Anda di halaman 1dari 46

Che Guevara

Ernesto "Che" Guevara (14 Juni 1928  –  9 Oktober


1967) adalah seorang pejuang revolusi, dokter, Che Guevara
penulis, pemimpin gerilyawan, diplomat, dan pakar
teori militer asal Argentina yang berhaluan Marxis.
Sebagai salah satu tokoh utama dalam Revolusi Kuba,
wajahnya telah menjadi simbol perlawanan dalam
gerakan kontra-kebudayaan dan dalam budaya
populer.[3]

Saat masih menjadi seorang mahasiswa kedokteran,


Guevara menjelajahi wilayah Amerika Selatan dan
mengalami radikalisasi akibat kemiskinan, kelaparan,
dan penyakit yang ia saksikan dengan mata kepalanya
sendiri.[4] Ia sangat ingin menghentikan eksploitasi
yang menurutnya dilakukan oleh "kapitalis Amerika
Serikat", sehingga ia mencoba membantu reformasi
sosial yang dicanangkan di Guatemala oleh Presiden
Jacobo Árbenz. Namun, Árbenz kemudian Guerrillero Heroico
dilengserkan dengan bantuan dari CIA atas desakan Gambar diabadikan oleh Alberto Korda pada
tanggal 5 Maret 1960 selama upacara
dari United Fruit Company, sehingga Guevara pemakaman untuk korban-korban ledakan La
menjadi semakin mantap dengan ideologi yang Coubre
dianutnya.[4] Setelah itu, ia pindah ke Kota Meksiko,
dan di situ ia bertemu dengan Raúl dan Fidel Castro Menteri Perindustrian Kuba
dan bergabung dengan Gerakan 26 Juli. Mereka Masa jabatan

berlayar ke Kuba dengan menumpangi sebuah kapal 11 Februari 1961 – 1 April 1965
yacht yang bernama Granma, dengan tujuan
Perdana Menteri Fidel Castro
menjatuhkan diktator Kuba yang didukung oleh
Amerika Serikat, Fulgencio Batista.[5] Guevara Pendahulu Jabatan dibentuk
kemudian menjadi tokoh yang terkenal di kalangan Pengganti Joel Domenech Benítez
pemberontak dan diangkat sebagai komandan kedua,
Presiden Bank Sentral Kuba
dan ia sendiri juga memainkan peranan yang penting
dalam kampanye gerilya selama dua tahun yang pada Masa jabatan

akhirnya berhasil melengserkan rezim Batista.[6] 26 November 1959 – 23 Februari 1961


Pendahulu Felipe Pazos
Seusai Revolusi Kuba, Guevara mengemban berbagai
peranan penting dalam pemerintahan Castro. Peran- Pengganti Raúl Cepero Bonilla
peran tersebut meliputi peninjauan banding dan Informasi pribadi
hukuman tembak mati untuk orang-orang yang divonis
Lahir Ernesto Guevara
melakukan kejahatan perang oleh pengadilan
14 Juni 1928[1]
revolusioner,[7] pelaksanaan reformasi agraria dalam
kapasitasnya sebagai menteri perindustrian, serta Rosario, Provinsi Santa
penggalakkan kampanye melek huruf di seluruh Kuba. Fe, Argentina
Selain itu, ia menjabat sebagai direktur pengarahan Meninggal 9 Oktober 1967
angkatan bersenjata Kuba dan presiden bank nasional, (umur 39)
dan ia berkeliling dunia sebagai perwakilan resmi La Higuera, Vallegrande,
Kuba. Guevara juga turut andil dalam melatih militer Bolivia
yang akhirnya berhasil menghalau Invasi Teluk Sebab kematian Dihukum mati dengan
Babi,[8] dan ia mendukung pengiriman misil-misil ditembak
balistik bersenjata nuklir milik Uni Soviet ke Kuba
Makam Mausoleum Che
yang berujung pada Krisis Misil Kuba tahun 1962.[9]
Guevara
Guevara juga merupakan seorang penulis. Ia Santa Clara, Kuba
menyusun sebuah buku panduan tentang perang Suami/istri Hilda Gadea (1955–
gerilya dan juga sebuah memoar tentang perjalanan 1959)
masa mudanya dengan menggunakan sepeda motor. Aleida March (1959–
Pengalamannya serta ideologi Marxisme–Leninisme 1967, kematian
yang ia anut membuatnya meyakini bahwa
Guevara)
keterbelakangan dan kebergantungan negara-negara
Dunia Ketiga merupakan dampak dari imperialisme, Anak Hilda (1956–1995)
neokolonialisme, dan kapitalisme monopoli, dan ia Aleida (lahir 1960)
berkeyakinan bahwa hal ini hanya dapat dirombak Camilo (lahir 1962)
oleh internasionalisme proletarian dan revolusi Celia (lahir 1963)
dunia.[10][11] Guevara meninggalkan Kuba pada tahun Ernesto (lahir 1965)
1965 untuk mengobarkan revolusi di luar negeri.
Orang tua Ernesto Guevara Lynch
Pertama-tama ia mencoba membantu pemberontak di
Kongo-Kinshasa, tetapi upaya ini mengalami Celia de la Serna y Llosa
kegagalan. Ia lalu menjadi gerilyawan di Bolivia, Alma mater Universitas Buenos Aires
tetapi ia ditangkap oleh militer Bolivia yang dibantu Pekerjaan Penulis, gerilyawan,
CIA dan kemudian dihukum mati dengan
diplomat
ditembak.[12]
Profesi Dokter
Che Guevara merupakan tokoh sejarah yang dipuja Dikenal karena Guevarisme
dan dikecam, dengan imajinasi kolektif tentang dirinya
yang saling bertolak belakang di dalam berbagai buku Tanda tangan
biografi, memoar, esai, film dokumenter, lagu, dan
film. Akibat anggapan bahwa ia adalah seorang martir,
serta ajakannya untuk mengobarkan perjuangan kelas
dan menciptakan kesadaran seorang "manusia baru" Julukan Che
yang didorong oleh moral ketimbang materi,[13] ia El Fuser
menjadi lambang berbagai gerakan kiri. Majalah Time Karier militer
menobatkannya sebagai salah satu dari 100 tokoh
Pihak Republik Kuba[2]
paling berpengaruh pada abad ke-20,[14] sementara
foto Che Guevara yang diabadikan oleh Alberto Dinas/cabang Angkatan Bersenjata
Korda (yang berjudul Guerrillero Heroico) dianggap Revolusioner Kuba
sebagai "foto paling terkenal di dunia" oleh Maryland Tentara Pembebasan
Institute College of Art .[15] Nasional (Bolivia)
Masa dinas 1955 - 1967
Kehidupan awal Satuan Gerakan 26 Juli
Komando Komandan militer
Ernesto Guevara lahir dari pasangan Ernesto Guevara
Lynch dan istrinya, Celia de la Serna y Llosa, pada Angkatan Bersenjata
tanggal 14 Juni 1928[1] di Rosario, Argentina, sebagai Revolusioner Kuba
anak sulung dari lima bersaudara dalam sebuah Pertempuran/perang Revolusi Kuba
keluarga Argentina kelas menengah keturunan Invasi Teluk Babi
Spanyol (termasuk Basque dan Cantabria), ditambah Krisis Misil Kuba
dengan darah Irlandia dari leluhur patrilinealnya,
Patrick Lynch.[16][17][18] Sesuai dengan keluwesan
tata penamaan Krisis Kongo
dalam bahasa Gerilya Ñancahuazú
Spanyol, nama
resminya
(Ernesto Guevara) terkadang juga ditambahkan dengan nama
belakang "de la Serna" dan/atau "Lynch".[19] Saat sedang
Ernesto remaja (kiri) dengan orang membicarakan sifat Che yang "tidak tenang", ayahnya menyatakan
tua dan saudara-saudaranya, sekitar bahwa "Hal pertama yang perlu disadari dari putraku adalah darah
tahun 1944. Yang duduk di para pemberontak Irlandia yang mengalir di dalam tubuhnya".[20]
sebelahnya, dari kiri ke kanan: Celia
Pada masa awal hidupnya, Ernestito (julukannya pada masa itu)
(ibu), Celia (saudari), Roberto, Juan
Martín, Ernesto (ayah), dan Ana tumbuh menjadi pribadi yang "peduli kepada kaum miskin".[21] Ia
María. dibesarkan dengan latar belakang keluarga yang condong ke arah
kiri, dan ia sudah melihat berbagai sudut pandang politik sejak
masih kecil.[22] Ayahnya merupakan pendukung faksi Republik
dalam Perang Saudara Spanyol, dan ia sering kali menerima veteran-veteran konflik tersebut di
rumahnya.[23]

