Anda di halaman 1dari 12

KOMUNIKASI DAN RELASI PEKERJA SOSIAL

Mata kuliah: komunikasi pekerja sosial


Dosen pembimbing: ELTA DEWI N,S.sos.,M.si

Disusun oleh:

REVALDI (0321056)
RESTIANA (0321058)
RIANDI SAPUTRA (0321047)
YULIANA NABABAN (0321062)
RIZKI JAKA PRATAMA (0321062)
SURYA HADI SAPUTRA (0321068)
SULTHAN RAYHAN (0321070)
RINTA FIOLITA (0321052)
SAMSIDI (0321064)

FAKULTAS ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL


STISIPOL CANDRADIMUKA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji syukur kami
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“KOMUNIKASI DAN RELASI PEKERJA SOSIAL”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan telah mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat mempermudah dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua hal tersebut, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi struktur kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, kami dengan
senang hati menerima segala saran dan kritik dari para pembaca agar kami dapat
menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap makalah yang telah kami susun ini dapat memberikan manfaat
atau menambah pengetahuan atau inspirasi bagi para pembaca.

Palembang, 09 juni 2022

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………i
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG……………………………………………4
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………….. ….5
Pengertian dan contoh komunikasi verbal………………………..5
Pengertian dan contoh komunikasi non verbal…………………...6
unsur-unsur relasi professional dalam pekerjaan sosial:………….7
definisi komunikasi………………………………………………..9
unsur-unsur komunikasi ………………………………………..…9
tujuan komunikasi…………………………………………………10
BAB III
KESIMPULAN……………………………………………..……..11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...12
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Komunikasi merupakan pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Dalam proses
pertukaran ini terjadi kegiatan-kegiatan memberi atau mengirim, menerima dan menanggapi
(sebagai umpan balik) pesan-pesan di antara orang-orang yang berinteraksi. Pada umumnya,
komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan komunikasi non-verbal, seperti dengan gerakgerik tubuh, menunjukan sikap
tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, atau mengangkat bahu. Komunikasi
menjadi prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa atau tiada
kehidupan sama sekali apabila tidak ada komunikasi, karena tanpa komunikasi interaksi antar
manusia, baik secara perorangan, kelompok ataupun organisasi tidak mungkin terjadi.
Pada dasarnya manusia telah melakukan tindakan komunikasi sejak ia lahir ke dunia.
Tindakan komunikasi ini terus menerus terjadi selama proses kehidupannya. Dengan demikian,
komunikasi dapat diibaratkan sebagai urat nadi kehidupan manusia. Dalam kehidupan
masyarakat modern dewasa ini, masalah yang amat besar dan memperoleh perhatian besar pula
dari para ahli adalah masalah komunikasi yang semakin kompleks. Masalah-masalah
komunikasi dewasa ini agaknya timbul dari kenyataan bahwa pada dasarnya kita ingin selalu
berkomunikasi dengan orang lain, sedangkan diri kita berbeda satu sama lain.
Relasi adalah hubungan yang saling membutuhkan dan memiliki ketergantungan satu sama
lain yang erat. Relasi akan mempermudah kita dalam memanfaatkan sistem sumber. Jika kita
dapat berelasi yang dengan baik, maka kita akan dapat memiliki kedekatan dengan orang lain,
dan dapat menjalin pertemanan dalam jangka panjang dengan orang itu. Untuk berkomunikasi
dan menjalin relasi dengan orang lain, perhatikan latar belakangnya, misalnya seperti asal
daerahnya. Pemilihan kata juga penting dalam berkomunikasi dan menjalin relasi yang baik
dengan siapapun.
Praktek kesejahteraan sosial sangat erat kaitannya dengan komunikasi dan relasi, karena
pekerja sosial harus memiliki kemampuan komunikasi yang cukup mumpuni agar bisa mencari
dan menggali informasi mengenai masalah yang dihadapi klien, dan informasi lainnya, serta
dapat menjalin relasi yang baik dengan klien.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan kali ini kami akan menjabarkan mengenai komunikasi verbal dan
komunikasi non verbal, membangun relasi dalam pertolongan klien, serta membahas mengenai
pentingnya mempunyai komunikasi dan relasi yang baik dengan orang lain.
Komunikasi verbal adalah suatu bentuk komunikasi yang disampaikan oleh satu orang
kepada orang yang lainnya dengan menggunakan cara tertulis atau dengan cara lisan.
Pengertian komunikasi verbal yang lainnya adalah suatu jenis dari percakapan atau
penyampaian informasi maupun pesan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, baik
