Anda di halaman 1dari 5

REVISED PACKAGE INSERT

(INDONESIA VERSION)
Product document title: Ceftazidime pentahydrate
Trade name: CEFTAZIDIME PENTAHYDRATE (OGB)
Date: 09.03.20

CEFTAZIDIME PENTAHYDRATE
Serbuk injeksi

Komposisi:
Tiap vial mengandung:
Ceftazidime pentahydrate sodium carbonate setara dengan ceftazidime 1 g

Farmakologi:
Ceftazidime merupakan antibiotika cephalosporin semisintetik yang bersifat bakterisidal. Mekanisme kerja
antibakterinya adalah dengan menghambat kerja enzim tertentu yang bertanggung jawab terhadap sintesis
dinding sel bakteri. Secara in vitro, ceftazidime dapat memengaruhi mikroorganisme dalam rentang/spektrum
yang luas, termasuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglycoside lainnya. Ceftazidime
sangat stabil terhadap ß-laktamase, plasmid dan kromosom yang paling penting secara klinis dihasilkan oleh
organisme Gram-positif dan Gram-negatif dan dengan demikian, ceftazidime aktif melawan beberapa strain
yang resisten terhadap ampicillin dan cephalosporin lainnya.

Bakteriologi
Berdasarkan pada spektrum aktivitasnya, ceftazidime secara umum diklasifikasikan sebagai cephalosporin
generasi ketiga. Secara in vitro, ceftazidime aktif melawan organisme- organisme berikut:
Bakteri Gram-negatif aerob
Citrobacter spp. (termasuk C. freundii dan C. diversus), Enterobacter spp. (termasuk E. cloacae dan E.
aerogenes), Escherichia coli, Haemophilus influenzae (termasuk strain yang resisten terhadap ampicillin),
Klebsiella spp. (termasuk K. pneumoniae), Neisseria meningitidis, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris,
Pseudomonas spp. (termasuk Pseudomonas aeruginosa), Serratia spp.

Bakteri Gram-positif aerob


Staphylococcus aureus (termasuk strain yang menghasilkan penisilinase dan yang tidak), Streptococcus
agalactiae (Streptococcus grup B), Streptococcus pyogenes (ß-hemolytic Streptococcus grup A).

Bakteri anaerob
Bacteroides spp.

Bakteri lainnya
Acinetobacter spp., Clostridium spp. (kecuali C. difficile), Haemophilus parainfluenzae, Morganella morganii,
Neisseria gonorrhoeae, Peptococcus spp., Providencia spp. (termasuk P. rettgeri), Salmonella spp., Shigella
spp., Staphylococcus epidermidis, Yersinia enterocolitica.

Indikasi:
Infeksi-infeksi serius yang disebabkan oleh organisme-organisme yang rentan antara lain:
 Infeksi umum
Septikemia, bakteremia, peritonitis, meningitis, dan pada pasien di ICU dengan masalah spesifik, misalnya
luka bakar yang terinfeksi.
 Infeksi saluran pernapasan bagian bawah
Pneumonia, bronkopneumonia, pleura yang terinfeksi, emfisema, bronkiektasis yang terinfeksi, abses pada
paru-paru, infeksi paru-paru pada pasien dengan fibrosis kistik.
 Infeksi saluran kemih
Pielonefritis akut dan kronis, pielitis, prostatitis, berbagai abses ginjal.
 Infeksi kulit dan jaringan lunak
Selulitis, erisipelas, abses, mastitis, luka bakar dan luka lain yang terinfeksi, ulkus pada kulit.
 Infeksi tulang dan sendi
Osteitis, osteomielitis, artritis septik, bursitis yang terinfeksi.
 Infeksi bilier dan abdominal
Kolangitis, kolesistitis, kolesistitis emfisema, peritonitis, divertikulitis, penyakit radang pelvis.
MI/SAN/09.03.20/ver.02
DISETUJUI OLEH BPOM : 13/07/2020 ID : EREG100260VR11900454
 Dialisis
Infeksi-infeksi yang terkait dengan hemodialisis dan dialisis peritoneal serta continuous ambulatory
peritoneal dialysis (CAPD).

Kontraindikasi:
Pasien yang diketahui hipersensitif terhadap antibiotika cephalosporin.

Dosis dan cara pemberian:


Dosis lazim
Ceftazidime digunakan secara parenteral, dosis disesuaikan dengan tingkat keparahan, sensitivitas, tipe
infeksi, usia, berat badan, dan fungsi ginjal pasien.

Dewasa
Rentang dosis ceftazidime yang digunakan untuk orang dewasa adalah 1-6 g per hari, dapat diberikan
masing-masing dosis 500 mg, 1 g, atau 2 g setiap 12 atau 8 jam melalui injeksi IV atau IM.
Pada infeksi saluran kemih dan infeksi yang kurang serius, dosis 500 mg atau 1 g setiap 12 jam biasanya
sudah adekuat. Pada sebagian besar infeksi, sebaiknya diberikan dosis 1 g setiap 8 jam atau 2 g setiap 12
jam. Pada infeksi yang sangat berat terutama pasien immunocompromised, termasuk pasien dengan
neutropenia, dapat diberikan dosis 2 g setiap 8 jam atau 12 jam.
Pada pasien fibrosis kistik dewasa dengan fungsi ginjal normal yang mengalami infeksi paru-paru
pseudomonal sebaiknya digunakan dosis tinggi 100-150 mg/kg/hari sebagai tiga dosis terbagi. Pada orang
dewasa dengan fungsi ginjal normal, penggunaan dosis 9 g/hari masih aman.

Bayi dan anak-anak


Rentang dosis lazim untuk anak-anak yang berusia lebih dari 2 bulan adalah 30-100 mg/kg/hari, diberikan
sebagai dua atau tiga dosis terbagi. Dosis hingga 150 mg/kg/hari (maksimum 6 g sehari) dalam 3 dosis
terbagi dapat diberikan pada anak-anak yang terinfeksi immunocompromised atau fibrosis kistik, atau
meningitis.

Neonatus dan anak-anak <2 bulan


Dosis 25-60 mg/kg/hari yang diberikan sebagai dua dosis terbagi, telah terbukti efektif. Pada neonatus, waktu
paruh ceftazidime dalam serum dapat 3-4 kali lebih lama dibandingkan dengan orang dewasa.

Dosis pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal


Ceftazidime diekskresikan melalui ginjal hampir secara eksklusif oleh filtrasi glomerulus. Karena itu, dosis
ceftazidime pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dianjurkan untuk disesuaikan atau diturunkan.

Bersihan kreatinin
Dosis (g) Frekuensi pemberian
(ml/menit)
>50 dosis lazim 8-12 jam
31-50 1,0 setiap 12 jam
16-30 1,0 setiap 24 jam
6-15 0,5 setiap 24 jam
<5 0,5 setiap 48 jam
Hemodialisis 1,0 setelah hemodialisis
Dialisis peritoneal 0,5 setiap 24 jam

Pada pasien dengan infeksi berat, terutama neutropenia, yang biasanya mendapatkan ceftazidime 6 g sehari,
di mana dosis tersebut tidak bisa diberikan pada pasien dengan insufisiensi ginjal, maka dosis unit pada tabel
di atas dapat dinaikkan 50% atau frekuensi pemberian ditingkatkan dengan tepat. Pada pasien tersebut,
dianjurkan agar kadar ceftazidime dalam serum sebaiknya dipantau dan kadar terendah tidak boleh lebih dari
40 mg/l.
Bila hanya ada bersihan kreatinin serum, maka rumus berikut (persamaan Cockcroft’s) dapat digunakan untuk
menghitung estimasi bersihan kreatinin. Kreatinin serum menunjukkan fungsi ginjal pada kondisi tunak:

Pria:
Bersihan kreatinin = berat badan (kg) x (140-usia (tahun))
(ml/menit) 72 x kreatinin serum (mg/dl)

Wanita:
Bersihan kreatinin (ml/menit) = 0,85 x nilai di atas

Untuk mengubah kreatinin serum dalam mol/l menjadi mg/dl adalah dibagi dengan 88,4.
MI/SAN/09.03.20/ver.02
DISETUJUI OLEH BPOM : 13/07/2020 ID : EREG100260VR11900454
Pada anak-anak, bersihan kreatinin harus disesuaikan dengan luas permukaan tubuh atau massa tubuh
tanpa lemak dan frekuensi dosis dikurangi pada kasus-kasus insufisiensi ginjal seperti pada orang dewasa.

Cara pemberian
Ceftazidime dapat diberikan secara intravena atau intramuskular ke dalam massa otot yang besar misalnya
pada kuadran luar atas dari gluteus maksimus atau bagian lateral paha.

