^^
1. Mengetahui hal hal yang harus dilakukan terhadap jenazah yang baru saja meninggal dunia
a. Apabila mata masih terbuka, pejamkan matanya dengan mengurut pelupuk mata pelan-pelan.
b. Apabila mulut masih terbuka, katupkan dengan ditali (selendang) agar tidak kembali terbuka.
c. Tutuplah seluruh tubuh jenazah dengan kain sebagai penghormatan.
10. Disajikan kasus,menganalisis praktik jual beli yang ada unsur penipuan
Najsy adalah menawar barang dengan cara meninggikan harga bukan karena ingin membeli tapi untuk
menipu orang lain.
1) Talak raj’i yaitu talak yang dijatuhkan suami kepada istri dimana istri boleh dirujuk kembali sebelum
masa iddah berakhir.
2) Talak bain, yaitu talak yang menghalangi suami untuk rujuk kembali kepada istrinya. Talak bain ini
terbagi menjadi dua:
Talak bain kubra, yaitu Talak tiga
Talak bain sugra = Talak yang menyebabkan istri tidak boleh dirujuk, akan tetapi ia boleh dinikahi
kembali dengan akad dan mas kawin baru, dan tidak harus dinikahi terlebih dahulu oleh laki-laki lain,
seperti talak dua yang telah habis masa iddahnya.
23. Memahami fungsi hadis terhadap Al qur’an dalam konteks hukum Islam
1) Bayanut taqrir: menetapkan dan menguatkan atau menggarisbawahi suatu hukum yang ada dalam al-
Qur’an, sehingga hukum hukum itu mempunyai dua sumber, yaitu ayat yang menetapkannya dan hadis
yang menguatkannya.
2) 2) Bayanut tafsir: menjelaskan atau memberi keterangan menafsirkan dan merinci redaksi al-Qur’an
yang bersifat global (umum).
3) 3) Bayanut tasyri’: menetapkan hukum yang tidak dijelaskan oleh al-Qur’an. Contoh pada masalah zakat,
al-Qur’an tidak secara jelas menyebutkan berapa yang harus dikeluarkan seorang muslim dalam
mengeluarkan zakat fitrah.
Pembahasan tentang hukum syara’ ini meliputi unsur-unsur pencipta hukum (al-hakim), hakikat
hukum syara’ (al-hukmu), obyek atau peristiwa hukum (mahkum fih), subyek hukum (mahkum ‘alaih).
A. ALHAKIM
pertama mengatakan, bahwa pembuat atau pencipta hukum syara’ itu adalah Allah semata.
Pembuat hukum hanya Allah saja, sedangkan Rasul sebagai penyampai dan penggali hukum-hukum
syara’ yang diciptakan oleh Allah Swt
pendapat kedua mengatakan bahwa di samping Allah Swt. sebagai pembuat hukum, Rasul dan
mujtahid juga mempunyai peran sebagai penyampai hukum-hukum Allah serta melahirkan hukum-
hukum syara’ yang tidak dijelaskan oleh Allah secara tekstual dalam wahyu-Nya.
sekalipun Rasul dan para mujtahid memiliki peran yang cukup besar dalam menetapkan hukum,
tetapi pada hakikatnya pencipta hukum itu (al-Hakim) hanya Allah Swt. semata.
B. ALHUKMU
Hukum menurut bahasa adalah menetapkan sesuatu terhadap sesuatu.
Memahami hukum-hukum syara’ adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Hal ini karena hukum-hukum
syara’ memuat aturan-aturan yang berkaitan dengan perbuatan dan tingkah laku manusia dalam
kehidupan praktis mereka, baik berkaitan dengan berbagai perintah maupun larangan-larangan yang
tidak boleh dilanggar. Hukum ada dua macam : a. Hukum taklifi b. Hukum wadh’i
C. MAHKUM FIH
Dalam pandangan Muhammad Zahrah, bahwa esensi mahkum fih itu adalah berkenan dengan objek
hukum yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf
mahkum fih (perbuatan hukum) itu akan dapat dilihat realisasinya dalam lima kategori ketentuan
hukum syara’ yaitu wajib, sunah, haram, makruh dan mubah.
D. MAHKUM ‘alaih
Yang dimaksud dengan mahkum ‘alaih, seperti dijelaskan oleh Abdul Akrim Zaidan adalah
perbuatan orang mukallaf yang berkaitan dengan hukum syara’. Dalam pandangan Muhammad
Zahrah, bahwa esensi mahkum fih itu adalah berkenan dengan objek hukum yang berkaitan dengan
perbuatan mukallaf, baik kaitannya dengan tuntutan untuk berbuat (perintah), tuntutan untuk
meninggalkan (larangan), maupun pilihan.
40. Memahami kaidah fikih al umuru bimaqaashidiha (Segala Sesuatu Itu Tergantung Pada Tujuannya)
Dalil Hadis = Sahnya perbuatan tergantung pada niatnya. (HR. Bukhari)
PENJELASAN:
Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal, Imam Abu Dawud dan lainnya sepakat bahwa hadis tentang
niat tersebut merupakan sepertiga ilmu. Imam al-Baihaqi mengilustrasikan hadis tersebut bahwa
perbuatan manusia tidak lepas dari tiga hal yaitu: hati, lisan dan anggota badan.
Ulama membahas niat dari tujuh bagian yaitu hakikat, hukum, tempat, waktu, tata cara, syarat dan
tujuan niat. Maksud niat adalah untuk membedakan ibadah dari adat yang serupa dengannya.
Begitu juga fungsi niat untuk membedakan antara satu bentuk ibadah dengan ibadah lainnya.
GOODLUCK ^^