Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH HUKUM BISNIS PARIWISATA

“Usaha Pelayanan Akomodasi Perhotelan”


Dosen Pengampu : Dr. Liza Marina, S.H., M.H.

Disusun Oleh:
Muhammad Fhadillah Putra
(2019510025)

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Usaha Pelayanan Akomodasi
Perhotelan.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dr. Liza
Marina, SH, MH pada mata Kuliah Hukum Bisnis Pariwisata.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Akomodasi
Perhotelan.
 
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Liza Marina, SH, MH selaku dosen
mata kuliah Hukum Bisnis Pariwisata yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan tentang bisnis pariwisata.
 
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Daftar isi beloman
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri perhotelan terus berkembang seiring dengan perkembangan dunia


usaha, ditandai dengan terus bertambahnya jumlah hotel yang ada di Indonesia dengan
berbagai klasifikasi baik regional mapupun internasional.
Hotel merupakan suatu industri atau usaha jasa yang dikelola secara komersial.

Artinya dalam menyediakan jasa yang biasa juga disebut sebagai “Product” kepada
calon konsumen dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.

Dalam industri perhotelan saat ini sedang dihadapkan pada persaingan yang
ketat, maka sebuah hotel harus mampu memiliki Service Of Excellent atau harus
mampu merebut hati konsumen karena hanya hotel yang memiliki Service Of
Excellent yang akan mampu memenangkan persaingan. Industri perhotelan pada
dasarnya merupakan industri jasa penginapan yang memadukan usahanya melalui
penjualan :
1) Produk Nyata (Tangible Product)
Yang meliputi fasilitas hotel seperti kamar tidur , restoran, bar, swimming poll, coffee
shop, binatu/laundry dan lain sebagainya.
2) Produk Tidak Nyata (Intangible Product)
Yang meliputi pelayanan jasa seperti layanan makanan dan minuman, layanan
kebersihan kamar, layanan kantor depan dan lain sebagainya.
Tangible Product lebih menekankan kepada penyediaan sarana dan prasarana
pendukung (fasilitas fisik hotel), sedangkan Intangible Product lebih menekankan
pada penyelenggaraan layanan jasa yang dilakukan oleh petugas-petugas atau pegawai
hotel kepada tamu.
Sebuah hotel hendaknya memiliki standar tersendiri yang ditekankan kepada setiap
karyawan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Untuk melaksanakan
pemberian jasa yang demikian itu hotel menyediakan fasilitas- fasilitas dan pelayanan-
pelayanan yang pokok pokoknya berupa :
1) Tempat untuk beristirahat dan kamar tidur.
2) Tempat dan ruangan untuk makan dan minum, restoran, bar dan coffee shop.
3) Toilet dan kamar mandi.
4) Pelayanan umum untuk memenuhi segala macam kebutuhan lain dari para tamu.
1.2 Rumusan Masalah

Saya telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
batasan dalam pembahasan bab isi. Adapun beberapa masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini antara lain :
1) Apa pengertian bisnis perhotelan itu ?
2) Bagaimana sejarah perhotelan ?
3) Bagaimana karakteristik bisnis perhotelan ?
4) Apa saja tipe-tipe hotel ?
5) Pengertian hotel berdasarkan kelas.
6) Pengertian status hotel berdasarkan kepemilikan.
7) Apa Dasar Hukum Tentang Usaha Perhotelan?

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang disusun oleh saya di atas, maka tujuan
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui apa itu bisnis perhotelan.
2) Untuk mengetahui bagaimana sejarah perhotelan.
3) Untuk mengetahui bagaimana karakteristik bisnis perhotelan.
4) Untuk mengetahui apa saja tipe-tipe hotel.
5) Untuk mengetahui pengertian hotel berdasarkan kelas.
6) Untuk mengetahui pengertian status hotel berdasarkan kepemilikan
7) Untuk mengetahui dasar hukum tentang usaha perhotelan
BAB II 
PEMBAHASAN 

2.1 Pengertian Bisnis Perhotelan 

Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberi fasili
tas Ppenginapan untuk umum dengan berbagai fasilitas pelayanan dan jasa.
Dapat disimpulkan bahwa hotel adalah :
Menggunakan bangunan umum. 
Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman, serta jasa lainnya. 
Diperuntukan bagi umum. 
Dikelola secara komersial. 

2.2 Sejarah Perhotelan 

Hotel sebagaimana jenis akomodasi lain berasal dari kata “Inn” yang dapat diartikan sebagai usah
a menyewakan sebagian dari rumahnya kepada orang lain yang memerlukan kamar untuk menginap. 
Pada mulanya Inn, sering juga disebut Lodge
yang hanya menyediakan tempat beristirahat bagi mereka yang memerlukan perjalanan, karena sudah lar
ut malam terpaksa tidak dapat melanjutkan perjalanannya. Kemudia peradaban semakin maju maka berb
agai peningkatan dengan menambahkan fasilitas penyediaan bak air untuk mandi yang kemudian disusul 
dengan penyediaan makanan dan minuman walaupun masih dalam tahap yang sederhana. 
Pada tahun 1794 di kota New York dibangun sebuah hotel yang diberi nama City Hotel
yang mempunyai kamar sebanyak 73 kamar. Selanjutnya disusul di kota Boston Amerika Serikat. Sedan
gkan pada tahun 1829 dibangun hotel dengan nama “The Tremont House” 
yang kemudian oleh para ahli dianggap sebagai cikal bakalnya perhotelan modern. Dan mulai dari situla
h, maka mulai disadari bahwa Industri Hotel adalah industri penjualan jasa.
DiIndonesia pun mempunyai sejarah perhotelan. Sejarah hotel pertama di Indonesia yang dibangun deng
an standar dunia dan diresmikan oleh presiden pertama Indonesia bapak Ir. Soekarno yaitu Hotel Indones
ia. Hotel Indonesia menjadi salah satu hotel kebanggaan masyarakat Indonesia pada saat itu. Ya, hotel ya
ng diresmikan oleh presiden pertama Indonesia pada 5 Agustus 1962 itu telah menjadi landmark bersejar
ah yang seolah ikut menyambut semua orang yang datang ke Jakarta. Pasalnya, hotel bintang lima itu ter
letak di jantung ibu kota dan
didepannya berdiri patung Selamat Datang karya Henk Ngantung dan Edhi Sunarso. Dalam p
idato peresmiannya Presiden Soekarno menyatakan bahwa Hotel Indonesia membuka pintuny
a secara luas untuk pariwisata dan pintu itu menunjukan wajah Indonesia. Jelas bahwa sejak a
wal, Hotel Indonesia diposisikan untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. Kata Director 
Public Relation Hotel Indonesia Kempinski Rebecca Leppard. 
2.3 Karakteristik Bisnis Perhotelan 
Produk bisnis perhotelan mempunyai 4 (empat) karakteristik khusus, yaitu : 1) Produk Nyata 
/ Tangible, produk yang bersifat nyata antara lain kamar, makanan, minuman, kolam renang d
an lain sebagainya. 2) Produk Tidak Nyata / Intangible, produk yang bersifat tidak nyata anta
ra lain, keramahtamahan, kenyamanan, keindahan, keamanan dan lain sebagainya. 3) Bersifat 
Perishable, artinya bahwa produk tersebut hanya bisa dijual saat ini, contohnya kamar hotel, b
ahan makanan segar (yang tidak dapat disimpan seperti sayur mayor). 4) Bersifat Non Perisha
ble, artinya produk yang tidak bisa disimpan / dapat bertahan lama, contohnya minuman kera
s, Soft Drink, perlengkapan tamu (Guest Supply and Amenities). 
2.4 Tipe-Tipe Hotel 
Berdasarkan kelas : 

 Hotel Melati 

 Hotel Bintang Satu (*) 

 Hotel Bintang Dua (**) 

 Hotel Bintang Tiga (***) 

 Hotel Bintang Empat (****) 

 Hotel Bintang Lima (*****) Berdasarkan Plan : 

 Full American Plan 

 Modified American Plan 

 Continental Plan 

 European Plan Berdasarkan Ukuran : 

 Small Hotel / Hotel Kecil 

 Medium Hotel / Hotel Sedang 

 Large Hotel / Hotel Besar
Berdasarkan Lokasi : 

 City Hotel 

 Resort Hotel Berdasarkan Area : 

 Downtown Hotel 

 Suburb Hotel 

 Country Hotel 

 Airport Hotel 

 Motel 

 Inn Berdasarkan Maksud kunjungan Tamu : 

 Business Hotel 

 Tourism Hotel 

 Sport Hotel 

 Pilgrim Hotel 

 Cure Hotel 

 Casino Hotel Berdasarkan Lamanya Tamu Menginap : 

 Transit Hotel 

 Semi Residential Hotel 

 Residential Hotel Berdasarkan Kriteria Jenis Tamu : 

 Family Hotel Berdasarkan Aspek Bentuk Ruangan : 

 Pondok Wisata 

 Cottage 

 Mountain Berdasarkan Wujud Fisik 

 Produk Nyata (Tangible) 

 Produk Tidak Nyata (Intangible) 

 Perishable 

 Non Perishable
 

2.5 Pengertian Hotel Berdasarkan Kelas 
Bintang 1 (*), persyaratannya adalah : 

 Jumlah kamar standar minimum 15 kamar. 

 Kamar mandi didalam. 

 Luas kamar standar minimum 20 meter persegi. Bintang 2 (**), persyaratannya adalah : 

 Jumlah kamar standar minimum 20 kamar. 

 Kamar suite minimum`1 kamar. 

 Kamar mandi dalam. 

 Luas kamar standar minimum 22 meter persegi. 

 Luas kamar suite minimum 44 meter persegi. Bintang 3 (***), persyaratannya adalah : 

 Jumlah kamar standar minimum 30 kamar. 

 Kamar suite minimum 2 kamar. 

 Kamar mandi didalam. 

 Luas kamar standar minimum 24 meter persegi. 