itu disampaikan secara lisan ataupun secara tulisan. Komunikasi verbal dipengaruhi oleh
culture, reference, dan experience yang dimiliki oleh penyampai pesan ataupun penerima
pesan. Komunikasi verbal yang melalui lisan bisa disampaikan kepada penerima informasi
dengan menggunakan media perantara, seperti contohnya menyampaikan pesan atau informasi
melalui telepon. Dan komunikasi verbal yang melalui tulisan dilakukan secara tidak langsung
antara yang menyampaikan informasi dan penerima informasi, misalnya seperti komunikasi
yang dilakukan dengan media surat tertulis ataupun surat elektronik (email).
Contoh komunikasi verbal, seperti surat, berbicara langsung, berkomunikasi melalui media
sosial, membaca koran, menonton televisi, mendengarkan radio, dan sejenisnya. Contoh
penggunaan komunikasi verbal adalah misalnya saat sedang rapat, ketika kita bergabung dalam
rapat, berarti kita sedang melakukan komunikasi verbal. Kita akan mulai mengumpulkan
anggota tim untuk saling berdiskusi tentang proyek di waktu yang akan datang, menetapkan
tujuan jangka pendek dan jangka panjang, saling bertukar pikiran dan ide, memberikan
pendapat atau asumsi, dan lain sebagainya.
Komunikasi non verbal adalah suatu proses dari komunikasi yang penyampaian informasi
atau pesannya tidak memakai kata-kata, komunikasi ini sering juga disebut dengan bahasa
isyarat. Atau definisi lainnya adalah komunikasi non verbal menyampaikan segala sesuatu
yang tidak diucapkan, tetapi dapat dilihat dan dirasakan oleh panca indera. Bentuk dari
komunikasi non verbal ini memakai gerakan, seperti misalnya bahasa tubuh, ekspresi wajah,
kontak mata, lambang atau simbol, dan lain-lain. Sama halnya seperti komunikasi verbal,
komunikasi non verbal juga dipengaruhi oleh culture, reference, dan experience seseorang.
Contoh komunikasi non verbal, seperti simbol, bahasa tubuh, sentuhan, vocal atau intonasi,
warna dan logo, kronemik atau waktu, gerakan isyarat, dan ekspresi wajah. Contoh penggunaan
komunikasi non verbal adalah ketika sedang berada di forum diskusi, kemudian ada seseorang
yang menyilangkan tangan, disadari atau tidak ia sedang menyampaikan pesan “Saya tidak
setuju dengan ide-ide Anda”. Sebaliknya, jika seseorang meletakkan tangan di atas meja atau
di atas pangkuan dengan postur tubuh yang santai dan terbuka, maka sebenarnya ia sedang
menyampaikan pesan tentang sebuah keterbukaan terhadap pendapat orang lain.
Pekerja sosial hendaknya juga mempelajari atau mengetahui mengenai komunikasi verbal
dan komunikasi non verbal seperti yang sudah dijelaskan di atas. Hal ini dimaksudkan agar
pekerja sosial tidak lagi mengalami kesulitan saat berkomunikasi dengan klien, praktikan lain,
maupun dengan kelompok kerja pertolongan lainnya.
Selanjutnya adalah pembahasan mengenai membangun relasi dalam pertolongan klien.
Relasi pertolongan adalah suatu keadaan atau proses saling mengkaitkan dan melibatkan
dirinya dengan orang lain. Pekerjaan sosial dalam melakukan proses pertolongan tidak lepas
dari membangun relasi dengan klien.
Membangun relasi dengan klien merupakan konsep dasar dalam proses pertolongan,
maksudnya adalah di dalam proses pertolongan pekerjaan sosial apabila menangani klien tidak
lepas dari kontak sosial. Pada relasi antara pekerja sosial dengan klien merupakan bentuk relasi
professional, dimana sifat-sifat relasi professional ini, yaitu pekerja sosial menciptakan relasi
hanya untuk tujuan professional, dan dalam relasi professional ini pekerja sosial hanya
mengabdi pada kepentingan klien, bukan pada kepentingan pribadi. Selain itu juga pekerja
sosial menciptakan relasi atas dasar objektif dan mawas diri.
Berikut ini merupakan unsur-unsur relasi professional dalam pekerjaan sosial:
a) Perhatian terhadap pihak lain, mengakui dan menghargainya dengan wujud akrab,
hangat, tidak memusuhi, menghormati klien, dan juga tidak menghakimi klien.
b) Keterlibatan dan kewajiban antara pekerja sosial dan klien adalah kesepakatan yang
menunjukkan hak dan kewajiban dalam upaya penanganan masalah.
c) Menunjukkan adanya pengakuan bahwa masalah yang dihadapi klien dikarenakan
hubungannya dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam, dan juga mengakui bahwa
harapan klien adalah unsur yang harus diperhatikan.
d) Empati menunjukkan adanya sikap atau kemampuan seorang pekerja sosial untuk
mematuhi dan memahami perasaan klien tanpa harus ikut tenggelam atau larut dalam
masalah. Dalam empati pekerja sosial tidak hanya memperhatikan klien, tapi juga
bersama-sama klien mengatasi jalan keluarnya
e) Pekerja sosial secara sungguh-sungguh membantu klien dalam menyelesaikan
masalahnya, dan antara pekerja sosial dengan klien dalam prosesnya menjalin keselarasan
agar berjalan dengan baik. Selain berkewajiban membangun relasi yang baik dengan klien,
