Anda di halaman 1dari 32

Pengenalan

Genera Nyamuk

AIDIL ONASIS, SKM,M.KES


Vector Control Lecturer
1
Nyamuk (Culicidae)

Dari 2960 jenis nyamuk di dunia, 457 jenis terdapat di


Indonesia, diantaranya 80 jenis Anopheles, 82 Culex,
125 Aedes dan 8 Mansonia. Sebagai pengganggu dan
penyebar penyakit pada manusia :
Anopheles: malaria, filaria
Culex: filaria, japanese encephalitis
Aedes: DHF, yellow fever, filaria
Mansonia: filaria.

2
Genera Genus
Sama bentuk dan susunan tubuh

Dunia hewan dibagi 10 golongan besar (phylum).


Klasifikasi hewan:
- Phylum
- Class
- Ordo
- Familia
- Tribus
- Genus
- Spesies (jenis)
3
Nyamuk (Culicidae)

Phylum Arthropoda
- Ciri-siri
 Tubuh beruas2 terdiri dari dua atau tiga
bagian yang terpisah dengan jelas
 Tubuh dan anggota tubuh beruas2
 Anggota tubuh berpasangan
 Bagian kanan dan kiri tubuh simetris

4
Siklus Hidup Nyamuk 1

Anopheles Aedes Culex


Telor dari jenis nyamuk yang berbeda

Posisi jentik nyamuk dari jenis yang berbeda 5

pada permukaan air


Siklus Hidup Nyamuk 2

Pupa

Dewasa
6
Tiga Subfamili Nyamuk
1. Toxorhynchitinae : Toxorhynchites
splendens, Tx. Amboinensis
2. Anophelinae: Anopheles aconitus, An
sundaicus
3. Culicinae: Aedes aegypti, Ae.
albopictus, Culex quinquefasciatus, Cx.
tritaeniorhynchus, Mansonia uniformes,
Armigeres subalbatus 7
Nyamuk Toxorhynchites

Jantan

Larva

8
Betina
Struktur Tubuh:
Anopheles Aedes Culex
Telur Tunggal, Tunggal, hitam, Berkelompok,
berpelampung spidle-shaped spindle shaped
Larva Menggantung Membentuk sudut Membentuk sudut
sejajar dengan dengan permukaan air dengan permukaan
permukaan air air
Pupa Terompet Terompet pernafasan Terompet
pernafasan konikal silinder pernafasan silinder
Dewasa Abdomen tanpa Abdomen bersisik. Abdomen bersisik.
sisik; hinggap Hinggap mendatar; Hinggap mendatar;
menungging; Betina: palpi lebih Betina: palpi lebih
Betina: pendek pendek
9
palpi=probosis
Jenis kelamin nyamuk

Betina Jantan

10
Nyamuk Aedes aegypti

Telur Larva

Dewasa Pupa
11
Aedes aegypti

12
Aedes albopictus, Sisik putih pada pleurae tersusun
dalam bentuk bercak2 putih yang tidak teratur

13
NYAMUK CULEX

14
Culex quinquefasciatus Culex gelidus

probosis tanpa gelang putih, gelang basal tepi tergit bentuk


tergit pada abdomen dengan V ke arah posterior (sisik2
15

gelang basal yang sempit putih pada scutum.


NYAMUK ANOPHELES

16
Anopheles

Anopheles aconitus, setengah ujung probosis pucat, pada sayap


biasanya jumbai bernoda pucat pada urat VI

17
Mansonia annulifera
lobus tengah
dari scutellum
terdapat sisik2
putih yang
datar & agak
jelas.

Mansonia uniformis

sedang, warna
coklat, pada
scutum terdapat
sepasang garis
membujur
kehijau2an. 18
PEMELIHARAAN KOLONI
NYAMUK
Peralatan Koloni Nyamuk Dewasa
A. Aspirator / Alat Penghisap
 Apabila nyamuk akan dipindahkan
dr 1 tempat ke tempat lain
digunakan “Aspirator”
 Aspirator sederhana terbuat dari
tabung gelas/ plastik, panjang 15 –
Gb. Skema aspirator
30 cm, diameter 12,5 mm. Salah
satu ujung dilengkapi kasa,
kemudian dihubungkan dengan
selang karet yang tidak kaku
sepanjang 60 cm, diamater juga
12,5 mm. Beberapa peneliti telah
memodifikasi seperti “vacum
cleaner portable”
Gb. aspirator modifikasi
B. Kandang
 Segala ukuran & kontruksi telah dibuat/
didesign oleh beberapa peneliti
 Faktor penting yang perlu diperhatikan :
 Jumlah nyamuk yang dipelihara
 Jumlah nyamuk yang resting di dalam
kandang sangat bervariasi, tergantung
spesies
Ada faktor yang disebut :
The density – resting – surface/ DRS
Sangat erat kaitannya dengan aktivitas
1. Kawin
2. Makan
3. Umur/ longivity
Gb. Beberapa model kandang nyamuk

