Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS YANG BERJUDUL MIOMA UTERI

GUNA MEMENUHI SALAH SATU TUGAS


LAPORAN KDK

PUTRI AYU SULAEMAN


P00324021107

CI LAHAN CI INSTITUSI

Andi Malahayati, SST, M.Kes


198105072007012015

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN DIII KEBIDANAN
2022/2023
BAB I

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian

Mioma uteri adalah salah satu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul

yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous, biasa juga disebut

fibromioma uteri, leiomioma uteri fibroit. Tumor jinak ini merupakan neoplasma

jinak yang sering ditemukan pada traktus genitalia wanita, terutama wanita

sesudah produktif (monopause), Mioma uteri jarang di temukan pada wanita usia

produktif tetapi kerusakan reproduksi dapat berdampak karena mioma uteri pada

usia produktif berupa infertibilitas.

B. Etiologi

Ada beberapa faktor yang diduga kuat merupakan faktor predisposisi

terjadinya mioma uteri:

1. Umur, mioma uteri ditemukan sekitar 20 persen pada wanita usia

produktif dan sekitar 40 – 50 persen pada wanita di atas usia 40 tahun.

2. Hormon endogen, (endogenous hormonal), konsentrasi estrogen pada

jaringan mioma uteri lebih tinggi dari pada jaringan miomentrium

normal.

3. Riwayat keluarga

4. Makanan

5. Kehamilan
6. Paritasi

C. Patofisiologi

Menurut (Lestari 2016) mioma memiliki reseptor estrogen yang lebih

banyak di banding miomentrium normal. Teori calnest atau teori genitoblast

membuktikan dengan pemberian estrogen ternyata menimbulkan tumor

fibromatosa yang berasal dari sel imatur. Mioma uteri sebenarnya berasal dari

miosit normal yang kemudian bermutasi somatik akibat mengalami efek kariotipe

seperti kromosom 6,7,12 dan 14. Mioma uteri berdisri dari otot polos dan jaringan

yang tersusun seperti konde diliputi psudokapsul. Mioma uteri lebih sering

ditemukan pada nulipara, faktor keturunan juga berperan. Perubahan sekunder

pada mioma uteri sebagian besar bersifat degeneratif karena berkurangnya aliran

darah ke mioma uteri.

D. Tanda dan Gejala

Beberapa faktor gejala umum yang dapat dirasakan, antara lain:

1. Menstruasi dalam jumlah banyak

2. Perut terasa penuh dan membesar

3. Gangguan berkemih akibat mioma uteri yang menekan saluran kemih.

4. Keluarnya mioma uteri melalui leher rahim yang umumnya disertai

nyeri hebat, sehingga menyebabkan luka yang terjadinya infeksi

sekumder.

5. Konstipasi akibat mioma menekan bigian bawah usus besar.


6. Nyeri panggul berkepanjangan dan tidak kunjung sembuh, yang dapat

dirasakan saat menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau saat terjadi

penekanan.

E. Penatalaksanaan

1. Pemberian anti nyeri beruba paracetamol

2. Pemeriksaan fisik dan USG yang harus diulangi setiap 6-8 minggu

untuk mengawasi pertumbuhan mioma uteri, baik ukuran maupun

jumlah.

3. Pengobatan dengan terapi hormonal, dengan menggunaka preparat

progestia atau gonaditropin-relasing hormonal (GnRH)

4. Proseudr mimektomi, yaitu prosedur pembedahan untuk mengangkat

mioma.

5. Produr histerektomi, yaitu prosedur pembedahan untuk mengangkat

rahim. Prosedur ini wajib dipertimbangkan terlebih dahulu karena

wanita sudah tidak bisa hamil setelahnya.

F. Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang mioma uteri, antara lain:

1. USG

2. MRI

3. Hiteroskop

4. Biopsi
BAB II

LAPORAN KASUS NY.A PENYAKIT MIOMA UTERI

DIRUANG AZALEA

A. PENGKAJIAN PASIEN

1. Biodata Pasien

Nama : Ny. A

Umur : 35 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Konsel

Status : Menikah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

MRS.Tanggal : Selasa, 24 Mei 2022

No.R.Medis : 26 97 63

Ruang : Azalea

2. Keluhan

Data Subjektif : 1. Klien mengatakan nyeri perut bagian bawah

2. Klien mengatakan sering terjadi pendarahan hebat

3. Klien mengatakan susah tidur karena nyeri yang

dirasakan

Data Objektif : Klien nampak lemah


3. Riwayat Penyakit Terdahulu

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat pengobatan sebelumnya.

4. Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan utama : 1. Klien mengatakan nyeri perut bagian bawah.

2. Klien mengatakan sering terjadi pendarahan

3. Klien mengatakan nyeri saat BAK dan BAB

Keluhan Umum : Klien mengatakan merasa kesakitan.

Tanda-Tanda Vital :

TD : 160/70 mmHg

Nadi : 70x / menit

Suhu : 37, 2 OC

5. Genogram

6. Diagnosa Medis

Diagnosa medis mioma uteri

7. Penatalaksanaan

1). Pantau TTV

2). Inpksi balutan dan pembalut parineal, memperhatikan warna dan

jumlahnya.

3). Ubah posisi secara perlahan ditempat tidur dan pada saat

pemindahan

4). Bantu dengan ambulasi awal


5). Cegah dengan menggunakan bantal yang diletakkan di bawah lutut,

ingatkan pasien agar tidak menyilangkan kaki atau duduk dengan

kaki tergantung lama.

6). Kaji eksternitas bagian bawah seperti adanya eritma, tanda hormon

positif.

7). Kolaborasi pemberian cairan iv atau produk-produk darah sesuai

kebutuhan.
LAPORAN KASUS YANG BERJUDUL GEA
GUNA MEMENUHI SALAH SATU TUGAS
LAPORAN KDK

PUTRI AYU SULAEMAN


P00324021107

CI LAHAN CI INSTITUSI

Andi Malahayati, SST, M.Kes


198105072007012015

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN DIII KEBIDANAN
2022/2023
BAB I

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian

Diare adalah kejadian frekuensi buang air besar pada bayi lebih dari 4 kali

dan lebih dari 3 kali pada anak. Disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair

dengan atau tanpa lendir dan daerah yang berlangsung dari satu minggu.

B. Etiologi

Penyebab utama timbulnya diare adalah infeksi bakteri dan parasit,

keracunan makanan, alergi, efek samping obat dan gangguan penyerapan

makanan.

C. Patofisiologi

Ada dua prinsip terjadinya diare, yaitu sekrotorik dan osmotik. Meskipun

dapan melalui kedua mekanisme tersebut, diare sekretorik lebih sering ditemukan

pada infeksi saluran cerna.

D. Tanda dan Gejala

1. Lemas dan pucat

2. Mata cekung

3. Sangat kehausan

4. Mulut dan bibir kering

5. Tubuh terasa dingin

6. Jumlah urine sedikit atau warnanya pekat kecoklatan


E. Penatalaksanaan

1. Pemberian cairan adekuat dan elektrolit

2. Pemberian nutrisi adekuat

3. Pemberian preparat zinc

4. Antibiotik selektif

5. Edukasi terhadap orang tua/pengasuh

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah yang meliputi darh prifer lengkap, ureum, kreatunum,

elektrolit, analisis gas darah (bila dicurigai ada gangguan asam basah),

pemeriksaan toksin dan antigen.


BAB II

LAPORAN KASUS AN.R PENYAKIT GEA

DI RUANG SAKURA

A. PENGKAJIAN PASIEN

1. Biodata Pasien

Nama : An. R

Umur : 2 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : JL. PROF ABD RAUF

Status : Belum Menikah

Pekerjaan : -

Agama : Islam

MRS.Tanggal : Sabtu, 28 Mei 2022

No.R.Medis : 27 00 52

Ruang : Sakura

2. Keluhan

Data Subjektif : 1. Keluarga klien mengatakan anaknya mengalami

sakit perut, muntah-muntah dan demam

Data Objektif : Klien nampak lemah

3. Riwayat Penyakit Terdahulu

Keluarga klien mengatakan anaknya mengalami anaknya sakit perut,

muntah-muntah dan demam sejak 6 hari yang lalu.


4. Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan utama : Keluarga klien mengatakan anaknya mengalami

muntah-muntah dan demam

Keluhan Umum : Klien nampak lemah

Tanda-Tanda Vital :

TD : -

Nadi : 131x /menit

Suhu : 39,1 oC

5. Genogram

6. Diagnosa Medis

Diagnosa medis GEAatau diare adalah penyakit yang ditandai dengan

bertambahnya frekuensi defekasilebih dari biasanya (3 kali/hari)

7. Penatalaksanaan

1). Meminum air putih, penderita diare dianjurkan untuk

memperbanyak minum agar tubuh tetap terhidrasi.

2). Perbanyak konsumsi serat laut.

