Anda di halaman 1dari 7

Volume 6, Nomor 1, Mei 2020.

p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEROLEHAN KONSEP BERBASIS


MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN
PEMAHAMAN KONSEP FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA MAN 1
MATARAM

Hidayatul Aini1), Sutrio1), Aris Doyan1)


1)
Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Mataram, Mataram, Indonesia

Corresponding author : Hidayatul Aini


E-mail : hidayathidayah9@gmail.com

Diterima 6 Januari 2020, Disetujui 2 April 2020

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran perolehan konsep berbasis
masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah dan pemahaman konsep fisika peserta didik kelas
XI MIA MAN 1 Mataram. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain penelitian
non-equivalent control group design. Subjek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIA 1
sebanyak 37 peserta didik sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 2 sebanyak 38 peserta didik
sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa model pembelajaran perolehan
konsep berbasis masalah sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan berupa pembelajaran konvensional.
Tes uraian digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik berjumlah
5 butir soal dan tes pilihan ganda untuk mengukur pemahaman konsep fisika peserta didik sebanyak
10 butir soal yang sudah diuji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya. Hipotesis
penelitian diuji menggunakan uji MANOVA. Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai signifikansi sebesar
0,00. Taraf signifikan yang digunakan ialah 0,05 maka dapat dikatakan 0,00 < 0,05 yang artinya bahwa
H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran
perolehan konsep berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah dan pemahaman
konsep fisika peserta didik kelas XI MIA MAN1 Mataram.

Kata kunci: model pembelajaran perolehan konsep berbasis masalah; kemampuan pemecahan
masalah; pemahaman konsep.

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of the learning model of problem-based concept acquisition on
problem solving abilities and understanding of physics concepts of students of class XI MIA MAN 1
Mataram. This research is a quasi-experimental with a non-equivalent control group design. The
subjects of this study were 37 XI MIA 1 students as experimental class and 38 MIA 2 XI students as
control class. The experimental class given treatment problem-based concept learning model while the
control class given treatment conventional learning. Description test is used to measure the students
'physical problem-solving abilities totaling 5 items and multiple choice tests to measure students'
understanding of physics concepts by 10 items that have been tested for validity, reliability,
distinguishing power and degree of difficulty. The research hypothesis was tested using the MANOVA
test. The results of the hypothesis test showed a significance value of 0.00. Significant level used is 0.05,
it can be said to be 0.00 <0.05, which means that H0 is rejected and Ha accepted, so can be concluded
that there are significant acquisition of concept-based learning model on problem solving skills and
understanding of physics concepts of students of class XI MIA MAN 1 Mataram.

Keywords: concept attainment learning model of problem based; problem solving abilities;
understanding concept

PENDAHULUAN karena itu, pembelajaan fisika perlu dilakukan


Fisika merupakan cabang dari Ilmu kegiatan eksperimen agar konsep-konsep dan
Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan hukum fisika tersebut dapat tersampaikan.
dengan produk dan proses. Pembelajaran fisika Selain itu guru dalam hal ini dituntut memiliki
juga membahas mengenai konsep-konsep dan kemampuan untuk memilih model
hukum fisika (Hastuti et. al., 2016:129). Oleh pembelajaran yang tepat dan bervariasi

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 181
Volume 6, Nomor 1, Mei 2020.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017

