Anda di halaman 1dari 7

SURYA MEDIKA

JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


Volume xx No. xx Bulan Tahun, hal 1-5

Faktor-Faktor Risiko Kejadian Katarak Pada Nelayan Daerah Kawal Kecamatan Gunung Kijang

1
SURYA MEDIKA
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Volume xx No. xx Bulan Tahun, hal 1-5

Korespondensi: Fahdya Anjeli, STIKES Hang Tuah Tanjungpinang, JL.WR.Supratman Air Raja, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Indonesia,

Fahdyanjeli@gmail.com

2
SURYA MEDIKA
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Volume xx No. xx Bulan 2022, hal 1-5

PENDAHULUAN kejadian katarak.

Mata adalah organ yang sangat penting dalam kehidupan manusia di- 1. Analisis Univariat

mana sebagian besar informasi visual dapat diserap dan digunakan


Tabel 1
dalam berbagai bentuk kegiatan (Kementrian Kesehatan RI 2014). Sebe-
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Merokok, Alkohol, dan
sar 95% dari informasi yang diperoleh oleh otak akan masuk dan diter-
Paparan sinar UV
jemahkan oleh mata sebagai panca indra penglihatan. Seseorang sangat

bergantung pada kemampuan penglihatan dimana perasaan tidak ber- Karakteristik Frekuensi Persentase

daya akan tampak pada seseorang ketika terperangkap dalam sebuah Usia 23 57,5

lingkungan yang asing dalam kondisi kegelapan (Cameron 2006). ≥ 40 tahun 17 42,5

Secara global, diperkirakan bahwa setidaknya 285 juta orang mengalami < 40 tahun

gangguan penglihatan. Katarak merupakan penyebab terbanyak kebu- Total 40 100,0

taan. Gangguan penglihatan 65% dialami orang dengan usia lebih dari 50 Merokok 36 90,0

tahun walaupun usia ini hanya 20% dari seluruh populasi (WHO,2011). Merokok 4 10,0

Katarak merupakan kelainan mata yang terjadi akibat adanya perubahan Tidak merokok

lensa yang semula jernih dan tembus cahaya menjadi keruh. Akibatnya Total 40 100,0

penglihatan manusia menjadi kabur. Gangguan penglihatan yang dise- Paparan sinar UV
22 55,0
babkan oleh katarak tidak secara spontan, melainkan secara perlahan-la- >4 jam
18 45,0
han dan lama-kelamaan akan menimbulkan kebutaan. Masalah katarak ≤4 jam

merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi di Total 40 100,0

masyarakat pesisir pantai. Sebanyak 2,4 juta penderita katarak di Indone- Alkohol 15 37,5
sia ditemukan di daerah pesisir pantai (Kemenkes,2011). Konsumsi 25 62,5
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko keja- Tidak konsumsi

dian katarak pada nelayan Total 40 100,0

Masa Kerja 220 81,5

METODE PENELITIAN ≥2 Tahun 50 18,5

Penelitian ini merupakan penelitian obversional analitik yang dilakukan <2 Tahun

secara case control di daerah Kawal, Kecamatan Gunung Kijang pada Total 270 100,0

bulan Juni 2022. Populasi pada penelitian ini adalah 100 nelayan daerah Lingkungan 213 78,9

Kawal. Sampel pada penelitian ini berjumlah 40 responden dengan 2 Baik 57 21,1

kelompok yaitu 20 responden menderita katarak dan 20 responden yang Buruk

tidak menderita katarak. Pada penelitian ini menggunakan purposive Total 270 100,0

sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah nelayan tradisional, Sumber : Hasil penelitian 2022

nelayan yang terdaftar di Kawal, nelayan yang bersedia responden dan


Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat diketahui bahwa usia responden ≥ 40
nelayan yang mampu berkomunikasi dengan baik dan kriteria eksklusi
tahun (57,5%), mayoritas responden merokok (90%), lebih separoh
dalam penelitian ini adalah nelayan yang tidak terdaftar di Kawal, nelayan
responden yang terpapar sinar uv selama > 4 jam (55,0%), dan
yang tidak mampu berkomunikasi baik lisan maupun berkomunikasi baik
responden yang tidak mengkonsum alkohol (62,5%).
lisan maupun tulisan, dan nelayan yang tidak bisa hadir ketika penelitian.

Variabel yang diteliti terdapat variabel independen yaitu usia, merokok,

alkohol dan paparan sinar UV dan variabel dependen yaitu angka

kejadian katarak. Alat pengumpulan data adalah kuesioner dan Tabel 2

dokumensi. Pengolahan dan analisis data menggunakan IBM SPSS


Karakteristik responden berdasarkan kejadian katarak
Statistik 25 Version. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi-

square dan odds ratio.


Variabel Frekuensi Persentase (%)
HASIL PENELITIAN
Katarak 20 50,0
Analisa Univariat
Kejadian Tidak Katarak 20 50,0
Analisa univariat menggambarkan mengenai faktor penyebab katarak
Katarak
seperti usia,merokok,alcohol dan paparan sinar uv dengan angka
Total 40 100,0

1
SURYA MEDIKA
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Volume xx No. xx Bulan 2022, hal 1-5

Sumber : Hasil penelitian 2022


Tabel 5
Berdasarkan tabel 2 didapatkan separoh responden yang menderita
Hubungan Paparan Sinar UV Dengan Kejadian Katarak di daerah
katarak (50,0%).
Kawal
2. Analisis Bivariat

Tabel 3
Paparan Kejadian Katarak Total
Hubungan Usia dengan Kejadian Katarak di daerah Kawal
Sinar UV
Ux=sia Kejadian Katarak Total

Katarak Tidak f % ρ Katarak Tidak katarak f % Ρ OR

katarak
f % f %
f % f %
>4 14 63,6% 8 36,4 22
≥40 19 82,6 4 17,4 23 100 0,00
jam % 100 0,057 3,50
tahun % % %
≤4 6 33,3% 12 66,7 18
<40 1 5,9 16 94,1 17
jam % %
tahun % %
Total 20 50,0% 20 50,0 40
Total 20 50,0 20 50,0 40
%
% %
Sumber : Hasil Penelitian 2022
Sumber : Hasil Penelitian 2022
Berdasarkan tabel 5 didapatkan sebagian responden yang terkena
Berdasarkan tabel 3 didapatkan sebagian responden berumur ≥ 40 tahun
paparan sinar uv > 4 jam mengalami katarak. Hasil analisis dengan chi-
mengalami katarak. Hasil analisis dengan chi-square nilai signifikan (ρ
square nilai signifikan (ρ value) sebesar 0,057 (<0,05). Hal ini
value) sebesar 0,00 (<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
menunjukkan bahwa tedapat hubungan antara paparan sinar uv dengan
hubungan antara usia dan angka kejadian katarak pada nelayan. Nilai OR
kejadian katarak pada nelayan. Nilai OR 3,50 artinya responden yang
76,0 artinya responden yang berumur ≥ 40 tahun lebih berisiko 76 kali
terpapar sinar uv > 4 jam lebih berisiko 3 kali mengalami katarak
mengalami katarak dibandingkan yang berumur < 40 tahun.
dibandingkan yang terpapar sinar uv ≤4 jam.

Tabel 4

Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Katarak di daerah

Kawal

Merokok Kejadian Katarak Total

Katarak Tidak F % ρ

katarak

f % f %

Merokok 18 50,0 18 50,0 36 100 1,00


% % %

Tidak 2 50,0 2 50,0 4

merokok % %

Total 20 50,0 20 50,0 40

% %
Tabel 6
Sumber : Hasil Penelitian 2022
Hubungan Konsumsi Alkohol Dengan Kejadian Katarak di Daerah
Berdasarkan tabel 4 didapatkan responden memiliki kebiasaan merokok
Kawal
mengalami katarak. Hasil analisis dengan chi-square nilai signifikan (ρ

value) sebesar 1,00 (<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
Alkohol Kejadian Katarak Total
hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian katarak pada
Katarak Tidak katarak f % Ρ OR
nelayan dan nilai OR 1,00 artinya responden yang memiliki kebiasaan
f % f %
merokok lebih berisiko 1 kali mengalami katarak dibandingkan yang tidak
Alkohol 10 66,7 5 33,3 15
merokok.
% % 100% 0,102 3,000

2
SURYA MEDIKA
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Volume xx No. xx Bulan 2022, hal 1-5

Tidak 10 40,0 15 60,0 25 berumur > 40 tahun.

