TINJAUAN PUSTAKA
A. Blended Learning
berbasis TIK. Pembelajaran kombinasi ini juga sering disebut pengajaran metode
1. Live event, pembelajaran langsung atau tatap muka secara sinkronus dalam waktu
dan tempat yang sama ataupun waktu sama tapi tempat berbeda.
paced learning) yang memungkinkan siswa belajar kapanpun dan dimanapun secara
online.
4. Assesment, guru harus mampu merancang kombinasi jenis penilaian online dan
21
5. Performance support materials, pastikan bahan belajar disiapkan dalam bentuk
digital, dapat diakses oleh siswa baik secara offline maupun online.
diakses online dan offline. Blended learning dengan e-learning memiliki kesamaan,
agar tidak salah memahami istilah tersebut dapat dilihat berdasarkan tabel berikut:
teknologi
dan konvensional
sekali.
(Sumber: Husamah,2014)
Model Blended Learning dapat diartikan sebagai model pembelajaran tatap muka
teknologi yang dapat diakses secara olline atau offline dengan presentase 30-79%
22
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan blended learning
media dan teknologi untuk mendukung belajar secara mandiri dan memberikan
kemudahan bagi pendidik dan peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran
1. Membantu siswa untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai
2. Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi guru dan siswa untuk
4. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan siswa dalam pengalaman
yang kaya pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja selama siswa memiliki
akses internet.
23
Dengan demikian blended learning bertujuan untuk menggabungkan model dari
pembelajaran online yaitu lebih efisien waktu dan kemudahan dalam mengakses
bahan pembelajaran. Kemudian sifat dari model pembelajaran tatap muka di kelas,
yaitu siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan siswa lainnya maupun guru
dimanapun
terjadi secara online dan tatap muka. Kekurangan dari pembelajaran blended learning
24
yaitu tidak semua siswa memiliki fasilitas yang menunjang pembelajaran online
karena tidak semua siswa berasal dari latar belakang keluarga yang berkecukupan
ekonomi. Oleh karena itu sebelum penerapan blended learning hendaknya diperlukan
perencanaan yang matang agar kendala yang mungkin terjadi dapat diminimalisir.
Pembelajaran daring (online) sudah ada sejak dulu, dalam perkembangannya dikenal
dengan istilah e-learning dan merupakan bagian dari konsep pembelajaran blended
learning. Terhitung dari bulan Maret 2020 sejak pemerintah melalui Kemendikbud
pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sekitar 96,6% siswa melakukan berajar dari rumah
1. Pembelajaran daring.
dituangkan pada bentuk digital melalui internet. Pada masa pandemi seperti ini
25
internet. Pembelajaran daring bersifat fleksibel atau tidak terikat karena bebas
pandemi ini.
laptop, komputer, dll yang dapat digunakan untuk mengakses informasi. Jenis
untuk pembelajaran tatap muka secara virtual antara guru dan siswa. b) Google
dijangkau dan hampir semua orang punya, whatsapp dimanfaatkan sebagai media
komunikasi baik dalam bentuk teks, pesan suara, vidio call, mengirim foto dan
video. d) Youtube, ialah aplikasi untuk mengupload vidio untuk dilihat sendiri
pembelajaran online yang mana siswa dapat belajar dengan melihat vidio
pembelajaran yang dibuat guru ataupun guru lain, dan atau vidio yang disediakan
26
pembelajaran daring bermacam-macam tergantung kebutuhan. Pada masa
pandemi ini media yang mudah diakses untuk pembelajaran daring antara lain
merupakan aktivitas belajar yang berbentuk interaksi langsung antar siswa serta
sebagai berikut.
a. Metode ceramah
Metode tanya jawab adalah salah satu cara penyampaian melalui bentuk
c. Metode diskusi
d. Metode demonstrasi
kerja dari sebuah materi belajar yang diajarkan. Berdasarkan pendapat ahli
27
diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tatap muka adalah kegiatan
lain yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan demonstrasi. Pemilihan
ingin dicapai.