Gb. Beberapa modifikasi kandang nyamuk menurut ukuran (tinggi, lebar dan luasnya)
DRS : Density Resting Surface

Dapat dihitung dengan membagi luas permukaan


resting secara vertikal (Resting Surface Area/
RS) dengan kepadatan nyamuk (Density/ D)
RS
Formula DRS = ------
D

Luas permukaan yang dihitung hanya yang vertikal (4


permukaan saja) mengabaikan permukaan atas dan
bawah
Studi pendahuluan menunjukkan bahwa DRS 1,8
memberikan hasil yang baik

Beberapa kandang telah di buat dengan ukuran


 Mc Kiel (1957) berukuran lebar 30 x panjang 20 x tinggi 20
inchi (RS=12.900 sq.cm) untuk 4000 ekor nyamuk Aedes
aegypti DRS : 3.2
 Weathersby (1962) menggunakan 18 x 18 x 18 inchi untuk
nyamuk Aedes togoi
 Blakeslee (1962) menggunakan 24 x 24 x 24 inchi untuk
nyamuk Culex quinquefasciatus
 Jarang penulis menyebutkan jumlah nyamuk yang
dipelihara dalam kandang
 Morlan et. al (1963) menggunakan 22 x 22 x 22 inchi untuk
10.000 ekor nyamuk DRS : 1,2
 Tidak ada standart pasti
Bahan dan design
kandang
 Bahan kandang umum, frame dari
aluminium 0,32 inchi
 Dinding kasa aluminium juga dengan
mesh 18 x 22
 Kasa dilekatkan dengan karet supaya
mudah dilepas, dicuci/ dibersihkan, diganti
 Dasar kandang aluminium berukuran
0,090 atau 0,032 inchi
 Hammock dibuat dari nylon dan
merupakan kelengkapan kandang
 Hewan yang dipakai sebagai umpan
diletakkan pada hammock dan rambut di
bagian punggungnya dicukur

Gb. Kandang nyamuk dengan hammock


 Kandang ditutup dengan kain kaos panjang 24 inchi,
dengan bagian terbuka berukuran 9,5 x 9,875. Ukuran
kandang biasanya 24 x 24 x 24 inchi atau 60 x 60 x 60
cm atau kombinasi lainnya.
 Semua kandang collapsyble/ mudah dilipat sehingga
mudah dalam penyimpanan
 Kandang Barraut untuk di lapangan
Frame terbuat dari kawat, kemudian diselubungi
dengan kasa/ kain kelambu kemudian digantung.

Semua kandang yang telah dimodifikasi seringkali tidak


dapat digunakan untuk pemeliharaan skala besar.
C. Makanan Nyamuk Dewasa
 Nyamuk betina perlu darah sebagai sumber
makanannya dan untuk perkembangan telurnya
 Nyamuk ♀ dan ♂ perlu makanan tambahan
karbohidrat
► Cairan gula, sukrosa/ glukosa dalam konsentrasi
3 % - 20 %
► Baik digunakan 10% sukrosa, dari gula rumah
tangga 100 gr dalam 1 ltr air (paling baik)
► Bentuk lain gula : sirup jagung, madu, jus buah,
kismis, potongan apel / pisang.
► Cara Pemberian : larutan gula dituang pada
kapas/ kapas dicelup pada larutan gula 10%,
kemudian diletakkan di dalam kandang nyamuk.
Sumber darah hewan :
 Diberikan dari luar kandang, untuk menghindari
lepasnya nyamuk dari kandang dan rusaknya nyamuk
di dalam kandang.
 Hewan terlebih dahulu diikat, dibius sementara
 Bius dengan 1 butir nembutal yang disuntikkan
intraperitoneal sebanyak 0,2 ml untuk 0,5 kg berat
badan

Hewan yang digunakan :


Marmut, Kelinci, Tikus putih, Hamster, Monyet dan
Ayam
Sebelum dipakai sebagai umpan, bulu pada
punggung dicukur terlebih dahulu.
D. Teknik Pemberian Makan
Buatan
1. Teknik membran feeding : pendekatan pemberian
makanan nyamuk berupa darah secara buatan.

