Anda di halaman 1dari 41

MODUL P5 TEMA KWU

“MEMBUAT SABUN CUCI”


INFORMASI UMUM

A. IDENTITAS PENULIS MODUL

Nama : Yudo Sucitro, S.Pd., M.Pd.


Sekolah : PA PSP Angkatan I
Tahun Penyusunan : 2021
Kelas : X
Alokasi waktu : 150 Jam ( 15 minggu @ 10 jp/Mg)

B. SARANA DAN PRASARANA


1. Sarana (Alat dan Bahan): ..
a. Texapon – 1 kg
b. Foam booster- 100 ml
c. EDTA – 100 gr
d. NaCl – 1 kg
e. Pewarna makanan (hijau) – 3 cc
f. Fragrance lemon – 3 cc.
h. Bahan sabun cuci baju.
i. Bahan sabun mandi.
j. timba volume 25 liter, pengaduk, gelas ukur, timbangan, botol kemasan 500 ml.

2. Prasarana (materi & sumber bahan ajar, teknologi/aplikasi):…


a. HP Android, lap top, tablet.
b. Jaringan internet.
c. Berbagai referensi tentang membuat sabun.

C. TARGET PESERTA DIDIK

 Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas hanya
satu gaya misalnya dengan audio. Memiliki kesulitan dengan bahasa dan
pemahaman materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka
panjang, dsb.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan
cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki
keterampilan memimpin.

(centang yg dipilih!)
D. RELEVANSI TEMA DAN TOPIK PROJEK UNTUK SATUAN PENDIDIKAN
1. Tema dan topik KWU sangat relevan dengan satuan pendidikan karena menjadi sarana
life skill peserta didik.
2. Menyiapkan kemandirian peserta didik.

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA

 Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhla mulia.
 Berkebinekaan Global.
 Bergotong Royong.
 Kreatif.
 Bernalar Kritis.
 Mandiri
(centang yg dipilih!)

KOMPONEN INTI

A. DESKRIPSI SINGKAT PROYEK


1. Projek ini terdiri dari 5 tahap: pengenalan, kontekstualisasi, perencanaan, aksi, dan
refleksi. Tahap pengenalan dan kontekstualisasi adalah bagian dari penyadaran
kewirausahaan.
2. Materi projek tentang pembuatan sabun cuci piring, sabun cuci baju, dan sabun mandi.

(pengetahuan yang berupa fakta dan informasi, dan juga prosedural, pemahaman konseptual, pemikiran dan penalaran
keterampilan, dan kolaboratif dan strategi komunikasi.)

B. DIMENSI DAN SUB ELEMEN DARI PROFIL PELAJAR PANCASILA


1. Dimensi:
 Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhla mulia.
 Berkebinekaan Global.
 Bergotong Royong.
 Kreatif.
 Bernalar Kritis.
 Mandiri

(centang yg dipilih!)

2. Sub Elemen

Dimensi Sub-elemen Target Pencapaian di akhir Fase E (SMA, 15-18 tahun) Aktivitas
Terkait

Mandiri Pemahaman diri dan Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan 1,2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
situasi yang dihadapi yang dihadapi
13, 14, 15
Kreatif menghasilkan Menghasilkan gagasan yang beragam untuk 1,2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
gagasan yang orisinal mengekspresikan pikiran dan atau perasaannya,
13, 14, 15
menilai gagasannya, serta memikirkan segala
resikonya dengan mempertimbangkan banyak
perspektif seperti etika dan nilai kemanusiaan ketika
gagasannya direalisasikan

menghasilkan karya Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran 1,2, 3, 4, 5, 6, 7,


8, 9, 10, 11, 12,
dan tindakan yang dan/atau perasaannya dalam bentuk karya dan/atau
13, 14, 15
orisinal tindakan, serta mengevaluasinya dan
mempertimbangkan dampak dan resikonya

memiliki keluwesan Bereksperimen dengan berbagai pilihan secara kreatif 1,2, 3, 4, 5, 6, 7,


8, 9, 10, 11, 12,
berpikir dalam untuk memodifikasi gagasan sesuai dengan
13, 14, 15
mencari alternatif perubahan situasi
solusi permasalahan

Gotong royong kolaborasi - kerja Membangun tim dan mengelola kerjasama untuk 1,2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
sama mencapai tujuan bersama sesuai dengan target yang
13, 14, 15
sudah ditentukan

Beriman, akhlak pribadi - Menyadari bahwa aturan agama dan sosial 1,2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
bertakwa integritas merupakan aturan yang baik dan menjadi bagian dari
13, 14, 15
kepada Tuhan diri sehingga bisa menerapkannya secara bijak dan
Yang Maha kontekstual.
Esa, dan
Berakhlak
Mulia

Sumber: Evy Verawaty - Sekolah Cikal Jakarta


(Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase - Kreatif

Sub-elemen Belum berkembang Mulai berkembang Berkembang sesuai Sangat Berkembang


harapan

menghasilkan Mengembangkan Menghubungkan Menghasilkan Menghasilkan


gagasan yang gagasan yang ia miliki gagasan yang ia miliki gagasan yang gagasan yang
orisinal untuk membuat dengan informasi beragam untuk beragam untuk
kombinasi hal yang atau gagasan baru mengekspresikan mengekspresikan
baru dan imajinatif untuk menghasilkan pikiran dan/atau pikiran dan/atau
untuk kombinasi gagasan perasaannya, menilai perasaannya, menilai
mengekspresikan baru dan imajinatif gagasannya, serta gagasannya, serta
pikiran dan/atau untuk memikirkan segala memikirkan segala
perasaannya. mengekspresikan risikonya dengan risikonya dengan
pikiran dan/atau mempertimbangkan mempertimbangkan
perasaannya. banyak perspektif banyak perspektif
seperti etika dan nilai seperti etika dan nilai
kemanusiaan ketika kemanusiaan ketika
gagasannya gagasannya
direalisasikan. direalisasikan dalam
bentuk aksi nyata
program
kewirausahaan.

menghasilkan Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi dan


karya dan mengekspresikan mengekspresikan mengekspresikan mengekspresikan
tindakan yang pikiran dan/atau pikiran dan/atau pikiran dan/atau pikiran dan/atau
orisinal perasaannya sesuai perasaannya dalam perasaannya dalam perasaannya dalam
dengan minat dan bentuk karya bentuk karya bentuk karya
kesukaannya dalam dan/atau tindakan, dan/atau tindakan, dan/atau tindakan,
bentuk karya serta serta serta
dan/atau tindakan mengevaluasinya dan mengevaluasinya dan mengevaluasinya dan
serta mengapresiasi mempertimbang kan mempertimbangkan mempertimbangkan
dan mengkritik karya dampaknya bagi dampak dan risikonya dampak dan risikonya
dan tindakan yang orang lain bagi diri dan bagi diri dan
dihasilkan lingkungannya lingkungannya
dengan menggunakan dengan menggunakan
berbagai perspektif. berbagai perspektif
dalam bentuk
proposal rancang
karya kewirausahaan.

