Anda di halaman 1dari 9

CHERYL AVRILLIA

Menganalisis mengenai bagaimana perusahaan PT. Garuda Food dalam melaksanakan dan
menjalankan bisnis disaat situasi pandemik Covid – 19, dari sisi aspek Hukum, Teknologi, dan
Politik Internasional, lalu dari aspek Budaya dan Etika Internasional, serta Sistem Pembayaran
dan Perdagangan Internasional.

Aspek Etika Internasional

Keterbatasan komoditas suatu negara mengakibatkan terjadinya kegiatan bisnis antar negara. Era
globalisasi serta kemajuan teknologi berkontribusi terhadap peningkatan kegiatan bisnis
internasional. Adapun pandemi Covid-19 telah menggerus perekonomian dunia, tak terkecuali
Indonesia. Namun begitu, sejumlah perusahaan memiliki kemampuan untuk bisa beradaptasi.
Sehingga bisa memitigasi dampak dari kejatuhan ekonomi yang bermula dari krisi kesehatan itu.
Produsen makanan dan minuman ringan, PT Garudafood masih menilai industri snack memiliki
prospek yang baik kendati pandemi Covid-19 membawa tekanan bagi perekonomian.

Dalam melaksanakan dan menjalankan bisnis disaat situasi pandemik Covid – 19, dari sisi aspek
Etika Internasional PT. Garuda Food menerapkan nilai-nilai Etika Bisnis Internasional. Etika
yang dilakukan perusahaan terhadap karyawan ataupun masyarakat inipun terbagi menjadi tiga.
Pertama adalah coorporate filanthropy, yakni bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap sosial
yang murni non-profit, berikutnya adalah coorporate social responsibility yang fokus kepada
pemberian timbal balik kepada masyrakat namun terdapat latar belakang untuk memperoleh
keuntungan dari pelaksanaan kegiatan tersebut khususnya guna memperoleh dukungan dan
toleransi dari masyarakat sekitar. Terakhir adalah coorporate policy yakni bagaimana perusahaan
menyesuaikan dirinya dengan kebijakan politik, ekonomi dan sebagainya untuk menyesuaikan
perkembangan bisnisnya dengan kebijakan yang berlaku.

Getz (1990:567) menganalisis kode etik internasional dalam empat entitas: (1) Organization for
Economic Cooperation and Development (OECD) yang merupakan kebijakan utama untuk
Negara-negara industri (2) The International Chamber of Commerce (ICC), yang peduli dengan
perlakuan yang adil antara perusahaan multinasional, (3) The International Labor Organization
(ILO), yang berkaitan dengan investasi langsung di negara-negara berkembang, dan (4) The
Center for Transnational Corporations (CTC), yang bertujuan untuk memaksimalkan kontribusi
perusahaan transnasional untuk pembangunan ekonomi dan pertumbuhan dan untuk
meminimalkan efek negatif dari kegiatan perusahaan tersebut

Etika dalam berbisnis merupakan aspek utama yang harus diperhatikan oleh para pebisnis
sebelum selama dan sesudah menjalankan bisnisnya di masyarakat. Pentingnya etika dalam
bisnis internasional diuraikan dalam prinsip-prinsip etika bisnis yang oleh Muslich (1998) dibagi
menjadi tujuh, yakni prinsip ekonomi, prinsip kejujuran, kesauan, kehendak bebas, keadilan/
keseimbangan, hormat pada diri sendiri dan tanggung jawab. Ketujuh prinsip tersebut pada
kesimpulannya akan merujuk pada dampak positif yang diperoleh dari perusahaan itu sendiri,
karena ketika perusahaan melandaskan etika dalam menjalankan bisnisnya, maka masyarakat
sekitar yang mendapatkan dampak langsung dari perusahaan tersebut bisa lebih mentolerir
keberadaan perusahaan tersebut. etika bisnis internasional sendiri dibagi menjadi dua dalam
konsep timbal balik, yakni etika perusahaan yang mengatur bagaimana sebaiknya perilaku
perusahaan terhadap karyawan dan etika individu yang memberikan arahan bagaimana
seharusnya karyawan memberikan loyalitasnya terhadap perusahaan.