pekerja sosial juga harus mempunyai relasi yang baik dengan orang lain, lembaga-lembaga
dan organisasiorganisasi lain.
Pekerja sosial membentuk relasi pertolongan baik dengan para aplikan dan klien maupun
dengan anggota kelompok kerja pertolongan ataupun dengan sistem intervensi. Jadi relasi
pertolongannya dengan klien bukan merupakan relasi yang sama sekali terpisah, tetapi
berkaitan atau bahkan merupakan kesatuan dengan relasi pertolongan yang lain.
Pekerja sosial secara aktif membentuk relasi pertolongan antara anggota kelompok
pertolongan. Hal ini penting untuk menunjang kinerja pekerja sosial dalam menangani dan
membantu kliennya untuk dapat berfungsi sosial kembali.
Contohnya, pekerja sosial harus mempunyai relasi yang baik dengan lembaga pelayanan
sosial di bidang kesehatan, hal ini bertujuan agar saat klien sakit pekerja sosial dapat
menghubungi pihak lembaga kesehatan agar perwakilannya dapat memeriksa dan mengobati
klien. Jika ingin membangun relasi yang baik, maka pekerja sosial harus memiliki kemampuan
komunikasi yang mumpuni pula. Ini dikarenakan agar informasi atau pesan yang ingin
disampaikan oleh pekerja sosial dapat dipahami dengan baik oleh klien, begitu pun sebaliknya.
Para pekerja sosial yang ingin membentuk hubungan komunikasi yang baik dengan para klien
perlu kiranya memperhatikan faktor-faktor berikut ini:
1. Sikap dan perasaan-perasaan pengirim maupun penerima pesan sungguh amat penting,
sebab sikap dan perasaan itu dapat mempengaruhi seluruh proses komunikasi.
2. Saling pengertian mengenai persamaan-persamaan maupun perbedaan-perbedaan
antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi.
3. Para pekerja sosial hendaknya memahami kemampuan para kliennya dalam
menggunakan media komunikasi verbal maupun non verbal.
4. Para pekerja sosial hendaknya mampu menggunakan berbagai macam sarana
komunikasi
5. Para pekerja sosial hendaknya tanggap dan mampu mengevaluasi kebutuhankebutuhan
akan pengulangan dan mampu memberikan respon atau umpan balik secara tepat dan
memadai
6. Kata-kata, isyarat, atau lambang-lambang yang mengandung arti tersirat hendaknya
hanya digunakan apabila kata-kata, isyarat, atau lambang-lambang serupa itu dapat
diterima dan dimengerti oleh orang-orang.
7. Tempo komunikasi hendaknya disesuaikan dengan tingkat kemampuan klien
8. Para pekerja sosial hendaknya sadar mengenai cara-cara yang dipergunakan olehnya
maupun oleh klien untuk mengurangi dan mengatasi hambatan-hambatan dalam
berkomunikasi.
Kemampuan berkomunikasi yang baik, dan membangun relasi yang baik hendaknya harus
dimiliki oleh setiap pekerja sosial. Mengingat tugas seorang pekerja sosial ialah mencari dan
menggali mengenai permasalahan yang dihadapi oleh klien, juga mencari dan menggali sistem
sumber yang ada untuk dapat dimanfaatkan oleh klien. Pekerja sosial juga hendaknya mampu
menjadi broker yang membantu menyediakan pelayanan sosial kepada klien, dan menjadi
mediator untuk menghubungkan klien dengan berbagai sumber pelayanan sosial yang ada di
lingkungan sekitar. Kemampuan berkomunikasi dan berelasi yang baik juga menjadi hal yang
wajib dikuasai oleh pekerja sosial untuk menjalankan peran-perannya sebagai pekerja sosial
professional.
Contohnya seperti saat pekerja sosial menangani kasus klien yang menggunakan NAPZA.
Dalam menangani klien tersebut pekerja sosial harus mampu menguasai kemampuan
berkomunikasi untuk menggali informasi mengapa klien bisa terjurumus ke dalam dunia
seperti itu, latar belakang yang mengakibatkan klien bisa mengkonsumsi barang tersebut,
bagaimana keadaan lingkungan tempat klien melakukan kegiatan seharihari, bagaimana
kondisi keluarga klien, apakah faktor keluarga juga menjadi alasan mengapa klien bisa sampai
mengkonsumsi barang tersebut, dan informasi-informasi lainnya yang harus dicari tahu. Untuk
mendapatkan informasi-informasi itu pekerja sosial harus memiliki kemampuan komunikasi
yang baik dan tidak monoton. Pekerja sosial harus bisa menanyakan pertanyaan-pertanyaan
tersebut dengan kebih variatif atau terdengar tidak kaku, sehingga membuat klien nyaman
untuk menceritakannya dengan pekerja sosial. Pekerja sosial juga harus mampu menangkap
informasi-informasi yang disampaikan oleh klien, baik yang secara verbal maupun non verbal.
Selain mempunyai kemampuan komunikasi yang mumpuni, pekerja sosial juga harus memiliki
relasi yang baik dengan klien ataupun dengan kelompok pertolongan lainnya. Dalam
menangani kasus ini pekerja sosial hendaknya memiliki relasi yang baik dengan dinas sosial,
rumah sakit, kepolisian dan lembaga kejaksaan. Hal ini dikarenakan agar proses penanganan
kliennya dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan yang sudah dibuat

KOMUNIKASI DAN RELASI PEKERJA SOSIAL


Pekerjaan Sosial dalam melakukan proses pertolongan tidak pernah lepas dari komunikasi dan
relasi.
Komunikasi + Relasi = hubungan
Komunikasi = saling pertukaran informasi
Relasi tekanannya kepada aspek emosional
Komunikasi dan relasi merupakan konsep dasar
dalam proses pertolongan
Komunikasi merupakan pertukaran informasi
antara dua orang atau lebih

Dalam proses pertukaran terjadi kegiatan kegiatan memberi/mengirim, menerima dan


menanggapi pesan2 diantara orang yang berinteraksi. Pesan pesan tersebut berupa lambang2
dan pada lambang begitu melekat arti dan maknanya. Dalam proses komunikasi timbul
tanggapan. Tanggapan merupakan umpan balik dari pesan pesan yang disampaikan.
Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi setiap orang dalam hidup
bermasyarakat. Wilbur Schramm, Komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang
tidak dapat dipisahkan.
Sebab tampa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk sebaliknya tampa
masyarakat manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi
Apa yang mendorong manusia ingin berkomunikasi dengan orang lain ?
Karena secara biologi manusia mempunyai kebutuhan yaitu :
- kebutuhan untuk mempertahankan
- kelangsungan hidupnya ,dan
- kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya .
Harold D. Lasswell Menyebut 3 fungsi dasar yang menjadi penyebab mengapa manusia perlu
berkomunikasi
1. Hasrat mengontrol lingkungannya
2. Upaya manusia untuk dapat beradaptasi
dengan lingkungannya
3. Upaya untuk melakukan transformasi
warisan sosialisasi
DEFINISI KOMUNIKASI
Komunikasi mengandung makna bersama sama. Komunikasi berarti pemberitahuan atau
pertukaran. Kata sifat communis bermakna umum atau bersama sama. Sejarah ilmu
komunikasi dikembangkan
dari ilmuwan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu. Sarah T dan Arthur J (1966) :
Komunikasi adalah suatu proses di mana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima
melalui berbagai saluran.

