Anda di halaman 1dari 17

Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/limited-atonement-dan-s...

PENEBUSAN
TERBATAS/LIMITED
ATONEMENT, SANGGAHANNYA
dan JAWABAN
Teologia Reformed

Pdt.Yakub Tri Handoko, Th. M.


PENEBUSAN TERBATAS/LIMITED
ATONEMENT, SANGGAHANNYA dan
JAWABAN. Jika kita bertanya kepada 100
orang Kristen “untuk siapa Kristus mati di
atas kayu salib?”, maka lebih dari 90% di
antara mereka mungkin akan menjawab
“untuk semua orang”. Jawaban seperti ini memang sangat bisa
dimengerti. Beberapa ayat Alkitab “secara eksplisit” tampak mendukung
ide penebusan universal (Yohanes 1:29; 3:16; 4:42; 2Korintus 5:14; Ibrani
2:9; 1Yohanes 2:2, dan masih banyak teks lain). Berbagai kotbah
pekabaran injil pun memberitakan kematian Kristus untuk semua orang
berdosa.

Di kalangan orang yang menyebut diri Reformed tapi tidak menerima


semua pokok dalam TULIP, poin “L” (Limited Atonement) merupakan
salah satu yang sering ditolak selain “I” (Irresistible Grace). Mereka
berpendapat bahwa konsep penebusan terbatas bukanlah sesuatu yang
harus ada dalam sistem teologi Calvinis. Bagi mereka konsep ini hanya
merupakan kebutuhan logis (logical necessity) yang tidak didukung
oleh ajaran Alkitab yang jelas.

Dua pandangan di atas jelas tidak dapat dibenarkan. Mereka yang


memegang pandangan tersebut kemungkinan besar tidak memahami
dengan benar apa yang dimaksud dengan penebusan terbatas. Mereka
juga tidak memahami melimpahnya ajaran Alkitab tentang konsep ini,
baik ajaran yang eksplisit maupun implisit. Dalam pembahasan
selanjutnya akan terlihat bahwa doktrin ini merupakan “penegasan
sentral dari injil” (J. I. Packer).

1 of 17 9/26/2021, 4:29 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/limited-atonement-dan-s...

Pengertian penebusan terbatas/Limited atonement

Doktrin ini dirumuskan untuk meresponi pandangan Armenian yang


mengajarkan bahwa kurban Kristus di atas kayu salib adalah untuk
semua manusia dan setiap individu tanpa perbedaan dan perkecualian.
Walaupun apa yang yang dilakukan Kristus di kayu salib ditujukan
untuk semua orang tetapi tidak semua orang dapat menikmati
penebusan. Hanya orang-orang tertentu yang beriman kepada Kristus
yang dapat menerima penebusan. Dengan kata lain, meminjam istilah
Edwin Palmer (Lima Pokok Calvinisme, 65), mereka membedakan antara
apa yang Yesus lakukan (mati bagi semua orang) dan apa yang Kristus
capai (tidak semua orang diselamatkan).

Terhadap pandangan Armenian di atas, orang-orang Reformed


menegaskan bahwa penebusan Kristus ditujukan hanya bagi orang-
orang yang sudah dipilih sejak kekekalan. WCF III.6 menyatakan,
“…karena itu mereka yang dipilih…ditebus dalam Kristus, dipanggil
kepada iman secara efektual…dibenarkan, diangkat menjadi anak,
dikuduskan dan dipelihara oleh kuasa-Nya melalui iman menuju
keselamatan. Tidak ada yang lain yang ditebus oleh Kristus, dipanggil
secara efektual, dibenarkan, diangkat menjadi anak, dikuduskan dan
diselamatkan kecuali orang-orang pilihan saja”.

Dari pernyataan di atas terlihat bahwa yang dimaksud dengan


“terbatas” bukanlah nilai atau kuasa penebusan Kristus. Nilai atau kuasa
penebusan ditentukan oleh dan diukur berdasarkan keagungan Pribadi
yang mengadakan penebusan. Karena Kristus menderita sebagai Allah-
manusia, maka nilai penebusan-Nya bersifat tidak terbatas. Alkitab
secara jelas mengajarkan bahwa yang disalibkan adalah “Tuhan
kemuliaan” (1Korintus 2:8) dan “pangeran kehidupan” (Kisah Para Rasul
3:15, kontra LAI:TB “Pemimpin kepada kehidupan”). Allah menebus
gereja dengan darah-Nya sendiri (Kis 20:28, kontra LAI:TB “darah Anak-
Nya”). Berdasarkan hal ini penebusan Kristus sebenarnya bernilai tanpa
batas dan dapat menyelamatkan setiap manusia jika hal itu memang
adalah rencana Allah. Kenyataannya, Allah tidak merencanakan untuk
menyelamatkan semua orang, sehingga penebusan itu tidak berlaku
untuk semua orang. Jadi, “terbatas” di sini hanya dalam arti cakupan
tujuan atau aplikasi dari penebusan tersebut, yaitu dibatasi pada orang-
orang yang sudah dipilih. Istilah populer yang dipakai untuk

2 of 17 9/26/2021, 4:29 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/limited-atonement-dan-s...

menjelaskan ini adalah “penebusan Kristus cukup (sufficient) untuk


semua orang, tetapi efektif (efficient) hanya bagi orang-orang pilihan”.

