Anda di halaman 1dari 28

Laporan Kasus Kedokteran Okupasi

PTERYGIUM GRADE I OCULAR SINISTRA PADA PEREMPUAN 43 TAHUN


YANG BEKERJA SEBAGAI PETANI DAN PEDAGANG

Nama Mahasiswa:
Ellysa Kurnia Fitriana H1AP12046
Selli Efrida Siahaan H1AP13042
Yutrianta Romilda H1AP19020
Erdhika Pradigma H1AP20039

Nama Pembimbing:
dr. Eko Rahmi N, M.Si.
dr. Mona Friska
dr. RA. Yenni Warningsih

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS


UPTD. PUSKESMAS PASAR IKAN KOTA BENGKULU
FKIK UNIVERSITAS BENGKULU
2021
Fasilitas Pelayanan Kesehatan : UPTD Puskesmas Pasar Ikan
No Berkas : 01/KedOkupasi/2021/FKIK/UNIB
No Rekam Medis : 00005

Data Administrasi
Tanggal 21 Oktober 2021 diisi oleh : Ellysa Kurnia F, S. Ked.
Selli Efrida Siahaan, S. Ked.
Yutrianta Romilda, S.Ked.
Erdhika Pradigma, S.Ked.

Pasien Keterangan
Nama Ny. YA
Umur / Tgl. Lahir 43 tahun / 25 September 1978
Alamat Kebun Roos
Jenis kelamin Perempuan
Kedudukan dalam keluarga Istri
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Petani dan Pedagang
Status perkawinan Menikah
Telah diobati sebelumnya Belum diobati
Alergi obat Tidak ada
Sistem pembayaran BPJS

2
DATA PELAYANAN

I. ANAMNESIS (dilakukan secara autoanamnesis)

A. Alasan Kedatangan
Keluhan utama : Mata merah, perih dan seperti ada yang mengganjal
Kekhawatiran : Tidak bisa melihat
Harapan : Bisa melihat secara jelas seperti sebelumnya
Persepsi : Penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan

B. Keluhan Lain / Tambahan


Pasien juga merasa matanya berpasir, gatal dan silau di mata kiri.

C. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang


Seorang pasien perempuan umur 43 tahun, suku Bengkulu, datang
ke Poli Umum Puskesmas Pasar Ikan tanggal 21 Oktober 2021 dengan
keluhan utama mata merah, perih dan terasa ada yang mengganjal di mata
kiri. Keluhan ini dialami sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu, ketika
bercermin pasien melihat seperti ada sesuatu yang tumbuh pada mata
kirinya. Pasien kadang merasakan gatal, pasien juga mengeluhkan rasa
silau, tidak ada kotoran mata, tidak ada mata berair, ataupun tidak ada
penurunan penglihatan. Pasien biasa mengucek matanya dan sering terkena
debu ataupun paparan sinar matahari dengan pekerjaannya sebagai petani
dan pedagang. Gejala terus menerus dirasakan dan gejala berkurang saat
pasien istirahat atau menutup matanya.
Pasien merupakan seorang petani yang berkerja 4 jam setiap
harinya. Pasien berkerja sebagai seorang petani sudah kurang lebih 10
tahun. Pasien sering bekerja dimana sering kontak dengan debu dan sinar
matahari dan tidak pernah memakai alat pelindung diri (APD). Posisi saat
bekerja pasien membungkuk dan menggunakaan alat cangkul dan arit. Saat

3
berkebun pasien membawa keranjang diatas kepala yang berisi hasil dari
kebun tersebut.

D. Riwayat Penyakit Dahulu


 Pasien tidak pernah menderita alergi makanan, dingin, debu ataupun obat-
obatan.
 Riwayat Diabetes Melitus disangkal.
 Riwayat Hipertensi disangkal.
 Riwayat Kolestrol disangkal.