2. MF. Terdiri dari : membran penutup kontainer dari


tabung gelas/ tabung tes yang berisi darah

Temperatur cairan/ darah, diatur sedemikian rupa agar


sesuai dengan suhu tubuh/ hangat

Membran : Dari berbagai jenis diantaranya : kulit tikus,


kulit kelinci, ayam
Jenis membran banyak digunakan sesuai kebutuhan/
kepentingan penelitian
E. Dorongan Untuk Kawin/ Induce Mating
 Secara normal nyamuk sulit dipelihara di laboratorium
 Mc Daniel & Horsfall (1947) menggunakan teknik untuk terjadi
copulasi/ Induce Mating/ IM
 Teknik IM dilakukan dengan cara membuat pingsan nyamuk
betina dengan ether, nyamuk jantan didecapitate/ dipotong
kepalanya
 Nyamuk betina yang digunakan berumur 3 hari
 Nyamuk betina yang telah dibius diletakkan pada slide/ gelas
dan bagian ventral menghadap ke atas
 Proses IM dilakukan dibawah mikroskop stereo dengan
perbesaran 20 X
 Nyamuk jantan yang telah dipotong kepalanya ditusuk dengan
jarum insek/ jarum seksi kemudian kedua ujung abdomen
nyamuk jantan dan betina saling disentuhkan
 Proses persentuhan dilakukan ± 3 -4 kali
 Nyamuk jantan akan terstimulasi dengan sentuhan –
sentuhan tsb, sehingga clasper akan membuka dan
mengait bagian ujung abdomen nyamuk betina
terjadilah copulasi/ pembuahan
 Apabila clasper sudah mengait ujung abdomen
nyamuk betina, kemudian nyamuk diangkat,
 Biarkan ikatan lepas dengan sendirinya (biasanya
hanya berlangsung antara 5 – 50 detik)
 Setelah pembuahan terjadi, nyamuk betina
dipindahkan ke kandang untuk pemulihan/ recovery
dari pembiusan .
 Pemberian makan dilakukan setelah 12 jam dari
proses pembuahan.
 Baker et. al (1962) memperoleh 100% keberhasilan
dengan teknik Induce Mating (IM)
F. Koleksi dan Penanganan Telur

 Umum telur diletakkan pada permukaan air/


genangan air
 Untuk memperoleh telur/ koleksi telur nyamuk
diperlukan alat tambahan yaitu tempat perteluran
yang diletakkan di dalam kandang
 Tempat perteluran biasanya berupa kontainer,
mangkok berukuran 15 x 10 x 5 cm, pada dasar
kontainer diisi kapas dan ditutupi kertas saring baru
diisi air sampai batas separo kertas saring
cukup berhasil untuk nyamuk Anopheles
 Giglioli (1947) menggunakan mangkok cina
berdiameter 11 cm, tinggi 7 cm dan diisi air
setengahnya
 Peneliti lain menggunakan mangkok yang dilapisi
kertas saring untuk mencegah telur Anopheles
menempel pada mangkok
 Trembley (1955) melaporkan Anopheles memilih
kontainer berwarna gelap atau kontainer yang
dilapisi kertas berwarna gelap
 B2P2VRP, menggunakan cawan dari tanah liat/ gerabah
berwarna coklat gelap, sangat efektif untuk tempat
perteluran Anopheles (karena selalu lembab/ basah/ dingin)
 Krishnam (1964) mengklaim bahwa lebih banyak telur yang
diletakkan pada kontainer yang telah diisi infus jerami
daripada air PAM
 Telur Aedes tahan kering sehingga cara mendapatkannya
lebih mudah yaitu dengan melapisi bagian atas dengan
kertas saring dan separo bagian tercelup air. Apabila telur
telah menempel maka kertas diambil dan dikeringanginkan
untuk keperluan dikemudian hari
 Untuk mendapatkan telur Mansonia sp, pada tempat
perteluran ditambahkan tanaman air yang mengapung
seperti Salvinia dan Pistia
 Telur – telur Anopheles, Culex dan Culiseta biasanya tidak
tahan kering sehingga harus segera ditetaskan

Anda mungkin juga menyukai