Kita tidak boleh memiliki pemikiran yang salah tentang doktrin ini
dengan menyatakan bahwa penebusan Kristus yang nilainya tidak
terbatas di atas merupakan tindakan yang berlebihan karena jumlah
yang ditebus ternyata tidak banyak. Besar-kecilnya penebusan Kristus
tidak ditentukan oleh jumlah yang Dia tebus. Walaupun jumlah orang
yang ditebus ternyata hanya satu orang, penebusan yang nilainya tidak
terbatas tetap diperlukan, karena manusia telah memberontak terhadap
Pribadi yang tidak terbatas, maka penebusan untuk mendamaikan
kedua pihak juga harus tidak terbatas nilainya (Boettner, Reformed
Doctrine of Predestination, 151-152). Ilustrasi yang tepat untuk
menggambarkan hal ini adalah sinar matahari. Matahari tetap akan
memancarkan sinarnya secara penuh, terlepas dari jumlah tanaman
yang memerlukan sinar tersebut.

Perbandingan antara konsep Reformed dan Armenian tentang


penebusan Kristus menunjukkan bahwa kedua aliran ini sama-sama
menerima penebusan yang terbatas, tetapi mereka berbeda tentang
aspek keterbatasan tersebut. Pihak Reformed membatasi cakupan
penebusan (tidak untuk semua orang), sedangkan Armenian membatasi
kuasa penebusan (penebusan Kristus pada dirinya sendri secara aktual
tidak menyelamatkan). Pembatasan versi Reformed bersifat kuantitatif,
sedangkan Armenian bersifat kualitatif. Ibarat sebuah jembatan, versi
Reformed adalah jembatan sempit yang menyebrangi sebuah sungai
sampai pada ujungnya, sedangkan versi Armenian seperti jembatan
yang luas namun tidak mencapai seberang sungai (Boettner, Reformed
Doctrine of Predestination153).

Argumen yang mendukung penebusan terbatas

Untuk memudahkan pemahaman, argumen yang mendukung


penebusan terbatas dibagi menjadi empat bagian: teks-teks Alkitab
yang secara eksplisit mengajarkan doktrin ini, konsep penebusan Kristus
secara umum dalam Alkitab, inferensi logis dari doktrin-doktrin lain dan
kelemahan mendasar pandangan Armenian. Kita akan menyelidiki
masing-masing argumen secara lebih detil.

Teks-teks Alkitab yang eksplisit

3 of 17 9/26/2021, 4:29 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/limited-atonement-dan-s...

Alkitab secara jelas mengajarkan cakupan penebusan Kristus yang


bersifat terbatas. Kristus datang untuk menyelamatkan orang-orang
yang diberikan Bapa kepada-Nya (Yohanes 6:37-40). Kristus mati bukan
untuk semua orang tetapi “umat-Nya” (Mazmur 74:2; Lukas 1:68; Matius
1:21; Titus 2:14; Ibrani 2:17), “domba-domba-Nya” (Yohanes 10:15),
“sahabat-sahabat-Nya” (Yohanes 15:13), “jemaat/gereja-Nya” (Kisah
Para Rasul 20:28; Wahyu 5:9), “mempelai wanita-Nya” (Efesus 5:25).
Allah menyerahkan AnakNya yang tunggal bagi kita (Roma 8:32), yaitu
orang-orang yang dipilih oleh Allah (Roma 8:28, 29-30, 33).

Dari deretan teks di atas, Efesus 5:25 mungkin memberikan gambaran


yang paling jelas. Dalam teks ini pengorbanan Kristus kepada gereja-
Nya ditampilkan dalam konteks pernikahan (relasi suami-istri). Jika
menyerahkan diri-Nya bagi jemaat di ayat ini bersifat universal, maka
nasehat Paulus dalam ayat ini akan menjadi kacau (karena suami harus
berkorban bukan hanya bagi istrinya sendiri, tetapi bagi istri-istri orang
lain juga). Dengan mempertimbangkan konteks dan ajaran monogami
dalam Alkitab (1Timotius 3:2, 12), kita harus memahami ungkapan
“Kristus menyerahkan diri bagi jemaat” secara partikular. Dia hanya mati
bagi jemaat-Nya, bukan orang-orang di luar itu. 

Di samping pernyataan secara positif seperti di atas, Alkitab juga


mencatat perkataan negatif yang menolak orang-orang tertentu
sebagai objek penebusan. Setelah Yesus mengatakan bahwa Dia mati
bagi domba-domba-Nya (Yohanes 10:15), Dia selanjutnya dengan jelas
menyatakan bahwa orang-orang Yahudi yang tidak percaya bukanlah
domba-domba-Nya (Yohanes 10:26). Ini menunjukkan bahwa Dia tidak
mati bagi orang-orang tersebut. Yesus juga menyatakan bahwa Dia
datang untuk memelihara orang-orang yang sudah diberikan Bapa
kepada-Nya, sehingga tidak ada satu pun yang binasa kecuali yang
memang sejak semula ditentukan untuk binasa (Yohanes 17:6-7, 12;
band. 6:64, 70-71). Di Yohanes 17:9 Yesus secara khusus menyatakan
bahwa Dia tidak berdoa bagi dunia, melainkan bagi milik-Nya. Karena
penebusan dan doa syafaat merupakan dua aktivitas keimaman yang
tidak dapat dipisahkan, maka ayat ini mengajarkan bahwa Yesus tidak
berkorban bagi dunia (R. B. Kuiper, For Whom Did Christ Die?, 64; Louis
Berkhof, Vicarious Atonement Through Christ, 160; Charles Hodge,
Systematic Theology, Vol. II, 553).

4 of 17 9/26/2021, 4:29 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/limited-atonement-dan-s...

Konsep penebusan Kristus secara umum

Argumen yang mendukung penebusan terbatas dapat didasarkan pada


tujuan kematian Kristus. Alkitab mencatat bahwa Kristus mati untuk
mempersembahkan diri-Nya sebagai korban penghapus dosa
menggantikan kita (1Korintus 15:3; Ibrani 9:28; 10:14), menjadi
pendamaian bagi kita dengan memuaskan murka Allah yang adil (Roma
3:25; Ibrani 2:17; 1Yohanes 2:2; 4:10), mendamaikan umat-Nya dengan
Allah (Roma 5:20; 2Korintus 5:20) dan menebus kita dari kutuk hukum
Taurat (Galatia 3:13). Berdasarkan tujuan ini kita perlu bertanya apakah
Kristus secara aktual (bukan sekedar secara teori) telah mencapai semua
tujuan ini?

Jika jawaban atas pertanyaan di atas adalah “tidak”, maka hal ini jelas
salah dan sangat merendahkan kuasa kematian Kristus. Jika “ya”, maka
Kristus mati bukan untuk semua orang, karena bila Kristus mati bagi
semua orang dan kematian-Nya secara aktualmencapai tujuan tersebut,
setiap orang pasti akan diselamatkan (universalisme). Pada
kenyataannya, tidak semua orang diselamatkan. Jika pengorbanan
Kristus disebut sebagai “tebusan” (Matius 20:28; Markus 10:45), maka
pada saat tebusan itu dibayarkan orang/benda yang ditebus secara
otomatis akan bebas. Kenyataannya, Alkitab menyatakan bahwa mereka
yang tidak menerima Kristus tidak ditebus dari kutuk Taurat.
Seandainya kematian Kristus secara aktual menggantikan hukuman
semua orang (penebusan tidak terbatas), mengapa Allah masih perlu
menghukum orang yang hukumannya sudah ditanggung oleh Kristus? 

Argumen lain didapat dari analogi konsep penebusan dalam Perjanjian


Lama (Shedd, Dogmatic Theology, 748). Domba yang dipersembahkan
oleh imam untuk pengampunan dosa hanya mewakili orang yang
membawa domba tersebut, bukan semua orang. Ketika imam besar
mempersembahkan korban untuk seluruh bangsa Israel, hal itu tetap
bersifat terbatas (hanya untuk bangsa Israel). Penebusan yang dilakukan
para imam tidak berlaku untuk semua orang di seluruh dunia. 

Inferensi logis dari doktrin-doktrin lain

Argumen lain dibangun di atas inferensi logis dari doktrin-doktrin lain.


Yang terutama adalah doktrin predestinasi. Jika ajaran Alkitab tentang
predestinasi (ganda) diterima, maka kita juga harus menerima bahwa

5 of 17 9/26/2021, 4:29 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/limited-atonement-dan-s...

tidak ada seorang pun yang dapat diselamatkan di luar pilihan Allah.
Mereka yang tidak dipilih pasti akan binasa. Jikalau mereka pasti binasa
dan Allah mengetahui hal ini, maka Kristus tidak akan diutus Allah
untuk mati bagi mereka yang binasa, karena tindakan itu akan sia-sia
atau mubazir. Untuk apa Kristus mati untuk orang-orang yang sudah
pasti binasa?

Dediksi di atas akan menjadi lebih jelas apabila dihubungkan dengan


dasar pemilihan Allah, yaitu kasih. Dalam pembahasan sebelumnya kita
telah melihat bahwa pemilihan tanpa syarat membuktikan bahwa Allah
tidak memberikan kasih-Nya dengan cara dan kualitas yang sama
kepada semua orang. Allah memilih untuk mengasihi sebagian orang
(Dia menyelamatkan mereka) dan kurang mengasihi yang lain (Dia
membiarkan mereka dalam kebinasaan). Dengan perspektif seperti ini,
kita akan melihat beberapa teks yang menunjukkan bahwa objek kasih
Allah adalah identik dengan objek penebusan Kristus atau – lebih
spesifik lagi – kasih Allah merupakan alasan pendamaian Kristus.
1Yohanes 4:10 “Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah
mengutus Anak-Nyasebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita”. Yang
dimaksud “kita” di sini adalah mereka yang dosanya telah diampuni
(2:12), mengalahkan yang jahat (2:13) dan menjadi anak-anak Allah
(3:1-2). Roma 5:8 “Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita oleh
karena Kristus telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa”. Wahyu
1:5 “Dia yang mengasihi kita dan telah melepaskan kita dari dosa-dosa
kita oleh darah-Nya”.

Kelemahan mendasar pandangan Armenian

Konsep Armenian tentang universalitas penebusan Kristus


berkontradiksi dengan kedaulatan Allah. Jika Kristus diutus Allah dan
kematian-Nya bertujuan untuk menyelamatkan semua orang tetapi
kenyataannya tidak semuanya selamat, maka kita dapat menyimpulkan
bahwa Alah tidak berkuasa atau tidak berkehendak merealisasikan
rencana-Nya. Dua kemungkinan ini sama-sama bertentangan dengan
ajaran Alkitab. Apa yang direncanakan Allah pasti akan terjadi (Ay 42:2).
Allah juga tidak mungkin membuat rencana yang Dia sendiri tidak
kehendaki.

Implikasi di atas tetap akan berlaku bahkan seandainya kita memegang


konsep predestinasi Armenian yang didasarkan pada pra-pengetahuan

6 of 17 9/26/2021, 4:29 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/limited-atonement-dan-s...

Allah. Jika Allah sejak kekekalan sudah mengetahui siapa yang percaya
dan menolak, mengapa Dia masih tetap mengirim Yesus Kristus untuk
menebus dosa semua manusia yang Dia tahu dengan pasti bahwa
sebagian dari mereka akan binasa? Kesulitan seperti ini akan dapat
dihindari jika kita menerima konsep pemilihan tanpa syarat dan
penebusan terbatas. Allah memang memilih sebagian orang untuk
diselamatkan dan untuk merealisasikan itu Dia juga mengutus Kristus
sebagai juru selamat.

