Anda di halaman 1dari 3

FIMOSIS

Halaman
No. Dokumen : No. Revisi

RSUD
DOLOKSANGGUL
Ditetapkan oleh:
STANDAR Direktur,
PROSEDUR
Tanggal terbit:
OPERASIONAL
dr. Heppi Suranta Depari
NIP.1978013112009042003

Adalah adalah kondisi dimana preputium tidak dapat diretraksi


melewati glans penis. Fimosis dapat bersifat fisiologis ataupun
PENGERTIAN patalogis.
Umumnya fimosis fisiologis terdapat pada bayi dan anak.

Sebagai acuan bagi dokter di IGD dalam penatalaksanaan


TUJUAN
penanganan Fimosis
KEBIJAKAN SK Direktur RSUD Doloksanggul No. Tahun Tentang

PROSEDUR 1. Dokter melakukan anamnesis pada pasien:


. a. Nyeri saat buang air kecil
a. Mengejan saat buang air kecil
b. Pancaran urin mengecil
c. Benjolan lunak di ujung penis akibat penumpukan
smegma.
2. Dokter melakukan pemeriksaan tanda- tanda vital meliputi :
suhu, tekanan darah, frekuensi pernapasan, frekuensi nadi,
saturasi oksigen.
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik pada pasien.
Hasil pemeriksaan fisik yaitu:
a. Preputium tidak dapat diretraksi ke proksimal hingga ke
korona glandis.
b. Pancaran urin mengecil.
c. Menggelembungnya ujung preputium saat berkemih.
d. Eritema dan udem pada preputium dan glans penis.
e. Pada fimosis fisiologis, preputium tidak memiliki skar
dan tampak sehat.
f. Pada fimosis patalogis pada sekeliling preputium terdapat
lingkaran fibrotik.
g. Timbunan smegma pada sakus preputium.
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Umum:
- Pemeriksaan Darah Rutin
- Pemeriksaan Waktu Perdarahan dan Pembekuan (Bila ada
rencana sirkumsisi)
- Pemeriksaan Rontgen Thoraks.
5. Diagnosa Banding
-Parafimosis
6. Menentukan Diagnosis Kerja.
- Fimosis
7. KIE (Komunikasi Informasi Edukasi)
- Menjelaskan kondisi pasien dan diagnosis kerja
- Rencana penanganan (rawat ianap,rawat jalan,atau rujuk)
- Meminta persetujuan pasien dan keluarga untuk rencana
penanganan.
8. Terapi
Dokter memberikan penatalaksanaan yaitu:
- Pemberian cairan Kristaloid
- Injeksi Antibiotik (Injeksi Ceftriaxone atau Cefotaxime atau
metronidazole)
- Injeksi Analgetik
- Terapi simptomatis sesuai kondisi pasien
- Rencana tindakan sirkumsisi
9. Konsul DPJP bila pasien perlu rawat inap atau rencana rujuk..
10. Pemberian terapi dan pemeriksaan tambahan sesuai anjuran
DPJP (bila ada).
11. Memasukkan pasien ke ruang rawat inap atau rujuk (bila
pasien perlu dirujuk).
12. Bila pasien rawat jalan:
- Pemberian salep kortikosteroid (0,05% betametason) 2 kali
perhari selama 2-8 minggu pada daerah preputium.
Edukasi Pasien Rawat Jalan:
Pemberian penjelasan terhadap orang tua atau pasien agar
tidak melakukan penarikan preputium secara berlebihan
ketika membersihkan penis karena dapat menimbulkan
parut.
13. Dokter mencatat anamnesis, hasil pemeriksaan fisik,
laboratorium, diagnosis dan terapi ke dalam rekam medis
pasien.
14. Dokter menandatangani rekam medis.
Unit Terkait 2 Admisi
IGD
Instalasi Rekam Medik
Radiologi
Laboratorium
Apotek
Ruang OK
Rawat inap

Anda mungkin juga menyukai