Anda di halaman 1dari 33

Hukum Perdata Internasio

2. Peranan dan Manfaat HPI


untuk 1. Hakim atau badan peradilan
memecahkan manakah yang berwenang
permasalahan untuk menyelesaikan
persoalan2 yuridis yg
yang ada mengandung unsur asing;
dalam praktek 2. Hukum manakah yang harus
di setiap diberlakukan untuk mengatur
negara. dan atau menyelesaikan
Antara persoalan-persoalan yuridis
lain yang mengandung unsur-
unsur asing; dan
3. Bilamana atau sejauhmana
suatu pengadilan harus
memperhatikan dan
mengakui hak2 atau
kewajiban-kewajiban hukum
yang terbit berdasarkan
hukum atau putusan hakim
asing.
Manfaat HPI mnrt RUU HPI

1.memberi perlindungan bagi warga


negara dlm aktivitasnya yang
bersentuhan dg unsur asing;
2.memberikan kepastian hukum bagi
warga negara terutama jika dlm
aktivitasnya dg unsur asing tersebut
terdapat permsalahan;
3. Ruang Lingkup Hukum Perdata
Internasional
1.HPI = HPI hanya terbatas pada
masalah hukum yang
diberlakukan
Rechtstoepassi (rechtstoepassingrecht). Di
ngsrecht sini yang dibahas hanyalah
masalah-masalah yg
berkenaan dengan hukum
(arti tersempit) yang harus diberlakukan.
Hal-hal lain yg berkenaan
dengan kompetensi hakim,
status orang asing, dan
kewarganegaraan tidak
termasuk bidang HPI.
Sistem semacam ini dianut
oleh HPI Jerman dan
Belanda
3. Ruang Lingkup Hukum
Perdata Internasional
2.HPI = Menurut sistem ini, HPI tidak
hanya terbatas pada
Choice of persoalan-persoalan conflict
of law (tepatnya choice of
Law + law), tetapi termasuk pula
persoalan conflict of
Choice of jurisdiction (tepatnya choice
of jurisdiction), yakni
Jurisdiction persoalan yang bertalian
dengan kompetensi atau
(yang lebih wewenang hakim. Jadi HPI
tidak hanya menyangkut
luas)
masalah hukum yang
diberlakukan, tetapi juga
hakim manakah yang
berwenang. Sistem HPI yang
lebih luas ini dikenal di
Inggris, Amerika Serikat,
dan negara-negara Anglo
Saxon lainnya.
3. Ruang Lingkup Hukum
Perdata Internasional
Dalam sistem ini
3. HPI = Choice of
HPI tidak hanya menyangkut
Law + Choice of persoalan pilihan hukum dan
Jurisdiction + pilihan forum atau hakim,
tapi juga menyangkut status
Condition des orang asing (condition des
etrangers = statuutlingen =
Etrangers (yang statuut).
lebih luas lagi) Sistem ini dikenal dipakai di
negara-negara latin, yaitu
Italia, Spanyol, dan negara-
negara Amerika Selatan.
3. Ruang Lingkup Hukum
Perdata Internasional
4. HPI = Choice of Law + Menurut sistem ini
Choice Jurisdiction + HPI menyangkut persoalan
Condition des Etrangers pilihan hukum, pilihan
+ Nationalite (yang forum atau hakim, status
terluas) orang asing, dan
kewarganegaraan
(nasionalite).
Masalah kewarganegaraan
ini menyangkut persoalan
tentang cara memperoleh
dan hilangnya
kewarganegaraan. Sistem
yang sangat luas ini dikenal
dalam HPI Perancis, dan
juga dianut kebanyakan
penulis HPI
Sejarah HPI
tumbuh di dalam pergaulan
A. Awal Perkembangan masyarakat di masa Kekaisaran
Romawi (abad ke 2 M sampai dengan
Hukum Perdata abad ke 6 M) seiring dengan
Internasional (Masa pertumbuhan kebudayaan Barat
Romawi Kuno) (western civilization) di Eropa
Daratan.
Dijumpai
pada

tidak dapat dianggap perdagangan (pada taraf Permulaan adalah


pertukaran barang Atau barter) dengan orang
sebagai bidang hukum asinglah yg melahirkan kaidah-kaidah HPI
baru

segala persoalan yg timbul akibat hubungan


antara orang Romawi dan Pedagang Asing
diselesaikan oleh hakim pengadilan khusus
yang disebut praetor peregrinis
Hukum
Yang
ius privatum hukum yang
berlaku bagi para
cives Romawi
Hukum Perdata
Internasional.
Ius Civile

Hukum
Internasional hubungan internasional itu
kemudian disebut Ius
publik
Gentium

ius pubicum.
Asas2 Awal Perkembangan

1. Asas Lex perkara-perkara


Rei Sitae yang menyangkut
(Lex Situs) benda-benda tidak
bergerak
(immovables)
tunduk pada
hukum dari dimana
benda itu
berada/terletak.
Asas2 Awal Perkembangan
menetapkan bahwa hak dan
kewajiban perorangan harus
diatur oleh hukum dari tempat
2.Asas Lex Seseorang berkediaman tetap.

Domicilii Yg menjadi persoalan, dlm


hukum Romawi kedudukan
seseorang dpt dikaitkan dg dua
titik taut, yaitu :
1. kewarganegaraan (origo) yang
dapat ditentukan karena tempat
orang tua (ayah / ibu), adopsi,
penerimaan atau pemilihan;
2. atau Domicili adalah komunitas
yang telah dipilih seseorang
sebagai tempat kediaman tetap.
Perbedaan titik taut ini
menyebabkan adanya persoalan
tentang hukum mana yg harus
digunakan.
Hukum Origo atau Domicili ?
Asas2 Awal Perkembangan

menetapkan bahwa
3.Asas terhadap
perjanjian-
Lex perjanjian (yg
Loci melibatkan pihak-
pihak warga dari
Contractus propinsi yang
berbeda) berlaku
hukum dari tempat
pembuatan
perjanjian.
B. Masa Pertumbuhan Asas
Personal (Abad 6 – 10 M)
Runtuhnya Kekaisaran Romawi
Kekaisaran Romawi diduduki berbagai suku
akhir abad 6 M bangsa
Berdampak :

masing-masing suku bangsa tersebut


memberlakukan hukum personal,
hukum keluarga serta hukum agamanya
masing-masing di daerah yang
didudukinya

Maka tumbuh beberapa


prinsip HPI
yang dibuat atas dasar
asas Geneologis yaitu :
Maka tumbuh beberapa
prinsip HPI
yang dibuat atas dasar
asas Geneologis yaitu :

1. Asas yang menetapkan bahwa hukum


yang berlaku dalam setiap perkara atau
proses penyelesaian sengketa hukum
adalah hukum personal dari pihak
tergugat
2. Asas yang menyatakan bahwa
kemampuan untuk melakukan perbuatan
hukum seseorang di tentukan oleh
hukum personal orang tersebut.
Kapasitas para pihak dalam suatu
perjanjian harus ditentukan oleh hukum
personal dari masing-masing pihak
3. Proses pewarisan harus dilangsungkan
berdasarkan hukum personal dari pihak
pewaris
4. Peralihan hak milik atas benda harus
dilaksanakan sesuai dengan hukum dari
pihak transferer;
5. Penyelesaian perkara tentang perbuatan
melawan hukum harus dilakukan
berdasarkan hukum dari pihak pelaku
perbuatan yang melanggar hukum;
6. Pengesahan suatu perkawinan harus
dilakukan berdasarkan hukum personal
dari pihak suami
C. Pertumbuhan Asas Teritorial (Abad 11 – 12 M)
(eropa utara dan selatan)
1. Pertumbuhan di sekarang Jerman,
Eropa Utara Perancis, Inggris

Dari masyarakat genealogis menjadi masyarakat


Teritorialistik artinya tumbuhnya kelompok2 masyarakat
feodalistik, yang harus tunduk pada hukum yang dibuat oleh
tuan tanah feodal tersebut, tidak ada pengakuan
terhadap hak-hak asing, dan bahkan penguasa setempat
dapat mengabaikan atau mencabut hak-hak yang sebenarnya
sudah melekat pada seseorang berdasarkan kaidah hukum asing.
C. Pertumbuhan Asas Teritorial (Abad 11 – 12 M)
Milan, Florence, Venetia,
2. Pertumbuhan di Bologna, Padua, Genoa
Eropa Selatan dpt dianggap sebagai kota-
kota yg otonom, dg batas-
batas wilayah tertentu;
dan dengan sistem hukum
lokalnya sendiri yang
berbeda dari kota ke kota,
dan juga berbeda dari hukum
Romawi yang berlaku secara
umum di seluruh Italia
Transformasi dari asas2 personal-genealogis kearah masyarakat teritorialistik
Keanekaragaman (diversity) sistem-sistem hukum lokal (municipal laws)
ditambah dengan tingginya intensitas perdagangan antar kota seringkali
menimbulkan problem pengakuan terhadap hukum dan hak-hak asing (kota lain) di
dalam suatu wilayah kota.

Melahirkan :
TEORI STATUTA.
D. Perkembangan Teori Statuta di
Italia (Abad 13 – 15 M)
Disebabkan karena

1. perkembangan hubungan lalu-lintas dagang antara penduduk kota2 Italia semakin


terasa bahwa doktrin feodal tersebut di atas merupakan penghambat bagi pemecahan
konflik2 yg timbul sebagai akibat saling hubungan antar kota tsb.
2. Peningkatan intensitas perdagangan antar kota di Italia, ternyata asas teritorial (dlm
arti: keterikatan karena tempat tinggal di wilayah suatu kota tertentu) perlu ditinjau
kembali.

Masa ini dpt dikatakan renaissance (hidupnya kembali) hukum Romawi yg


dipelopori oleh universitas2 Italia, terutama sekolah hukum di Bologna, Padua, Perugia,
dan Pavia
Ditandai dg :
▪ Kelompok GLOSSATORS (abad ke-12 s/d 13)
▪ Kelompok POST GLOSSATORS (abad ke-14 s/d
15)
muncul
TEORI STATUTA.
Kelompok GLOSSATORS Kelompok POST
adlh Kelompok yg GLOSSATORS adlh Kelompok
melakukan upaya utk yg melakukan penafsiran dan
penyempurnaan terhadap
penyempurnaan Corpus kaidah2 hukum di dlm
Iuris sebagai kodifikasi Corpus Iuris dilakukan
yang berlaku di seluruh khusus untuk membangun
Italia, utk digunakan asas-asas hukum yg dpt
dalam mengembangkan dipergunakan utk
statuta2 intern kota2 menyelesaikan persoalan2
diwujudkan melalui hukum perselisihan (antar
kota). Kelompok ahli hukum
perumusan tafsiran2 ini memusatkan perhatian pd
baru dan pembuatan upaya utk mencari dasar
cacatan2 tentang hukum baru utk
interpretasi terhadap menyelesaikan persoalan2
Corpus Iuris yg hukum yg melibatkan
disesuaikan dgn kewenangan hukum dari 2
kebutuhan masing2 kota. (dua) atau lebih kota yg
berbeda.
Contoh
Seorang warga di kota Florence ia harus
Prinsip
kota Bologna yg Teritorial
tunduk pada kewenangan
berada di hukum kota Florence
Florence,
mengadakan timbul
perjanjian jual persoalan
beli di Florence
1. Sejauhmana putusan hukum atau hakim
Bologna memiliki daya berlaku di kota
Florence?
2. Sejauh manakah perjanjian jual-beli itu dapat
dilaksanakan di wilayah Bologna?
teori Statuta di Italia diawali oleh tokoh Post Glossators -
Accursius (1228)

“Bila seseorang yg berasal dri suatu kota tertentu di Italia,


di gugat di sebuah kota lain, maka ia tidak dapat dituntut
berdasarkan hukum dari kota lain itu, karena ia
bukan subjek hukum dari kota lain itu”.
Bartolus de Sassoferato
(1315-1357) - pencetus
Di teliti oleh Teori Statuta atau Bapak
HPI
(Eropa Kontinental).

1. 2. 3.
statuta personalia Statuta realia Statuta Mixta
Statuta personalia Statuta realia statuta mengenai
extra-teritorial lingkungan baik orang
(personal) berlakunya teritorial maupun benda,
= “orang”. = kata “benda”,

Primogenitus statuta mengenai


succedat … = Bona pengoperan
anak laki- decedentium (pengalihan) hak atas
laki sulung … = barang sebidang tanah
mewariskan Menurut Baldus,
…, di sini orang mati…,
ketentuan di atas
kata pertama kata pertama menyangkut orang
menunjukka menunjukkan (antara pemilik tanah
n kepada
orang, maka pada barang, lama dan
pemilik tanah baru),
ini adalah jadi ini
tetapi juga menyangkut
statuta merupakan benda (tanah),
personalia
statuta sehingga
realia. bersifat campuran
(mixta)
a. Statuta kedudukan hukum atau
Bartolus de Sassoferato status personal orang, yang
(1315-1357) - pencetus kemudian dinamakan Statuta
Teori Statuta atau Bapak Personalia. Statuta itu mengikuti
HPI (Eropa Kontinental).
orang (person) dimanapun ia
berada.
1. statuta b. Statuta status benda yang
dalam dinamakan Statuta Realia. Statuta
statuta realia mempunyai lingkungan kuasa
secara teritorial. Hanya benda-
personalia benda yang terletak di dalam
dan statuta wilayah pembentuk undang2
realia dan tunduk di bawah statuta-
membeda- statutanya.
bedakan c. Statuta perbuatan2 hukum, yang
lingkungan disebut Statuta Mixta. Statuta
berlakunya Mixta berlaku bagi semua
perjanjian yang di adakan di
tempat berlakunya statuta itu
dengan segala bentuk akibat
hukumnya. Sedangkan mengenai
wanprestasi dengan segala akibat
hukumnya diatur menurut statuta
di tempat perjanjian itu seharusnya
dilaksanakan
Lanjut…

