Anda di halaman 1dari 24

SOSIALISASI

BENTURAN
KEPENTINGAN
Drs. Achmad Kurniawan Kadir, MPA
Purworejo, 6 April 2022
KONFLIK KEPENTINGAN

• “Kondisi Pejabat Pemerintahan yang memiliki kepentingan pribadi untuk menguntungkan diri
sendiri dan/atau orang lain dalam penggunaanWewenang sehingga dapat mempengaruhi
netralitas dan kualitas Keputusan dan/atauTindakan yang dibuat dan/atau dilakukannya”
• UU 30/2014 tentang Administrasi Pemerintahan

• “Situasi dimana Penyelenggara negara memiliki atau patut diduga memiliki


kepentingan pribadi terhadap setiap penggunaan wewenang sehingga
dapat mempengaruhi kualitas keputusan dan/atau tindakannya”
• PermenPAN-RB 37/2012 tentang Pedoman Umum Penanganan Benturan
Kepentingan
ISU PELANGGARAN KONFLIK KEPENTINGAN
Rangkap jabatan sebagai eksekutif suatu organisasi Proses pengangkatan/mutasi/promosi personil pegawai
atau membuka jasa profesi lainnya berdasarkan hubungan dekat/balas jasa/
rekomendasi/pengaruh dari Penyelenggara Negara;
MODUS PELANGGARAN KONFLIK KEPENTINGAN
Proses pengeluaran ijin oleh Penyelenggara Negara kepada suatu pihak Proses pembuatan kebijakan Penyelenggara Negara yang
yang mengandung unsur ketidakadilan atau pelanggaran terhadap berpihak kepada suatu pihak akibat pengaruh/hubungan
persyaratan perijinan ataupun pelanggaran terhadap hukum;
dekat/ketergantungan/ pemberian gratifikasi;
MODUS PELANGGARAN KONFLIK KEPENTINGAN
Tendensi untuk menggunakan asset dan informasi Tendensi untuk menggunakan asset dan informasi
penting Negara untuk kepentingan pribadi; Misalnya
penting Negara untuk kepentingan pribadi; BANSOS!!!

Konflik Kepentingan berdampak pada Kebijakan Publik


Hilangnya “Kepercayaan” pada lembaga dan pejabat publik
Titik krusial dari konflik
kepentingan adalah

bagaimana kita (suatu saat


menjadi/sebagai penyelenggara
negara atau pejabat
pemerintah)
menangani dan
mengendalikan konflik
kepentingan
KONFLIK KEPENTINGAN DAN
PENCEGAHAN KORUPSI
“ Konflik kepentingan dapat menjadi pendorong terjadinya pelanggaran (Reed, 2008)”.
“Konflik Kepentingan diasosiasikan dengan permasalahan korupsi (Argandona, 2004)”.

Pelanggaran
Etika

x
Konflik Tindak Pidana
Kepentingan Korupsi

Konflik Kepentingan yang tidak ditangani


meningkatkan risiko pada kemunculan pelanggaran
etika dan tindak pidana korupsi
• “Kondisi Pejabat Pemerintahan yang memiliki
kepentingan pribadi untuk menguntungkan diri
sendiri dan/atau orang lain dalam penggunaan
Wewenang sehingga dapat mempengaruhi
netralitas dan kualitas Keputusan dan/atau Tindakan
yang dibuat dan/atau dilakukannya”
Apa itu ❑ Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan

• “Situasi dimana
Konflik
Penyelenggara negara
memiliki atau patut diduga
Kepentingan?
memiliki kepentingan pribadi
terhadap setiap penggunaan
wewenang sehingga dapat
mempengaruhi kualitas
keputusan dan/atau
tindakannya”
❑ PermenPAN-RB 37/2012 tentang Pedoman Umum Penanganan Benturan Kepentingan
Konflik
kepentingan