E. Riwayat Penyakit Keluarga


 Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama.
 Riwayat alergi di keluarga tidak ada.
 Riwayat ibu dengan Diabetes Melitus.
 Riwayat Hipertensi di keluarga tidak ada

F. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien telah menjadi seorang petani sekitar lebih kurang 10 tahun.
Pasien juga bekerja sebagai pedagang pada hari Sabtu dan Minggu sejak
tahun 2010 hingga sekarang. Pasien setiap harinya bekerja mulai dari pagi
sampai siang hari.

4
G. Anamnesis Okupasi
1. Jenis pekerjaan
Jenis Bahan/Material Tempat Kerja Masa Kerja
Pekerjaan Yang Digunakan (Dalam Bulan/
Tahun)
Petani - Alat: keranjang, di Rawa +10 tahun dan
cangkul, arit. Makmur sudah berhenti
- Bahan: Padi
Pedagang Alat: Palu Pasar Minggu Sejak 2010-
sekarang

2. Uraian Tugas/Pekerjaan
Pasien sudah bekerja sebagai petani selama lebih kurang 10 tahun
pada hari senin-jumat dan pedagang di pasar minggu pada hari sabtu dan
minggu. Pasien bekerja di sawah mulai dari pukul 09.00 - 13.00 WIB.
Awalnya pasien naik motor dari rumah membawa keranjang dikepala
menuju ke sawah. Pasien berkerja dengan menggunakan cangkul sebagai
alat untuk menunjang dalam menanam padi. Pasien juga bekerja sebagai
pedagang di Pasar Minggu pada hari Sabtu dan Minggu + 7 jam. Pasien
berjualan es dan mainan anak.
Tabel 1.1 Uraian Pekerjaan Senin-Jumat
N Waktu (Jam) Kegiatan
o
1 08.45 – 09.00 Pasien berangkat dari rumah dengan naik motor menuju ke sawah
2 09.00 – 11.00 Pasien bertani di sawah
3 11.00 – 11.30 Istirahat
4 11.30 – 12.45 Bekerja
5 12.45 – 13.00 Pasien pulang kerumah

5
Tabel 1.2 Uraian Pekerjaan Sabtu dan Minggu
N Waktu (Jam) Kegiatan
o
1 08.00 – 08.15 Pasien berangkat dari rumah dengan naik motor menuju ke pasar
2 08.15 – 12.00 Berdagang
3 12.00 – 12.30 Istirahat
3 12.30 – 15.00 Berdagang
4 15.00 – 15.15 Pasien pulang kerumah

3. Tabel Bahaya Potensial


Urutan Bahaya Potensial Gangguan Risiko
kegiatan Fisi Ki Bio Ergo Psiko Kesehatan Kecelak
k m yang aan
mungkin Kerja
Berangkat Angi De Bakt Tekanan Hasil  Mialgia Kecelak
dari rumah n bu eri pada panen  Low aan Lalu
menuju Viru punggung sedikit Back Pain Lintas
sawah sekitar s dan kepala
karena
pukul 08.45 Jam pasien yang
tersera
WIB ur membawa
ng
keranjang
hama
Melakukan Angi De Bakt Posisi saat Hasil  Pterigium Kecelak
kegiatan di nSin bu eri berkerja panen  Konjungti aan
sawah hingga ar Viru sedikit sedikit Lalu
vitis
sampai pukul Ultr s membungk
karena  Mialgia Lintas
13.00 WIB aviol Jam uk dan
tersera  Low
et ur tekanan
ng Back Pain
pada
hama
punggung
dan kepala
pasien yang
membawa

6
keranjang
yang
dipakai
berulang-
ulang untuk
membawa
hasil
bertani.

