LONG CASE
Oleh:
Rasyiqah Fitriyah
G4A017043
Pembimbing:
dr. Dwi Arini Ernawati, MPH
dr. Anggoro Supriyo
SEPTEMBER 2019
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
Rasyiqah Fitriyah
G4A017043
2
I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
3
II. STATUS PENDERITA
A. PENDAHULUAN
Laporan ini disusun berdasarkan kasus yang diambil dari seorang laki-laki
berusia 76 tahun yang datang ke Ruang Pemeriksaan Puskesmas Kemranjen I.
Pasien ini datang dengan keluhan pandangan mata kanan kabur dan batuk
berdahak.
B. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. M
Usia : 76 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Penghasilan/bulan : tidak menentu, sekitar Rp600.000,00
Alamat : Desa Sibalung RT 03/ RW 07
Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas
Pengantar (Pasien) : Pasien datang diantar oleh istrinya
Tanggal Periksa : Selasa, 20 September 2019
4
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Ruang Pemeriksaan Pusksmas Kemranjen I pada hari
Rabu, 18 September 2019 dengan keluhan pandangan mata kanan kabur
seperti melihat kabut sejak 6 bulan yang lalu. Pandangan mata kanan kabur
timbul perlahan dan semakin lama semakin memburuk. Pandangan
dirasakan seperti melihat kabut. Pasien tidak pernah memberikan obat-
obatan pada matanya dan tidak memeriksakan diri ke dokter. Pasien
mengeluh mata kanan sering berair dan silau terutama saat berada di luar
rumah. Keluhan mata merah disangkal, nyeri pada mata tidak diakui.
Pasien juga mengeluhkan batuk sejak satu minggu yang lalu. Awalnya
pasien mengalami batuk kering terlebih dahulu kemudian menjadi berdahak.
Pasien mengatakan keluhan tidak membaik setelah diberi obat warung dan
pasien tidak memeriksakan diri ke dokter atau mantri. Pasien mengatakan
batuk tidak mengetahui kapan batuk bertambah memberat. Selain batuk
berdahak, pasien menyangkal adanya demam, sesak, dan pusing. Nyeri
kepala disangkal, mual (-), muntah (-).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat mengalami keluhan yang sama : disangkal
- Riwayat mondok : diakui
- Riwayat operasi : operasi prostat 6 tahun lalu,
mengaku belum pernah operasi mata
- Riwayat kecelakaan : disangkal
- Riwayat darah tinggi : disangkal
- Riwayat jantung : disangkal
- Riwayat kencing manis : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat alergi makanan/obat : disangkal
5
- Riwayat jantung : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
6. Riwayat Sosial dan Exposure
- Community : Pasien dalam kesehariannya tinggal dalam
lingkungan nuclear family yang di dalamnya
terdapat seorang suami dan istri.
- Home : Rumah Tn. M berukuran 14m x 7m. Lantai rumah
pasien terbuat dari ubin yang setiap pagi dibersihkan
dengan sapu, dinding terbuat dari tembok, dan atap
rumah yang terbuat dari genteng. Rumah terdiri dari
ruang tamu, ruang shalat, ruang keluarga, satu
kamar, dapur serta satu kamar mandi dan jamban.
Terdapat pula jendela di setiap tempat di rumah Tn.
M, namun hanya jendela yang berada di depan
rumah yang jarang dibuka. Jendela tersebut juga
disertai dengan ventilasi udara seperti lubang angin,
sehingga cahaya matahari yang masuk ke rumah
minimal. Tingkat kelembaban rumah cukup tidak
terlalu lembab. Tidak terdapat kandang ayam tepat
di sisi kanan rumah dan berdempetan. Keluarga Tn.
M terbiasa memasak dengan tungku dan
memperoleh sumber air bersih dari air sumur.
Rumah pasien berada di pemukiman warga yang
berjarak sekitar 2-3 meter antarrumah.
- Hobby : Pasien memiliki kebiasaan pergi ke masjid setiap
waktu sholat dan mengikuti pengajian setiap pekan.
Pasien mengaji setelah waktu maghrib. Pasien
dulunya merupakan seorang perokok dan
menghabiskan satu bungkus rokok setiap hari. Sejak
22 tahun yang lalu pasien sudah berhenti merokok.
6
- Occupational : Pasien adalah seorang petani yang mengelola sawah
miliknya sendiri. Pasien biasanya mulai bekerja
pada 07.00-11.00 dan 13.00-15.00.
- Diet : Pasien makan tiga kali sehari dengan nasi sebanyak
satu centong, sayur, dan lauk tempe, tahu, atau telur.
Pasien jarang mengkonsumsi buah dan makanan
pedas ataupun bersantan, namun sering
mengonsumsi kopi setiap pagi.
- Drug : Pasien tidak mengonsumsi obat rutin apapun dan
sempat meminum obat dari hasil periksa ke dokter
satu hari sebelum masuk rumah sakit, namun
keluarga tidak mengetahui apa saja obat yang
diberikan
7. Riwayat Psikologi :
Pasien hanya tinggal berdua dengan istrinya. Dalam kehidupan sehari-
hari, pasien menceritakan masalah atau hal yang sehari-hari ditemukan.
Pasien baru menceritakan masalah yang dianggap cukup berat kepada
istrinya. Saat anak-anak pasien berkunjung ke rumah, pasien juga bercerita
kepada anaknya.
8. Riwayat Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga ekonomi kelas menengah ke bawah.
Pasien bekerja sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari
pekerjaan tersebut, pasien mendapatkan penghasilan sekitar
Rp5.000.000,00-7.000.000. setiap tahunnya untuk kebutuhan pasien dan
istrinya. Sementara itu, beberapa anak pasien kadang mengirim uang untuk
orang tuanya. Namun, pasien menolak untuk memberitahukan nominal
uang yang diberikan anaknya.
9. Riwayat Demografi
Hubungan antara pasien dengan keluarganya terutama istrinya
cukup harmonis. Anak-anak pasien pulang dan menemui orang tuanya saat
ada hari libur. Anak pertama pasien beserta istri dan anaknya tinggal di
samping rumah beliau rutin berkunjung ke rumah pasien. Ketiga anak
7
pasien yang lain yang tinggal di desa yang berbeda juga menyempatkan
untuk berkunjung ke rumah pasien. Saat anak-anak pasien diberitahu jika
pasien sakit, ketiga anaknya langsung menjenguk ayahnya,
10. Riwayat Sosial
Selama sakit, pasien masih bisa melakukan aktivitas ringan sehari-hari
seperti berjalan-jalan dan mandi. Pasien menjadi sulit bekerja sebagai petani
karena mata pasien yang buram ditambah saat ini batuk berdahak ynag
belum kunjung sembuh sehingga pasien lebih banyak beristirahat.
Hubungan pasien dan tetangga sekitarnya cukup baik. Pasien sering
mengikuti acara keagamaan di masjid dekat rumahnya.
11. Anamnesis Sistemik
a. Keluhan Utama : pandangan mata kanan kabur.
b. Kulit : tidak ada keluhan
c. Kepala : tidak ada keluhan
d. Mata : tidak ada keluhan
e. Hidung : tidak ada keluhan
f. Telinga : tidak ada keluhan
g. Mulut : tidak ada keluhan
h. Tenggorokan : tidak ada keluhan
i. Pernafasan : batuk berdahak
j. Sistem Kardiovaskuler : tidak ada keluhan
k. Sistem Gastrointestinal : tidak ada keluhan
l. Sistem Saraf : tidak ada keluhan
m. Sistem Muskuloskeletal : tidak ada keluhan
n. Sistem Genitourinaria : tidak ada keluhan
o. Ekstremitas Atas : tidak ada keluhan
Bawah : tidak ada keluhan
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. KU/ KES
Tampak lemas, kesadaran compos mentis.
2. Tanda Vital
8
a. TD : 110/80 mmHg
b. Nadi : 84x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
c. Pernafasan : 20x/menit, torakoabdominal, reguler
d. Suhu : 36,5 oC
3. Status gizi
a. BB : 45 kg
b. TB : 150 cm
c. IMT : 20,0
d. Kesan status gizi : gizi cukup
4. Kulit
Turgor kulit kembali dalam satu detik.
5. Kepala
Kepala dalam batas normal.
6. Mata
Occuli dextra Occuli sinistra
Sekret (-), folikel (-), papil(-), Konjungtiva Sekret (-), folikel (-), papil(-),
nodul (-) palpebra nodul (-)
9
Injeksi konjungtiva (-), injeksi Konjungtiva Injeksi konjungtiva (-), injeksi
siliar (-) bulbi siliar (-)
Bilik mata depan dalam Bilik mata Bilik mata depan dalam
Efek tyndal (-), hifema (-), depan Efek tyndal (-), hifema (-),
hipopion (-) hipopion (-)
10
7. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-),
massa (-)
8. Mulut
Mukosa bukal basah (+).
9. Telinga
Telinga luar, tengah, dalam dalam batas normal
10. Tenggorokan
Tonsil dan faring dalam batas normal. Hiperemis (-).
11. Leher
Trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe
(-), distensi vena jugularis (-).
12. Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
a. Cor : Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis tak kuat angkat
Perkusi : batas kiri atas : SIC II LPSS
batas kiri bawah : SIC V LMCS
batas kanan atas : SIC II LPSD
batas kanan bawah : SIC IV LPSD
batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-)
b. Pulmo :
1) Statis (depan dan belakang)
I : pengembangan dada kanan = kiri
Pal : fremitus raba kanan = kiri
Per : sonor/sonor
A : suara dasar vesikuler (+/+)
suara tambahan RBK (+/+), wheezing (-/-)
2) Dinamis (depan dan belakang)
I : pergerakan dada kanan = kiri
Pal : fremitus raba kanan = kiri
11
Per : sonor/sonor
A : suara dasar vesikuler (+/+)
suara tambahan RBH (-/-), wheezing (-/-)
13. Abdomen
I : dinding perut sejajar dengan dinding dada
A : bising usus (+) normal
Per : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
Pal : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
14. Sistem Collumna Vertebralis
I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
Pal : nyeri tekan (-)
15. Ektremitas: palmar eritema(-/-) capilarry refill 1 detik.
akral dingin - - oedem - -
- - - -
Articulatio genue dextra et sinistra :
I : oedem (-), eritema (-),hambatan dalam berjalan (-).
P : nyeri (-), hangat (-), krepitasi (-).
16. Sistem genitalia: dalam batas normal
17. Pemeriksaan Neurologik
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
Fungsi Sensorik : dalam batas normal
Fungsi Motorik :
K 5 5 T N N RF ++ RP - -
5 5 N N ++ - -
12
Insight : baik
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien ini.
H. DIAGNOSIS HOLISTIK
1. Aspek Personal
Idea : pandangan mata kanan kabur seperti melihat kabut dan
batuk berdahak
13
Concern : Pasien merasa tidak nyaman dengan pandangan mata
kanannnya yang kabur yang mengganggunya dalam bekerja
dan batuk berdahak yang tidak sembuh.
Expectacy : Pasien dan keluarga pasien mempunyai harapan agar
penyakit pasien dapat segera sembuh dan dapat kembali
bekerja.
Anxiety : Pasien dan keluarga pasien khawatir apakah batuknya yang
tidak sembuh merupakan TBC dan khawatir mata kanannya
akan dioperasi.
2. Aspek Klinis
Diagnosis : OD Katarak Senilis Imatur, OS afakia,
bronkhitis
Gejala klinis yang muncul : pandangan mata kanan kabur seperti melihat
kabut, batuk berdahak 1 minggu.
Diagnosa banding :
- Katarak senilis imatur
- Katarak senilis matur
- Katarak komplikata.
- ISPA
- Faringitis
- Pneumonia
3. Aspek Faktor Risiko Intrinsik Individu
a. Usia pasien lebih dari 70 tahun
b. Jenis kelamin laki-laki
c. Pengetahuan mengenai penyakit katarak dan bronkhitis yang rendah
d. Pasien pernah merokok selama 30 tahun dengan satu bungkus perhari.
e. Pasien jarang mengonsumsi sayur dan buah.
f. Pasien sering mengonsumsi gorengan.
4. Aspek Faktor Risiko Ekstrinsik Individu
a. Pasien merupakan seorang petani yang selalu bekerja di luar ruangan
dan selalu terpapar sinar matahari.
14
b. Pasien tinggal di rumah yang memakai tungku untuk memasak. Tungku
kayu bakar berada di dalam rumah dan pasien sering terpapar asap dari
tungku sedangkan pada bagian dapur
c. Ventilasi rumah terbatas jumlahnya.
d. Pasien merupakan keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.
I. PENATALAKSANAAN
1. Personal Care
a. Initial Plan
1) Pemeriksaan Fisik
2) Fundus refleks
3) Cek Darah Lengkap
4) Rontgen Thorax
b. Aspek kuratif
5) Medikamentosa
a) Cefadroksil tab 3x500 mg
b) Vitamin C tab 2x100 mg
c) Ambroksol tab 3x30 mg
6) Non Medika mentosa
a) Operasi Mata
7) KIE (pembinaan, informasi dan edukasi)
Pasien dan keluarganya perlu diedukasi mengenai:
a) Memberi informasi mengenai faktor risiko, cara pencegahan,
dan deteksi dini komplikasi secara mudah dan komprehensif.
b) Memakai kacamata atau topi saat berada di luar rumah
c) Meminum banyak air hangat
d) Mengurangi konsumsi makanan berminyak
e) Mengatur pola makan
15
f) Melakukan olahraga ringan secara teratur
c. Aspek Preventif
1) Menjelaskan mengenai faktor risiko yang berperan dalam penyakit
katarak senilis imatur dan bronkhitis
2) Memberikan anjuran gaya hidup sehat dan mengganti tungku
menjadi kompor gas
d. Aspek Promotif
1) Memberi informasi mengenai faktor risiko, cara pencegahan, dan
deteksi dini komplikasi secara mudah dan komprehensif.
2) Memberi informasi glaukoma akut sudut tertutup sebagai
komplikasi katarak senilis imatur serta pentingnya prosedur operasi
sebagai satu-satunya terapi definitif.
e. Aspek Rehabilitatif
Monitoring terhadap keluhan pasien, keadaan umum, tanda vital, serta
tanda komplikasi dari katarak senilis imatur dan bronkhitis yang perlu
ditangani dengan segera.
2. Family Care
a. Mengedukasi keluarga tentang penyakit katarak senilis dan bronkhitis.
b. Memotivasi dan mengedukasi keluarga untuk menerapkan gaya hidup
sehat.
c. Memberi informasi mengenai faktor risiko, cara pencegahan, deteksi
dini komplikasi secara mudah dan komprehensif, sehingga mendukung
kontrol dan pengobatan pasien.
d. Dukungan moral dari keluarga dalam pendampingan dalam proses
penyembuhan penyakit pasien terkait dengan faktor emosi dan psikologi
e. Memberikan anjuran kepada anggota keluarga lainnya yang berisiko
tinggi untuk pola hidup sehat.
f. Mengedukasi anggota keluarga untuk mengganti tungku kayu bakar
dengan kompor gas serta penambahan ventilasi di rumah.
16
3. Community Care
a. Memberikan anjuran kepada masyarakat di sekitar pasien yang berisiko
tinggi untuk pola hidup sehat.
b. Memberi informasi mengenai faktor risiko, cara pencegahan, deteksi
dini komplikasi secara mudah dan komprehensif.
c. Memotivasi komunitas untuk memberikan dukungan psikologis
terhadap pasien mengenai penyakitnya.
17
J. Flow Sheet
Tabel 2. Flow Sheet Tn. M (76 tahun)
No Tanggal Problem Tanda Vital Planning Target
1 Rabu Pandangan mata TD:110/80 - Cefadroksil Mengeliminasi
18 September kanan kabur. N:84 x/menit tab 3x500 mg bakteri
2019 Batuk berdahak RR:20 x/menit - Vitamin C penyebab,
Pukul 10.00 lebih dari 1 S:36,50 C 2x100 mg dahak lebih
pekan - Ambrool encer sehingga
3x30 mg mudah di
keluarkan, dan
meningkatkan
daya tahan
tubuh
2 Jumat Pandangan mata TD:120/80 Cefadroksil tab Mengeliminasi
20 September kanan kabur. N:88 x/menit 3x500 mg bakteri
2019 Batuk berdahak RR:20 x/menit - Vitamin C penyebab,
Pukul 10.30 lebih dari 1 S:36,70 C 2x100 mg dahak lebih
pekan - Ambrool encer sehingga
3x30 mg mudah di
keluarkan, dan
meningkatkan
daya tahan
tubuh
18
III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi Holistik
1. Fungsi Biologis
Bentuk keluarga Tn. M adalah nuclear family dengan Tn. M (76 tahun)
sebagai kepala keluarga yang bekerja sebagai petani hanya tinggal berdua
dengan istri pasien yaitu Ny. S (70 tahun) dalam satu rumah.
2. Fungsi Psikologis
Pasien hanya tinggal berdua dengan istrinya. Dalam kehidupan
sehari-hari, pasien jarang menceritakan masalah atau hal yang sehari-hari
ditemukan. Pasien hanya baru menceritakan masalah yang dianggap cukup
berat kepada istrinya.
3. Fungsi Sosial
Selama sakit, pasien masih bisa melakukan aktivitas ringan sehari-hari
seperti berjalan-jalan dan mandi. Pasien menjadi sulit bekerja sebagai petani
karena mata pasien yang buram ditambah saat ini batuk berdahak ynag
belum kunjung sembuh sehingga pasien lebih banyak beristirahat.
Hubungan pasien dan tetangga sekitarnya cukup baik. Pasien sering
mengikuti acara keagamaan di masjid dekat rumahnya.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Pasien berasal dari keluarga ekonomi kelas menengah ke bawah.
Pasien bekerja sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari
pekerjaan tersebut, pasien mendapatkan penghasilan sekitar
Rp5.000.000,00-7.000.000. setiap tahunnya untuk kebutuhan pasien dan
istrinya. Sementara itu, beberapa anak pasien kadang mengirim uang untuk
orang tuanya. Namun, pasien menolak untuk memberitahukan nominal
uang yang diberikan anaknya. Biaya pengobatan di sarana pelayanan
kesehatan tidak menggunakan asuransi.
19
B. Fungsi Fisiologis (A.P.G.A.R Score)
1. ADAPTATION
Dalam menghadapi masalah selama ini pasien mendapatkan timbal
balik dan dukungan berupa saran dan kritik yang membangun dari
keluarganya serta selalu berpikir positif. Ketika pasien memiliki suatu
kekhawatiran, pasien juga menceritakan hal tersebut ke keluarga pasien
terutama istrinya.
2. PARTNERSHIP
Komunikasi terjalin satu sama lain. Setiap ada permasalahan didiskusikan
bersama dengan anggota keluarga lainnya, komunikasi dengan anggota keluarga
berjalan dengan baik.
3. GROWTH
Seluruh anggota keluarga selalu mendukung pola makan dan
pengobatan yang dianjurkan untuk kesehatan Tn.M.
4. AFFECTION
Hubungan antara pasien dengan keluarganya terutama istrinya cukup
harmonis dan penuh kasih sayang. Anak-anak pasien beserta cucu pasien
sering mengunjungi pasien. Anak pasien juga mengetahui pasien sakit, dan
menjenguk ayahnya.
5. RESOLVE
Rasa kasih sayang yang diberikan kepada pasien cukup, baik dari istri
ataupun anak-anaknya serta anggota keluarga yang lain. Anak-anak pasien
pulang ke rumah orangtuanya untuk berkumpul saat ada hari libur,
terutama saat hari raya Idul Fitri.
20
Tabel 3. Nilai APGAR dari Keluarga Tn. M
A.P.G.A.R Tn. M Ny. S
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila 2 2
saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan 2 1
membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan 2 2
mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan
baru atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan 2 2
kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll.
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi 1 1
waktu bersama-sama
TOTAL 8 9
Rerata nilai skor APGAR keluarga Tn.T adalah (9+8)/2 = 8,5. Secara
keseluruhan total poin dari skor APGAR keluarga pasien adalah 17, sehingga
rata-rata skor APGAR dari keluarga pasien adalah 8,5. Hal ini menunjukkan
bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga pasien berada dalam keadaan
baik.
Keterangan :
21
1. Education (+) artinya keluarga Tn. M memiliki tingkat pendidikan dan
pengetahuan yang kurang terkait penyakit yang diderita.
2. Economic (+) artinya keluarga Tn. M tergolong keluarga dengan ekonomi
menengah ke bawah
Kesimpulan :
Dalam keluarga Tn. M fungsi patologis yang positif adalah edukasi dan
ekonomi.
D. Family Genogram
Keterangan:
: Pasien
: Meninggal dunia
: Laki-laki
22
E. Pola Interaksi Keluarga
Kesimpulan :
Hubungan antara anggota keluarga di keluarga Tn. M dinilai harmonis dan
saling mendukung.
23
IV. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTORYANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
24
Sosial Ekonomi:
Keluarga dengan
ekonomi menengah
ke bawah
Fungsi Fisiologis :
Pengetahuan : Skor APGAR
Kurangnya keluarga pasien
pengetahuan pada baik
pasien maupun
keluarga mengenai
penyakit katarak dan
bronkhitis
Keluarga Tn. M
Lingkungan:
Masih
menggunakan
Tindakan: tungku untuk
Jarang makan sayur dan buah memasak
Sering terpapar sinar matahari Ventilasi rumah
Dahulu sering merokok belum memadai
25
B. Identifikasi Lingkungan Rumah
1. Gambaran Lingkungan
Pasien tinggal di Desa Sibalung RT 03 RW 07, Kecamatan Kemranjen,
Kabupaten Banyumas. Rumah Tn. M berukuran 14m x 7m. Lantai rumah
pasien terbuat dari ubin yang setiap pagi dibersihkan dengan sapu, dinding
terbuat dari tembok, dan atap rumah yang terbuat dari genteng. Rumah
terdiri dari ruang tamu, ruang shalat, ruang keluarga, satu kamar, dapur
serta satu kamar mandi dan jamban. Terdapat pula jendela di setiap tempat
di rumah Tn. M, namun hanya jendela yang berada di depan rumah yang
jarang dibuka. Jendela tersebut juga disertai dengan ventilasi udara seperti
lubang angin, sehingga cahaya matahari yang masuk ke rumah minimal.
Tingkat kelembaban rumah cukup tidak terlalu lembab. Tidak terdapat
kandang ayam tepat di sisi kanan rumah dan berdempetan. Keluarga Tn.
M terbiasa memasak dengan tungku dan memperoleh sumber air bersih
dari air sumur. Rumah pasien berada di pemukiman warga yang berjarak
sekitar 2-3 meter antarrumah.
Kesan: kebersihan rumah dan lingkungannya belum adekuat, ventilasi
rumah belum memadai
2. Denah Rumah
26
Keterangan:
: ruangan berpintu
27
V. DAFTAR MASALAH DAN PEMBINAAN KELUARGA
A. Masalah medis :
1. Katarak Senilis Imatur
2. Bronkhitis
B. Masalah nonmedis :
1. Pasien jarang mengonsumsi sayur dan buah, sering mengonsumsi
gorengan.
2. Pasien belum mengetahui faktor resiko, pencegahan, dan pengobatan
katarak.
3. Pasien sering terpapar sinar matahari tanpa menggunakan pelindung
seperti topi atau kacamata.
4. Pasien tergolong keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.
C. Diagram Permasalahan Pasien
Pasien memiliki
riwayat merokok
Pasien sering terpapar sebanyak satu
cahaya matahari tanpa bungkus sehari
menggunakan topi Tn. M 76 tahun sejak usia muda
pelindung atau Katarak Senilis Imatur
kacamata Bronkhitis
28
D. Matrikulasi Masalah
Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks:
Tabel 8. Matrikulasi Masalah
I T R Jumlah
No. Daftar Masalah IxTxR
P S SB Mn Mo Ma
Pengetahuan tentang penyakit
1 5 5 5 4 5 4 5 93,33
rendah
Pasien sering terpapar cahaya
2 matahari tanpa menggunakan topi 5 5 4 3 4 5 5 65,38
pelindung atau kacamata
Masih menggunakan tungku
3 untuk memasak 4 3 5 4 4 4 3 58,67
Keterangan:
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (teknologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (ketersediaan sarana)
Kriteria penilaian:
1 : tidak penting
2 : agak penting
3 : cukup penting
4 : penting
5 : sangat penting
E. Prioritas Masalah
Berdasarkan kriteria matriks diatas, maka urutan prioritas masalah keluarga
Tn. M adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan tentang penyakit rendah
29
2. Pasien sering terpapar cahaya matahari tanpa menggunakan topi pelindung
atau kacamata
3. Masih menggunakan tungku untuk memasak
4. Pasien sering makan gorengan dan jarang mengonsumsi sayur dan buah
Prioritas masalah yang diambil adalah tingkat pengetahuan pasien dan
keluarga tentang penyakit yang diderita masih rendah.
Tabel 5.2 Kriteria dan Skoring Efektivitas dan Efisiensi Jalan Keluar
C
M I V (jumlah biaya
(besarnya (kelanggengan (kecepatan yang diperlukan
Skor
masalah yang selesainya penyelesaian untuk
dapat diatasi) masalah) masalah) menyelesaikan
masalah)
1 Sangat kecil Sangat tidak Sangat lambat Sangat murah
langgeng
2 Kecil Tidak langgeng Lambat Murah
3 Cukup besar Cukup langgeng Cukup cepat Cukup murah
4 Besar Langgeng Cepat Mahal
5 Sangat besar Sangat langgeng Sangat cepat Sangat mahal
Prioritas alternatif terpilih dengan menggunakan metode Rinke adalah
sebagai berikut:
30
Tabel 5.3 Alternatif Terpilih
Urutan
Daftar Alternatif Jalan Efektivitas Efisiensi MxIxV
No Prioritas
Keluar M I V C C
Masalah
1 Pembinaan keluarga 4 3 3 2 18 1
meliputi faktor risiko,
cara pencegahan, dan
deteksi dini komplikasi
mengenai katarak senilis
dan bronkhitis pada
pasien dan anggota
keluarga yang lain.
2 Pembagian leaflet 4 2 2 4 4 2
mengenai katarak senilis
dan bronkhitis
31
VI. RENCANA PEMBINAAN KELUARGA
32