Anda di halaman 1dari 4

SOP PEMERIKSAAN BTA

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT Puskesmas
H. Alfiansyah, S.Kep
Pengaron Nip.196909291990031 012

1. Pengertian Pemeriksaan BTA adalah pemeriksaan laboratorium untuk menentukan ada


tidaknya bakteri tahan asam dalam pemeriksaan sputum
2. Tujuan Untuk mendukung diagnosa tuberculose, pemantauan penyakit,/ pengobatan
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Pengaron Nomor
tentang jenis-jenis pemeriksaa laboratorium
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
SOP PEMERIKSAAN BTA
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT Puskesmas
H. Alfiansyah, S.Kep
Pengaron Nip.196909291990031 012

5. Prosedur Prinsip :
Dengan pemanasa, lapisan lemak bakteri tahan asam akan membuka sehingga
warna Carbol fuchsin ( ZN A ) akan masuk atau terserap dan merapat kembali
karena pendinginan. Dekolorisasi dengan asam alcohol tidak akan melunturkan
warna fuchsin yang telah terserap dan tidak menyerap warna dari ziehl neelsen C
sehingga BTA berwarna merah

Bahan : sputum

Reagensia :
Cat ZN A :
 10 ml alcohol fuchsin 3 %
 90 ml phenol 5 %
Cat ZN B :
 3 ml HCl pekat (37 % )
 97 ml alcohol 95 %
Cat ZN C :
 0.1ml methylen blue
 100 ml aquades
 Alkohol 70 %
 Larutan disinfektan dan pasir halus

Alat : Objekglass, ose, lampu spritus, pipet tetes, rak pengecatan, mikroskop
Cara kerja :
A. Pembuatan preparat :
1. Kaca objekglass diberi kode kabupaten, puskesmas, dan no pasien
2. Panaskan ose hingga membara, kemudian dinginkan
3. Diambil sputum sebnayak 1 ose, kemudian diteteskan pada kaca objek
SOP PEMERIKSAAN BTA
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT Puskesmas
H. Alfiansyah, S.Kep
Pengaron Nip.196909291990031 012

4. Diratakan sputum diatas kaca objek searah jarum jam dengan cara
spiral menggunakan ose, sampai ukuran sekitar 2x3 cm
5. Diamkan hingga kering, ose sebelum disterilkan lagi diatas nyala api,
dicelupkan dulu pada tabung atau botol yang berisi pasir halus dan
disinfektan (hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perscikkan
yang infeksius
6. Preparat siap diwarnai /dilakukan pengecatan

B. Pengecatan
1. Preparat diletakkan diatas jembatan pengecatan
2. Preparat digenangi dengan cat ZN A, panaskan dengan nyala api lampu
spritus hingga timbul uap (tidak sampai mendidih ) diamkan selama 5
menit
3. Preparat dicuci dengan air mengalir
4. Digenangi dengan ZN B tunggu selama 1 menit, samapi warna hilang,
dicuci lagi dengan air mengalir
5. Digenangi dengan cat ZN C tunggu selam a1 menit, dicuci lagi dengan
air mengalir
6. Biarkan preparat yang sudah dicat kering pada suhu kamar, siap
diperiksa

C. Pengamatan
1. Preparat yang sudah dicat diamati dengan perbesarab mikroskop
menggunakan lensa objektif perbesaran 100x
2. Bakteri tahan asam diidentifikasi dalam mikroskop sebagai bakteri
berbentuk batang berwarna merah, warna lain bukan BTA
3. Dihitung tiap lapang pandang terhadap adanya BTA

D. Pelaporan/Hasil
Merujuk pada Iternational Union Agains Tuberculose )
1. BIla dalam 100 lapang pandang ditemukan 1-9 BTA : ditulis
jumlahnnya
2. Bila dalam 100 lapang pandang ditemukan 10-99 BTA : dilaporkan
sebagai positif 1 (+1)
3. Bila dalam 1 lapang pandang ditemukan 1-10 BTA : Dilaporkan positif
SOP PEMERIKSAAN BTA
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT Puskesmas
H. Alfiansyah, S.Kep
Pengaron Nip.196909291990031 012

5. Bila dalam 100 lapang pandang tidak ditemukan adanyan BTA :


diulaporkan negative (-)

6. Unit Terkait a. Unit Poli Umum


b. Unit Poli KIA/KB
c. Unit Poli Gigi
d. UGD/Rawat Inap

7. Rekam Historis
Perubahan Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
No

Anda mungkin juga menyukai