Melakukan Angi De Bakt Kaku pada Hasil  Pterigium Kecelak


kegiatan di n bu eri tangan penjua  CTS aan
Pasar hingga Sina Viru akibat lan Lalu
sampai pukul r s sering
sedikit Lintas
15.00 WIB Ultr Jam memgang
pada
a ur batu es dan
musim
viole palu
hujan
t

4. Hubungan Pekerjaan dengan Penyakit yang Dialami


Pasien bekerja rata-rata 4 jam setiap harinya. Pekerjaan pasien
membuatnya harus terpapar dengan angin, debu, dan sinar matahari dalam
jangka waktu yang cukup lama. Pasien melakukan pekerjaan tanpa
menggunakan alat pelindung diri seperti kacamata dan topi untuk
melindungi mata dari sinar matahari. Saat bekerja pasien jarang mencuci
tangan sehingga pasien sering makan atau menyentuh bagian mata dengan
tangan yang kotor. Akibatnya paparan terus menerus dari sinar matahari,
debu, dan angin menjadi faktor risiko timbulnya pterygium pada mata kiri.

7
5. Body Map Discomfort

Keterangan:
Tanda pada gambar, area yang dirasakan:
Kesemutan = = Pegal-pegal =
Baal = Nyeri

8
6. B R I E F ™ SURVEY Berikan tanda ‘ ’ pada bagian kanan atau kiri sesuai dengan hasil anamsesis / observasi

Kesimpulan BRIEF Survey


High risk : tangan kiri dan kanan
Medium risk pada : pergelangan tangan kanan dan kiri, leher, bahu, punggung, kaki kiri dan kanan.
Low risk pada : Tidak ada.
Untuk mendapatkan gangguan muskuloskeletal

9
IV. PEMERIKSAAN FISIK OKUPASI
1. Tanda Vital
a. Nadi : 88 x/ menit c. Tekanan Darah (duduk) : 120/70 mm Hg
b. Pernafasan : 20 x/ menit d. Suhu Badan : 36.6o C

2. Status Gizi
a. Tinggi Badan : 157 cm Berat Badan : 53 Kg
Bentuk Badan Astenikus Atletikus Piknikus

3. Tingkat Kesadaran dan keadaan umum


a. Kesadaran : Compos Mentis Kesadaran menurun
b. Tampak kesakitan : Tidak Ya
c. Berjalan ada gangguan : tidak Ya

4. Kelenjar Getah Bening Jumlah, Ukuran, Perlekatan, Konsistensi


Leher : Normal Tidak Normal
Submandibula Normal Tidak Normal
Ketiak : Normal Tidak Normal
Inguinal Normal Tidak Normal

10
5. Mata
Mata kanan Mata kiri
a. Persepsi Normal Buta Warna Normal Buta Warna
warna Parsial Parsial
Buta Warna Buta Warna
Total Total
b. Kelopak mata Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
c. Konjungtiva Normal Hiperemis Normal Hiperemis
Sekret Sekret
Pucat Pucat
Pterigium Pterigium
d. Kesegarisan/ Normal Strabismus Normal Strabismus
letak bola
mata
e. Sklera Normal Ikterik Normal Ikterik
f. Lensa mata Tidak Keruh Tidak Keruh Keruh
Keruh
g. Bulu mata Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
h. Penglihatan 3 Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
dimensi

6. Telinga
Telinga Kanan Telinga Kiri
a. Daun telinga Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
b. Liang telinga Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal

- Serumen Tidak ada Ada serumen Tidak ada Ada serumen


Menyumbat Menyumbat
(prop) (prop)
c. Membran Intak Tidak intak Intak Tidak intak
Timpani lainnya…… lainnya……
d. Tes berbisik (Tidak dilakukan)
e. Tes garpu (Tidak dilakukan)

11
tala
f. Rinne (Tidak dilakukan)
g. Weber (Tidak dilakukan)
h. Swabach (Tidak dilakukan)

7. Hidung
Meatus Nasi Normal Tidak Normal
Septum Nasi Normal Deviasi ke ........
Konka Nasal Normal Udem lubang hidung ........

Nyeri Ketok Sinus Normal Nyeri tekan positif di


……..
Penciuman (Tidak dilakukan)

8. Tenggorokan
a. Pharynx Normal Hiperemis Granulasi
b. Tonsil Kanan : Kiri :
Ukuran To T1 T2 T3 To T1 T2 T3
Normal Hiperemis Normal Hiperemis
c. Palatum Normal Tidak Normal

9. Leher
a. Gerakan leher Normal Terbatas
b. Kelenjar Thyroid Normal Tidak Normal
c. Pulsasi Carotis Normal Bruit
d. Tekanan Vena Normal Tidak Normal
Jugularis
e. Trachea Normal Deviasi
f. Lain-lain : …..

12
10. Dada

a. Bentuk Simetris Asimetri


s
b. Lain – lain

11. Paru-paru dan Jantung


Keterangan
a. Palpasi Normal Tidak Normal
- Iktus Kordis Normal Tidak Normal
Kanan Kiri
b. Perkusi Sonor Sonor
Redup Redup
Hipersonor Hipersonor
- Batas Jantung Normal Tidak Normal ,
sebutkan
c. Auskultasi : Vesikular Vesikular
- Bunyi Napas Bronchovesikular Bronchovesikular
- Bunyi Napas tambahan Ronkhi Ronkhi
Wheezing Wheezing
- Bunyi Jantung Normal Tidak Normal

12. Abdomen

a. Inspeksi Normal Tidak Normal


b. Perkusi Timpani Redup
c. Auskultasi
Normal Tidak Normal
- Bising Usus
d. Hati Normal Teraba

e. Limpa Normal
Teraba shcufner …..

13
Kanan Kiri

Normal Normal
f. Ginjal
Tidak Normal Tidak Normal
Normal Normal
g. Ballotement
Tidak Normal Tidak Normal
h. Nyeri costo vertebrae Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal

13. Genitourinaria
 Tidak diperiksa

14. Ekstremitas
Kanan Kiri
a.Tulang/Sendi Ekstremitas Atas
 Gerakan Normal Normal
Tidak normal Tidak normal
 Tulang Normal Normal
Tidak normal Tidak normal
 Sensibilitas Baik Baik
Tidak baik Tidak baik
 Oedema Tidak ada Tidak ada
Ada Ada
 Varises Tidak ada Tidak ada
Ada Ada
 Kekuatan otot 5/5/5/5 5/5/5/5
 Vaskularisasi Baik Baik
Tidak baik Tidak baik
 Kelainan kuku
Ada Ada
Tidak ada Tidak ada

14
Kanan Kiri
b.Tulang/Sendi Ekstremitas Bawah
 Gerakan Normal Normal
terbatas terbatas
 Kekuatan otot 5/5/5/5 5/5/ 5/5
 Tulang Normal Normal
Tidak normal Tidak normal
 Sensibilitas Baik Baik
Tidak baik Tidak baik
 Oedema Tidak ada Tidak ada
Ada Ada
 Varises Tidak ada Tidak ada
Ada Ada
 Vaskularisasi Baik Baik
Tidak baik Tidak baik
 Kelainan kuku Ada Ada
Tidak Ada Tidak Ada

14. Refleks Kanan Kiri

a. Refleks Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal


Fisiologis
patella
b. Refleks Negatif Positif Negatif Positif
Patologis:
Babinsky

15
Status Lokalis (Oftalmologis)
Lokasi: - Ocular sinistra
Inspeksi:

Foto mata pasien:


Mata Kiri

Keterangan:
Terlihat adanya selaput putih dari arah medial dan lateral ke kornea pada mata kiri
pasien.
Foto kunjungan:

16
V. Resume Kelainan Yang Didapat
Pasien perempuan umur 43 tahun, suku Bengkulu, datang ke Puskesmas
Pasar Ikan pada tanggal 21 Otober 2021. Pasien datang dengan keluhan mata
tampak merah, perih dan pada mata kiri terasa ada yang mengganjal. Tidak ada
riwayat trauma pada mata. Pasien juga sering mengeluhkan pegal-pegal pada kaki,
telapak tangan dan punggung. Pasien biasa mengucek matanya dan sering terkena
debu ataupun paparan sinar matahari dengan pekerjaannya sebagai petani dan
pedagang. Keluhan ini dirasakan sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu.
Dari hasil pemeriksaan fisik. Pada mata kiri pasien terlihat adanya selaput
putih dari arah medial dan lateral ke kornea pada mata kiri pasien. Pupil bulat,
sentral, Reflek cahaya (+)

VI. Pemeriksaan Penunjang


Tidak dilakukan.

VII. Hasil Body Map


Pada body map discomfort didapatkan kesimpulan bahwa pasien sering
merasakan pegal-pegal pada punggung, kedua telapak tangan dan kedua ekstremitas
bawah.

VIII. Hasil Brief Survey


Terdapat risiko tinggi pada punggung, medium risk pada tangan kiri dan
kanan, pergelangan tangan kanan dan kiri, bahu, leher, dan kedua kaki dan tidak
terdapat risiko rendah untuk mendapatkan gangguan muskuloskletal.

IX. Diagnosis Kerja


Pterygium grade I Ocular Sinistra

X. Diagnosis Differensial
 Penguecule
 Pseudopterygium
 Tumor limbus

17
18
XI. Diagnosis Okupasi
Diagnosis Pterygium grade I Ocular Dekstra dan Sinistra
Klinis
Dasar Anamnesis:
Diagnosis Pasien perempuan umur 43 tahun, suku Bengkulu, datang ke
Puskesmas Pasar Ikan tanggal 21 Oktober 2021. Pasien datang
dengan keluhan utama, mata terlihat merah, perih dan terasa ada yang
mengganjal. Pasien sering bekerja di sawah dimana sering kontak
dengan debu dan sinar matahari. Pasien naik motor dari rumah menuju
ke sawah. Pasein berkerja di sawah dengan menggunakan cangkul
sebagai alat untuk menunjang dalam menanam padi, dan
menggunakan arit untuk mengambil hasil panen dari menanam genjer.
Selanjutnya pasien pulang kembali kerumahnya dengan membawa
keranjang yang biasanya berisi sayur-sayuran. Pasien juga bekerja
sebagai pedagang di pasar dan sering terpapar debu dan sinar
matahari.
Pemeriksaan Fisik:
Pada Okuli sinistra
- Terlihat adanya selaput putih dari arah medial dan lateral ke kornea
mata kiri pasien.

Pajanan di Fisik: Sinar UV, Angin


tempat kerja Kimia: Debu
Biologi: Bakteri, Virus, Jamur
Psikososial: Hasil panen sedikit karena terserang hama
Ergonomis: Posisi bekerja yang tidak ergonomis yaitu, sedikit
membungkuk dan tekanan pada pundak serta kepala.

Kesimpulan: dari pajanan di tempat kerja yang telah dipaparkan di


atas dapat diperkirakan bahwa pterigium yang dialami pasien
merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh lingkungan
kerja yang mendukung risiko kejadian pterigium seperti sinar UV,

19
angin, dan debu.