Kelemahan lain dari pandangan Armenian terletak pada inkonsistensi.


Jika dalam pikiran Allah kematian Kristus dapat dipisahkan dari tujuan
aplikasinya, maka kita dapat mengatakan juga bahwa Kristus mati bagi
semua manusia dan malaikat yang telah jatuh(Shedd, Dogmatic
Theology, 747). Bukankah kematian-Nya bersifat tidak terbatas? Secara
inkonsisten, implikasi logis seperti ini jelas akan ditolak oleh orang
Armenian karena Alkitab mengajarkan bahwa Kristus hanya mati bagi
manusia (Ibrani 2:16).

Akhirnya, kita perlu merenungkan kesalahan dalam beberapa ilustrasi


yang menggambarkan konsep penebusan Kristus versi Armennian.
Orang Armenian mungkin akan menggunakan ilustrasi seperti ini:
seorang narapidana yang dijatuhi putusan hukuman gantung menerima
grasi dari presiden, tetapi dia menolak grasi tersebut dan memilih untuk
mengadakan banding ke Mahkamah Agung. Akhirnya, nasibnya
berujung pada tiang gantungan karena usaha bandingnya ditolak oleh
pengadilan. Kelemahan dari ilustrasi ini terletak pada bentuk
pengampunan yang diberikan. Pengampunan yang diberikan presiden
dalam ilustrasi ini berbeda dengan pengampunan yang diberikan
Kristus. Kristus sungguh-sungguh menggantikan hukuman orang
berdosa. Jika ada orang yang menggantikan hukuman gantung
tersebut, mengapa terhukum tersebut masih perlu dihukum lagi?
Mungkinkah dua orang menanggung hukuman atas kesalahan yang
dilakukan satu orang? Apakah ini adil? 

Sanggahan-sanggahan terhadap penebusan terbatas/limited


atonement dan jawabannya

Konsep penebusan terbatas mendapat serangan yang begitu gencar


dari berbagai pihak, baik dari golongan Armenian maupun mereka yang
menyebut diri sebagai Calvinis-sublapsarianis. Golongan yang terakhir

7 of 17 9/26/2021, 4:29 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/limited-atonement-dan-s...

ini memegang urutan logis karya penebusan Allah sebagai berikut: (1)
ketetapan untuk menciptakan manusia; (2) ketetapan untuk
mengijinkan kejatuhan ke dalam dosa; (3) ketetapan untuk
menyediakan keselamatan yang cukup untuk semua orang; (4)
ketetapan untuk menyelamatkan sebagian orang dan membiarkan yang
lain dalam kebinasaan. Dari urutan ini terlihat bahwa sublapsarianisme
sangat dekat dengan infralapsarianisme, hanya saja sublapsarianisme
menerima penebusan yang bersifat universal. Teolog yang memegang
pandangan sublapsarianisme adalah Agustinus H. Strong (Systematic
Theology, 777-779) dan Millard J. Erickson (Christian Theology,
849-852).

Untuk memudahkan pemahaman, sanggahan terhadap doktrin


penebusan terbatas akan dikelompokkan menjadi dua bagian. Yang
pertama berhubungan dengan problem aplikasi dalam pekabaran injil
dan yang kedua berhubungan dengan teks-teks Alkitab yang “secara
eksplisit” mengajarkan penebusan universal. Sanggahan yang pertama
sebenarnya tidak hanya berkaitan dengan poin penebusan terbatas,
tetapi sanggahan tersebut paling relevan dibahas dalam kaitan dengan
penebusan terbatas.

Aplikasi dalam pekabaran injil

Mereka yang menolak penebusan terbatas menganggap bahwa konsep


ini sulit diaplikasikan dalam pekabaran injil. Dalam pekabaran injil orang
Kristen biasanya memberitakan penebusan Kristus bagi semua orang
dan selanjutnya menawarkan karya penebusan tersebut kepada siapa
saja yang mau menerima. Seandainya penebusan itu hanya bagi orang
pilihan, maka tawaran injil seperti itu tidak dapat dilakukan. Dengan
kata lain, konsep penebusan terbatas dianggap bertentangan dengan
penawaran injil yang sungguh-sungguh kepada semua orang. Jika
konsep penebusan terbatas diterima, maka tawaran injil yang diberikan
hanyalah sebuah basa-basi, bahkan kemunafikan.

Sanggahan di atas dapat dijawab melalui beberapa cara. Pertama,


Alkitab memberikan contoh yang jelas bahwa suatu tawaran tetap bisa
diberikan dengan sungguh-sungguh sekalipun tawaran itu pasti akan
ditolak. Dalam Keluaran 3:18 Tuhan memerintahkan Musa dan para tua-
tua Israel untuk meminta ijin kepada Firaun supaya mereka diijinkan
pergi memberikan persembahan kepada Tuhan. Dalam ayat selanjutnya

8 of 17 9/26/2021, 4:29 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/limited-atonement-dan-s...

Tuhan sendiri mengatakan “Aku tahu bahwa raja Mesir tidak akan
membiarkan kamu pergi kecuali kalau dipaksa dengan tangan yang
kuat” (Keluaran 3:19). Dua ayat ini jelas tidak saling berkontradiksi
(kalau berkontradiksi penulisnya pasti dengan mudah mendeteksi hal
itu karena letak dua ayat tersebut berdekatan). Permohonan ijin kepada
Firaun dilakukan dengan kesungguhan, meskipun hasilnya sudah dapat
dipastikan sebelumnya.

