Anda di halaman 1dari 14

PEMEROLEHAN BAHASA ANAK KAJIAN ASPEK

FONOLOGI PADA ANAK USIA 3 TAHUN

Nisfy Rufidah

Nisfy71102@gmail.com

IAIN Kediri

Jl. Sunan Ampel no.7 Ngronggo Kediri 64127

Abstrak

Pemerolehan bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak


anak-anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa
ibunya. Pemerolehan bahasa pada anak dimulai dari mereka belajar
berbicara. Selain dari pemerolehan bahasa itu sendiri bahasa juga
menjadi sarana yang penting bagi manusia dalam berkomunikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan pemerolehan bahasa anak
pada usia 3 tahun yang ditinjau dari aspek fonologi yang meliputi,
vocal dan konsonan. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk
membantu orang tua dalam mengawasi perkembangan bahasa anak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Penelitian ini dilakukan padabulan juni tahun 2022 di
Kediri, yang ditujukan pada anak perempuan bernama N yang berusia
3 tahun 8 bulan sebagai informan penelitian.

Dengan metode ini hasil penelitian di deskripsikan sesuai dengan


tujuan, sehingga data yang diperoleh mudah untuk diinformasikan.
Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah N sudah menguasai
huru-huruf vokal [a],[i], [u,], [e], [∂], dan [o]. Sedangkan pada huruf
konsonan ada 2 huruf yang belumdikuasainya yaitu huruf [r] yang
apabila diucapkan akan berubah bunyi menjadi [el] dan ada kalanya
huruf [r] di lesapkan. Dan huruf [h] yang di lesapkan pengucapannya.

Kata Kunci: Pemerolehan Bahasa, Anak Usia Dini, Fonologi.


PENDAHULUAN

Menurut Tarigan (Kurniawan, 2015) bahasa merupakan suatu sistem


simbol bunyi yang memiliki makna dan berartikulasi (dihasilkan oleh
alat ucap) yang bersifat arbriter dan konvensional, digunakan untuk
berkomunikasi oleh sesama manusia untuk menciptakan perasaan dan
pikiran. Dengan kata lain bahasa merupakan suatu lambang bunyi yang
digunakan oleh masyarakat sebagai media penyampai pesan dengan
alat ucap antar pribadi atau kelompok(Cookson & Stirk, 2019).
Sunaryo menyatakan (Sunaryo, 2000) dalam bahasa terdapat struktur
budaya yang mempunyai kedudukan fungsi dan peran ganda yaitu
sebagai akar juga produk budaya yang sekaligus berguna sebagai
sarana berpikir dan pendukung pertumbuhan serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Setiap individu tidak langsung mengerti
apa itu bahasa dari awal mereka lahir, namun ada proses di setiap
tahapan kehidupannya yang disebut pemerolehan bahasa.

Pemerolehan bahasa atau disebut juga akuisisi bahasa dapat dikatakan


sebagai proses yang berlangsung pada otak anak-anak ketika mereka
memperoleh bahasa pertama atau yang sering disebut bahasa ibu.
Pemerolehan bahasa sering di bedakan dari pembelajaran bahasa.
Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses yang terjadi pada waktu
kanak-kanak mempelajari bahasa kedua setelah mempelajari bahasa
pertamanya. Jadi, dapat dikatakan pemerolehan bahasa berkaitan
dengan bahasa pertama sedangkan pembelajaran bahasa berkaitan
dengan bahasa kedua. Menurut Lestari ((UPI), 2017) pemerolehan
bahasa ialah proses bagaimana manusia dapat mempersepsi dan
kemudian memahami ujaran orang lain merupakan unsur utama yang
harus dikuasai manusia dalam berbahasa.
Sependapat dengan yang di kemukakan oleh Dardjowidjojo (yanti,
2016) yang menyatakan pemerolehan merupakan proses penguasaan
bahasa yang di alami oleh anak secara alami pada saat memperoleh
bahasa ibu. Sedangkan pembelajaran merupakan proses yang di alami
seseorang yang belajar di dalam suatu kelas dan di bimbing atau di
ajarkan oleh guru. Pemerolehan bahasa seorang anak bergantung pada
banyak sumber dan cara-cara mendapatkannya.

