Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

LONG CASE

OD KATARAK SENILIS IMATUR DAN BRONKHITIS

Oleh:
Rasyiqah Fitriyah
G4A017043

Pembimbing:
dr. Dwi Arini Ernawati, MPH
dr. Anggoro Supriyo

KEPANITERAAN KLINIK STASE KOMPREHENSIF


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

SEPTEMBER 2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kepaniteraan Kedokteran Keluarga


Long Case
OD Katarak Senilis Imatur dan Bronkhitis

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat


Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman

Oleh:
Rasyiqah Fitriyah
G4A017043

Telah diperiksa, disetujui dan disahkan:


Hari :
Tanggal : September 2019

Preseptor Lapangan Preseptor Fakultas

dr. Anggoro Supriyo dr. Dwi Arini Ernawati, MPH


NIP.19771215 200501 2 015
NIP. 19710112 200212 1 002

2
I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Tn. M


Alamat lengkap : Desa Sibalung RT 03/RW 07
Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas
Bentuk Keluarga : Nuclear Family
Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan
1. Tn. M Kepala L 76 SD Petani
keluarga
(Suami)
2. Ny. S Istri P 70 SD Ibu Rumah Tangga

Sumber : Data Primer, September 2019

Kesimpulan dari karakteristik demografi diatas adalah bentuk keluarga Tn. M


adalah nuclear family dengan Tn. M (76 tahun) sebagai kepala keluarga yang
bekerja sebagai petani dan Ny. S (70 tahun) adalah istri dari Tn. M. Pada keluarga
ini hanya suami dan istri yang tinggal dalam satu rumah karena tiga anaknya sudah
berkeluarga dan tinggal di rumah yang terpisah.

3
II. STATUS PENDERITA

A. PENDAHULUAN
Laporan ini disusun berdasarkan kasus yang diambil dari seorang laki-laki
berusia 76 tahun yang datang ke Ruang Pemeriksaan Puskesmas Kemranjen I.
Pasien ini datang dengan keluhan pandangan mata kanan kabur dan batuk
berdahak.

B. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. M
Usia : 76 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Penghasilan/bulan : tidak menentu, sekitar Rp600.000,00
Alamat : Desa Sibalung RT 03/ RW 07
Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas
Pengantar (Pasien) : Pasien datang diantar oleh istrinya
Tanggal Periksa : Selasa, 20 September 2019

C. ANAMNESIS (diambil melalui autoanamnesis)


1. Keluhan Utama
Pandangan mata kanan kabur seperti melihat kabut dan batuk berdahak.
2. Keluhan Tambahan
Pandangan mata kanan silau, berair, dan sulit membaca. Keluhan mual (-),
muntah (-), demam (-).

4
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Ruang Pemeriksaan Pusksmas Kemranjen I pada hari
Rabu, 18 September 2019 dengan keluhan pandangan mata kanan kabur
seperti melihat kabut sejak 6 bulan yang lalu. Pandangan mata kanan kabur
timbul perlahan dan semakin lama semakin memburuk. Pandangan
dirasakan seperti melihat kabut. Pasien tidak pernah memberikan obat-
obatan pada matanya dan tidak memeriksakan diri ke dokter. Pasien
mengeluh mata kanan sering berair dan silau terutama saat berada di luar
rumah. Keluhan mata merah disangkal, nyeri pada mata tidak diakui.
Pasien juga mengeluhkan batuk sejak satu minggu yang lalu. Awalnya
pasien mengalami batuk kering terlebih dahulu kemudian menjadi berdahak.
Pasien mengatakan keluhan tidak membaik setelah diberi obat warung dan
pasien tidak memeriksakan diri ke dokter atau mantri. Pasien mengatakan
batuk tidak mengetahui kapan batuk bertambah memberat. Selain batuk
berdahak, pasien menyangkal adanya demam, sesak, dan pusing. Nyeri
kepala disangkal, mual (-), muntah (-).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat mengalami keluhan yang sama : disangkal
- Riwayat mondok : diakui
- Riwayat operasi : operasi prostat 6 tahun lalu,
mengaku belum pernah operasi mata
- Riwayat kecelakaan : disangkal
- Riwayat darah tinggi : disangkal
- Riwayat jantung : disangkal
- Riwayat kencing manis : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat alergi makanan/obat : disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga


- Riwayat mengalami keluhan yang sama : disangkal
- Riwayat kencing manis : disangkal
- Riwayat darah tinggi : disangkal