sehingga tujuan dalam pembelajaran fisika menanamkan dan pembentukan konsep


dapat sesuai dengan yang tertuang dalam peserta didik, dapat mengkonstruksi sendiri
kurikulum 2013. pengetahuannya, menyebutkan ciri-ciri penting
Kementrian pendidikan dan suatu konsep untuk membedakan dengan
kebudayaan dalam kurikulum 2013 konsep lain yang sejenis.
menyebutkan tujuan dari pembelajaran fisika Risdawati et. al., (2017:162)
yaitu peserta didik mampu menguasai konsep- memaparkan bahwa model pembelajaran
konsep fisika dan menggunakan metode ilmiah perolehan konsep adalah proses
yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan mengidentifikasi dan mendefinisikan konsep
masalah-masalah yang dihadapi dalam dengan jalan menemukan atributnya yang
kehidupan sehari-hari. paling esensial sesuai dengan pengertian
Pembelajaran fisika di sekolah saat ini konsep yang dipelajari. Lebih lanjut Fadilah dan
masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Suyono (2016:465) mengatakan atribut
Hasil wawancara yang telah dilakukan oleh tersebut harus membedakan contoh konsep itu
peneliti kepada salah satu guru mata pelajaran dengan yang bukan contoh konsep. Penerapan
fisika di MAN 1 Mataram memaparkan bahwa dari model pembelajaran ini sangat berguna
pembelajaran fisika di MAN 1 Mataram masih untuk membantu peserta didik dalam mengatasi
menggunakan model pembelajaran tantangan pada gaya belajarnya yang berbeda-
konvensional. Peserta didik cenderung hanya beda. Adapun kelebihan yang terdapat didalam
mendengarkan dan mencatat informasi yang model pembelajaran perolehan konsep yaitu
disampaikan guru, selain itu kegiatan meningkatkan kemampuan awal untuk belajar
eksperimen jarang dilakukan karena banyaknya lebih mudah dan lebih efektif. Sa’diyah dkk
materi tidak sesuai dengan jam pelajaran yang (2015:226) mengatakan implementasi model
mengakibatkan kurangnya pemahaman konsep perolehan konsep dapat dijadikan salah satu
fisika dan kemampuan peserta didik dalam cara agar peserta didk dapat menjadi aktif dan
menjawab permasalahan yang disajikan, termotivasi untuk belajar sehingga tujuan
sehingga berdampak pada nilai mata pelajaran pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
fisika yang masih di bawah KKM. Model perolehan konsep dalam
Cara yang dapat digunakan untuk pembelajaran fisika yang diterapkan dikelas
mencapai tujuan pembelajaran fisika sesuai selama ini sebatas menyajikan beberapa
kurikulum 2013 yaitu menggunakan model contoh konsep dan bukan konsep yang
pembelajaran. Model pembelajaran memiliki berkaitan dengan materi yang diajarkan.
ciri-ciri yaitu berdasarkan teori pendidikan dan Beberapa penelitian yang terkait diantaranya
teori belajar dari para ahli tertentu, mempunyai penelitian yang dilakukan oleh Legat dalam
misi atau tujuan pendidikan tertentu, dapat jurnal Riset Fisika Edukasi Sains (2018:11)
dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan yang menerapkan pembelajaran perolehan
belajar mengajar dikelas, memiliki bagian– konsep dengan cara melakukan analisis
bagian model yang dinamakan: (a) urutan terhadap contoh yang diberikan oleh guru yang
langkah–langkah pembelajaran; (b) adanya berhubungan dengan konsep yang dipelajari.
prinsip–prinsip reaksi; (c) sistem sosial; dan (d) Guru mengawali pengajaran dengan
sistem pendukung, memiliki dampak sebagai menyajikan data yang terkait dengan materi
akibat terapan model pembelajaran, dan pembelajaran, kemudian meminta peserta didik
membuat persiapan mengajar (desain untuk mengamati ciri-ciri data tersebut dan
instruksional) dengan pedoman model menjelaskan definisi konsep berdasarkan ciri-
pembelajaran yang dipilih (Listiawati et. al., ciri data. Penelitian yang terkait juga dilakukan
2015:48). oleh Rahmi dkk dalam jurnal Inovasi
Salah satu model pembelajaran yang Pembelajaran Fisika (2013:187) yang
diharapkan dapat mencapai tujuan menerapkan model perolehan konsep dengan
pembelajaran fisika yaitu model pembelajaran mencari dan mendaftar sifat-sifat yang dapat
perolehan konsep. Model pembelajaran digunakan untuk membedakan contoh-contoh
perolehan konsep merupakan model konsep dengan bukan contoh konsep terkait
pengajaran yang dirancang untuk membantu dengan materi yang diajarkan. Sehingga
peserta didik dari semua usia mengambangkan peneliti tertarik untuk memadukan
dan menguatkan pemahaman mereka tentang pembelajaran perolehan konsep dengan
konsep dan mempraktikkan berpikir kritis dalam pembelajaran berbasis masalah.
pembelajaran (Eggen & Kauchak, 2016:2018). Herayanti dan Habibi (2015:62)
Penelitian sebelumnya yang terkait dengan memaparkan bahwa pembelajaran berbasis
model perolehan konsep seperti yang dilakukan masalah adalah sutau model pembelajaran
oleh Sahara (2015:70) menyatakan bahwa yang menggunakan masalah sebagai titik tolak
model perolehan konsep lebih efektif dalam pembelajaran. Masalah tersebut adalah