 Pentingnya Etika Bisnis Internasional bagi PT. Garuda Food yaitu :

1. Menghindari konflik dengan karyawan akibat perbedaan budaya.


2. Mengurangi kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh pihak perusahaanasing.
3. Menghindari eksploitasi berlebihan oleh pihak perusahaan.
4. Melindungi norma yang disepakati oleh kedua belah pihak

Etika bisnis sangat diperlukan ketika menjalankan sebuah usaha, karena etika bisnis merupakan
suatu aturan atau tata nilai tentang baik, buruk, benar dan salah dalam dunia bisnis yang
didasarkan pada prinsip - prinsip moral. Adapun Business Ethics (Etika Bisnis) PT. Garuda Food
yaitu :

1. Menggunakan norma-norma etika yang berlaku di dalam masyarakat dalam berinteraksi


dan mengelola lingkungan bisnis sehingga tercapai "sustainable mutual benefit".
2. Peduli juga terhadap berbagai permasalahan yang muncul dalam kiprah bisnis PT
GarudaFood walaupun secara formal bukan menjadi bagian dari tanggung jawabnya. PT
GarudaFood ingin menjadi organisasi bisnis yang taat etika bisnis dan mendidik semua
karyawannya untuk bekerja dengan tidak melanggar etika bisnis yang ada.
Sejalan dengan perkembangan perusahaan serta sebagai wujud peran sosial perusahaan terhadap
masyarakat sekitar / masyarakat luas, GarudaFood perlu membuat suatu program khusus, yang
fokus pada kegiatan sosial perusahaan, disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar namun
tetap terarah. Program tersebut adalah Sehati Garudafood.

Misi Sehati

 Menerapkan 'Corporate Philosophy' GarudaFood.

o Human Values
o Business Ethic
o Unity Through Harmony

 Membentuk komunitas ‘knowledge worker’ yang mampu menjadi ‘agent of change’ yang
mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.

 Memberi kontribusi positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat luas melalui program
yang berkesinambungan di berbagai aspek (Sosial, Ekonomi dan Lingkungan).

Makna Sehati

SEHATI bermakna berempati. Dari kata Sehati terdapat kata "sehat" artinya mengutamakan
kesehatan baik untuk jasmani dan rohani dan penggalan kata "hati" artinya sepenuhnya
dilakukan dengan hati (tulus). Makna keseluruhannya berarti GarudaFood selalu berempati
dengan sesama.

Norma-norma moral yang umum pada taraf internasional yang dapat diterapkan di PT.
Garuda Food dalam melaksanakan dan menjalankan bisnis disituasi pandemik Covid – 19:

 Menyesuaikan diri, bisnis harus menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku
di tempat itu. Kebenaran yang terkandung dalam pandangan ini berlaku di seluruh dunia
 Regiosme moral, mempertahankan kemurnian etika yang sama seperti di negerinya
sendiri, menyesuaikan diri dengan norma etis di tempat lain, namun masih
mempertahankan norma aslinya yang dirasa baik.
 Imoralisme Naif, hanya memenuhi ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku secara
internasional, tidak terlalu memperhatikan norma nergara lain.
Prinsip-prinsip umum dari PT. Garuda Food dalam melaksanakan dan menjalankan etika
bisnis disaat situasi pandemik Covid – 19 :

1.Tanggung Jawab Bisnis Dari “Shareholders” ke “Stakeholders”

Sebuah organisasi bisnis haruslah mempertahankan kesehatan dan kelangsungan


hidupnya, namun kelangsungan hidup bukanlah tujuan yang mencukupi. Bisnis memainkan
peranan untuk meningkatkan kehidupan semua pelanggan, karyawan dan pemegang saham
dengan membagikan kekayaan yang diciptakannya. Para pemasok dan pesaing pun berharap
bahwa organisasi-organisasi bisnis menghormati kewajiban-kewajiban mereka dengan semangat
kejujuran dan keadilan. Sebagai warga yang bertanggung jawab dari komunitas lokal, nasional,
regional dan global dimana mereka beroperasi.

2. Dampak Ekonomis dan Sosial dari Bisnis Menuju Inovasi, Keadilan dan Komunitas

Dunia Organisasi-organisasi bisnis yang didirikan di luar negeri untuk membangun,


memproduksi atau menjual juga harus memberi sumbangan pada pembangunan sosial negara-
negara itu dengan menciptakan lapangan kerja yang produktif dan membantu meningkatkan daya
beli warga negara setempat. Organisasi-organisasi bisnis harus juga menyumbang pada hak-hak
azasi manusia, pendidikan, kesejahteraan dan vitalisasi negara-negara tempat mereka beroperasi.
Organisasi-organisasi bisnis harus menyumbang pada pembangunan ekonomi dansosial tidak
hanya di negara-negara tempat mereka beroperasi, tetapi juga bagi komunitas dunia pada
umumnya, melalui penggunaan sumber-sumber secara efektif dan bijaksana, kompetisi yang
bebas dan adil, serta penekanan pada inovasi dibidang teknologi, metode-metode produksi,
pemasaran dan komunikasi.