5
- Riwayat jantung : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
6. Riwayat Sosial dan Exposure
- Community : Pasien dalam kesehariannya tinggal dalam
lingkungan nuclear family yang di dalamnya
terdapat seorang suami dan istri.
- Home : Rumah Tn. M berukuran 14m x 7m. Lantai rumah
pasien terbuat dari ubin yang setiap pagi dibersihkan
dengan sapu, dinding terbuat dari tembok, dan atap
rumah yang terbuat dari genteng. Rumah terdiri dari
ruang tamu, ruang shalat, ruang keluarga, satu
kamar, dapur serta satu kamar mandi dan jamban.
Terdapat pula jendela di setiap tempat di rumah Tn.
M, namun hanya jendela yang berada di depan
rumah yang jarang dibuka. Jendela tersebut juga
disertai dengan ventilasi udara seperti lubang angin,
sehingga cahaya matahari yang masuk ke rumah
minimal. Tingkat kelembaban rumah cukup tidak
terlalu lembab. Tidak terdapat kandang ayam tepat
di sisi kanan rumah dan berdempetan. Keluarga Tn.
M terbiasa memasak dengan tungku dan
memperoleh sumber air bersih dari air sumur.
Rumah pasien berada di pemukiman warga yang
berjarak sekitar 2-3 meter antarrumah.
- Hobby : Pasien memiliki kebiasaan pergi ke masjid setiap
waktu sholat dan mengikuti pengajian setiap pekan.
Pasien mengaji setelah waktu maghrib. Pasien
dulunya merupakan seorang perokok dan
menghabiskan satu bungkus rokok setiap hari. Sejak
22 tahun yang lalu pasien sudah berhenti merokok.

6
- Occupational : Pasien adalah seorang petani yang mengelola sawah
miliknya sendiri. Pasien biasanya mulai bekerja
pada 07.00-11.00 dan 13.00-15.00.
- Diet : Pasien makan tiga kali sehari dengan nasi sebanyak
satu centong, sayur, dan lauk tempe, tahu, atau telur.
Pasien jarang mengkonsumsi buah dan makanan
pedas ataupun bersantan, namun sering
mengonsumsi kopi setiap pagi.
- Drug : Pasien tidak mengonsumsi obat rutin apapun dan
sempat meminum obat dari hasil periksa ke dokter
satu hari sebelum masuk rumah sakit, namun
keluarga tidak mengetahui apa saja obat yang
diberikan
7. Riwayat Psikologi :
Pasien hanya tinggal berdua dengan istrinya. Dalam kehidupan sehari-
hari, pasien menceritakan masalah atau hal yang sehari-hari ditemukan.
Pasien baru menceritakan masalah yang dianggap cukup berat kepada
istrinya. Saat anak-anak pasien berkunjung ke rumah, pasien juga bercerita
kepada anaknya.
8. Riwayat Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga ekonomi kelas menengah ke bawah.
Pasien bekerja sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari
pekerjaan tersebut, pasien mendapatkan penghasilan sekitar
Rp5.000.000,00-7.000.000. setiap tahunnya untuk kebutuhan pasien dan
istrinya. Sementara itu, beberapa anak pasien kadang mengirim uang untuk
orang tuanya. Namun, pasien menolak untuk memberitahukan nominal
uang yang diberikan anaknya.
9. Riwayat Demografi
Hubungan antara pasien dengan keluarganya terutama istrinya
cukup harmonis. Anak-anak pasien pulang dan menemui orang tuanya saat
ada hari libur. Anak pertama pasien beserta istri dan anaknya tinggal di
samping rumah beliau rutin berkunjung ke rumah pasien. Ketiga anak

7
pasien yang lain yang tinggal di desa yang berbeda juga menyempatkan
untuk berkunjung ke rumah pasien. Saat anak-anak pasien diberitahu jika
pasien sakit, ketiga anaknya langsung menjenguk ayahnya,
10. Riwayat Sosial
Selama sakit, pasien masih bisa melakukan aktivitas ringan sehari-hari
seperti berjalan-jalan dan mandi. Pasien menjadi sulit bekerja sebagai petani
karena mata pasien yang buram ditambah saat ini batuk berdahak ynag
belum kunjung sembuh sehingga pasien lebih banyak beristirahat.
Hubungan pasien dan tetangga sekitarnya cukup baik. Pasien sering
mengikuti acara keagamaan di masjid dekat rumahnya.
11. Anamnesis Sistemik
a. Keluhan Utama : pandangan mata kanan kabur.
b. Kulit : tidak ada keluhan
c. Kepala : tidak ada keluhan
d. Mata : tidak ada keluhan
e. Hidung : tidak ada keluhan
f. Telinga : tidak ada keluhan
g. Mulut : tidak ada keluhan
h. Tenggorokan : tidak ada keluhan
i. Pernafasan : batuk berdahak
j. Sistem Kardiovaskuler : tidak ada keluhan
k. Sistem Gastrointestinal : tidak ada keluhan
l. Sistem Saraf : tidak ada keluhan
m. Sistem Muskuloskeletal : tidak ada keluhan
n. Sistem Genitourinaria : tidak ada keluhan
o. Ekstremitas Atas : tidak ada keluhan
Bawah : tidak ada keluhan

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. KU/ KES
Tampak lemas, kesadaran compos mentis.
2. Tanda Vital

8
a. TD : 110/80 mmHg
b. Nadi : 84x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
c. Pernafasan : 20x/menit, torakoabdominal, reguler
d. Suhu : 36,5 oC
3. Status gizi
a. BB : 45 kg
b. TB : 150 cm
c. IMT : 20,0
d. Kesan status gizi : gizi cukup
4. Kulit
Turgor kulit kembali dalam satu detik.
5. Kepala
Kepala dalam batas normal.
6. Mata
Occuli dextra Occuli sinistra

3/60 Visus >5/60


Tidak dilakukan Visus Tidak dilakukan
koreksi
Posisi simetris, ukuran Bola Posisi simetris, ukuran
normal, gerak bola mata ke mata normal, gerak bola mata ke
segala arah (+) segala arah (+)

Supersilia simetris (+), Silia Supersilia simetris (+),


madarosis (-), trikiasis (-), madarosis (-), trikiasis (-),
distikiasis (-) distikiasis (-)
Edema (-), ptosis (-), lagoftalmus Palpebra Edema (-), ptosis (-),
(-), hordeolum (-), hiperemis (-), superior lagoftalmus (-), hordeolum (-),
massa (-), entropion (-), hiperemis (-), massa (-),
ektropion (-) entropion (-), ektropion (-)
Edema (-), hordeolum (-), Palpebra Edema (-), hordeolum (-),
hiperemis (-), massa (-), inferior hiperemis (-), massa (-),
entropion (-), ektropion (-) entropion (-), ektropion (-)

Sekret (-), folikel (-), papil(-), Konjungtiva Sekret (-), folikel (-), papil(-),
nodul (-) palpebra nodul (-)

9
Injeksi konjungtiva (-), injeksi Konjungtiva Injeksi konjungtiva (-), injeksi
siliar (-) bulbi siliar (-)

Ikterik (-) Sklera Ikterik (-)

Ukuran normal, leukoma (-) Kornea Ukuran normal, leukoma (-)


pannus (-), infiltrat (-), keratic pannus (-), infiltrat (-), keratic
presipitat (-), edema (-), presipitat (-), edema (-),
keratoconus/globus (-) keratoconus/globus (-)

Bilik mata depan dalam Bilik mata Bilik mata depan dalam
Efek tyndal (-), hifema (-), depan Efek tyndal (-), hifema (-),
hipopion (-) hipopion (-)

Warna coklat, kripte normak, Iris Warna coklat, kripte


nodul (-), bentuk regular minimal, nodul (-), bentuk
regular

Bentuk reguler, diameter ± Pupil Bentuk ireguler, diameter ± 3


3mm, letak sentral, refleks mm, letak sentral, refleks
direk (+), refleks indirek (+) direk (-), refleks indirek (-)

Lensa (+) keruh (+) tak Lensa Lensa (-)


rata, shadow test (+)

Tonometri digital: Normal TIO Tonometri digital: Normal

Edema (-), hiperemis (-) Sistem Edema (-), hiperemis (-)


lacrimalis
Dalam batas normal Tes konfrontasi Dalam batas normal

10
7. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-),
massa (-)
8. Mulut
Mukosa bukal basah (+).
9. Telinga
Telinga luar, tengah, dalam dalam batas normal
10. Tenggorokan
Tonsil dan faring dalam batas normal. Hiperemis (-).
11. Leher
Trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe
(-), distensi vena jugularis (-).
12. Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
a. Cor : Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis tak kuat angkat
Perkusi : batas kiri atas : SIC II LPSS
batas kiri bawah : SIC V LMCS
batas kanan atas : SIC II LPSD
batas kanan bawah : SIC IV LPSD
batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-)
b. Pulmo :
1) Statis (depan dan belakang)
I : pengembangan dada kanan = kiri
Pal : fremitus raba kanan = kiri
Per : sonor/sonor
A : suara dasar vesikuler (+/+)
suara tambahan RBK (+/+), wheezing (-/-)
2) Dinamis (depan dan belakang)
I : pergerakan dada kanan = kiri
Pal : fremitus raba kanan = kiri

11
Per : sonor/sonor
A : suara dasar vesikuler (+/+)
suara tambahan RBH (-/-), wheezing (-/-)
13. Abdomen
I : dinding perut sejajar dengan dinding dada
A : bising usus (+) normal
Per : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
Pal : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
14. Sistem Collumna Vertebralis
I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
Pal : nyeri tekan (-)
15. Ektremitas: palmar eritema(-/-) capilarry refill 1 detik.
akral dingin - - oedem - -
- - - -
Articulatio genue dextra et sinistra :
I : oedem (-), eritema (-),hambatan dalam berjalan (-).
P : nyeri (-), hangat (-), krepitasi (-).
16. Sistem genitalia: dalam batas normal
17. Pemeriksaan Neurologik
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
Fungsi Sensorik : dalam batas normal

Fungsi Motorik :
K 5 5 T N N RF ++ RP - -
5 5 N N ++ - -

18. Pemeriksaan Psikiatrik


Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup
Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif

12
Insight : baik

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien ini.

F. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


Rontgen thorax, Cek Darah Lengkap, Fundusrefleks dan Slit Lamp
G. RESUME
Pasien datang ke Balai Pengobatan Pusksmas pada hari Rabu, 18 September
2019 dengan keluhan pandangan mata kanan kabur seperti melihat kabut
sejak 6 bulan yang lalu. Pandangan mata kanan kabur timbul perlahan dan
semakin lama semakin memburuk. Pandangan dirasakan seperti melihat
kabut. Pasien tidak pernah memberikan obat-obatan pada matanya dan tidak
memeriksakan diri ke dokter. Pasien mengeluh mata kanan sering berair dan
silau terutama saat berada di luar rumah. Keluhan mata merah disangkal,
nyeri pada mata tidak diakui.
Pasien juga mengeluhkan batuk sejak satu minggu yang lalu. Awalnya
pasien mengalami batuk kering terlebih dahulu kemudian menjadi berdahak.
Pasien mengatakan keluhan tidak membaik setelah diberi obat warung dan
pasien tidak memeriksakan diri ke dokter atau mantri. Pasien mengatakan
batuk tidak mengetahui kapan batuk bertambah memberat. Selain batuk
berdahak, pasien menyangkal adanya demam, sesak, dan pusing. Nyeri
kepala disangkal, mual (-), muntah (-).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/80mmHg, nadi
84x/menit, laju pernafasan 20x/menit, suhu 36.50C. Pada pemeriksaan mata
didapatkan ODS kornea arcus senilis +/+, ODS pupil ukuran 3mm/3mm,
refleks cahaya +/-, OD lensa keruh, OS lensa afakia, iris shadow +/-.

H. DIAGNOSIS HOLISTIK
1. Aspek Personal
Idea : pandangan mata kanan kabur seperti melihat kabut dan
batuk berdahak

13
Concern : Pasien merasa tidak nyaman dengan pandangan mata
kanannnya yang kabur yang mengganggunya dalam bekerja
dan batuk berdahak yang tidak sembuh.
Expectacy : Pasien dan keluarga pasien mempunyai harapan agar
penyakit pasien dapat segera sembuh dan dapat kembali
bekerja.
Anxiety : Pasien dan keluarga pasien khawatir apakah batuknya yang
tidak sembuh merupakan TBC dan khawatir mata kanannya
akan dioperasi.
2. Aspek Klinis
Diagnosis : OD Katarak Senilis Imatur, OS afakia,
bronkhitis
Gejala klinis yang muncul : pandangan mata kanan kabur seperti melihat
kabut, batuk berdahak 1 minggu.
Diagnosa banding :
- Katarak senilis imatur
- Katarak senilis matur
- Katarak komplikata.

- ISPA
- Faringitis
- Pneumonia
3. Aspek Faktor Risiko Intrinsik Individu
a. Usia pasien lebih dari 70 tahun
b. Jenis kelamin laki-laki
c. Pengetahuan mengenai penyakit katarak dan bronkhitis yang rendah
d. Pasien pernah merokok selama 30 tahun dengan satu bungkus perhari.
e. Pasien jarang mengonsumsi sayur dan buah.
f. Pasien sering mengonsumsi gorengan.
4. Aspek Faktor Risiko Ekstrinsik Individu
a. Pasien merupakan seorang petani yang selalu bekerja di luar ruangan
dan selalu terpapar sinar matahari.

14
b. Pasien tinggal di rumah yang memakai tungku untuk memasak. Tungku
kayu bakar berada di dalam rumah dan pasien sering terpapar asap dari
tungku sedangkan pada bagian dapur
c. Ventilasi rumah terbatas jumlahnya.
d. Pasien merupakan keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.

5. Aspek Skala Penilaian Fungsi Sosial


Skala penilaian fungsi sosial pasien adalah 3, karena pasien mulai terganggu
dalam melakukan aktivitas seperti bekerja.

I. PENATALAKSANAAN
1. Personal Care
a. Initial Plan
1) Pemeriksaan Fisik
2) Fundus refleks
3) Cek Darah Lengkap
4) Rontgen Thorax
b. Aspek kuratif
5) Medikamentosa
a) Cefadroksil tab 3x500 mg
b) Vitamin C tab 2x100 mg
c) Ambroksol tab 3x30 mg
6) Non Medika mentosa
a) Operasi Mata
7) KIE (pembinaan, informasi dan edukasi)
Pasien dan keluarganya perlu diedukasi mengenai:
a) Memberi informasi mengenai faktor risiko, cara pencegahan,
dan deteksi dini komplikasi secara mudah dan komprehensif.
b) Memakai kacamata atau topi saat berada di luar rumah
c) Meminum banyak air hangat
d) Mengurangi konsumsi makanan berminyak
e) Mengatur pola makan

15
f) Melakukan olahraga ringan secara teratur

c. Aspek Preventif
1) Menjelaskan mengenai faktor risiko yang berperan dalam penyakit
katarak senilis imatur dan bronkhitis
2) Memberikan anjuran gaya hidup sehat dan mengganti tungku
menjadi kompor gas

d. Aspek Promotif
1) Memberi informasi mengenai faktor risiko, cara pencegahan, dan
deteksi dini komplikasi secara mudah dan komprehensif.
2) Memberi informasi glaukoma akut sudut tertutup sebagai
komplikasi katarak senilis imatur serta pentingnya prosedur operasi
sebagai satu-satunya terapi definitif.
e. Aspek Rehabilitatif
Monitoring terhadap keluhan pasien, keadaan umum, tanda vital, serta
tanda komplikasi dari katarak senilis imatur dan bronkhitis yang perlu
ditangani dengan segera.
2. Family Care
a. Mengedukasi keluarga tentang penyakit katarak senilis dan bronkhitis.
b. Memotivasi dan mengedukasi keluarga untuk menerapkan gaya hidup
sehat.
c. Memberi informasi mengenai faktor risiko, cara pencegahan, deteksi
dini komplikasi secara mudah dan komprehensif, sehingga mendukung
kontrol dan pengobatan pasien.
d. Dukungan moral dari keluarga dalam pendampingan dalam proses
penyembuhan penyakit pasien terkait dengan faktor emosi dan psikologi
e. Memberikan anjuran kepada anggota keluarga lainnya yang berisiko
tinggi untuk pola hidup sehat.
f. Mengedukasi anggota keluarga untuk mengganti tungku kayu bakar
dengan kompor gas serta penambahan ventilasi di rumah.