• Hoveland (1948) : Komunikasi adalah proses dimana individu mentrasmisikan stimulus


untuk mengubah prilaku individu yang lain. Everett M. Rogers and Lawrence K
(1981)
Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk dan
melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain yang pada gilirannya terjadi
saling pengertian yang mendalam.
• Bernart berelson dan Gary A.S (1964). Komunikasi adalah transmisi informasi,
gagasan, emosi, keterampilan dll dengan menggunakan simbol simbol.Tindakan atau
proses transmisi itulah yang disebut komunikasi.
Shannon dan Weaver (1949) Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling
pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya sengaja atau tidak sengaja, tidak terbatas
pada bentuk komunikasi
menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam ekspresi muka, lukisan, seni dan
teknologi

UNSUR UNSUR KOMUNIKASI


Komunikasi hanya bisa terjadi kalau di dukung oleh : sumber, pesan, media, penerima dan
efek.
Unsur ini disebut juga komponen atau elemen. Banyak unsur atau elemen yang mendukung
terjadinya komunikasi.
Aristoteles
Suatu proses komunikasi memerlukan tiga unsur komunikasi
Yaitu : 1. Siapa yang berbicara,?
2. apa yang dibicarakan, ?
3. siapa yang mendengarkan?
TUJUAN KOMUNIKASI

Secara umum adalah untuk saling bertukar informasi, pengalaman dan sumber, untuk saling
memahami dan berhubungan dengan orang lain, untuk memahami dan mengatur relasi antar
pribadi, untuk mempengaruhi orang lain guna memenuhi kebutuhan sendiri, untuk menghadapi
orang lain guna memenuhi kebutuhan mereka atau untuk menampilkan/melaksanakan tugas
tugas kehidupan.
BAB III
KESIMPULAN
Pekerjaan sosial dalam melakukan proses pertolongan tidak lepas dari komunikasi dan
relasi. Komunikasi dan relasi merupakan konsep dasar dalam proses pertolongan, maksudnya
di dalam proses pertolongan pekerjaan sosial bahwa setiap pekerja sosial apabila menangani
klien tidak lepas dari komunikasi.
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi atau pesan ke orang lain
sehingga menimbulkan respon, dalam hal ini pekerja sosial dalam menangani klien selalu
melakukan komunikasi terhadap klien, dan juga komunikasi dan relasi terhadap lembaga-
lembaga lain yang terkait. Relasi antara pekerja sosial dan klien itu unik, tetapi dalam relasi
sebagai pekerja sosial memiliki sifat yang umum, artinya sifat umum dari relasi pekerjaan
sosial.
Jadi, pekerja sosial dalam melakukan pekerjaannya dia selalu melakukan komunikasi dan
relasi ke semua bidang yang terkait, hal ini penting untuk pekerja sosial karena tugasnya ialah
mencari dan menggali informasi maupun sistem sumber dan menghubungkan klien ke sistem
sumber atau kepada lembaga-lembaga yang dapat memberikan pelayanan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafied. 2019. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Direktorat Pelayanan Rehabilitasi Sosial. Penyelenggaraan Rehabilitasi Bagi Korban
Penyalahgunaan Narkoba. 2020.
Fajar, Marhaeni. 2021. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Raharjo, Santoso Tri. 2020. Assessment dan Wawancara. Bandung: Unpad Press.
http://www.academia.edu/komunikasi-dan-relasi/diakses pada tanggal 09 juni 2022 ,pukul
09:00 wib
http://www.komunikasipraktis.com/keterampilan-komunikasi/diakses pada tanggal 09 juni
pukul 12:00 wib.

Anda mungkin juga menyukai