Evidence Based - Sinar UV


Sinar UV menjadi risiko yang berperan dalam kejadian pterigium.
Berdasarkan penelitian Modenese dan Gobba (2017), paparan sinar
UV ≥ 3 jam per hari mempunyai risiko sangat tinggi dalam kejadian
pterigium. Lingkungan pekerjaan dengan lingkungan risiko sinar
UV yang tinggi dapat meningkatkan risiko 3-4 kali kejadian
pterigium.
- Pekerjaan
Kejadian pterigium kebanyakan terjadi pada pekerjaan yang berada
di outdoors. Berdasarkan penelitian dari Revsan et al. (2018).
Pekerjaan dengan lingkungan outdoors memiliki risiko kejadian
pterigium sebesar 4 kali dibandingkan dengan indoors.
- APD
Penggunaan APD pada pekerja outdoors dapat menurunkan
kejadian pterigium dengan menggunakan kacamata. Berdasarkan
penelitian Fekadu et al. (2020), penggunaan kacamata dapat
menurunkan risiko kejadian pterigium sebesar 62% dibandingkan
tidak memakai kacamata pada pekerja dengan ruang lingkup kerja
outdoors.
- Debu dan polusi
Paparan debu dan polusi menjadi risiko kejadian pterigium. Ini
disebabkan karena paparan tersebut bersifat iritatif yang dapat
merusak dan terjadinya inflamasi pada biomolekul yang ada di
permukaan mata. Polusi mengandung banyak NO2 dan O3 yang
dapat menyebabkan kering. (Lee et al., 2016).
Apakah Pasien bekerja menjadi petani sawah dan kebun serta pedagang pada
pajanan cukup lingkungan kerja sekarang dapat dilihat bahwa pajanan debu, sinar
menimbulkan matahari, dan angin yang terus-menerus memainkan peranan yang
diagnosis besar dalam menimbulkan pterigium yang sedang dialami pasien.
klinis? Sesuai teori bahwa pekerjaan dalam lingkup outdoors, paparan sinar
UV > 3 jam perhari, lingkungan dengan paparan debu dan polusi yang

20
tinggi dapat meningkatkan kejadian pterigium. Pada pasien ini pajanan
pada lingkungan kerja pasien cukup menimbulkan kejadian pterigium.
Faktor Pola makan: pasien makan teratur 3 kali sehari
Individu Kebersihan: kebersihan pasien cukup baik
Pola istirahat: pasien tidur cukup
Pasien menyangkal adanya riwayat Diabetes Melitus
Pasien tidak memiliki kesadaran menggunakan APD dan tidak
memiliki APD untuk digunakan saat bekerja
Faktor lain Pasien tidak memiliki pekerjaan lain dan hobby yang mungkin
menjadi risiko untuk terjadinya pterygium saat ini.
Diagnosis Dari hasil langkah-langkah diagnosis okupasi yang telah dipaparkan di
Okupasi atas dapat disimpulkan bahwa Pterygium grade I Ocular Sinistra yang
diderita pasien merupakan penyakit akibat kerja terdahulu dengan
pajanan fisik (sinar matahari, angin) dan kimiawi (debu, polusi) yang
terus-menerus.

Kategori Kesehatan
- Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan
- Kemampuan fisik tidak terbatas untuk pekerjaan tertentu
- Bugar dan aman untuk pekerjaan sebagai Petani dan Pedagang

21
XII. Pengkajian Masalah Kesehatan Pasien

Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik


 Perempuan usia 43 tahun
 Pekerja aktif sebagai petani
 Mata tampak merah, perih dan ada yang
mengganjal.

Aspek Internal
Pterygium grade I Aspek Psikososial
Pasien belum memiliki
Ocular Sinistra - Hasil panen
kesadaran menggunakan
sedikit karena
APD seperti kacamata
terserang
pelindung dan topi.
hama
Karena pasien bekerja
- Hasil
dibawah sinar matahari
penjualan
langsung.
menurun di
musim hujan

XIII. Prognosis

PROGNOSIS PTERYGIUM
Klinik
Ad Vitam Bonam
Ad Sanationam Bonam
Fungsionam Bonam
Okupasi
Ad Vitam Bonam
Ad Sanationam Bonam
Fungsionam Bonam

22
XIV. Permasalahan Pasien dan Rencana Penatalaksanaan
No Jenis Rencana Tindakan Target Hasil Yang
Permasalahan Waktu Diharapkan
1 Pterygium - Edukasi mengenai pterygium Segera - Mengetahui dan
meliputi faktor risiko, memahami tentang
pencegahan, tatalaksana dan pterygium.
komplikasi. - Tumbuh kesadaran
- Menggunakan APD saat untuk menggunakan
bekerja seperti kacamata APD saat bekerja
pelindung dan topi saat bekerja sebagai upaya unuk
terpapar sinar matahari mengurangi pajanan
atau faktor risiko
Terapi :
-Lubrican eye drop 6 dd gtt 2 OS
- Pterigyum dapat dioperasi jika
pterygium mencapai grade III,
sebelumnya pterygium harus di
hambat perkembangannya
dengan melindungi mata dari
angin, debu, asap serta paparan
sinar UV.