Walaupun Guevara mengidap asma yang akut sepanjang hidupnya, ia adalah seorang atlet yang handal,
dan ia menyukai olahraga renang, sepak bola, golf, dan menembak, selain juga menjadi seorang pesepeda
yang "tidak kenal lelah".[24][25] Ia merupakan seorang pemain rugbi,[26] dan bermain pada posisi fly-half
untuk Club Universitario de Buenos Aires.[27] Saat bermain rugbi, ia diberi julukan "Fuser" (yang
merupakan penggabungan singkatan El Furibundo (buas) dengan nama belakang ibunya, de la Serna)
akibat gaya bermainnya yang agresif.[28]

Minat intelektual dan sastra

Guevara belajar catur dari ayahnya dan mulai ikut turnamen lokal pada saat ia masih berusia 12 tahun. Pada
masa remaja dan sepanjang hidupnya, ia sangat menggemari puisi, khususnya puisi-puisi karya Pablo
Neruda, John Keats, Antonio Machado, Federico García Lorca, Gabriela Mistral, César Vallejo, dan Walt
Whitman.[29] Ia juga sering kali membaca puisi "If—" karya Rudyard Kipling dan Martín Fierro karya José
Hernández, dan bahkan hafal sajak-sajaknya.[29] Di dalam rumah Guevara terdapat lebih dari 3.000 buku,
dan ia suka membaca buku-buku karya Karl Marx, William Faulkner, André Gide, Emilio Salgari, dan
Jules Verne.[30] Selain itu, ia menikmati karya-karya Jawaharlal Nehru, Franz Kafka, Albert Camus,
Vladimir Lenin, dan Jean-Paul Sartre, serta Anatole France, Friedrich Engels, H. G. Wells, dan Robert
Frost.[31]

Saat ia bertumbuh besar, ia semakin tertarik dengan karya-karya penulis-penulis Amerika Latin seperti
Horacio Quiroga, Ciro Alegría, Jorge Icaza, Rubén Darío, dan Miguel Asturias.[31] Gagasan-gagasan para
penulis tersebut ia tuliskan di dalam buku catatannya tentang konsep, definisi, dan filsafat. Salah satu yang
ia masukkan ke dalam catatan tersebut adalah gagasan Buddha dan Aristoteles, serta pandangan Bertrand
Russell tentang cinta dan patriotisme, Jack London tentang masyarakat, dan Nietzsche tentang kematian.
Gagasan Sigmund Freud juga membuatnya takjub, dan ia mengutip pernyataan-pernyataannya dalam
berbagai topik, dari mimpi dan libido hingga narsisisme dan kompleks Oedipus.[31] Pelajaran-pelajaran
kesukaannya di sekolahan adalah filsafat, matematika, teknik, ilmu politik, sosiologi, sejarah, dan
arkeologi.[32][33]

Bertahun-tahun sesudahnya, 'laporan biografi dan kepribadian' CIA pada tanggal 13 Februari 1958 yang
telah dideklasifikasikan menjabarkan minat akademik dan intelektual Guevara, dan laporan ini
menggambarkannya sebagai orang yang "cukup banyak bacaannya" dan juga menambahkan bahwa "Che
adalah orang yang cukup terpelajar untuk seorang Latino."[34]
Perjalanan sepeda motor
Artikel utama: The Motorcycle Diaries (buku) dan The Motorcycle Diaries (film)

Pada tahun 1948, Guevara masuk Universitas Buenos Aires dan mengambil jurusan kedokteran.
"Hasratnya untuk menjelajahi dunia"[35] membuatnya memutuskan untuk menyelingi pendidikannya
dengan dua perjalanan yang akan sangat mengubah caranya memandang dirinya sendiri dan kondisi
ekonomi di Amerika Latin pada masa itu. Perjalanan pertamanya pada tahun 1950 merupakan sebuah
perjalanan sejauh 4.500 kilometer di provinsi-provinsi pedesaan utara Argentina dengan menggunakan
sepeda yang dilengkapi dengan mesin kecil yang ia pasang sendiri.[36] Kemudian, pada tahun 1951, ia
melakukan perjalanan sepeda motor sejauh 8.000 kilometer di sebagian besar wilayah Amerika Selatan
bersama dengan temannya, Alberto Granado. Untuk melakukan perjalanan keduanya, ia libur kuliah
selama setahun, dan tujuan akhir mereka adalah menjadi sukarelawan di koloni lepra San Pablo di Peru
selama beberapa minggu.[37]

Di Chili, Guevara sangat marah


setelah melihat kondisi para pekerja
di tambang tembaga Chuquicamata
milik Anaconda, dan ia merasa
tersentuh saat ia menyaksikan
sepasang komunis yang mengalami
penindasan dan bahkan tak
memiliki selimut di Gurun
Atacama.[39] Selain itu, saat sedang
Guevara (kanan) dengan Alberto
dalam perjalanan ke Machu Picchu Granado (kiri) sedang menaiki rakit
di Pegunungan Andes, ia kayu "Mambo-Tango" mereka di
terguncang dengan kemiskinan Sungai Amazon pada Juni 1952.
yang melanda kawasan-kawasan Rakit tersebut merupakan hadiah dari
Peta perjalanan Guevara pedesaan; sebagai catatan, di para pengidap kusta yang mereka
dengan Alberto Granado kawasan tersebut para petani rawat.[38]
pada tahun 1952. Garis mengerjakan lahan-lahan kecil
merah menandakan yang dimiliki oleh tuan-tuan tanah
perjalanan udara. kaya.[40] Pada masa akhir perjalanannya, ia merasa sangat terkesan dengan
persahabatan orang-orang di koloni lepra, dan ia berkomentar bahwa
"Bentuk solidaritas dan kesetiaan manusia yang tertinggi muncul di antara
orang-orang yang kesepian dan putus asa."[40] Guevara menceritakan perjalanannya di dalam sebuah buku
catatan yang berjudul The Motorcycle Diaries (Buku Harian Sepeda Motor), yang kelak menjadi karya
dengan penjualan terbaik menurut New York Times,[41] dan diadaptasi ke dalam film pemenang
penghargaan dari tahun 2004 dengan judul yang sama.

Perjalanan kedua Guevara melintasi wilayah Argentina, Chili, Peru, Ekuador, Kolombia, Venezuela,
Panama, dan Miami,[42] dan lalu ia kembali ke Buenos Aires. Pada akhir perjalanan, ia tidak menganggap
Amerika Latin sebagai sekumpulan negara-negara yang terpisah, tetapi sebagai sebuah entitas tunggal yang
membutuhkan strategi pembebasan dengan cakupan seluruh benua. Pandangannya mengenai Amerika
Hispanik yang bersatu, tanpa sekat, dan memiliki warisan budaya bersama kelak menjadi sebuah tema yang
sering kali diangkat selama kegiatan-kegiatan revolusionernya. Sekembalinya di Argentina, ia
menyelesaikan kuliahnya dan memperoleh gelar di bidang kedokteran pada Juni 1953, sehingga secara
resmi ia disebut "Dr. Ernesto Guevara".[43]

Guevara kemudian berkomentar bahwa berkat perjalanannya di Amerika Latin, ia "berhubungan langsung
dengan kemiskinan, kelaparan dan penyakit", serta "ketidakmampuan untuk mengobati seorang anak
karena kekurangan uang" dan "ketidakmampuan untuk berpikir yang dipicu oleh kelaparan dan hukuman"
yang membuat seorang ayah "menerima kehilangan seorang putra sebagai sebuah kecelakaan yang tidak
penting". Pengalaman-pengalaman ini membuat Guevara yakin bahwa untuk "menolong orang-orang ini",
ia harus keluar dari dunia kedokteran dan masuk ke ranah perjuangan politik bersenjata.[4]

Guatemala, Árbenz, dan United Fruit


Artikel utama: Kudeta Guatemala 1954

Pada tanggal 7 Juli 1953, Guevara kembali melakukan perjalanan, kali ini
ke Bolivia, Peru, Ekuador, Panama, Kosta Rika, Nicaragua, Honduras, dan
El Salvador. Pada tanggal 10 Desember 1953, sebelum berangkat ke
Guatemala, Guevara mengirimkan kabar dari San José, Kosta Rika, kepada
bibinya, Beatriz. Dalam surat tersebut, Guevara menjelaskan soal
perjalanannya ke daerah-daerah operasi United Fruit Company, sebuah
perjalanan yang kelak akan membuatnya sangat berkeyakinan bahwa
sistem kapitalisme perusahaan tersebut adalah sistem yang buruk.[44]
Kebencian ini bersifat agresif seperti yang sebelumnya pernah ia luapkan
untuk menakut-nakuti kerabat-kerabatnya yang lebih konservatif, dan pada
akhirnya Guevara pun bersumpah di atas gambar almarhum Josef Stalin
bahwa ia tidak akan berhenti sampai "gurita-gurita tersebut telah
dimusnahkan".[45] Pada akhir bulan tersebut, Guevara tiba di Guatemala Peta perjalanan Che
yang dipimpin oleh Jacobo Árbenz Guzmán, seorang presiden yang terpilih Guevara dari tahun 1953
secara demokratis dan mencoba mengakhiri sistem latifundia. Untuk hingga 1956, termasuk
mewujudkan hal tersebut, Presiden Árbenz mencanangkan program perjalanannya menumpangi
reformasi lahan besar-besaran, sehingga semua bagian lahan yang belum Granma.
digarap disita oleh pemerintah dan diberikan kepada para petani tak
berlahan. Pemilik lahan terbesar dan salah satu yang paling terkenal
dampak reformasi tersebut adalah United Fruit Company, dan pemerintahan Árbenz sendiri telah menyita
lebih dari 225.000 ekar (91.054 ha) lahan yang belum digarap dari perusahaan tersebut.[46] Guevara
merasa puas dengan kebijakan ini, dan ia memutuskan untuk menetap di Guatemala untuk
"menyempurnakan diri dan menyelesaikan apa yang diperlukan untuk menjadi seorang pejuang revolusi
yang sesungguhnya."[47]

Di Kota Guatemala, Guevara bertemu dengan Hilda Gadea Acosta, seorang ekonom Peru yang memiliki
hubungan politik yang kuat karena ia adalah anggota Alianza Popular Revolucionaria Americana (APRA,
Aliansi Revolusioner Populer Amerika) yang berhaluan kiri. Acosta memperkenalkan Guevara dengan
sejumlah pejabat tingkat tinggi di pemerintahan Arbenz. Guevara kemudian menjalin hubungan dengan
kelompok pengasingan Kuba yang memiliki keterkaitan dengan Fidel Castro melalui serangan terhadap
barak-barak Moncada di Santiago de Cuba pada tanggal 26 Juli 1953. Pada masanya di Guatemala,
Guevara memperoleh julukan yang melekat dengan namanya, karena ia sering menggunakan silabel
pengisi khas Argentina, che (sebuah penanda diskursus serba guna, seperti pengucapan "eh" dalam bahasa
Inggris Kanada).[48] Pada masa ini, Guevara juga dibantu oleh tokoh-tokoh Amerika Tengah lainnya yang
berada di pengasingan, seperti Helena Leiva de Holst yang menyediakan makanan dan tempat
bernaung.[49] Kepada Guevara, Helena juga membahas perjalanannya untuk mempelajari Marxisme di
Rusia dan Tiongkok,[50] dan Guevara sendiri mempersembahkan sebuah puisi untuk Helena yang berjudul
"Invitación al camino".[51]

Pada Mei 1954, pemerintahan Komunis Cekoslowakia mengirimkan persenjataan infantri dan artileri
ringan buatan kepada pemerintahan Arbenz, dan persenjataan-persenjataan tersebut kemudian tiba di
Puerto Barrios.[52] Pemerintah Amerika Serikat (yang sudah menugaskan CIA untuk melancarkan Operasi
PBSUCCESS untuk melengserkan Arbenz) menanggapi hal tersebut dengan membanjiri Guatemala
dengan propaganda anti-Arbenz melalui radio serta selebaran-selebaran yang dijatuhkan dari udara, dan
mereka juga melakukan mengeboman dengan menggunakan pesawat.[53] Selain itu, Amerika Serikat
mendukung pasukan dari luar negeri (terdiri dari ratusan orang-orang Guatemala di pengasingan dan
tentara bayaran) yang dipimpin oleh Castillo Armas untuk menjatuhkan pemerintahan Arbenz. Akhirnya,
pada tanggal 27 Juni, Arbenz memutuskan untuk mengundurkan diri.[54] Maka dari itu, Armas dan
pasukannya yang didukung oleh CIA dapat memasuki Kota Guatemala dan mendirikan sebuah junta
militer; junta tersebut lalu memilih Armas sebagai presiden pada tanggal 7 Juli.[55] Rezim Armas kemudian
mengukuhkan kekuasaan dengan memenjarakan dan menghukum mati orang-orang yang terduga
komunis,[56] dan pada saat yang sama juga menghancurkan serikat-serikat buruh[57] dan membatalkan
reformasi lahan yang telah dicanangkan oleh Arbenz.[58]

Guevara sendiri mendukung Arbenz dan bergabung dengan milisi bersenjata yang dibentuk oleh kelompok
Pemuda Komunis, tetapi ia merasa frustrasi karena kelompok tersebut tidak mengambil tindakan, sehingga
ia kembali melakukan tugas-tugas medis. Seusai kudeta, ia kembali menjadi sukarelawan tempur, tetapi
tidak lama sesudahnya Arbenz mengungsi ke Kedutaan Besar Meksiko dan meminta kepada para
pendukung asingnya untuk meninggalkan Guatemala. Ujaran Guevara untuk tetap melawan diendus oleh
para pendukung kudeta, dan nyawa Guevara pun diincar.[59] Setelah Hilda Gadea ditangkap, Guevara
berlindung di konsulat Argentina, dan ia bertahan di situ sampai ia diperbolehkan lewat beberapa minggu
kemudian dan lalu pergi ke Meksiko.[60]

Pelengseran rezim Arbenz dan pendirian kediktatoran sayap kanan di Guatemala semakin mengukuhkan
pandangan Guevara bahwa Amerika Serikat adalah kekuatan imperialis yang harus dilawan, dan bahwa
Amerika Serikat menentang dan berupaya menghancurkan pemerintahan manapun yang mencoba
mengurangi jurang antara yang kaya dan miskin, yang merupakan masalah yang mendalam di Amerika
Latin dan negara-negara berkembang lainnya.[47] Saat sedang membahas peristiwa kudeta ini, Guevara
menyatakan bahwa "Demokrasi revolusioner Amerika Latin yang terakhir – yaitu demokrasi Jacobo
Arbenz – gagal akibat agresi terencana yang berdarah dingin yang dilakukan oleh Amerika Serikat."[59]

Kudeta ini juga memperkuat keyakinan Guevara bahwa Marxisme hanya dapat diwujudkan melalui
perjuangan bersenjata dan dipertahankan oleh rakyat yang bersenjata.[61] Gadea kemudian menulis bahwa
"Guatemala-lah yang akhirnya membuatnya yakin akan perlunya perjuangan bersenjata dan pengambilan
inisiatif dalam melawan imperialisme. Pada saat ia pergi, ia merasa yakin akan hal ini."[62]

Kota Meksiko dan persiapan


Guevara tiba di Kota Meksiko pada tanggal 21 September 1954, dan
bekerja di Rumah Sakit Umum dan di Rumah Sakit Infantil de
Mexico.[63][64] Selain itu, ia menyampaikan kuliah tentang kedokteran di
Fakultas Kedokteran Universitas Otonom Nasional Meksiko dan bekerja
sebagai fotografer berita untuk Prensa Latina.[65][66] Hilda menulis dalam
memoarnya, Kehidupanku dengan Che, bahwa Guevara sempat ingin
bekerja sebagai seorang dokter di Afrika dan bahwa ia masih sangat
tertekan dengan kemiskinan yang berada di sekitarnya.[67] Contohnya,
Hilda menggambarkan bagaimana Guevara sangat terobsesi dengan
seorang wanita pencuci tua yang ia obati, yang ia anggap sebagai Guevara dengan Hilda
"perwakilan golongan yang paling terlupakan dan tereksploitasi". Hilda Gadea sedang berbulan
kemudian menemukan sebuah puisi yang dipersembahkan oleh Che madu di Chichén Itzá.
kepada wanita tua tersebut, yang berisi "sebuah janji untuk berjuang demi
dunia yang lebih baik, untuk kehidupan yang lebih baik bagi seluruh kaum
miskin dan tereksploitasi."[67]
Pada masa ini, ia menjalin kembali hubungan pertemanannya dengan Ñico López dan orang-orang Kuba
lainnya di pengasingan yang pernah ia temui di Guatemala. Pada Juni 1955, López memperkenalkan
Guevara dengan Raúl Castro, dan Raul lalu mengenalkan Guevara kepada kakaknya, Fidel Castro,
pemimpin revolusioner yang membentuk Gerakan 26 Juli dan sedang berencana melengserkan
kediktatoran Fulgencio Batista. Selama perbincangan panjang dengan Fidel pada malam pertemuan
pertama mereka, Guevara menyimpulkan bahwa apa yang diperjuangkan oleh Fidel dan kawan-kawannya
adalah apa yang telah ia cari-cari, dan sebelum matahari terbit ia sudah bergabung menjadi anggota
Gerakan 26 Juli.[68] Walaupun kepribadian mereka saling "bertolak belakang", sejak saat itu Che dan Fidel
mulai menjalin "hubungan persahabatan revolusioner yang akan mengubah dunia", karena mereka sama-
sama memiliki komitmen anti-imperialisme.[69]

Pada saat ini pula Guevara semakin berkeyakinan bahwa konglomerat-konglomerat yang dikendalikan AS
menempatkan dan mendukung rezim-rezim penindas di berbagai belahan dunia. Maka dari itu, ia
menganggap Batista sebagai "boneka AS yang harus dipotong tali senarnya".[70] Meskipun ia berencana
menjadi petugas medis di kelompok tersebut, Guevara ikut dalam pelatihan militer dengan para anggota
gerakan tersebut. Bagian penting dari pelatihan tersebut adalah pelajaran taktik menyerang dan mundur
dalam perang gerilya. Guevara dan anggota-anggota pergerakan yang lain berjalan selama 15 jam melalui
berbagai medan dan belajar dan menyempurnakan cara untuk menyergap dan lalu mundur dengan cepat.
Sedari awal Guevara sudah menjadi "murid istimewa Alberto Bayo di antara orang-orang yang dilatihnya,
[dan] meraih nilai tertinggi dalam setiap ujian yang diberikan.[71] Pada akhir pelatihan, ia disebut
"gerilyawan terbaik dari antara mereka semua" oleh Jenderal Bayo.[72]

Guevara kemudian menikah dengan Hilda di Meksiko pada September 1955, sebelum ia berangkat ke
Kuba untuk membantu mewujudkan cita-cita Gerakan 26 Juli.[73]

Revolusi Kuba
Artikel utama: Revolusi Kuba, Pertempuran Santa Clara, dan Foco

Invasi, perang, dan Santa Clara

Langkah pertama dalam rencana revolusioner Castro adalah


serangan ke Kuba dari Meksiko dengan menaiki Granma, sebuah
kapal penjajap kabin yang sudah tua dan bocor. Mereka tiba di
Kuba pada tanggal 25 November 1956. Mereka diserang oleh
pasukan Batista tidak lama setelah mendarat, sehingga banyak dari
antara 82 pasukan Castro yang tewas dalam serangan tersebut atau
dihukum mati setelah ditangkap; hanya 22 orang yang berhasil
berkumpul kembali sesudahnya.[74] Selama konfrontasi berdarah
ini, Guevara menjatuhkan persediaan-persediaan medisnya dan
Guevara sedang menunggangi
mengambil sebuah kotak amunisi yang dijatuhkan oleh rekannya
seekor bagal di Provinsi Las Villas,
yang telah melarikan diri, dan ini menjadi momen simbolis dalam Kuba, November 1958
kehidupan Che.[75]

Hanya ada sekelompok kecil pejuang revolusi yang selamat dan


dapat berkumpul kembali di pegunungan Sierra Maestra. Di situ, mereka mendapatkan dukungan dari
jaringan gerilyawan perkotaan Frank País, Gerakan 26 Juli, dan petani-petani campesino setempat.
Semenjak mundur ke Pegunungan Sierra, dunia menjadi penasaran apakah Castro masih hidup atau sudah
mati sampai awal 1957 saat wawancaranya dengan Herbert Matthews diterbitkan di The New York Times.
Artikel tersebut membentuk citra Castro dan para gerilyawannya. Guevara tidak hadir dalam wawancara
tersebut, tetapi pada bulan-bulan berikutnya, ia mulai menyadari pentingnya media dalam perjuangan
mereka. Sementara itu, persediaan dan moral semakin menipis, dan alergi akibat gigitan nyamuk
menghasilkan kista seukuran kacang kenari di tubuhnya,[76] sehingga Guevara menganggap masa itu
sebagai "hari-hari paling menyakitkan semasa perang".[77]

Pada saat Guevara hidup bersembunyi di antara para petani subsisten miskin di pegunungan Sierra Maestra,
ia mendapati bahwa di sana tidak ada sekolah dan listrik, fasilitas kesehatannya masih minim, dan lebih dari
40% orang dewasa buta huruf.[78] Saat perang berlanjut, Guevara menjadi tokoh yang penting di kalangan
pemberontak dan berhasil "meyakinkan Castro dengan kecakapan, diplomasi, dan kesabaran".[6] Guevara
mendirikan pabrik-pabrik untuk menghasilkan granat, membuat oven-oven untuk memanggang roti,
mengajarkan taktik-taktik kepada orang-orang yang baru direkrut, dan menyelenggarakan sekolah-sekolah
agar orang-orang yang buta huruf dapat membaca dan menulis.[6] Selain itu, Guevara mendirikan klinik-
klinik kesehatan, lokakarya untuk mengajarkan taktik militer, dan sebuah surat kabar untuk menyebarkan
informasi.[79] Pada masa itu pula, ia juga diangkat oleh Fidel Castro menjadi Comandante (komandan)
barisan angkatan bersenjata kedua.[6]

Sebagai komandan kedua, Guevara merupakan orang yang sangat disiplin dan terkadang menembaki
orang-orang yang membelot. Orang-orang yang meninggalkan tugas dianggap sebagai pengkhianat, dan
Guevara mengirim regu-regu untuk melacak mereka yang telah lari.[80] Akibatnya, Guevara ditakuti akan
kebrutalan dan kekejamannya.[81] Selama kampanye gerilya, Guevara juga bertanggung jawab atas
penghukuman mati sejumlah orang yang dituduh sebagai informan, orang yang meninggalkan tugas, atau
mata-mata.[82] Di dalam buku hariannya, Guevara menceritakan penghukuman mati Eutímio Guerra,
seorang pemandu tentara dari kalangan petani yang mengaku telah berkhianat setelah diketahui bahwa ia
dijanjikan sepuluh ribu peso dan berulang kali memberitahukan posisi para pemberontak untuk diserang
oleh angkatan udara Kuba.[83] Informasi semacam itu juga memungkinkan tentara Batista untuk membakar
rumah-rumah petani yang bersimpati kepada revolusi.[83] Setelah Guerra meminta agar mereka
"mengakhiri hidupnya dengan cepat",[83] Che melangkah maju dan menembak kepalanya, dan ia lalu
menulis bahwa "Keadaan tersebut sangat tidak mengenakkan bagi orang-orang dan bagi Eutimio sehingga
aku mengakhiri masalah tersebut dengan menembaknya dengan pistol .32 di sisi kanan otaknya, dengan
lubang di sisi kanan [lobus] temporal."[84] Seorang penulis biografi merasa bahwa gaya penulisannya yang
menjelaskan fakta dan menggunakan istilah-istilah ilmiah menunjukkan bagaimana ia "sungguh terlepas
dari kekerasan" pada masa perang tersebut.[84] Kemudian, Guevara menerbitkan sebuah catatan mengenai
insiden tersebut, yang berjudul "Kematian Seorang Pengkhianat", dan di situ ia mengubah kisah Eutimio
menjadi "perumpamaan revolusioner mengenai penebusan melalui pengorbanan".[84]

Meskipun cenderung keras dan banyak meminta, ia merasa bahwa seorang komandan juga berperan
sebagai guru, dan ia menghibur pasukan-pasukannya saat sedang beristirahat dengan membacakan karya-
karya Robert Louis Stevenson, Cervantes, dan para penyair lirik Spanyol.[85] Selain itu, ia terinspirasi oleh
prinsip "melek huruf tanpa batas" José Martí, sehingga ia berusaha memastikan agar para pemberontak
meluangkan waktunya untuk mengajar para petani yang tak terdidik yang tinggal bersama mereka sebagai
bagian dari "pertempuran melawan kebodohan".[78] Tomás Alba, yang berjuang di bawah komando
Guevara, kelak menyatakan bahwa "Che dicintai, meskipun ia keras dan banyak meminta. Kami bersedia
mengorbankan nyawa kami untuknya."[86]

Fidel Castro menganggap Guevara sebagai seorang pemimpin yang cerdas, berani, dan patut diteladani,
dan Castro juga merasa bahwa Guevara "memiliki otoritas moral yang besar terhadap pasukannya".[87]
Walaupun begitu, Castro menganggap Guevara terlalu banyak mengambil risiko, dan bahkan memiliki
"kecenderungan nekat".[88] Letnan Guevara yang masih remaja, Joel Iglesias, mengisahkan tindakan-
tindakan semacam itu dalam buku hariannya, tetapi ia menyatakan bahwa perilaku Guevara selama
pertempuran bahkan membuat kagum musuhnya. Contohnya adalah ketika Iglesias terluka dalam
pertempuran, ia melihat bahwa "Che berlari ke arahku, menerobos hujaman peluru, menggendongku di
pundaknya, dan membawaku keluar dari sana. Para pasukan [lawan] tidak berani menembaknya  ...
kemudian mereka berkata kepadaku bahwa ia sungguh
mengesankan mereka saat mereka melihatnya berlari dengan
pistolnya yang ditenteng di sabuknya dan menghiraukan bahaya,
[sehingga] mereka tidak berani menembak."[89]

Guevara berperan penting dalam mendirikan stasiun radio bawah


tanah Radio Rebelde (Radio Pemberontak) pada Februari 1958,
yang menyiarkan pernyataan-pernyataan Gerakan 26 Juli kepada
rakyat Kuba dan memungkinkan komunikasi radiotelepon di antara
sejumlah pemberontak yang tersebar di pulau tersebut. Guevara
tampaknya terinspirasi dari kemujaraban radio yang disediakan
oleh CIA di Guatemala pada masa pelengseran pemerintahan
Jacobo Árbenz Guzmán.[90]

Untuk memadamkan pemberontakan, pasukan pemerintah Kuba


mulai menghukum mati para pemberontak yang ditahan, dan secara
Che Guevara sedang menghisap
berkala menangkapi, menyiksa, dan menembaki warga sipil
sebuah pipa di pangkalan gerilyanya
sebagai bagian dari taktik intimidasi.[91] Pada Maret 1958, di Pegunungan Escambray
kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Batista membuat Amerika
Serikat menghentikan penjualan senjata kepada pemerintahan
Kuba.[79] Kemudian, pada akhir Juli 1958, Guevara memainkan peranan penting dalam Pertempuran Las
Mercedes dengan menugaskan barisannya untuk menghalangi 1.500 pasukan yang dikerahkan oleh
Jenderal Cantillo dalam upaya untuk mengepung dan menghancurkan pasukan Castro. Beberapa tahun
kemudian, Mayor Larry Bockman dari Korps Marinir Amerika Serikat menganggap taktik Che dalam
pertempuran tersebut sebagai taktik yang "brilian".[92] Pada masa itu, Guevara juga telah menjadi "ahli"
taktik dalam melakukan penyerangan dan kemudian mundur ke pedesaan sebelum tentara Batista dapat
melakukan serangan balasan.[93]

Ketika perang terus berlanjut, Guevara memimpin barisan pejuang


baru yang dikerahkan ke barat untuk mendekati kota Havana.
Pasukan tersebut berjalan kaki selama tujuh minggu dan hanya
bergerak pada malam hari agar tidak disergap musuh, dan mereka
sering kali tidak makan selama berhari-hari.[94] Pada hari-hari
terakhir Desember 1958, tugas Guevara adalah membagi Kuba
menjadi dua dengan merebut Provinsi Las Villas. Dalam waktu
beberapa hari, ia berhasil memperoleh sejumlah "kemenangan
taktis yang brilian", sehingga ia dapat menguasai seluruh provinsi
tersebut kecuali ibu kotanya di Santa Clara.[94] Guevara kemudian
mengirim "regu bunuh diri"-nya ke Santa Clara, tetapi mereka
malah berhasil memperoleh kemenangan yang gemilang.[95][96]
Sebagai catatan, selama enam minggu sebelum Pertempuran Santa
Clara, terdapat masa ketika pasukan Che dikepung di segala arah,
kalah persenjataan, dan kalah jumlah 10:1. Walaupun begitu, Che
masih dapat menang, sehingga beberapa pengamat Seusai Pertempuran Santa Clara, 1
menganggapnya sebagai "pencapaian yang luar biasa dalam Januari 1959
peperangan modern".[97]

Radio Rebelde menyiarkan laporan pertama bahwa barisan Guevara telah mengambil alih Santa Clara pada
Malam Tahun Baru 1958. Hal ini bertentangan dengan laporan dari media berita nasional yang sangat
dikendalikan oleh pemerintah, yang sempat melaporkan bahwa Guevara tewas dalam pertempuran. Pada
pukul tiga dini hari tanggal 1 Januari 1959, setelah mendengar kabar bahwa para jenderal sedang
merundingkan perdamaian dengan Guevara, Fulgencio Batista menaiki sebuah pesawat di Havana dan
melarikan diri ke Republik Dominika. Ia turut membawa "kekayaan yang jumlahnya melebihi
$300.000.000 dari korupsi dan suap".[98] Pada hari berikutnya, Guevara memasuki kota Havana.[99] Fidel
Castro butuh waktu enam hari untuk tiba di Havana, karena ia berhenti untuk menggalang dukungan di
beberapa kota besar. Secara keseluruhan, jumlah korban tewas yang ditimbulkan oleh revolusi ini tercatat
sekitar 2.000 orang.[100]

Pada pertengahan Januari 1959, Guevara menetap di sebuah vila musim panas di Tarará agar ia dapat
memulihkan diri dari serangan asma beratnya.[101] Saat berada di sana, ia membentuk Grup Tarara, sebuah
kelompok yang membahas dan menyusun rencana-rencana pembangunan ekonomi, politik, dan sosial
Kuba.[102] Selain itu, Che mulai menulis bukunya yang berjudul Perang Gerilya saat masih berada di
Tarara.[102] Pada bulan Februari, pemerintah revolusioner memproklamirkan Guevara sebagai "warga
negara Kuba berdasarkan kelahiran" untuk mengakui jasa-jasanya selama revolusi.[103] Saat Hilda Gadea
tiba di Kuba pada akhir bulan Januari, Guevara berkata kepadanya bahwa ia memiliki hubungan dengan
wanita lain, sehingga keduanya bercerai,[104] dan perceraian tersebut diresmikan pada tanggal 22 Mei.[105]
Pada tanggal 2 Juni 1959, ia menikahi Aleida March, seorang anggota gerakan 26 Juli kelahiran Kuba
yang telah tinggal dengannya sejak akhir tahun 1958. Guevara kembali ke desa pinggir laut Tarara pada
bulan Juni untuk berbulan madu dengan Aleida.[106] Guevara sendiri dikaruniai lima orang anak dari dua
pernikahannya.[107]

La Cabaña, reformasi lahan, dan pengentasan buta aksara

Krisis politik besar pertama terjadi sehubungan dengan tindakan


yang sebaiknya diambil terhadap para pejabat Batista yang
bertanggung jawab atas tindakan penindasan.[108] Selama
pemberontakan melawan kediktatoran Batista, komando umum
pasukan pemberontak (yang dipimpin oleh Fidel Castro) mulai
memberlakukan hukum pidana dari abad ke-19 yang disebut Ley
de la Sierra (Hukum Sierra) di wilayah yang mereka
kendalikan.[109] Hukum tersebut mengganjar hukuman mati untuk
Para pemimpin pemberontak (kanan
kejahatan berat, entah itu dilakukan oleh rezim Batista ataupun oleh
ke kiri): Camilo Cienfuegos, Presiden
para pendukung revolusi. Pada tahun 1959, pemerintah
Kuba Manuel Urrutia, dan Guevara
revolusioner menerapkan hukum tersebut di seluruh Kuba dan
(Januari 1959)
kepada orang-orang yang dianggap sebagai penjahat perang.
Menurut Kementerian Kehakiman Kuba, pemberlakuan hukum ini
didukung oleh mayoritas penduduk, dan mengikuti prosedur yang sama dengan yang Pengadilan Nürnberg
yang digelar oleh Sekutu seusai Perang Dunia II.[110]

Untuk mewujudkan rencana tersebut, Castro menjadikan Guevara sebagai komandan penjara Benteng La
Cabaña untuk masa jabatan selama lima bulan (2 Januari sampai 12 Juni 1959).[111] Guevara ditugaskan
"membersihkan" angkatan darat Batista dan memberlakukan "keadilan revolusioner" terhadap orang-orang
yang dianggap pengkhianat, chivatos (informan), atau penjahat perang.[112] Saat menjadi komandan di La
Cabaña, Guevara meninjau banding yang diajukan oleh orang-orang yang telah divonis selama proses
pengadilan revolusioner.[7] Pengadilan dilakukan oleh 2-3 perwira tentara, seorang asisten hakim, dan
seorang warga setempat yang dihormati.[113] Kadang-kadang hukuman yang diganjar oleh pengadilan ini
adalah hukuman tembak mati.[114] Raúl Gómez Treto, seorang penasehat hukum senior untuk Kementerian
Kehakiman Kuba, berpendapat bahwa hukuman mati dapat dibenarkan agar rakyat tidak mencoba main
hakim sendiri, seperti yang pernah terjadi dua puluh tahun sebelumnya dalam pemberontakan anti-
Machado.[115] Para penulis biografi mengamati bahwa pada Januari 1959, masyarakat Kuba ingin
melakukan penghukuman mati dengan tangan mereka sendiri,[116] dan sebuah survei pada waktu itu
menunjukkan bahwa 93% warga negara setuju dengan proses pengadilan tersebut.[7] Selain itu, pada
tanggal 22 Januari 1959, Universal Newsreel (yang disiarkan di Amerika Serikat dan dinarasikan oleh Ed
Herlihy) menayangkan Fidel Castro yang sedang bertanya kepada sekitar satu juta orang Kuba apakah
mereka setuju dengan penghukuman mati ini, dan mereka menjawab dengan teriakan "¡Si!" (ya).[117]
Mengingat bahwa sebelumnya ribuan orang Kuba telah dibunuh oleh para kolaborator Batista,[118][119]
banyak penjahat perang yang dijatuhi hukuman mati;[7] pemerintahan Kuba yang baru menjalankan
penghukuman mati tersebut dengan diiringi oleh teriakan dari kerumunan "¡al paredón!" ([ke]
tembok!),[108] dan menurut penulis biografi Jorge Castañeda hal ini "tidak menghormati proses hukum
yang semestinya".[120]

Meskipun terdapat berbagai versi,


diperkirakan ada ratusan orang yang
dihukum mati di seluruh Kuba pada masa
Saya masih
itu, dan jumlah orang yang dihukum mati
belum
di yurisdiksi Guevara di La Cabaña
menemukan
berkisar antara 55 hingga 105.[122]
satu pun
Terdapat perbedaan pendapat terkait sumber
dengan bagaimana Guevara menyikapi
tepercaya yang
penghukuman mati di La Cabaña.
menunjukkan
Beberapa penulis biografi yang berasal dari
bahwa Che
kalangan oposisi di pengasingan
menghukum
Guevara sedang melaporkan bahwa Guevara menikmati
mati "orang tak
memakai seragam militer ritual regu penembak, dan menggelarnya
bersalah".
berwarna hijau zaitun dengan penuh semangat, sementara yang
Orang-orang
dan baret lainnya menyatakan bahwa Guevara
yang dihukum
berusaha mengampuni sebanyak mungkin
mati oleh
tahanan.[120] Walaupun begitu, para ahli Guevara atau
mengakui bahwa Guevara telah menjadi orang yang "keras", yang tidak [dihukum mati]
merasa ragu dengan penghukuman mati atau pengadilan yang bersifat
atas
singkat dan kolektif. Jika satu-satunya cara untuk "mempertahankan
perintahnya
revolusi adalah dengan menghukum mati musuh-musuhnya, ia tidak
telah divonis
akan digoyahkan oleh argumen-argumen kemanusiaan atau
atas kejahatan
politik".[120] Hal ini semakin ditegaskan di dalam sebuah surat yang biasanya
tertanggal 5 Februari 1959 kepada Luis Paredes López di Buenos dijatuhi hukum
Aires, yang menyatakan bahwa "Penghukuman mati menggunakan mati pada masa
regu tembak tak hanya diperlukan demi rakyat Kuba, tetapi juga perang atau
dijatuhkan oleh rakyat."[123] setelahnya: lari
meninggalkan
Selain memastikan "keadilan revolusioner", hal penting lain yang ingin
tugas,
diwujudkan oleh Guevara adalah reformasi lahan pertanian. Setelah
pengkhianatan,
keberhasilan revolusi pada 27 Januari 1959, Guevara menyampaikan
atau kejahatan
salah satu pidatonya yang paling terkenal yang membahas "gagasan-
seperti
gagasan sosial pasukan pemberontak". Dalam pidato tersebut, ia
pemerkosaan,
mengumandangkan bahwa perhatian utama pemerintahan Kuba yang
penyiksaan,
baru adalah "keadilan sosial yang dibawa oleh redistribusi lahan".[124]
atau
Beberapa bulan kemudian pada tanggal 17 Mei 1959, Hukum
pembunuhan.
Reformasi Agraria yang dirumuskan oleh Guevara mulai berlaku,
Saya harus
sehingga membatasi luas semua lahan pertanian menjadi 1.000 ekar
menambahkan
(400 hektare). Kepemilikan lahan yang lebih luas daripada batas ini
bahwa
akan disita oleh pemerintah dan lalu diredistribusikan kepada para
penelitianku
berlangsung
selama lima
petani dalam bentuk lahan seluas 67 ekar (270.000 m2 ) atau dijadikan tahun, dan
komune milik negara.[125] Hukum tersebut juga menyatakan bahwa mencakup
perkebunan gula tak dapat dimiliki oleh orang asing.[126] orang-orang
Kuba anti-
Pada tanggal 12 Juni 1959, Castro mengirim Guevara ke 14 negara Castro di
yang kebanyakan merupakan anggota Konferensi Asia-Afrika. Guevara pengasingan di
ditugaskan selama tiga bulan, dan ini mungkin dilakukan agar Castro Miami dan
dapat menjaga jarak dari Guevara dan rasa simpatinya kepada ideologi tempat-tempat
Marxis, yang dipermasalahkan oleh Amerika Serikat dan beberapa lainnya.
anggota Gerakan 26 Juli.[127] Saat berada di Jakarta, Guevara
mengunjungi Presiden Indonesia Sukarno untuk membicarakan revolusi
yang baru saja terjadi di Indonesia dan untuk membina hubungan — Jon Lee Anderson,
dagang di antara kedua negara tersebut. Mereka cepat akrab, karena penulis Che Guevara: A
"keduanya penuh energi dan bergaya informal"; selain itu, mereka Revolutionary Life, selama
sama-sama memiliki haluan sayap kiri revolusioner dan menentang forum PBS[121]
imperialisme barat.[128] Guevara kemudian berkunjung ke Jepang
selama 12 hari (15–27 Juli),
ikut serta dalam
perundingan yang ingin
memperkuat hubungan
dagang Kuba dengan
Jepang. Selama kunjungan
tersebut, ia menolak untuk
mengunjungi dan
meletakkan karangan
bunga di Makam Prajurit
Guevara sedang berbicara dengan Tak Dikenal yang Guevara mengunjungi Jalur Gaza
Tito di Yugoslavia mengenang para prajurit pada 1959.
Jepang yang menjadi
korban Perang Dunia II,
dengan alasan bahwa "imperialis" Jepang telah "membunuh jutaan orang Asia".[129] Guevara malah diam-
diam mengunjungi Hiroshima, yang pernah terkena serangan bom atom Amerika 14 tahun
sebelumnya.[129] Walaupun Guevara mengutuk Kekaisaran Jepang, ia juga menganggap Presiden Truman
sebagai seorang "badut mengerikan" akibat serangan bom tersebut,[130] dan setelah mengunjungi
Hiroshima dan Museum Peringatan Perdamaian-nya, ia mengirimkan sebuah kartu pos ke Kuba yang
menyatakan bahwa "Agar dapat berjuang dengan lebih baik demi perdamaian, kita harus melihat
Hiroshima."[131]

Sekembalinya Guevara di Kuba pada September 1959, tampak jelas bahwa Castro memiliki kekuasaan
politik yang lebih besar. Pemerintahannya mulai menyita lahan yang masuk ke dalam cakupan hukum
reformasi agraria, tetapi menghindari pemberian ganti rugi kepada para tuan tanah, dan sebagai gantinya
memberikan "obligasi" yang berbunga rendah, sebuah langkah yang membuat Amerika Serikat waspada.
Pada saat itu, para peternak kaya asal Camagüey yang terkena dampak dari kebijakan ini melancarkan
sebuah kampanye yang menentang redistribusi lahan, dan mereka berhasil mendapatkan dukungan dari
seorang pemimpin pemberontak yang merasa tidak puas, Huber Matos; mereka bersama-sama dengan
sayap anti-Komunis di dalam Gerakan 26 Juli mengutuk apa yang mereka sebut "gangguan
Komunis".[132] Pada masa yang sama, diktator Republik Dominika Rafael Trujillo menawarkan bantuan
kepada "Legiun Anti-Komunis Karibia" yang mendapatkan pelatihan di negara tersebut. Pasukan multi-
nasional ini, yang kebanyakan terdiri dari orang Spanyol dan Kuba, dan beberapa juga orang Kroasia,
Jerman, Yunani, dan tentara bayaran yang berhaluan sayap kanan, berencana untuk melengserkan rezim
Castro.[132]
Ancaman semacam ini semakin menguat ketika pada tanggal 4
Maret 1960 terjadi dua ledakan besar yang menerjang kapal kargo
Prancis La Coubre, yang mengangkut munisi Belgia dari
pelabuhan Antwerpen dan sedang berlabuh di Havana. Ledakan
tersebut menewaskan sekitar 76 orang dan melukai ratusan orang
lainnya, dan Guevara secara pribadi menyediakan pertolongan
pertama kepada beberapa korban. Pemimpin Kuba Fidel Castro
langsung menuduh CIA sebagai dalang "tindakan terorisme" dan
menggelar pemakaman kenegaraan untuk para korban ledakan
tersebut satu hari kemudian.[133] Pada saat upacara pemakaman Guevara pada tahun 1960 di jalanan
itulah Alberto Korda mengabadikan foto terkenal Guevara, yang Havana bersama dengan istrinya,
kini dikenal dengan sebutan Guerrillero Heroico.[134] Aleida March

Ancaman tersebut mendorong Castro untuk memusnahkan unsur-


unsur "kontra-revolusi", dan ia menugaskan Guevara untuk mempercepat reformasi lahan. Maka dari itu,
sebuah badan pemerintahan baru yang disebut Lembaga Reformasi Agraria Nasional (LRAN) didirikan
untuk menjalankan hukum Reformasi Agraria yang baru. LRAN dengan segera menjadi badan
pemerintahan paling penting di negara tersebut, dan Guevara menjadi kepalanya sebagai menteri
perindustrian.[126] Atas perintah Guevara, LRAN mendirikan sebuah milisi yang terdiri dari 100.000
orang, yang mula-mula dikerahkan untuk membantu pemerintah mengambil alih lahan yang disita dan
mengawasi proses redistribusinya, dan kemudian membentuk lahan-lahan kooperatif. Dari antara lahan-
lahan yang masuk ke dalam cakupan, terdapat 480.000 ekar (190.000 ha) lahan milik perusahaan-
perusahaan Amerika Serikat yang disita.[126] Beberapa bulan kemudian, Presiden Amerika Serikat Dwight
D. Eisenhower menanggapi tindakan ini dengan mengurangi impor gula dari Kuba (komoditas ekspor
utama Kuba), yang kemudian membuat Guevara berseru di hadapan 100.000 pekerja di depan Istana
Presidensial pada tanggal 10 Juli 1960 untuk mengutuk "agresi ekonomi" yang dilakukan oleh Amerika
Serikat.[135] Para wartawan majalah Time yang bertemu dengan Guevara pada waktu itu menyebutnya
sebagai "pemandu Kuba dengan perhitungan yang dingin, kecakapan, kecerdasan yang tinggi, dan selera
humor yang tanggap."[6]

