Tugas Individu Gerontik RTM 2 Kasus 3 (Sweetli Priskilla)
Tugas Individu Gerontik RTM 2 Kasus 3 (Sweetli Priskilla)
OSTEOARTHRITIS
Keperawatan Gerontik
Disusun oleh :
Nim : 1420119037
SARJANA KEPERAWATAN
2022
A. Definisi
Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi yang paling sering dan merupakan
salah satu penyebab nyeri, disabilitas, dan kerugian ekonomi dalam populasi
(Donald,et al., 2010). Kata “osteoartritis” sendiri berasal dari Yunani dimana
“osteo” yang berarti tulang, “arthro” yang berarti sendi, dan “itis” yang berarti
inflamasi, walaupun sebenarnya inflamasi pada osteoartritis tidak begitu
mencolok seperti yang ada pada remathoid dan autoimun arthritis (Arya,et al.,
2013).
B. Etiology
Penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun
beberapa faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain adalah :
1. Umur.
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah
yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan
bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang
pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
2. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan
dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis 7 kurang lebih sama pada laki dan
wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita
dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis
osteoartritis.
3. Genetic
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari
seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat
dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya
perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dananak
perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
4. Suku.
5. Kegemukan.
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata
tak hanya berkaitan dengan osteoartritis 8 pada sendi yang menanggung beban,
tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
C. Faktor resiko
Faktor risiko dari OA yaitu usia, jenis kelamin, genetik, kegemukan, suku bangsa,
penyakit metabolik, pekerjaan, olahraga, cedera sendi, serta kelainan pertumbuhan.(13)
Pekerjaan
yang membutuhkan gerakan fisik yang berat dan pemakaian satu sendi secara terus-
menerus, seperti berlutut atau mengangkat beban yang berat merupakan salah satu
faktor risiko dari Individu yang sering melakukan kegiatan fisik tertentu dalam waktu yang
lama saat melakukan pekerjaannya seperti berlutut, berjongkok, naik tangga, berdiri lama
serta mengangkat beban berat dapat meningkatkan risiko terjadinya kegiatan kerja yang
memberikan beban pada sendi terutama berjongkok dan berlutut hampir sepanjang hari
serta mengangkat beban berat secara teratur berperan dalam terjadinya OA dan
memperburuk perkembangan serta semakin memperparah gejala. Penulis tertarik
melakukan penelitian dikarenakan pada desa tersebut letak geografisnya berupa lahan
datar dan lereng/bukit dimana mayoritas pekerjaanyasebagai petani yang bertani secara
konvensionalmaupun dengan bantuan alat bertani. Tujuan dari penelian ini ialah untuk
mengetahui hubungan antara pekerjaan dengan faktor yang memengaruhi osteoarthritis
dengan tingkat kejadian osteoarthritis lutut pada petani.
D. Klasifikasi
G. Diagnostik Penunjang
Terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk lebih mendukung adanya
Osteoartritis, antara lain sebagai berikut :
a. Foto polos sendi (Rontgent) menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi
sebagai penyempitan rongga sendi, destruksi tulang, pembentukan osteofit
(tonjolan-tonjolan kecil pada tulang), perubahan bentuk sendi, dan destruksi tulang.
b. Pemeriksaan cairan sendi dapat dijumpai peningkatan kekentalan cairan sendi.
c. Pemeriksa artroskopi dapat memperlihatkan destruksi tulang rawan sebelum tampak
di foto polos.
d. Pemeriksaan Laboratorium: Osteoatritis adalah gangguan atritis local, sehingga tidak
ada pemeriksaan darah khusus untuk menegakkan diagnosis. Uji laboratorium
adakalanya dipakai untuk menyingkirkan bentuk-bentuk atritis lainnya. Faktor
rheumatoid bisa ditemukan dalam serum, karena factor inimeningkat secara normal
paa peningkatan usia. Laju endap darah eritrosit mungkin akan meningkat apabila
ada sinovitis yang luas.
H. Analisa Data
Risiko Jatuh
untuk mandi
- klien tampak lemas dan tidak
Pannus
mampu bergerak dengan
baik
Infiltrasi dalam
os.subcondria
Kartilago nekrosis
Erosi kartilago
Ankilosis fibrosis
Kekuatan sendi
Keterbatasan gerak sendi
(M. Bulechek, G 2016. Edisi Enam Nusing Interventions Classification (N I C). Singapore :Elsevier Global Rights)
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital 1. Tanda- tanda vital
selama 3x24 jam keperawatan 2. Lakukan komunikasi teraupetik mampu
diharapkan nyeri teratasi dan dengan pasien menggambarkan
sampai hilang 3. Lakukan pengkajian nyeri secara kondisi kesehatan
komprehensif termasuk lokasi, 2. Komunikasi
Tupen:
skala, karakteristik, durasi, terapeutik dapat
Setelah 1x24 jam dilakukan frekuensi , kualitas membangun
tindakan keperawatan 4. Ajarakan teknik relaksasi distraksi hubungan saling
diharapkan klien melaporkan menarik nafas dalam dan percaya anatara
bahwa nyeri berkurang melakukan kegiatan yang disukai perawat dan pasien
2. Resiko Jatuh Tujuan Jangka Panjang:: 1. monitor tanda-tanda vital 1. tanda-tanda vital
Setelah dilakukan asuhan 2. identifikasi resiko jatuh mampu
keperawatan 3. ajarakan pembatasan area menggambarkan
3x24jamdiharapkan klien kepada klien kondisi kesehatna
terbebas dari resiko jatuh 4. lakukan terapi latihan 2. untuk mengetahui
Tujuan Jangka Pendek keseimbangan kemungkinan-
(SMART): 5. kolaboarsi dengan keluarga kemungkinan terjadi
Setelah dilakukan tindakan agar mendukung klien resiko jatuh
keperawatan selam 1x 24 jam terhindari dari jatuh 3. untuk menghindari
diharapkan terhindar dari resiko jatuh
kejatuhan 4. latihan
Kriteria Hasil keseimbangan
tanda-tanda vital mampu mencegah
normal klien dari resiko
terbebas dari jatuh jatuh
mampu menjelaskan 5. bantuan keluarga
cara mencegah jatuh sangat bermanfaat
mampu mengenal untuk mencegah
perubahan status klien dan resiko jatuh
kesehatan 6. untuk meningkatkan
keseimbangan agar
terhindar dari
kejatuhan
3. Hambatan Mobilitas fisik Tujuan Jangka Panjang:: 1. Monitor tanda-tanda vital 1. Tanda-tanda vital
Setelah dilakukan tindakan 2. Kaji kemampuan pasien mampu
keperawatan selama 3x24jam untuk mobilasai mengga,abrkan
mampu melakukan aktivitas 3. Bantu pasien untuk kondisi kesehatan
dengan baik kembali menggunakan tongkat saat klien
Tujuan Jangka Pendek berjalan 2. Untuk mengetahui
(SMART): 4. Berikan pasien pendidikan sejauh mana klien
Setelah dilakukan tindakan kesehatan mengenai mampu mobilisasi
keperawatan selam 1x 24 jam patofisologi perjalanan 3. Untuk membantu
diharapkan klien meningkat penyakit pasien klien berjalan dan
dalam aktivitas 5. Ajarkan pasien bagaimana terhindar dari jatuh
cara merubah posisi 4. Untuk menambah
Kriteria Hasil 6. Kolaborasi dengan dokter pengetahuan dan
klien meningkatkan untuk tindakan medis mencegah klien dari
dalam aktivitasnya selanjutnya kecemasaan
mengerti tujuan dari 7. Kolaborasi dengan fisioterapi 5. Merubah posisi yang
peningkatan mobilitas untuk latihan pergerakan benar agar klien
memeverbalisasikan sendi dan otot terhindar dari cidera
perasaan dalam 6. Agar klien sembuh
meningkatkan kekuatan dari osteoarthritis
dan kemampuan dan aktivitas mampu
berpindah dijalani dengan baik
memperagakan 7. Latihan bergerakan
penggunan alat bantu sendi dan obat otot
untuk mobilasi agar klien mampu
melakukan aktivitas
sangat baik secara
perlahan
4. Defisit Perawatan Diri Tujuan Jangka Panjang:: 1. Memandikan klien 1. Untuk membantu
setalah dilakukan asuhan 2. Tingkatkan citra tubuh klien memenuhi
keperawatan 3x24 jam klien kebutuan mandi
diharapkan defisit perawatan 3. Fasilitas klien untuk 2. Agar klien mampu
diri teratasi tanggung jawab diri mandi secara mandiri
Tujuan Jangka Pendek 4. Ajarakan kepda klien 3. Untuk meningkatkan
(SMART): penting mandi percaya diri klien
setalah dilakukan tindakan 5. Kolaborasi dengan akan lebih bersih
keperawatan selama 1x24jam tenaga psikologi untuk 4. Agar klien mampu
diharapkan klien mampu tanpa psikologi klien bertanggung jawab
bantuan terhadap dirinya
Kriteria Hasil 5. Terapi farmakologi
mampu membuat
Mampu membersihkan klien dapat
tubuh secara mandiri beraktivitas dan
Mampu amndi secara mandiri
mempertahankan
kebersihan tubuh
Mampu merawat mulut
dan gigi secara teratur
Mampu membersihkan
dan mengeringkan
tubuh
Mengungkapkan secara
verbal kepuasan
kebersihan tubuh
II. Laporan Kasus
1. Format Pengkajian
2. IDENTITAS
NAMA: Ny. F USIA: 79 thn P/L
MENIKAH/ TIDAK MENIKAH/ JANDA/ DUDA SUKU: Sunda AGAMA: Islam
PENDIDIKAN: TIDAK TAMAT SD/ TAMAT SD/
SMP/SMU/PT ALERGI: -
ALAMAT: Jl. Kopo GG Winata Bandung
RIWAYAT KESEHATAN
KELUHAN DAN PENYAKIT 3 BULAN TERAKHIR:
Pasien mengeluh nyeri pada bagian pergelangan tangan kanan. Pasien mengatakan satu minggu
yang lalu jatuh di kamar tidur. Pada 3 bulan terakhir pasien memiliki penyakit radang pada
sendi.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA:
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit keturunan, dan tidak
ada yang memiliki penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC, dan lain – lain.
GENOGRAM
Keterangan:
: perempuan X : Meninggal
Pola Tidur
KEBIASAAN KHUSUS: -
Pola Eliminasi
BAK: > 5 KALI/3 -5 KALI/ < 3 KALI /HARI BAB: 1 KALI / 2 KALI / ≥ 3 KALI /
HARI
GANGGUAN BAK: TIDAK ADA / ADA* Ket: GANGGUAN BAB: TIDAK ADA /
ADA* Ket :
MASALAH DGN POLA BAK: TIDAK ADA / ADA* GANGGUAN BAB: TIDAK ADA /
ADA* Ket :
BERGANTI PAKAIAN BERSIH: 1 KALI SEHARI/ > 1 KALI SEHARI/ 2 HARI SEKALI
FREKUENSI MAKANAN SEHARI: 1 KALI / 2 KALI / HABIS 1 PORSI / ½ PORSI / < ½ PORSI/LAINNYA
3 KALI / TIDAK TERATUR (…….)
JENIS MINUMAN: AIR PUTIH / TEH / SUSU / KOPI / LAINNYA (…………………) MASALAH DALAM UPAYA
PEMENUHAN:
POLA SOSIALISASI
KEMAMPUAN SOSIAL : mampu bersosilisasi dengan teman keluarga ddan anak cucu
PENGKAJIAN FUNGSIONAL
(BARTHEL INDEKS: ‘MAHONEY & BARTHEL’)
Nama Klien : Ny. F
Usia : 79 Tahun
Tempat : Panti Werdha
Tanggal : 7 juni 2022
Panduan
1. Pengkajian Barthel digunakan untuk mengidentifikasi apa yang klien bisa
lakukan/kerjakan, tidak untuk mendokumentasikan apa yang klien mungkin bisa
lakukan (verbal).