Secara spesifik Profesor Steve Semler (2005) menyarankan enam tahapan dalam
1. Menetapkan macam dan materi bahan ajar. Guru harus memahami bahan ajar
yang bagaimana yang cocok untuk diterapkan pada pendidikan jarak jauh (PJJ)
melibatkan ahli e-learning untuk membantu. Hal ini bertujuan agar rancangan
pembelajaran face to face dan jarak jauh, bukan malah mempersulit siswa. Hal-
learning adalah (a) bagaimana bahan ajar tersebut disajikan, (b) bahan ajar mana
yang bersifat wajib dipelajari dan mana yang sifatnya anjuran guna memperkaya
28
tersebut, (d) faktor pendukung apa yang diperlukan, misalnya software apa yang
format PDF, video, juga perlu adanya pemberitahuan hosting apa yang dipakai
4. Melakukan uji dari rancangan yang dibuat. Uji ini dilakukan untuk mengetahui
apakah sistem pembelajaran ini sudah berjalan dengan baik atau belum. Mulai
sosialisasi dari guru atau dosen mengenai system ini. Mulai dari pengenalan
tugas masing-masing komponen pendidikan, cara akses terhadap bahan ajar, dan
lain-lain. Guru atau dosen disini bertugas sebagai petugas promosi, karena yang
29
apakah sesuai dengan tujuan pembelajaran, dll. Kriterianya: semakin sesuai isi
ajar adalah semakin baik; d) Interest, dalam artian sampai seberapa besar paket
Kesimpulan dari pendapat ahli di atas yaitu ada beberapa tahapan dalam perencanaan
blended learning agar hasilnya maksimal yaitu, menetapkan jenis dan materi bahan
melakukan evaluasi. Contoh evaluasi yang dapat dilakukan antara lain yaitu seberapa
bagaimana kualitas isi bahan ajar dengan tujuan belajar, bagaimana pembelajaran
menumbuhkan daya tarik siswa untuk belajar, seberapa jauh pembelajaran yang bisa
dipraktekkan secara mudah, dan seberapa murah biaya yang dikeluarkan untuk
30
mengikuti pembelajaran tersebut. Perencanaan blended learning hendaknya
dilakukan dengan sebaik mungkin disesuaikan dengan karakter dan potensi siswa,
agar siswa dapat belajar dengan baik menggunakan metode pembelajaran campuran
Kesimpulan dari pendapat ahli di atas yaitu ada hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan blended learning yaitu penyampaian bahan ajar harus konsisten,
cepat menyesuaikan diri dengan sistem PJJ, bahan ajar yang digunakan harus
mengalami perbaikan baik dari segi format maupun ketersediaan bahan ajar yang
memenuhi kaidah PJJ, alokasi waktu bisa dimulai dengan uji coba formula awal
75:25 dalam artian 75% untuk waktu pembelajaran online dan 25% waktu untuk
pembelajaran tatap muka sehingga bisa diperoleh alokasi waktu yang ideal, dan yang
terakhir dalam pelaksanaan blended learning diperlukan manajemen yang baik dalam
B. Self Efficacy
Menurut Bandura (1997) Self efficacy atau Efikasi diri merupakan bagian penting
dalam teori sosial kognitif atau efikasi diri sebagai kepercayaan terhadap
31
keyakinan diri sebagai kepercayaan terhadap diri sendiri dalam melakukan suatu
tindakan guna menghadapi suatu situasi sehingga dapat memperoleh hasil seperti
yang diharapkan. Keyakinan diri adalah bagian dari diri yang dapat mempengaruhi
jenis aktivitas yang dipilih, besarnya usaha yang akan dilakukan oleh individu dan
efikasi diri seseorang. Jika seseorang mengalami keberhasilan maka efikasi dirinya
akan meningkat, dan tingginya efikasi diri akan memotivasi individu secara kognitif
untuk bertindak secara lebih tekun dan terutama bila tujuan yang hendak dicapai
sudah jelas. Baron dan Byrne (2003) mengungkapkan bahwa efikasi diri merupakan
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa efikasi diri
merupakan sikap atau perasaan yakin atas kemapuan diri sendiri sehingga orang yang
untuk melakukan hal-hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya,
hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan
32
Sumber yang paling berpengaruh dari efikasi diri adalah pengalaman menguasai
sesuatu, yaitu performa masa lalu, secara umum performa yang berhasil akan
2. Modeling social
modeling sosial tidak sekuat dampak yang di berikan oleh performa pribadi
dalam meningkatkan level efikasi diri, tetapi mempunyai dampak yang kuat saat
3. Persuasi social
Dampak dari sumber ini cukup terbatas, tetapi di bawah kondisi yang tepat,
persuasi diri orang lain dapat meningkatkan atau menurunkan efikasi diri.
Emosi yang kuat biasanya akan mengurangi performa saat orang mengalami
ketakutan yang kuat dan kecemasan atau tingkat stres yang tinggi, kemungkinan
33
Menurut Bandura (1997) efikasi diri terdiri dari tiga aspek yaitu :
1. Tingkatan (level), berkaitan dengan individu merasa mampu menyelesaikan
kemampuannya.
Efikasi diri yang telah terbentuk akan mempengaruhi dan memberi fungsi pada
tersebut yaitu:
1. Pilihan Perilaku
Adanya efikasi diri yang dimiliki, individu akan menetapkan tindakan apa
yang akan ia lakukan dalam menghadapi suatu tugas untuk mencapai tujuan
yang diinginkannya.
2. Pilihan Karir
dalam karir tertentu maka biasanya ia akan memilih karir tesebut. Kuantitas
usaha dan keinginan untuk bertahan pada suatu tugas Individu yang memiliki
efikasi diri yang tinggi biasanya akan berusaha keras untuk menghadapi
34
kesulitan dan bertahan dalam mengerjakan suatu tugas bila mereka telah
efikasi diri yang rendah akan terganggu oleh keraguan terhadap kemampuan
tugas.
3. Kualitas Usaha
Penggunaan strategi dalam memproses suatu tugas secara lebih mendalam dan
keterlibatan kognitif dalam belajar memiliki hubungan yang erat dengan efikasi
diri yang tinggi. Siswa yang memiliki efikasi diri tinggi cenderung akan
memperoleh atau mencapai sesuatu hal dalam hidup, untuk itu individu perlu
mengetahui stategi apa yang digunakan untuk dapat meningkatkan efikasi diri.
C. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009:
3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari
sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
35
Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis
ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan
itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang
untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip. d.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam
penelitian ini adalah hasil belajar kognitif IPS yang mencakup tiga tingkatan yaitu
pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3). Instrumen yang digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif adalah tes.
36
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas
tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri.
hasil belajar, sebagai berikut: a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor
psikologis. b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor
eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Nana
Sudjana (2005: 5) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses
belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup
37