Makalah Tata Kelola Dan Manajemen Risiko PDF Free
Makalah Tata Kelola Dan Manajemen Risiko PDF Free
Disusun oleh :
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Implementasi dan Pengukuran Good Governance” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Kelola
dan Manajemen Risiko.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para
pembaca pada umunya. Sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu,
penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif dan
membangun dari pembaca, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang
akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 3
D. Manfaat Penulisan............................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Implementasi Sarbanes-Oxley........................................................... 4
B. Implementasi Sustainability Reporting............................................. 5
C. Implementasi Whistleblowing System.............................................. 6
D. Peluang dan tantangan GCG............................................................. 7
E. GCG Award....................................................................................... 9
F. Pengukuran Good Governance.......................................................... 10
A. Kesimpulan....................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang
saham harus mengfasilitasi pengawasan yang efektif sehingga mendorong
perusahaan menggunakan sumber daya yang lebih efisien. Menurut
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP117/M-
MBU/2002, Corporate Governance adalah suatu proses dari struktur yang
digunakan oleh BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam
jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya,
berlandaskan peraturan perundangan dan etika. Jadi dapat disimpulkan dari
beberapa pengertian di atas adalah bahwa Good Corporate Governance adalah
suatu struktur atau sistem tata kelola yang baik dengan proses yang transparan
dalam mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk meningkatkan nilai
tambah bagi para stakeholders.
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi sarbanes-oxley?
2. Bagaimana implementasi sustainability reporting?
3. Bagaimana implementasi whistleblowing system?
4. Apa peluang dan tantangan GCG?
5. Apa yang dimaksud dengan GCG award?
6. Bagaimana pengukuran good governance?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi sarbanes-oxley.
2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi sustainability reporting.
3. Untuk mengetahui bagaimana implementasi whistleblowing system.
4. Untuk mengetahui apa saja peluang dan tantangan GCG.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan GCG award.
6. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran good governance.
D. Manfaat Penulisan
1. Mengetahui bagaimana implementasi sarbanes-oxley dalam perusahaan.
2. Mengetahui bagaimana implementasi sustainability reporting dalam
perusahaan.
3. Mengetahui bagaimana implementasi whistleblowing system dalam
perusahaan.
4. Mengetahui apa saja peluang dan tantangan GCG.
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan GCG award.
6. Mengetahui bagaimana cara pengukuran good governance dalam
perusahaan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Implementasi Sarbanes-Oxley
4
B. Implementasi Sustainability Reporting
Sustainability reporting adalah pelaporan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mengukur, mengungkapkan serta upaya perusahaan untuk
menjadi perusahaan yang akuntabel bagi semua pemangku kepentingan untuk
tujuan kinerja perusahaan menuju pembangunan yang berkelanjutan. Proses
penyajian sustainability reporting dilakukan melalui 5 mekanisme, yaitu :
1. Penyusunan kebijakan perusahaan
2. Tekanan pada rantai pemasok
3. Keterlibatan pemangku kepentingan
4. Voluntary codes
5. Mekanisme lain misalnya rating dan benchmarking
5
Kementerian BUMN beberapa waktu yang lalu telah mengadakan workshop
tentang sustainability reporting berdasarkan GRI Index. Melalui workshop
tersebut diharapkan BUMN menjadi aware dan lebih memahami dalam
penyusunan laporan keberlanjutan. Oleh karena itu, sudah saatnya di masing-
masing perusahaan memiliki staf yang bersertifikat Certified Sustainability
Reporting Specialist (CSRS), agar dalam penyusunan sustainability reporting
menjadi lebih lancar.
6
data laporan tahunan pada 2012, sebanyak 1142 dari 494 atau sebesar 29%
emiten dan perusahaan publik telah memiliki dan mengungkapkan kebijakan
whistleblowing.