16
3. Community Care
a. Memberikan anjuran kepada masyarakat di sekitar pasien yang berisiko
tinggi untuk pola hidup sehat.
b. Memberi informasi mengenai faktor risiko, cara pencegahan, deteksi
dini komplikasi secara mudah dan komprehensif.
c. Memotivasi komunitas untuk memberikan dukungan psikologis
terhadap pasien mengenai penyakitnya.

17
J. Flow Sheet
Tabel 2. Flow Sheet Tn. M (76 tahun)
No Tanggal Problem Tanda Vital Planning Target
1 Rabu Pandangan mata TD:110/80 - Cefadroksil Mengeliminasi
18 September kanan kabur. N:84 x/menit tab 3x500 mg bakteri
2019 Batuk berdahak RR:20 x/menit - Vitamin C penyebab,
Pukul 10.00 lebih dari 1 S:36,50 C 2x100 mg dahak lebih
pekan - Ambrool encer sehingga
3x30 mg mudah di
keluarkan, dan
meningkatkan
daya tahan
tubuh
2 Jumat Pandangan mata TD:120/80 Cefadroksil tab Mengeliminasi
20 September kanan kabur. N:88 x/menit 3x500 mg bakteri
2019 Batuk berdahak RR:20 x/menit - Vitamin C penyebab,
Pukul 10.30 lebih dari 1 S:36,70 C 2x100 mg dahak lebih
pekan - Ambrool encer sehingga
3x30 mg mudah di
keluarkan, dan
meningkatkan
daya tahan
tubuh

18
III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

A. Fungsi Holistik
1. Fungsi Biologis
Bentuk keluarga Tn. M adalah nuclear family dengan Tn. M (76 tahun)
sebagai kepala keluarga yang bekerja sebagai petani hanya tinggal berdua
dengan istri pasien yaitu Ny. S (70 tahun) dalam satu rumah.
2. Fungsi Psikologis
Pasien hanya tinggal berdua dengan istrinya. Dalam kehidupan
sehari-hari, pasien jarang menceritakan masalah atau hal yang sehari-hari
ditemukan. Pasien hanya baru menceritakan masalah yang dianggap cukup
berat kepada istrinya.
3. Fungsi Sosial
Selama sakit, pasien masih bisa melakukan aktivitas ringan sehari-hari
seperti berjalan-jalan dan mandi. Pasien menjadi sulit bekerja sebagai petani
karena mata pasien yang buram ditambah saat ini batuk berdahak ynag
belum kunjung sembuh sehingga pasien lebih banyak beristirahat.
Hubungan pasien dan tetangga sekitarnya cukup baik. Pasien sering
mengikuti acara keagamaan di masjid dekat rumahnya.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Pasien berasal dari keluarga ekonomi kelas menengah ke bawah.
Pasien bekerja sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari
pekerjaan tersebut, pasien mendapatkan penghasilan sekitar
Rp5.000.000,00-7.000.000. setiap tahunnya untuk kebutuhan pasien dan
istrinya. Sementara itu, beberapa anak pasien kadang mengirim uang untuk
orang tuanya. Namun, pasien menolak untuk memberitahukan nominal
uang yang diberikan anaknya. Biaya pengobatan di sarana pelayanan
kesehatan tidak menggunakan asuransi.

Dapat disimpulkan bahwa bentuk keluarga Tn. M adalah nuclear family


dengan hubungan keluarga yang cukup harmonis, dan merupakan keluarga
dengan perekonomian kelas menengah ke bawah.

19
B. Fungsi Fisiologis (A.P.G.A.R Score)
1. ADAPTATION
Dalam menghadapi masalah selama ini pasien mendapatkan timbal
balik dan dukungan berupa saran dan kritik yang membangun dari
keluarganya serta selalu berpikir positif. Ketika pasien memiliki suatu
kekhawatiran, pasien juga menceritakan hal tersebut ke keluarga pasien
terutama istrinya.
2. PARTNERSHIP
Komunikasi terjalin satu sama lain. Setiap ada permasalahan didiskusikan
bersama dengan anggota keluarga lainnya, komunikasi dengan anggota keluarga
berjalan dengan baik.
3. GROWTH
Seluruh anggota keluarga selalu mendukung pola makan dan
pengobatan yang dianjurkan untuk kesehatan Tn.M.
4. AFFECTION
Hubungan antara pasien dengan keluarganya terutama istrinya cukup
harmonis dan penuh kasih sayang. Anak-anak pasien beserta cucu pasien
sering mengunjungi pasien. Anak pasien juga mengetahui pasien sakit, dan
menjenguk ayahnya.
5. RESOLVE
Rasa kasih sayang yang diberikan kepada pasien cukup, baik dari istri
ataupun anak-anaknya serta anggota keluarga yang lain. Anak-anak pasien
pulang ke rumah orangtuanya untuk berkumpul saat ada hari libur,
terutama saat hari raya Idul Fitri.

Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan A.P.G.A.R Score


dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0. A.P.G.A.R
Score dilakukan pada masing-masing anggota keluarga dan kemudian dirata-
rata untuk menentukan fungsi fisiologis keluarga secara keseluruhan. Nilai rata-
rata 1-4 = jelek, 4-6 = sedang, 7-10 = baik. Penilaian A.P.G.A.R.

20
Tabel 3. Nilai APGAR dari Keluarga Tn. M
A.P.G.A.R Tn. M Ny. S
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila 2 2
saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan 2 1
membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan 2 2
mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan
baru atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan 2 2
kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll.
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi 1 1
waktu bersama-sama
TOTAL 8 9
Rerata nilai skor APGAR keluarga Tn.T adalah (9+8)/2 = 8,5. Secara
keseluruhan total poin dari skor APGAR keluarga pasien adalah 17, sehingga
rata-rata skor APGAR dari keluarga pasien adalah 8,5. Hal ini menunjukkan
bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga pasien berada dalam keadaan
baik.

C. FUNGSI PATOLOGIS (S.C.R.E.E.M)


Fungsi patologis dari keluarga Tn. M dinilai dengan menggunakan
S.C.R.E.E.M sebagai berikut :
Tabel 7. Nilai SCREEM dari keluarga pasien
Sumber Patologi Ket
Social Interaksi yang baik antara anggota keluarga serta masyarakat
-
sekitar.
Cultural Dalam sehari-hari keluarga ini menggunakan adat ketimuran, hal
ini terlihat pada pergaulan mereka sehari – hari yang -
menggunakan bahasa Jawa.
Religion Pemahaman agama baik. Penerapan ajaran juga baik, hal ini dapat
dilihat dari pasien dan keluarga rutin menjalankan sholat lima waktu -
di masjid dan rajin mengikuti majelis dan mengaji
Economic Ekonomi keluarga ini tergolong kelas menengah ke bawah, untuk +
kebutuhan primer sudah bisa terpenuhi. Sehari-hari pasien bekerja
untuk untuk memenuhi kebutuhan, pasien juga mendapat kiriman
uang dari anak-anaknya
Education Pendidikan anggota keluarga cukup. Latar belakang pendidikan +
pasien adalah SD dan istri pasien adalah SD
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan pasien dan keluarga -
menggunakan pelayanan praktek dokter pribadi puskesmas dengan
jenis pembiayaannya menggunakan asuransi kesehatan

Keterangan :

21
1. Education (+) artinya keluarga Tn. M memiliki tingkat pendidikan dan
pengetahuan yang kurang terkait penyakit yang diderita.
2. Economic (+) artinya keluarga Tn. M tergolong keluarga dengan ekonomi
menengah ke bawah
Kesimpulan :
Dalam keluarga Tn. M fungsi patologis yang positif adalah edukasi dan
ekonomi.
D. Family Genogram

Gambar 1. Genogram keluarga Tn. M

Keterangan:

: Pasien

: Meninggal dunia
: Laki-laki

: Tinggal satu rumah


: Perempuan

22
E. Pola Interaksi Keluarga

Gambar 2 . Pola Interaksi Keluarga Tn. M


Keterangan : hubungan baik
Sumber : Data Primer

Kesimpulan :
Hubungan antara anggota keluarga di keluarga Tn. M dinilai harmonis dan
saling mendukung.

23
IV. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTORYANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN

A. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga


1. Faktor Perilaku
Perilaku pada anggota keluarga secara umum baik, namun pasien
dahulu memiliki kebiasaan merokok, jarang mengonsumsi sayur dan buah,
dan sering mengonsumsi gorengan dan sedikit meminum air putih. Pasien
juga sering terpapar sinar matahari dan jarang menggunakan topi serta tidak
pernah memakai kacamata.
2. Faktor Non Perilaku
Pasien merupakan seorang lansia berusia 76 tahun. Dipandang dari
segi ekonomi, keluarga ini termasuk keluarga kelas menengah ke bawah.
Keluarga ini memiliki sumber penghasilan dari pihak suami (pasien) dan
anak-anaknya. Kebutuhan sehari-hari pasien dan istri menghabiskan
sekitar Rp600.000,00 per bulan. Rumah Tn. M berukuran 14m x 7m. Lantai
rumah pasien terbuat dari ubin yang setiap pagi dibersihkan dengan sapu,
dinding terbuat dari tembok, dan atap rumah yang terbuat dari genteng.
Rumah terdiri dari ruang tamu, ruang shalat, ruang keluarga, satu kamar,
dapur serta satu kamar mandi dan jamban. Terdapat pula jendela di setiap
tempat di rumah Tn. M, namun hanya jendela yang berada di depan rumah
yang jarang dibuka. Jendela tersebut juga disertai dengan ventilasi udara
seperti lubang angin, cahaya matahari yang masuk ke rumah minimal.
Tingkat kelembaban rumah cukup tidak terlalu lembab. Tidak terdapat
kandang ayam tepat di sisi kanan rumah dan berdempetan. Keluarga Tn. M
terbiasa memasak dengan tungku dan memperoleh sumber air bersih dari
air sumur. Rumah pasien berada di pemukiman warga yang berjarak sekitar
2-3 meter antarrumah.
Pasien termasuk keluarga dengan latar belakang pendidikan yang
kurang karena pasien dan istri pasien hanya SD. Hal tersebut mempengaruhi
pengetahuan dan pemahaman pasien mengenai kesehatan.