Edukasi:
2. Risiko - Pemberian informasi tentang Segera - Pasien rutin
ergonomis pentingnya meluruskan melakukan
yang cukup badan. peregangan saat
tinggi - Melakukan gerakan bekerja
peregangan otot-otot disela- - Mengetahui risiko
sela pekerjaan setiap 1 jam yang mungkin
sekali. terjadi akibat
- Membiasakan gerakan- linkungan

23
gerakan jari yang telah ergonomi yang
diajarkan. keliru seihngga
- Melakukan gerakan dapat mencegah
menggenggam pada jari-jari kejadian
tangan sehingga tidak kaku gangguan otot
atau kesemutan. rangka selama
- Mengkonsumsi makanan- bekerja
makan yang bergizi

Persetujuan 1
Nama dokter
pembimbing dr. Eko Rahmi N, M. Si
lapangan

Tanda tangan

24
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Pasien perempuan, 43 tahun, seorang petani kebun dan sawah, yang bekerja
kurang lebih 4 jam dengan diagnosis pterygium grade I ocular sinistra yang
merupakan penyakit akibat kerja. Pasien sering melakukan pekerjaan tanpa
menggunakan alat pelindung diri seperti, kacamata pelindung dari sinar
matahari, dan topi sebagai pelindung kepala. Saat bekerja pasien jarang
mencuci tangan sehingga pasien sering makan ataupun menyentuh bagian
wajah termausk mata dengan tangan yang kotor, dan dalam waktu kurang
lebih 4 jam setiap harinya. Hal ini menjadi faktor risiko mata pasien sering
terpapar debu, angin, dan sinar matahari.
2. Dengan mengetahui bahwa pajanan di tempat kerja dapat mempengaruhi
munculnya Pterygium grade I ocular sinistra yang dialami pasien, maka
diharapkan pasien dapat melakukan perubahan dalam kebiasaan
pekerjaanya dengan beberapa edukasi dan saran yang telah diberikan.

Saran
Pada kondisi ini maka perlu kiranya diberikan saran kepada penderita
Pterygium untuk:
1. Pasien menghindari pajanan atau faktor risiko Pterygium dengan memakai
Alat Pelindung Diri (kacamata pelindung, topi) terutama saat bekerja.
2. Pasien menjaga kebersihan diri.
3. Pasien harus rutin memeriksakan kesehatannya ke Pelayanan Kesehatan.
4.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Yanoff M, Dunker JS. Ophthalmology. 2nd ed. Cambridge: Mosby Elsevier


Inc. 2009. H. 248-9.
2. Taylor HR. Pterygium. The Hague: Kugler Publications. 2000. H. 10-24.
3. Jeyaratnam J, Koh D. Buku ajar praktik kedokteran kerja. Judul II. Jakarta:
EGC. 2010. H. 1-16.
4. Lee W. M., et al. Outdoors Air Polution and Pterygium in Korea. 2016. J
korean Med Sci, 32(1):143-150.
5. Modenese, A. and Gobba, F. Occupational Exposure to Solar Radiation at
Different Latitudes and Pterygium: A Systematic Review of the Last 10
Years of Scientific Literature. 2017. Int. J. Environ Res. Public Health.
15,37.
6. Rezvan, F. et al. Prevalence and risk factors of pterygium: a systematic
review and meta-analysis. 2018.
7. Fekadu, S.A. et al. Prevalence of pterygium and its associated factors
among adults aged 18 years and above in Gambella town, Southwest
Ethiopia, May 2019. 2020. PLOS ONE.

26
 APD yang dianjurkan

Dokumentasi

Tempat Pasien

27
Sebelum Intervensi

Setelah Intervensi

28

Anda mungkin juga menyukai