memiliki berupaya mencari Menghasilkan solusi Bereksperimen Bereksperimen


keluwesan solusi alternatif saat alternatif dengan dengan berbagai dengan berbagai
berpikir dalam pendekatan yang mengadaptasi pilihan secara kreatif pilihan secara kreatif
mencari diambil tidak berhasil berbagai gagasan dan untuk memodifikasi untuk memodifikasi
alternatif solusi berdasarkan umpan balik untuk gagasan sesuai gagasan sesuai
permasalahan identifikasi terhadap menghadapi situasi dengan perubahan dengan perubahan
situasi dan permasalahan situasi. situasi dalam aksi
nyata pelaksanaan
program
kewirausahaan.
(Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase - Mandiri

Sub-elemen Belum berkembang Mulai berkembang Berkembang sesuai Sangat Berkembang


harapan

Mengenali Menggambarkan Membuat penilaian Mengidentifikasi


kualitas dan pengaruh kualitas yang realistis kekuatan dan
minat diri serta dirinya terhadap terhadap tantangan-tantangan
tantangan yang pelaksanaan dan kemampuan dan yang akan dihadapi
dihadapi hasil belajar; serta minat , serta pada konteks
mengidentifikasi prioritas pembelajaran, sosial
kemampuan yang pengembangan diri dan pekerjaan yang
ingin dikembangkan berdasarkan akan dipilihnya di
dengan pengalaman belajar masa depan.
mempertimbangkan dan aktivitas lain
tantangan yang yang dilakukannya.
dihadapinya dan
umpan balik dari
orang dewasa

(Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase - Gotong Royong

Sub-elemen Belum berkembang Mulai berkembang Berkembang sesuai Sangat Berkembang


harapan

kolaborasi - kerja Menunjukkan Menyelaraskan Membangun tim dan Membangun tim dan
sama ekspektasi (harapan) tindakan sendiri mengelola kerjasama mengelola kerjasama
positif kepada orang dengan tindakan untuk mencapai untuk mencapai
lain dalam rangka orang lain untuk tujuan bersama tujuan bersama
mencapai tujuan melaksanakan sesuai dengan target secara mandiri
kelompok di kegiatan dan yang sudah sesuai dengan target
lingkungan sekitar mencapai tujuan ditentukan. yang sudah
(sekolah dan rumah). kelompok di ditentukan.
lingkungan sekitar,
serta memberi
semangat kepada
orang lain untuk
bekerja efektif dan
mencapai tujuan
bersama.

Sumber: Evy Verawaty - Sekolah Cikal Jakarta


(Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase - Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak
Mulia

Sub-elemen Belum berkembang Mulai berkembang Berkembang sesuai Sangat Berkembang


harapan

akhlak pribadi - Membiasakan Berani dan konsisten Menyadari bahwa Menyadari bahwa
integritas melakukan refleksi menyampaikan aturan agama dan aturan agama dan
tentang pentingnya kebenaran atau fakta sosial merupakan sosial merupakan
bersikap jujur dan serta memahami aturan yang baik dan aturan yang baik dan
berani konsekuensinya menjadi bagian dari menjadi bagian dari
menyampaikan untuk diri sendiri dan diri sehingga bisa diri sehingga bisa
kebenaran atau fakta orang lain menerapkannya menerapkannya
secara bijak dan secara bijak dan
kontekstual kontekstual dalam
aksi nyata program
kewirausahaan

Sumber: Evy Verawaty - Sekolah Cikal Jakarta

C. TUJUAN SPESIFIK FASE


1. Membuat perencanaan usaha dengan diawali kegiatn survey kebutuhan dan minat
masyarakat terhadap sabun cuci piring, sabun cuci baju, dan sabun mandi.
2. Membuat sabun dengan berbagai variasi produk.
3. Menghitung harga pokok penjualan dan rugi laba
4. Menciptakan desain produk sabun yang marketable.
5. Memasarkan secara offline dan online.
6. Menganalisis strategi pemasaran.
7. Menciptakan inovasi produk dan pemasaran.
8. Memanfaatkan barang bekas untuk kegiatan produktif (Reuse)

D. ALUR KEGIATAN PROJEK


1. Projek ini terdiri dari 5 tahap: pengenalan, kontekstualisasi, perencanaan, aksi, dan
refleksi. Tahap pengenalan dan kontekstualisasi adalah bagian dari penyadaran
kewirausahaan.
2. Projek dilaksanakan selama 12 minggu (120 jp, 10 jp per Minggu).
Aktivitas/ Materi Keterangan
Minggu
ke-
1 KWU/Entrerpreneurship 1. Guru melaksanakan skenario pembelajaran
dengan menggunakan berbagai media dan
lembar kerja.
2. Siswa berkolaborasi melaksanakan strategi
pembelajaran yang disiapkan guru.
2 Pengenalan senyawa kimia Sda & praktikum
bahan sabun (fungsi, cara
mendapatkan, harga, dan
prosedur penggunaannya).
3 Praktikum membuat sabun Sda & praktikum
cuci – resep 1 (sabun cuci
piring) & membuat desain
kemasan,
4 Praktikum membuat sabun Sda & praktikum
cuci – resep 2 (sabun cuci
piring) & membuat desain
kemasan,
5 Praktikum membuat sabun Sda & praktikum
cuci – resep 3 (sabun cuci
piring) & membuat desain
kemasan,
6 Praktik jual offline dan Sda & praktikum
online.
7 Praktikum membuat sabun Sda & praktikum
cuci – resep 4 (sabun cuci
baju) & membuat desain
kemasan,
8 Praktikum membuat sabun Sda & praktikum
cuci – resep 5 (sabun cuci
baju) & membuat desain
kemasan,
9 Praktikum membuat sabun Sda & praktikum
cuci – resep 6 (sabun cuci
baju) & membuat desain
kemasan,
10 Praktik jual offline dan Sda & praktikum
online.
11 Praktikum membuat sabun Sda & praktikum
cuci – resep 7 (sabun
mandi) & membuat desain
kemasan,
12 Praktikum membuat sabun Sda & praktikum
cuci – resep 8 (sabun
mandi) & membuat desain
kemasan,
13 Praktikum membuat sabun Sda & praktikum
cuci – resep 9 (sabun
mandi) & membuat desain
kemasan,
14 Praktik jual offline dan Sda & praktikum
online, menghitung HPP &
Rugi-Laba
15 Tahap Refleksi. Menggenapi proses dengan berbagi karya,
evaluasi dan refleksi
3. Langkah-langkah pembelajaran secara garis besar sbb:

