Anda di halaman 1dari 14

22

B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Mioma

Uteri

I. PENGKAJIAN

A. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas

Nama :

Umur : Usia 35 sampai 45 tahun

Frekuensi kejadian mioma uteri paling tinggi

hingga 40% (Wiknjosastro, 2005)

Agama :

Suku/Bangsa :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

2. Keluhan Utama :

 Perdarahan abnormal (hipermenore,

menorargia,

metrorargia,menometrorargia) (Saifuddin,

1999)

 Massa atau benjolan dibagian bawah

perut.

 Nyeri perut (Pradhan, 2006)


23

 Pressure Effects ( Efek Tekanan )

1. Retensio urin pada uretra


2. Edema tungkai dan nyeri panggul pada
pembuluh darah dan limfe dipinggul
3. Konstipasi
 Penurunan Kesuburan dan Abortus

(Prawiroharjo,1996)

3. Riwayat Kesehatan Klien

a. Riwayat kesehatan yang lalu

b. Riwayat Kesehatan Sekarang :

Berisi riwayat perjalanan penyakit mulai klien merasakan

keluhan sampai dengan pengkajian saat ini.

 Kapan ibu mulai merasakan keluhan terkait mioma uteri ?

1. Apakah ibu merasakan ada benjolan di perut bagian

bawah ?

2. Apakah ibu merasakan keluhan nyeri perut ?

3. Apakah buang air kecil ibu lancar ?

4. Apakah buang air besar ibu lancar ?

 Kapan ibu terdiagnosis mioma uteri ?

 Apa saja yang sudah dilakukan dalam penatalaksanaan

mioma uteri ?

4. Riwayat Kesehatan Keluarga :

 Wanita dengan garis keturunan pernah mengalami mioma

uteri (Parker, 2007).


24

5. Riwayat Menstruasi :

HPHT :

Siklus menstruasi :

Apakah ibu mengalami menstruasi setiap bulan ?

Kapan ibu terakhir menstruasi ?

Kapan ibu mulai mengalami perdarahan yang tidak wajar:

 Hipermenore

 Menorargia

 Metrorargia

(Suprapto, Karno. 2007)

6. Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


No
Suami Ank UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Abnormalitas Laktasi Peny

Paritas

Wanita yang sering melahirkan lebih sedikit kemungkinannya

untuk terjadinya perkembangan mioma ini dibandingkan wanita

yang tidak pernah hamil atau satu kali hamil. Statistik

menunjukkan 60% mioma uteri berkembang pada wanita yang

tidak pernah hamil atau hanya hamil satu kali ( Schorge et al.,

2008)
25

Kehamilan

Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya

kadar estrogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi

ke uterus (Scott, 2002). Kedua keadaan ini ada kemungkinan dapat

mempercepat pembesaran mioma uteri (Manuaba, 2003).

Kehamilan dapat juga mengurangi resiko mioma karena pada

kehamilan hormon progesteron lebih dominan.

7. Riwayat Kontrasepsi:

Hormon estrogen dapat diperoleh melalui penggunaan alat

kontrasepsi yang bersifat hormonal (Pil KB, Suntikan KB, dan

Susuk KB).

8. Pola Fungsional Kesehatan


26

Pola Keterangan

Nutrisi Nafsu makan, porsi makan dalam sehari, jumlah

minum dan pola makan. Makanan dan minuman yang

bermutu dan cukup mengandung gizi sangat

diperlukan.

Eliminasi BAK : retensio urine

BAB : konstipasi.

Mengalami gangguan akibat efek tekanan

(Prawiroharjo,1996)

Istirahat Mengalami gangguan akibat keluhan yang

dialami(nyeri perut).

Aktivitas Akibat perdarahan bisa menyebabkan anemia

sehingga terkadang pusing.

Personal hygiene Terkait perdarahan yang dialami sehingga personal

hygiene berhubungan dengan infeksi sebagai masalah

potensial.

Kebiasaan

Seksualitas Mengalami gangguan pola seksualitas terkait

perdarahan yang dialami.

9. Riwayat

Psikososiokultural

Spiritual :
27

 Riwayat Pernikahan : pernikahan keberapa, lama menikah,

status pernikahan sah/tidak.

 Bagaimana adat istiadat yang ada dilingkungan keluarga

sekitar. Apakah ibu percaya terhadap mitos atau tidak.

B. OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Kesadaran : Composmentis

Tanda vital :

Tekanan darah : 110/70 – 120/80 mmHg

Nadi : 60 – 100 x/menit

Suhu Tubuh : 36,5 ºC – 37,5 ºC

Pernapasan : 16- 20 x/menit

Antropometri :

Tinggi Badan :

Berat Badan Berat :

Ukuran lila :

Obesitas

Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)

BMI Klasifikasi
< 18.5 berat badan di bawah normal
18.5–24.9 Normal
25.0–29.9 normal tinggi
30.0–34.9 Obesitas tingkat 1
35.0–39.9 Obesitas tingkat 2
28

≥ 40.0 Obesitas tingkat 3

Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. Hal ini

mungkin berhubungan dengan konversi hormon androgen

menjadi estrogen oleh enzim aromatase di jaringan lemak

(Djuwantono, 2005). Hasilnya terjadi peningkatan jumlah

estrogen tubuh, dimana hal ini dapat menerangkan hubungannya

dengan peningkatan prevalensi dan pertumbuhan mioma uteri

(Parker, 2007).

2. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi

Kepala : Tampak bersih, tidak tampak ketombe,rambut

tampak kuat, distribusi rambut tampak merata dan

tekstur rambut tampak lembut.

Wajah : Tidak tampak kloasma gravidarum, tidak tampak

odem, dan tampak pucat( pucat bila ibu anemia).

Mata : Kelopak mata tidak tampak odem, konjungtiva

tampak pucat( kalau perdarahan banyak), dan

sklera tidak tampak kuning.

Hidung : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak

tampak polip, tidak tampak peradangan

Mulut : Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak

tampak caries dentis, tidak tampak stomatitis,


29

geraham tampak lengkap, lidah tampak bersih, tidak

tampak pembesaran tonsil.

Telinga : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/sekret.

Leher : Tampak hyperpigmentasi pada leher, tidak tampak

pembesaran tonsil, tidak tampak peradangan faring,

tidak tampak pembesaran vena jugularis, tidak

tampak pembesaran kelenjar tiroid, dan kelenjar

getah bening

Dada : Biasanya terdapat sesak nafas karena pembesaran

mioma menekan diafragma.

Payudara : Tampak simetris kiri dan kanan, tampak bersih,

tidak tampak retraksi.

Abdomen : Umumnya ada benjolan , tidak tampak bekas

operasi.

Genetalia : Umumnya ada pengeluaran darah, Tidak

tampak oedem dan varices.

Ekstremitas : Tampak simetris,tidak tampak oedem, dan tidak

tampak varices.

Palpasi

Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar

tiroid dan kelejar getah bening.

Payudara : Tidak teraba benjolan / massa


30

Abdomen : Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah,

teraba massa pada uterus

Ekstremitas: Tidak teraba oedem dan cavilari refil kembali

dalam waktu <2 detik.

Auskultasi

Jantung :

Paru-paru : tidak ada suara nafas tambahan

Abdomen : bising usus : ……..x/menit

Perkusi

Dada :

Abdomen :

Ekstremitas : Reflek trisep dan bisep normal, reflek

patella dan babinski normal.

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Temuan Laboratorium

Anemia

Batasan Anemia secara induvidu menurut WHO berdasarkan

kadar hemoglobin (Hb) yang diperiksa  per 100 gram

mililiter(mL)  atau gram per desiliter (dL) adalah :

1. Anak pra sekolah        : Hb 11 (gr/dL)

2. Anak sekolah              : Hb 12 (gr/dL)

3. Laki-laki dewasa         : Hb 13 (gr/dL)


31

4. Perempuan dewasa     : Hb 12 (gr/dL)

5. Ibu hamil                     : Hb 11 (gr/dL)

6. Ibu menyusui              : Hb 12 (gr/dL)

b. Imaging

1. Pemeriksaan dengan USG ( Ultrasonografi ) transabdominal

dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan adanya mioma

uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama bermanfaat pada

uterus yang kecil. Uterus atau massa yang paling besar baik

diobservasi melalui ultrasonografi transabdominal. Mioma uteri

secara khas menghasilkan gambaran ultrasonografi yang

mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesran

uterus.

2. Histeroskopi digunakan untuk melihat adanya mioma uteri

submukosa, jika mioma kecil serta bertangkai. Mioma tersebut

sekaligus dapat diangkat.

c. MRI ( Magnetic Resonance Imaging ) sangat akurat dalam

menggambarkan jumlah, ukuran, dan likasi mioma tetapi

jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa

gelap berbatas tegas dan dapat dibedakan dari miometrium

normal. MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang dapat

dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma (Goodwin, 2009).


32

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosis : PAPAH dengan myoma uteri

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL

Anemia

Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini

disebabkan perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat

besi. Kadang-kadang mioma menghasilkan eritropoetin yang pada

beberapa kasus menyebabkan polisitemia. Adanya hubungan antara

polisitemia dengan penyakit ginjal diduga akibat penekanan mioma

terhadap ureter yang menyebabkan peninggian tekanan balik ureter dan

kemudian menginduksi pembentukan eritropoietin ginjal.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA

Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi/darurat yang harus

dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Rumusan ini mencakup

tindakan segera yang bisa dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau

bersifat rujukan.

V. INTERVENSI

1.    KIE tentang Mioma Uteri

R/ Dengan mengetahui tentang kondisinya, maka ibu dapat kooperatif

dalam pemberian asuhan

2.    Kolaborasi dengan dokter dalam penatalaksanaan klien dengan Mioma

Uteri
33

R/ Dengan tindakan medis yang tepat dan cepat dapat mengurangi

keganasan dan komplikasi.

a. Konservatif

Penderita dengan mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan

pengobatan, tetapi harus diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma

lebih besar dari kehamilan 10-12 munggu, tumor yang berkembang

cepat, terjadi torsi pada tangkai, perlu diambil tindakan operasi.

b. Medikamentosa

Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan

pertumbuhan mioma uteri secara menetap belum tersedia pada saat ini.

Terapi medikamentosa masih merupakan terapi tambahan atau terapi

pengganti sementara dari operatif.

Preparat yang selalu digunakan untuk terapi medikamentosa adalah

analog GnRHa (Gonadotropin Realising Hormon Agonis), progesteron,

danazol, gestrinon, tamoksifen, goserelin, antiprostaglandin, agen-agen

lain seperti gossypol dan amantadine (Verala, 2003).

c. Operatif

Pengobatan operatif meliputi miomektomi, histerektomi dan

embolisasi arteri uterus.

1) Miomektomi, adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa

pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada


34

mioma mioma submukosa pada mioma geburt dengan cara ekstirpasi

lewat vagina.

2) Histerektomi, adalah pengangkatan uterus, yang umumnya tindakan

terpilih. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan

mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri.

3) Embolisasi arteri uterus (Uterin Artery Embolization / UAE), adalah

injeksi arteri uterina dengan butiran polyvinyl alkohol melalui kateter

yang nantinya akan menghambat aliran darah ke mioma dan

menyebabkan nekrosis. Nyeri setelah UAE lebih ringan daripada

setelah pembedahan mioma dan pada UAE tidak dilakukan insisi serta

waktu penyembuhannya yang cepat (Swine, 2009).

3.    KIE tentang:

a. Nutrisi

b. Istirahat

c. Aktivitas

d. Personal Hygiene

R/ Konseling sangat penting untuk kelancaran pemberian asuhan

4.    Berikan dukungan pada ibu dan libatkan suami dalam pemberian

asuhan

R/ Dukungan dan motivasi memperbaiki psikis ibu.

VI. IMPLEMENTASI
35

Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan

rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan

seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau

anggota tim kesehatan lainnya.

VII. EVALUASI

Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan

asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan

dalam bentuk SOAP.

Anda mungkin juga menyukai