Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 IDANOGAWO
Jalan Arah Teluk dalam KM 36 Desa Saiwahili Kecamatan Idanogawo
Kab. Nias Kode Pos.22872
Email.smkn_idanogawo@yahoo.co.idWebsite. www.smkn1idanogawo.sch.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMKN I IDANOGAWO


Kompetensi Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga
Mata Pelajaran : ADMINISTRASI PAJAK
Kelas/Semester : XII/1
Materi Pokok : Pengisian surat setoran pajak (SSP) PPh Orang pribadi
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit (2 kali pertemuan)

A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.13 Menerapkan prosedur pengisian 3.11.1 Menjelaskan Pengertian Surat
surat setoran pajak (SSP) PPh Setoran Pajak
Orang pribadi. 3.13.2 Menjelaskan Prosedur Pengisian SSP PPh
Orang Pribadi
3.13.3 Menerapkan Prosedur Pengisian SSP PPh
Orang Pribadi
4.13 Melakukan pengisian pajak PPh 4.13.1 Melakukan Pengisian SSP PPh orang
Orang Pribadi Pribadi secara manual
4.13.2 Melakukan Pengisian SSP PPh Orang
Pribadi secara elektronik.

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model Cooperatif learning,
Pendekatan TPACK, Metode Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan Ceramah
maka siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian Surat Setoran Pajak dengan benar dan percaya diri
2. Menjelaskan prosedur pengisian SSP PPh Orang pribadi dengan benar dan percaya diri
3. Menerapkan prosedur pengisian SSP PPh Orang Pribadi dengan benar dan
bertanggungjawab
4. Melakukan Pengisian SSP PPh orang Pribadi secara manual dengan benar dan
bertanggungjawab
5. Melakukan Pengisian SSP PPh Orang ribadi secara elektronik dengan benar dan
Bertanggungjawab

C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik TPACK
2. Model Pembelajaran : Coorperative learning ( Jigsaw)
3. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan

D. Media, Alat, Bahan Pembelajaran


 Laptop
 Infokus
 Slide Power Point

E. Sumber Belajar
 Buku Referensi
 Internet
 Modul Paket Keahlian Akuntansi SMK, Agus Mulyono
 Youtube

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pertemuan 1
Orientasi: 15 menit
 Guru masuk ke dalam kelas dan menyapa
peserta didik
 Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
sebelum memulai pelajaran yang dipimpin
oleh ketua kelas
 Guru mengecek kehadiran peserta didik

Apersepsi:
 Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran untuk pertemuan hari
Pendahuluan ini

Motivasi
 Guru memberikan memberikan semangat
agar peserta didik termotivasi untuk
melanjutkan pembahasan materi baru
 Guru menyampaikan Teknik penilaian yang
akan digunakan

Nilai yang ditanamkan


 Rasa ingin tahu, percaya diri, bertanggung
jawab, displin

Mengamati 60 menit

 Guru menyampaikan informasi melalui


tayangan video / slide power point
 Siswa mengamati tayangan yang
ditampilkan
 Guru membagi siswa kedalam beberapa
kelompok (masing-masing kelompok
terdiri dari 3-5 siswa)
 Guru menyiapkan topic diskusi yang
berbeda untuk masing-masing siswa
dalam kelompok.

Menanya
 Guru meminta siswa yang mempunyai
topic sama berkumpul menjadi
 satu kelompok yang selanjutnya disebut
kelompok.
Inti  Guru memberikan motivasi kepada
masing-masing kelompok untuk
 merumuskan topic masalah diskusi
tentang prosedur dan tata cara
pembayaran/penyetoran PPh Orang
Pribadi (OP).

Mengumpulkan data/informasi/Mengeskporasi
 Guru memberikan motivasi kepada
masing-masing kelompok untuk
merumuskan topic masalah diskusi dan
memecahkan permasalahan sesuai
dengan topik yang diberikan guru tentang
prosedur dan tata cara
pembayaran/penyetoran PPh Orang
Pribadi (OP)
 Guru meminta siswa untuk mencari
jawaban dari rumusan masalah melalui
sumber belajar yang tersedia, dapat
melalui buku paket, koran, majalah, dll.
 Guru sesekali berkeliling ke masing-
masing kelompok dan memperhatikan
jalannya diskusi

Asosiasi/menalar/Mencoba
 Guru mengintruksikan siswa dalam
kelompok untuk kembali ketempatnya
masing-masing.
 Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk menyampaikan hasil diskusi
pada kelompok.
 Guru memberikan kesempatan kepada
siswa didalam kelompok lain untuk
menanggapi penyajian kelompok yang
presentasi.