 Tahap Kegiatan Pembelajaran Jenis Penilaian


Pembelajaran  
Pendahuluan 1.  Guru memberikan salam dan berdoa serta mengecek
kehadiran siswa .
2.  Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran Teori/praktik dan
penilaiannya. Kemudian memberikan Apersepsi dan
motivasi.
3. Guru membagi kelompok berdasarkan hasil asesmen
diagnostik (minat, profil belajar, dan kesiapan
belajar).
Kegiatan Inti 1.  Guru memberikan stimulasi dengan tayangan
1.   Pemberian Video/gambar/ slide materi. 
rangsangan 2. Guru menjelaskan prosedur kerja.
 (strimulus)
2.   Pertanyaan/ 1.   Guru membimbing siswa untuk berpikir kritis, Penilaian
identifikasi mengajukan pertanyaan . Kemudian guru menilai Diskusi.
masalah keterampilan siswa dalam mengungkap
permasalahan  yang disajikan.
3.    Mengumpulkan 1.    Siswa berkumpul pd kelompok yang terdiri dari 3-
data 4 orang. Kemudian melaksanakan rencana kerja
sesuai Lembar kerja peserta didik (LKPD).
4.      Pengolahan  dat 1.  Siswa berdiskusi dalam kelompok Penilaian
a untuk menganalisis hasil proyek. Guru melakukan Produk
pendampingan intensif pd kelompok lambat belajar
(diferensiasi pembelajaran & sesekali mendampai
kelompok cepat belajar)
5.      Verification  1.  Siswa  mempresentasikan dari hasil pengolahan Penilaian
(Pembuktian) data dan mengevaluasinya.  diskusi.
  2. Siswa menyusun laporan. Penilaian
3.  Guru menilai kemampuan siswa berkomunikasi secara Portofolio.
lisan dan tulisan
6.      Penarikan 1.   Siswa diminta untuk menarik kesimpulan secara
Kesimpulan bersama-sama.
Kegiatan Penutup 1.    Guru memberikan apresiasi, refleksi terhadap
kegiatan diskusi dan mengakhiri
kegiatan dengan mengucapkan salam dan
menyampaikan materi pertemuan selanjutnya.

E. ASESMEN
Jenis asesmen:
 Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik)
 Asesmen selama proses pembelajaran (formatif)
 Asesmen pada akhir proses pembelajaran (sumatif).
(centang yg dipilih!)
Bentuk asesmen:
 Sikap (Profil Pelajar Pancasila) dapat berupa: observasi, penilaian diri, penilaian
teman sebaya, dan anekdotal.
 Performa (presentasi, drama, pameran hasil karya, jurnal, dsb.)
 Tertulis (tes objektif: essay, pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah).
(centang yg dipilih!)

FORM ASESMEN PROJEK:

LEMBAR PENILAIAN DISKUSI

KELAS :.……………..
Pernyataan
Pengungkapan Ketepatan
Kebenaran Dan lain
gagasan yang penggunaan
No Nama Peserta Didik Konsep sebaginya
orisinil istilah

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak
Ya

Ya

Ya

Ya
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO

Satuan Pendidikan : ………………………………..


Mata Pelajaran : P5 Tema KWU
Kelas : ………………………………..

Lingkup Materi:
4.1
Tujuan Pembelajaran:
4.1.1.

Lingkup Materi:
4.2
Tujuan Pembelajaran:
4.2.1.

Jenis Portofolio : Individual dengan input dan bantuan kelompok kooperatif


TujuanPortofolio: Memantau perkembangan kemampuan, keterampilan, dan komunikasi

Tugas
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Rubrik Penilaian
Nama siswa : ………………….
Kelas : ………………….
No Kategori Skor Alasan
1 1. Apakah portofolio lengkap dan sesuai dengan rencana?
2 2. Apakah lembar isian dan lembar kuesioner yang dibuat sesuai?
3 3. Apakah terdapat uraian tentang prosedur pengukuran /
pengamatan yang dilakukan?
4 Apakah isian hasil pengukuran/pengamatan dilakukan secara
benar?
5. Apakah data dan fakta yang disajikan akurat?
6. Apakah interpretasi dan kesimpulan yang dibuat logis?
7. Apakah tulisan dan diagram disajikan secara menarik?
8. Apakah bahasa yang digunakan untuk menginterpretasikan
lugas, sederhana, runtut dan sesuai dengan kaidah EYD?

Jumlah

Kriteria:
100 = sangatbaik,
80 = baik,
60 = cukup,
40 = kurang, dan
20 = sangat kurang

Total skor penilaian


Nilai =
40
LEMBAR PENILAIAN PRODUK

Satuan Pendidikan : ………………………………..


Mata Pelajaran : P5 –Tema KWU
Kelas : ………………………………..

Lingkup Materi:
4.3
Tujuan Pembelajaran:
4.1.2.

Lingkup Materi:
4.4
Tujuan Pembelajaran:
4.2.2.

Nama Proyek : ………………………………..


Nama Peserta Didik : ………………………………..
No Aspek Skor
1 PerencanaanBahan 25 50 75 100
2 Proses Pembuatan
a. PersiapanAlatdanBahan
b. TeknikPengolahan
c. K3 ( Keamanan, Keselamatan, danKebersihan)
3 HasilProduk
a. BentukFisik
b. Bahan
c. Warna
d. Pewangi
e. ……..
Total
Skor
 Aspek yang dinilaidisesuaikandenganjenisproduk yang dibuat
 Skor diberikan tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan.
Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.
KONVERSI NILAI:

RENTANG NILAI KUALIFIKASI KETERANGAN


< 69 BB Belum berkembang
70 - 80 MB Mulai berkembang
81 – 90 BSH Berkembang sesuai harapan
91 – 100 SB Sangat berkembang

Contoh kategori dan deskripsi rapor Projek:

F. PERTANYAAN PEMANTIK
1. Apa yang kalian tahu tentang konsep sukses dari karakter KWU?
2.  Apakah karakter KWU sudah ada di dlam diri kalian?

G. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


1. Pengayaan
a. Target peserta: 25 % siswa cepat belajar.
b. Materi: Membuat shampo.
c. Tujuan: mengembangkan inovasi dan kreativitas.
d. Metode/strategi pengayaan: PjBL.
e. Langkah pengayaan: guru memberikan lembar kerj untuk dikerjakan siswa secara
mandiri berkelompok.

2. Remedial
a. Target peserta: maksimal 25% siswa lambar belajar.
b. Materi: Projek KWU – membuat sabun.
c. Tujuan: meningkatkan kemampuan siswa membuat produk sabun.
d. Metode/strategi: PjBL.
e. Langkah: guru memberikan lembar kerja untuk dikerjakan siswa secara mandiri
terbimbing.
H. REFLEKSI PESERTA DIDIK DAN PENDIDIK

No Aspek yang Direfleksi Ya Tidak Rencana Perbaikan


A Perencanaan Pembelajaran
1 Apakah tersedia Modul Projek?