 Luas kamar suite minimum 48 meter persegi. Bintang 4 (****), persyaratannya adalah : 

 Jumlah kamar standar minimum 50 kamar. 

 Kamar suite minimum 3 kamar. 

 Kamar mandi didalam. 

 Luas kamar standar minimum 24 meter persegi. 

 Luas kamar suite minimum 48 meter persegi. Bintang 5 (*****), persyaratannya adalah : 

 Jumlah kamar standar minimum 100 kamar. 

 Kamar suite minimum 4 kamar. 

 Kamar mandi didalam 

 Luas kamar standar minimum 26 meter persegi. 

 Luas kamar suite minimum 52 meter persegi
 
2.6 Pengertian Status Hotel Berdasarkan Kepemilikan 

Pada saat ini terdapat 2 (dua) kepemilikan hotel yang dihubungkan dengan pengelolaannya, yaitu : 
Independent Hotels / Hotel yang berdiri sendiri.
Hotel jenis ini pada Umumnya tidak mempunyai hubungan kepemilikan atau pada pengelolaannya tidak berinduk pada perusahaan lain, yang biasanya hotel-hotel kecil 
milik keluarga dan dikelola tanpa mengikuti prosedur maupun pengoperasian tertentu dari orang lain. Walaupun kebanyakannya hotel jenis ini adalah hotel-hotel kecil 
tetapi tidak menutup kemungkinan terdapat hotel besar dan sangat terkenal dengan berbagai predikat yang disandangnya baik secara nasional maupun internasional dan j
enis hotel ini biasanya merupakan salah satu bidang usaha lain yang sedang dikembangkan dalam perusahaan yang besar dengan Core bisnis yang berbeda biasanya di
kelola secara professional. Contohnya hotel- hotel non bintang dan lainnya hotel, seperti Cipayung, Hotel Purnama Wisma Abadi, berlokasi dikawasan puncak Kab. Bo
gor dan masih banyak hotel jenis ini tersebar diseluruh Indonesia. Sedangkan jenis Hotel Independent yang besar seperti Hotel Mulia Senayan Jakarta yang memiliki le
bih dari 1000 (seribu) kamar berbintang lima (*****) Diamond, Hotel Red Top memiliki lebih dari 300 (tiga ratus) kamar dan berbintang empat (****). Dan masih b
anyak hotel sejenis ini lainnya di Indonesia. 
Chain Hotel / Hotel yang tidak berdiri sendiri.
 Hotel-hotel yang tidak berdiri sendiri ciri-ciri khasnya adalah bahwa hotel ini mempunyai hubungan dalam kepemilikan dan cara pengelolaannya dengan perusahaan 
lainnnya. Bentuk hubungan kerja sama ini ada 4 macam Chain, yaitu : 1. Perusahaan Induk (Parent Company) Yaitu hotel-hotel yang berada dibawah kepemilikan 
perusahaan lain atau merupakan unit perusahaan tersebut. Induk perusahaan akan memberikan patokan cara-cara mengelola dan kebijakan-kebijakan atas hotel-hotel yang 
dimilikinya. Perusahaan Chain Hotels yang terkenal di dunia adalah Hilton Intercontinental Inc., Intercontinental Hotel., Hyatt Intercontinental, The Ritz Carlton, Four Sea
sons dan lain-lainnya. 2. Kontrak Manajemen (Management Contract) Yaitu hotel-hotel yang memisahkan antara kepemilikan dengan pengelolaannya. Pemilik hotel 
membeli jasa pengelolaan dari perusahaan lain dengan membayar sejumlah uang sesuai dengan perjanjian sebelumnya. Contoh-contohnya : Hilton dan Sheraton yang 
menawarkan jasa demikian berdasarkan kemampuan pengalaman mereka dalam industri.

3. Waralaba (Franchise) Suatu bentuk kerjasama dalam hal pengelolaan, yang mana pemilik hotel mengelola hotelnya dengan memakai cara 
atau pola yang diciptakan serta dikembangkan oleh perusahaan atau hotel-hotel lainnya, atau dengan kata la
in pemilik “membeli”
 cara-cara atau resep pengoperasian dari perusahaan lain misalnya Nikko Jakarta, Hotel Ciputra. 4. Kelompok Referal (Referal Group) Suatu 
bentuk gabungan hotel yang berdiri sendiri (Independent) untuk tujuan bersama seperti dalam hal : pemasaran, system pemesanan kamar da
n lain-lain yang dianggap akan lebih menguntungkan apabila hal ini dilakukan bersama-sama tanpa harus mengubah sifat kepemilikannya. 
Kelompok yang sejenis ini dan terbesar di dunia adalah Best Western International di Amerika Serikat.

BAB III PENUTUP 3.0 Kesimpulan 
Hotel merupakan usaha yang mencari laba sebagai hasil akhir aktivitas bisnisnya. Oleh karena itu, manajemen hotel akan berupaya sedemikian rupa agar tujuan ini pad
a akhir suatu periode dapat tercapai. Dan terus beradaptasi dengan berubahnya zaman

Anda mungkin juga menyukai