Konflik Kepentingan yang tidak ditangani Pelanggaran


dapat meningkatkan risiko pada etika
kemunculan pelanggaran etika dan
tindak pidana korupsi
Tindak
pindana
korupsi
SANKSI KONFLIKKEPENTINGAN (TIPIKOR)
• “Dipidana dengan pidana penjara seumur
hidup atau pidana penjara paling singkat 4
(empat) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) dan paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);
Pegawai negeri atau penyelenggara negara
baik langsung maupun tidak langsung
dengan sengaja turut serta dalam
• Pasal 12 huruf i Undang-Undang 31 Tahun 1999 Jo Undang pemborongan, pengadaan, atau pengawasan
Undang 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang- yang pada saat dilakukan perbuatan, untuk
Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi mengatur secara spesifik larangan seluruh atau sebagian ditugaskan untuk
dan sanksi pidana konflik kepentingan dalam pengadaan mengurus atau mengawasinya”.
barang dan jasa.
PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN UNTUK
SANKSI PENYELENGGARA NEGARA (PP 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA
CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF )
KONFLIKKEPENTINGAN

• Administrasi Ringan: teguran lisan, teguran • Administrasi Ringan: teguran lisan, teguran
tertulis, dan pernyataan tidak puas secara tertulis, dan penundaan kenaikan pangkat,
tertulis golongan, dan/atau hak-hak jabatan
• Administrasi Sedang: penundaan kenaikan
gaji, penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan • Administrasi Berat: pemberhentian tetap
gaji, dan penundaan kenaikan pangkat dengan memperoleh hak-hak keuangan dan
fasilitas lainnya, pemberhentian tetap tanpa
• Administrasi Berat: penurunan pangkat, memperoleh hak-hak keuangan dan fasilitas
pembebasan dari jabatan, pemberhentian lainnya, pemberhentian tetap dengan
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri memperoleh hak-hak keuangan dan fasilitas
sebagai pegawai Negeri Sipil, dan lainnya serta dipublikasikan di media massa,
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai atau pemberhentian tetap tanpa
Pegawai Negeri Sipil. memperoleh hak-hak keuangan dan fasilitas
lainnya serta dipublikasikan di media massa.
1974 1974 1980 1992

PP 6/1974 tentang
Pembatasan Kegiatan
KEPPRES 10/1974 tentang PP 30/1980 tentang
Beberapa Pembatasan Kegiatan Peraturan Disiplin
KEPRES 47/1992
tentang Perubahan
PP
Pegawai Negeri Dalam
Usaha Swasta
Pegawai Negeri dalam Rangka Pegawai Negeri Sipil
Pendayagunaan Aparatur Negara
Atas KEPRES 10/1974 Dispilin
dan Kesederhanaan Hidup
PNS
2011 2011 2010 2004 1999
diatur di
PermenPANRB 49/2011 Inpres 17/2011 PP 53/2010 PP 42/2004 UU 28/1999 tentang
tahun
tentang Pedoman Umum
Pakta Integritas di
Tentang Aksi
Pencegahan dan
tentang Disiplin
Pegawai Negeri
Tentang Pembinaan
Jiwa Korps dan
Penyelenggara Negara
Yang Bersih dan Bebas
1980,
Lingkungan K/L dan
Pemda
Pemberantasan
Korupsi Th 2012
Sipil Kode Etik Pegawai
Negeri Sipil
dari KKN 2010,
2012 2014 2014 2014 2016 2021 2021.