2 Apakah elemen sains dan


ketrampilan proses mengarah
pada pengembangan berpikir
tingkat tinggi (C3/aplikasi,
C4/analisis, C5/evaluasi,
C6/kreasi)?
3 Apakah kegiatan/pengalaman
belajar menggambarkan yang
melayani kebutuhsn peserta
didik?

No Aspek yang Direfleksi Ya Tidak Rencana Perbaikan


4 Apakah bentuk penilaian yang
dipilih sesuai dengan
kompetensi yang hendak diukur?

B Strategi Pembelajaran
1 Apakah apersepsi dan
penyampaian tujuan
pembelajaran dilaksanakan?

2 Apakah kegiatan pembelajaran


menunjukkan suasana yang
menyenangkan dan mendorong
antusias siswa?

3 Apakah kegiatan pembelajaran


mendorong siswa untuk berpikir
tingkat tinggi (kegiatan untuk
menjawab pertanyaan Mengapa
dan Bagaimana)?

4 Apakah kegiatan pembelajaran


mendorong siswa menemukan
konsep atau membangun
pemahaman sendiri?
5 Apakah kegiatan pembelajaran
mendorong interaksi antara guru,
siswa dan sumber belajar?

6 Apakah kegiatan pembelajaran


memberikan kesempatan siswa
untuk mengungkapkan
pendapat?

7 Apakah kegiatan pembelajaran


mendorong siswa mengalami
dan melakukan kegiatan secara
langsung?

8 Apakah ada variasi metode


pembelajaran? Jika ya, sebutkan!

9 Apakah ada kegiatan refleksi


untuk menemukan pesan moral
dari kegiatan pembelajaran?

No Aspek yang Direfleksi Ya Tidak Rencana Perbaikan


10 Apakah kesimpulan dan
penguatan diberikan?

C Manajemen Kelas
1 Apakah tata tertib dan
kesepakatan kelas tersedia dan
diterapkan?

2 Apakah kelas ditata dengan baik


sehingga memudahkan
mobilitas, interaksi dan
komunikasi dalam kelas?

3 Apakah intruksi untuk setiap


kegiatan disampaikan dengan
jelas?

4 Apakah waktu untuk setiap


langkah kegiatan dikelola
dengan baik?

5 Apakah bahan dan peralatan


pembelajaran dikelola dengan
baik dari segi jumlah, penataan,
dan penggunaannya sehingga
semua siswa terlayani dengan
baik?

D Penilaian
1 Apakah perkembangan belajar
siswa dipantau dengan baik
sehingga dapat diketahui
kemajuan dan kesulitan belajar
mereka?

2 Apakah umpan balik diberikan


terhadap hasil belajar sehingga
siswa mengetahui kekuatan dan
kelemahan mereka?

3 Apakah guru memberikan


penghargaan (misal: pujian)?

E PROFIL PELAJAR
PANCASILA
1 Apakah dimensi profil pelajar
Pancasila telah ditetapkan sesuai
tema Projek?
2 Apakah sub elemen profil
pelajar Pancasila telah
ditetapkan sesuai tema Projek?
3 Apakah target capaian profil
pelajar Pancasila telah
dideskripsikan dengan baik dan
sesuai tema Projek?
4 Apakah aktivitas projek profil
pelajar Pancasila telah diurutkan
sesuai dengan tahap-tahap yang
telah direncanakan?
LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

1. Lembar Kerja 1: Mencari pengusaha sabun yang sukses


Nama siswa/kelompok :
Kelas :

Pertanyaan
a. Sebutkan biodata pengusaha sukses tersebut?
b. Apa yang menjadi alasan sang tokoh mulai menjadi wirausahawan?
c. Apa produk/jasa yang dihasilkan?
d. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam menjalankan usaha?
e. Apa yang memotivasi tokoh untuk tetap bertahan dan berkembang?
f. Apa saja strategi yang ditunjukkan tokoh dalam menjalankan usaha?
g. Apakah tokoh tersebut pernah gagal?
h. Bagaimana sikap atau karakteristik tokoh?
i. Apakah kamu memiliki sikap dan karakteristik yang sama dengan tokoh?
j. Apa pesan moral yang dapat diambil dari kisah tentang tokoh tersebut?

2. Lembar Kerja 2-14: Membuat produk sabun


Nama siswa/kelompok :
Kelas :

Alat dan bahan:


1. ..
2. …
3. dst

Prosedur Kerja:
1. …
2. …
3. …

Hasil:
1. Foto produk:

3. Lembar Kerja 3: … dst bisa dilengkapi sesui kebutuhan.


B. BAHAN BACAAN GURU & PESERTA DIDIK

CARA MEMBUAT SABUN

http://gudangbelajar008.blogspot.co.id/2016/02/cara-membuat-sabun-ilmu-
kewirausahaan.html

1. Pengertian Sabun

Menurut cara pembuatan dan bahan pembuatan, sabun didefinisikan sebagai garam alkali dari
rantai panjang trigliserida (asam lemak). Reaksi yang digunakan dalam pembuatan sabun
adalah saponifikasi. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa bahan dasar sabun adalah
asam lemak dan alkali. Kedua bahan tersebut direaksikan sehingga membentuk garam
(padatan). Pada awalnya alkali yang digunakan adalah sodium hidroksida dan sabun yang
terbentuk adalah sabun padat. Namun belakangan digunakan alkali lain yaitu kalium
hidroksida (KOH) sehingga sabun yang dihasilkan berbentuk cair. Namun seiring
perkembangan jaman, sabun dasar jarang digunakan. Sebagai gantinya digunakan turunan
dari sabun dasar berupa surfaktan (bahan aktif permukaan). Surfaktan dipandang lebih praktis
dalam aplikasi pembuatan pembersih termasuk sabun, terutama deterjen.

Sabun adalah salah satu produk yang sangat penting serta diperlukan pada kehidupan sehari-
hari. Sabun juga mempunyai pengertian sebagai bahan pembersih yang dapat digunakan
dengan air untuk membersihkan serta mencuci pada setiap hari. Pada dasarnya sabun terbuat
dari bahan dasar dari lemak (fatty acid) serta basa kuat yang melalui proses uji kimia yang
biasanya disebut reaksi substitusi. Reaksi substitusi ini merupakan sebuah reaksi atom/gugus
atom, secara khusus reaksi dari substitusi pada proses pembuatan sabun ini di sebut Reaksi
saponifikasi atau yang biasa disebut penyabunan. Sabun merupakan salah satu kelengkapan
mandi yang harus ada di dalam kamar mandi. Hampir setiap orang mempunyai sabun mandi
dirumahnya masing-masing dan hampir semua orang bisa dipastikan selalu menggunakan
sabun mandi ketika ia mandi.

