Anda di halaman 1dari 4

Pelayanan farmasi di Depo OK (Operating Kamer) menggunakan sistem pelayanan dengan

distribusi resep perseorangan yaitu resep dibuat oleh dokter yang bertugas di ruang operasi.
Dalam proses pemberian obat-obatan dilakukan dengan memberikan sejumlah obat injeksi yang
diperlukan tiap pasien yang akan melakukan operasi. Resep ditulis oleh dokter kemudian
dilakukan pengkajian resep oleh apoteker dengan mencantumkan ketentuan administrasi,
farmasetik, dan klinis. Namun dalam prosesnya, dokter meminta secara langsung beberapa obat-
obatan yang dibutuhkan. Petugas kefarmasian akan menginput sejumlah obat/injeksi yang
digunakan tiap pasien ke sistem komputer sesuai dengan nama pasien dan dokter yang
bertanggung jawab dalam proses operasi pasien. Obat dan alat kesehatan yang digunakan di
Depo OK disiapkan dalam bentuk paket di dalam sebuah box yang telah dilengkapi lembar
penggunaan alat kesehatan dan injeksi tiap pasien operasi, sehingga injeksi dan alat kesehatan
yang digunakan saat operasi dapat dicatat jumlah penggunaannya pada lembar tersebut.

Injeksi yang digunakan pasien operasi merupakan obat-obatan injeksi anestesi, penghilang rasa
sakit, beberapa obat pernafasan, dan alat kesehatan yang dibutuhkan dalam proses pembedahan
pasien.
Hemo
Proses penerimaan resep di Depo Hemodialisa (HD), yaitu resep diterima dari bagian
administrasi yang telah di input menjadi bentuk e-resep (resep elektronik), kemudian diserahkan
pada TTK di Depo Farmasi HD. Setelah itu, TTK melakukan scan barcode yang tertera pada
resep dan sistem akan mencetak etiket obat.
Penyiapan obat dilakukan oleh apoteker atau tenaga teknis kefarmasian setelah dilakukan
pengkajian resep. Penyiapan obat di depo farmasi HD dalam satu hari dilakukan sebanyak 2
shift, yaitu shift 1 pada pukul 08.00 10.00 dan shift 2 pada pukul 13.00-15.00 WIB. Obat yang
disiapkan untuk pasien hemodialisa hanya sediaan obat tablet dan injeksi. Obat yang umumnya
diresepkan kepada pasien di depo HD, antara lain:
1) Tablet amlodipin, aminefron tab, asam folat, candesartan, nocid, osfit, dan furosemid.
2) Injeksi hemopo, epodion, dan renogen.
Pasien melakukan cuci darah selama 2 kali dalam seminggu dan diberikan sediaan obat yang
berbeda, hari senin atau selasa diberikan sediaan obat injeksi dan hari kamis atau jumat diberikan
sediaan obat tablet. Obat tablet disiapkan sesuai resep perseorangan, sedangkan pada obat injeksi
dilakukan perekapan dalam buku khusus, yaitu nama pasien dan injeksi yang diresepkan. Hal
tersebut bertujuan untuk mengetahui jumlah injeksi yang perlu disiapkan untuk seluruh pasien
dan memudahkan ketika penyerahan obat kepada pasien. Setelah penyiapan obat selesai,
dilakukan perekapan jumlah resep yang berasal dari resep dinas dan non dinas untuk dicatat
dalam buku rekapan jumlah resep.
Etiket yang digunakan di depo farmasi HD pada obat dalam atau peroral adalah etiket berwarna
putih yang berasal dari penginputan resep. Etiket tersebut berisi nomor urut resep, tanggal, nama
pasien, nomor rekam medik, nama obat, kadaluarsa, dan aturan pakai. Sedangkan, pada obat luar
seperti injeksi tidak diberikan etiket karena langsung diberikan kepada pasien yang berada di
ruang hemodialisa, kemudian akan didistribusikan oleh perawat setelah proses cuci darah selesai.
Penyerahan obat dilakukan oleh petugas farmasi yang bertugas secara langsung kepada pasien
dengan memastikan identitas pasien dan obat yang diberikan telah sesuai dengan identitas yang
tertulis di etiket maupun dalam buku rekapan. Sediaan obat injeksi didistribusikan oleh perawat
kepada pasien setelah proses cuci darah selesai, sedangkan untuk obat tablet diserahkan langsung
kepada pasien untuk dibawa pulang.
Rawaj jalan
Proses penerimaan resep di depo farmasi rawat jalan dilakukan melalui bagian administrasi.
Resep yang berasal dari hasil pemeriksaan setiap poli diserahkan oleh pasien ke bagian
administrasi depo farmasi rawat jalan. Bagian administrasi depo farmasi rawat jalan akan
melakukan penomoran antrian yang terbagi menjadi 3 kategori, yaitu:

1) Resep A: kategori DINAS, pasien yang termasuk pada kategori A adalah pasien TNI AD,
PNS dan keluarganya.

2) Resep B : kategori NON DINAS-KRONIS, pasien yang termasuk pada kategori B adalah
pasien umum (tidak termasuk dinas) dan resep yang diserahkan berasal dari poli jantung, poli
paru, poli penyakit jiwa, dan poli penyakit dalam.

3) Resep C: kategori NON DINAS-NON KRONIS, pasien yang termasuk pada kategori C
adalah pasien umum (tidak termasuk dinas) dan resep yang diserahkan berasal dari poli THT,
poli mata, poli kulit dan kelamin, poli anak, poli syaraf, dan poli bedah.

Resep poli di Rumah Sakit Tk.II 03.05.01 Dustira hanya dapat ditulis oleh dokter spesialis
Rumah Sakit Tk.II 03.05.01 Dustira yang memiliki SIP (Surat Izin Praktik) dan dokter residen
yang mempunyai SIP.

Anda mungkin juga menyukai