Contoh Alkitab yang lain adalah tuntutan Tuhan Yesus supaya para
pengikut-Nya menjadi sempurna sama seperti Bapa di surga adalah
sempurna (Matius 5:48). Perintah ini secara teori memang bisa dicapai
(orang percaya sudah dibenarkan, kuasa dosa dihancurkan dan mereka
diberi bimbingan Roh Kudus), namun secara faktual tidak ada orang
Kristen yang mampu mencapainya (1Yohanes 1:8, 10). Apakah hal ini
berarti bahwa Yesus tidak serius ketika memberikan perintah ini? Tidak!
Perintah ini diberikan dengan penuh kesungguhan sekalipun hasilnya
sudah dapat dipastikan akan terjadi tidak seperti yang diharapkan.

Contoh Alkitab berikutnya adalah pelayanan Yesaya dan Yehezkiel.


Tuhan mengutus mereka untuk memberitakan tawaran pertobatan
kepada bangsa Yehuda (Yesaya 1:18-19; Yeh 3:4), namun Tuhan juga
memberitahu mereka bahwa bangsa Yehuda tidak akan mendengarkan
pemberitaan mereka (Yesaya 6:9-13; Yehezkiel 3:5-11). Situasi yang
dihadapi Yesaya dan Yehezkiel mirip dengan yang dialami Yesus. Dia
sudah tahu secara pasti bahwa orang-orang Yahudi akan memberikan
respon negatif, tetapi hal itu tidak menyurutkan beban dan kasih-Nya
kepada mereka (Matius 23:33-37).

Kedua, dalam kehidupan sehari-hari kita beberapa kali (sering)


memberikan tawaran yang sungguh-sungguh kepada orang lain
walaupun kita sudah dapat menebak respon negatif yang akan kita
terima. Boettner (Reformed Doctrine, 283) memberikan contoh tentang
tawaran perdamaian dari seorang jendral kepada para pemberontak
yang berhasil dia kalahkan. Sang jendral sungguh-sungguh
memberikan tawaran perdamaian dan jaminan keamanan bagi para
pemberontak yang mau menyerahkan senjata dan diri mereka secara
sukarela. Dalam banyak kasus tawaran seperti ini biasanya ditolak
(mungkin karena para pemberontak merasa malu, takut diperlakukan
secara tidak baik atau masih memendam asa untuk merealisasikan
perjuangan mereka), namun hal ini tidak berarti bahwa tawaran

9 of 17 9/26/2021, 4:29 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/limited-atonement-dan-s...

tersebut diberikan hanya sebagai basa-basi.

Ketiga, pemilihan Allah merupakan misteri bagi para pekabar injil.


Mereka hanya mengetahui indikasi ke arah itu berdasarkan respon
orang-orang terhadap injil yang mereka beritakan. Ketika
memberitakan injil, mereka belum tahu siapa yang dipilih dan siapa
yang tidak. Berdasarkan hal ini mereka tetap dengan sungguh-sungguh
menawarkan injil kepada semua pendengarnya dengan harapan bahwa
mereka semua atau sebagian dari mereka yang mendengarkan injil
tersebut adalah orang-orang yang dipilih.

Keempat, semua orang – baik orang pilihan maupun tidak – tetap perlu
mendengarkan berita injil. Bagi orang-orang pilihan, berita ini menjadi
instrumen yang dipakai Allah untuk merealisasikan pilihan-Nya (Roma
10:13-17). Bagi yang tidak dipilih, berita injil akan menjadi pembenaran
bagi penghakiman mereka. Mereka yang binasa tanpa mendengar
berita injil akan mengalami hukuman yang lebih ringan dibandingkan
dengan mereka yang mendapat kesempatan untuk mendengarkan injil
namun tetap menolaknya (Matius 11:21-24//Lukas 10:13-15). Dengan
pemikiran seperti ini, berita injil (Kristus mati bagi orang berdosa) tetap
perlu diberitakan dengan sungguh-sungguh, karena berita ini tidak
akan kembali dengan sia-sia (Yesaya 55:11).

Teks-teks Alkitab yang tampaknya mengajarkan penebusan universal

Sanggahan paling serius terhadap penebusan terbatas adalah teks-teks


tertentu yang sekilas berkontradiksi dengan doktrin ini. Untuk
memudahkan pemahaman, teks-teks tersebut dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian (Erikson, Christian Theology, 846-848). Pertama,
teks yang mengajarkan penebusan universal. Yohanes Pembaptis
menyebut Yesus sebagai “Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia” (Yohanes 1:29). Allah mengasihi dunia sehingga Dia memberikan
Anak-Nya yang tunggal (Yohanes 3:16). Kristus mati bagi semua orang
(2Korintus 5:14-15; Ibrani 2:9). Dia adalah juru selamat dunia (1Yohanes
4:14).. Yesaya 53:6 “…masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,
tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian”.
Yesus mati sebagai tebusan bukan hanya untuk banyak orang (Matius
20:28) tetapi semua orang (1Timotius 2:6). Beberapa ayat bahkan secara
eksplisit menyebutkan bahwa kematian Kristus bukan hanya bagi orang
percaya, tetapi bagi seluruh dunia (1Timotius 4:10; 1Yohanes 2:1-2).

10 of 17 9/26/2021, 4:29 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/limited-atonement-dan-s...

Kelompok kedua adalah teks-teks yang mengindikasikan bahwa berita


injil harus disampaikan secara universal. Injil harus diberitakan kepada
semua bangsa (Matius 24:14; 28:19-20) atau sampai ke ujung bumi
(Kisah Para Rasul 1:8). Allah memerintahkan semua orang di segala
tempat untuk bertobat (Kisah Para Rasul 17:30). Kasih karunia Allah
yang membawa keselamatan telah dinyatakan kepada semua orang
(Titus 2:11).