PermenPANRB 37/2012 UU 5/2014 UU 23/2014 UU 30/2014 PP 48/2016 tentang PP 94/2021


tentang Pedoman Umum tentang Aparatur tentang tentang Tata Cara Pengenaan tentang Disiplin
Penanganan Benturan Sipil Negara Pemerintahan Administrasi Sanksi Administratif Pegawai Negeri
Kepentingan Daerah Pemerintahan Kepada Pejabat Sipil
Pemerintahan
PETIKAN PERATURAN
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah
UU Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan Pasal 76
(1) Kepala daerah dan wakil kepala daerah dilarang:
a. membuat keputusan yang secara khusus memberikan
Pasal 42
keuntungan pribadi, keluarga, kroni, golongan tertentu, atau
(1) Pejabat Pemerintahan yang berpotensi memiliki Konflik kelompok politiknya yang bertentangan dengan ketentuan
Kepentingan dilarang menetapkan dan/atau melakukan peraturan perundang-undangan;
Keputusan dan/atau Tindakan. b. membuat kebijakan yang merugikan kepentingan umum dan
meresahkan sekelompok masyarakat atau mendiskriminasikan
warga negara dan/atau golongan masyarakat lain yang
Pasal 45
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
(1)Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan sebagaimana undangan;
dimaksud dalam Pasal 42 dan Pasal 43 menjamin dan c. menjadi pengurus suatu perusahaan, baik milik swasta maupun
bertanggung jawab terhadap setiap Keputusan dan/atau milik negara/daerah atau pengurus yayasan bidang apa pun;
Tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukannya. d. menyalahgunakan wewenang yang menguntungkan diri sendiri
(2)Keputusan dan/atau Tindakan yang ditetapkan dan/atau dan/atau merugikan Daerah yang dipimpin;
dilakukan karena adanya Konflik Kepentingan dapat e. melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme serta menerima
dibatalkan uang, barang, dan/atau jasa dari pihak lain yang mempengaruhi
keputusan atau tindakan yang akan dilakukan;
PEJABAT YANG
BERPOTENSI MEMILIKI
BENTURAN
KEPENTINGAN
Pejabat Lain
yang Diangkat Staf Khusus da n Utusan Khusus
Presiden/Menteri
03 Presiden/Wakil Presiden/Menteri

Yudikatif 02 H a k im
• Pejabat pe me ri nta h y a ng • Pengawas
b e r w e n a n g da l a m • Pela k sa na
• Penilai
pengambilan keputusan
Eksekutif • Jaksa
01 da n pe ne ntuan kebijakan • Penyidik
• Perencana • Panitera
JENIS BENTURAN KEPENTINGAN
PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 50 TAHUN 2016

• Kebijakan yang berpihak akibat pengaruh / hubungan Melakukan pengawasan tidak sesuai norma, standar, dan
dekat / ketergantungan / pemberian gratifikasi prosedur
• Pemberian izin yang diskriminatif Menjadi bawahan pihak yang dinilai
• Pengangkatan pegawai berdasarkan hubungan dekat / Melakukan pengawasan atas pengaruh pihak lain
balas jasa / rekomendasi / pengaruh dari pejabat
Melakukan penilaian atas pengaruh pihak lain
pemerintah
Melakukan penilaian tidak sesuai norma, standar, dan
• Pemilihan partner / rekanan kerja berdasarkan keputusan
prosedur.
yang tidak profesional
Menjadi bagian dari pihak yang memiliki kepentingan atas
• Melakukan komersialisasi pelayanan publik
sesuatu yang dinilai
• Penggunaan aset dan informasi rahasia untuk kepentingan
Penyelidikan dan penyidikan yang dapat merugikan pihak
pribadi
terkait karena pengaruh pihak lain
• Menjadi bagian dari pihak yang diawasi
KONFLIK
KEPENTINGAN

APA SAJA YANG


SERING TERJADI ?
PENYEBAB KONFLIK KEPENTINGAN

Hubungan Kelemahan Sistem


Kepemilikan
Afiliasi Organisasi
Aset

Rangkap Jabatan
dan Moonlighting Kepentingan
Gratifikasi Pribadi
PRINSIP Mengutamakan kepentingan umum/publik

DASAR DALAM
PENANGANAN Menciptakan keterbukaan penanganan

BENTURAN
dan pengawasan benturan kepentingan

KEPENTINGAN Mendorong tanggung jawab pribadi dan


sikap keteladanan

Menciptakan dan membina budaya


organisasi yang tidak toleran terhadap
benturan kepentingan
Menyusun kerangka kebijakan Aspek pokok dan yang perlu diperhatikan dalam menyusun kerangka kebijakan:
➢ Pendefinisian benturan kepentingan yang berpotensi membahayakan integritas & individu
penanganan benturan kepentingan ➢ Komitmen pimpinan dalam penerapan kebijakan
➢ Pemahaman & kesadaran yang baik tentang benturan kepentingan untuk mendorong kepatuhan penanganan benturan
kepentingan
➢ Keterbukaan informasi yang memadai terkait penanganan benturan kepentingan
➢ Keterlibatan para stakeholder dalam penanganan benturan kepentingan
➢ Monev Kebijakan penanganan benturan kepentingan
Mengidentifikasi Situasi
➢ Identifikasi terhadap situasi yang termasuk dalam kategori benturan kepentingan
Benturan Kepentingan ➢ Penjabaran yang jelas mengenai situasi & hubungan afiliasi yang menimbulkan benturan kepentingan sesuai dengan tupoksi
masing – masing organisasi
➢ Identifikasi tentang situasi benturan kepentingan harus konsisten dengan ide dasar bahwa ada berbagai situasi dimana
kepentingan pribadi & hubungan afiliasi seorang penyelenggara negara dapat menimbulkan benturan kepentingan

➢ Menyusun kode etik


Menyusun strategi Penanganan
➢ Pelatihan, arahan, serta konseling dengan memberi contoh – contoh praktis dan langkah – langkah untuk mengatasi situasi
Benturan Kepentingan benturan kepentingan
➢ Deklarasi benturan kepentingan
➢ Dukungan kelembagaan

➢ Pengurangan (divestasi) kepentingan pribadi penyelenggara negara dalam jabatannya


Tindakan yang diperlukan apabila ➢ Penarikan diri dari proses pengambilan keputusan
➢ Membatasi akses informasi
Penyelenggara Negara berada dalam ➢ Mutasi penyelenggara jabatan ke jabatan lain yang tidak memiliki benturan kepentingan
➢ Mengalihtugaskan tugas dan tanggungjawab penyelenggara negara yang bersangkutan
Situasi Benturan Kepentingan ➢ Pengunduran diri penyelenggara negara dari jabatan yang menyebabkan benturan kepentingan
➢ Pemberian sanksi bagi yang melanggar
Penegakan kebijakan Partisipasi publik
Ko mi t men d an Perhatian khusus atas penanganan benturan dalam melakukan
keteladanan p em i m p i n hal tertentu kepentingan pengawasan d an
p emb eri an masukan
1 3 5 7
2 4 6

Partisipasi d an Beb erap a langkah Monitoring d an


keterlibatan p ara prevetif dapat evaluasi internal
penyelenggara n eg ara dilakukan untuk secara berkala untuk
menghindarai situasi u m p a n balik perbaikan
benturan kepentingan berkelanjutan

FAKTOR PENDUKUNG PENANGANAN


BENTURAN KEPENTINGAN
1 Laporkan ke atasam langsung dengan
mencantumkan identitas dan bukti

Atasan langsung memeriksa kebenaran laporan

2 paling lambat 3 (tiga) hari kerja. Dituangkan


dalam BAP, disampaikan kepada Bupati
ditembuskan ke Insepktur

3 Apabila hasil dari pemeriksaan tersebut benar maka dalam


waktu paling lambat 2 (dua) hari, atasan melaporkan ke
pejabat yang berwenang untuk ditindaklanjuti

4 Inspektur melakukan pegawasan terhadap


pelaksanaan keputusan yang diambil oleh pejabat
yang berwenang

5 Instansi pemerintah menindak lanjuti serta


melakukan sosialisasi kepada seluruh pegawai
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai