Anda di halaman 1dari 10

MASALAH KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN YANG

MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI

Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah pengantar ekonomi makro
Dosen Pengampu : Bu Endah Budiastuti S.Kom, M.M

Disusun oleh :

Nama : Ahmad Sobarudin


Nrp : 11020608
Kelas : Manajemen 2

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI CIREBON
TAHUN AJARAN 2021 / 2022

Alamat : Jl. Majasem No. B2 Cirebon


Telp. 081111122543
MASALAH KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN YANG
MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI

Ahmad Sobarudin ( 11020608 )


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Cirebon
email : ahmad20608@stiecirebon.ac.id

ABSTRAK

Makro ekonomi adalah studi yang mempelajari berbagai kegiatan ekonomi serta indikator indikator yang
menyebabkan pertumbuhan ekonomi disuatu wilayah terhambat, seperti pengangguran, inflasi, dan
ketenagakerjaan. Maka dari itu, perlu adanya pembahasan mengenai masalah tersebut yang menjadi penghambat
pertumbuhan ekonomi. Dalam upaya menciptakan pasar tenaga kerja kemudahan berbisnis kecil merupakan
kunci utama. Penerapan kebijakan - kebijakan yang tidak memberikan kemudahan bagi swasta dan dunia usaha
untuk memulai suatu bisnis, termasuk surat perizinan yang diproses sangat panjang, biaya yang mahal dan
pengurusan yang lama. Hal demikian merupakan faktor penghambat utama dalam menciptakan lapangan
pekerjaan yang berkualitas. Aspek kelembagaan merupakan kunci utama yang perlu diperbaiki dalam upaya
menurunkan tingkat pengangguran. Pentingnya aspek kelembagaan dalam menyelesaikan persoalan
pembangunan (institutions matter), termasuk dalam menciptakan dan memperluas kesempatan kerja.
Aspek kelembagaan mengatur hukum yang berlaku di masyarakat baik itu aturan formal
maupun aturan non formal.

ABSTRACT

Macroeconomics is a study that studies various economic activities and indicators that hinder economic growth
in an area, such as unemployment, inflation, and employment. Therefore, it is necessary to discuss these
problems which are obstacles to economic growth. In an effort to create a labor market, the ease of doing small
businesses is the main key. The implementation of policies that do not make it easy for the private sector and the
business world to start a business, including licensing letters that are very long processed, expensive fees and
long processing times. This is the main inhibiting factor in creating quality jobs. The institutional aspect is the
main key that needs to be improved in an effort to reduce the unemployment rate. The importance of institutional
aspects in solving development problems (institutional matter), including in creating and expanding job
opportunities. Institutional aspects regulate the laws that apply in society, both formal rules
as well as informal rules.

Kata Kunci : Ketenagakerjaan, Pengangguran dan Kelembagaan


PENDAHULUAN

Masalah pengangguran dan ketenagakerjaan sampai saat ini masih menjadi perhatian utama di setiap negara
di dunia khususnya di negara yang sedang berkembang. Kedua masalah tersebut merupakan satu
kesatuan yang keduanya menciptakan dualisme permasalahan yang saling bertentangan antara satu dengan
yang lainnya. Masalah tersebut dapat terjadi jika pemerintah tidak mampu dalam memanfaatkan dan
meminimalkan dampak yang diakibatkan dari kedua masalah tersebut. Namun jika pemerintah mampu
memanfaatkan kelebihan tenaga kerja yang ada maka dualisme permasalahan tidak akan terjadi bahkan
memberikan dampak yang positif dalam percepatan pembangunan. Demikian sebaliknya jika pemerintah
tidak mampu memanfaatkan maka akan menciptakan dampak negatif yaitu mengganggu pertumbuhan
ekonomi.
Dilihat dari sudut pandang positif tenaga kerja merupakan salah satu sumberdaya yang sangat penting
dalam mendorong pertumbuhan dan kemajuan ekonomi suatu negara. Namun dari sudut pandang yang lain
meningkatnya tenaga kerja justru sering kali menjadi persoalan ekonomi yang sulit untuk diselesaikan oleh
pemerintah. Sebagai akibat dari kurangnya pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan sebagai
dampak dari meningkatnya jumlah penduduk yang ada, sehingga tenaga kerja yang ada tidak terserap secara
penuh, konsekuensinya terciptalah pengangguran.
Pembangunan ekonomi pada hakikatnya adalah serangkaian usaha kebijaksanaan yang bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan mengarahkan pembagian pendapatan
secara merata. Masalah kesempatan kerja atau pengangguran merupakan masalah yang sangat sulit dihindari
oleh suatu negara atau daerah dan dapat menimbulkan masalah sosial seperti tindakan kriminalitas dan masalah
ekonomi. Kondisi tersebut dapat menurunkan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat. Semakin rendah
angka pengangguran maka semakin makmur kehidupan masyarakat suatu negara, begitu pula sebaliknya.
Suatu negara dipandang berhasil atau tidak dalam memecahkan permasalahan ekonomi negaranya sendiri dapat
dilihat dari ekonomi makro dan mikro negara tersebut. Ekonomi makro adalah kajian tentang aktivitas yang
membahas ekonomi suatu Negara. Salah satu indikator ekonomi makro yang digunakan untuk melihat/mengukur
stabilitas perekonomian suatu negara adalah inflasi. Perubahan dalam indikator ini akan berdampak terhadap
dinamika pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif ekonomi, inflasi merupakan fenomena moneter dalam suatu
negara dimana naik turunnya inflasi cenderung mengakibatkan terjadinya gejolak ekonomi. Inflasi adalah suatu
gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus menerus.

LANDASAN TEORI

Konsep Tenaga Kerja & Pengangguran


tenaga kerja adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam proses produksi suatu
barang/jasa untuk menggerakkan perekonomian. Konsep Tenaga kerja sendiri diartikan sebagai penduduk
dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, yaitu usia 15-65 tahun. Menurut UU No.13 tahun 2003, tenaga
kerja merupakan setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa, baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun orang lain atau masyarakat. Dalam permasalahan ini
tenaga kerja dikelompokkan menjadi :
▪ Tenaga Kerja Terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan jenjang pendidikan yang tinggi.
Misalnya dokter, guru, insinyur dsb.
▪ Tenaga Kerja Terlatih adalah tenaga kerja yang memerlukan pelatihan dan pengalaman. Misalnya sopir,
montir dsb.
▪ Tenaga Kerja tidak Terdidik dan Terlatih adalah tenaga kerja yang dalam pekerjaannya tidak memerlukan
pendidikan ataupun pelatihan terlebih dahulu. Misalnya tukang sapu, tukang sampah dsb.
Sementara bekerja diartikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan
maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak
terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pola kegiatan pekerja tak dibayar yang
membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi. Berdasarkan definisi yang ada
bekerja dapat dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu :
1) bekerja secara optimal baik dari segi upah dan maupun jam kerja
2) bekerja paruh waktu secara sukarela
3) bekerja tetapi disertai ketidaksesuaian antara pendidikan dan pekerjaan yang ditekuni dan bekerja paruh
waktu secara sukarela
4) bekerja tetapi disertai dengan ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan dengan pekerjaan yang
ditekuni.
Sedangkan Pengangguran diartikan sebagai angkatan kerja yang belum dan sedang mencari
pekerjaan. Pengangguran terjadi karena jumlah penawaran tenaga kerja lebih besar daripada permintaan
tenaga kerja. Dengan kata lain, terjadinya surplus penawaran tenaga kerja di pasar tenaga kerja.
Ketidak seimbangan dan ketidak cocokan antara permintaan lapangan kerja dengan penawaran lapangan
kerja inilah yang menciptakan pengangguran.
Jenis-Jenis Pengangguran Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja
atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi
tiga macam yaitu:Pertama, Pengangguran Terselubung(Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu; Kedua,Setengah Menganggur (Under Unemployment)
adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja
setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu; Ketiga,
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai
pekerjaan. Pengangguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah
berusaha secara maksimal.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran adalah sebagai berikut: Pertama, besarnya
Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja. Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan
kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi. Kedua,
struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang. Ketiga, kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan
tenaga terdidik tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan
kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat
pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga
kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia. Keempat, Meningkatnya peranan dan
aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia. Kelima, penyediaan dan
Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja
lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan
tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu
negara ke negara lainnya.

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu tolak ukur untuk keberhasilan dan pengembangan
pembangunan ekonomi di suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dari tingkat pertumbuhan Produk
Domestik Bruto (PDB), sedangkan untuk ruang lingkup nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
untuk lingkup wilayah. Selain dipengaruhi faktor internal, pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat juga
dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama setelah era ekonomi yang semakin mengglobal. Secara internal ada
tiga komponen utama yang menentukan pertumbuhan ekonomi tersebut adalah pemerintah, dunia usaha, dan
masyarakat.
Dilihat dari sudut pandang positif tenaga kerja merupakan salah satu sumberdaya yang sangat
penting dalam mendorong pertumbuhan dan kemajuan ekonomi suatu negara. Namun dari sudut pandang
yang lain meningkatnya tenaga kerja justru sering kali menjadi persoalan ekonomi yang sulit untuk
diselesaikan oleh pemerintah. Sebagai akibat dari kurangnya pemerintah dalam menyediakan lapangan
pekerjaan sebagai dampak dari meningkatnya jumlah penduduk yang ada, sehingga tenaga kerja yang ada
tidak terserap secara penuh, konsekuensinya terciptalah pengangguran.
Selain menjadi beban dan penghambat dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara, pengangguran
juga digunakan menjadi salah satu indikator dari pasar tenaga kerja yang ada. Rendahnya pengangguran
sering dianggap menjadi suatu prestasi dalam suatu negara demikian juga sebaliknya. Namun pada
kenyataannya belum mencerminkan masalah ketenagakerjaan yang sebenarnya.
Konsep pengangguran disini diartikan sebagai penduduk yang memasuki usia kerja (15–65 tahun) yang
sedang mencari kerja, mempersiapkan usaha, putus asa dan sudah punya pekerjaan tapi belum memulai bekerja.
Secara umum upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran yang terjadi di negeri ini cukup berhasil,
khususnya dalam menyediakan lapangan kerja meskipun tidak semua mampu terserap. Berdasarkan data
dari BPS RI dalam 10 tahun terakhir trend penurunan tingkat pengangguran di Indonesia cukup tinggi,
yang mana pada tahun 2005 pengangguran di Indonesia sebesar 10,3 persen (dari
total jumlah usia kerja) ada mengalami penurunan menjadi 7,0 persen (dari total jumlah usia kerja)
pada tahun 2015.
Dengan mengacu pada permasalahan ketenagakerjaan dan pengangguran tersebut, maka perlu
dilakukan pembahasan mengenai permasalahan yang menjadi penghambat dalam menciptakan lapangan kerja,
penyerapan tenaga kerja, dan pengangguran dalam upaya meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan
ekonomi negara ini.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun laporan atau hasil ini adalah metode penelitian
kualitatif. Yang dimana penulis menggunakan hasil analisis dari narasumber, media, dan lain lain. Karena ini
tidak dapat digambarkan dalam bentuk angka, tabel bahkan grafik sekalipun. Penulis berharap penelitian ini
dapat memberitahu orang - orang tentang masalah ketenagakerjaan dan pengangguran yang dapat menghambat
pertumbuhan ekonomi. Harapannya, pemerintah dapat menindak lanjuti serta memberikan solusi terhadap
masalah seperti ini supaya tidak menjadi faktor utama yang menghambat pertumbuhan ekonomi.

HASIL PENELITIAN

1) Kondisi Tenaga Kerja dan Pengangguran Di Indonesia


Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia tentunya jumlah angkatan kerja juga
mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari BPS RI pada tahun 2014 jumlah tenaga kerja di Indonesia
sebanyak 125,3 juta orang. Merupakan Sumberdaya yang sangat potensial dalam menghadapi pasar global
mendatang. Menurut World Bank (2013), menyebutkan bahwa kinerja ketenagakerjaan
Indonesia merupakan salah satu yang terkuat di Asia Timur Pasifik. Hal ini karena didukung pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan, lingkungan ekonomi yang mendukung, dan sektor jasa yang berkembang
pesat.

2) Kondisi Pasar Tenaga Kerja Indonesia


Dilihat dari permintaan tenaga kerja di Indonesia, pasar tenaga kerja Indonesia mengalami
perkembangan yang cukup baik, hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah lapangan pekerjaan dan
penurunan angka pengangguran terbuka dalam waktu yang bersamaan dengan pertumbuhan penduduk yang
cukup tinggi. Walaupun pada kenyataannya permintaan tenaga kerja selalu berfluktuasi setiap periode dan
tahunnya, sebagai akibat dari berbagai macam faktor musiman, perputaran pasar tenaga kerja dan iklim
perekonomian dunia. Selanjutnya kita melihat tenaga kerja di Indonesia dari sisi penawarannya. Kondisi tenaga
kerja kita masih rendah daya saingnya, baik dilihat dari tingkat pendidikan, keterampilan, keahlian dengan
bidang yang ditekuni, dan lain lain.