Peringatan dan perhatian:


 Seperti antibiotika -laktam lainnya, sebelum pengobatan dengan ceftazidime dimulai sebaiknya dilakukan
pemeriksaan riwayat reaksi hipersensitivitas terhadap ceftazidime, cephalosporin, penicillin, atau obat
lainnya secara cermat. Ceftazidime harus diberikan hanya dengan perhatian khusus pada pasien dengan
reaksi hipersensitivitas tipe I atau langsung terhadap penicillin. Bila terjadi reaksi alergi, hentikan
penggunaan ceftazidime. Reaksi hipersensitivitas yang serius mungkin memerlukan epinephrine (adrenalin),
hydrocortisone, antihistamin, atau penanganan darurat lainnya.
 Antibiotika cephalosporin dosis tinggi harus diberikan dengan hati-hati pada pasien yang menerima
pengobatan bersamaan dengan obat-obat nefrotoksik seperti aminoglycoside, furosemide, karena
kombinasi ini diduga memengaruhi fungsi ginjal. Pengalaman klinis dengan ceftazidime telah menunjukkan
bahwa tidak ada masalah pada penggunaan dosis lazim. Tidak ada bukti bahwa ceftazidime memengaruhi
fungsi ginjal pada dosis terapeutik. Namun, seperti pada semua antibiotika yang dieliminasi melalui ginjal,
perlu dilakukan penurunan dosis sesuai derajat penurunan fungsi ginjal untuk mencegah konsekuensi klinis
akibat peningkatan kadar antibiotika, seperti konvulsi.
 Ceftazidime tidak memengaruhi uji glikosuria yang menggunakan enzim. Telah diamati bahwa ada sedikit
pengaruh terhadap metode reduksi kupri (Benedict’s, Fehling’s, dan Clinitest). Ceftazidime tidak
memengaruhi uji alkali pikrat untuk kreatinin.
 Penggunaan ceftazidime untuk jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan pertumbuhan berlebih
organisme yang tidak rentan (misalnya: Candida, Enterococci) yang mungkin memerlukan penghentian
pengobatan atau perlu menggunakan tindakan yang tepat.

Kehamilan dan menyusui


Kehamilan
Tidak ada bukti penelitian terhadap efek embriopati dan teratogenik yang disebabkan oleh ceftazidime, tetapi
seperti semua obat lainnya, obat ini harus diberikan dengan hati-hati selama masa awal kehamilan dan pada
awal pertumbuhan bayi. Penggunaan pada masa kehamilan memerlukan pertimbangan manfaat
dibandingkan dengan risiko yang mungkin terjadi.

Menyusui
Ceftazidime diekskresikan melalui ASI dalam konsentrasi rendah dan dengan demikian perlu perhatian
khusus bila ceftazidime diberikan pada ibu menyusui.

Efek samping:
Pengalaman uji klinis telah menunjukkan bahwa ceftazidime secara umum dapat ditoleransi dengan baik. Efek
samping umumnya jarang terjadi, termasuk:

Lokal
Flebitis atau tromboflebitis pada pemberian intravena, rasa nyeri dan/atau inflamasi setelah injeksi
intramuskular.

Hipersensitivitas
Ruam makulopapular atau urtikaria, demam, angioedema (sangat jarang), dan anafilaksis (termasuk
bronkospasme dan/atau hipotensi).

Saluran pencernaan
Diare, mual, muntah, nyeri abdominal, dan seriawan pada mulut atau kolitis (sangat jarang).

Efek samping lain yang terkait dengan ceftazidime termasuk:

 Genitourinari: kandidiasis dan vaginitis.


 Sistem saraf pusat: sakit kepala, pusing, parestesia, dan rasa tidak enak di mulut.

Perubahan sementara terhadap hasil uji laboratorium selama pengobatan dengan ceftazidime termasuk:
MI/SAN/09.03.20/ver.02
DISETUJUI OLEH BPOM : 13/07/2020 ID : EREG100260VR11900454
eosinofilia, tes Coomb’s positif tanpa hemolisis, trombositosis, dan peningkatan pada satu atau lebih enzim
hati ALT (SGPT), AST (SGOT), LDH, GGT, dan alkaline phosphatase.
Kadang-kadang terlihat adanya peningkatan sementara urea dalam darah, nitrogen urea dalam darah,
dan/atau kreatinin dalam serum.
Sangat jarang terjadi, leukopenia, neutropenia, agranulositosis, trombositopenia, dan limfositosis.

Interaksi obat:
Pemberian bersama ceftazidime dengan aminoglycoside dapat mengakibatkan inaktivasi. Bila diberikan
bersamaan sebaiknya diinjeksikan pada tempat (bagian tubuh) yang berbeda. Jangan mencampur kedua
obat ini dalam kantong atau botol infus yang sama.
Vancomycin dengan ceftazidime akan membentuk endapan. Oleh karena itu, untuk pemberian intravena
harus dibilas terlebih dahulu jika kedua obat ini diberikan menggunakan selang yang sama.

