Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN PENDAHULUAN

OSTEOARTHRITIS

Diajukan untuk memenuhi rencana tugas mahasiswa individu mata kuliah

Keperawatan Gerontik

Dosen pengampu : Stephanie Melia, S.Kep.,Ners.,MNS

Disusun oleh :

Nama : Sweetli priskilla Trisnawati rogi

Nim : 1420119037

SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG

2022
A. Definisi
Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi yang paling sering dan merupakan
salah satu penyebab nyeri, disabilitas, dan kerugian ekonomi dalam populasi
(Donald,et al., 2010). Kata “osteoartritis” sendiri berasal dari Yunani dimana
“osteo” yang berarti tulang, “arthro” yang berarti sendi, dan “itis” yang berarti
inflamasi, walaupun sebenarnya inflamasi pada osteoartritis tidak begitu
mencolok seperti yang ada pada remathoid dan autoimun arthritis (Arya,et al.,
2013).

B. Etiology

Penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun
beberapa faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain adalah :

1. Umur.

Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah
yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan
bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang
pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.

2. Jenis Kelamin.

Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan
dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis 7 kurang lebih sama pada laki dan
wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita
dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis
osteoartritis.

3. Genetic

Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari
seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat
dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya
perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dananak
perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.

4. Suku.

Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat


perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha lebih
jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis
lebih sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit putih.
Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada
frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.

5. Kegemukan.

Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata
tak hanya berkaitan dengan osteoartritis 8 pada sendi yang menanggung beban,
tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).

C. Faktor resiko
Faktor risiko dari OA yaitu usia, jenis kelamin, genetik, kegemukan, suku bangsa,
penyakit metabolik, pekerjaan, olahraga, cedera sendi, serta kelainan pertumbuhan.(13)
Pekerjaan
yang membutuhkan gerakan fisik yang berat dan pemakaian satu sendi secara terus-
menerus, seperti berlutut atau mengangkat beban yang berat merupakan salah satu
faktor risiko dari Individu yang sering melakukan kegiatan fisik tertentu dalam waktu yang
lama saat melakukan pekerjaannya seperti berlutut, berjongkok, naik tangga, berdiri lama
serta mengangkat beban berat dapat meningkatkan risiko terjadinya kegiatan kerja yang
memberikan beban pada sendi terutama berjongkok dan berlutut hampir sepanjang hari
serta mengangkat beban berat secara teratur berperan dalam terjadinya OA dan
memperburuk perkembangan serta semakin memperparah gejala. Penulis tertarik
melakukan penelitian dikarenakan pada desa tersebut letak geografisnya berupa lahan
datar dan lereng/bukit dimana mayoritas pekerjaanyasebagai petani yang bertani secara
konvensionalmaupun dengan bantuan alat bertani. Tujuan dari penelian ini ialah untuk
mengetahui hubungan antara pekerjaan dengan faktor yang memengaruhi osteoarthritis
dengan tingkat kejadian osteoarthritis lutut pada petani.

D. Klasifikasi

Berdasarkan patogenesisnya, osteoartritis dibedakan menjadi dua yaitu


osteoartritis primer dan osteoartritis sekunder.

1) Osteoartritis primer disebut juga dengan osteoartritis idiopatik dimana


kausanya tidak diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik
maupun proses perubahan lokal pada sendi.

2) Osteoartritis sekunder adalah osteoartritis yang didasari oleh kelainan


endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan, herediter, jejas makro dan mikro
serta imobilisasi yang terlalu lama (Soeroso S et al., 2006)

E. Patofisiology (Pathway yang menunjukan minimal 5 masalah keperawatan


Gerontik)
F. Tanda dan gejala
1. Riwayat Penyakit
 Nyeri
o Nyeri pada awal gerakan
o Nyeri selama bergerak
o Nyeri yang menetap atau nyeri nocturnal
o Membutuhkan analgesic
 Hilangnya fungsi
o Kekakuan (stiffness)
o Keterbatasan gerakan
o Penurunan aktivitas sehari
o hari
o Kebutuhan akan alat bantu ortopedi
 Gejala lain
o Krepitasi
o Peningkatan sensitivitas terhadap dingin dan atau lembab
o Progresi bertatahap (Joern, 2010)

G. Diagnostik Penunjang
Terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk lebih mendukung adanya
Osteoartritis, antara lain sebagai berikut :
a. Foto polos sendi (Rontgent) menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi
sebagai penyempitan rongga sendi, destruksi tulang, pembentukan osteofit
(tonjolan-tonjolan kecil pada tulang), perubahan bentuk sendi, dan destruksi tulang.
b. Pemeriksaan cairan sendi dapat dijumpai peningkatan kekentalan cairan sendi.
c. Pemeriksa artroskopi dapat memperlihatkan destruksi tulang rawan sebelum tampak
di foto polos.
d. Pemeriksaan Laboratorium: Osteoatritis adalah gangguan atritis local, sehingga tidak
ada pemeriksaan darah khusus untuk menegakkan diagnosis. Uji laboratorium
adakalanya dipakai untuk menyingkirkan bentuk-bentuk atritis lainnya. Faktor
rheumatoid bisa ditemukan dalam serum, karena factor inimeningkat secara normal
paa peningkatan usia. Laju endap darah eritrosit mungkin akan meningkat apabila
ada sinovitis yang luas.
H. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. Data Subjektif: Reaksi faktor R dengan Nyeri
- Ny. F mengeluh nyer pada antibody, faktor metabolic,
bagian pergelangan tangan infeksi dengan
Data Objekif kecenderungan virus
- Klien tampak meringis
kesakitan
Reaksi peradangan
TD : 160/100 mmHg
Nadi = 94x/mnt
RR = 21x/menit
Nyeri
- Skala Nyeri : 3
- Ekstremitas atas 4/3
2. Data Subjektif: Reaksi faktor R dengan Resiko jatuh
- Klien mengatakan bahwa Ia antibody, faktor metabolic,
mengalami jatuh dikamar infeksi dengan
tidur.
Data Objektif:
- Klien tampak dibantu oleh kecenderungan virus Reaksi
peradangan
anggota keluarga nya dalam
melakukan aktitas
- Lingkungan kamar klien
Synovial menebal
tampak tidak teratur diserta
pencahayaan yang kurang
- Pengkajian jatuh skala morse Pannus
= 75
- Klien tampak lemah
Infiltrasi dalam
os.subcondria

Hambatan nutrisi pada


kartilago artikularis
Kerusakan kartilago dan
tulang

Tendon dan ligamen


melemah

Hilangnya kekuatan otot

Risiko Jatuh

3. Data Subjektif : Reaksi faktor R dengan Hambatan


- Klien mengatakan kesulitan antibody, faktor metabolic, mobilitas fisik
dalam melakukan infeksi dengan
aktivitasnya kecenderungan virus
Data Objektif :
Reaksi peradangan
- Klien tampak lemah
- Berjalan sedikit pincang
- Time up and go test … Kekakuan Sendi