D. Peluang dan tantangan GCG
Implementasi GCG telah menjadi isu sentral di kalangan publik di
indonesia. Respons pihak pemerintan, BUMN, perusahaan swasta maupun
perusahaan yang telah go public sangat positif atas upaya mewujudkan GCG
tersebut. Konsep mengenai GCG tidak hanya penting untuk diketahui oleh
CEO semata, namun perlu juga diketahui oleh karyawan, pemegang saham,
pemerinta serta masyarakat. Oleh karena itu, adanya upaya untuk
menyebarluaskan konsep dan implementasi GCG perlu dukungan kita
bersama. Beberapa lembaga di Indonesia yang turut serta mensosialisasikan
secara aktif dan mengembangkan konsep GCG adalah Forum for Corporate
Governance in Indonesia (FCGI) dan The Indonesian Institute for Corporate
Governance (IICG).
GCG memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam
reformasi bisnis, namun komitmen perusahaan terhadap implementasi prinsip-
prinsip GCG merupakan salah satu faktor kunci sukses untuk
mempertahankan dan menumbuhkan kepercayaan para investor terhadap
perusahaan di Indonesia. Implementasi prinsip-prinsip GCG dalam
pengelolaan perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan tersebut telah
dikelola dengan baik dan transparan. Hal tersebut merupakan modal dasar
bagi timbulnya kepercayaan publik sehingga bagi perusahaan yang telah go
public, saham perusahaannya akan lebih diminati oleh para investor dan
berdampak positif terhadap peningkatan nilai saham. Selain itu, implementasi
GCG di perusahaan dapat membuat akses sumber modal yang mudah dan
murah, disamping memiliki tingkat risiko yang terkendali.
7
Implementasi GCG merupakan peluang yang cukup besar bagi
perusahaan untuk meraih berbagai manfaat termasuk kepercayaan dari
investor terhadap perusahaannya. Implementasi prinsip GCG diharapkan
dapat memberikan manfaat bukan saja bagi manajemen dan karyawan
perusahaan, namun juga para pemangku kepentingan dan berbagai pihak
seperti konsumen, pemasok, pemerintah dan lingkungan masyarakat di mana
perusahaan tersebut beroperasi.
Impelementasi GCG di perusahaan memerlukan komitmen penuh dan
konsisten dari top management serta dewan komisaris. Budaya perusahaan
yang akomodatif terhadap implementasi GCG sangat membantu keberhasilan
penerapan prinsip-prinsip GCG. Penerapan prinsip-prinsip GCG perlu
dibuktikan dengan tindakan nyata dari seluruh pihak yang terkait. Tanpa
komitmen yang tinggi dan konsistensi sikap, maka dikhawatirkan niat baik
implementasi GCG hanya akan berakhir dalam tataran konsep saja, sehingga
tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Sayangnya, dalam praktik
upaya untuk mengimplementasikan prinsip GCG di indonesia menghadapi
berbagai kendala yang sulit diatasi dengan tepat dan cepat, contohnya korupsi,
kolusi dan nepotisme.
Perusahaan yang tidak mengimplementasikan GCG pada akhirnya
dapat ditinggalkan oleh para investor, kurang dihargai oleh masyarakat dan
dapat dikenakan sanksi apabila berdasarkan hasil penilaian, perusahaan
tersebut terbukti melanggar hukum. Perusahaan seperti ini akan kehilangan
peluang untuk dapat melanjutkan kegiatan usahanya dengan lancar. Namun
sebaliknya, perusahaan yang telah mengimplementasikan GCG dapat
menciptakan nilai bagi masyarakat, pemasok, distributor, pemerintah dan
lebih diminati oleh para investor sehingga berdampak secara langsung bagi
kelangsungan usaha perusahaan tersebut.
8
E. GCG Award
Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah pemeringkatan
penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui riset yang
dirancang untuk mendorong perusahaan menignkatkan kualitas penerapan
konsep corporate governance (CG) melalui perbaikan yang berkesinambungan
dengan melaksanakan evaluasi dan tolak ukur. CGPI diselenggarakan oleh
The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) bekerja sama
dengan Majalah SWA merupakan program tahunan sejak tahun 2001 sebagai
bentuk penghargaan terhadap inisiatif dan hasil upaya perusahaan dalam
mewujudkan bisnis yang beretika dan bermartabat.
