PENDAHULUAN
Manusia menggunakan bahasa sebagai alat berkomunikasi satu sama lain. Bahasa
adalah bentuk aturan atau sistem lambang yang digunakan dalam berkomunikasi dan
beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran, dan
emosi (Yogatama, 2011). Masa anak usia dini merupakan masa keemasan. Pada masa ini otak
anak mengalami perkembangan paling cepat sepanjang hidup. Masa ini berlangsung dari usia
usia nol sampai satu tahun (Fauziddin, 2018).
Pemerolehan bahasa merupakan proses yang berlangsung dalam otak anak ketika
memperoleh bahasa pertama (Chaer, 2007). Senada dengan itu, menurut Dardjowidjojo
(Dardjowidjojo, 2000) pemerolehan bahasa berkaitan dengan penguasaan bahasa yang
dilakukan anak secara natural pada waktu belajar bahasa ibu. Pemerolehan bahasa akan terus
berkembang seiring dengan bertambahnya usia anak. Pemerolehan bahasa pertama sangat
berkaitan dengan perkembangan sosial anak dan pembentukan identitas sosial. Mempelajari
bahasa pertama merupakan salah satu perkembangan menyeluruh anak menjadi anggota suatu
masyarakat (Yogatama, 2011).
Pada masa pemerolehan bahasa anak, lebih mengarah kepada fungsi komunikasi
daripada bentuk bahasa. Pemerolehan bahasa pada anak-anak mempunyai ciri-ciri
berkesinambungan, merupakan suatu rangkaian kesatuan, dan dimulai dari ujaran satu kata
yang sederhana hingga mencapai gabungan kata dan kalimat yang lebih rumit (Manurung,
2014). Perkembangan bahasa anak dipengaruhi oleh usia anak, kondisi lingkungan,
kecerdasan anak, status sosial ekonomi keluarga, dan kondisi fisik anak (Yogatama, 2011).
Ada dua proses dalam pemerolehan bahasa pertama pada anak, yaitu proses
kompetensi dan peformansi. Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa yang
berlangsung secara tidak disadari. Proses ini menjadi syarat untuk terjadinya proses
peformansi yang terdiri dari dua proses yaitu proses pemahaman dan penerbitan kalimat yang
didengar. Peformansi berkaitan dengan kemampuan memahami dan menerbitkan kalimat
baru (Arsanti Meilan, 2014) (Wulandari, 2018). Perkembangan bahasa anak merupakan
kemampuan anak untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah, dan
berbicara sopan. Perkembangan bahasa berlangsung sangat cepat dan menjadi landasan
dalam perkembangan selajutnya pada masa balita. (Safitri, 2017). Perkembangan bahasa pada
anak usia dini melalui pemerolehan bahasa merupakan salah satu tahap penting dalam rangka
transmisi bahasa agar terhindar dari kepunahan (Mayasari, 2018). Perkembangan bahasa pada
anak usia dini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak
(Pebriana, 2017). Perkembangan bahasa anak berkembang dari tingkat sederhana meuju
kompleks. Hal ini dipengaruhi oleh semakin tumbuh dan berkembangnya anak seiring dengan
pemahaman yang baik terhadap lingkungan. Menurut Suhartono (Pebriana, 2017), peranan
bahasa bagi anak usia dini adalah sebagai sarana untuk berpikir, mendengarkan, berbicara,
dan mampu untuk membaca dan menulis
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
ISI
Anak memiliki kodrati yang memungkinkan dia dapat memperoleh bahasa apa saja
yang disuguhkan kepadanya. Argumentasi Chomsky yang mendukung bekal kodrati.
Pertama, pemerolehan bahasa adalah suatu species-spesific human capacity. Hanya
manusialah yang dapat memperoleh bahasa. Ini berarti dalam benak manusia ada prinsip-
prinsip restriktif yang menentukan nature bahasa manusia. Kedua, pemerolehan bahasa sama
sekali tidak tergantung pada intelegensi manusia. Betapapun rendahnya intelegensi manusia
(kecuali ada cacat tertentu), dia tetap saja akan dapat berbahasa. Ketiga. Pemerolehan bahasa
anak di dunia terjadi dalam kondisi yang berbeda-beda, namun memiliki strategi yang sama.
Keempat, masukan yang diterima anak memang rancu, tetapi anak dapat memilah-milah dan
membuat hipotesis sendiri sehingga terbentuklah wujud bahasa yang diterima oleh
masyarakat dewasa di sekitarnya .
Hasil Penelitian
Percakapan 1
A: maacih buk
Percakapan 2
A: di lual aja.
P: ya dek. Ayo.
Percakapan 3
A: kak ini Tayo. Yang ada lagu nya di tipi. Yang hijau Logi (Rogi)
Percakapan 4
P: Attan, dari mana Attan dek? Kok g kelihatan Attan dari tadi dek?
A: taplau P: Sini lah Attan dek, kakak mau dengar cerita Attan. Sama siapa Attan pergi tadi
dek?
A: Ami, Abi
Percakapan 5
A: cekolah
A: belajal
P: wih, rajin-rajin belajarnya ya dek.
P: dadah Attan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan tiga hal dalam pemerolehan bahasa
anak usia 3 tahun sebagai berikut. Pertama, pada tataran fonologi didapatkan hasil bahwa
anak usia 2,7 tahun masih belum bisa mengujarkan fonem /r/ dan /s/ dengan benar. Anak usia
3 tahun mengujarkan fonem /r/ menjadi /l/ dan fonem /s/ menjadi /c/. Kedua, pada tataran
sintaksis didapatkan hasil bahwa anak usia 3 tahun sudah mampu mengujarkan empat jenis
kalimat, yaitu kalimat deklaratif, interogatif, imperatif, dan eksklamatif. Kalimat yang paling
sering diujarkan adalah kalimat deklaratif. Ketiga, pada tataran semantik semua ujaran anak
mengandung makna denotatif.