2. Setiap jenis a. Statuta Personalia objek


pengaturannya adalah
statuta itu orang, dlm persoalan2
dapat hukum yg menyangkut
ditentukan pribadi dan keluarga.
Statuta personalia hanya
oleh lingkup berlaku terhadap warga
atau wilayah kota yg berkediaman
berlakunya tetap di wilayah kota
yang bersangkutan,
secara tepat, namun demikian statuta
yaitu : ini akan tetap melekat
dan berlaku atas
mereka, dimanapun
mereka berada
b.Statuta Realia objek pengaturannya adalah
benda / status hukum dari benda. Jenis
statuta ini pada dasarnya berlaku atas
dasar prinsip teritorial, artinya status benda
hanya berlaku di dalam wilayah kekuasaan
penguasa kota yang memberlakukannya.

Apabila persoalan HPI menyangkut


persoalan status suatu benda, maka
kedudukan hukum benda itu harus diatur
berdasarkan statuta realia dari tempat
dimana benda itu berada. Dalam
perkembangannya, cara berpikir realia
semacam ini hanya berlaku terhadap benda
tetap saja.Sedangkan terhadap benda
bergerak berlaku asas mobilia sequntuur
personam.
c. Statuta Mixta adalah statuta2 yg
berkenaan dg perbuatan2 hukum oleh
subjek hukum atau perbuatan-
perbuatan hukum terhadap benda-
benda. Termasuk dalam kategori ini
adalah statuta-statuta yang mengatur
tentang perbuatan melawan hukum.
Kekuatan yg berlaku statuta ini dilandasi
prinsip Teritorial, artinya ia berlaku atas
semua perbuatan hukum yang terjadi atau
dilangsungkan di dalam wilayah penguasa
kota yang memberlakukan statuta ini.
Seperti statuta realia, statuta jenis ini
hanya berlaku di dalam teritorial kota yang
bersangkutan, tetapi berlaku terhadap
siapa saja (warga kota ataupun pendatang
/ orang asing) yang berada di dalam
wilayah kota yang bersangkutan
E. Perkembangan Teori Statuta di Perancis (Abad
Ke 16)

1. sebelum Revolusi Perancis Latar belakang sblm rev.