24
Sosial Ekonomi:
Keluarga dengan
ekonomi menengah
ke bawah

Fungsi Fisiologis :
Pengetahuan : Skor APGAR
Kurangnya keluarga pasien
pengetahuan pada baik
pasien maupun
keluarga mengenai
penyakit katarak dan
bronkhitis

Keluarga Tn. M

Lingkungan:
Masih
menggunakan
Tindakan: tungku untuk
Jarang makan sayur dan buah memasak
Sering terpapar sinar matahari Ventilasi rumah
Dahulu sering merokok belum memadai

Gambar 3. Faktor Perilaku dan Nonperilaku Keluarga


Keterangan :
= Faktor Perilaku
= Faktor Non-Perilaku

25
B. Identifikasi Lingkungan Rumah
1. Gambaran Lingkungan
Pasien tinggal di Desa Sibalung RT 03 RW 07, Kecamatan Kemranjen,
Kabupaten Banyumas. Rumah Tn. M berukuran 14m x 7m. Lantai rumah
pasien terbuat dari ubin yang setiap pagi dibersihkan dengan sapu, dinding
terbuat dari tembok, dan atap rumah yang terbuat dari genteng. Rumah
terdiri dari ruang tamu, ruang shalat, ruang keluarga, satu kamar, dapur
serta satu kamar mandi dan jamban. Terdapat pula jendela di setiap tempat
di rumah Tn. M, namun hanya jendela yang berada di depan rumah yang
jarang dibuka. Jendela tersebut juga disertai dengan ventilasi udara seperti
lubang angin, sehingga cahaya matahari yang masuk ke rumah minimal.
Tingkat kelembaban rumah cukup tidak terlalu lembab. Tidak terdapat
kandang ayam tepat di sisi kanan rumah dan berdempetan. Keluarga Tn.
M terbiasa memasak dengan tungku dan memperoleh sumber air bersih
dari air sumur. Rumah pasien berada di pemukiman warga yang berjarak
sekitar 2-3 meter antarrumah.
Kesan: kebersihan rumah dan lingkungannya belum adekuat, ventilasi
rumah belum memadai

2. Denah Rumah

Kamar1 Ruang Ruang Tamu


K
Shalat
M

Dapur Ruang keluarga

Gambar 4. Denah Rumah Tn. M

26
Keterangan:

: ruangan berpintu

27
V. DAFTAR MASALAH DAN PEMBINAAN KELUARGA

A. Masalah medis :
1. Katarak Senilis Imatur
2. Bronkhitis
B. Masalah nonmedis :
1. Pasien jarang mengonsumsi sayur dan buah, sering mengonsumsi
gorengan.
2. Pasien belum mengetahui faktor resiko, pencegahan, dan pengobatan
katarak.
3. Pasien sering terpapar sinar matahari tanpa menggunakan pelindung
seperti topi atau kacamata.
4. Pasien tergolong keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.
C. Diagram Permasalahan Pasien

Kurangnya pengetahuan baik


pasien maupun keluarga mengenai
faktor risiko, pencegahan, dan
pengobatan katarak dan bronkhitis

Pasien memiliki
riwayat merokok
Pasien sering terpapar sebanyak satu
cahaya matahari tanpa bungkus sehari
menggunakan topi Tn. M 76 tahun sejak usia muda
pelindung atau Katarak Senilis Imatur
kacamata Bronkhitis

Pasien sering makan Pasien dan keluarganya


Pasien dan
gorengan dan jarang masih menggunakan tungku
keluarganya
mengonsumsi sayur untuk memasak dan tungku
dan buah tergolong ekonomi
terletak di dalam rumah
menengah ke
tanpa ventilasi yang memadai
bawah

Gambar 5. Hubungan Penyakit dengan Faktor Risiko

28
D. Matrikulasi Masalah
Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks:
Tabel 8. Matrikulasi Masalah
I T R Jumlah
No. Daftar Masalah IxTxR
P S SB Mn Mo Ma
Pengetahuan tentang penyakit
1 5 5 5 4 5 4 5 93,33
rendah
Pasien sering terpapar cahaya
2 matahari tanpa menggunakan topi 5 5 4 3 4 5 5 65,38
pelindung atau kacamata
Masih menggunakan tungku
3 untuk memasak 4 3 5 4 4 4 3 58,67

