Anda di halaman 1dari 10

KETOASIDOSIS DIABETIKUM

Jenis / Aktivitas / RAWAT INAP HARI KE-1 RAWAT INAP HARI KE-2 RAWAT INAP HARI KE 3-5 RAWAT INAP HARI KE-6
Tindakan Tanggal : Tanggal : Tanggal : Tanggal :
Assessment/Penilaian Anamnesis Anamnesis Anamnesis Anamnesis
Awal 1. Faktor risiko : diabetes 1. Faktor risiko : diabetes 1. Faktor risiko : diabetes 4. Faktor risiko : diabetes
tipe1 atau tipe 2 yang tipe1 atau tipe 2 yang tidak tipe1 atau tipe 2 yang tipe1 atau tipe 2 yang
tidak terkontrol terkontrol tidak terkontrol tidak terkontrol
2. Faktor pencetur : pasien 2. Faktor pencetur : pasien 2. Faktor pencetur : pasien 5. Faktor pencetur : pasien
baru terdiagnosis baru terdiagnosis diabetes, baru terdiagnosis baru terdiagnosis
diabetes, infeksi, tidak infeksi, tidak minum obat, diabetes, infeksi, tidak diabetes, infeksi, tidak
minum obat, tidak suntik tidak suntik insulin, minum obat, tidak minum obat, tidak suntik
insulin, sindroma koroner sindroma koroner akut, suntik insulin, sindroma insulin, sindroma
akut, stroke, stress berat, stroke, stress berat, kondisi koroner akut, stroke, koroner akut, stroke,
kondisi volume overload. volume overload. stress berat, kondisi stress berat, kondisi
3. Gejala : mual, muntah, 3. Gejala : mual, muntah, volume overload. volume overload.
lemas, anoreksia, nyeri lemas, anoreksia, nyeri 3. Gejala : mual, muntah, 6. Gejala : mual, muntah,
perut, diare, poliuria, perut, diare, poliuria, lemas, anoreksia, nyeri lemas, anoreksia, nyeri
polidipsi, gangguan polidipsi, gangguan perut, diare, poliuria, perut, diare, poliuria,
kesadaran, penurunan kesadaran, penurunan polidipsi, gangguan polidipsi, gangguan
berat badan berat badan kesadaran, penurunan kesadaran, penurunan
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik berat badan berat badan
1. Tanda vital : takikardia, 1. Tanda vital : takikardia, Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
febris, nafas cepat dan febris, nafas cepat dan 1. Tanda vital : takikardia, 5. Tanda vital : takikardia,
dalam/Kussmaul, dalam/Kussmaul, hipotensi. febris, nafas cepat dan febris, nafas cepat dan
hipotensi. 2. Kesadaran menurun dalam/Kussmaul, dalam/Kussmaul,
2. Kesadaran menurun 3. Nafas bau aseton hipotensi. hipotensi.
3. Nafas bau aseton 4. Turgor turun, mata cekung, 2. Kesadaran menurun 6. Kesadaran menurun
4. Turgor turun, mata mukosa kering 3. Nafas bau aseton 7. Nafas bau aseton
cekung, mukosa kering 4. Turgor turun, mata Turgor turun, mata cekung,
cekung, mukosa kering mukosa kering
Investigation/  Diagnosis :  Evaluasi  Evaluasi  Evaluasi
Pemeriksaan a. Gula darah 250-600 a. Gula darah berkala a. Gula darah berkala a. Gula darah berkala
mg/dL b. Darah perifer lengkap b. Darah perifer lengkap b. Darah perifer lengkap
b. Keton darah/urin positif c. Keton darah/urin c. Keton darah/urin c. Keton darah/urin
c. AGD menunjukkan d. Elektrolit d. Elektrolit d. Elektrolit
asidosis metabolik (pH e. AGD bila diperlukan e. AGD bila diperlukan e. AGD bila diperlukan
<7,35 dan/atau HCO3 <18 f. EKG bila diperlukan f. EKG bila diperlukan f. EKG bila diperlukan
d. Anion gap meningkat g. Foto toraks bila
diperlukan
 Evaluasi Pencetus
a. Foto toraks
b. EKG
c. Urinalisis
d. Ureum/Kreatinin
e. CT-Scan Kepala