Kelompok teks yang ketiga adalah teks-teks yang menyiratkan bahwa


Kristus mati bagi orang yang akan binasa. Roma 14:15 “…janganlah
engkau membinasakan saudaramu karena makanan, karena Kristus
telah mati bagi dia”. Pernyataan yang hampir sama dapat ditemukan
dalam 1Korintus 8:11 “dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu
saudaramu yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena
pengetahuanmu itu”. Ibrani 10:29 “Betapa lebih beratnya hukuman
yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang
menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang
menghina Roh kasih karunia?”. 2Petrus 2:1 “…mereka akan menyangkal
Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian
segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka”

Apakah semua sanggahan di atas cukup meyakinkan? Bagaimana kita


meresponi semua sanggahan di atas? Jawaban yang memuaskan harus
melalui penyelidikan eksegetis yang mendalam terhadap semua teks di
atas, namun hal ini tidak mungkin dilakukan sekarang dengan beberapa
pertimbangan:

1. Pembahasan detil setiap teks akan membutuhkan waktu pembahasan


yang sangat panjang.

2. Beberapa teks tersebut memiliki inti sanggahan dan solusi yang


sama, sehingga tidak membutuhkan pembahasan khusus yang berbeda
untuk setiap ayat.

3. Khusus untuk kelompok teks yang ketiga, kita akan membahasnya


pada bagian ketekunan orang-orang kudus (perseverance of the saints)
di akhir pembahasan tentang TULIP.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ini, kita hanya akan

11 of 17 9/26/2021, 4:29 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/limited-atonement-dan-s...

menyoroti beberapa teks yang sering dijadikan sanggahan utama dan


yang bisa dijadikan representasi untuk menjawab teks-teks lain yang
memiliki inti sanggahan yang sama.

Sebelum menyelidiki beberapa teks tertentu secara detil, kita lebih


dahulu akan memulai dengan jawaban yang umum dan relatif lebih
mudah. Pertama, seperti sudah disinggung dalam pembahasan
sebelumnya, kata Yunani “semua” tidak selalu berarti “setiap individu di
seluruh dunia”. Dalam beberapa kasus, kata “semua” tidak mungkin
berarti “setiap individu di dunia”. Yohanes Pembaptis diikuti oleh semua
orang di Yudea dan Yerusalem (Markus 1:5). Ketika Petrus dan Yohanes
menyembuhkan orang lumpuh di bait Allah dikatakan bahwa “semua
orang memuliakan Allah” (Kis 4:21). Yesus akan dibenci oleh semua
orang (Lukas 21:17). Di bagian lain Yesus malah mengatakan bahwa Dia
akan menarik semua orang kepada-Nya (Yohanes 12:32). Paulus
dituduh mengajar semua orang di segala tempat (Kisah Para Rasul
21:28).

Untuk menentukan arti yang tepat, kita harus memperhatikan konteks,


karena kontekslah yang menjadi pedoman utama untuk menilai apakah
“semua” berarti “semua dalam kelompok tertentu” atau “setiap individu
di dunia”. Salah satu contoh adalah Kisah Para Rasul 2:5-11. Di ayat 5
dikatakan bahwa orang-orang dari segala bangsa berkumpul di
Yerusalem. Ungkapan “segala bangsa” dalam konteks ini pasti tidak
merujuk pada setiap bangsa di dunia yang ada orang Yahudinya, karena
ayat 8-11 memberi batasan pada arti segala bangsa ini.

Kedua, kelompok teks kedua yang dijadikan sanggahan oleh pihak


Armenian sebenarnya tidak memiliki bobot sanggahan yang berarti. Injil
memang harus diberitakan ke seluruh dunia, namun hal ini tidak boleh
ditafsirkan bahwa Kristus mati bagi setiap orang di seluruh penjuru
dunia. Injil harus diberitakan secara universal tanpa mengenal batasan
tempat dan etnis karena orang-orang pilihan Allah memang tidak
dibatasi pada etnis tertentu (Roma 1:16; 10:12; 1Korintus 12:13; Galatia
3:28-29). Mereka tersebar di banyak suku bangsa dan bahasa (Wahyu
7:9).

Ketiga, Ibrani 2:9 “…supaya oleh kasih karunia Allah Dia mengalami
maut bagi semua orang”. Ayat ini sekilas memang tampak mendukung
penebusan universal, tetapi penyelidikan konteks yang lebih teliti

12 of 17 9/26/2021, 4:29 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/limited-atonement-dan-s...

menunjukkan hal yang sebaliknya. Setelah menyatakan bahwa Kristus


mati bagi semua orang, penulis kitab Ibrani selanjutnya menjelaskan
tujuan dari tindakan ini, yaitu “membawa banyak anak-anak kepada
kemuliaan” (ayat 9, KJV/ASV/RSV/NASB). Frase yang berada dalam
kutipan di atas sayangnya tidak diterjemahkan dalam NIV dan
diterjemahkan secara kurang jelas dalam LAI:TB (“membawa banyak
orang pada kemuliaan”). Terjemahan “anak-anak” merupakan hal yang
penting, karena di ayat 11-12 dijelaskan bahwa Penebus dan yang
ditebus adalah saudara, karena berasal dari Satu sumber. Lebih jauh,
ayat 13 menjelaskan bahwa mereka adalah “anak-anak yang diberikan
Allah kepada Yesus” (band. Yohanes 6:37; 17:6). Dengan kata lain,
“semua orang” di ayat 9 tidak merujuk pada setiap individu di dunia
melainkan semua orang yang ditebus Yesus, menjadi saudara dan
dengan demikian sekaligus menjadi anak-anak Allah yang akan dibawa
pada kemuliaan (band. Yohanes 11:52).