2. Sejarah Sabun.

Sabun yang berasal dari bahasa India/Hindi adalah surfaktan yang digunakan dengan air
untuk mencuci dan membersihkan.

Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk
umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana
publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel
dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih.
Di negara berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu
mencuci atau membersihkan.

Banyak sabun campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan
dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium
hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengansaponifikasi.
Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara
tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan,
atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun.

2. Macam-macam Sabun

Berikut adalah contoh bermacam-macam yaitu:

a. Batang (cetakan padat)

Merupakan bentuk umum dari sabun. Produk sabun batang ini, sebagai contohnya adalah
sabun mandi bagi tubuh kita yang sehari-hari kita gunakan.

b. Cair

Sabun berbentuk cair ini contohnya adalah sabun untuk suci tangan, sabun cair untuk anak-
anak, sabun untuk mencuci piring, dll.

c. Busa (foam)
Sabun ini berbentuk busa biasanya digunakan untuk produk-produk sabun untuk kebersihan
wajah.

d. Gel atau Krim

Sabun ini berbentuk gel atau pasta. Sebagai contohnya sabun untuk mencuci muka, sabun
colek untuk mencuci peralatan dapur dan pakaian.

e. Serbuk

Bentuk sabun serbuk ini yang biasa kita jumpai adalah Detergen. Detergen memiliki fungsi
dan mekanisme kerja yang sama dengan sabun, tetapi memiliki struktur yang berbeda.
Detergen dibuat dengan bahan baku asam benzene sulfonat (ABS). Banyak digunakan
sebagai pembersih pakaian.

3. Bahan-bahan Pembuatan Sabun


Secara teoritis semua minyak atau lemak dapat digunakan untuk membuat sabun. Meskipun
demikian, ada beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam memilih bahan mentah untuk
membuat sabun. Beberapa bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan sabun antara lain:

a. Natrium hidroksida (NaOH)

Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, soda api, atau sodium
hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa
Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang
kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri,
kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air
minum, sabun dan deterjen.

Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan,
butiran ataupun larutan jenuh 50% yang biasa disebut larutan Sorensen. Ia bersifat lembap
cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air
dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan, karena pada proses pelarutannya dalam air
bereaksi secara eksotermis. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan
NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil
eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda
kuning pada kain dan kertas.

b. Minyak Zaitun (Minyak Olive)

Minyak zaitun atau minyak Olive adalah minyak yang didapat dari buah zaitun (Olea
europaea), pohon tradisional dari basin Mediterania. Minyak zaitun berasal dari pohon zaitun
yang tumbuh lambat, memiliki batang keriput dan abu-abu ramping dengan cabang pecah-
pecah. Pohon zaitun bisa tumbuh hingga 50 meter di habitat alami mereka dan hidup selama
lebih dari 500 tahun. Buah ini memiliki bentuk bulat gemuk dengan warna hijau ketika
mentah dan berubah menjadi kekuning-kuningan ketika sudah mulai masak. Minyak dapat
digunakan untuk memasak, kosmetik, obat herbal, dan sabun, dan juga sebagai bahan bakar
untuk lampu minyak. Manfaat minyak zaitun sangat banyak bagi kesehatan karena
mengandung lemak tak jenuh yang tinggi (utamanya asam oleik dan polifenol).
4. Langkah-langkah Membuat Sabun
a. Alat

Berikut adalah alat-alat yang dibutuhkan :


1. Sebuah masker sederhana - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja.
2. Kacamata - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja.
3. Sepasang sarung tangan karet - Dipakai selama pembuatan sabun.
4. Botol plastik - Untuk wadah air.
5. Timbangan dapur (dengan skala terkecil 1 atau 5 gram).
6. Kantong plastik kecil - Untuk menimbang NaOH/KOH.
7. Sendok stainless steel atau plastik-polipropilen - Untuk menuangkan NaOH / KOH dan
mengaduknya.
8. Wadah dari gelas atau plastik-polipropilene - Untuk tempat larutan NaOH/KOH dengan
air.
9. Wadah dari plastik - Untuk menimbang serta tempat air dan minyak.
10.Kain - Untuk menutup cetakan setelah diisi sabun.
11.Plastik
12.Cetakantipis - Untuk
- untuk melapisi
mencetak cetakan.
sabun cetakan sesuai selera anda.
13.Blender dengan tutupnya.
14.Kain - Untuk menutup blender.

b. Bahan

Berikut adalah bahan-bahan yang dibutuhkan :

1. Minyak atau Lemak – Hampir semua minyak / lemak alami bisa dibuat menjadi sabun.
Cari yang mudah saja seperti: Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun, Minyak
Jagung, Minyak Kedelai…
2. NaOH / KOH – Untuk mengubah minyak / lemak menjadi sabun. Bisa beli di toko bahan
kimia, ambil yang teknis saja.
3.Air – Sebagai katalis/pelarut. Pilih air sulingan atau air minum kemasan. Air dari pam tidak
bagus, banyak mengandung mineral.
4. Essential dan Fragrance Oils – Sebagai pengharum. Beli di toko bahan kimia atau lainnya.
5.Pewarna – Untuk mewarnai sabun. Bisa juga memakai pewarna makanan.
6. Zat Aditif – Rempah, herbal, talk, tepung kanji/maizena dapat ditambahkan pada saat
“trace”.

4. Cara Membuat

- Timbang air dan NaOH / KOH, sesuai dengan Resep. Larutkan NaOH / KOH ke dalam air
sejuk / dingin (Jangan menggunakan wadah aluminium. Gunakan stainless steel, gelas pyrex
atau plastik-poliproplen). Jangan menuangkan air ke NaOH / KOH. Tuangkan NaOH / KOH
ke dalam air sedikit demi sedikit. Aduk higga larut. Pertama-tama larutan akan panas dan
berwarna keputihan. Setelah larut semuanya, simpan di tempat aman untuk didinginkan
sampai suhu ruangan. Akan didapatkan larutan yang jernih.

- Timbang minyak (Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun, Minyak Jagung, Minyak
Kedelai...) sesuai dengan Resep.

- Tuangkan minyak yang sudah ditimbang ke dalam blender. Hati-hati dalam menuangkan
larutan NaOH / KOH ke dalam minyak.
- Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari cipratan dan proses
pada putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau badan anda. Hentikan
blender dan periksa sabun untuk melihat tahap “trace”. “Trace” adalah kondisi dimana sabun
sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya adalah ketika
campuran sabun mulai mengental. Apabila disentuh dengan sendok, maka beberapa detik
bekas sendok tadi masih membekas, itulah mengapa dinamakan “trace”.

- Pada saat “trace” tadi anda bisa menambahkan pengharum, pewarna atau aditif. Aduk
beberapa detik kemudian hentikan putaran blender.

- Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk insulasi. Simpan sabun
dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari. Kemudian keluarkan dari cetakan, potong
sesuai selera. Simpan sekurang-kurangnya 3 minggu sebelum dipakai.