 Evaluasi
a. Gula darah berkala
b. Darah perifer lengkap
c. Ureum kreatinin serum
d. Urinalisis
e. Elektrolit tiap 6 jam
selama 24 jam
f. AGD bila pH <7 setiap 6
jam sampai pH 7,1.
Selanjutnya setiap hari
sampai stabil
g. HbA1C
h. EKG, Saturasi O2
Treatment/Medikasi Penggantian Cairan Penggantian Cairan Penggantian Cairan Penggantian Cairan
 Perhitungan kebutuhan  Perhitungan kebutuhan cairan  Perhitungan kebutuhan  Perhitungan kebutuhan
cairan sebesar 100ml/kgBB sebesar 100ml/kgBB pada jam cairan sebesar 100ml/kgBB cairan sebesar 100ml/kgBB
pada jam pertama diberikan pertama diberikan 1-2 liter, jam pada jam pertama diberikan pada jam pertama diberikan
1-2 liter, jam kedua 1 liter kedua 1 liter 1-2 liter, jam kedua 1 liter 1-2 liter, jam kedua 1 liter
 Jika kadar glukosa darah  Jika kadar glukosa darah mulai  Jika kadar glukosa darah  Jika kadar glukosa darah
mulai turun <200mg/dL, turun <200mg/dL, maka mulai turun <200mg/dL, mulai turun <200mg/dL,
maka pemberian cairan pemberian cairan diganti maka pemberian cairan maka pemberian cairan
diganti dengan D5% atau dengan D5% atau D10% diganti dengan D5% atau diganti dengan D5% atau
D10% D10% D10%
Pemberian Insulin :
Pemberian Insulin :  Drip insulin sesuai kadar gula Pemberian Insulin : Pemberian Insulin :
 Drip insulin sesuai kadar gula darah  Drip insulin sesuai kadar  Drip insulin sesuai kadar
darah gula darah gula darah
Koreksi Elektrolit
Koreksi Elektrolit  Berikan kalium drip bila kadar Koreksi Elektrolit Koreksi Elektrolit
 Berikan kalium drip bila kadar kalium darah <5,5mmol/L  Berikan kalium drip bila  Berikan kalium drip bila
kalium darah <5,5mmol/L  Bila kadar K ,3,3mmol/L, kadar kalium darah kadar kalium darah
 Bila kadar K ,3,3mmol/L, koreksi kalium terlebih dahulu <5,5mmol/L <5,5mmol/L
koreksi kalium terlebih sebelum memulai drip insulin  Bila kadar K ,3,3mmol/L,  Bila kadar K ,3,3mmol/L,
dahulu sebelum memulai  Target kalium serum 4-5 koreksi kalium terlebih koreksi kalium terlebih
drip insulin mmol/L dahulu sebelum memulai dahulu sebelum memulai
 Target kalium serum 4-5  Bikarbonat diberikan bila pH drip insulin drip insulin
mmol/L <7,1  Target kalium serum 4-5  Target kalium serum 4-5
 Bikarbonat diberikan bila pH mmol/L mmol/L
<7,1 Tatalaksana Faktor Pencetus:  Bikarbonat diberikan bila pH  Bikarbonat diberikan bila pH
 Antibiotik adekuat <7,1 <7,1
Tatalaksana Faktor Pencetus: Tatalaksana sindrom koroner akut
 Antibiotik adekuat atau stroke Tatalaksana Faktor Pencetus: Tatalaksana Faktor Pencetus:
 Tatalaksana sindrom koroner  Antibiotik adekuat  Antibiotik adekuat
akut atau stroke Tatalaksana sindrom koroner Tatalaksana sindrom koroner
akut atau stroke akut atau stroke
Non Farmakologi  Diet DM dan penyakit  Diet DM dan penyakit  Diet DM dan penyakit  Diet DM dan penyakit