Alkohol % % Penelitian ini sejalan dengan Aprilia (2020) yang diperoleh

bahwa usia responden yang paling banyak terkena katarak adalah


Total 20 50,0 20 50,0 40
40- 59 sebanyak 23 responden (76,7%). Hal ini karena usia 40-60
% %
masih aktif bekerja sehingga masih tinggi terkena resiko terpapar
Sumber : Hasil Penelitian 2022
matahari.
Berdasarkan tabel 5 didapatkan sebagian responden yang
Penelitian ini tidak sejalan dengan Erman (2014) hasil
mengkonsumsi alkohol mengalami katarak. Hasil analisis dengan chi-
analisis hubungan antara umur dengan kejadian katarak diketahui
Square nilai signifikan (ρ value) sebesar 0,102 (<0,05). Hal ini
responden dengan umur beresiko ada sebanyak 22 ( 66,7%) terjadi
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara mengkonsumsi alkohol
katarak. Sedangkan pada responden dengan umur yang tidak
dengan kejadian katarak pada nelayan. Nilai OR 3,00 artinya responden
beresiko ada sebanyak 5 ( 33,3%) yang katarak. Hasil uji statistik di
yang mengkonsumsi alkohol 3 kali lebih berisiko mengalami katarak
peroleh nilai U value = 0.065 > Į = 0.05 sehingga dapat disimpulkan
dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi alkohol.
bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian katarak.

3. Hubungan Faktor Merokok Dengan Kejadian Katarak

Secara teori, merokok dapat menyebabkan katarak dengan


PEMBAHASAN
beberapa mekanisme biologis diantaranya, yang pertama

1. Kejadian Katarak kerusakan oksidatif memiliki peran utama dalam pembentukan

Katarak merupakan keadaan dimana lensa mata yang bi- katarak. Merokok menyebabkan pertambahan zat oksidatif melalui

asanya jernih dan bening menjadi keruh. Bila lensa mata sudah ke- aktifitas radikal bebas, oksidasi dan peroksidasi lipid. Di sisi lain,

hilangan sifat beningnya atau kejernihannya maka penglihata pun merokok dapat menyebabkan stres oksidatif (keadaan dimana

akan ikut menjadi berkabut atau bahkan tidak dapat melihat sama jumlah radikal bebas dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk

sekali. Dikatakan pula bahwa katarak merupakan penyebab berku- menetralkannya) secara tidak langsung pada lensa melalui

rangnya penglihatan di dunia (Yunaningsih et al., 2017). penipisan antioksigen endogen, seperti vitamin C, vitamin E, dan b-

Dari 40 nelayan yang di teliti, terdapat 20 nelayan menderita karoten. Kedua, tembakau mengandung logam berat seperti

katarak dan 20 nelayan tidak menderita katarak. Sebagian besar kadmium, timbal, dan tembaga yang menumpuk dalam lensa

nelayan yang menderita katarak menyatakan bahwa pandangan menyebabkan kerusakan secara langsung. Ketiga, kadar sianida

sudah buram dan tidak dapat melihat dengan jelas. dan aldehid naik dalam darah perokok, kemudian aldehida dan

Kejadian katarak di Daerah Kawal ini ada hubungannya den- isosianat yang terbentuk dari sianida dapat mengubah struktur

gan faktor usia (82,6%) dan paparan sinar uv (63,6%), sedangkan protein lensa yang menyebabkan terjadinya kekeruhan dalam lensa

faktor merokok (50%) dan mengkonsumsi alkohol (60%) tidak ada yang berdampak dalam pembentukan katarak (Ye, 2012).

hubungannya dengan kejadian katarak dengan membandingkan Hasil penelitian didapatkan responden memiliki kebiasaan

dengan kelompok yang tidak menderita katarak. merokok mengalami katarak. Hasil analisis dengan chi-square nilai

2. Hubungan Faktor Usia Dengan Kejadian Katarak signifikan (p value) sebesar 1,00 (<0,05). Hal ini menunjukkan

Semakin meningkatnya usia, maka sifat lensa sebagai salah bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan ke-

satu organ tubuh juga akan ikut berubah. Perubahan yang terjadi jadian katarak pada nelayan dan nilai OR 1,000 artinya responden

salah satunya ialah meningkatnya kemampuan lensa untuk meng- yang memiliki kebiasaan merokok lebih berisiko 1 kali mengalami

hamburkan cahaya matahari. Tidak hanya pada lensa, penyebaran katarak dibandingkan yang tidak merokok. Perbedaan hasil peneli-

cahaya matahari juga terjadi secara intraokular, dan ini juga tian ini disebabkan responden yang merokok mengatakan tidak

meningkat secara eksponensial sesuai dengan peningkatan usia. memiliki kebiasaan merokok dalam jumlah banyak.