Penyelidikan lebih lanjut justru semakin menguatkan doktrin penebusan


terbatas. Ayat 14-15 mengajarkan bahwa Kristus mati anak-anak itu
(ayat 14a “karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan
daging, …”). Siapa yang dimaksud “anak-anak itu” di ayat 14-15? Dari
analisa konteks terlihat jelas bahwa “anak-anak” di ayat 14-15 adalah
mereka yang diberikan Bapa kepada Yesus di ayat 13. Dengan
demikian, ayat 13-15 semakin meneguhkan konsep penebusan
terbatas.

Keempat, Yohanes 1:29 (Yesus adalah anak domba Allah yang


menghapus dosa seluruh dunia) dan 3:16 (Allah mengasihi dunia). Dua
teks ini sengaja dibahas secara bersamaan karena terdapat dalam kitab
yang sama dan memiliki solusi yang sama pula. Kita perlu memahami
bahwa kata “dunia” (kosmos) dalam Injil Yohanes memiliki beragam arti,
misalnya “planet bumi” (1:10; 21:24-25), “orang-orang yang
memberontak terhadap Allah” (7:7), “prinsip/sistem yang menentang
Allah” (8:23), dsb. Menurut D. A. Carson, penggunaan kata “dunia” di
1:29 menyiratkan bahwa tujuan dan efektivitas penebusan Kristus tidak
dibatasi pada etnis Yahudi (PNTC: The Gospel According to John, 151).
Arti seperti ini tampaknya didukung oleh perkataan orang-orang
Samaria bahwa Yesus adalah juru selamat dunia; dalam arti “tidak hanya
bagi orang Yahudi, tapi bagi orang Samaria juga” (4:42). Sehubungan
dengan Yohanes 3:16, kata “dunia” dalam ayat ini juga memiliki arti
yang tidak berbeda dengan kata “dunia: di 1:29. Kasih Allah bukan

13 of 17 9/26/2021, 4:29 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/limited-atonement-dan-s...

hanya mencakup orang Yahudi saja, tetapi orang berdosa dari bangsa
lain (Carson, The Gospel, 205).

Kelima, Yesaya 53:6. Ayat ini memang mengajarkan bahwa setiap kita
telah menyimpang dan Kristus mati menggantikan kita sekalian.
Bagaimanapun, seperti biasa, kita perlu memahami arti “kita sekalian”
dalam bagian ini. Kata “kita” dalam konteks ini dipakai untuk
membedakan antara Mesias yang menderita dengan orang berdosa
yang hukumannya Dia gantikan (ayat 4-5, Scott Clark). Dengan
memahami relasi antara dua kategori ini kita dapat melihat bahwa kata
“kita sekalian” bukan merujuk pada setiap orang yang pernah hidup di
dunia ini, tetapi semua orang yang hukumannya digantikan oleh mesias
yang menderita. Siapa saja yang hukumannya digantikan oleh mesias?
Kita memperoleh jawabannya dari ayat 11-12. Dua ayat ini menyatakan
bahwa objek karya penebusan adalah banyak orang (bukan
semua/setiap orang).

BACA JUGA: PENGAKUAN IMAN RASULI

Sanggahan paling serius terhadap doktrin penebusan didasarkan pada


1Timotius 4:10 dan 1Yohanes 2:2. Dalam dua teks ini disebutkan dua
kategori manusia: semua orang di dunia dan orang percaya. Kedua
kategori ini sama-sama menjadi objek penebusan Kristus. Bagaimana
kita mengharmonisasikan dua teks ini dengan ajaran Alkitab yang jelas
tentang penebusan terbatas? Kuncinya – sekali lagi – terletak pada
penyelidikan konteks.

Dalam kasus 1Timotius 4:10 kita perlu memahami adanya perbedaan


makna juru selamat semua manusia dan juru selamat orang percaya.
Perbedaan ini terlihat dari kata “terutama” (malista) di ayat ini. Kata ini
menyiratkan bahwa relasi Kristus sebagai juru selamat semua manusia
berbeda dengan relasi Kristus sebagai juru selamat bagi orang-orang
percaya. Seandainya “semua manusia” di sini berarti setiap individu
yang pernah hidup di dunia, maka Paulus tidak perlu membedakan
antara “semua manusia” dan “orang percaya”, apalagi memakai kata
“terutama”. 

Bagaimana kita menjelaskan perbedaan relasi di atas? Ada beberapa


cara untuk menjelaskan. Jika istilah juru selamat (swthr) di sini dalam
arti rohani (penyelamat dari kematian rohani menuju pada kehidupan

14 of 17 9/26/2021, 4:29 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/limited-atonement-dan-s...

kekal), maka perbedaan relasi terletak antara orang-orang pilihan yang


belum percaya (semua manusia) dengan orang-orang pilihan yang
sudah percaya. Tafsiran ini didukung oleh fakta bahwa yang sedang
dibandingkan dalam ayat ini bukanlah orang-orang non-pilihan dengan
orang-orang pilihan. Paulus sedang membandingkan kelompok orang
yang tidak tertentu (semua manusia) dengan yang sudah percaya.
Kontras seperti ini menyiratkan bahwa “semua orang” dalam ayat ini
adalah mereka yang belum percaya. Seandainya Paulus ingin
menyatakan bahwa Kristus adalah juru selamat orang yang tidak
percaya, maka ia akan memakai kata apistwn (“orang yang tidak
percaya”, Lukas 12:46; 1Korintus 6:6; 7:12-13) dan bukan pantwn
anqrwpwn (“semua manusia”).