▪ Masing2 propinsi memiliki


sistem hukum lokalnya
sendiri (Costume). Jadi yang
dimaksud dengan Statuta di
sini adalah hukum lokal dari
2. tokoh Teori Statuta Perancis propinsi2
1. Dumoulin (1500-1566) ▪ Meningkatnya aktivitas
pilihan hukum (hukum yang perdagangan antar propinsi
dikehendaki oleh para di Perancis mengakibatkan
pihak) sebagai hukum bertemunya kaidah-kaidah
2. D’Argentre (1523-1603) hukum pelbagai propinsi
bukanlah otonomi dalam konflik2 hukum antar
(kebebasan) para pihak, propinsi.
melainkan otonomi propinsi.
Charles Dumoulin (1500-1566)
1. pihak-pihak (subyek hukum) dalam perjanjian pada
dasarnya memiliki kebebasan berkontrak;
2. kebebasan berkontrak antara lain diwujudkan juga
dalam kebebasan untuk memilih hukum apa yang
hendak mereka berlakukan dalam kontrak mereka;
3. jadi kebebasan orang untuk memilih hukum yang
berlaku atas perjanjian sebenarnya mirip dengan
persoalan Status Personal seseorang;
4. sebagai persoalan Status Personal, maka kebebasan ini
akan melekat terus pada diri orang2 yang akan
menjadi pihak2 dalam perjanjian di manapun ia berada
dan membuat perjanjian;
5. karena itu, perjanjian seyogyanya masuk dalam
lingkup STATUTA PERSONALIA dan memiliki sifat
ekstra-teritorial;
6. Jadi, Dumoulin sebenarnya memperluas ruang lingkup
Statuta Personalia Bartolus dan memasukkan
perjanjian ke dalamnya
D’Argentre (1523-1603)
1. mengakui bahwa ada beberapa Statuta yang benar2
mengatur tentang kecakapan seseorang secara yuridis
dan masuk ke dalam Statuta Personalia, tetapi
2. Banyak statuta yang mengatur kedudukan orang
(personalia) tetapi dalam kaitannya dengan hak milik
orang itu atas suatu benda (realia), atau
3. Banyak statuta yang mengatur perbuatan2 hukum (realia
atau mixta) tetapi yang dilakukan di wilayah propinsi
tertentu,
4. Statuta2 semacam itu (2 dan 3) harus dikategorikan
sebagai Statuta Realia karena isinya berkaitan erat
dengan wilayah propinsi dari penguasa yang
memberlakukan statuta itu,
5. Dalam kaitan itu yang harus diutamakan adalah otonomi
dari propinsi2 (di Perancis), dan bukan otonomi subyek
hukum (seperti kata Dumoulin), sehingga
6. sebenarnya memperluas ruang lingkup Statuta Realia,
dan memasukkan perjanjian2 dan perbuatan2 hukum lain
ke dalam lingkup Statuta Realia.
F. Teori Statuta Di Belanda (Abad 17)
Prinsip dasar
yg dijadikan titik tolak Teori Statuta Belanda adlh “Kedaulatan Eksklusif Negara”
(hukum suatu negara yg berlaku di dalam teritorial suatu negara)

1. Tokoh statuta BLD 3 Prinsip dari Ulrik :


1. Hukum suatu negara hanya berlaku
1. Ulrik Huber (1636-1694) dalam batas2 teritorial negara itu;
2. Semua orang/subyek hukum yang
1. setiap negara memiliki secara tetap atau sementara berada
di dalam teritorial wilayah suatu
kedaulatan, shg negara negara berdaulat:
memiliki kewenangan a. Merupakan subyek hukum dari
penuh utk menetapkan negara tersebut, dan
kaidah2 HPI-nya, b. Tunduk serta terikat pada
2. dalam kenyataan, negara2 hukum negara tersebut
3. Namun demikian berdasarkan
itu tidak dapat bertindak prinsip Sopan Santun Antar- Negara
kesimpulan
Secara bebas, artinya (comitas gentium), Hukum yang
bahwa berdasarkan asas harus berlaku di negara asalnya
tetap memiliki kekuatan berlaku di
Comitas Gentium, negara mana2, sepanjang tidak
itu hrs mengakui bertentangan dengan kepentingan
pelaksanaan suatu hak subyek hukum dari negara pemberi
yg telah diperoleh pengakuan
secara sah di negara lain.
ketiga prinsip di atas hrs ditafsirkan dg
memperhatikan dua prinsip lain, yaitu bahwa suatu
perbuatan hukum yang dilakukan di suatu tempat
tertentu dan :
1. dianggap sebagai perbuatan hukum yang sah
menurut hukum setempat, harus
diakui/dianggap sah juga di negara lain
(termasuk di negara forum) meskipun hukum
negara lain itu mengganggap perbuatan
semacam itu batal, atau
2. dianggap sebagai perbuatan hukum yang batal
menurut hukum setempat, akan dianggap batal
di mana pun juga termasuk di dalam wilayah
negara forum.
2. Johannes Voet (1647-1714)
1. Pemberlakuan hukum asing di suatu negara bukan
merupakan kewajiban Hukum Internasional (Publik) atau krn
sifat hubungan HPI-nya;
2. Suatu negara asing tidak dapat menuntut pengakuan/
pemberlakuan kaidah hukumnya di dalam wilayah hukum
suatu negara lain;
3. Karena itu, pengakuan atas berlakunya suatu hukum asing
hanya dilakukan demi sopan santun pergaulan antar negara
(Comitas Gentium);
4. Namun demikian, asas Comitas Gentium ini hrs ditaati oleh
setiap negara, dan asas ini harus dianggap sebagai bagian
dari sistem hukum nasional negara itu.

Kesimpulan :

teori Comitas Gentium adalah Asas Locus Regit Actum, artinya “tempat di mana
perbuatan dilakukan akan menentukan bentuk hukum dari perbuatan itu”.

Anda mungkin juga menyukai