komorbid/komplikasi sesuai komorbid/komplikasi sesuai komorbid/komplikasi sesuai komorbid/komplikasi sesuai
perhitungan kalori pasien perhitungan kalori pasien perhitungan kalori pasien perhitungan kalori pasien
Penyuluhan  Edukasi kepada pasien dan  Edukasi kepada pasien dan  Edukasi kepada pasien dan  Edukasi kepada pasien dan
keluarga mengenai keluarga mengenai perawatan keluarga mengenai keluarga mengenai
perawatan pasien khususnya pasien khususnya pemantauan perawatan pasien perawatan pasien khususnya
pemantauan gula darah gula darah mandiri. khususnya pemantauan gula pemantauan gula darah
mandiri.  Untuk pencegahan KAD, pasien darah mandiri. mandiri.
 Untuk pencegahan KAD, disarankan untuk tidak  Untuk pencegahan KAD,  Untuk pencegahan KAD,
pasien disarankan untuk menghentikan pengobatan pasien disarankan untuk pasien disarankan untuk
tidak menghentikan tanpa sepengetahuan dokter. tidak menghentikan tidak menghentikan
pengobatan tanpa pengobatan tanpa pengobatan tanpa
sepengetahuan dokter. sepengetahuan dokter. sepengetahuan dokter.
Rujuk/Konsultasi  Rujuk jika kondisi umum  Rujuk jika kondisi umum  Rujuk jika kondisi umum  Rujuk jika kondisi umum
menetap atau memburuk. menetap atau memburuk. menetap atau memburuk. menetap atau memburuk.
 Konsultasi departemen /  Konsultasi departemen / divisi  Konsultasi departemen /  Konsultasi departemen /
divisi lain sesuai dengan lain sesuai dengan komplikasi divisi lain sesuai dengan divisi lain sesuai dengan
komplikasi atau penyakit atau penyakit komorbid komplikasi atau penyakit komplikasi atau penyakit
komorbid komorbid komorbid
Outcome  Teridentifikasi faktor risiko,  Teridentifikasi faktor risiko,  Teridentifikasi faktor risiko,  Teridentifikasi faktor risiko,
pencetus, gejala dan tanda pencetus, gejala dan tanda pencetus, gejala dan tanda pencetus, gejala dan tanda
 Intervensi sesuai kondisi  Intervensi sesuai kondisi pasien  Intervensi sesuai kondisi  Intervensi sesuai kondisi
pasien  Teratasi gejala dan tanda KAD pasien pasien
 Tercapai GD <200mg/dL ; beserta pencetusnya  Teratasi gejala dan tanda  Teratasi gejala dan tanda
Bikarbonat <15mg/dL ; pH  Tercapai GD <200mg/dL ; KAD beserta pencetusnya KAD beserta pencetusnya
darah 7,35-7,45 ; anion gap Bikarbonat <15mg/dL ; pH  Tercapai GD <200mg/dL ;  Tercapai GD <200mg/dL ;
<12 mEq/L ; Keton darah ,0,6 darah 7,35-7,45 ; anion gap <12 Bikarbonat <15mg/dL ; pH Bikarbonat <15mg/dL ; pH
mmol/L mEq/L ; Keton darah ,0,6 darah 7,35-7,45 ; anion gap darah 7,35-7,45 ; anion gap
mmol/L <12 mEq/L ; Keton <12 mEq/L ; Keton
darah ,0,6 mmol/L darah ,0,6 mmol/L
Rencana Perawatan  Ruang rawat intensif  Rawat inap biasa atau intensif  Rawat inap biasa atau  Rawat inap biasa atau
sesuai kondisi pasien intensif sesuai kondisi intensif sesuai kondisi pasien
pasien

KRISIS HIPERGLIKEMIA
KRISIS HIPERGLIKEMIA

1. Pengertian Krisis hiperglikemia, mencakup ketoasisdosis diabetic (KAD) dan status hiperglikemia hyperosmolar (SHH), merupakan
komplikasi metabolic akut paling serius pada pasien diabetes mellitus. Krisis hiperglikemia terjadi akibat defisiensi
insulin dan peningkatan hormone counterregulatory (glucagon, katekolamin, kortisol dan growth hormone). SHH
terjadi ketika defisiensi insulin yang relative (terhadap kebutuhan insulin) menimbulkan hiperglikemia berat dan
dehidrasi dan akhirnya menyebabkan kondisi hiperosmolaritas. KAD terjadi bila defisiensi insulin yang berat tidak saja
hiperglikemia dan dehidrasi, tapi juga mengakibatkan produksi keton meningkat serta asidosis metabolic. Spectrum
kedua kondisi ini dapat saling overlap.1-4

2. Anamnesis 1. KAD
 Mual/muntah, haus/polyuria, nyeri perut, sesak nafas; gejala berkembang dalam waktu <24jam.
Factor presipitasi meliputi riwayat pemberian insulin inadekuat, infeksi (pneumonia, infeksi
saluran kemih, infeksi intraabdominal, sepsis), infark (serebral, coroner, mesentrika, perifer), obat
(kokain), kehamilan.
2. SHH
 Riwayat polyuria, berat badan turun, da berkurangnya asupan oral yang terjadi dalam beberapa
minggu dan akhirnya terjadi letargi/ koma. Factor presipitasi meliputi infark miokard, stroke,
sepsis, pneumonia, infeksi berat lainnya, keadaan seperti riwayat stroke sebelumnya atau
demensia atau situasi social yang menyebabkan asupan air berkurang.

3. Pemeriksaan Fisik 1. KAD


 Takikardia, dehidrasi, hipotensi, takipnea, pernapasan kussmaul, distress pernapasan, napas bau
keton, nyeri tekan perut ( menyerupai pankreatitis akut), letargi atau koma.
2. SHH
 Dehidrasi, hipotensi, takikardia, perubahan status mental
3. Pemeriksaan tambahan 1. KAD
 Diagnosis KAD ditegakkan bila ditemukan hiperglikemia (>250 mg/dL), ketonemia dana tau
ketonuria dan asidosis metabolic (HCO3 <18) dengan anion gap meningkat.
2. SHH
 Hiperglikemia (dapat >600 mg/dL), hiperosmolaritas (>350 mOsmol/L), azotemia prerenal.
Asidosis dan ketonemia tidak ada atau ringan. pH >7,3 dan bikarbonat >18 mEq/L.
3. Diagnosis banding Starvation ketosis, alcoholic ketoacidosis, asidosis laktat, penyalahgunaan obat-obatan (salisilat, methanol, etilen
glikol, paraldehid), akut pada gagal ginjal kronik 5

4. Penatalaksanaan 1. Pemberian cairan4


Pemberian cairan mengikuti algoritma :
2. Terapi Insulin
3. Koreksi kalium

4. Bikarbonat
 Jika pH vena <6,9, berikan 100 mmol natrium bikarbonat dalam 400 ml steril water ditambah 20
mEq KCL diberikan selama 2 jam. Jika pH masih <7, ulangi setiap 2 jam sampai pH >7. Periksakan
kadar kalium serum tiap 2 jam.
 Jika pH vena ≥ 6,9 : tidak perlu diberikan natrium bikarbonat.
5. Pemantauan
Pantau tekanan darah, nadi, napas, status mental, asupan cairan dan urin tiap 1-4jam.

5. Komplikasi Renjatan hipovolemik, thrombosis vena, perdarahan saluran cerna atas, sindrom distress pernapasan akut.
Komplikasi pengobatan adalah hipoglikemia, hypokalemia, overload edema serebral.
6. Prognosis KAD memiliki angka kematian 2% untuk usia <65 tahun dan 22% untuk usia >65 tahun. SHH memiliki angka mortalitas
20-30%

Anda mungkin juga menyukai