Mengkomunikasikan/Menyimpulkan
 Guru mengintruksikan kepada masing-
masing kelompok untuk menyimpulkan
hasil diskusi berdasarkan jawaban atau
pendapat dari anggota kelompok
sehingga diperoleh suatu kesimpulan
kelompok tentang prosedur dan tata cara
pembayaran/penyetoran PPh Orang
Pribadi (OP)
 Guru secara acak dapat menunjuk
beberapa kelompok untuk menyampaikan
hasil kesimpulan kelompoknya dan
memberikan kelompok lain untuk
menanggapinya.

 Guru Bersama dengan peserta didik: 15 menit


- Membuat rangkuman hasil belajar
- Melakukan refleksi terhadap proses
yang sudah dilalui
- Memberikan umpan balik tentang hasil-
hasil yang diperolah selama diskusi
kelas
Penutup  Guru melalukan:
- Penilaian dan mengumumkan hasil
penilaian kepada peserta didik
- Memberi tahu materi pembelajaran pada
pertemuan berikut
 Do’a penutup pembelajaran

G. Penilaian hasil belajar siswa (Sikap, Pengetahuan, keterampilan)

PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Pengetahuan
a. TeknikPenilaian : Tes tertulis
b. Bentuk instrument : Soal tes tertulis
c. Kisi-kisi : Pengisian SSP berdasarkan latihan soal

 Soal Pengetahuan
Nama WP : Tn Bagas
Status : K/2
NPWP : 21.123.456.789-4.987.000
Alamat : Garut Jawa Barat
Jika diketahui pada tahun 2015 mempunyai PPh kurang bayar sebesar Rp. 78.031.250,
maka buatlah SSP untuk pembayaran pajak Tn. Bagas
2. Ketrampilan
a. TeknikPenilaian : Penilaian Unjuk kerja dengan melakukan diskusi kelompok
b. Bentuk instrument : Soal Praktek
c. Kisi-kisi
No Indikator Butir Instrumen
1 Menjelaskan prosedur dan tata cara 1
pembayaran/penyetoran PPh Orang
Pribadi (OP)
2 Menganalisis formulir yang digunakan 2
untuk pembayaran/penyetoran PPh OP
dan petunjuk/tata cara pengisiannya

Soal Praktek ( Keterampilan)


Topik diskusi yang diberikan guru dalam model pembelajaran jigsaw:
- Menjelaskan prosedur dan tata cara pembayaran/penyetoran PPh Orang Pribadi (OP)
- Menganalisis formulir yang digunakan untuk pembayaran/penyetoran PPh OP dan
petunjuk/tata cara pengisiannya

Skor
No 1 jika tepat 100
No 2 jika tepat 100

Saiwahili, Agustus 2022


Mengetahui,
Kepala SMKN. 1 Idanogawo Guru Mata Pelajaran

FEBRI KARYA DEWI LASE, S.Pd.Ing LIBERTI WARUWU, S.Pd


NIP. 19780226200502 2 002
DI SUSUN OLEH:
LIBERTI WARUWU, S.Pd
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga Bahan Ajar tentang Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Perusahaan Jasa yang disusun
untuk peserta didik kelas XI SMK ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Bahan Ajar ini disusun dengan tujuan agar peserta didik dapat mencapai kompetensi
dasar yang telah ditentukan yaitu menerapkan proses pencatatan transaksi ke dalam jurnal
umum untuk perusahaan jasa. Bahan ajar ini memaparkan secara singkat dan jelas materi
pembelajaran serta dilengkapi pula dengan evaluasi yang akan mendukung ketercapaian
kompetensi dasar sesuai dengan yang diharapkan.

