruangan tetapi
kelebihan molibdenum dapat menyebabkan kekurangan tembaga dan besi.

15.2 Textbook dengan Judul “Hydroponics - A Practical Guide for The Soiless
Grower”oleh J. Benton Jones Jr. (1930)
a. Fungsi Unsur Molibdenum (Mo)
Molibdenum adalah komponen esensial dari dua enzim utama yang terlibat
dalam N metabolisme. Fiksasi nitrogen (N2) oleh bakteri pengikat N simbiosis
membutuhkan Mo, dan pengurangan NO3- anion oleh enzim nitrat reduktase
membutuhkan Mo. Oleh karena itu, tanaman menerima semua N melalui
penyerapan oleh akar NH4+ kation tidak membutuhkan Mo atau memiliki
persyaratan yang lebih rendah untuk Mo.
b. Dampak Defisiensi Unsur Molibdenum (Mo)
Gejala defisiensi molibdenum unik dalam beberapa hal, terkadang memberi
munculnya defisiensi N jika tidak mencukupi. Pertumbuhan tanaman dan bunga
pembangunan dibatasi. Spesies Cruciferae lebih sensitif terhadap defisiensi Mo
dibandingkan spesies lainnya. Whiptail kembang kol mungkin yang paling banyak
defisiensi Mo yang umum dikenal.
c. Dampak Kelebihan Unsur Molibdenum (Mo)
Persyaratan Mo sangat rendah yaitu tingkat kritis dalam jaringan tanaman
adalah kurang dari 0,5 mg/ kg (ppm) bahan kering. Konsentrasi Mo yang
ditemukan pada tanaman yang tumbuh normal biasanya antara 0,5 dan 1,0 mg/ kg
(ppm), tetapi mungkin jauh lebih besar tanpa efek toksik yang nyata pada tanaman
itu sendiri. Rumus hidroponik membutuhkan 0,05 mg/ L (ppm) Mo dalam larutan
nutrisi. Molibdenum ada dalam larutan nutrisi sebagai anion molibdat, MoO 2–.
Kelebihan molibdenom pada tanaman adalah sangat jarang terjadi tetapi dalam
beberapa kasus menyebabkan daun menjadi kuning
15.3 Textbook dengan Judul “Hydroponics for The Home Gardener” oleh
Kenyon and Resh (2005)
Fungsi molibdenum dalam tanaman antara lain berperan dalam membantu
dalam beberapa reaksi kimia. Molibdenum merupakan elemen kunci yang paling
penting untuk semua pertumbuhan tanaman selain nitrogen (N), fosfor (P) dan
kalium (K) dan setidaknya sepuluh elemen lainnya yang ada harus ada dalam
nutrisi yaitu belerang, besi, mangan, seng, tembaga, boron, magnesium, kalsium,
dan klorin. Kekurangan molibdenum ditunjukkan dengan munculnya klorosis di
daun tua kemudian menjalar ke daun muda.

16. Klorin (Cl)


Berikut ini merupakan rangkuman dari beberapa textbook tentang fungsi
dari unsur klorin (Cl) serta pengaruhnya terhadap tanaman jika mengalami
defisiensi dan kelebihan unsur tersebut:
16.1 Textbook dengan Judul “Gardening Indoors with Soil and Hydroponics”
oleh George F. Van Patten (2008)
a. Fungsi Unsur Klorin (Cl)
Klorin, dalam bentuk klorida, sangat penting untuk fotosintesis dan
pembagian sel di akar dan dedaunan.dan juga meningkatkan tekanan osmotik
dalam sel, yang membuka dan menutup stomata untuk mengatur aliran
kelembaban dalam jaringan tanaman.
b. Dampak Defisiensi Unsur Klorin (Cl)
Kekurangan klorin jarang terjadi tetapi ciri-cirinya yaitu daun muda pucat
dan layu, dan akar menjadi pendek. Sebagai kekurangannya daun menjadi klorotik
danmmengembangkan warna perunggu yang khas. Akar mengembangkan ujung
yang tebal dan menjadi kerdil. Baik defisiensi parah maupun kelebihan klorida
memiliki gejala yang sama daun berwarna perunggu. Mengatasi defisiensi yaitu
menambahkan klorin air.
c. Dampak Kelebihan Unsur Klorin (Cl)
Kelebihan klorin yaitu daun berwarna perunggu, penyerapan air berkurang;
daun menebal dan menggulung, dan mutu tanaman berkurang.
16.2 Textbook dengan Judul “Hydroponics - A Practical Guide for The Soiless
Grower”oleh J. Benton Jones Jr. (1930)
a. Fungsi Unsur Klorin (Cl)
Relatif sedikit yang diketahui tentang fungsi Cl, tetapi tanaman cenderung
mudah layu jika terjadi defisiensi, dan beberapa spesies tanaman, terutama biji-
bijian kecil, menjadi rentan terhadap berbagai penyakit jamur ketika kadar Cl
dalam tanaman rendah. Salah satu fungsi Cl pada tanaman adalah terdapat dalam
proses fotosintesis, osmosis, dan keseimbangan ion yang dibutuhkan tanaman
untuk berfotosintesis.
b. Dampak Defisiensi Unsur Klorin (Cl)
Karena Cl- anion selalu ada di lingkungan, defisiensi tidak mungkin terjadi,
kecuali dalam keadaan khusus.
c. Dampak Kelebihan Unsur Klorin (Cl)
Kandungan Cl daun berkisar dari tingkat bagian per sejuta yang rendah (20
mg/kg) dalam bahan kering hingga konsentrasi persen (0,15%). Kadar yang
melebihi 1,00% akan berlebihan untuk sebagian besar tanaman. Kisaran
konsentrasi kritis diperkirakan antara 70 hingga 100 mg/kg (ppm) dalam bahan
kering, tetapi lebih tinggi (1.000 mg/kg) untuk biji-bijian kecil.
Terdapat bahaya yang jauh lebih besar dalam kelebihan Cl akibat paparan
tanaman ke lingkungan berbasis Cl yang terpengaruh garam. Gejala keracunan Cl
termasuk ujung atau pinggiran daun terbakar dan daun menguning dini dan
kehilangan daun.

16.3 Textbook dengan Judul “Hydroponics for The Home Gardener” oleh
Kenyon and Resh (2005)
Fungsi klorin dalam tanaman antara lain diperlukan untuk fotosintesis.
Gejala yang ditimbulkan jika mengalami defisiensi atau kekurangan unsur hara
yaitu daun menjadi lemah dan layu, warna keemasan pada daun, dan daun
menjadi sedikit keriput.
Sumber Referensi

Kenyon, S., and Howard M. Resh. 2005. Hydroponics for The Home Gardener.
United State of America : Key Porter Books.

Jones, J. Benton Jr. 1930. Hydroponics - A Practical Guide for The Soiless
Grower. United State of America : CRC Press.

Patten, George F. Van. 2008. Gardening Indoors with Soil and Hydroponics.
United State of America : Van Patten Publishing.

Anda mungkin juga menyukai