Bab 2
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
adalah suatu keadaan tubuh dimana kadar hemoglobin dalam darah kurang
kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari nilai normal untuk
zat besi.
berkisar pada 7-8 gr %, dan anemia berat apabila kadar hemoglobin dalam
11
12
menjadi :
membran.
ginjal.
3) Anemia pernisius
diturunkan.
4) Anemia hemolitik
6) Anemia aplastic
hemoglobin dalam darah adalah asupan zat gizi. Proses produksi sel darah
merah berjalan dengan lancar apabila kebutuhan zat gizi yang berguna
Zat besi merupakan salah satu komponen heme, yang dibutuhkan tubuh
gangguan homeostasis zat besi dalam tubuh. Homeostasis zat besi dalam
tubuh diatur oleh penyerapan besi yang dipengaruhi asupan besi dan
bagian proksimal usus halus dan dapat dialirkan dalam darah bersama
besi, yaitu: (1) jalur heme, (2) jalur fero (Fe2+), dan (3) jalur feri (Fe3+).
Zat besi tersedia dalam bentuk ion fero dan dan ion feri. Ion feri
dalam plasma darah untuk reutilisasi atau disimpan dalam bentuk ferritin
homeostasis dan kebutuhan zat besi dalam tubuh. Kelebihan zat besi
hilangnya zat besi. Sering kali perdarahan yang bersifat mikro atau okulta
tidak disadari dan berlangsung kronis, sehingga menyebabkan zat besi ikut
sel darah merah terlalu sedikit ataupun abnormal, maka akan terjadi
ini menimbulkan gejala seperti kelelahan, lemah, pusing, dan sesak napas.
lemah, lelah, lalai), disertai dengan pusing kepala terasa berputar, mata
juga akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga biasanya lebih mudah
akibat mudah lelah. Masalah pada jantung, seperti aritmia dan gagal
melahirkan premature, atau bayi terlahir dengan berat badan rendah serta
asam folat, vitamin A, vitamin C dan Zink, dan pemberian tablet tambah
resiko gagal jantung yakni ketika kadar Hb 5-8 g/dl. Komponen darah
lancing device yang sudah diisi dengan jarum lancet. Darah yang keluar
diteteskan pada strip yang sudah tersedia pada alat ukur Hb digital. Hasil
saja. Berarti, yang disebut sebagai gizi adalah hal-hal yang berkaitan
dengan fungsi utama zat gizi itu sendiri meliputi menghasilkan energi,
proses metabolisme tubuh. Namun, saat ini gizi tidak hanya mencangkup
tentang fungsi dasar dan kesehatan tetapi sudah dihubungkan dengan IQ,
diartikan sebagai bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi atau
komponen kimia yang dapat diubah oleh tubuh menjadi zat gizi.
1) Zat Besi
Linda Endah, 2018). Besi yang ada pada tubuh didapatkan dari proses
(Almatsier, 2009).
2) Protein
yang khas yang tidak dapat diganti dengan zat gizi lain, yakni
membangun dan memelihara sel dan jaringan tubuh. Selain itu, protein
danmengangkut zat gizi dari saluran cerna kedalam darah, dari darah
memiliki peran penting dalam mengangkut zat besi dalam tubuh. Oleh
telur, susu, keju, daging sapi, kambing, ikan, dan kerang. Sedangkan
3) Vitamin C
dan zat besi dapat berikatan menjadi senyawa askorbat besi kompleks
yang larut dalam air dan mudah untuk diabsorpsi. Vitamin C dapa
2014). Zat gizi ini memiliki banyak fungsi dalam tubuh. Asam
daunan dan jenis kol serta buah yang masam seperti jeruk, nanas,
adalah suatu nilai yang menunjukkan kebutuhan rata-rata zat gizi tertentu
yang harus dipenuhi setiap hari bagi hampir semua orang dengan
fisik, dan kondisi fisiologis untuk hidup sehat. Angka kecukupan gizi yang
perempuan, AKG protein untuk usia 10-12 tahun adalah 55g/hari, 13-15
tahun dan 16-18 tahun sama, yakni 65 g/hari. Untuk Zat besi, AKG yang
ditetapkan bagi laki-laki usia 10-12 tahun adalah 8 mg/hari, 13-15 tahun
perempuan 10-12 tahun adalah 8 mg/hari, 13-15 tahun dan 16-18 tahun
2.2.4 Klasifikasi
100g
Konsumsi hati ayam, subjek X memilih (3-6 kali seminggu). Ini berarti
sebagai berikut :
masing asupan zat gizi (Protein, zat besi, dan vitamin C) akan
kategori, yakni cukup apabila asupan gizi ≥ 80% AKG, dan kurang apabila
asupan gizi < 80%. Contohnya, kandungan zat besi pada perhitungan
25
besi 4mg/hari. Sedangkan, AKG zat besi pada wanita usia 16-18 tahun
adalah 15mg/hari. Maka dari itu, konsumsi zat besi subjek X per hari
Halim, 2014).
sejak beberapa bulan yang lalu, bukan konsumsi pada hari itu. Penelitian
kelebbihan asupan gizi tertentu dalam kurun waktu yang lama. Pengukuran
jenis zat gizi dari sumber makanan apa yang berpotensi menjadi penyebab
(Seuza et al, 2016). Hasil penilaian dari metode FFQ mengacu pada porsi
kategori.
melewatkan satu atau dua waktu makan. Remaja rata-rata makan 2x sehari.
Remaja memiliki resiko anemia dua kali lebih besar apabila mempunyai
yang kurang pada remaja disebabkan oleh sebagian besar remaja tidak
dan buah-buahan. Menurut hasil Riskesdas 2018, konsumsi buah dan sayur
10-19 tahun. Menurut WHO 2013, remaja adalah mereka yang berusia 10-
pertumbuhan secara signifikan yakni masa balita dan remaja. Pada masa
perubahan baik fisik maupun psikososial. Puber berasal dari kata latin
pubescere yang berarti pibes atau rambut kemaluan yang merupakan salah
Periode pubertas dimulai usia 10-14 tahun pada perempuan, dan 12-16
1) Perubahan fisik
Laki-laki : Otot dada dan bahu melebar, tumbuh jakun dan suara
teman sebaya.
energi, protein dan zat gizi lainnya yang lebih banyak dibanding dengan
terutama zat besi. Kebutuhan zat besi pada remaja putri lebih tinggi
Konsep Remaja
Faktor-faktor yang
Faktor yang menyebabkan menyebabkan anemia :
asupan gizi kurang : kekurangan asupan gizi,
Kebiasaan melewatkan penyakit infeksi seperti
waktu makan, kebiasaan malaria, mengalami
melewatkan sarapan, perdarahan saat
kebiasaan makan makanan melahirkan, kebutuhan
cepat saji, tidak gemar tubuh yang meningkat,
makan buah dan sayur mengidap penyakit kronis,
dan kehilangan darah
akibat menstruasi dan
infeksi parasite (cacing)
(Kemenkes, 2019).
Asupan gizi
Kejadian anemia
Gambar 2.1 kerangka teori penelitian hubungan asupan gizi terhadap kejadian
anemia pada remaja di Desa Besuki Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo