KONSTITUSI adalah Suatu naskah atau dokumen yang didalamnya memuat keseluruhan peraturan-
peraturan yang mengatur dengan mengikat dalam penyelenggaraan ketatanegaraan dalam suatu
negara. Secara etimologi, istilah konstitusi berasal dari bahasa latin "constitutio, constituere" artinya
dasar susunan badan, dan dari bahasa Prancis "constituer" yang berarti membentuk. Pada zaman
dahulu, istilah pada konstitusi dipergunakan untuk perintah-perintah kaisar Romawi (yakni,
constitutions principum). Kemudian, di italia difungsikan untuk menunjukkan undang-undang
dasar "Diritton Constitutionale". Sedangkan Konstitusi dalam bahasa Belanda disebut dengan
istilah Grondwet.
Konstitusi menurut makna katanya berarti dasar susunan suatu badan politik yang dinamakan negara.
Konstitusi merupakan menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa
kumpulan peraturan yang berfungsi untuk membentuk, mengatur atau memerintah negara.
Peraturan-peraturan, ada yang sifatnya tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang dan ada
yang tidak tertulis berupa konvensi. Pada perkembangannya, istilah pada konstitusi mempunyai dua
pengertian yaitu pengertian konstitusi arti luas dan pengertian konstitusi dalam arti sempit seperti
dibawah ini..
Advertisement
Tujuan Konstitusi - Tujuan-tujuan adanya konstitusi secara ringkas dapat diklasifikasikan menjadi
tiga. Tujuan konstitusi adalah sebagai berikut....
Fungsi Konstitusi - Konstitusi memiliki fungsi yang berperan dalam suatu negara. Fungsi konstitusi
adalah sebagai berikut...
PROKLAMASI
2. Negara Kesatuan
Bentuk negara kesatuan merupakan bentuk negara terbanya di seluruh dunia, jumlahnya sekitar
separuh Negara di dunia. Undang-undang dasar negara kesatuan memberikan kekuasaan penuh
kepada pemerintahan pusat untuk melaksanakan kegiatan hubungan luar negeri.
Sebuah negara kesatuan betapapun luas otonomi yang dimiliki oleh propinsi-propinsinya, masalah-
masalah yang berkaitan dengan hubungan luar negeri merupakan wewenang pemerintah pusat dan
daerah pada prinsipnya tidak boleh berhubungan langsung dengan negara luar. Indonesia, Jepang
dan Prancis adalah contoh negara kesatuan dan bentuk negara semacam ini biasanya tidak
menimbulkan kesulitan dalam hubungan internasional.
Setiap bentuk negara memiliki cirinya masing-masing. Begitu pula dengan bentuk negara Kesatuan.
Di bawah ini adalah beberapa ciri dari negara Kesatuan.
Masing-masing negara kesatuan di dunia hanya memiliki satu bendera dan satu Undang-Undang
Dasar sebagai dasar hukumnya.
Negara kesatuan hanya mempunyai satu pemerintah pusat dengan beberapa daerah kekuasaan di
bawahnya.
Dalam pemerintahan negara kesatuan hanya memiliki 1 dewan perwakilan rakyat.
Negara kesatuan hanya membuat satu kebijakan yang berkaitan dengan bidang politik, sosial,
ekonomi, dan keamanan.
UUDS 1950
Upaya-upaya tersebut dapat terlihat dari munculnya berbagai gerakan-gerakan dari pemberontak
yang tujuannya untuk dapat menganti Pancasila dengan ideologi lainnya dari pemikiran berbeda.
Ada dua kejadian pemberontakan yang terjadi pada masa periode ini yaitu:
Tujuan utama dari pendirian Negara Islam Indonesia (NII) adalah untuk dapat mengganti
Pancasila yang sebagai dasar negara dengan dasar Negara yang mengikuti syari’at Islam. Upaya-
upaya penumpasan pemberontakan ini telah memakan waktu yang cukup lama. Kemudian pada
tanggal 4 Juni 1962, Kartosuwiryo dan para pengikutnya baru dapat ditangkap.
Didalam periode ini, bentuk persatuan dan kesatuan sedang mendapatkan tantangan yang berat
dengan munculnya berbagai aksi pemberontakan, yang pertama adalah Republik Maluku Selatan
(RMS), kemudian Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan yang terakhir
adalah Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) yang mempunyai tujuan agar dapat melepaskan
diri dari naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pada bidang politik, sikap demokrasi berjalan lebih baik karena sudah terlaksananya pemilu pada
tahun 1955 yang dianggap paling bersikap demokratis. Tetapi kemudian anggota Konstituante
hasil pemilu tersebut tidak dapat menyusun sesuai Undang-Undang Dasar seperti yang
diharapkan.
Hal itulah yang telah menimbulkan terjadinya krisis politik, krisis ekonomi, dan juga krisis
keamanan, yang akhirnya pemerintah segera mengeluarkan Dekrit Presiden 1959.
Isi dari Dekrit Presiden Tahun 1959
Untuk segera membubarkan lembaga Konstituante
Menjadikan Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950 menjadi tidak berlaku
Mengaktifkan kembali Undang-Undang Dasar Tahun 1945
Kebenaran itu terbukti dengan adanya kemerosotan moral pada sebagian masyarakat yang sudah
tidak lagi hidup dengan bersendikan nilai-nilai Pancasila, serta berusaha untuk dapat
menggantikan Pancasila dengan paham ideologi lain.
Didalam periode ini juga terjadi suatu Pemberontakan oleh Partai komunis Indonesia
(PKI) yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 yang dipimpin oleh D.N Aidit. Tujuan dari
aksi pemberontakan ini adalah untuk dapat kembali mendirikan Negara Soviet di Indonesia
kemudian dapat mengganti Pancasila dengan suatu paham komunis. Pada akhirnya,
pemberontakan ini bisa digagalkan dan semua pelaku yang tergabung pada Partai Komunis
Indonesia (PKI) berhasil ditangkap kemudian mereka dijatuhi hukuman yang sesuai dengan
perbuatannya tersebut.
Dengan kehadiran visi tersebut, Orde Baru dapat memberikan sebuah harapan bagi semua rakyat
Indonesia, terutama yang telah berkaitan dengan suatu perubahan politik, dari yang mempunyai
sifat otoriter yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin di bawah kepemimpinan Presiden
Soekarno agar menjadi lebih demokratis. Harapan dari rakyat tersebut tentu saja mempunyai
dasar.
Presiden Soeharto yang dianggap sebagai tokoh utama masa Orde Baru ini dipandang rakyat
sebagai sesosok manusia yang dapat mampu mengeluarkan sebuah bangsa ini agar dapat keluar
dari keterpurukan. Hal ini dapat dianggap tersebut dikarenakan beliau sudah dapat berhasil
membubarkan kelompok komunis yaitu PKI, yang pada waktu itu telah dijadikan musuh utama
di negeri ini.
Selain itu, beliau juga telah berhasil menciptakan keadaan stabilitas keamanan di negeri ini
pasca pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan waktu yang relatif singkat.
Itulah yang menyebabkan beberapa anggapan yang telah menjadi dasar kepercayaan rakyat
Indonesia terhadap pemerintahan Orde Baru ini di bawah kepimpinan Presiden Soeharto.
Tetapi kemudian harapan rakyat tersebut tidak sepenuhnya dapat terwujud. Karena apabila
dilihat dan dirasakan sebenarnya di dalam negeri ini tidak ada perubahan yang substantif dari
suatu kehidupan politik di Indonesia. Antara masa Orde Baru maupun masa Orde Lama
sebenarnya sama-sama otoriter. Di dalam perjalanan politik dari pemerintahan Orde Baru,
kekuasaan dari Presiden merupakan semua pusat dari seluruh proses perpolitikan di Indonesia.
Lembaga Kepresidenan juga merupakan pengontrol yang utama dari lembaga negara lainnya
baik itu yang bersifat suprastruktur (DPR, MPR, DPA, BPK dan MA) maupun yang bersifat
infrastruktur (LSM, Partai Politik, dan sebagainya). Selain itu, Presiden Soeharto juga
mempunyai sejumlah legalitas yang tidak dapat dimiliki oleh siapapun seperti Pengemban
Supersemar, Mandataris MPR, Bapak Pembangunan, maupun Panglima Tertinggi dari Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
UUD 45
BAB I
Pasal 1
BAB II
Pasal 2
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ditambah
dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut aturan yang ditetapkan
dengan undang-undang.
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota negara.
Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara yang terbanyak.
Pasal 3
Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-garis besar daripada
haluan negara.
BAB III
Pasal 4
(1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.
(2) Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden.
Pasal 5
(1) Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat.
(2) Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.
Pasal 6
(1) Presiden ialah orang Indonesia asli.
(2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan suara yang terbanyak.
Pasal 7
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat
dipilih kembali
Pasal 8
Jika Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia
diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya.
Pasal 9
Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji
dengan sungguh-sungguh di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat
sebagai berikut :
Pasal 10
Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Pasal 11
Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain
Pasal 12
Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dengan
undang-undang.
Pasal 13
Pasal 15
BAB IV
Pasal 16
(1) Susunan Dewan Pertimbangan Agung ditetapkan dengan undang-undang.
(2) Dewan ini berkewajiban memberi jawab atas pertanyaan Presiden dan berhak memajukan usul
kepada pemerintah.
BAB V
KEMENTERIAN NEGARA
Pasal 17
BAB VI
PEMERINTAH DAERAH
Pasal 18
Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan pemerintahannya
ditetapkan dengan undang-undang, dengan memandang dan mengingati dasar permusyawaratan dalam
sistem pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa.
BAB VII
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 22
(1) Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah
sebagai pengganti undang-undang.
(2) Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam persidangan
yang berikut.
(3) Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus dicabut.
BAB VIII
HAL KEUANGAN
Pasal 23
(1) Anggaran pendapatan dan belanja ditetapkan tiap-tiap tahun dengan undang-undang. Apabila
Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah, maka pemerintah
menjalankan anggaran tahun yang lalu.
(2) Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang.
(3) Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang.
(4) Hal keuangan negara selanjutnya diatur dengan undang-undang.
(5) Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa
Keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan undang-undang. Hasil pemeriksaan itu
diberitahukan kepada Dewan Perwakilan rakyat.
BAB IX
KEKUASAAN KEHAKIMAN
Pasal 24
(1) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain badan kehakiman
menurut undang-undang.
(2) Susunan dan kekuasaan badan-badan kehakiman itu diatur dengan undang-undang.
Pasal 25
Syarat-syarat untuk menjadi dan untuk diperhentikan sebagai hakim ditetapkan dengan undang-undang.
BAB X
WARGA NEGARA
Pasal 26
(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
(2) Syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 27
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebaganya
ditetapkan dengan undang-undang.
BAB XI
AGAMA
Pasal 29
BAB XII
PERTAHANAN NEGARA
Pasal 30
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
(2) Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
BAB XIII
PENDIDIKAN
Pasal 31
(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
(2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur
dengan undang-undang.
Pasal 32
BAB XIV
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
BAB XV
Pasal 35
Pasal 36
BAB XVI
Pasal 37
(1) Untuk mengubah Undang-Undang Dasar sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat harus hadir.
(2) Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota yang hadir.
Adapun empat pokok pikiran dari Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu sebagai berikut ini :
Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar
asas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Pokok pikiran ini
menempatkan suatu tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai dalam Pembukaan, dan merupakan suatu
kuasa finalis (sebab tujuan), sehingga dapat menentukan jalan serta aturan-aturan mana yang harus
dilaksanakan dalam Undang-Undang Dasar untuk sampai pada tujuan itu yang didasari dengan bekal
persatuan.
Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab. Hal ini menegaskan pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengandung pengertian
taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab yang
mengandung pengertian menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia atau nilai kemanusiaan yang
luhur. Pokok pikiran keempat itu merupakan Dasar Moral Negara yang pada hakikatnya merupakan suatu
penjabaran dari Sila Kedua Pancasila.
1) persatuan ,
sila persatuan dalam UUD 1945 terdapat dalam Pasal 1 ayat 1 yang bunyinya
Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik
2) keadilan sosial ,
sila keadilan sosial dalam UUD 1945 terdapat dalam
- Pasal 33 ayat 1 yang bunyinya Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan.
- Pasal 33 ayat 2 yang bunyinya Cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
- Pasal 33 ayat 3 yang bunyinya Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
- Pasal 33 ayat 4 yang bunyinya Perekonomian nasional diselenggarakan
berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi,
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
3) kedaulatan rakyat
sila kedaulatan rakyat dalam UUD 1945 terdapat dalam Pasal 1 ayat 2 yang
bunyinya Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar.
4) ketuhanan
sila ketuhanan dalam UUD 1945 terdapat dalam Pasal 29 ayat 1 yang bunyinya
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
IDEOLOGI PANCASILA
Sehingga makna pancasila dari ketetapan tersebut bahwa nilai-nilai yang tercamtum dalam ideologi
pancasila menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggaraan bernegara.
2. Dimensi Idealisme, artinya kualitas ideologi yang tercamtum dalam nilai dasar tersebut bisa
memberikan harapan kepada berbagai kelompok dan masyarakat mengenai masa depan yang lebih
baik.
3. Dimensi Fleksibilitas, artinya kemampuan ideologi dalam mempengaruhi dan menyesuaikan diri
dengan perkembangan masyarakatnya.