Hambatan mobilitas fisik

4. Data Subjektif : Reaksi faktor R dengan Defisit Perawatan


- Klien mengatakan tidak antibody, faktor metabolic, Diri
mampu dalam melakukan infeksi dengan
mandi, keramas, dan gosok kecenderungan virus
gigi
Reaksi peradangan
Data Objektif :
- Klien tampak kurang bersih
- klien membutuhkan bantuan Synovial menebal

untuk mandi
- klien tampak lemas dan tidak
Pannus
mampu bergerak dengan
baik

Infiltrasi dalam
os.subcondria

Hambatan nutrisi pada


kartilago artikularis

Kartilago nekrosis

Erosi kartilago

Adhesia pada permukaan


sendi

Ankilosis fibrosis

Kekuatan sendi
Keterbatasan gerak sendi

Defisit perawatan diri

I. Ringkasan Diagnosa Keperawatan

Dx Keperawatan nyeri akut


Definisi pengalaman sensori dan emosional tidak
menynangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan
actual atau potensia atau yang digambarkan sebagai
kerusakan (international Association for study of
pain):waitan yang tiba-tiba atau lambat dengan
intensitas ringan hingga berat, dengan berakhirnya
dapat diantisipasi atau diprediksi, dan dengan durasi
kurang dari 3 bulan.
nyeri adalah rasa indrawi dan pengalaman emosional
yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan
jaringan yang nyata atau berpotensi rusak atau
tergambarkan seperti adanya kerusakan jaringan.
Bambang suryono suwondo,2017.
Batasan karakteristik -perubahan selera makan
-peribahan tekanan darah
-perubahan posisi untuk menghindari nyeri
-indikasi nyeri yang dapat diamati
-mengekspresikan
perilaku(mis, merengek,gelisah,menangis)
-perilaku distraksi
-sikap melindungi area nyeri
-sikap tubuh melindungi
-melaporkan nyeri secara verbal
-gangguan tidur
Pengkajian DS:
klien mengatakan nyeri dan bengkak pada seluruh
sendi
DO :
- Klien tampak meringis kesakitan
TD:160/100 mmHg
Nadi: 94x/menit
RR:21x/mnt
- Skala 6

Faktor yg berhubungan - Algensi cedera biologis


- Algensi cedera kimiawi
- Algensi cedera fisik
Alternatif Dx (Saran Nyeri Kronis
Penggunaan)
Nursing Outcome (NOC) Tujuan Jangka Panjang:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
Nyeri teratasi dan samping hilang
Tujuan Jangka Pendek (SMART):
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
klien melaporkan bahwa nyeri berkurang

Kriteria Hasil (minimal 4 kriteria)


- Mampau mengontrol nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu menggunakan teknk
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri
- Mampu mengenali nyeri( skala intensitas,
frekunesi dan tanda nyeri)
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
- Posisi tubuh melindungi
Intervensi (NIC) 1. Monitor tanda-tanda vital
2. Lakukan komunikasi teraupetik dengan
pasien
3. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi, skala,
karakteristik, durasi, frekuensi , kualitas
4. Ajarakan teknik relaksasi distraksi menarik
nafas dalam dan melakukan kegiatan yang
disukai pasien
5. Terapi kompres air hangat
6. Tingkat istrahat pasien
7. Kolabarasi dengan dokter untuk pemberia t
obat analgesic
8. Kolaborasi dengan terapis untuk
memberikan terapi hypnosis

M.Bulechek,G 2016. Edisi Enam Nursing Interventions


Classsification (NIC ). Singapore :Elsevier Global
Rights.Hal;541
Nurarif. A.H dan Kusuma.H 2015. APLIKASI Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis& NANDA
NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction
Suwondo,Bambang Suryono. 2017. Buku Ajar Nyeri.
Jogjakart: Indonesia Pain Society

Dx Keperawatan Resiko Jatuh


Definisi Resiko Jatuh adalah peningkatan kerentanan untuk
jatuh yang dapat menyebabkan bahaya fisik
Batasan karakteristik - riwayat jatuh
- penurunan status mental
- ruang yang tidak dikenal
- penurunan ekstremitas bawah
- gangguan mobilitas fisik
Pengkajian DS: -klien mengatakan ia jatuh dikamar tidur
DO:- klien tampak tampah dibantu oleh anggota
keluarganya dalam melakukan aktivitas
-lingkungan kamar klien tampak tidak teratur diserta
pencahayaan yang kurang
-pengkajian skala morse
-klien tampak lemah

- indentifikasi faktor yang mempengaruhi


kebutuhan keamanan
- indentifikasi faktor lingkungan yang
meungkinkan resiko jatuh
- periksa apakah klien memakai pakaian yang
terlalu ketat
- tinjau riwayat obstetric: klien untuk
mendapatkan inforamsi terkait yang
mempengaruhi induksi

Faktor yg berhubungan - orang dewasa (usia diatas 69 tahun, riwayat


jatuh, hidup seseorang diri)
- anak- anak (usia < 2 tahun kurang pengawasan
tidak ada pengaman)
- lingkungan (semrawut, lantai basah,
pencahaya kurang)
- kognitif ( penuruan status metal)
fisiologi (anemia , diare, artrithis, pusing ,
masalah pada kaki gangguan persepsi)
Alternatif Dx (Saran - media
Penggunaan) - resiko cidera
- resiko trauma
Nursing Outcome (NOC) Tujuan Jangka Panjang::
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
3x24jamdiharapkan klien terbebas dari resiko jatuh
Tujuan Jangka Pendek (SMART):
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 1x 24
jam diharapkan terhindar dari kejatuhan

Kriteria Hasil (minimal 4 kriteria)


- tanda-tanda vital normal
- terbebas dari jatuh
- mampu menjelaskan cara mencegah jatuh
- mampu mengenal perubahan status kesehatan

Intervensi (NIC) - monitor tanda-tanda vital


- identifikasi resiko jatuh
- ajarakan pembatasan area kepada klien
- lakukan terapi latihan keseimbangan
- kolaboarsi dengan keluarga agar mendukung
klien terhindari dari jatuh

M.Bulechek,G 2016. Edisi Enam Nursing Interventions


Classsification (NIC ). Singapore :Elsevier Global
Rights.Hal;529

Dx Keperawatan Hambatan mobilitas fisik


Definisi Hambatan Mobilitas Fisik:keterbatasan pada
pergerakan fisik tubuh atau satu lebih ekstermitas
secara mandiri dan terarah .

Batasan karakteristik - Gangguan sikap berjalan


- Penurunan keterampilan motorik halus
- Penuruan ketrampilan motorik kasar
- Waktu reaksi memanjang
- Penurunan rentang gerak
- Kesulitan membolak-balik posisi
- Ketidaknyamanan
- Melakukan aktivitas lain sebagai pengganti
bergerak
- Dispnea setelah beraktifitas
- Tremor akibat bergerak
- Instablitiasi postur
- Gerakan lambat
- Gerakan tidak terkoordinasi
Pengkajian DS :- klien mengatakan kesulitan dalam
melakukan aktivitasnya
DO:-klien tampak lemah
-berjalan sedikit pinjang
-Time up anf go test
- Lakukan Pengkajian mobilitas fisik pasien
secara terus-menerus
- Kajai tingkat kesadaaran
- Kaji kekuatan otot dan mobilitas sendi
(rentang pergerakan )
pengkajian merupakan proses yang continue
untuk menentukan tingkat performa hambatan
mobilitas pasien
Faktor yg berhubungan - Intoleransi aktivitas
- Perubahan metabolisme sel
- Ansietas
- Imt diatas atas presentasi
- Gangguan kognitif
- Kelemahan
- Kakau sendi
- Gangguan neuromuscular
- Penurunan kekuatan kendali/masa otot
Alternatif Dx (Saran - Resiko sindrom disuse
Penggunaan) - Resiko cidera
- Defisit perawatan diri
- Hambatan berjalan
- Hambatan mobilitas kursi roda
Nursing Outcome (NOC) Tujuan Jangka Panjang::
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24jam mampu melakukan aktivitas dengan baik
kembali
Tujuan Jangka Pendek (SMART):
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 1x 24
jam diharapkan klien meningkat dalam aktivitas

Kriteria Hasil (minimal 4 kriteria)


-klien meningkatkan dalam aktivitasnya
-mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
-memeverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan
kekuatan dan kemampuan berpindah
-memperagakan penggunan alat bantu untuk mobilasi
Intervensi (NIC) - Monitor tanda-tanda vital
- Kaji kemampuan pasien untuk mobilasai
- Bantu pasien untuk menggunakan tongkat saat
berjalan
- Berikan pasien pendidikan kesehatan
mengenai patofisologi perjalanan penyakit
pasien
- Ajarkan pasien bagaimana cara merubah posisi
- Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan
medis selanjutnya
- Kolaborasi dengan fisioterapi untuk latihan
pergerakan sendi dan otot

M.Bulechek,G 2016. Edisi Enam Nursing Interventions


Classsification (NIC ). Singapore :Elsevier Global
Rights.Hal;526

Dx Keperawatan Defisit Perawatan Diri

Definisi ketidakmampuan melakukan pembersihan diri saksana


secara mamdiri

Batasan karakteristik - Ketidak mampuan mengakses kamar mandi


- Ketidak mampuan menjangkau air
- Ketidak mampuan mengeringkan tubuh
- Ketidak mampuan mengambil perlengkapan
mandi
- Ketidak mampuan mengatur air mandi
- Ketidak mampuan membasuh tubuh
Pengkajian DS :
klien mengatakan tidak mampu mandi, keramas, dan
gosok gigi
Do
- Klien tampak kurang bersih
- Klien membutuhkan bantuan untuk mandi
- Klien tampak lemas dan tidak mampu bergerak
dengan baik
Faktor yg berhubungan - Ansietas
- Penuruan motivasi
- Kendali lingkungan
- Nyeri
- kelemahan
Alternatif Dx (Saran - Hambatan pemeliharan rumah
Penggunaan) - Defisit perawan diri: Berpakian
- Defisiti perawatan diri : makan
- Defisit perawatan diri :eliminasi
- Pengabain diri
Nursing Outcome (NOC) Tujuan Jangka Panjang::
setalah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam
diharapkan defisit perawatan diri teratasi
Tujuan Jangka Pendek (SMART):
setalah dilakukan tindakan keperawatan selama
1x24jam diharapkan klien mampu tanpa bantuan
Kriteria Hasil (minimal 4 kriteria)
- Mampu membersihkan tubuh secara mandiri
- Mampu mempertahankan kebersihan tubuh
- Mampu merawat mulut dan gigi secara teratur
- Mampu membersihkan dan mengeringkan
tubuh
- Mengungkapkan secara verbal kepuasan
kebersihan tubuh
Intervensi (NIC) - Memandikan klien
- Tingkatkan citra tubuh klien
- Fasilitas klien untuk tanggung jawab diri
- Ajarakan kepda klien penting mandi
- Kolaborasi den gan dokter untuk pemberian
obat
- Kolaborasi dengan tenaga psikologi untuk
psikologi klien

M.Bulechek,G 2016. Edisi Enam Nursing Interventions


Classsification (NIC ). Singapore :Elsevier Global
Rights.Hal;506
J. INTERVENSI

(M. Bulechek, G 2016. Edisi Enam Nusing Interventions Classification (N I C). Singapore :Elsevier Global Rights)

NO Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital 1. Tanda- tanda vital
selama 3x24 jam keperawatan 2. Lakukan komunikasi teraupetik mampu
diharapkan nyeri teratasi dan dengan pasien menggambarkan
sampai hilang 3. Lakukan pengkajian nyeri secara kondisi kesehatan
komprehensif termasuk lokasi, 2. Komunikasi
Tupen:
skala, karakteristik, durasi, terapeutik dapat
Setelah 1x24 jam dilakukan frekuensi , kualitas membangun
tindakan keperawatan 4. Ajarakan teknik relaksasi distraksi hubungan saling
diharapkan klien melaporkan menarik nafas dalam dan percaya anatara
bahwa nyeri berkurang melakukan kegiatan yang disukai perawat dan pasien

kriteria hasil pasien 3. Untuk mengetahui


5. Terapi kompres air hangat lokasi, skala,
 Mampau mengontrol
6. Tingkat istrahat pasien karakteristik, durasi,
nyeri (tahu penyebab
7. Kolabarasi dengan dokter untuk frekuensi, kualitas
nyeri, mampu
pemberia t obat analgesic dari nyeri sehingga
menggunakan teknk
8. Kolaborasi dengan terapis untuk intervensi yang
nonfarmakologi untuk memberikan terapi hypnosis diberikan tepat
mengurangi nyeri, 4. Teknik non
mencari bantuan) farmakologi mampu
 Melaporkan bahwa menhurangi nyeri
nyeri berkurang 5. Untuk menurukan
dengan menggunakan intensitas nyeri
manajemen nyeri 6. Istirahat membuat
 Mampu mengenali pasien akan lebih
nyeri( skala intensitas, rileks
frekunesi dan tanda 7. Obat analgesik
nyeri) adalah oabt pereda
 Menyatakan rasa nyeri
nyaman setelah nyeri 8. Terapi hipnosis akan
berkurang membuat pasien
rileks dan nyeri dapet
berkurang

2. Resiko Jatuh Tujuan Jangka Panjang:: 1. monitor tanda-tanda vital 1. tanda-tanda vital
Setelah dilakukan asuhan 2. identifikasi resiko jatuh mampu
keperawatan 3. ajarakan pembatasan area menggambarkan
3x24jamdiharapkan klien kepada klien kondisi kesehatna
terbebas dari resiko jatuh 4. lakukan terapi latihan 2. untuk mengetahui
Tujuan Jangka Pendek keseimbangan kemungkinan-
(SMART): 5. kolaboarsi dengan keluarga kemungkinan terjadi
Setelah dilakukan tindakan agar mendukung klien resiko jatuh
keperawatan selam 1x 24 jam terhindari dari jatuh 3. untuk menghindari
diharapkan terhindar dari resiko jatuh
kejatuhan 4. latihan
Kriteria Hasil keseimbangan
 tanda-tanda vital mampu mencegah
normal klien dari resiko
 terbebas dari jatuh jatuh
 mampu menjelaskan 5. bantuan keluarga
cara mencegah jatuh sangat bermanfaat
 mampu mengenal untuk mencegah
perubahan status klien dan resiko jatuh
kesehatan 6. untuk meningkatkan
keseimbangan agar
terhindar dari
kejatuhan