2. Tujuan utama adalah untuk menetapkan tingkat kemandirian klien dari segala
bantuan (fisik atau verbal), baik minor atau tidak.
3. Performa klien harus dikaji berdasarkan bukti yang tersedia.
4. Menggunakan alat bantu diperbolehkan untuk memfasilitasi kemandirian.
NO AKTIVITAS NILAI
1 Makan
0 = dependen
5 = bantuan 5
10 = mandiri
2 Mandi
0 = bantuan
5 = mandiri 5
3 Kebersihan diri, mencuci muka, menyisir, mencukur, dan
menggosok gigi
0 = bantuan
5 = mandiri 0
4 Berpakaian termasuk mengenakan sepatu
0 = dependen
5 = membutuhkan bantuan 10
10 = mandiri
5 Mengontrol defekasi
0 = incontinent (atau membutuhkan enema)
5 = bantuan 10
10 = mandiri
7 Aktivitas toilet
0 = dependen
5 = bantuan 5
10 = mandiri
Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, termasuk duduk di
tempat
8 tidur
0= tidak mampu untuk duduk
5= membutuhkan bantuan satu atau 2 orang
10= membutuhkan sedikit bantuan (minor) 10
15= mandiri
9 Berjalan di jalan datar (jika tidak mampu lakukan dengan kursi roda)
5= menggunakan kursi roda lebih dari 25 m
10= berjalan dengan bantuan satu orang (> 25 m) 15
15= berjalan mandiri (bisa dengan menggunakan tongkat ( > 25
m)
10 Naik turun tangga
0= tidak mampu
5= bantuan 5
10= mandiri
JUMLAH 65
Penilaian:
0 – 20 : Ketergantungan
21- 60 : Ketergantungan berat/ sangat tergantung
61 – 90 : Ketergantungan sedang (moderat)
91 – 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
Sumber: Mahoney, F.I., & Barthel, D. (1965). Functional evaluation: the Barthel Index.
Maryland State Med Journal, 14: 56-61
MINI MENTAL STATUS EXAM (MMSE)
Tanggal 10 detik 1 1
Bulan 10 detik 1 1
Tahun 10 detik 1 1
Musim 10 detik 1 1
Skor Total 30 21
Interpretasi Hasil :
Skor 24 – 30 : Normal
Sweetli
Sumber:
Folstein, M., Folstein, S.E., McHugh, P.R. (1975). “Mini – Mental State” a practical method
for grading the cognitive state of patients for the clinician. Journal of Psychiatric Research,
12(3): 189 – 198.
Skor Total 1
Interpretasi Hasil :
Sweetli
Sumber : Burns, (1999). Assessment scales in old age psychiatry. Martin Dunitz Ltd.
London, p. 56 – 57.