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 182
Volume 6, Nomor 1, Mei 2020.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017

masalah yang memenuhi konteks dunia nyata dengan kata-kata sendiri (Kunandar, 2013:162-
baik yang ada di dalam buku teks maupun dari 163).
sumber lain seperti peristiwa yang terjadi di
lingkungan sekitar, keluarga dan METODE PENELITIAN
kemasyarakatan. Lebih lanjut Nurdyansyah dan Jenis penelitian ini adalah penelitian
Fahyuni (2016:93) mengatakan bahwa dalam kuasi eksperimen (non-equivalen grup design).
pembelajaran berbasis masalah peserta didik Pada kuasi eksperimen dalam kaitannya
merumuskan dan menganalisis masalah dengan pemilihan subjek penelitian, peneliti
dengan mengidentifikasi fakta-fakta yang tidak selalu dapat melakukan pemilihan subjek
relevan, menghasilkan hipotesis yang telah secara random (Setyosari, 2013). Adapun
dirumuskan. Dalam pembelajaran berbasis teknik pengambilan sampel yang peneliti
masalah terjadi empat tahapan diantaranya: (1) gunakan dalam penelitian ini ialah purposive
tahap pemberian masalah dengan peserta didik sampling, yaitu teknik yang digunakan peneliti
diberikan fenomena; (2) pada tahap ke dua jika peneliti mempunyai pertimbangan-
yaitu tahap menuliskan apa yang diketahui pertimbangan tertentu dalam pengambilan
untuk kemudian peserta didik melakukan sampel (Riduwan, 2018:20). Sampel penelitian
serangkaian kegiatan ilmiah; (3) pada tahap ke yaitu peserta didik MAN 1 Mataram Kelas XI
tiga yaitu tahap menuliskan inti permasalahan; MIA 1 sebanyak 37 peserta didik sebagai kelas
(4) pada tahap ke empat yaitu tahap eksperimen dan kelas XI MIA 2 sebanyak 38
menuliskan cara pemecahan masalah dan peserta didik sebagai kelas kontrol. Instrumen
merumuskan beberapa alternatif pemecahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu
masalahnya (Rusnayati dan Prima, 2011:332). instrumen tes kemampuan pemecahan
Sehingga Pembelajaran perolehan konsep masalah berupa soal uraian dan instrumen tes
yang dipadukan dengan pembelajaran berbasis pemahaman konsep berupa soal pilihan ganda.
masalah diharapkan dapat lebih mendorong Teknik pengumpulan data menggunakan
peserta didik untuk ikut aktif dalam metode tes.
pembelajaran karena disamping mengetahui
dan memahami konsep, peserta didik juga HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat melakukan serangkaian kegiatan ilmiah Data yang diperoleh dari penelitian ini
yang dapat memberikan peserta didik meliputi data kemampuan pemecahan masalah
kesempatan dalam menemukan dan dan pemahaman konsep fisika peserta didik
mengembangkan sendiri pengetahuannya. sebelum dan sesudah diberiaknnya perlakuan.
Menurut (Maulidi et al., 2014:109)
pemecahan masalah tidak hanya merupakan A. Data Kemampuan Pemecahan Masalah
kemampuan menerapkan konsep terdahulu dan Pemahaman Konsep
namun juga suatu proses untuk menemukan
konsep yang baru. Kemampuan pemecahan Tabel 1. Nilai rata-rata Kemampuan
masalah memerlukan suatu keterampilan dan Pemecahan Masalah dan Pemahaman Konsep
kemampuan khusus yang dimiliki masing- Fisika Peserta Didik
masing peserta didik, yang mungkin akan Rat
berbeda antar peserta didik dalam Rata
Kem a-
menyelesaikan suatu masalah. Kate -rata Kate
Kelas ampu rata
Pemahaman merupakan hasil belajar gori postt gori
an pret
mengajar yang mempunyai indikator dan setiap est
est
individu dapat menjelaskan atau
mendefenisikan suatu bagian informasi dengan 44, Rend 53,7 Rend
KPM
kata-kata sendiri (Riana et. al., 2019:65). Ekspe 28 ah 3 ah
Kemampuan memahami juga dapat diartikan rimen 48,3 Rend 60,5 Seda
PK
sebagai kemampuan mengerti tentang 7 ah 4 ng
hubungan antarfaktor, antarkonsep, 31,7 Rend 42,5 Rend
antarprinsip, antardata, hubungan sebab akibat, KPM
Kontro 1 ah 8 ah
dan penarikan kesimpulan. Kemampuan l
memahami dalam kegiatan belajar ditunjukkan 48,1 Rend 56,3 Seda
PK
melalui: (1) mengungkapkan gagasan, atau 5 ah 1 ng
pendapat dengan kata- kata sendiri, (2)
membedakan, membandingkan, Keterangan :
menginterpretasi data, mendeskripsikan KPM = Kemampuan pemecahan masalah
dengan kata-kata sendiri, (3) menjelaskan PK = Pemahaman konsep
gagasan pokok, dan (4) menceritakan kembali