Pemerolehan bahasa pada setiap anak memiliki ciri khas yang sesuai
dengan perkembangannya. Perkembangan di sini dapat dijelaskan
sebagai sederetan perubahan fungsi organ tubuh yang bersifat
progresif, teratur serta saling berhubungan. Menurut (Fatmawati,
2015) secara bertahap bahasa berkembang pada anak dan bahasa
pertama yang dikenali merupakan bahasa ibu. Setelah memperoleh
bahasa ibu maka pada tahap selanjutnya adalah munculnya bahasa
kedua sesuai dengan perkembangan usianya. Dengan demikian maka
akan muncul perkembangan pengetahuan baru pada anak. Dilihat dari
aspek perkembangannya, setiap anak memiliki ragam yang berbeda.
Jika ada aspek perkembangan anak yang berjalan di luar pola
umumnya mereka dapat di kategorikan mengalami kelainan atau
perbedaan perkembangan yang sifatnya lebih lamban atau lebih cepat
dari anak lainnya.

Maka, pemerolehan bahasa akan terus berkembang seiring dengan


bertambahnya usia dan berkembangnya zaman sehingga
mempengaruhi pemerolehan bahasa pada anak. Sudut pandangan
terhadap dinamika bahasa manusia telah menjadi perhatian bagi para
pakar untuk meneliti. Salah satunya yakni menyangkut awal mula
pemerolehan bahasa karena tahapan tersebut memiliki keunikan
sebelum mencapai bahasa yang sempurna. Hal ini dapat dilihat dari
wujud bunyi bahasa atau artikulasi dalam tahap awal pemerolehan
bahasa pada anak, tampak berbeda dari bahasa yang digunakan oleh
orang dewasa. Maka dari itu orang-orang yang berada di sekelilingnya
harus berhati-hati untuk berbahasa karena sangat berpengaruh pada
pemerolehan bahasa tersebut.
Menurut Mayasari (Mayasari & Ardhana, 2018) menyatakan
perkembangan bahasa pada anak merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Tahap-tahap dalam
proses pemerolehan bahasa pada anak merupakan suatu hal yang
menarik. Ada dua proses yang terjadi ketika anak sedang memperoleh
bahasa pertamanya, proses kompetensi dan proses performansi proses-
proses ini berlainan satu sama lain. Maka dari itu para pakar linguistik
banyak yang meneliti mengenai pemerolehan bahasa tersebut. Kajian
pemerolehan bahasa ini merupakan satu dari berbagai cara untuk
mengetahui bagaimana otak manusia itu bekerja.

Sebagaimana dikemukakan oleh Mustika (2009) bahwa ”fonologi


merupakan salah satu tataran dalam kajian linguistik yang khusus
mempelajari, menganalisis, dan membahas runtunan bunyi-bunyi
bahasa. Menurut Hierarki satuan bunyi yang menjadi fonetik dan
fonemik. Secara umum fonetik biasa dijelaskan sebagai cabang studi
fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah
bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau
tidak. Sedangkan fonemik adalah cabang studi fonologi yang
mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi
tersebut sebagai pembeda makna.”

Pemerolehan fonologi kanak-kanak terjadi melalui beberapa proses


penyerdehanaan umum yang melibatkan semua kelas bunyi. Penelitian
terhadap anak usia 3 tahun dilakukan untuk mengetahui diftong, vokal
dan konsonan apa yang belum bisa anak usia 3 tahun ucapkan, dan
pada anak usia 3 tahun masih ada beberapa diftong yang belum keluar,
misalnya bunyi diftong [u-a] dalam kata dua dan [a-i] dalam kata naik,
dan terbatasnya penelitian tentang pemerolehan fonologi bahasa
Indonesia pada anak usia 3 tahun. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk
meneliti pemerolehan fonologi bahasa Indonesia pada anak usia 3
tahun. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk : (1)
mendeskripsikan pemerolehan vokal anak usia 3 tahun. (2)
mendeskripsikan pemerolehan konsonan fonologi anak usia 3 tahun.
METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif


kualitatif. Menurut Sugiyono (2017) metode deskriptif kualitatif
adalah metode yang berlandaskan pada filsafat bertujuan untuk
menggambarkan objek apa adanya. Metode deskriptif kualitatif yang
bertujuan untuk membuat deskripsi, maksudnya membuat gambaran,
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat
serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti. Penelitian kualitatif
digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai pemerolehan
fonologi bahasa Indonesia pada anak usia 3 tahun. Instrumen
penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti. Penelitian ini,
peneliti menggunakan instrumen penelitian atau alat peneliti yaitu alat
perekam berupa handphone, catatan dan alat tulis.

Data dan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data
dapat diperoleh. Dengan demikian peneliti menggunakan alat perekam
guna merekam semua pembicaraan apa yang dibicarakan oleh anak.
Dengan demikian teknik yang digunakan untuk melakukan observasi
adalah mengajak anak bermain-main sambil berbincang-bincang atau
mengobrol dan mencari informasi dari orang tuanya mengenai
perkembangan anaknya. Kegiatan yang dilakukan anak ketika
berbicara di rekam, yang kemudian hasil rekamannya di transkrip ke
dalam data. Dari kegiatan itulah semua data di deskripsikan sesuai
dengan pemerolehan data yang di dapatkan. Hasil wawancara bersama
orang tua anak didapatkan data sebagai berikut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

N yang berusia 3,8 bulan anak yang sedang dalam proses tumbuh
kembang yang sangat baik, hal itu bias dilihat dari fisik dan mental
anak tersebut. Dari pengamatan yang dilakukan dalam keseharian N
tidak terdapat masalah dalam berkomunikasi baik dengan keluarga
maupun orang lain.

Analisis Bunyi Yang Diucapkan N

Bunyi-bunyi vokal dan konsonan yang diperoleh dari N berdasarkan


pengamatan data yang telah dilakukan adalah sebagai berikut

No BYDA Bunyi yang di Keterangan


maksud
1. aәr Air Kata “air” berubah menjadi
“aәr” mengalami perubahan
fonem “i” menjadi “ә”.
“ә” agak tinggi, tengah,
tidak bulat.
2. abis Habis Kata “habis” menjadi “
abis” mengalami pelesapan
fonem “h”pada awal kata.
“h”
hidup,oral,glotal,frikatif
3. belajay Belajar Kata “belajar” menjadi “
belajay” mengalami
perubahan fonem “r”
menjadi “y” pada akhir
kata.
“y” Mati, oral, palatal, semi
vokal.
4. besih Bersih Kata “bersih” menjadi kata
“besih” mengalami
pelesapan fonem “r”.
“r” mati,oral,alveolar,tril.
5. buyung Burung Kata “burung” menjadi
“buyung” mengalami
perubahan fonem “r”
menjadi “y”.
6. cOkat Coklat Kata “coklat” menjadi
“cOkat” mengalami
perubahan vokal “o”
menjadi “O” dan pelesapan
fonem “l”.
“O” Agak
rendah,belakang,bulat,
“l” mati, oral, alveolar,
lateral.
7. dai Dari Kata “dari” menjadi “dai”
mengalami pelesapan
fonem “r”

8. ɛpat empat Kata “empat” menjadi


“epat” mengalami
perubahan vokal “e”
menjadi “ɛ” dan pelesapan
fonem “m”.
“ɛ” Agak rendah, depan
,bulat
“m” mati, bilabial, nasal
9. gajjah Gajah Kata “gajah” menjadi
“gajjah” mendapat
tambahan fonem “j”.
“j” mati, oral, plato-
alveolar, afrikatif
10. inak Enak Kata “enak” menjadi
“inak” mengalami
perubahan fonem “e”
menjadi “i” pada awal
kata.
“i” Tinggi , Depan ,tak
bulat.
11 jato Jatuh Kata “jatuh”menjadi “ jato”
mengalami perubahan
fonem “u” menjadi “o” dan
penghilangan fonem “h”.
“o” tengah,belakang,bulat.
12. kabing Kambing Kata “kambing” menjadi
“kabing” mengalami
penghilangan fonem “m”
13. kelici Kelinci Kata “kelinci” menjadi
“kelici” mengalami
penghilangan fonem “n”.
“n” mati,alveolar,nasal.
14. kecang Kencang (suara) Kata “kencang”menjadi “
kecang” mengalami
penghilangan fonem “n”.
15. ketas Kertas Kata “ kertas” menjadi “
ketas” mengalami
penghilangan fonem “r”.
16. likayan Lingkaran Kata “lingkaran” menjadi
“likayan” mengalami
penghilangan fonem “ŋ”
dan perubahan fonem “r”
menjadi “y”.
“ŋ” mati,velar,nasal
17. lutu Lucu Kata “lucu” menjadi “lutu”
mengalami perubahan “c”
menjadi “t”.
“t” mati, apiko-
dental,lamino-aveleor,
takbersuara
18. mai Mari Kata “mari” menjadi “mai”
mengalami penghilangan
fonem “r”.
19. manas Panas Kata “panas” menjadi
“manas” mengalami
perubahan fonem “p”
menjadi “m”
“p” Mati,oral,
bilabial,plosif.
20. nyet Monyet Kata “monyet” menjadi
“nyet” mengalami
penghilangan fonem “m dan
“o”.
“o” tengah,belakang,bulat.
21. nati Nanti Kata “nanti” menjadi “nati”
mengalami penghilangan
fonem “n”.
22. ngin Dingin Kata “dingin” menjadi
“ngin” mengalami
pelesapan fonem “d” dan
“i”.
“d” Hidup,oral,apiko-
dental,plosive.
23. Pijam Pinjam Kata “ pinjam” menjadi
“pijam” mengalami
pelesapan fonem “n”.
24. sapa Siapa Kata “siapa” menjadi
“sapa” mengalami
penghilangan fonem “i”.
25. Sekalang Sekarang Kata “sekarang” menjadi
“sekalang” mengalami
perubahan fonem “r”
menjadi “l”.
“l”mati,oral,alveolar,lateral.
26. semaka Semangka Kata “semangka” menjadi
“semaka” mengalami
penghilangan fonem “ŋ”.
27. sendili Sendiri Kata “sendiri” menjadi “
sendili” mengalami
perubahan fonem “r”
menjadi “l”.
28. sukak Suka Kata “suka” menjadi
“sukak” mengalami
pertambahan fonem “k”.
“k” Mati, oral, velar,
plosive.
29. telul Telur Kata “telur” menjadi “telul”
mengalami perubahan
fonem “r” menjadi “l”.
30. udah Sudah Kata “sudah” menjadi
“udah” mengalami
pelesapan fonem “s”.
“s” Mati, oral, alveolar,
frikatif.
BYDA : bunyi yang dihasilkan anak.

Berdasarkan uraian data di atas tampaknya N sudah menguasai bunyi


konsonan [b], [c], [d], [g], [h], [j], [k],[l], [m], [n], [p], [r], [s], [t], dan
[y] pada umur 3 tahun 8 bulan. Bunyi [h] hanya dikuasai N jika terletak
pada akhir kata.N belum bisa membunyikan huruf mati jika berada di
tengah kata seperti “pinjam” di lafalkan “pijam”. Bunyi getar [r] belum
muncul.Oleh karena itu, bunyi tersebut dilafalkan dengan melesapkan
bunyi, ataupun di lafalkan dengan bunyi sampingan atau lateral [l]
seperti pada data berikut: [telul] ‘telur’ berdasarkan hasil analisis data
pemerolehan vokal dan konsonan padaanak usia 3 tahun 8 bulan
khususnya N sebagai subyek penelitian.Pemerolehan vokal N sudah
dikuasai semenjak ia mulai menuturkan kata-kata sesuai teori
Jacobson.Pemerolehan konsonan ada beberapa yang belum dikuasai
secara menyeluruh oleh N, misalnya terdapatnya beberapa konsonan
yangmengalami penghapusan diawal kata dan ada pula beberapa bunyi
konsonan yang letaknya diakhir kata tidak dibunyikan hal tersebut
terjadi karena adanya proses penghapusan konsonan akhir.

SIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa anak


dalam aspek fonologi dipengaruhi faktor lingkungan khususnya
keluarga. hal itu ditandai dengan banyaknya perbendaharaan kosa kata
yang mereka dapatkan dilingkungan keluarga atau lingkungan
sekitar.Pemerolehan bahasa anak-anak dapat dikatakan mempunyai
ciri berkesinambungan, memiliki suatu rangkaian kesatuan yang
bergerak dari ucapan satu kata yang sederhana menuju gabungan kata
yang lebih rumit(sintaksis). hal ini berdasarkan penelitianterhadap N
yang sudah menguasaibunyi konsonan [b], [c], [d], [g], [h], [j],[k], [l],
[m], [n], [p], [r], [s], [t], dan [y] pada umur 3 tahun 8 bulan. Sedangkan
pemerolehan vokal N sudah dikuasai semenjak ia mulai menuturkan
kata-kata sesuai teori Jacobson.Pemerolehan konsonan ada beberapa
yang belum dikuasai secara menyeluruh oleh N, misalnya terdapatnya
beberapa konsonan yang mengalami penghapusan diawal katadan ada
pula beberapa bunyi konsonan yang letaknya diakhir kata tidak adanya
proses penghapusan konsonan akhir.

SARAN

Lingkungan sangat mempengaruhi pemerolehan bahasa pada anak


sehingga peran aktif lingkungan yang positif dalam berbahasa akan
membawa dampak positif pula pada bahasa si anak. Setelah ditinjau
dari cabang linguistik yaitu tataran fonologi, bahwa bahasa anak pada
umur 3,8 tahun yang berfokus pada N adalah pengontrolan atau
partisipasi orang tua dan orang-orang yang sering berinteraksi pada
sianak harus lebih diperhatikan karena perkembangan bahasa pada
anak dapat ditentukan oleh lingkungan, khususnya lingkungan
keluarga. Pengamatan yang singkat ini dapat dijadikan sebagai dasar
dalam penelitian pemerolehan bahasa anak usia 3,8tahun. Selain itu,
penelitian ini dapat juga sebagai landasan dalam meneliti
perkembangan bahasa anak selanjutnya diusia remaja. Implikasi lain
adalah sebagai masukan bagi peneliti-penelitilain dalam memperoleh
informasi tentang pemerolehan bahasa pada anak usia 3,8 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

(UPI), D. P. B. dan S. (2017). Prosiding Seminar Internasional.


Pembelajaran BIPA : Perubahan, tantangan, dan peluang. In
Prosiding Seminar Internasional Pembelajaran BIPA:
Perubahan, Peluang, dan Tantanagn (Issue April).
https://www.dropbox.com/s/ukwuw9ff5rbkdub/Prosiding
BIPA.pdf?dl=0
Cookson, M. D., & Stirk, P. M. R. (2019). 済無No Title No Title No
Title. 5(November).

Fatmawati, S. R. (2015). Pemerolehan Bahasa Pertama Anak


Menurut Tinjauan Psikolinguistik. Lentera, XVIII(1), 63–75.

Mayasari, D., & Ardhana, N. R. (2018). Publikasi Bentuk Fungsi dan


Kategori SintaksisTuturan Masyarakat Manduro sebagai
Pendukung Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini. Jurnal
Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(1), 51.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i1.7

Sunaryo. (2000). Metode riset sosial, suatu pengantar (p. 72).


gramedia pustaka utama.

yanti, p. g. (2016). Pemerolehan bahasa anak kajian aspek fonologi


pada anak usia 2-2,5 tahun. Yanti, P. G. (2016). Pemerolehan
bahasa anak kajian aspek fonologi pada anak usia 2-
2,5%0Atahun. VISI Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Non%0AFormal, XI(2).

Anda mungkin juga menyukai