Perubahan ini secara nyata dimulai dari usia 40 tahun, kemudian Hasil ini serupa dengan hasil penelitian Anni&Yunita (2018)

meningkat hingga 2 kali lipat saat usia 65 tahun, dan mencapai 3 analisis bivariat menunjukkan bahwa kebiasaan merokok tidak

kali lipat pada usia 77 tahun (Van 2007). berhubungan dengan kejadian katarak senilis di RSUD Tugurejo

Hasil penelitian ini didapatkan sebagian responden berumur Kota Semarang (p value= 0,29).

≥ 40 tahun mengalami katarak. Hasil analisis dengan chi-square Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Heidar

nilai signifikan (p value) sebesar 0,00 (<0,05). Hal ini menunjukkan (2015), Hadini (2016) yang menunjukkan adanya hubungan antara

bahwa terdapat hubungan antara usia dan angka kejadian katarak merokok dengan kejadian katarak. Perbedaan hasil penelitian ini

pada nelayan. Nilai OR 76,0 artinya responden yang berumur ≥ 40 disebabkan karena jumlah responden yang merokok lebih besar

tahun lebih berisiko 76 kali mengalami katarak dibandingkan yang dibandingkan dengan jumlah responden yang tidak merokok,

3
SURYA MEDIKA
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Volume xx No. xx Bulan 2022, hal 1-5

adanya perbedaan karakteristik responden, serta adanya variasi kerja saraf (Handoyo, 2004). Semakin tinggi kadar alkohol dalam

acak pengambilan sampel dalam populasi yang mempengaruhi minuman maka akan semakin cepat penyerapan ke dalam darah.

hasil penelitian. Selain itu alkohol dapat mempengaruhi sistem organ yang ada di

4. Hubungan Paparan Sinar UV Dengan Kejadian Katarak dalam tubuh. Pengaruh yang terjadi adalah bisa merusak organ

Sinar ultraviolet dari matahari diserap oleh protein lensa tersebut (Wiarto, 2013).

terutama asam amino aromatic, yaitu tirptofan, fenil-alamin dan Penelitian lain oleh Gong dkk (2015) menyebutkan adanya

tirosin sehingga menimbulkan reaksi dan menghasilkan fragmen hubungan banyaknya konsumsi alkohol dengan risiko katarak. Kon-

molekul yang disebut radikal bebas atau spesies oksigen yang sumsi alkohol berat yakni berkisar 20 gram perhari secara sig-

bersifat sangat reaktif. Selanjutnya radikal bebas ini akan menim- nifikan meningkatkan kejadian katarak namun konsumsi alkohol ku-

bulkan reaksi patologis dalam jaringan lensa dan senyawa toksis rang 20 gram perhari atau tidak pernah sama sekali perharinya

lainnya, sehingga terjadi reaksi oksidatif pada gugus sulfhidril pro- tidak meningkatkan risiko katarak secara signifikan.

tein. Reaksi oksidatif akan mengganggu struktur protein lensa se- Hasil penelitian yang didapatkan sebagian responden yang

hingga cross link antar dan intra ptrotein dan menambah jumlah mengkonsumsi alkohol mengalami katarak. Hasil analisis dengan

high molekul weight protein sehingga terjadi agregasi protein, yang Chi-Square nilai signifikan (p value) sebesar 0,102 (<0,05). Hal ini

selanjutnya menyebabkan kekeruhan lensa yang disebut katarak. menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara mengkonsumsi

Sehingga sinar ultraviolet dari matahari dapat mempercepat alkohol dengan kejadian katarak pada nelayan. Nilai OR 3,00

kekeruhan pada lensa mata, seseorang dengan aktivitas seharihari artinya responden yang mengkonsumsi alkohol 3 kali lebih berisiko

sering terpapar sinar ultraviolet meningkatkan faktor risiko katarak. mengalami katarak dibandingkan dengan yang tidak mengkon-

Efek dari terpapar sinar matahari secara terus menerus dalam sumsi alkohol.

waktu yang lama akan menyebabkan keruhnya lensa mata, hal ini Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Meisye dkk

dapat menyebabkan katarak. Paparan sinar ultraviolet (2014), analisis hubungan antara konsumsi minuman beralkohol

meningkatkan risiko terkena katarak, terutama jika mata tanpa menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara konsumsi

pelindung terpapar sinar matahari cukup lam( Laila A, 2017). minuman beralkohol dengan kejadian katarak di Balai Kesehatan

Hasil penelitian didapatkan sebagian responden yang Mata Masyarakat (BKMM) Provinsi Sulawesi Utara. Hasil analisis

terkena paparan sinar uv > 4 jam mengalami katarak. Hasil analisis statistik menggunakan Chi-square diperoleh nilai p=0.939 dengan

dengan Chi-square nilai signifikan (p value) sebesar 0,057 (<0,05). OR=1.05 (CI 95%=0.25-4.42)

Hal ini menunjukkan bahwa tedapat hubungan antara paparan Berbeda dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Tana,

sinar uv dengan kejadian katarak pada nelayan. Nilai OR 3,50 dkk (2009) dipeoleh hasil yang signifikan dengan nilai ρ=0,00 me-

artinya responden yang terpapar sinar uv > 4 jamlebih berisiko 3 nunjukkan hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian

kali mengalami katarak dibandingkan yang terpapar sinar uv ≤4 katarak.

jam.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Sari dkk (2018),


SIMPULAN
pada uji statistik untuk varibel bekerja diluar ruangan diperoleh nilai
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan terkait
OR sebesar 3.217 dan tingkat kepercayaan 95% Confidence Inter-
usia dan paparan sinar uv dengan kejadian katarak
val (CI) diperoleh nilai batas bawah sebesar 1.523 dan batas atas
DAFTAR PUSTAKA
sebesar 6.795 berarti bekerja diluar ruangan berisiko 3.217 ter-
Ayuni, Q. D. (2020). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga Pada
hadap kejadian katarak.
Pasien Post Operasi Katarak. Jakarta. Pustaka Galeri Mandiri.
Hasil penelitian berbeda yang dilakukan oleh Yunaningsih
Cameron. 2006. Fisika Tubuh Manusia Edisi 2. Jakarta: EGC.
(2017) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara sinar ultravi-
Kementrian Kesehatan RI. 2014. INFODATIN Situasi Gangguan
olet dengan kejadian katarak dengan menggunakan uji chi square
Penglihatan Dan Kebutaan. Jakarta.
yang menunjukkan nilai (p= 0,077, > α (0,05)) dengan hasil uji
Van Den Berg, et al. 2007. Straylight Effects with Aging and Lens
statistic diperoleh nilai OR sebesar 2, 182 dengan rentang nilai
Extraction.American Journal of Ophthalmology.Vol.144. Issue 3 : 358-363.
lower limit (batas bawah) OR= 0,996, dan upper limit (batas atas)
World Health Organization. 2011. Blindness and visual impairment.
OR= 4,779.
http://www.VISION2020.org diakses 22 November 2011.
5. Hubungan Konsumsi Alkohol Dengan Kejadian Katarak
Yunaningsih, Ayu, and Karma Ibrahim. 2017. “Analisis Faktor Risiko
Minuman keras atau minuman beralkohol tidak menimbulkan
Kebiasaan Merokok, Paparan Sinar Ultraviolet Dan Konsumsi Antioksidan
gejala putus obat (sakaw) sebagaimana narkotika dan zat
Terhadap Kejadian Katarak Di Poli Mata Rumah Sakit Umum Bahteramas
psikotropika, tetapi dalam dosis tinggi juga akan mempengaruhi

4
SURYA MEDIKA
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Volume xx No. xx Bulan 2022, hal 1-5

Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.” Jurnal Ilmiah

Kesehatan Masyarakat 2(6): 1–9.

http://ojs.uho.ac.id/index.php/index/index.

Anda mungkin juga menyukai