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 183
Volume 6, Nomor 1, Mei 2020.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017

B. Data Kemampuan Pemecahan Masalah C. Data Pemahaman Konsep Setiap


Setiap Indikator Indikator
80 73,51 100 89,47

Nilai Peserta Didik


70,81 71,62
70 80 68,91 69,73 64,86
60 60 56,57
54,73
Nilai Peserta Didik

39,18 37,83
46,84 50,81 40 36,84
50 28,94
42,16 21,62 21,05
20 15,78
40 36,31 0
30 27,36 0
20 IPK-1 IPK-2 IPK-3 IPK-4 IPK-5 IPK-6 IPK-7
20 17,29
10,81 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
10
5,78
Gambar 3. Nilai Rata-rata Pretest
0 Pemahaman Konsep Fisika Peserta Didik
IPM-1 IPM-2 IPM-3 IPM-4 IPM-5 IPM-6 Setiap Indikator yaitu IPK-1 (menafsirkan),
IPK-2 ( mencontohkan), IPK-3
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
(mengklasifikasikan), IPK-4 (merangkum),
Gambar 1. Nilai Rata-rata Pretest Kemampuan IPK-5 (menyimpulkan), IPK-6
Pemecahan Masalah Fisika Peserta Didik Setiap (membandingkan), dan IPK-7
Indikator yaitu IPM-1 (pemahaman), IPM-2 (menjelaskan).
(pemilihan), IPM-3 (pembedaan), IPM-4
(penentuan), IPM-5 (penerapan), dan IPM-6 100 94,73
(pengidentifikasian) 79,72 81,08
Nilai Peserta Didik

76,31 74,32
80 71,05

100 60 48,46 51,35


41,89
76,75 76,75 38,15 39,47 34,21
Nilai Peserta Didik

80 40 27,02
64,21 67,02 23,68
62,1 61,57 20
60 47,56
34,59 0
40 28,94 27,89
19,45 IPK-1 IPK-2 IPK-3 IPK-4 IPK-5 IPK-6 IPK-7
20 10,5
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
0
IPM-1 IPM-2 IPM-3 IPM-4 IPM-5 IPM-6 Gambar 4 Nilai Rata-rata Posttest
Pemahaman Konsep Fisika Peserta Didik
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Setiap Indikator yaitu IPK-1 (menafsirkan),
IPK-2 ( mencontohkan), IPK-3
Gambar 2 Nilai Rata-rata Pretest Kemampuan (mengklasifikasikan), IPK-4 (merangkum), IPK-
Pemecahan Masalah Fisika Peserta Didik 5 (menyimpulkan), IPK-6 (membandingkan),
Setiap Indikator yaitu IPM-1 (pemahaman), dan IPK-7 (menjelaskan)
IPM-2 (pemilihan), IPM-3 (pembedaan), IPM-4
(penentuan), IPM-5 (penerapan), dan IPM-6 Ditinjau dari setiap indikator yang
(pengidentifikasian). diukur, untuk indikator kemampuan pemecahan
masalah yang paling dikuasai peserta didik baik
kelas eksperimen maupun kelas kontrol ialah
pemilihan. Indikator pemilihan ini merupakan
kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk
dapat memilih penyebab-penyebab yang
berkaitan dengan soal atau fenomena fisika.
Tingginya kemampuan peserta didik pada
indikator pemilihan karena peserta didik kelas
eksperimen disajikan permasalahan dalam
bentuk fenomena fisika yang berkaitan dengan
materi yang diajarkan yaitu materi elastisitas
dan hukum Hooke yang harus mereka
selesaikan. Misalnya pada pertemuan pertama,