Manfaat yang diperoleh bagi perusahaan peserta CGPI, antara lain
sebagai berikut :
1. Penataan organisasi perusahaan yang belum selesai dan belum
mendukung terwujudnya GCG
2. Peningkatan kesadaran dan komitmen bersama dari internal
perusahaan dan para pemangku kepentingan terhadap penerapan
GCG
3. Pemetaan masalah-masalah strategis dalam praktik GCG
4. Alternatif perbaikan indikator atau standar mutu pencapaian
kualitas corporate governance
9
F. Pengukuran Good Governance
Secara singkat ada 5 aspek yang dinilai dalam kerangka GCG versi
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), yaitu :
1. Hak pemegang saham (20%)
Dalam hak-hak pemegang saham, antara lain kita dapat memberikan
evaluasi apakah perusahaan telah :
1) Menyelenggarakan RUPS dalam kurun waktu 6 bulan setelah akhir
tahun buku
2) Menyerahkan kepada pemegang saham pemberitahuan mengenai
RTPS sekurang-kurangnya 28 hari sebelum RUPS diselenggrakan
3) Mendorong para pemegang saham untuk menghadiri RUPS dan
memanfaatkan hak suara mereka
4) Memberikan kesempatan yang cukup kepada para pemegang saham
untuk menyampaikan pertanyaan di RUPS, dll.
2. Praktik GCG (30%)
Dalam praktik GCG ini antara lain kita dapat menguji apakah di dalam
perusahaan :
1) Anggota dewan direksi dan dewan komisaris tidak terlibat konflik
kepentingan
2) Ada sistem penilaian kinerja dewan direksi maupun dewan komisaris
3) Dewan direksi mengadakan rapat berkala secara teratur dengan dewan
komisaris, dll.
3. Kebijakan GCG (15%)
Dalam kebijakan GCG ini antara lain kita dapat menilai sendiri apakah
perusahaan telah :
1) Memeiliki aturan perilaku atau etika bagi karyawan secara tertulis
2) Menginformasikan dan melaksanakan dengan baik aturan perilaku
atau etika tersebut, dll.
10
4. Pengungkapan (20%)
Dalam hal ini kita dapat menilai apakah perusahaan telah :
1) Menyediakan akses yang sama bagi pemegang saham dan analisis
keuangan
2) Mengungkap transaksi pihak terkaut
3) Memberikan penjelasan yang tepat tentang risiko usaha, dll.
5. Audit (15%)
Pada bagian ini kita dapat menilai apakah perusahaan telah :
1) Memiliki audit internal yang efektif
2) Diaudit oleh akuntan publik yang independen
3) Memiliki komite audit yang efektif, dll.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
Pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dalam konteks pasar modal,
ketentuan yang ada telah mewajibkan emiten untuk mengungkapkan
mekanisme whistleblowing, jika memilikinya. Hal-hal yang perlu
diungkapkan, antara lain cara penyampaian laporan pelanggaran,
perlindungan bagi pelapor dan hasil dari penanganan pengaduan.
Secara singkat ada 5 aspek yang dinilai dalam kerangka GCG versi Forum for
Corporate Governance in Indonesia (FCGI), yaitu :
1. Hak pemegang saham (20%)
2. Praktik GCG (30%)
13
3. Kebijakan GCG (15%)
4. Pengungkapan (20%)
5. Audit (15%)
B. Saran
Mengingat banyaknya hal positif yang didapat apabila GCG
diimplementasikan dengan baik dalam suatu perusahaan. Alangkah baiknya
apabila GCG diterapkan diseluruh perusahaan di Indonesia dan
diimplementasikan sesuai peraturan yang berlaku. Selain perusahaan
mendapat dampak positif bagi pihak perusahaan itu sendiri, penerapan GCG
juga meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dikarenakan adanya CSR.
14
DAFTAR PUSTAKA