Perhatian farmasetika:
CEFTAZIDIME PENTAHYDRATE dikemas dalam vial dengan tekanan rendah. Ketika produk terlarut,
karbon dioksida dikeluarkan dan menghasilkan tekanan positif.

Ceftazidime serbuk injeksi dapat bercampur dengan larutan NaCl 0,9%, dekstrosa 5%, kombinasi NaCl 0,45%
dan dekstrosa 5%, dan Ringer laktat (larutan Hartmann’s) pada konsentrasi 1 mg/ml.
Untuk pemberian intramuskular, ceftazidime serbuk injeksi dapat direkonstitusi menggunakan larutan lidocaine
1% pada konsentrasi 333,3 mg/ml.
Di bawah kondisi penyimpanan 2-8°C:
 Ceftazidime serbuk injeksi dalam larutan NaCl 0,9%, Ringer laktat, dan lidocaine 1% stabil secara fisik dan
kimia selama 7 hari.
 Ceftazidime serbuk injeksi dalam larutan dekstrosa 5% dan kombinasi NaCl 0,45% dan dekstrosa 5%
stabil secara fisik dan kimia selama 4 hari.

Di bawah suhu 30°C:


 Ceftazidime serbuk injeksi dalam larutan NaCl 0,9% dan Ringer laktat stabil secara fisik dan kimia selama
12 jam.
 Ceftazidime serbuk injeksi dalam larutan lidocaine 1%, dekstrosa 5%, dan kombinasi NaCl 0,45% dan
dekstrosa 5% stabil secara fisik dan kimia selama 6 jam.
Dari aspek mikrobiologi, produk steril dan bebas dari endotoksin selama 7 hari di bawah kondisi
penyimpanan 2-8°C dan selama 24 jam di bawah suhu 30°C, pada kondisi aseptik yang tervalidasi.

Cara pembuatan larutan:


Untuk penggunaan injeksi IM
Masukkan jarum syringe melalui tutup vial dan injeksikan pelarut untuk memperoleh konsentrasi larutan
sekitar 333,3 mg/ml. Tarik jarum dan kocok vial untuk menghasilkan larutan yang jernih. Balikkan vial.
Dengan piston syringe yang ditekan penuh, masukkan jarum ke dalam larutan. Tarik total volume
larutan ke dalam syringe pastikan jarum tetap berada di dalam larutan. Gelembung kecil karbon
dioksida dapat diabaikan.

Untuk penggunaan infus IV


Masukkan jarum syringe melalui tutup vial dan injeksikan 10 ml pelarut. Tarik jarum dan kocok vial untuk
menghasilkan larutan yang jernih. Setelah itu, balikkan vial. Dengan piston syringe yang ditekan penuh,
masukkan jarum ke dalam larutan. Tarik total volume larutan ke dalam syringe, pastikan jarum tetap
berada di dalam larutan. Pindahkan larutan tersebut ke dalam kantong infus untuk memperoleh
konsentrasi larutan sekitar 1 mg/ml. Campur larutan dengan baik dengan membalikkan kantong infus 10
kali.

Kemasan dan nomor registrasi:


Kotak, 2 vial x 1 g; GKLXXXXXXXXXXXX
Kotak, 10 vial x 1 g; GKLXXXXXXXXXXXX

HARUS DENGAN RESEP DOKTER.

SIMPAN PADA SUHU DI BAWAH 30°C, TERLINDUNG DARI CAHAYA.

SETELAH DIREKONSTITUSI DENGAN NACL 0.9%, RINGER LAKTAT, ATAU LIDOCAINE 1%,
LARUTAN STABIL SELAMA 7 HARI DAN 4 HARI DENGAN DEKSTROSA 5% ATAU KOMBINASI
MI/SAN/09.03.20/ver.02
DISETUJUI OLEH BPOM : 13/07/2020 ID : EREG100260VR11900454
NACL 0,45% DAN DEKSTROSA 5% PADA SUHU 2-8°C.
SETELAH DIREKONSTITUSI DENGAN NACL 0.9% ATAU RINGER LAKTAT, LARUTAN STABIL
SELAMA 12 JAM DAN 6 JAM DENGAN LIDOCAINE 1%, DEKSTROSA 5%, ATAU KOMBINASI
NACL 0,45% DAN DEKSTROSA 5% PADA SUHU DI BAWAH 30°C.

Diproduksi oleh:
PT Dexa Medica
Palembang-Indonesia

MI/SAN/09.03.20/ver.02
DISETUJUI OLEH BPOM : 13/07/2020 ID : EREG100260VR11900454

Anda mungkin juga menyukai