Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obstructive sleep apnea (OSA) adalah gangguan pernapasan saat

tidur, yaitu menurun atau berhenti total aliran udara pernapasan beberapa

saat. Menurut American Academy of Sleep Medicine, hal tersebut terjadi

ketika otot-otot rileks selama tidur menyebabkan kelumpuhan jaringan

lunak dan menghalangi jalan napas atas yang kemudian menyebabkan

pengurangan sebagian (hypopnea) dan jeda lengkap (apnea) bernapas

yang berlangsung setidaknya 10 detik saat tidur.

OSA bila tidak teratasi dengan baik dapat mengakibatkan berbagai

macam komplikasi yang mengakibatkan berbagai macam system organ tu-

buh lain. OSA secara luas telah diketahui dapat mengakibatkan timbulnya

hipertensi yang pada akhirnya akan memberikan komplikasi kardiovasku-

lar, seperti disfungsi ventrikwl kiri, fibrilasi atrium, dan sebagainya. Komp-

likasi endokrin dan komplikasi system saraf pusat merupakan komplikasi

lain yang sering pula diakibatkan oleh OSA, seperti diabetes maupun

stroke. Selain itu OSA telah dikaitkan dengan hasil klinis buruk dan dapat

menjadi prediktor independen dari semua penyebab kematian bahkan

kematian mendadak.1

Penyebab OSA beraneka ragam, meliputi usia lanjut, jenis

kelamin, obesitas, abnormalitas anatomi, peningkatan disfungsi otot dilator


faring, dan peningkatan ketidakstabilan control ventilasi, serta penurunan

volume paru.2

Hamper 80-90% pasien dengan OSA tidak terdiagnosis, saat ter-

diagnosis, umumnya pasien telah bertahun-tahun mengalami gejala OSA.3

Untuk itu, seorang dokter perlu memiliki pengetahuan yang cukup dalam

mendiagnosis OSA sehingga OSA dapat segera terdiagnosis dan

mendapatkan penatalaksanaan yang tepat, serta dapat menghindari terjad-

inya komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan OSA.

1.2 Tujuan Penulisan

Referat ini ditulis dengan tujuan :

1. Sebagai karya tulis kedua untuk memenuhi persyaratan dalam menem-

puh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) I Ilmu Kesehatan

Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Fakultas Kedok-

teran Universitas Brawijaya Malang.

2. Menjelaskan mengenai Obstructive Sleep Apnea (OSA).


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Obstructive Sleep Apnea (OSA) merupakan gangguan napas saat

tidur (Sleep Disordered Breathing, SDB) yang ditandai dengan obstruksi

parsial atau total pada jalan napas bagian atas meskipun ada upaya untuk

bernapas saat tidur. Adanya obstruksi berulang menyebabkan terjadinya

periode henti napas (apnea) atau kurang napas (hypopnea) minimal 10

detik selama tidur.4,5

2.2 Etiologi

Sleep apnea terjadi ketika tidak ada cukup ruang untuk mengako-

modasi aliran udara yang cukup di sebagian saluran napas bagian atas

selama tidur. Ketika tonus otot menurun, hasilnya adalah kolaps total atau

parsial jalan napas yang berulang. Pada anak-anak, penyebab paling

umum dari OSA adalah pembesaran amandel dan/atau kelenjar gondok.

Pada orang dewasa, paling sering dikaitkan dengan obesitas, jenis kelamin

pria, dan usia lanjut.

Faktor struktural yang berkaitan dengan OSA, meliputi :

 Micrognathia, retrognathia

 Pemanjangan wajah
 Hipoplasia mandibula

 Hipertrofi adenoid dan tonsil

 Sindrom Down

 Sindrom Prader Willi

 Pergesaran inferior hyoid

Faktor risiko nonanatomik, meliputi :

 Distribusi lemak sentral

 Obesitas

 Usia lanjut

 Jenis kelamin laki-laki

 Penggunaan alkohol

 Merokok

 Penggunaan obat penenang

 Posisi tidur terlentang

 Kebiasaan mendengkur

Gangguan medis yang terkait dengan OSA, meliputi :

 Stroke

 Hipotiroidisme

2.3 Epidemiologi

2.4 Patofisiologi
2.5 Faktor Risiko

2.6 Manifestasi Klinis

2.7 Diagnosis

2.8 Terapi

2.9 Diagnosis Banding

2.10 Prognosis

2.11 Komplikasi
DAFTAR PUSTAKA

1. Park J., Ramar K., Olson E.J. Updates On Definition, Consequences, and

Management of Obstructive Sleep Apnea. Mayoclinic. 2011; 6(86):549-555.

2. Lam J., Sharma S.K., Lam B. Obstructive Sleep Apnea: Definitions, Epidemi-

ology, and Natural History. Indian J. Med. Res. 131. 2010; 165-170.

3. Silverberg D., Lania A. Treating Obstructive Sleep Apnea Improves Essential

Hypertension and Quality of Life. American Family Physician. 2002; 65(2).

4. Downey R. Obstructive Sleep Apnea [internet]. 2015. Available from: http:/

emedicine.medscape.com/article/295807-overview

5. Rinaldi V. Sleep-Disordered Breathing and CPAP Overview of Sleep-Dis-

ordered Breathing [internet]. 2015. Available from: http:/emedicine.med-

scape.com/article/870192-overview#a1

6.

7. Mehrtash M., Baker J.P., Ayas N. Predictors of Continuous Positive Airway

Pressure Adherence in Patients with Obstructive Sleep Apnea. Lung. 2019

Apr;197(2);115-121.

8. Esteller E., Carrasco M., Diaz-Herrera M.A., Vila J., Sampol G., Juvanteny

J., Sieira R., Farre A., Vilaseca I. Clinical Practice Guideline recommenda-

tions on examination of the upper airway for adults with suspected obstruct-

ive sleep apnoea-hypopnoea syndrome. Acta Otorrinolaringol Esp (Engl Ed).

2019 Nov-Dec;70(6):364-372.

9.

Anda mungkin juga menyukai