- Natrium Hydroxide (NaOH) / Sodium Hydroxide / lye / caustic soda / soda api merupakan
bahan utama selain minyak dalam pembuatan sabun. Melalui reaksi kimia, NaOH mengubah
minyak atau lemak menjadi sabun. Selain itu NaOH juga diperlukan untuk membuat sampo
dan body lotion.

- Dalam membuat larutan alkali (air + NaOH) ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
antara lain :

- Gunakan baju lengan panjang, kaca mata pelindung, masker dan sarung tangan karet. Prinsip
kehati – hatian sangat diperlukan karena cairan ini bisa mengakibatkan kebutaan apabila
terkena mata, atau mengakibatkan rasa terbakar apabila mengenai kulit. Sediakan pula cairan
cuka, hal ini untuk mengantisipasi apabila kulit terkena cairan alkali.

- Lakukan di ruangan terbuka, misalnya di taman atau di tempat yang mempunyai udara
bebas. Jangan menghirup udara yang keluar dari larutan ini.
- Selalu memasukkan NaOH ke dalam air (dengan pelan) dan bukan sebaliknya. Jika Anda
melakukan sebaliknya, akan mengakibatkan letupan yang sangat berbahaya bagi kulit dan
mata.

- Jauhkan dari jangkauan anak – anak / tidak melibatkan anak – anak sama sekali.

5. Keselamatan, Kesehatan, Kerja (K3)

Keselamatan, Kesehatan, Kerja (K3) dalam proses membuat sabun ada beberapa teknik
pembuatan yaitu dengan cara sebagai berikut :

1. Tehnik Pembuatan Sabun dengan Metode Hot Process (Pemanasan)

Pada dasarnya proses membuat sabun dengan metode pemanasan membutuhkan ketepatan
dalam mempersiapkan semua hal. Oleh karena itu, Anda harus memastikan bahwa semua hal
telah siap, antara lain alat-alat seperti sendok, wadah, cetakan, pisau, timbangan, dan lain-
lain. Jangan lupa untuk mempersiapkan juga perlengkapan keselamatan seperti sarung
tangan, masker, alas meja dan alat lainnya yang sekiranya diperlukan.

Perlu diingat bahwa bahan-bahan sabun harus diukur sesuai dengan resepnya. Kemudian
anda dapat menimbang kaustik soda kemudian menuangkannya ke air dan mengaduknya
hingga benar-benar larut. Yang harus dilakukan selanjutnya adalah memasukkan kaustik
sodanya ke dalam air dan bukan sebaliknya. Masukkan minyak yang telah ditimbang ke
dalam panci dan lelehkan. Setelah minyak meleleh, tuangkan larutan kaustik soda ke dalam
panci minyak dan aduk terus. Cara mengaduk campuran ini harus selalu stabil sampai
berubah jadi keruh, berwarna krem dan mengental. Jika sudah mengental, tutup pancinya dan
kemudian panaskan sebentar. Pastikan bahwa sabun telah berubah warna menjadi bening dan
ini menandakan bahwa campuran ini sudah siap untuk diolah.

Anda bisa menambahkan pewangi dan warna ke dalam larutan sabun ini. Lalu tambahkan
minyak esensial sesuai selera anda. Dalam tahapan ini, Anda harus mengerjakannya secepat
mungkin untuk mencegah larutan sabun mengeras. Jika sudah mengeras, nantinya akan sulit
untuk dituangkan ke dalam cetakan. Setelah larutan masuk ke dalam cetakan, Anda harus
mengetuk cetakan selama beberapa kali sampai udara yang terperangkap di dalamnya bisa
keluar. Dinginkan beberapa saat dan kemudian keluarkan dari cetakan.

2. Tehnik Pembuatan Sabun dengan Metode Cold Process (Pendinginan)

Untuk membuat sabun mandi dengan metode ini, tentunya Anda tidak akan memerlukan
kompor seperti halnya dalam tehnik hot process. Karena pada dasarnya proses pembuatan
sabun mandi dapat dilakukan dengan cara mencampurkan semua bahan dalam suhu ruangan.
- Pertama, takar semua bahan sesuai dengan resep sabun yang akan dibuat. Kemudian siapkan
wadah cetakan sabun, apabila bentuknya kotak maka Anda bisa gunakan alat yang bisa
dibuat sendiri. Dan jika bentuk sabun bulat, Anda bisa menggunakan pipa PVC dengan
ukuran 2 dim. Kemudian pipa sebaiknya disemprot dulu dengan alcohol atau minyak.

- Langkah selanjutnya adalah dengan memasukkan kaustik soda ke dalam air secara bertahap
sambil terus diaduk. Jangan lupa untuk mengukur suhunya dengan menggunakan termometer.
Masukkan juga beberapa minyak yang akan digunakan ke dalam satu wadah. Jika suhu
larutan kaustik soda sudah mencapai 50 derajat, masukkan ke dalam wadah yang berisi
minyak sambil terus diaduk. Selama proses pengadukan sampai mengental, masukkan bahan
tambahan seperti coklat, susu, strawberry sesuai dengan keinginan Anda ke dalam larutan
sambil terus diaduk.

- Lalu masukkan bahan pewangi yang Anda inginkan secara bertahap kedalam larutan, jika
sudah mulai mengental tuangkan ke dalam cetakan. Tutup cetakan dengan handuk atau kain
dan diamkan selama 24 - 28 jam. Setelah 24 jam atau lebih, Anda bisa mengeluarkan dari
cetakan dan potong sabun yang sudah jadi tersebut sesuai dengan ukuran yang Anda
inginkan.

6. Tehnik Pembuatan Sabun dengan Metode Melt and Pour (Melelehkan dan
Menuangkan)

Pada dasarnya, semua sabun bisa dikategorikan sebagai sabun Gliserin atau sering disebut
juga sabun bening, Kandungan Gliserin pada sabun berkhasiat melembabkan kulit dan jika
anda membasuh tangan dengan sabun gliserin, maka akan tersisa lapisan tipis gliserin yang
memberi kelembaban di kulit.

3 Metode Dasar Untuk Membuat Sabun Mandi

Metode membuat sabun mandi sebenarnya bermacam-macam. Kita akan membahas


beberapa teknik sederhana yang mudah dilakukan di rumah. Perbedaan teknik tersebut
hanya masalah suhu yang digunakan saja.

1. Metode Cold Process (CP)

Metode ini merupakan yang cukup sederhana dan mudah. Kenapa dinamakan cold
process? Karena cold dalam bahasa indonesia berarti dingin sehingga tidak
membutuhkan suhu yang tinggi.
Pencampuran minyak dengan alkali dilakukan saat temperatur keduanya berada pada suhu
32 – 35 derajat celsius. Kemudian dilakukan pengadukan hingga tercampur sempurna
(trace) dan mengental.

Setelah itu campuran tersebut dimasukkan ke dalam cetakan dan memasuki fase curing.
Biasanya memakan waktu kurang lebih 2 – 4 minggu untuk benar-benar siap digunakan
dan proses saponifikasi sudah selesai. Dengan menggunakan metode ini menghasilkan
sabun dengan tekstur yang halus.

Sabun yang dihasilkan oleh metode cold process hanya berupa sabun batang.

2. Metode Hot Process (HP)

Metode hot process merupakan variasi dari metode cold process. Pada saat campuran sudah
sempurna dan mengental, campuran tidak langsung dimasukkan ke cetakan. Tetapi
dipanaskan terlebih dahulu untuk memaksa proses saponifikasi. Biasanya memakan waktu 1-
3 jam untuk memanaskan.

Kelebihan dari metode ini yaitu sabun sudah aman untuk langsung digunakan. Fase
curing tidak berlangsung lama hanya sekitar 1 – 2 minggu. Menghasilkan sabun
yang memiliki tekstur agak kasar.
Untuk menghasilkan sabun cair, sabun padat transparan dan sabun cream biasanya
menggunakan metode hot process.

3. Metode Melt & Pour (MP)

Melt and pour merupakan metode yang paling mudah.

Metode ini merupakan cara membuat sabun mandi tanpa bahan kimia. Hanya menggunakan
soap base atau sabun yang hampir jadi, kemudian dilelehkan dan dicampur dengan bahan-
bahan tambahan seperti pewangi, pewarna, dll. Setelah itu dimasukkan ke dalam cetakan.
Selesai!

Daftar Istilah dalam Pembuatan Sabun Mandi

Sebelum memulai membuat sabun sendiri, kamu mungkin tidak familiar dengan
beberapa istilah yang banyak muncul. Berikut merupakan daftar istilah yang sering
digunakan dalam pembuatan sabun.

 Saponifikasi – Proses kimia yang terjadi saat mereaksikan atau mencampur


alkali dengan minyak. Proses kimia tersebut menghasilkan sabun dan gliserin.
 Sap Value – Merupakan nilai saponifikasi yaitu jumlah alkali yang dibutuhkan
untuk mengubah minyak menjadi sabun. Tiap minyak memiliki nilai saponifikasi
yang berbeda-beda. Dalam pembuatan sabun kamu harus mengetahui nilai
saponifikasi tiap minyak.
 Trace – Trace merupakan fase awal dari saponifikasi. Saat awal pencampuran
antara minyak dengan larutan alkali dilakukan pengadukan. Pengadukan yang
terus menerus ini membuat campuran yang awalnya cair dan terpisah, menjadi
semakin mengental dan tercampur sempurna.
 Curing – Merupakan fase waktu tunggu setelah sabun menjadi padat, memakan
waktu kurang lebih 2 – 4 minggu. Sabun yang baru dibuat, biasanya proses
saponifikasi masih belum selesai sehingga masih ada kandungan alkali bebasnya.
Untuk menguji apakah masih mengandung alkali bebas dilakukan tes pH. Pada saat
ini juga air yang terkandung dalam sabun akan ikut menguap dan akan menghasilkan
sabun yang keras dan lembut di kulit.
Safety Gear
Saat membuat sabun mandi kamu harus memperhatikan keamanan dan selalu hati-hati.
Membuat sabun mandi sendiri tidak terlepas dari penggunaan alkali.

Alkali merupakan bahan kimia berbahaya yang bersifat korosif. Jika terkena kulit bisa
membuat kulit terbakar. Saat membuat sabun lebih baik tidak melibatkan anak-anak.

 Pelindung Mata. Larutan alkali sangat berbahaya jika terkena mata. Maka dari itu
kita harus selalu menjaga keamanan dengan menggunakan pelindung mata. Bisa
berupa google ataupun kacamata bening yang bisa melindungi bagian mata kamu,
atau bisa juga pelindung full face.
 Sarung Tangan. Untuk melindungi tangan kamu yang akan bersinggungan dengan
larutan alkali dan sabun yang masih mentah. Bisa dengan menggunakan sarung
tangan plastik yang melindungi area telapak tangan. Atau jika dirasa kurang bisa
menggunakan sarung tangan industri yang melindungi hingga ujung siku.
 Selalu gunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, atau menggunakan jas
laboratorium. Untuk menghindari kulit dari cipratan larutan alkali yang digunakan.

Alat Untuk Membuat Sabun Mandi


Alat Untuk Membuat
Sabun Mandi

1. Wadah atau Panci


Selalu gunakan panci yang terbuat dari stainless steel. Kenapa harus stainless steel? Karena
panci berbahan aluminium, besi, timah akan menyebabkan reaksi berbahaya jika
bersinggungan dengan larutan alkali. Jangan dicoba! Reaksinya bisa sangat beracun. Bisa
juga menggunakan gelas ukur pyrex atau sejenisnya dan wadah dari plastik yang agak tebal.
Kamu membutuhkan dua wadah/panci, satu untuk tempat larutan alkali dan satunya lagi
untuk tempat minyak sekaligus meraksikan sabun.

2. Stick Blender atau Hand Whisker

Jika pengadukan dilakukan dengan hand whisker maka bisa memakan waktu hingga satu
jam. Untuk mempersingkat waktu pengadukan gunakan stick blender, hanya memakan
waktu kurang lebih 5 – 10 menit. Selalu gunakan yang terbuat dari stainless steel!

3. Spatula Karet atau Plastik

Untuk memastikan semua sabun masuk ke dalam cetakan.

4. Timbangan Digital

Cara paling baik untuk mengukur bahan untuk membuat sabun adalah dengan
mengukur beratnya (g, kg, ons, pound, dll).

Mengukur dengan volume (ml, liter, cc, dll) sering tidak akurat. Ketidak akuratan dalam
mengukur bahan dapat membuat komposisi sabun menjadi tidak baik, seperti terlalu banyak
minyak, terlalu banyak alkali (over alkalized).

Maka kamu membutuhkan sebuah timbangan yang baik. Usahakan menggunakan


timbangan digital, karena kamu membutuhkan akurasi dan operasi yang mudah.

5. Cetakan

Kamu bisa membuat cetakan dasar dari kardus dilapisi dengan plastik. Bisa menggunakan
cetakan kayu jika ingin membuat sabun dalam jumlah yang besar. Jangan menggunakan
cetakan dengan alas aluminium, seperti wadah bekas susu cair atau pringles.

Bahan Untuk Membuat Sabun Mandi


Bahan utama pembuatan sabun mandi antara lain minyak, alkali, dan air.
Ada berbagai macam minyak yang tersedia untuk pembuatan sabun. Mengetahui
karakteristik setiap minyak kamu bisa menentukan kombinasi mana yang paling baik untuk
kulitmu. Penggunaan minyak disini kami berikan hanya sebagai panduan awal saja.