3). Sering makan namun dengan porsi kecil

4). Konsumsi probiotik

5). Hindari asupan penyebab diare

6). Pantau adanya iritasi dan adanya ulserasi kulit diare personal.
LAPORAN KASUS YANG BERJUDUL VULNUS LACERATUM
GUNA MEMENUHI SALAH SATU TUGAS
LAPORAN KDK

PUTRI AYU SULAEMAN


P00324021107

CI LAHAN CI INSTITUSI

Andi Malahayati, SST, M.Kes


198105072007012015

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN DIII KEBIDANAN
2022/2023
BAB I

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian

Vulnus laceratum merupakan terjadinya gangguan kontuinitas salah satu

jaringan sehinga terjadi pemisahan jaringan yag semula normal, luka robek terjadi

akibat kekerasan yang hebat sehingga memutuskan jaringan. Vulnus laceratum

adalah luka terbukayang di sebabkan oleh robeknya jaringan halus pada tubuh

sehinggadi sebut dengan luka robek atau lasarasi.

B. Etiologi

Vulnus laceratum dapat disebabkan oleh beberapa hal di antaranya:

1. Alat yang tumpul

2. Jatuh kebenda tajam dan keras

3. Kecelakaan lalu lintas dan kereta api

4. Kecelakaan akibat kuku dan gigitan

5. Trauma mekanis yang di sebabkan oleh tergesek, terpotong, terbentur

dan terjepit

6. Trauma elektris dan penyebab cedera karena listrik dan petir

7. Trauma termis, di sebab kan oleh zat kimia yang bersifat asam

C. Patofisiologi

Vulnus laceratum terjadi akibat kekerasan benda tumpul, goresan jatuh,

kecelakaan sehingga kontuinitas jaringan terputus. Pada umumnya respon tubuh

terhadap trauma akan terjadi proses peradangan atau infalami. Reaksi peradangan

akan terjadi apabila jaringan terputus, dalam leadaan ini apabila peluang
timbulnya infeksi yang sangat hebat. Penyebabnya cepat yang disebabkan oleh

mikro organisme yang biasanya tidak berbahaya. Reaksi peradangan itu

sebenarnya adalah pristiwa yang dikoordinasikan dengan baik yang dinamis dan

kontinyu untuk menimbulkan reaksi peradangan maka jaringan harus hidup dan

harus di mikrosekulasi fungsional.

D. Tanda dan Gejala

Tanda-tanda umum adalah syok dan syndroma remuk (efek syndroma). Dan

tanda-tanda lokal biasanya terjadi nyeri dan pendarahan. Syok terjadi akibat

kegagalan sirkulasi prifef ti tandai dengan tekanan darah menurun hingga tidak

teraba, keringan dingin dan lemah, kesadaran menurun hingga tak sadar.

E. Penatalaksanaan

Dalam manajemen keperawatan luka ada beberapa tahap yaitu:

1. Evaluasi luka

2. Tindakan antiseptik

3. Pembersihan luka

4. Penjahitan luka

5. Penutupan luka

6. Pembalutan luka

7. Pemberian antibiotik, dan pengangkatan jahitan

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan diaknistik yang perlu di laukakan terutama jenis darah

lengkap. Tujuannya untuk mengetahui letak infeksi yang terjadi

pemeriksaannya melalui laboratorium


2. Sel-sel darah putih melalui leukosit dapat terjadi kecenderungandengan

kehilangan sel pada lesi lukadan respon terhadap proses infeksi.

3. Hitung darah lengkap hematokrit mungkin tinggi atau lengka.

4. Laju dengan darah (LED) menunjukkan karakteristik infeksi.

5. Gula darah random memberikan petunjuk terhadap penyakit diabetes.

6. MRI

7. CT.SCAN

8. Ultrasonografi
BAB II

LAPORAN KASUS TN.S PENYAKIT VULNUS LACERATUM

DIRUANG ANGGREK

A. PENGKAJIAN PASIEN

1. Biodata Pasien

Nama : Tn. S

Umur : 29 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Wirabuana, Poasia

Status : Menikah

Pekerjaan : Sopir

Agama : Islam

MRS.Tanggal : Senin, 6 Juni 2022

No.R.Medis : 27 06 31

Ruang : Anggrek

2. Keluhan

Data Subjektif : Klien mengatakan jarinya terasa sakit ketika terjepit

pintu

Data Objektif : Klien nampak lemah

3. Riwayat Penyakit Terdahulu

Klien mengatakan jarinya terasa sakit saat terjepit pintu.


4. Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan utama : Klien mengatakan sakitnya berkurang setelah

menjalani perawatan luka

Keluhan Umum : Klien nampak membaik.