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 184
Volume 6, Nomor 1, Mei 2020.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017

peserta didik diajarkan mengenai konsep disajikan dan tingkat keberhasilan


elastisitas yaitu fenomena dimana seorang pembelajaran ditentukan oleh penyajian data
atlet pelompat galah menarik tongkatnya dan yang disajikan guru. Berdasarkan pendapat
tongkat tersebut melengkung namun setelah yang dikemukakan Putri mengenai kekurangan
dilepaskan tongkat tersebut dapat lurus seperti model perolehan konsep ini sesuai dengan
semula. Pada saat menyelesaikan beberapa hasil yang diperoleh dalam penelitian
permasalahan tersebut peserta didik secara ini diantaranya kurang terlatihnya kemampuan
tidak langsung dilatih untuk dapat memilih peserta didik pada salah satu indikator
penyebab-penyebab terjadinya fenomena kemampuan pemecahan masalah yaitu
tersebut secara berkelompok sehingga seluruh pengidentifikasian dan indikator menjelaskan
peserta didik aktif dalam berdiskusi sedangkan yang termasuk salah satu dari indikator
kelas kontrol disajikan fenomena fisika dalam pemahaman konsep. Hal tersebut dapat terjadi
bentuk contoh soal dan peserta didik yang aktif karena kekurangan peneliti dalam mengolah
pada kelas kontrol hanya peserta didik yang dan mengemas informasi yang disajikan
memiliki kemampuan awal tinggi. Ditinjau dari terutama pada saat penyajian fenomena yang
nilai rata-rata, skor perindikator, nilai tertinggi berkaitan dengan konsep rangkaian seri
dan nilai terendah bahwa kelas ekperimen paralel. Hasil diskusi peserta didik
menunjukkan nilai yang lebih tinggi menunjukkan peserta didik tidak mampu
dibandingkan dengan kelas kontrol. mengidentifikasi penyebab terjadinya
Nilai rata-rata pemahaman konsep fenomena yang juga berdampak pada
per indikator untuk peserta didik kelas kurangnya kemampuan peserta didik dalam
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan menjelaskan alasan fenomena dapat terjadi
kelas kontrol kecuali pada indikator sehingga pada kedua indikator tersebut peserta
menjelaskan. Indikator menjelaskan berkaitan didik memperoleh nilai yang rendah.
dengan kemampuan peserta didik untuk dapat Pemberian perlakuan berupa model
menggunakan model sebab akibat dalam pembelajaran perolehan konsep berbasis
sebuah sistem. Proses pembelajaran yang masalah pada kelas eksperimen dan model
diterapkan pada kelas eksperimen seharusnya pengajaran konvensional pada kelas kontrol
mampu melatih kemampuan menjelaskan menyebabkan adanya perbedaan nilai pada
peserta didik karena peserta didik diberikan kedua kelas sebelum dan sesudah
permasalahan fisika yang membutuhkan diberikannya perlakuan. Kelas eksperimen
penafsiran untuk dapat menjelaskan mengapa mengalami peningkatan baik dari segi nilai
permasalahan tersebut dapat terjadi sehingga tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata maupun
dapat dijadikan hipotesis awal sesuai dengan nilai per indikator. Pengaruh dari permberian
penafsiran masing-masing peserta didik. perlakuan yang berbeda pada kedua kelas
Namun kenyataannya tidak sesuai dengan apa dapat dibuktikan dengan melakukan uji
yang diharapkan yaitu kemampuan hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan adalah
menjelaskan peserta didik kelas eksperimen uji hipotesis MANOVA. Uji MANOVA digunakan
kurang terasah. Hal ini dapat disebabkan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
karena beberapa faktor yaitu kemampuan model pembelajaran perolehan konsep
peneliti dalam mengorganisasikan kelas yang berbasis masalah pada materi elastisitas dan
masih kurang sehingga beberapa peserta didik hukum Hooke pada kelas eksperimen. Hasil uji
tidak mengikuti proses pembelajaran dengan MANOVA dengan IBM SPSS menunjukkan
serius terutama saat kegiatan menganalisis bahwa model pembelajaran perolehan konsep
dilakukan. Kegiatan menganalisis dilakukan berbasis masalah memberikan pengaruh pada
secara berkelompok setelah peserta didik kelas eksperimen, karena diperoleh nilai
merumuskan hipotesis awal bersama signifikansi < 0,05, sehingga Ha diterima dan H0
kelompoknya salah satunya pada saat ditolak yang artinya terdapat pengaruh model
menganalisis konstanta pegas seri dan paralel pembelajaran perolehan konsep berbasis
dimana sebagian peserta didik tidak fokus masalah terhadap kemampuan pemecahan
terhadap kegiatan yang dilakukan karena masalah dan pemahman konsep fisika peserta
kekurangan peneliti untuk dapat didik. Berdasarkan hasil yang didapatkan, maka
mengkondisikan alat yang tidak cukup dengan dapat dikatakan bahwa penelitian ini berhasil
jumlah kelompok yang dibentuk. sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Menurut Putri (2017:104) kekurangan Model pembelajaran perolehan konsep
dari model perolehan konsep ini ialah peserta bertujuan mengembangkan serta menguatkan
didik yang memiliki kemampuan pemahaman pemahaman peserta didik dalam proses
rendah akan kesulitan untuk mengikuti kegiatan mental untuk praktik dan berpikir
pembelajaran, karena peserta didik diarahkan sehingga peserta didik lebih aktif dan antusias
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dalam mengikuti pembelajaran (Huda et. al.,

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 185
Volume 6, Nomor 1, Mei 2020.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017

2017). Pembelajaran berbasis masalah Konsep Ikatan Kimia Menggunakan


merupakan inovasi dalam pembelajaran karena Concept Attainment. Unesa Journal of
dalam PBM kemampuan berpikir peserta didik Chemical Education (ISSN. 2252-
betul-betul dioptimalisasikan melalui proses 9454). 5(9). 464-473.
kerja kelompok atau tim yang sistematis, Hastuti, P., Sahidu, C., & Gunawan, G. (2016).
sehingga peserta didik dapat memberdayakan, Pengaruh Model PBL Berbantuan
mengasah, menguji, dan mengembangkan Media Virtual Terhadap Kemampuan
kemampuan berpikirnya secara Pemecahan Masalah Fisika. Jurnal
berkesinambungan (Nurdyansyah dan Fahyuni, Pendidikan Fisika dan Teknologi. 2(3).
2016: 82). Sedangkan pembelajaran Herayanti, L., & Habibi, H. (2015). Model
konvensional atau model pembelajaran yang Pembelajaran Berbasis Masalah
berpusat pada guru menjadikan peserta didik Berbantuan Simulasi Komputer untuk
tidak banyak melakukan aktivitas dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir
pembelajaran yang pada akhirnya sangat Kritis Calon Guru Fisika. Jurnal
mempengaruhi semangat belajar peserta didik Pendidikan Fisika dan Teknologi. 1(1).
yang berdampak pada kurang tercapainya Huda, N., Sadiman, S., & Daryanto, J. (2015).
tujuan pembelajaran (Triono, 2015: 50). Penerapan Model Pembelajaran
Concept Attainment Berbantuan Film
SIMPULAN DAN SARAN Dokumenter Penjajahan Untuk
Terdapat pengaruh model Meningkatkan Pemahaman Konsep
pembelajaran perolehan konsep berbasis Perjuangan Pada Siswa Sekolah
masalah terhadap kemampuan pemecahan Dasar. Jurnal Didaktika Dwija Indria,
masalah dan pemahaman konsep fisika 4(1).
peserta didik kelas XI MIA di MAN 1 Mataram. Kariadinata, R., & Abdurahman, M. (2015).
Pengaruh ini berupa tingkat kemampuan Dasar-dasar Statistik Pendidikan.
pemecahan masalah dan pemahaman konsep Bandung : Cv Pustaka Setia.
fisika peserta didik pada kelas eksperimen lebih Legat, E. (2018). Pengaruh Penerapan Model
tinggi dibandingkan dengan peserta didik pada Pembelajaran Concept Attainment
kelas kontrol. Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa
Hendaknya lebih memperhatikan Kelas XI MIA. Jurnal Riset Fisika dan
karakteristik materi, peserta didik, alokasi Edukasi Sains. 5(1).
waktu, dan faktor pendukung lainnya agar Listiawati, W., Gunawan, G., Sutrio, S. (2015).
proses pembelajaran yang diterapkan dapat Pengaruh Penerapan Model
tercapai secara maksimal. Selain itu, sebelum Pembelajaran Berbasis Masalah
menerapkan model perolehan konsep berbasis Berbantuan Simulasi Interaktif
masalah ini perlu dilakukan persiapan agar Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa
pada saat proses pembelajaran dapat berjalan Kelas VIII SMPN 1 Pujut Tahun
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang Pelajaran 2013/2014. Jurnal
hendak dicapai. Pendidikan Fisika dan Teknologi. 1(1).
Maulidi, R., Muhardjito, M., & Zulaikha, S.
UCAPAN TERIMA KASIH (2014). Kemampuan Pemecahan
Terima kasih yang sebesar-besarnya Masalah Melalui Strategi
penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Sutrio, Pembelajaran Thinking Aloud Pair
M.Si., selaku dosen pembimbing I dan Bapak Problem Solving Siswa Kelas X SMA.
Aris Doyan, M.Si., Ph.D., selaku dosen Jurnal Fisika Indonesia. 18(54).
pembimbing II yang selalu sabar dan ikhlas Nurdyansyah, N., & Fahyuni, E. (2016). Inovasi
dalam membimbing penulis hingga penulisan Model Pembelajaran.
skripsi ini selesai dan terimakasih juga kepada Sidoarjo:Nizamia Learning Center.
Ibu Jannatin ‘Ardhuha, S.Si., M.Sc., selaku Putri, P. D. 2017. Model Pembelajaran Concept
dosen penguji yang telah memberikan saran Attainment dalam Meningkatkan
dan masukan dalam penulisan skripsi ini. Pemahaman Konsep Matematika.
Jurnal Pemikiran dan Penelitian
DAFTAR RUJUKAN Pendidikan. 15(1).
Eggen, P., & Kauchak, D. (2016). Strategi dan Rahmi, F., & Harahap, B. (2013). Pengaruh
Model Pembelajaran Mengajarkan Model Pembelajaran Pencapaian
Konten dan Keterampilan Berpikir Edisi Konsep Dengan Menggunakan Peta
Keenam. Jakarta: PT Indeks. Pikiran Sebagai Upaya Mengurangi
Fadilah, S., & Suyono, S. (2016). Meremediasi Miskonsepsi Siswa. Jurnal Inovasi
Miskonsepsi Siswa Berbasis Gaya Pembelajajaran Fisika. 1(2).
Belajar Dimensi Pemahaman Pada