Untuk lebih detail kamu bisa membaca artikel kami tentang berbagai macam bahan
pembuat sabun yang bisa digunakan.

1. Minyak

 Kelapa (Coconut Oil), memberikan busa yang melimpah pada sabun mandi dan juga
berkontribusi terhadap kekerasan sabun batang.
 Kelapa Sawit (Palm Oil), merupakan minyak utama dalam pembuatan sabun,
mayoritas sabun konvensional menggunakan minyak kelapa sawit. Minyak
kelapa sawit memberikan kekerasan pada sabun mandi dan mempercepat proses
saponifikasi.
 Zaitun (Olive Oil), merupakan minyak yang penting dalam sabun karena
memberikan kelembutan pada kulit dan memberikan efek kemewahan.

2. Alkali (NaOH)

Natrium Hidroksida (NaOH) digunakan untuk membuat sabun batang. Gunakan NaOH
murni, bukan yang sudah dalam larutan, berbentuk flakes atau pellet.

3. Air

Air digunakan untuk melarutkan NaOH. Sebaiknya gunakan air yang benar-benar murni
H2O tanpa ada tambahan mineral yang lainnya. Jangan gunakan air sumur atau air PAM,
cari Air Distilasi (Distilled Water) / Air, Demineralisasi (Demineralized Water) / Deionized
Water.

Resep Dasar Sabun Mandi

Menggunakan 3 macam campuran minyak, dengan total volume minyak 500 gr :

150 gr (30%) – Minyak Kelapa


150 gr (30%) – Minyak Kelapa Sawit

200 gr (40%) – Minyak Zaitun (Pomace Olive Oil)


145 gr – Air (Deionized / Demineralized / Distilled Water)
72,5 gr – NaOH
Langkah-langkah Cara Membuat Sabun Mandi Padat

1. Siapkan semua alat dan bahan. Jangan lupa selalu gunakan safety gears /
pengaman.

2. Tuangkan air ke dalam wadah dan timbang sesuai ukuran.

3. Ambil NaOH di tempat terpisah dan timbang sesuai dengan ukuran resep. Secara hati-
hati masukkan NaOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Kamu akan melihat reaksi air
langsung mendidih dan mengeluarkan uap yang menusuk (merupakan reaksi yang normal).

4. Aduk sampai semua NaOH larut. Diamkan beberapa saat sampai larutan mencapai suhu
dibawah 40ºC. *Selalu masukkan NaOH ke dalam air, jangan sebaliknya. Jika
memasukkan sebaliknya akan memberikan efek gunung meletus. Berbahaya!

5. Sembari menunggu larutan NaOH dingin. Timbang sesuai ukuran dan campur minyak
ke dalam wadah yang sudah disediakan. *Jika minyak kelapa/kelapa sawit menggumpal
maka cairkan terlebih dahulu. Jika tidak ada yang menggumpal maka tidak perlu
dipanaskan.
6. Ketika suhu larutan NaOH sudah mencapai sekitar 30-35ºC, tuangkan ke dalam
minyak secara perlahan.
7. Aduk secara terus menerus menggunakan hand whisk sampai mencapai trace, biasanya
memakan waktu lama. Gunakan stick blender jika ingin lebih cepat mencapai trace.
Larutan tercampur rata,

tetapi belum mencapai trace.


Telah mencapai trace.

8. Ketika adonan sabun sudah mencapai trace maka hentikan pengadukan. Siapkan
cetakan yang sudah dilapisi plastik atau kertas.
Cetakan sederhana
dilapisi kertas.

9. Tuangkan ke dalam cetakan, jangan lupa untuk mengumpulkan sisa-sisa yang ada di
pinggir panci dengan menggunakan spatula.

10. Tutup menggunakan kain bekas atau handuk bekas bagian atas cetakan. Untuk
menjaga agar tetap panas dan melanjutkan proses saponifikasi. Letakan di tempat yang
aman dari jangkauan anak-anak dan biarkan selama 1-2 hari.

11. Kemudian keluarkan sabun dari cetakan. Potong sesuai ukuran yang diinginkan.
Simpan di tempat yang kering dengan aliran udara yang baik, biarkan 2-4 minggu.

12. Sabun memasuki masa Curing. Saat curing, cek pH tiap satu minggu sekali. Sabun
sudah bisa digunakan jika sudah netral. Netral berarti proses saponifikasi sudah sempurna
dan tidak ada lagi alkali bebas yang terkandung.
40

Sabun dasar yang bening ini dapat dibeli dalam bentuk balok besar yang kemudian dapat
Anda lelehkan, warnai, diberi pewangi dan dicetak. Cara pembuatan sabun yang satu ini
terbilang sangat mudah dilakukan karena tidak memerlukan perlengkapan keselamatan,
bahkan anak kecil pun dapat mengerjakannya tanpa ada resiko apapun.

SABUN CUCI PIRING


https://itnmalangnews.id/cara-membuat-sabun-cuci-piring-cair-sederhana/

Bahan yang dibutuhkan dapat anda beli di toko kimia. Membuat sabun cuci piring cair
sederhana tidak membutuhkan cara yang rumit dan bahannya pun mudah diperoleh
dengan harga yang relative murah. Untuk membuat sabun cuci piring cair kita
membutuhkan antara lain Texapon, sodium sulfat, camperlan, asam sitrid, EDTA, parfum,
propilin glikol dan pewarna. Texapon adalah zat yang berbentuk gel dan berfungsi untuk
mengangkat kotoran. Texapon memiliki nama kimia Sodium Lauril Sulfat (SLS). Formula
untuk membuat sabun cuci piring cair sederhana secara umum texapon 10 %, asam sitrid
1 %, EDTA 0,1%. Sedangkan untuk bahan yang lainnya jumlahnya relatif atau secukupnya
saja.
Cara membuat sabun cuci piring cair sederhana cukup mudah. Pertama campurkan
texapon dan sodium sulfat sambil diaduk sampai memutih. Selanjutnya masukkan air
bersih sedikit-demi sedikit sambil terus diaduk hingga kira-kira 50% nya. Selanjutnya
masukkan camperlan dan terus diaduk sampai merata, tambahakan air (lagi) kira-kira 20 %
dari volume campuran. Selanjutnya masukkan camperlan dan bahan lainnya satu persaru
dimasukkan sedikit demi sedikit hingga terlihat mengental sambil terus diaduk. Terakhir
campurkan pewarna dan parfum secukupnya hingga semua tercampur rata betul dan
dapat langsung siap digunakan.

C. GLOSARIUM

D. DAFTAR PUSTAKA
1. https://docplayer.info/72923727-Cara-membuat-sabun.html.
41

2. https://itnmalangnews.id/cara-membuat-sabun-cuci-piring-cair-sederhana/

Anda mungkin juga menyukai