Orang bijak mengatakan Tidak ada yang abadi di dunia ini, semuanya berubah yang
abadi hanyalah perubahan itu sendiri. Penyusun meyakini bahwa dalam pembuatan Bahan Ajar
tentang Bentuk-bentuk surat pemberitahuan pajak yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang relevan dan membangun guna
penyempurnaan Bahan Ajar ini di masa yang akan datang. Semoga Bahan Ajar ini dapat
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi peserta didik kelas XI SMK. Akhir kata penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung

Saiwahili, Agustus 2022

LIBERTI WARUWU, S.Pd


KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

A. KOMPETENSI INTI ............................................................................................ 1


B. KOMPETENSI DASAR DAN IPK .................................................................... 2
C. TUJUAN PEMBELAJARAN .................................................................................... 3
D. PETUNJUK PENGGUNAAN .......................................................................... 4
E. MATERI .......................................................................................................... 6
A. Surat Pemberitahuan (SPT) ............................................................................ 6
1. Pengertian SSP ................................................................................... 6
2. Pajak Penghasilan Orang Pribadi.........................................................6
3. Prosedur SSP untuk PPh orang pribadi...............................................7
B. Surat setoran pajak (SSP)........................................................................8

RANGKUMAN ..................................................................................................... 12

REFLEKSI DIRI ............................................................................................................ 13

TES PENGETAHUAN .................................................................................................. 14

UJI KETERAMPILAN .................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA
Pengetahuan : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan
metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Akuntansi
dan Keuangan Lembaga pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional.
: Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi,
dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan
masalah sesuai dengan bidang Akuntansi dan Keuangan
Keterampilan Lembaga. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu
dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi
kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas pesifik di bawah
pengawasan langsung.
Kompetensi Dasar :
1. Pengetahuan
3.13 Menerapkan prosedur pengisian surat setoran pajak (SSP) PPh Orang pribadi
2. Keterampilan
4.13 Melakukan pengisian pajak PPh Orang Pribadi
IPK Pengetahuan (3.4)
3.11.1 Menjelaskan Pengertian Surat Setoran Pajak
3.13.2 Menjelaskan Prosedur Pengisian SSP PPh Orang Pribadi
3.13.3 Menerapkan Prosedur Pengisian SSP PPh Orang Pribadi

IPK Keterampilan(4.4)
4.13.1 Melakukan Pengisian SSP PPh orang Pribadi secara manual
4.13.2 Melakukan Pengisian SSP PPh Orang Pribadi secara elektronik
Setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Cooperatif
learning melalui pendekatan scientific learning dan metode cermah, tanya
jawab dan diskusi dengan media pembelajaran PPT maka siswa dapat :

3.13.1 Menjelaskan pengertian Surat Setoran Pajak dengan benar dan percaya diri
3.13.2 Menjelaskan prosedur pengisian SSP PPh Orang pribadi dengan benar dan percaya diri
3.13.3 Menerapkan prosedur pengisian SSP PPh Orang Pribadi dengan benar dan
bertanggungjawab
4.13.1 Melakukan Pengisian SSP PPh orang Pribadi secara manual dengan benar dan
bertanggungjawab
4.13.2 Melakukan Pengisian SSP PPh Orang ribadi secara elektronik dengan benar dan
bertanggungjawab

Petunjuk bagi peserta didik :

1. Setiap peserta didik wajib mempelajari Bahan Ajar ini sesuai dengan
kegiatan belajar yang bersangkutan atau sesuai dengan petunjuk guru.
2. Apabila dalam mempelajari modul ini peserta didik mengalami kesulitan,
hendaknya menanyakan kepada guru ataupun mencari lewat buku-buku
penunjang lainnya.
3. Peserta didik dianjurkan untuk melengkapi referensi seperti internet,
koran, buku dari sumber lain yang relevan/sesuai dengan pembahasan
bila memang diperlukan.
4. Setelah selesai kegiatan belajar yang bersangkutan, setiap peserta didik
menjawab soal-soal latihan dan menyelesaikan tugas sesuai petunjuk.
5. Bila tes hasil belajar belum mencapai ketuntasan belajar minimal (KBM)
maka peserta didik yang bersangkutan harus mengikuti program remedial
sampai mencapai KBM.
6. Peserta didik yang tuntas boleh dilakukan pengayaan dengan melanjutkan
materi pelajaran berikutnya.
Pengertian dan Landasan Hukum Surat
Setoran Pajak (SSP)
Ketentuan terkait pengisian formulir Surat Setoran Pajak atau SSP awalnya
diatur dalam Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No.PER-38/PJ/2009 tentang
Bentuk, Isi, dan Tata Cara Pengisian Surat Setoran Pajak.
Kemudian Peraturan tersebut mengalami beberapa perubahan di antaranya:
 Perdirjen Pajak No.PER-23/PJ/2010 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara
Pengisian Surat Setoran Pajak.
 Perdirjen Pajak No.PER-24/PJ/2013 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara
Pengisian Surat Setoran Pajak.
 Perdirjen Pajak No.PER-30/PJ/2015 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara
Pengisian Surat Setoran Pajak.
 Perdirjen Pajak No.PER-44/PJ/2016 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara
Pengisian Surat Setoran Pajak.
 Perdirjen Pajak No.PER-22/PJ/2017 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara
Pengisian Surat Setoran Pajak.
Hingga yang terakhir adalah Perdirjen Pajak No.PER-09/2020 yang terbit dan
berlaku mulai tanggal 30 April tahun 2020.
Jika diambil melalui Perdirjen yang telah diterbitkan, pengertian Surat Setoran
Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan
dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas
negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

Perkembangan SSP menjadi SSE


Belakangan, tepatnya per-1 Januari 2016 Kementerian Keuangan
mengeluarkan Modul Penerimaan Negara Generasi 2 (MPN G2).
Dimana pada modul tersebut pembayaran dan penyetoran pajak dapat
dilakukan secara online dengan mengisi Surat Setoran Elektronik (SSE) Pajak
melalui sistem billing.
Sistem billing sendiri adalah sistem yang memfasilitasi penerbitan
kode billing dalam pembayaran atau penyetoran penerimaan negara secara
elektronik.
Khusus Direktorat Jenderal Pajak, kode billing secara acak yang diawali dengan
angka 0, 1, 2, dan 3.
Sebelum adanya MPN G2, Wajib Pajak dalam pembayaran pajak harus
melakukan setor secara manual dan sering kali menyulitkan bagi Wajib Pajak
yang tidak punya waktu untuk pergi ke Bank atau Kantor Pos persepsi.

Baca Juga: Panduan Bayar Pajak Mudah & Cepat dengan e-Billing

Ketentuan dan Bentuk Formulir Surat


Setoran Pajak (SSP) Terbaru
Menurut Perdirjen Pajak No.PER-09/2020, Bentuk surat setoran pajak terdiri
dari dua rangkap saja, yaitu:
 Lembar ke-1 disampaikan ke Bank/Pos persepsi atau lembaga persepsi
lainnya;
 Lembar ke-2 untuk arsip Wajib Pajak.
Meski begitu, SSP bisa dibuat lebih dari dua rangkap sesuai dengan kebutuhan
dan tidak bisa dibuat sendiri oleh Wajib Pajak.
Di samping itu, satu SSP bisa digunakan untuk melakukan pembayaran atau
penyetoran atas:
 1 (satu) jenis pajak;
 1 (satu) Masa Pajak, Tahun Pajak, atau Bagian Tahun Pajak; dan
 1 (satu) Surat Ketetapan Pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan PBB,
Surat Tagihan PBB, atau surat keputusan atau putusan atas upaya hukum
yang mengakibatkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah,
dalam hal pembayaran atas ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak dengan
menggunakan satu kode akun pajak dan satu kode jenis setoran.
Untuk kode akun dan jenis setoran pajak, dapat Anda lihat melalui tautan berikut
ini.

Tata cara dan prosedur pembayaran PPh


tahunan OP
- Siapkan formulir Surat Setoran Pajak (SSP) dan uang tunai
Sebelum melakukan pembayaran/penyetoran pajak terlebih dahulu wajib pajak
mempersiapkan SSP yang akan diserahkan ketika pembayaran pajak. SSP diisi
sendiri oleh wajib pajak dan ditandatangani sebelum diserahkan ke kantor penerima
pembayaran. Jumlah SSP yang diserahkan adalah 4 (empat) lembar terdiri dari
lembar 1 untuk wajib pajak, lembar 2 untuk KPPN, lembar 3 untuk KPP, dan
lembar 4 untuk kantor penerima pembayaran.
Selain itu wajib pajak perlu menyiapkan uang tunai sejumlah yang akan dibayarkan,
alangkah baiknya jika wajib pajak menyerahkan uang pas ketika melakukan
pembayaran pajak. Batas waktu pembayaran adalah tanggal 10 bulan berikutnya.
- Pilih metode pembayaran
Selanjutnya wajib pajak dapat memilih cara pembayaran yang akan dilakukan. Bila
pembayaran pajak dalam jumlah besar, sehingga tidak memungkinkan untuk
membawanya, maka pilihlah metode transfer ke kas negara. Hubungi Customer
Service dimana rekening bank berada, pihak bank akan sangat senang membantu
karena biasanya metode transfer hanya dipilih oleh nasabah prioritas. Namun
apabila menggunakan cara lain, maka wajib pajak dapat melakukan pembayaran
secara langsung dengan mengunjungi tempat-tempat dibawah ini:
a. Kantor Pos.
b. Bank Badan Usaha Milik Negara.
c. Bank Badan Usaha Milik Daerah.
d. Tempat pembayaran lainnya yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan
Contoh : Bank Swasta tertentu (Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BNI).
Bank tempat pembayaran pajak disebut juga dengan nama Bank Persepsi
- Pastikan kode pembayaran pajaknya sudah benar
Agar tidak keliru membayar, maka pastikan jenis pajak yang akan dibayar. Cari
kode setor yang berjumlah 3 digit serta kode jenis pajak yang berjumlah 6 digit.
Hubungi Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak terdekat untuk
informasi. Untuk KPP Pratama biasanya telah bekerjasama dengan kantor pos,
sehingga loket pembayaran berada di dalam gedung KPP Pratama. Wajib pajak
cukup datang ke KPP Pratama, hubungi Account Representative untuk mengisi
Surat Setoran Pajak, dan kemudian langsung bayar di loket.
- Dapatkan arsip Surat Setoran Pajak (SSP)
Setelah membayar pajak, pastikan wajib pajak menerima arsip/struk bukti
pembayaran pajak. Simpan dengan baik karena sehelai kertas tersebut bernilai uang
bagi para petugas pajak semacam Account Representative, Pemeriksa Pajak atau
Jurusita Pajak. Bukan uang tunai yang mereka cari, tetapi arsip salinan pembayaran
pajak yang bernilai emas bagi mereka. Menyimpan arsip pembayaran selama
beberapa tahun berguna sekali apabila anda hendak pindahbuku, atau klaim ke
Kantor Pajak apabila ternyata pembayaran pajak anda terlalu besar.
2. Surat Setoran Pajak (SSP)
Pengertian Surat Setoran Pajak (SSP) adalah : bukti pembayaran atau penyetoran pajak
yang telah dilakukan oleh Wajib Pajak dengan menggunakan formulir atau telah
dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Formulir SSP dibuat dalam rangkap 4 (empat),
dengan peruntukan sebagai berikut :
lembar ke-1 : untuk arsip Wajib Pajak;
lembar ke-2 : untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN);
lembar ke-3 : untuk dilaporkan oleh Wajib Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak;
lembar ke-4 : untuk arsip Kantor Penerima Pembayaran.
Apabila diperlukan di SSP dibuat rangkap 5 (lima) dengan ketentuan lembar ke-5 :
lembar ke-5 adalah untuk arsip Wajib Pungut (Bendahara Pemerintah/BUMN) atau pihak
lain.
Pengisian Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran dalam formulir SSP dilakukan
berdasarkan Tabel Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran.
Wajib Pajak dapat mengadakan sendiri formulir SSP dengan bentuk dan isi sesuai dengan
formulir SSP. Wajib Pajak dapat meminta formulir SSP secara gratis ke Kantor
Pelayanan Pajak. Satu formulir SSP hanya dapat digunakan untuk pembayaran satu
jenis pajak dan untuk satu Masa Pajak atau satu Tahun Pajak/surat ketetapan
pajak/Surat Tagihan Pajak dengan menggunakan satu Kode Akun Pajak dan satu Kode
Jenis Setoran, kecuali Wajib Pajak dengan kriteria tertentu sebagaimana dimaksud
dalam Penjelasan.

Baca Juga: Kenali 2 Cara Membayar Pajak Penghasilan, Apa Saja?

Cara Mengisi Formulir Surat Setoran


Pajak (SSP)
Formulir SSP terdiri dari beberapa kolom yang wajib diisi. Berikut contoh Surat
Setoran Pajak:
Lalu, bagaimana cara pengisian formulir SSP secara manual?
Sebagai catatan, karena akan dijelaskan secara singkat, penulis hanya akan
menjelaskan hal-hal yang mungkin secara umum tidak diketahui oleh Wajib
Pajak.
Berikut penjelasannya:
 Pada kolom Nomor Objek Pajak (NOP) diisi dengan Nomor Objek Pajak
berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT).
 Pada kolom Alamat OP (Objek Pajak) diisi dengan alamat tempat objek pajak
sesuai dengan SPPT.
 Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran diisi dengan kode berdasarkan
pajak terutang yang akan disetorkan.
Untuk daftar Kode Akun dan Setoran Pajak dapat Anda lihat
di https://www.pajak.go.id/index.php/id/kode-akun-pajak-dan-kode-jenis-setoran-
pajak
 Kolom Uraian Pembayaran diisi dengan uraian yang terdapat pada kolom Jenis
Setoran yang memiliki hubungan dengan Kode Akun dan Jenis Setoran Pajak.
Khusus PPh Final Pasal 4 ayat 2 atas penyewaan tanah dan bangunan atau
pengalihan hak atas tanah dan bangunan dicatat pula nama pembeli atau
penyewa.
 Kolom Nomor Ketetapan diisi berdasarkan nomor dalam Surat Tagihan Pajak,
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan.
Setelah Anda mengisi formulir Surat Setoran Pajak, selanjutnya adalah ke tahap
pembayaran pajak secara manual dengan menyerahkan SSP
kepada teller Bank atau Kantor Pos Persepsi.
Wajib Pajak selanjutnya akan menerima kembali SSP lembar dua yang berisi
NTPN dan Nomor Transaksi Pembayaran yang telah ditandatangani oleh
pejabat bank atau kantor pos sebagai bukti setor.
Terakhir, Wajib Pajak melaporkan bukti setor kepada KPP terdekat.

Cara Mengisi Surat Setoran Elektronik


Pajak (SSE)
Seperti yang telah dibahas pada awal artikel ini, penggunaan SSP sudah mulai
ditinggalkan dan Wajib Pajak kini bisa melakukan penyetoran pajak secara
elektronik.
Bagaimana caranya?
1. Caranya adalah Wajib Pajak dapat mengakses e-Billing dan memperoleh ID
Billing yang disediakan oleh DJP atau penyedia jasa aplikasi perpajakan.
2. Namun agar bisa mendapatkan ID Billing, Wajib Pajak harus melakukan
registrasi terlebih dahulu di situs DJP Online.
3. Setelah Wajib Pajak sudah terdaftar, langkah selanjutnya Wajib Pajak login ke
situs DJP Online menggunakan NPWP dan password.
4. Setelah masuk, pilih e-billing dan selanjutnya akan muncul formulir SSE yang
kurang lebih kolom pengisiannya sama dengan SSP manual.
5. Setelah formulir diisi dengan lengkap, klik submit untuk mendapatkan ID
Billing.
6. ID Billing ini nantinya akan digunakan sebagai identitas pembayaran pajak
yang akan disetorkan kepada bank atau metode pembayaran lainnya.
Itulah penjelasan singkat mengenai Surat Setoran Pajak (SSP). Di era yang
serba digital ini, penggunaan SSP sudah banyak ditinggalkan dan banyak Wajib
Pajak beralih ke SSE.
Administrasi Pajak Untuk SMK/MAK Kelas XII

WWW.Pajak.Go.id www.ortax.org

www.pajak-online.com Video Pembelajaran

https://www.youtube.com/watch?v=q4ob-XfSilk

https://www.youtube.com/watch?v=WrGsgKXepZI&t=11s

Anda mungkin juga menyukai