3. Perilaku Bisnis : Dari Hukum Tersurat ke Semangat Saling Percaya

Dengan tetap mengakui keabsahan rahasia-rahasia dagang, organisasi-organisasibisnis haruslah


menyadari bahwa kelurusan hati, ketulusan, kejujuran, sikap memegang teguh janji, dan
transparansi, bermanfaat tidak hanya bagi kredibilitas dan stabilitas bisnis sendiri, tetapi juga
bagi kelancaran dan efisiensi transaksi-transaksi bisnis, khususnya pada tingkat internasional.

4. Sikap Menghormati Aturan


Untuk menghindari konflik-konflik dagang dan untuk menggalakkan perdagangan yang lebih
bebas, kondisi-kondisi adil dalam persaingan, perlakuan yang seimbang dan adil bagi seluruh
partisipan, organisasi-organisasi bisnis wajib menghormati aturan-aturan internasional dan
domestik. Disamping itu, bisnis pun harus menyadari bahwa perilaku-perilaku tertentu, biarpun
tidak melanggar aturan, tetap saja dapat menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan.

5. Dukungan Bagi Perdagangan Multilateral,

Organisasi-organisasi bisnis wajib mendukung sistem perdagangan multilateral dari GATT/WTO


serta kesepakatan-kesepakatan internasional serupa. Mereka wajib bekerja sama dalam upaya-
upaya untuk memajukan liberalisasi perdagangan yang progresif dan sesuai dengan akal sehat
dan untuk mengendurkan ketentuan-ketentuian domestik yang secara tidak masuk akal
menghambat perniagaan global, dengan tetap menghormati tujuan-tujuan kebijaksanaan
nasional.

Pentingnya etika dalam dunia bisnis adalah superlatif dan global. Tren baru dan masalah timbul
setiap hari yang dapat membuat beban penting untuk organisasi dan konsumen. Saat ini,
kebutuhan untuk perilaku etis dalam organisasi telah menjadi penting untuk menghindari
tuntutan hukum. Mungkin skandal sosial penyimpangan perusahaan dan praktek menyesatkan
telah mempengaruhi persepsi publik dari banyak organisasi.

Sumber :

https://www.researchgate.net/profile/Aditya-Wardhana/publication/
327068991_Bisnis_Internasional/links/5b76628e92851ca65064f0dc/Bisnis-Internasional.pdf

https://www.academia.edu/44487311/Pentingnya_Etika_Bisnis_Internasional

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(03), Tinjauan Etika Bisnis Islam Dalam Corporate Social
Responsibility PT. Garudafood Kabupaten Pati Alif Arfiansyah-
file:///C:/Users/HP/Downloads/1411-4618-1-PB.pdf

http://nabila-azizura-rosadi-fisip15.web.unair.ac.id/artikel_detail-211887-Bisnis
%20Internasional-

Aspek Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional telah membagi kerja dunia, yang mana negara – negara maju sebagai
negara yang memproduksi produk industri sedangkan negara berkembang berperan sebagai
negara pemasok bahan baku untuk industri negara maju. Implikasi lain dari perdangan
internasional ditandai dengan semakin berkembangnya perusahaan multinasional atau MNC
(Multi National Company) diberbagai bidang (manufactur, transportasi, telekomunikasi,
pengolahan makanan, jasa, energi, dll).

Perdagangan internasional tidak lepas dari pengaruh ekonomi dan politik di negara-negara yang
terlibat di dalamnya. Perdagangan dapat menjadi mesin pertumbuhan bagi sebuah negara.
Negara yang kegiatan ekspornya jauh lebih tinggi dari pada kegiatan impor, maka dapat
dipastikan negara tersebut akan menjadi negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tinggi. Kebijakan ekspor impor sebuah negara sering kali dipengaruhi bukan saja karena motif
ekonomi, akan tetapi juga dipengaruhi oleh situasi dan kondisi politik di sebuah negara.
Perdagangan internasional mendorong masing-masing negara ke arah spesialisasi dalam
produksi barang dimana negara tersebut memiliki keunggulan komparatifnya. Sebuah negara
yang memiliki banyak keunggulan komparatif dengan situasi dan kondisi politik yang stabil
sudah barng tentu dapat fokus pada spesialisasi sehingga kegiatan pperdagangan internasional
dapat berjalan berjalan dengan baik.

Sebagai perusahaan dinamis, Garudafood sudah sejak lama memasuki pasar internasional.
Berbagai produk yang dihasilkan telah dipasarkan dan diterima dengan baik di seluruh belahan
dunia. Beberapa di antaranya seperti negara-negara ASEAN meliputi Malaysia, Thailand,
Filipina, Vietnam, Kamboja, dan Brunei Darussalam; Singapura, Hongkong, Taiwan, India,
Bangladesh, Korea Selatan, dan Timor Leste. Kawasan Eropa meliputi Belanda dan Jerman.
Kawasan Timur Tengah meliputi Yordania, Yemen, Arab Saudi, Israel, Palestina, dan Uni
Emirat Arab. Kawasan Amerika meliputi Amerika Serikat, Kanada, Guatemala, dan Bolivia.
Nigeria untuk kawasan Afrika. Serta kawasan Australia, Selandia Baru dan Papua Nugini.

Pada kondisi saat ini PT. Garuda Food mengaku mengalami kendala distribusi ke luar negeri
selama pandemi COVID-19. Hal itu lantaran sejumlah negara tujuan ekspor menerapkan
pembatasan yang lebih ketat. Merujuk laman resmi Perseroan, GOOD ekspor produknya ke 25
negara di seluruh dunia, dengan fokus utamanya di kawasan ASEAN, China, dan India. Direktur
PT Garudafood Paulus Tedjosutikno mengatakan dengan meningkatnya penyebaran varian delta
sejak Juni 2021, secara umum ekspor perseroan kembali mengalami kendala yang berbeda-beda
tergantung kebijakan di negara tujuan. “Kami akan fokus terlebih dahulu pada pemulihan
penjualan melalui penetrasi ulang ke negara tujuan Asean. Tentu dengan melihat perkembangan
dan situasi kebijakan dan penangan Covid-19 di masing-masing negara”.

Dalam melaksanakan dan menjalankan bisnis disaat situasi pandemik Covid – 19, dari sisi aspek
Perdagangan Internasional PT. GarudaFood berkomitmen untuk memberikan produk yang
berkualitas tinggi kepada pelanggan. Garuda Food selalu mengupayakan perbaikan-perbaikan
untuk tetap memuaskan pelanggan. Sebagai hasilnya Garuda food berhasil memperoleh ISO
9002 dan Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) di tahun 2000, 2001, 2002, 2003,
2004, and 2005. Semuanya itu merupakan langkah awal dan tantangan untuk memberikan yang
terbaik. Kami berusaha yang terbaik untuk menciptakan hubungan yang berkesinambungan bagi
setiap pelanggan.

Inovasi dalam menjual produk juga dilakukan Garuda Food lewat kolaborasi dengan Falcon
Picture, salah satu rumah produksi film Indonesia. Dengan demikian, Garuda Food
berkesempatan memasarkan produknya melalui branding Falcon Pictures, termasuk menjadi
properti makanan dan minuman di film-film yang diproduksi perusahaan tersebut. Sementara itu,
untuk mendongkrak penjualan di tahun ini, Garuda Food juga menjalankan berbagai strategi
diantaranya melalui strategi open collaboration, seperti peluncuran produk baru yang inovatif,
meningkatkan penjualan melalui jalur distribusi, segmen dan pangsa pasar yang baru termasuk
melakukan akuisisi PT Mulia Boga Raya Tbk yang bergerak di bidang keju olahan dengan merek
Prochiz dan TopChiz.  Selain itu, perseroan juga tetap membuka prospek untuk terus membenahi
pasar internasional dan menggarap dengan cepat peluang yang ada utamanya pasar ASEAN. Hal
ini terbukti di kuartal 1-2021 penjualan ekspor Garudafood tumbuh sekitar 10% dibanding
periode yang sama tahun lalu. 

PT. Garudafood menargetkan peningkatan volume penjualan produk ke luar negeri lebih dari
10% dalam 2 hingga 3 tahun ke depan. Saat ini, kontribusi penjualan ekspor emiten yang baru
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini baru sekitar 5% dengan nilai Rp 400
miliar. Karena market ekspor itu cukup menjanjikan. Sehingga milestone kami ke depan,  ingin
menjadi perusahaan yang go internasional. Perusahaan sudah mengekspor produknya ke lebih
dari 20 negara dengan fokus utama penjualan ke beberapa pasar Asean, Tiongkok, dan India. Ke
depannya perusahaan akan tetap berfokus  pada pasar  di kawasan Asia Tenggara. Sebab,  kultur
dan citarasa negara di kawasan tersebut tak jauh berbeda dari Indonesia. Sehingga diharapkan
beberapa produk Garudafood bisa lebih diterima. Selain itu, kawasan Asia memiliki jumlah
populasi yang besar dibanding dengan negara-negara di benua lainnya, sehingga hal itu akan
mempengaruhi volume distribusi ekspor.

Tak hanya itu, untuk mengantisipasi permintaan ke depan, perrseroan juga  tengah fokus pada
peningkatan fasilitas produksi. Perusahaan mengalokasikan  belanja modal atau capital
expenditure (Capex) sebesar Rp 800 miliar sepanjang tahun ini untuk pengembangan usaha dan
sudah terserap sebesar 70%.

Adapun salah satu yang penting dalam menentukan arah dari bisnis mereka adalah dalam
menentukan Disiplin Nilai (Value Discipline) yang harus menjadi pilihan perusahaan.
Sebagaimana Garuda Food yang melakukan diversifikasi pada produk kacangnya agar dapat
mempertahankan pertumbuhan dan profit perusahaan. Perusahaan harus memilih satu disiplin
nilai yang akan dipakai untuk membangun persepsi dan image perusahaan serta sekaligus
merupakan diferensiasi strategi bisnis mereka. Adapun disiplin nilai itu terdiri dari:

1. Product Leadership
2. Operation Excellence
3. Customer Intimacy

Tiga disiplin nilai di atas adalah merupakan pilihan strategis yang akan menentukan masa depan
perusahaan untuk dilihat/dipersepsi seperti apa oleh pelanggan. Di mana pelanggan akan selalu
ingat produk anda karena terkenal dengan harga yang kompetitif, atau karena inovasi produk
anda yang handal atau anda punya kedekatan dengan pelanggan. Memang perlu secara seksama
memikirkan dengan mendalam dan strategis disiplin nilai mana yang menjadi pilihan di mana
menjadi Diferensiasi Bisnis. Pemimpin Pasar hanya memilih Satu Disiplin Nilai sebagai
Diferensiasinya. Meskipun disiplin nilai yang lainnya juga harus memenuhi minimum standard
tentunya.

Dalam memasuki era globalisasi ini dibutuhkan SDM yang senantiasa memiliki visi dan misi,
tidak cepat putus asa, inovatif/kreatif, cekatan memanfaatkan teknologi yang dibutuhkan
bisnisnya, dan yang sangat penting adalah mampu bekerjasama dalam tim dengan kredibilitas
yang andal. Kredibilitas itu diukur atas dasar 6 K : Keyakinan (conviction), Karakter (character),
Kepedulian (care), Keberanian (courage), Ketenangan bersikap (composure), dan Kompetensi
(competence). Dalam realitasnya harus diakui bahwa bisnis di Indonesia masih jauh dari global.
Internasionalisasi bisnis baru sebatas pada suatu upaya yang seringkali dilakukan secara setengah
hati atau coba-coba. Karena itu, dalam situasi krisis perlu para CEO dan manajernya melakukan
penilaian diri (self assessment) untuk dapat lebih berbobot dalam menata ulang strategi bisnis
untuk bertahan dalam globalisasi.

Adapun ketrampilan-ketrampilan PT. Garuda Food yang mampu memberi bobot dalam
kredibilitas untuk memasuki dan bertahan dalam pasar International antara lain : Kemampuan
penalaran secara logis (reasoning) dengan mengembangkan ketegasan berwawasan dalam
berargumentasi yang didukung oleh informasi lingkungan bisnis.

Sumber :

https://newssetup.kontan.co.id/news/simak-strategi-garudafood-good-mengarungi-bisnis-tahun-
ini

https://www.liputan6.com/saham/read/4606344/garudafood-akui-ada-kendala-ekspor-selama-
pandemi-covid-19

https://katadata.co.id/ekarina/finansial/5e9a55bc83951/garudafood-incar-kenaikan-ekspor-di-atas-10-
pada-2021

Anda mungkin juga menyukai