PEMBAHASAN

Ketenagakerjaan-pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah yang menjadi isu sentral di setiap
negara tak terkecuali di Indonesia. Kedua hal ini saling berhubungan satu sama lainnya. Masalah
ketenagakerjaan dapat menyebabkan pengangguran dan pengangguran dapat menyebabkan kemiskinan.Di
Indonesia, potret kemiskinan dapat dijumpai di desa maupun di perkotaan. Namun secara empiris, kasus
kemiskinan banyak dijumpai di desa dibanding di perkotaan. Dalam sejarah perjalanan perekonomian Indonesia,
telah terjadi beberapa kali resesi ekonomi yang cukup besar. Diantaranya krisis tahun 1965 dan yang terakhir
masa krisis ekonomi tahun 1997. Pada kasus yang terakhir ini, masalah kemiskinan mengalami peningkatan
yang signifikan. Pada saat itu, jumlah orang miskin meningkat drastis hingga 100% dari sekitar 25 juta jiwa
membengkak menjadi 50 juta jiwa. Suatu angka yang sangat fantastis. Padahal penduduk Indonesia saat itu
berjumlah sekitar 200 juta jiwa. Artinya jumlah orang miskin telah mencapai 25% dari jumlah penduduk
Indonesia.
1.1. Ketenagakerjaan dan Pengangguran
Di dalam UUD 1945, kehidupan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi diatur oleh pasal 27 ayat 2,
pasal 33, dan pasal 34. Dinyatakan di dalam pasal-pasal tersebut bahwa setiap warga negara Indonesia berhak
atas pekerjaan dan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Ini artinya setiap warga negara Indonesia harus
mendapatkan pekerjaan agar dia dapat memperoleh penghidupan yang layak. Bahkan sesuai pasal-pasal ini,
kalaupun ada warga negara Indonesia yang tidak mendapatkan pekerjaan (menganggur), dia tetap mempunyai
hak untuk mendapatkan kehidupan layak. Ini berarti, jika ia bekerja, ia berhak mendapatkan upah yang
manusiawi, dalam arti dengan upah tersebut ia dapat hidup layak. Sedangkan, bagi pengangguran, pemerintah
mempunyai tanggung jawab penuh dalam memberikan kehidupan layak baginya. Norma ini ditegaskan di dalam
pasal 34 yang mengatakan bahwa orang miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
1.2. Analisis Ketenagakerjaan dan Pengangguran
Terhitung Februari 2008 hingga Februari 2011, beberapa jenis kegiatan mengalami perkembangan.
Dilihat penduduk berdasarkan jenis kegiatan umur terus mengalami peningkatan kecuali pada februari 2011
mengalami penurunan 0,21% dari tahun sebelumnya. Sedang angkatan kerja terus mengalami peningkatan.
Demikian juga tingkat partisipasi angkatan kerja, dan orang yang bekerja terus mengalami
peningkatan.Sedangkan tingkat pengangguran terbuka, bukan angkatan kerja, mengurus rumah tangga, dan
lainnya mengalami fluktuasi. Dari data tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi perbaikan dalam hal
ketenagakerjaan yang ditunjukkan dengan adanya korelasi antara jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas
yang mengalami peningkatan dari tahun pengamatan terhadap angkatan kerja, tingkat partisipasi angkatan kerja,
dan jumlah orang yang bekerja
1.3. Potensi Tenaga kerja dan Pengangguran di Indonesia
● Bonus demografi
Bonus demografi dapat dikatakan sebagai sumberdaya atau juga menjadi tantangan dan
penghambat dalam pembangunan suatu negara. Yang dalam sejarah perkembangan suatu bangsa,
bonus demografi hanya ada satu kali. Jika mampu memanfaatkan maka akan tercipta jendela
kesempatan untuk mengakselerasi pembangunan. Namun juga sebaliknya jika tidak mampu
memanfaatkan akan menjadi masalah dalam suatu negara. Berdasarkan data dari BPS
dijelaskan bahwa Indonesia akan mengalami bonus demografi dalam beberapa tahun kedepan
yang puncaknya pada tahun 2025. Dimana pada tahun tersebut usia angkatan kerja atau tenaga
kerja kita melimpah, dan ini menjadi tantangan tersendiri dalam memanfaatkanya.
● Globalisasi
Dampak globalisasi perekonomian yang terjadi di seluruh negara di dunia. Globalisasi sendiri
merupakan proses kegiatan ekonomi dan perdagangan antar negara di seluruh dunia yang menjadi
satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi tanpa rintangan batas teritorial negara. Dengan adanya
globalisasi batas batas secara ekonomi menjadi semakin kabur dan sempit. Sementara arus globalisasi
dalam bentuk TTA, WTO, NAFTA dan lainnya, akan semakin intensif. Dimana indonesia akan menjadi
pasar potensial bagi negara asean mengingat posisinya yang strategis dengan jumlah penduduk
yang besar dan memiliki tingkat konsumsi yang tinggi, hal ini akan menjadi peluang dan tantangan bagi
pembangunan ketenagakerjaan.
● Potensi unggulan daerah
Sumber daya alam yang masih melimpah di setiap daerah di Indonesia juga merupakan peluang dan
modal dasar dalam percepatan pembangunan. Dengan pemanfaatan sumberdaya yang ada dengan
optimal maka akan mampu memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi pembangunan suatu
bangsa.
1.4. Permasalahan Tenaga Kerja Dan Pengangguran Indonesia
● Daya saing tenaga kerja
Dari berbagai survei yang dilakukan oleh BPS dapat disimpulkan bahwa daya saing tenaga kerja
Indonesia relatif masih rendah dibandingkan dengan daya saing negara tetangga. Rendahnya daya
saing disebabkan rendahnya mutu SDM sebagai akibat dari rendahnya tingkat pendidikan dan
rendahnya kompetensi kerja dan kecocokan skill dengan kecocokan pekerjaan.
● Pasar kerja tenaga kerja
Masih rendahnya peningkatan pasar kerja di bandingkan peningkatan jumlah tenaga kerja, meski
pertumbuhan lapangan kerja selama 5 tahun terakhir cukup banyak dibandingkan pertambahan
angkatan kerja. Kondisi menyebabkan kelebihan tenaga kerja (labour surplus economy). Disamping
itu kondisi pasar kerja juga pada pasar yang kurang berkualitas sehingga produktivitas dari tenaga
kerja juga masih rendah.
● Hubungan industrial
Masih belum terjalinnya hubungan Industrial antara pemerintah, pekerja dan perusahaan dengan
baik. Mengakibatkan rendahnya daya saing tenaga kerja dan salah satu penyebab pengangguran.
Hubungan industrial ini merupakan suatu sistem hubungan yang terbentuk antara pelaku dalam
proses produksi barang dan dan jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja buruh dan
pemerintah. Permasalahannya hubungan industrial saat ini masih belum harmonis. Seperti :
peraturan perusahaan (PP), perjanjian kerja bersama (PKB), lembaga kerja sama (LKS) bipartit,
lembaga kerjasama (LKS) tripartit, peran SP/SB dan asosiasi pengusaha.
● Pengawasan dan perlindungan tenaga kerja
Pelaksanaan pengawasan dan perlindungan ketenagakerjaan juga masih sangat rendah di Indonesia.
Ini terbukti dengan masih banyaknya pelanggaran dalam hubungan kerja, jam kerja, kerja
lembur dan upah antara tenaga kerja dan perusahaan
● Link and Mach
Ketidak sesuaian antara perusahaan dan tenaga kerja dalam mendapatkan pekerja dan pekerjaan
yang sesuai dengan keahlian juga merupakan permasalahan dalam menciptakan pengangguran
di Indonesia. Link and Mach merupakan konsep keterkaitan dan kesepadanan antara skill yang
dimiliki oleh tenaga kerja dengan kebutuhan kerja yang dibutuhkan. Link and Mach masih
menjadi masalah utama yang harus diselesaikan dalam mengurangi pengangguran di Indonesia.
● Aspek kelembagaan
Aspek kelembagaan merupakan kunci utama yang perlu diperbaiki
dalam upaya menurunkan pengangguran. Menurut sugiyanto (2007)
pentingnya aspek kelembagaan dalam menyelesaikan persoalan
pembangunan (institutions matter), termasuk dalam menciptakan dan
memperluas kesempatan kerja. Aspek kelembagaan mengatur hukum yang
berlaku di masyarakat baik itu aturan formal maupun aturan non formal.
Aspek kelembagaan mempunyai peran sentral dalam keberhasilan suatu

1.5. Dinamika Ketenagakerjaan Dan Pengangguran


Penduduk usia kerja, angkatan kerja dan yang bekerja mengalami peningkatan selama tiga tahun
terakhir. Walaupun jumlah penduduk yang bekerja meningkat, peningkatan tersebut diimbangi oleh pertambahan
jumlah pengangguran . Hasil kajian Briones mengungkapkan bahwa di negara Asia dan Pasifik, partisipasi
angkatan kerja lebih tinggi di pedesaan. Hal yang sama untuk partisipasi angkatan kerja muda adalah lebih tinggi
di pedesaan daripada perkotaan, dan untuk laki-laki lebih tinggi daripada wanita. Perubahan tersebut terjadi
karena partisipasi pekerja di beberapa sektor berkurang, sehingga mempengaruhi pasar kerja menurut sektor.
Tingkat pengangguran terbuka adalah persentase jumlah pengangguran terhadap total angkatan kerja.

SOLUSI

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup
memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur yang besar, pendapatan yang
relatif rendah dan kurang merata. Kondisi pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan
pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama
kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal; dan dapat menghambat pembangunan
dalam jangka panjang. Pembangunan bangsa Indonesia ke depan sangat tergantung pada kualitas sumber daya
manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai keterampilan dan keahlian kerja, sehingga
mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan
layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan, dan pendidikan anggota keluarganya.
Oleh karena itu, masalah ketenagakerjaan dan pengangguran harus diminimalisir agar tidak berdampak
terhadap kemiskinan. Dalam mengatasi ketenagakerjaan dan pengangguran, dibutuhkan kebijakan yang mampu
menurunkan angka pengangguran dan mengatasi masalah ketenagakerjaan, diantaranya: Pertama, dalam
pembangunan nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada sinkronisasi kebijakan fiskal dan
moneter diarahkan pada penciptaan dan perluasan kesempatan kerja. Guna menumbuh kembangkan usaha mikro
dan usaha kecil yang mandiri perlu keberpihakan kebijakan termasuk akses, pendamping, pendanaan usaha kecil
dan tingkat suku bunga kecil yang mendukung.Program-program yang terkait dengan kebijakan fiskal dan
pemberdayaan UKM meliputi:
● Proyek Peningkatan Pendapatan Petani dan Nelayan Kecil (P4K); (b) Kelompok Usaha Bersama
(KUBE); (c) Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal (P3DT); (d) Program Pengembangan
Kecamatan (PPK); (e) Pemberdayaan Daerah Mengatasi Dampak Krisis Ekonomi (PDM DKE).
● Kedua, Sinergitas kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota yang merupakan satu Potret Ketenagakerjaan, Pengangguran, dan kemiskinan di
Indonesia: Masalah dan Solusi Jurnal Al- Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E
ISSN 2442-823X kesatuan yang saling mendukung untuk penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.

STRATEGI DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DALAM


MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA

Secara umum dalam upaya mengatasi permasalahan - permasalahan yang menyangkut tenaga kerja
dan pengangguran di Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa strategi sebagai berikut:
1. Peningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja untuk memasuki pasar tenaga kerja
Rekomendasi Kebijakan melalui :
a. Harmonisasi, standarisasi dan sertifikasi kompetensi melalui kerja sama lintas sektor, daerah dan
negara dalam rangka keterbukaan pasar dengan beberapa strategi;
● Penetapan standar kompetensi seluruh sektor.
● Peningkatan daya saing tenaga kerja nasional
● Peningkatan produktivitas dan kompetensi nasional
● Peningkatan sumber pendanaan dalam rangka peningkatan keahlian tenaga kerja
(penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja (skilled based industries)
● Peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggara pelatihan (mutu dan standarisasi
b. Pengembangan program kemitraan antara pemerintah dengan dunia usaha (baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah)
c. Pengembangan pola pendanaan pelatihan
d. Penataan lembaga berbasis kompetensi
e. Peningkatan kualitas sistem tata kelola program pelatihan untuk mempercepat sertifikasi
pekerja.
f. Identifikasi dan memilih sektor yang mempunyai nilai tambah dan
penyerapatan tenaga kerja yang tinggi
2. Peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja Rekomendasi Kebijakan
Melalui
a. Penataan lembaga berbasis kompetensi
b. Peningkatan kualitas sistem tata kelola program pelatihan untuk mempercepat sertifikasi
pekerja.
c. Identifikasi dan memilih sektor yang mempunyai nilai tambah dan
penyerapatan tenaga kerja yang tinggi
3. Peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja
Rekomendasi Kebijakan melalui : Peningkatan akses angkatan kerja pada sumber daya produktif
dalam rangka peningkatan keterampilan pekerja melalui :
● Penciptaan lapangan kerja
● Pengembangan kredit mikro untuk UKM
● Meningkatkan kegiatan yang bersifat padat karya
● Mendorong pekerja setengah penganggur untuk melaksanakan usaha
● produktif dengan memanfaatkan SDA, SDM dan teknologi tepat guna.