Cara kedua adalah dengan memahami istilah juru selamat (swthr) bukan
dalam arti rohani. Steve Baugh menjelaskan bahwa istilah swthr bisa
berarti “benefactor” (dermawan/penanggung hidup) dan dapat dipakai
untuk kaisar maupun dewa. Secara khusus di Efesus telah ditemukan
sebuah patung yang didedikasikan untuk Julius Caesar dengan tulisan
“the universal benefactor of human life”. Berdasarkan pencerahan dari
sejarah ini kita mendapat dukungan yang cukup untuk menafsirkan
bahwa ungkapan “juru selamat semua manusia” di ayat ini tidak harus
berarti juru selamat secara rohani yang memberi kehidupan atau
keselamatan kekal. Ungkapan ini harus dipahami dalam konteks
anugerah umum. Dalam kaitan dengan orang percaya, swthr di sini jelas
merujuk pada juru selamat secara rohani, apalagi ayat ini dikaitkan
dengan pengharapan yang bersifat kekal (ayat 8, 10a).

Dua kemungkinan di atas sama-sama memiliki dukungan yang cukup


kuat dan sama-sama menentang konsep penebusan universal.
Bagaimanapun, solusi pertama tampaknya lebih bisa diterima. Solusi
kedua memiliki beberapa kelemahan: (1) dalam PB kata swthryang
ditujukan untuk Kristus selalu berarti juru selamat secara rohani; (2)
kaitan antara bukti arkheologis penemuan patung Julius Caesar dan
ayat ini hanya merupakan dugaan yang belum terbukti atau mendapat
dukungan dari konteks; (3) dari sisi hermeneutika sulit diterima
mengapa dalam satu ayat suatu kata dapat memiliki dua arti yang
berbeda.

Bagaimana dengan ungkapan “seluruh dunia” di 1Yohanes 2:2?


Pertama-tama kita harus memahami konteks ayat ini dengan baik. Di

15 of 17 9/26/2021, 4:29 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/limited-atonement-dan-s...

ayat 1 Yohanes menjelaskan bahwa kalau kita berdosa, kita memiliki


pengantara kepada Bapa. Hal yang mirip dengan nasehat ini sudah dia
sampaikan di pasal 1:9. Untuk meyakinkan adanya pengampunan yang
selalu tersedia, Yohanes menyatakan bahwa pendamaian Kristus bukan
hanya cukup bagi segala dosa kita, tetapi juga untuk seluruh dunia.
Yohanes mengakui bahwa kuasa penebusan Kristus sedemikian besar
sehingga cukup untuk seluruh dunia (jika Allah menghendaki untuk
menyelamatkan semua orang). Kuasa yang besar ini seharusnya
meyakinkan orang percaya bahwa ada anugerah pengampunan yang
selalu cukup bagi segala dosa kita. Dari konteks ini terlihat bahwa yang
menjadi isu di sini bukanlah jangkauan penebusan Kristus, tetapi kuasa
penebusan itu. Dengan demikian ayat ini sama sekali tidak
bertentangan dengan konsep penebusan terbatas.

Manfaat praktis dari doktrin penebusan terbatas/limited atonement

Beberapa manfaat praktis yang kita dapat tarik dari doktrin penebusan
terbatas antara lain:

1. Seorang pekabar injil tidak harus (tidak boleh) memberitakan bahwa


Kristus mati bagi semua orang berdosa (Palmer, 75). Dia hanya perlu
menegaskan bahwa Kristus mati bagi orang berdosa.

2. Seorang pekabar injil tidak boleh mengeksploitasi penderitaan


Kristus sambil “mengemis-ngemis” penerimaan dari para
pendengarnya.

3. Seorang pekabar injil mendapatkan dorongan dan kepastian bahwa


kematian Kristus tidak akan pernah sia-sia. Jika di antara pendengarnya
ada yang dipilih oleh Kristus, maka berita yang dia sampaikan pasti
akan memberi dampak bagi orang tersebut, entah Tuhan memakai dia
atau orang lain untuk mempertobatkan orang tersebut.

4. Kita semakin diyakinkan dengan kasih Allah yang begitu besar. Dia
bukan hanya memilih kita karena kasih (Efesus 1:4), tetapi Dia juga
membuktikan kasih itu dengan jalan memberikan Anak-Nya yang
tunggal bagi kita (Yohanes 3:16; 1Yohanes 4:9-10).

5. Kita juga diyakinkan bahwa kalau Anak-Nya sendiri saja diberikan


kepada kita, apalagi hal-hal lain yang kurang (tidak) penting

16 of 17 9/26/2021, 4:29 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/limited-atonement-dan-s...

dibandingkan dengan pengorbanan tersebut.

6. Kita semakin diyakinkan tentang efektivitas penebusan Kristus.


Efektivitas tersebut tidak ditentukan oleh iman kita. Sebaliknya,
penebusan itu yang justru menentukan eksistensi iman kita. Dengan
demikian kita semakin menyadari nilai anugerah dalam hidup kita.

7. Kita semakin yakin dengan kelimpahan pengampunan di dalam


Kristus. Penebusannya memang efektif untuk orang pilihan, namun
kuasanya cukup bagi semua orang. Kuasa yang besar inilah yang
menjadi penghiburan ketika kita merasa tidak layak lagi untuk dikasihi
oleh Tuhan.

BACA JUGA: PENEBUSAN TERBATAS 1

BACA JUGA: PENEBUSAN TERBATAS 2

PENEBUSAN TERBATAS/LIMITED ATONEMENT, SANGGAHANNYA dan


JAWABAN

-AMIN-

17 of 17 9/26/2021, 4:29 AM

Anda mungkin juga menyukai