Pasien sering makan gorengan


4 dan jarang mengonsumsi sayur 5 4 3 2 2 2 2 16
dan buah
Pasien dan keluarganya tergolong
5 5 5 4 2 2 1 2 15,58
ekonomi menengah ke bawah

Keterangan:
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (teknologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (ketersediaan sarana)

Kriteria penilaian:
1 : tidak penting
2 : agak penting
3 : cukup penting
4 : penting
5 : sangat penting

E. Prioritas Masalah
Berdasarkan kriteria matriks diatas, maka urutan prioritas masalah keluarga
Tn. M adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan tentang penyakit rendah

29
2. Pasien sering terpapar cahaya matahari tanpa menggunakan topi pelindung
atau kacamata
3. Masih menggunakan tungku untuk memasak
4. Pasien sering makan gorengan dan jarang mengonsumsi sayur dan buah
Prioritas masalah yang diambil adalah tingkat pengetahuan pasien dan
keluarga tentang penyakit yang diderita masih rendah.

F. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Beberapa alternatif pemecahan masalah yang bisa dilakukan adalah


sebagai berikut:
1. Pembinaan keluarga meliputi faktor risiko, cara pencegahan, dan deteksi
dini komplikasi mengenai penyakit katarak senilis imatur dan bronkhitis
2. Pembagian leaflet mengenai penyakit katarak senilis imatur dan
bronkhitis

G. PENENTUAN ALTERNATIF TERPILIH

Penentuan alternatif terpilih berdasarkan Metode Rinke yang menggunakan


dua kriteria yaitu efektifitas dan efiseiensi jalan keluar. Kriteria efektifitas terdiri
dari pertimbangan mengenai besarnya masalah yang dapat diatasi, kelanggengan
selesainya masalah, dan kecepatan penyelesaian masalah. Efisiensi dikaitkan
dengan jumlah biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Skoring
efisiensi jalan keluar adalah dari sangat murah (1), hingga sangat mahal (5).

Tabel 5.2 Kriteria dan Skoring Efektivitas dan Efisiensi Jalan Keluar

C
M I V (jumlah biaya
(besarnya (kelanggengan (kecepatan yang diperlukan
Skor
masalah yang selesainya penyelesaian untuk
dapat diatasi) masalah) masalah) menyelesaikan
masalah)
1 Sangat kecil Sangat tidak Sangat lambat Sangat murah
langgeng
2 Kecil Tidak langgeng Lambat Murah
3 Cukup besar Cukup langgeng Cukup cepat Cukup murah
4 Besar Langgeng Cepat Mahal
5 Sangat besar Sangat langgeng Sangat cepat Sangat mahal
Prioritas alternatif terpilih dengan menggunakan metode Rinke adalah
sebagai berikut:

30
Tabel 5.3 Alternatif Terpilih

Urutan
Daftar Alternatif Jalan Efektivitas Efisiensi MxIxV
No Prioritas
Keluar M I V C C
Masalah
1 Pembinaan keluarga 4 3 3 2 18 1
meliputi faktor risiko,
cara pencegahan, dan
deteksi dini komplikasi
mengenai katarak senilis
dan bronkhitis pada
pasien dan anggota
keluarga yang lain.
2 Pembagian leaflet 4 2 2 4 4 2
mengenai katarak senilis
dan bronkhitis

Berdasarkan hasil perhitungan penentuan alternatif terpilih menggunakan metode


Rinke, didapatkan alternatif terpilih pembinaan keluarga meliputi faktor risiko, cara
pencegahan, dan deteksi dini komplikasi mengenai katarak senilis dan bronkhitis
pada pasien dan anggota keluarga yang lain dengan skor 18.

31
VI. RENCANA PEMBINAAN KELUARGA

A. Rencana Pembinaan Keluarga


1. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan mengenai pengertian, faktor resiko,
pencegahan, dan pengobatan, komplikasi katarak senilis dan bronkhitis.
Tujuan Khusus
Mengubah perilaku pasien dan keluarga dalam melakukan pola gaya hidup
sehat
2. Cara Pembinaan
Pembinaan dilakukan di rumah pasien dalam waktu yang sudah ditentukan
bersama dengan cara memberikan penyuluhan dan edukasi pada pasien dan
keluarga. Penyuluhan dan edukasi dilakukan dalam suasana santai sehingga
materi yang disampaikan dapat diterima.
3. Materi Pembinaan
Materi utama pada penyuluhan dan edukasi yang diberikan kepada pasien
dan keluarga adalah mengenai pengertian, faktor resiko, pencegahan, dan
pengobatan, komplikasi katarak senilis dan bronkhitis
4. Sasaran Pembinaan
Sasaran dari pembinaan yang dilakukan adalah pasien dan istri pasien yang
berjumlah dua orang.
5. Evaluasi Pembinaan
Evaluasi yang dilakukan adalah dengan memberikan beberapa pertanyaan
yang sama sebelum dan sesudah pembinaan mengenai materi yang telah
disampaikan kepada pasien dan keluarga. Jika salah satu dari anggota
keluarga ada yang bisa menjawab, maka dianggap mereka sudah memahami
materi yang telah disampaikan sebelumnya dan dapat saling mengingatkan
antaranggota keluarga.

32

Anda mungkin juga menyukai