KESIMPULAN
Penanganan masalah ketenagakerjaan dan pengangguran dilakukan dengan pendekatan sinkronisasi
kebijakan fiskal dan moneter dan pengembangan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri sinergitas kebijakan
Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Permasalahan ini
dapat diatasi apabila pemerintah ikut campur tangan dan menyediakan berbagai lapangan pekerjaan serta
memaksimalkan sumber daya alam yang ada, sehingga dengan adanya kontribusi langsung antara pemerintah
dengan masyarakat bisa menjalin hubungan serta berinteraksi dengan maksimal.
Pengangguran memang tidak dapat dimusnahkan, mustahil suatu negara tidak ada masyarakat yang
orang yang menganggur. Namun, jangan pernah menjadikan pengangguran sebagai masalah kecil yang dapat
diatasi, faktanya hal ini sulit diminimalisir apalagi dimusnahkan.
Berdasarkan analisis penelitian, masalah ketenagakerjaan dan tingkat pengangguran semakin meningkat
tiap tahunnya. Untuk itu, perlu ditegaskan lagi dalam melatih skill dan kemampuan pribadi sebagai tolak ukur
dirinya dalam mencari pekerjaan. Pengangguran menjadi masalah utama dalam pertumbuhan ekonomi. Karena
semakin meningkatnya jumlah pengangguran, maka semakin kecil pula kesempatan kerja.
Masalah pengangguran perlu dikurangi dan menciptakan lapangan pekerjaan dalam rangka
meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi negara ini. Dengan menciptakan pasar tenaga kerja
adalah kunci kemudahan dalam berbisnis. Implementasi kebijakan di Indonesia sejauh ini tidak memberikan
kemudahan bagi swasta dan dunia dalam menjalankan bisnisnya. Sejumlah hal yang menjadi kendala yaitu
perizinan yang panjang, biaya yang mahal dan waktu pemrosesan yang lama karena hal tersebut dapat
mengganggu penciptaan lapangan pekerjaan yang berkualitas. Aspek kelembagaan adalah elemen kunci yang
perlu diperbaiki dalam upaya menurunkan pengangguran.

DAFTAR PUSTAKA
Soleh, Ahmad. "Masalah ketenagakerjaan dan pengangguran di Indonesia." Jurnal Ilmiah Cano
Ekonomos 6.2 (2017): 83-92.
Wijayanto, Hendra, and Samsul Olde. "Dinamika Permasalahan Ketenagakerjaan Dan Pengangguran
di Indonesia." Jurnal Bina Bangsa Ekonomika 13.1 (2020): 85-94.
Wijayanto, H., & Olde, S. (2020). Dinamika Permasalahan Ketenagakerjaan Dan Pengangguran di
Indonesia. Jurnal Bina Bangsa Ekonomika, 13(1), 85-94.
WIJAYANTO, Hendra, et al. Dinamika Permasalahan Ketenagakerjaan Dan Pengangguran di
Indonesia. Jurnal Bina Bangsa Ekonomika, 2020, 13.1: 85-94.
Dongoran, Faisal R. "Analisis jumlah pengangguran dan ketenagakerjaan terhadap keberadaan usaha
mikro kecil dan menengah di kota Medan." EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Ilmu Sosial 2.2
(2016).
Dongoran, F. R. (2016). Analisis jumlah pengangguran dan ketenagakerjaan terhadap keberadaan
usaha mikro kecil dan menengah di kota Medan. EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Ilmu Sosial,
2(2).
DONGORAN, Faisal R. Analisis jumlah pengangguran dan ketenagakerjaan terhadap keberadaan
usaha mikro kecil dan menengah di kota Medan. EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Ilmu Sosial,
2016, 2.2.

Anda mungkin juga menyukai