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 186
Volume 6, Nomor 1, Mei 2020.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017

Riana, R., Kartinawati, K., & Suhito,S. (2019).


Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Konsep dan Motivasi
Belajar Siswa SMP Negeri 11
Semarang Melalui Model Group
Investigation Berbantuan Colour Ball.
Jurnal Prisma. 2(1).
Riduwan. (2018). Dasar-dasar Statistika.
Bandung: Alfabeta.
Risdawati, R., Mustami, K., & Hamansah, H.
(2017). Pengaruh Model Pembelajaran
Concept Attainment Terhadap Aktivitas
Dan Hasil Belajar Biologi Siswa di
Kelas XI IPA SMAN 11 Bulukumba.
Jurnal Biotek. 5(2).
Rusnayati, H., & Prima, E. C. (2011).
Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning dengan
Pendekatan Inkuiri untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains dan Penguasaan Konsep
Elastisitas pada Siswa SMA. Prosiding
Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri
Yogyakarta: 332.
Sahara, L. (2015). Penerapan Model Concept
Teaching Pendekatan Concept
Attainment Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Ipa Fisika Siswa
Kelas VIII Smp Negeri 5 Kendari Pada
Materi Pokok Usaha Dan Energi. Jurnal
Pendidikan Fisika dan Teknologi. 1(2).
Setyosari, P. (2013). Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Prenada Media Group.
Sa’diyah, H., Indrawati, I., & Handayani, R.D.
(2015). Model Pembelajaran Concept
Attainment Disertai Metode
Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA-
FISIKA di SMP. Jurnal Pembelajaran
Fisika. 4(3).224 – 229.
Trihono, T. (2015). Upaya Meningkatkan
Pemahaman Konsep Fisika dan
Kemampuan Kerja Kelompok melalui
Penerapan Konstruktivisme pada
Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 1
Playen Tahun Pelajaran 2014/2015.
Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan
Fisika UAD. 2(2).

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 187

Anda mungkin juga menyukai