Tanda-Tanda Vital :

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 106x / menit

Suhu : 36,5 OC

5. Genogram

6. Diagnosa Medis

Diagnosa medis Vulnus Laceratum

7. Penatalaksanaan

1. Injeksi ceftiaxon 1 gr 2x1 12jam/ IV

2. Injeksi ranitidine 1 A 2x1 12jam/IV

3. Injeksi ketorolac 1 A 3x1 8jam/IV


LAPORAN KASUS YANG BERJUDUL TTH
GUNA MEMENUHI SALAH SATU TUGAS
LAPORAN KDK

PUTRI AYU SULAEMAN


P00324021107

CI LAHAN CI INSTITUSI

Andi Malahayati, SST, M.Kes


198105072007012015

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN DIII KEBIDANAN
2022/2023
BAB I

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian

Tension Type Headhadce (TTH)adalah nyeri kepala yang disebabkan olehb

tegangnya otot pada wajah, leher atau kulit kepala, TTH merupakan sakit kepala

yang paling sering terjadi. TTH ini tumbul karena adanya kontraksi yang terus

menerus dari otot kepala, wajah, kuduk dan bahu. Kontraksi yang terus menerus

ini akan menumbulkan nyeri otot yang di “refered” ke kepala (“muscle

contraction headache”) “muscle contraction” ini timbul karena adanya ketegangan

jiwa anxietas, tension atau depresi.

B. Etiologi

Secara umum di klarifikasi secara berikut:

1. Organik, seperti: Tumor serebral, menigiutis, hidrosefalus, dan sifilis.

2. Gangguan fungsional, misalnya: lelah, bekerja tak kenal waktu, anemia

ketidaknormalan, endokrin, obesitas, intoksikasi, tekanan darah tinggi

postur yang salah dan nyeri di refleksikan.

C. Patofisiologi

Riset terbaru membuktikan peningkatan subtansi endogen di otot trapesius

penderita type episodie TTH juga di temukan nitrie oxide sebagai perantara (lokal

mediator) TTH. Menghambat produksi nitrie oxide dengan agen investigasi (L-

NMMA) mengurangi ketegangan otot dan nyeri yang berkaitan dengan TTH.
D. Tanda dan Gejala

1. Nyeri pada kulit kepala

2. Sakit kepala saat bangun berbaring

3. Nyeri otot

4. Leher dan otot bahu terasa tertekan

5. Sensi rasa sesak atau tekanan di dahi atau di samping dan belakang

kepala

6. Kehilangan nafsu makan

7. Rasa sakit pada pelipis, leher belakang dan bahu

E. Penatalaksanaan

Gangguan analgesik baik tunggal maupun kombinasi misalnya dengan

paracetamol dan nonskeroidal antinflammatory drugs (NSAID) tripan muscle

relaxant, apoid dilaporkan tidak memiliki peran dalam tatalaksana TTH akut.

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang TTH antara lain:

1. Darah rutin

2. Elektrolit

3. Kadar gula darag (indikasi untuk menyingkirkan penyebab sekunder.


BAB II

LAPORAN KASUS NY.S PENYAKIT TTH

DIRUANG ANGGREK

A. PENGKAJIAN PASIEN

1. Biodata Pasien

Nama : Ny. S

Umur : 22 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Desa Pudonggala, Konut

Status : Menikah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

MRS.Tanggal : Senin, 13 Juni 2022

No.R.Medis : 23 69 96

Ruang : Anggrek

2. Keluhan

Data Subjektif : 1. Klien mengatakan sakit kepala, mual dan

muntah

2. Klien juga mengatakan hilang nafsu makan

serta BAK dan BAB tidak lancar

Data Objektif : Klien nampak lemah


3. Riwayat Penyakit Terdahulu

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya

4. Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan utama : 1. Klien mengalami sakit kepala, mual dan muntah

2. Klien mengatakan susah BAK dan BAB

3. Klien mengatakan tidak nafsu makan

Keluhan Umum : Klien nampak lemah.

Tanda-Tanda Vital :

TD : 120/70 mmHg

Nadi : 100x / menit

Suhu : 36,6 OC

5. Genogram

6. Diagnosa Medis

Diagnosa medis sakit kepala tipe tegang yaitu TTH (Tension Type

Headache)

7. Penatalaksanaan

1. Injeksi omeparazole 2x1 12jam/IV

2. Caps BCM 2x1

3. Pet infus 1 gr 4x1 6jam/IV

4. Eperoson het 2x1

5. Fitnarizine 5 gr 2x1

6. Sucralfat 3x1
7. Injeksi neurosanbe 1x1

8. Alprazolan 2x1

Anda mungkin juga menyukai