Sweetli
Usia : 79 Tahun
o Normal 0
6. Status Mental
TOTAL NILAI 75
Sweetli
Keterangan:
Tingkatan Risiko Nilai MFS Tindakan
Tidak berisiko : 0 - 24 (Perawatan dasar)
Risiko rendah : 25 - 50 (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar)
Risiko tinggi : ≥ 51 (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko tinggi)
GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS) (SHORT FORM)
Usia : 79 Th tempat :
RUMAH
3. Ya 6. Ya 9. Ya 12. Ya 15. Ya
Interpretasi hasil
Usia : 79 Th BB : 55
Tempat : Lapangan
Pelaksana : Mahasiswa
Pengkajian Skor
1 = tidak mengetahui
C. Mobilitas 1
1 = dapat bangun dari tempat tidur tapi tidak dapat bergerak bebas keluar
ruangan. 2 = mobilitas bebas
0 = Ya
2 = Tidak
1 = demensia ringan
1 = BMI ≥ 19 < 21
2 = BMI ≥ 21 < 23
3 = BMI ≥ 23
JIKA BMI TIDAK DAPAT DITENTUKAN, ITEM TERSEBUT DAPAT DIGANTI DENGAN
PENGUKURAN LINGKAR BETIS ‘ÇALF CIRCUMFERENCE’
0 = LB < 31
3 = LB ≥ 31
Total skor : 13
Nutrisi baik
Kategori:
0 - 7 : Malnutris
Waktu : 08.00-selesai
Tempat : Lapangan
1) Latar Belakang
2) Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan hipertensi, klien dapat mempraktekkan
secara mandiri untuk mencegah peningkatan tekanan darah.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan hipertensi selama 15 menit di Panti
Werdha X, maka klien mampu :
Laptop
LCD
Sound System
Kursi
8) Susunan kegiatan
sumber : Burns, (1999). Assessment scales in old age psychiatry. Martin Dunitz Ltd.
London, p. 56 – 57.
Folstein, M., Folstein, S.E., McHugh, P.R. (1975). “Mini – Mental State” a practical method
for grading the cognitive state of patients for the clinician. Journal of Psychiatric Research,
12(3): 189 – 198.
Sumber: Mahoney, F.I., & Barthel, D. (1965). Functional evaluation: the Barthel Index.
Maryland State Med Journal, 14: 56-61
Sumber : Burns, (1999). Assessment scales in old age psychiatry. Martin Dunitz Ltd.
London, p. 56 – 57.
Capermito-moyet j. ( 2013 ). Nursing Diagnosis Application to clinical pratice. 14.Ed.
Philadelphia : Lippincolt willians & wikins
Newfield, S.A Hinz, M.D.,Tiley.D.S Sridaromit , K.L.Marambo , P.J ( 2012 ), coxs , clinical
Application of Nursing Diagnosis Adolt , child, womens, Mental Health, Georontic , and
home health considerations . 6.Ed. Philadelphia, F.A. Davis compamy
Chang.B, uma,G., & Hirsch, M. ( 1998 ). Predictive power of clinical indicators for self-care
defecit. Nursing Diagnosis , 9 ( 2 ) , 71-82
Herdman , T.H.,& Kamitusuru ,S ( 2014 ) Nursing Diagnosis Definitions ano Classification
2015-2017. 10 Ed. Oxford . Wiley Blackwell.
OSTEOARTHRITIS KOMPLIKASI PENCEGAHAN
PADA LANSIA Patah tulang Edukasi
Susah untuk beraktivitas Menghindari olahrga yang bisa
menyebabkan sendi terluka
Mengontrol berat badan
Minum obatuntuk mencegah
pengapuran (suplement)
Konsumsi makanan sehat dan
bergizi
Memilih alas kaki yang tepat
Disusun Oleh:
Nama:Sweetli priskilla Trisnawati rogi
Nim:1420119037
+
SEKOLAH TINGGI ILMU
Apa itu Osteoarthiritis?
Apa saja gejalanya?
Ostearthiritis/OA (Pengepuran) adalah Faktor Resiko
kondisi dimana sendi terasa nyeri Nyeri sendi
Usia dan jenis kelamin
akibat bengkak ringan yang timbul
Kaku pada pagi hari
karena gesekan ujung-ujung tulang Pekerjaan6
pada sendi Hambatan gerakan sendi
Kegemukan
Bunyi gemertak pada saat berjalan
Keturunan
Adanya bengkak
Pengobatan
Perubahan gaya saat berjalan
Obat
(pincang)
Olahraga
Penurunan berat badan
Terapi fisik
Operasi