Anda di halaman 1dari 3

SEJARAH SINGKAT KERAJAAN MEDANG

MAPEL IPS
KELAS VII B

DI SUSUN OLEH :
1. RADITYA ARKAN T / 23
2. RASYID WISNU W / 24
3. ARKANANTA L.F / 4
4. DZAKI ANAFA DWI S / 9

SMP N 1 KAWUNGANTEN
TAHUN 2022
KERAJAAN MEDANG

Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa Mpu Sindok memindahkan ibukota kerajaan


Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Ibu kotanya terletak di dekat Jombang di tepi Sungai
Brantas. Selanjutnya, Mpu Sindok ini mendirikan dinasti baru yang bernama dinasti Isyana
menggantikan dinasti Syailendra.
Sumber sejarah yang berkenaan dengan kerajaan Medang di Jawa Timur antara lain
Prasasti Pucangan, Prasasti Anjukladang dan Pradah, Prasasti Limus, Prasasti Sirahketing,
Prasasti Wurara, Prasasti Semangaka, Prasasti Silet, Prasasti Turun Hyang, dan Prasasti
Gandhakuti. Sumber yang lain adalah berita dari India dan Cina.
Pendiri Kerajaan Mataram (di Jawa Timur) adalah Mpu Sindok sekaligus sebagai raja
pertama dengan gelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikrama Dharmatunggadewa. Mpu
Sindok memerintah tahun 929-948 M.Setelah Mpu Sindok meninggal, ia digantikan oleh anak
perempuannya bernama Sri Isyanatunggawijaya. Ia menikah dengan Sri Lokapala dan dikaruniai
seorang putra yang bernama Sri Makutawang Swardhana yang kemudian naik takhta
menggantikan ibunya..
Sri Makutawang Swardhana digantikan oleh Sri Dharmawangsa Teguh Anantawikrama.
Berdasarkan berita dari Cina, disebutkan bahwa Dharmawangsa pada tahun 990 M
mengadakan serangan ke Sriwijaya sebagai upaya mematahkan monopoli perdagangan
Sriwijaya akan tetapi upaya ini mengalami kegagalan.
Pada tahun 1016, Raja Wurawari menyerang Dharmawangsa. Diduga ini terjadi atas
dorongan kerajaan Sriwijaya. Serangan ini terjadi pada saat Dharmawangsa sedang
melaksanakan perkawinan antara puterinya dengan Airlangga, putra Raja Udayana dari Bali.
Peristiwa ini menewaskan seluruh keluarga raja termasuk Dharmawangsa sendiri. Hanya
Airlangga yang berhasil menyelamatkan diri.Bersama seorang pengikutnya yang bernama
Norotama, Airlangga bersembunyi di Wonogiri (hutan gunung) dan hidup sebagai seorang
pertapa
Pada tahun 1019, Airlangga dinobatkan menjadi raja menggantikan Dhamawangsa oleh
para pendeta Buddha.la segera mengadakan pemulihan hubungan baik dengan Sriwijaya.
Airlangga membantu Sriwijaya ketika diserang Raja Colamandala dari India Selatan. Selanjutnya
tahun 1037, Airlangga berhasil mempersatukan kembali daerah-daerah yang pernah dikuasai
oleh Dharmawangsa. Airlangga juga memindahkan ibukota kerajaannya dari Daha ke
Kahuripan.
Pada tahun 1042, Airlangga menyerahkan kekuasaanya pada putrinya yang bernama
Sangrama Wijaya Tunggadewi. Namun, putrinya itu menolak dan memilih untuk menjadi
seorang petapa dengan nama Ratu Giriputri. Selanjutnya Airlangga memerintahkan Mpu
Bharada untuk membagi dua kerajaan, yaitu Panjalu dengan ibu kota Daha dan Jenggala yang
ber ibukota di Kahuripan. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya perang saudara di
antara kedua putranya yang lahir dari selir.
Kehidupan ekonomi kerajaan Medang banyak bergantung kepada pelayaran dan
perdagangan. Kerajaan Sriwijaya menjadi saingan berat bagi kerajaan Medang karena waktu itu
Sriwijaya menguasai jalur perdagangan laut India - Indonesia Cina. Hal inilah yang menyebabkan
Raja Dharmawangsa berusaha mematahkan monopoli perdagangan Sriwijaya. Selanjutnya pada
masa pemerintahan Airlangga, pelabuhan Hujung Galuh di Muara Kali Brantas
diperbaiki.Pelabuhan Hujung Galuh kemudian menjadi Bandar perdagangan yang ramai.Banyak
pedagang asing singgah di kedua pelabuhan itu, seperti pedagang dari India, Burma, Kamboja,
dan Champa.Selain itu, dibangun pula bendungan Waringin Sapta.Bendungan ini berguna untuk
mengairi sawah-sawah penduduk dan mencegah luapan kali brantas yang mengganggu aktivitas
perdagangan.
Bidang sastra juga mendapat perhatian. Pada masa pemerintahan Dharmawangsa kitab
Mahabarata disadur dalam bahasa Jawa Kuno. Selanjutnya pada masa pemerintahan Airlangga,
Mpu Kanwa menggubah kitab Arjunawihaha.

Contoh peninggalan kerajaan medang :

Anda mungkin juga menyukai