3. Hambatan Mobilitas fisik Tujuan Jangka Panjang:: 1. Monitor tanda-tanda vital 1. Tanda-tanda vital
Setelah dilakukan tindakan 2. Kaji kemampuan pasien mampu
keperawatan selama 3x24jam untuk mobilasai mengga,abrkan
mampu melakukan aktivitas 3. Bantu pasien untuk kondisi kesehatan
dengan baik kembali menggunakan tongkat saat klien
Tujuan Jangka Pendek berjalan 2. Untuk mengetahui
(SMART): 4. Berikan pasien pendidikan sejauh mana klien
Setelah dilakukan tindakan kesehatan mengenai mampu mobilisasi
keperawatan selam 1x 24 jam patofisologi perjalanan 3. Untuk membantu
diharapkan klien meningkat penyakit pasien klien berjalan dan
dalam aktivitas 5. Ajarkan pasien bagaimana terhindar dari jatuh
cara merubah posisi 4. Untuk menambah
Kriteria Hasil 6. Kolaborasi dengan dokter pengetahuan dan
 klien meningkatkan untuk tindakan medis mencegah klien dari
dalam aktivitasnya selanjutnya kecemasaan
 mengerti tujuan dari 7. Kolaborasi dengan fisioterapi 5. Merubah posisi yang
peningkatan mobilitas untuk latihan pergerakan benar agar klien
 memeverbalisasikan sendi dan otot terhindar dari cidera
perasaan dalam 6. Agar klien sembuh
meningkatkan kekuatan dari osteoarthritis
dan kemampuan dan aktivitas mampu
berpindah dijalani dengan baik
 memperagakan 7. Latihan bergerakan
penggunan alat bantu sendi dan obat otot
untuk mobilasi agar klien mampu
melakukan aktivitas
sangat baik secara
perlahan

4. Defisit Perawatan Diri Tujuan Jangka Panjang:: 1. Memandikan klien 1. Untuk membantu
setalah dilakukan asuhan 2. Tingkatkan citra tubuh klien memenuhi
keperawatan 3x24 jam klien kebutuan mandi
diharapkan defisit perawatan 3. Fasilitas klien untuk 2. Agar klien mampu
diri teratasi tanggung jawab diri mandi secara mandiri
Tujuan Jangka Pendek 4. Ajarakan kepda klien 3. Untuk meningkatkan
(SMART): penting mandi percaya diri klien
setalah dilakukan tindakan 5. Kolaborasi dengan akan lebih bersih
keperawatan selama 1x24jam tenaga psikologi untuk 4. Agar klien mampu
diharapkan klien mampu tanpa psikologi klien bertanggung jawab
bantuan terhadap dirinya
Kriteria Hasil 5. Terapi farmakologi
mampu membuat
 Mampu membersihkan klien dapat
tubuh secara mandiri beraktivitas dan
 Mampu amndi secara mandiri
mempertahankan
kebersihan tubuh
 Mampu merawat mulut
dan gigi secara teratur
 Mampu membersihkan
dan mengeringkan
tubuh
 Mengungkapkan secara
verbal kepuasan
kebersihan tubuh
II. Laporan Kasus
1. Format Pengkajian

2. IDENTITAS
NAMA: Ny. F USIA: 79 thn P/L
MENIKAH/ TIDAK MENIKAH/ JANDA/ DUDA SUKU: Sunda AGAMA: Islam
PENDIDIKAN: TIDAK TAMAT SD/ TAMAT SD/
SMP/SMU/PT ALERGI: -
ALAMAT: Jl. Kopo GG Winata Bandung
RIWAYAT KESEHATAN
KELUHAN DAN PENYAKIT 3 BULAN TERAKHIR:
Pasien mengeluh nyeri pada bagian pergelangan tangan kanan. Pasien mengatakan satu minggu
yang lalu jatuh di kamar tidur. Pada 3 bulan terakhir pasien memiliki penyakit radang pada
sendi.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA:
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit keturunan, dan tidak
ada yang memiliki penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC, dan lain – lain.
GENOGRAM
Keterangan:

: perempuan X : Meninggal

: Laki – laki : tinggal di rumah


: Klien
RIWAYAT JATUH
WAKTU : > 3 TAHUN/ 2 TAHUN/ 1 TAHUN/ <6 BULAN YANG LALU
LOKASI & PENYEBAB :
Di Panti Werdha, kurang nya keseimbangan.

DAMPAK PADA KESEHATAN :


Pergelangan tangan sebelah kanan tampak sedikit bengkak dan memar.
Kekuatan otot atas klien 4/3, dan juga kekuatan otot bawah klien 4/3.
*GEJALA ‘FEAR OF FALLING’: ADA/ TIDAK ADA
(*Lingkari jawaban yang menunjukkan kondisi klien)
STATUS KESEHATAN SAAT INI
KELUHAN UTAMA (PQRST):
Pasien mengatakan merasakan nyeri pada persendian pergelangan tangan. Nyeri bertambah
apabila pasien mengangkat atau memindahkan barang dengan bobot sedang, nyeri berkurang
apabila pasien istirahat, nyeri dirasakan pada pergelangan tangan kanan dengan skala nyeri 3.
Nyeri dirasakan hilang timbul.
*POSTUR TUBUH (TULANG BELAKANG): TB/BB: 157 cm / 49 kg
TEGAP/MEMBUNGKUK/KIFOSIS/SKOLIOSIS Lingkar betis : 33 cm
TTV : Nadi ( 94 x / mnt); Respirasi (21 x / mnt); Suhu (36,5°C) ; TD ( 160/ 100 mmHg)
Hari/ Tanggal: Jumat 7 Mei 2022

PENGGUNAAN ALAT BANTU: PENDENGARAN / PENGLIHATAN / BERJALAN


JENS ALAT BANTU:
LAMA PEMAKAIAN: ……

PENGKAJIAN LANSIA (tuliskan tanggal pelaksanaan, hasil dan interpretasi hasil)


PENGKAJIAN FUNGSIONAL: 6 Mei 2022, Nilai = 65, ketergantungan sedang.
PENGKAJIAN KOGNITIF: 6 Mei 2022, Skor = 21, kemungkinan mengalami gangguan kognitif
SPMSQ: 6 Mei 2022, Skor = 1, fungsi intelektual utuh
PENGKAJIAN JATUH: 7 – 8 Mei 2022, Skor = 23&24, Resiko Jatuh tinggi. MFS, 9 juni 2022, Skor =
75, resiko tinggi.
PENGKAJIAN NUTRISI: 7 Mei 2022, Skor = 13, Nutrisi baik
PENGKAJIAN GERIATRIC DEPRESSION SCALE:7 Mei 2022 , Nilai = 6, depresi ringan.
PENGKAJIAN NYERI : Rating Scale: skala nyeri = 3, nyeri ringan
PENGKAJIAN FISIK
KEPALA: LEHER:
Bentuk kepala bulat, kulit kepala bersih, tidak terlihat Warna leher sama dengan kulit lain,
lesi pada kulit kepala,tidak teraba adanya edema, tidak teraba adanya pembesaran
rambut tebal dan rambut sudah beruban putih kelenjar tiroid, tidak teraba adanya
pembesaran kelenjar getah bening,
arteri karotis teraba dan terdengar.
MATA: DADA:
Mata kiri dan kanan simetris, Simetris bola mata kiri dan Dada kiri dan kanan simetris, tidak
kanan, Bulu mata tebal, Reaksi pupil normal pada saat terlihat lesi atau bekas operasi,
cahaya menjauh pupil dilatasi dan pada saat cahaya bentuk payudara simetris, aerola dan
mendekat pupil mengecil, Konjungtiva non anemis, putting susu simetris, tidak terlihat
sklera nonn ikterik, Nervus II ketajaman penglihatan baik edema, tidak teraba edema pada
payudara, tidak teraba kelainan
bentuk tulang dada seperti barrel
chest, pigeon chest, funnel chest,
kifoskoliosis, bunyi pernapasan
vesikuler dan bronkovesikuler tidak
HIDUNG: ABDOMEN:
Cuping hidung kiri dan kanan simetris, tidak terlihat Bentuk abdomen bulat, tidak terlihat
pernapasan cuping hidung, tidak terlihat polip, tidak bekas operasi atau lesi pada
terlihat lesi pada hidung, pernapasan 20x/menit, Nervus abdomen, tidak ada nyeri tekan, tidak
I tidak ada kendala dalam penciuman. teraba adanya edema, bising usus
normal, perkusi hepar bunyi redup,
perkusi kandung kemih bunyi timpani,
perkusi lambung dan usus bunyi
timpani.
MULUT DAN TENGGOROKAN : GENETALIA:
Warna mukosa mulut dan bibir pink, tidak terlihat lesi Tidak terdapat tanda – tanda infeksi
pada bibir, gigi rapih, tidak terlihat stomatitis, palatum pada genetalia
berwarna pink,tidak terlihat adanya tonsilitis, tidak
terlihat peradangan pada tenggorokan.
TELINGA: EKSTERMITAS:
Telinga kiri dan kanan simetris, warna telinga sama Ekstremitas atas kiri dan kanan
dengan warna kulit wajah, tidak terlihat lesi pada simetris, ekstremitas bawah kiri dan
telinga, tidak terlihat serumen, tidak ada nyeri tekan, kanan simetris, tidak adanya kelainan
tidak teraba edema pada telinga, pendengaran baik. pada ekstremitas, berjalan lambat,
terlihat lesi dan edema pada
ekstremitas atas kanan, tidak terlihat
lesi dan edema pada ekstremitas
bawah, ekstremitas atas Rom kurang
INTEGUMEN: aktif kekuatan otot 4/3 dan
REFLEKS:
Kulit lembab, terdapat lesi kemerahan pada kulit tangan Ekstremitas atas : Reflek trisep dan
kanan bagian pergelangan, turgor kulit baik elastisitas bisep positif
kulit kembali <1 detik dan lembab, terdapat edema pada pada tangan kanan, pada tangan kiri
kulit pergelangan tangan kanan, nadi teraba 94x/menit. tidak dapat diukur karena terdapat
pergelangan tangan yang bengkak
Ekstremitas bawah : Reflek patella
dan archiles positif
OBAT - OBATAN YANG DIKONSUMSI
RESEP DOKTER TANPA RESEP DOKTER

PERILAKU TERHADAP KESEHATAN


KEBIASAAN MEROKOK: > 3 BTG sehari / < 3 BTG sehari / TIDAK MEROKOK/ INGIN
BERHENTI/TIDAK INGIN BERHENTI
KEBIASAAN MENGKONSUMSI ALKOHOL: TIDAK MENGKONSUMSI / > 200 ml / < 200 ml
sehari

*OLAH RAGA: SELALU / KADANG-KADANG / TIDAK WAKTU/LAMA OLAH RAGA: 10 - 15


PERNAH menit/ hari
*JENIS: BERJALAN/BERLARI/ SENAM / BERENANG / Ket:
OLAH
RAGA LAINNYA

Pola Tidur

JUMLAH WAKTU TIDUR SEHARI MALAM: ± 6 ½ JAM / SIANG: ± 1


JAM

GANGGUAN TIDUR: TIDAK ADA / ADA SERING TERBANGUN

KEBIASAAN KHUSUS: -

Pola Eliminasi

BAK: > 5 KALI/3 -5 KALI/ < 3 KALI /HARI BAB: 1 KALI / 2 KALI / ≥ 3 KALI /
HARI

WARNA URINE: KUNING JERNIH/PUTIH JERNIH/KUNING KERUH KONSISTENSI: ENCER / KERAS /


LEMBEK

GANGGUAN BAK: TIDAK ADA / ADA* Ket: GANGGUAN BAB: TIDAK ADA /
ADA* Ket :
MASALAH DGN POLA BAK: TIDAK ADA / ADA* GANGGUAN BAB: TIDAK ADA /
ADA* Ket :

Pola Kebersihan Diri

MANDI: 1 KALI/2 KALI/ ≥ 3 KALI DENGAN SABUN/TIDAK Ket: -


SEHARI DENGAN SABUN

SIKAT GIGI: YA/TIDAK

FREKUENSI DLM SEHARI: 1 KALI/2 KALI/ ≥ 3 KALI SAAT MANDI/SETELAH


MAKAN/SEBELUM TIDUR/
LAINNYA

MENGGUNAKAN PASTA GIGI / KADANG - KADANG / TIDAK MENGGUNAKAN* Ket:

BERGANTI PAKAIAN BERSIH: 1 KALI SEHARI/ > 1 KALI SEHARI/ 2 HARI SEKALI

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

FREKUENSI MAKANAN SEHARI: 1 KALI / 2 KALI / HABIS 1 PORSI / ½ PORSI / < ½ PORSI/LAINNYA
3 KALI / TIDAK TERATUR (…….)

JENIS MAKANAN (Observasi satu hari)

Pagi: Nasi, lauk pauk, sayur

Siang: Nasi, lauk pauk, sayur

Malam: Nasi, lauk pauk, sayur

Snack/Makanan tambahan: buah dan biskuit

PREFERENSI MAKANAN KHUSUS: -

MASALAH DALAM UPAYA PEMENUHAN: -


PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN

FREKUENSI MINUM: < 3 GELAS* / > 3 GELAS Ket: -


SEHAR

JENIS MINUMAN: AIR PUTIH / TEH / SUSU / KOPI / LAINNYA (…………………) MASALAH DALAM UPAYA
PEMENUHAN:

POLA SOSIALISASI

KEMAMPUAN SOSIAL : mampu bersosilisasi dengan teman keluarga ddan anak cucu

SIKAP KLIEN TERHADAP ORANG LAIN : baik dan ramah

MASALAH DALAM BERSOSIALISASI : -

PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL

PANDANGAN KLIEN : klien hanya ingin hidup senang bersama keluarga

KEGIATAN YANG DILAKUKAN : ibadah , dan berdoa

MASALAH DALAM UPAYA PEMENUHAN : -

PENGKAJIAN FUNGSIONAL
(BARTHEL INDEKS: ‘MAHONEY & BARTHEL’)
Nama Klien : Ny. F
Usia : 79 Tahun
Tempat : Panti Werdha
Tanggal : 7 juni 2022
Panduan
1. Pengkajian Barthel digunakan untuk mengidentifikasi apa yang klien bisa
lakukan/kerjakan, tidak untuk mendokumentasikan apa yang klien mungkin bisa
lakukan (verbal).
2. Tujuan utama adalah untuk menetapkan tingkat kemandirian klien dari segala
bantuan (fisik atau verbal), baik minor atau tidak.
3. Performa klien harus dikaji berdasarkan bukti yang tersedia.
4. Menggunakan alat bantu diperbolehkan untuk memfasilitasi kemandirian.

NO AKTIVITAS NILAI
1 Makan
0 = dependen
5 = bantuan 5
10 = mandiri
2 Mandi
0 = bantuan
5 = mandiri 5
3 Kebersihan diri, mencuci muka, menyisir, mencukur, dan
menggosok gigi
0 = bantuan
5 = mandiri 0
4 Berpakaian termasuk mengenakan sepatu
0 = dependen
5 = membutuhkan bantuan 10
10 = mandiri
5 Mengontrol defekasi
0 = incontinent (atau membutuhkan enema)
5 = bantuan 10
10 = mandiri
7 Aktivitas toilet
0 = dependen
5 = bantuan 5
10 = mandiri
Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, termasuk duduk di
tempat
8 tidur
0= tidak mampu untuk duduk
5= membutuhkan bantuan satu atau 2 orang
10= membutuhkan sedikit bantuan (minor) 10
15= mandiri
9 Berjalan di jalan datar (jika tidak mampu lakukan dengan kursi roda)
5= menggunakan kursi roda lebih dari 25 m
10= berjalan dengan bantuan satu orang (> 25 m) 15
15= berjalan mandiri (bisa dengan menggunakan tongkat ( > 25
m)
10 Naik turun tangga
0= tidak mampu
5= bantuan 5
10= mandiri
JUMLAH 65

Penilaian:
0 – 20 : Ketergantungan
21- 60 : Ketergantungan berat/ sangat tergantung
61 – 90 : Ketergantungan sedang (moderat)
91 – 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri

Bandung, 7 juni 2022

Sumber: Mahoney, F.I., & Barthel, D. (1965). Functional evaluation: the Barthel Index.
Maryland State Med Journal, 14: 56-61
MINI MENTAL STATUS EXAM (MMSE)

Nama Klien : Ny. F Usia : 79 tahun

Tempat : Panti Wherda Tanggal : 5 – Mei – 2022

NO Aspek Yang Dikaji Waktu Skor Skor


Klien

1 Sekarang hari? 10 detik 1 1

Tanggal 10 detik 1 1

Bulan 10 detik 1 1

Tahun 10 detik 1 1
Musim 10 detik 1 1

2 Sekarang kita berada di Negara? 10 detik 1 1

Sekarang kita di Provinsi? 10 detik 1 1

Sekarang kita di Kota? 10 detik 1 1

Sekarang kita di dimana (jalan)? 10 detik 1 1

Sekarang kita di ruang / wisma? 10 detik 1 1

3 Pewawancara menyebutkan nama tiga buah


benda (Contoh: bola, kursi, lampu), ucapkan
perlahan 1 detik untuk tiap benda.

Mintalah lansia untuk mengulang ke tiga nama


tersebut

Berikan 1 angka untuk setiap jawaban yang 20 detik


3
benar. 2

Bila masih salah, ulanglah menyebutkan 3 benda


tersebut sampai lansia dapat menyebutkan
dengan benar.

4 Ejalah kata dunia/lampu/lipat (kata dengan 5 30 detik 5 1


huruf) dari akhir ke awal.

Contoh : a-i-n-u-d/ u-p-m-a-l/ t-a-p-i-l

5 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah 10 detik 3 0


disebutkan sebelumnya (registrasi).

Berikan angka 1 untuk setiap jawaban yang


benar.

6 Apakah nama benda – benda ini? (perlihatkan 20 detik 2 2


pensil dan arloji) (2 angka bila benar).

7 Ulangilah kalimat berikut: “Jika Tidak Dan Atau 10 detik 1 1


Tapi”

8 Bacalah dan laksanakan perintah berikut: 10 detik 1 1


‘PEJAMKAN MATA ANDA’

NO Aspek Yang Dikaji Waktu Skor Skor


Klien

9 Berikan selembar kertas dan pensil. Minta klien 30 detik 1 1


untuk menulis sebuah kalimat

10 Berikan selembar kertas dan pensil. Minta klien 1 menit 1 1


untuk meniru gambar ini ( 1angka bila benar)

11 Laksanakan 3 buah perintah ini: “peganglah 30 detik 3 2


selembar kertas dengan tangan kanan, lipatlah
kertas itu pada pertengahan dan letakkanlah di
lantai (3 angka bila benar)

Skor Total 30 21

Interpretasi Hasil :
Skor 24 – 30 : Normal

Skor 17 – 23 : Kemungkinan mengalami gangguan kognitif

Skor 0 – 16 : Klien mengalami gangguan kognitif

Bandung, 5 juni 2022

Sweetli

Sumber:

Folstein, M., Folstein, S.E., McHugh, P.R. (1975). “Mini – Mental State” a practical method
for grading the cognitive state of patients for the clinician. Journal of Psychiatric Research,
12(3): 189 – 198.

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)

Nama Klien : Ny. F Usia : 79 tahun

Tempat : Panti Wherda Tanggal : 6 – Mei – 2022

NO PERTANYAAN BENAR SALAH

1 Tanggal berapa hari ini?

2 Hari apa sekarang?

3 Apa nama tempat ini?

4 Dimana alamat anda?

5 Berapa umur anda?


6 Kapan anda lahir?

7 Siapa Presiden Indonesia?*

8 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya?

9 Siapa nama ibu anda?

10 Kurangi 3 dari 20 dan lakukan pengurangan 3 dari


angka baru secara menurun.

Skor Total 1

Interpretasi Hasil :

Salah 0 – 2 : Fungsi intelektual utuh

Salah 3 – 4 : Fungsi intelektual kerusakan ringan

Skor 5 – 7 : Fungsi intelektual kerusakan sedang

Skor 8 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat

Bandung, 5/Mei /2022

Sweetli

Sumber : Burns, (1999). Assessment scales in old age psychiatry. Martin Dunitz Ltd.
London, p. 56 – 57.

PENGKAJIAN RESIKO JATUH

‘TIMED UP AND GO TEST’

Nama Klien : Ny. F Usia :79 Tahun

Tempat : Panti Wreda Tanggal : 7 Mei 2022

1. Peralatan: kursi dengan lengan, tape meter, stop watch


2. Tempatkan selembar selotip atau tali raffia kuning di lantai sepanjang 3m dari kursi,
penempatan harus mudah dilihat oleh lansia
3. Klien diminta untuk duduk secara nyaman di bangku dengan lengan. Kursi harus
stabil dan di posisikan sehingga tidak mudah bergerak pada saat klien bangun dari
kursi dan hendak duduk kembali. Klien diperbolehkan untuk menggunakan lengan
kursi pada saat duduk dan berdiri
4. Klien menggunakan sepatu atau sandal yang tidak licin, atau dapat menggunakan alat
bantu jalan saat bergerak, tetapi tidak boleh dibantu oleh orang lain. Tidak ada
Batasan waktu. Klien dapat berhenti sejenak jika mereka menginginkan.
5. Instruksi pada klien: “Bapak/Ibu saat saya berkata Maju, Bapak/Ibu akan berdiri,
berjalan di sepanjang garis ini sampai batas yang ditentukan, kemudian putar balik
kembali ke kursi dan duduk kembali.” Bapak/ Ibu dapat berjalan dengan kecepatan
biasa.
6. Klien dapat diberikan kesempatan untuk berlatih tanpa pengukuran waktu, sebelum
test dilakukan
7. Persiapkan stopwatch. Jika klien sudah siap, test dimulai (pada kata “mulai”) dan
berakhir pada saat klien sudah duduk.
8. Klien lansia yang sehat umumnya dapat mengerjakan test dengan waktu sekitar 10
detik. Klien lansia yang lemah ‘frail’ atau gangguan mobilitas membutuhkan waktu
sekitar 2 menit atau lebih.
9. Observasi meliputi waktu berjalan, fase transisi (pada saat berdiri, memulai berjalan,
berputar balik, keseimbangan, melangkah, dan duduk di kursi), daya ingat. Kriteria
berdasarkan usia.

Kelompok Usia Gender Mean (detik) Normal (detik)


60-69 L 8 4-12
60-69 P 8 4-12
70-79 L 9 3-15
70-79 P 9 5-13
80-89 L 10 8-12
80-89 P 11 5-17
Indikator hasil:
< 14 detik : Resiko jatuh rendah
≥ 14 detik : Resiko jatuh tinggi
Tanggal : 23 April 2021
Test 1 : __23__ detik
Observasi : klien mampu berdiri, memulai berjalan, berputar balik, keseimbangan,
melangkah, dan duduk di kursi selama 24 detik
Tanggal : 24 April 2021
Test 2 : ___24__ detik
Observasi : klien mampu berdiri, memulai berjalan, berputar balik, keseimbangan,
melangkah, dan duduk di kursi selama 24 detik

Bandung,8 Mei 2022

Sweetli

MORSE FALL SCALE (MFS) / SKALA JATUH MORSE

Nama Klien : Ny. F Tanggal : 10 Mei 2022

Usia : 79 Tahun

NO PENGKAJIAN SKALA NILAI

1. Riwayat jatuh: apakah lansia pernah jatuh Tidak 0

dalam 3 bulan terakhir? Ya 25 25

2. Diagnosa sekunder: apakah lansia memiliki lebih dari Tidak 0


satu penyakit
Ya 15 15

3. Alat Bantu jalan:

o Bed rest/ dibantu perawat 0 0

o Kruk / tongkat / walker 15


o Berpegangan pada benda-benda disekitar (kursi, 30
lemari, meja)

4. Terapi Intravena: apakah saat ini lansia terpasang Tidak 0


infus? 25
Ya 20

5. Gaya berjalan/ cara berpindah:

o Normal 0

o Lemah (tidak bertenaga) 10 10

o Gangguan/ tidak normal (pincang/ diseret) 20

6. Status Mental

o Lansia menyadari kondisi dirinya 0 0

o Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15

TOTAL NILAI 75

Bandung,10 Mei 2022

Sweetli
Keterangan:
Tingkatan Risiko Nilai MFS Tindakan
Tidak berisiko : 0 - 24 (Perawatan dasar)
Risiko rendah : 25 - 50 (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar)
Risiko tinggi : ≥ 51 (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko tinggi)
GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS) (SHORT FORM)

Nama klien : Ny. F tanggal : 11 Mei


2022

Usia : 79 Th tempat :
RUMAH

Instruksi: Lingkari jawaban yang mengekspresikan perasaan klien dalam seminggu


terakhir. Berikan nilai sesuai dengan jawaban di kriteria penilaian.

No PERTANYAAN JAWABAN NILAI

1. Apakah Bapak/Ibu sekarang ini Ya / Tidak 1


merasa puas dengan kehidupannya?

2. Apakah Bapak/Ibu telah Ya / Tidak 0


meninggalkan banyak kegiatan atau
hobi akhir-akhir ini?

3. Apakah Bapak/Ibu merasa Ya / Tidak 0


hampa/kosong didalam hidup ini?

4. Apakah Bapak/Iibu sering merasa Ya / Tidak 1


bosan?

5. Apakah Bapak/Ibu merasa Ya / Tidak 1


bersemangat di setiap waktu?

6. Apakah Bapak/Ibu merasa takut Ya / Tidak 1


sesuatu yang buruk akan terjadi
pada Bapak/Ibu?

7. Apakah Bapak/Ibu merasa bahagia di Ya / Tidak 1


setiap saat?

8. Apakah Bapak/Ibu merasa tidak Ya / Tidak 0


berdaya?

9. Apakah Bapak/Ibu memilih untuk Ya / Tidak 1


tinggal di rumah, dibanding pergi
keluar dan melakukan hal yang
baru?

10. Apakah Bapak/Ibu akhir-akhir ini Ya / Tidak 0


sering pelupa?

11. Apakah Bapak/Ibu berpikir bahwa Ya / Tidak 0


hidup sekarang ini menyenangkan?

12. Apakah Bapak/Ibu sering merasa Ya / Tidak 0


tidak berharga akhirakhir ini?

13. Apakah Bapak/Ibu selalu Ya / Tidak 0


bersemangat untuk beraktivitas?

14. Apakah Bapak/Ibu sering merasa Ya / Tidak 0


sedih dan putus asa?

15. Apakah Bapak/Ibu merasa orang lain Ya / Tidak 0


hidup lebih baik dibanding
Bapak/Ibu?

TOTAL 6 Depresi Ringan

Penilaian : Depresi Ringan

Berikan nilai 1 disetiap item yang menunjukkan jawaban di bawah ini:

1. Tidak 4. Ya 7. Tidak 10. Ya 13. Tidak

2. Ya 5. Tidak 8. Ya 11. Tidak 14. Ya

3. Ya 6. Ya 9. Ya 12. Ya 15. Ya

Interpretasi hasil

Skor 0-5 : Normal (tidak depresi)

Skor 6- 9 : Depresi ringan

Skor > 10 : Depresi berat

Mini Nutritional Assessment

Nama klien : Ny. F Jenis Kelamin : perempuan TB :


156 cm

Usia : 79 Th BB : 55

Topik : Senam Lansia

Sasaran : Para Lansia

Hari/Tanggal : Selasa, 7 Mei 2022


Waktu : 08.00-selesai

Tempat : Lapangan

Pelaksana : Mahasiswa

Pengkajian Skor

A. Apakah asupan makanan klien berkurang dalam tiga bulan terakhir 2


berhubungan dengan kehilangan nafsu makan, masalah pencernaan,
kesulitan mengunyah.

0= asupan makanan berkurang berat ‘severe’

1= asupan makanan berkurang moderat

2= tidak ada pengurangan asupan makan

B. Penurunan BB dalam tiga bulan terakhir 3

0 = penurunan BB lebih dari 3 kg

1 = tidak mengetahui

2 = kehilangan berat badan 1-3 kg

3 = tidak ada penurunan BB

C. Mobilitas 1

0 = terbatas pada tempat tidur atau kursi

1 = dapat bangun dari tempat tidur tapi tidak dapat bergerak bebas keluar
ruangan. 2 = mobilitas bebas

D. Mengalami stress psikologis atau penyakit akut dalam tiga bulan 2


terakhir

0 = Ya

2 = Tidak

E. Masalah kognitif dan saraf 2

0 = demensia atau depresi berat

1 = demensia ringan

2 = tidak ada masalah kognitif

F. Indeks Massa Tubuh ‘Body Mass Index’ 3

0 = BMI kurang dari 19

1 = BMI ≥ 19 < 21

2 = BMI ≥ 21 < 23

3 = BMI ≥ 23

JIKA BMI TIDAK DAPAT DITENTUKAN, ITEM TERSEBUT DAPAT DIGANTI DENGAN
PENGUKURAN LINGKAR BETIS ‘ÇALF CIRCUMFERENCE’

F2. Lingkar Betis (cm) -

0 = LB < 31

3 = LB ≥ 31
Total skor : 13
Nutrisi baik

Kategori:

12- 14 : Nutrisi baik

8 -11 : Resiko malnutrisi

0 - 7 : Malnutris

TERAPI AKTIVITAS INDIVIDU / KELOMPOK

Topik : Senam Lansia

Sasaran : Para Lansia

Hari/Tanggal : Selasa, 7 Mei 2022

Waktu : 08.00-selesai

Tempat : Lapangan

Pelaksana : Mahasiswa STIKES IMMANUEL BANDUNG

1) Latar Belakang

Di Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu


diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer, karena
angka prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkannya
(Slamet Suyono, 2001).

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu


hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik dan hipertensi
sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Slamet Suyono,
2001).

2) Tujuan
a. Tujuan Umum

Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan hipertensi, klien dapat mempraktekkan
secara mandiri untuk mencegah peningkatan tekanan darah.

b. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan hipertensi selama 15 menit di Panti
Werdha X, maka klien mampu :

a) Mamahami tentang penyakit hipertensi

b) Mampu mempraktekkan latihan senam lansia dengan hipertensi secara mandiri.

3) Metode : ceramah dan deminstrasi

4) Media dan Alat

 Laptop

 LCD

 Sound System

 Kursi

5) Sasaran : Para lansia

6) Waktu dan Tempat Pelaksana

Hari/ tanggal : Selasa, 7 juni 2022

Waktu : 08.00 WIB s/d selesai

Tempat : Panti Lansia

7) Setting Tempat : diluar ruangan

8) Susunan kegiatan

1. Kegiatan : latihan senam untuk lansia dengan hipertensi

2. Materi : teknik senam lansia dengan hipertensi; pengertian, tujuan, indikasi,


dan kontra indikasi.
NO. LangkahLangka Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Sasaran
h
1 pembukaan 5 menit Memberi salam Memperhatikan
Memperkenalkan diri dengan seksama
Menjelaskan Menjawab salam
maksud dan
tujuan
2 penjelasan 5 menit Penyajian materi Mengikuti kegiatan
penyuluhan sampai
selesai
3 Demontrasi 15 Mendemonstrasikan Peserta ikut berperan
latihan senam menit latihan senam hipertensi aktif dalam
memperagakan
latihan senam hipertensi
4 evaluasi 5 menit Moderator meminta Memberikan pertanyaan
peserta latihan senam seputar film yang
untuk ditayangkan dan materi
mendemonstrasikan telah disajikan
hipertensi kembali
langkah-langkah senam
( yang mampu diingit )
5 Penutup 5 menit Memberi salam Menjawab salam
Daftar Pustaka

sumber : Burns, (1999). Assessment scales in old age psychiatry. Martin Dunitz Ltd.
London, p. 56 – 57.
Folstein, M., Folstein, S.E., McHugh, P.R. (1975). “Mini – Mental State” a practical method
for grading the cognitive state of patients for the clinician. Journal of Psychiatric Research,
12(3): 189 – 198.
Sumber: Mahoney, F.I., & Barthel, D. (1965). Functional evaluation: the Barthel Index.
Maryland State Med Journal, 14: 56-61
Sumber : Burns, (1999). Assessment scales in old age psychiatry. Martin Dunitz Ltd.
London, p. 56 – 57.
Capermito-moyet j. ( 2013 ). Nursing Diagnosis Application to clinical pratice. 14.Ed.
Philadelphia : Lippincolt willians & wikins
Newfield, S.A Hinz, M.D.,Tiley.D.S Sridaromit , K.L.Marambo , P.J ( 2012 ), coxs , clinical
Application of Nursing Diagnosis Adolt , child, womens, Mental Health, Georontic , and
home health considerations . 6.Ed. Philadelphia, F.A. Davis compamy
Chang.B, uma,G., & Hirsch, M. ( 1998 ). Predictive power of clinical indicators for self-care
defecit. Nursing Diagnosis , 9 ( 2 ) , 71-82
Herdman , T.H.,& Kamitusuru ,S ( 2014 ) Nursing Diagnosis Definitions ano Classification
2015-2017. 10 Ed. Oxford . Wiley Blackwell.
OSTEOARTHRITIS KOMPLIKASI PENCEGAHAN
PADA LANSIA  Patah tulang  Edukasi
 Susah untuk beraktivitas  Menghindari olahrga yang bisa
menyebabkan sendi terluka
 Mengontrol berat badan
 Minum obatuntuk mencegah
pengapuran (suplement)
 Konsumsi makanan sehat dan
bergizi
 Memilih alas kaki yang tepat

Disusun Oleh:
Nama:Sweetli priskilla Trisnawati rogi
Nim:1420119037

+
SEKOLAH TINGGI ILMU
Apa itu Osteoarthiritis?
Apa saja gejalanya?
Ostearthiritis/OA (Pengepuran) adalah Faktor Resiko
kondisi dimana sendi terasa nyeri  Nyeri sendi
 Usia dan jenis kelamin
akibat bengkak ringan yang timbul
 Kaku pada pagi hari
karena gesekan ujung-ujung tulang  Pekerjaan6
pada sendi  Hambatan gerakan sendi
 Kegemukan
 Bunyi gemertak pada saat berjalan
 Keturunan
 Adanya bengkak
Pengobatan
 Perubahan gaya saat berjalan
 Obat
(pincang)
 Olahraga
 Penurunan berat badan
 Terapi fisik
 Operasi

Anda mungkin juga menyukai