Seiringan dengan reformasi lahan, satu ranah utama yang menjadi perhatian Guevara adalah pengentasan
buta aksara. Sebelum tahun 1959, tingkat melek huruf Kuba secara resmi berkisar antara 60–76%, dan
faktor yang menghambat pengentasan buta aksara adalah kesulitan akses pendidikan di kawasan pedesaan
dan kurangnya tenaga pendidik.[136] Maka dari itu, pemerintah Kuba atas desakan dari Guevara
memutuskan untuk menjuluki tahun 1961 sebagai "tahun pendidikan", dan mengerahkan lebih dari
100.000 sukarelawan ke dalam "pasukan-pasukan melek huruf", yang kemudian dikirim ke wilayah
pedesaan untuk membangun sekolah, melatih pengajar baru, dan mendidik guajiros (para petani) yang
kebanyakan buta huruf.[78][136] Tak seperti beberapa inisiatif ekonomi yang dilancarkan oleh Guevara
sesudahnya, kampanye tersebut "sangat berhasil". Seusai Kampanye Melek Huruf Kuba, 707.212 orang
dewasa telah diajarkan untuk membaca dan menulis, sehingga tingkat melek huruf nasional naik menjadi
96%.[136]

Selain itu, Guevara juga berupaya menyediakan pendidikan tinggi


untuk rakyat Kuba. Untuk mewujudkannya, rezim Castro
memberlakukan aksi afirmatif di universitas-universitas. Saat
Guevara seperti
mengumumkan komitmen baru tersebut, Guevara berkata kepada para
seorang ayah
dosen dan mahasiswa di Universitas Las Villas bahwa hari-hari ketika
bagiku  ... ia
pendidikan menjadi "keistimewaan golongan kulit putih menengah"
mendidikku. Ia
telah berakhir. Menurutnya, universitas tersebut "harus mencorakkan
mengajarkanku
diri dengan orang kulit hitam, mulatto, buruh, dan petani." Jika hal
berpikir. Ia
mengajarkanku
tersebut tak dilakukan, ia memperingatkan bahwa masyarakat akan hal yang paling
mendobrak pintu-pintunya "dan mencorakkan Universitas tersebut indah, yaitu
dengan warna-warna yang mereka inginkan."[138] menjadi
seorang
manusia.
Pengaruh ideologi Marxis
— Urbano (alias Leonardo
Tamayo) ,

yang berjuang bersama


dengan Guevara di Kuba
dan Bolivia[137]

Bagian dari seri tentang

Marxisme

Teori kerja
Manifesto Komunis
Sebuah Kontribusi untuk
Kritik Politik Ekonomi
Das Kapital
Brumaire ke-28

Louis Napoleon
Grundrisse
Ideologi Jerman
Ekonomi dan Filsafat
Naskah 1844
Tesis Feuerbach
Konsep
Materialisme dialektik
Penentuan ekonomi
Materialisme historis
Metode Marx
Sosialisme Marxian
Overdetermination
Sosialisme ilimiah
Determinisme teknologi
Proletariat · Bourgeoisie
Ekonomi
Modal ( akumulasi)
Cara produksi kapitalis
Teori krisis
Komoditi · Eksploitasi
Sarana produksi
Mode produksi
Nilai hukum
Cara produksi sosialis
Produk surplus · Nilai surplus
Bentuk nilai · Upah tenaga kerja
Lainnya ...
Sosiologi
Keterasingan
Base dan suprastruktur
Borjuis · Kelas
Kelas kesadaran
Kelas perjuangan
Komoditi fetisisme
Sektor hegemoni
Eksploitasi · Sifat manusia
Ideologi · Immiseration
Proletariat
Properti privat
Relasi Produksi
Reifikasi · pekerja Kelas B
Sejarah
Teori Marx tentang sejarah
Materialisme historis
Sejarah determinisme
Anarkisme dan marxisme
Sosialisme
Diktatur proletariat
akumulasi modal primitif
Revolusi proletariat
Internasionalisme proletariat
Revolusi dunia
Komunisme tanpa kelas
Tokoh
Karl Marx · Friedrich Engels
Karl Kautsky · Eduard Bernstein
James Connolly · Georgi Plekhanov
Rosa Luxemburg · Vladimir Lenin
Leon Trotsky · Chen Duxiu
Joseph Stalin · Ho Chi Minh
Che Guevara · Mao Zedong
Louis Althusser · Georg Lukács
Karl Korsch · Antonio Gramsci
Antonie Pannekoek
Rudolf Hilferding · Guy Debord
Lainnya...

 Portal Sosialisme
 Portal Komunisme
 Portal Filsafat

l · b · s (https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Templat:Marxisme&action=edit)

Jasa Marx adalah menghasilkan perubahan kualitatif secara mendadak di dalam sejarah
pemikiran sosial. Ia menafsirkan sejarah, memahami dinamikanya, memprediksi masa depan,
tetapi selain memprediksinya (yang akan memenuhi kewajiban ilmiahnya), ia mengungkapkan
sebuah konsep revolusioner: dunia tidak hanya harus ditafsirkan, tetapi juga harus diubah.
Manusia tidak lagi menjadi budak dan alat lingkungannya, dan ia mengubah dirinya menjadi
perancang takdirnya sendiri.

— Che Guevara, Catatan-catatan untuk Studi Ideologi Kuba, Oktober 1960[139]

Pada September 1960, saat Guevara ditanyai tentang ideologi Kuba di Kongres Amerika Latin Pertama, ia
menjawab, "Jika aku ditanyai apakah revolusi kami adalah komunis, aku akan mendefinisikannya sebagai
Marxis."[140] Maka dari itu, ketika Guevara melaksanakan dan menganjurkan suatu kebijakan di Kuba, ia
mengutip filsuf politik Karl Marx sebagai inspirasi ideologinya. Dalam upaya untuk mempertahankan
pendirian politiknya, Guevara dengan percaya diri mengatakan "Terdapat kebenaran yang begitu jelas,
sungguh jelas hingga menjadi bagian dari pengetahuan rakyat, sehingga sekarang tidak perlu lagi
membicarakannya. Manusia seharusnya menjadi Marxis sebagaimana '[dinamika] Newton' sungguh alami
dalam fisika atau 'Pasteur' [sungguh alami] dalam biologi."[139] Menurut Guevara, tujuan para
"revolusioner praktis" dalam Revolusi Kuba hanyalah "mewujudkan hukum-hukum yang diramalkan oleh
Marx, sang ilmuwan."[139] Guevara menggunakan prediksi Marx dan sistem materialisme dialektis, dan ia
menyatakan bahwa "Hukum Marxisme hadir dalam peristiwa-peristiwa Revolusi Kuba, secara terpisah dari
apa yang dinyatakan atau diketahui secara menyeluruh dari sudut pandang teoretis oleh para
pemimpinnya."[139]

Wawasan ekonomi dan "Manusia Baru"

Manusia benar-benar mencapai keadaan manusia seutuhnya saat ia memproduksi tanpa


terkekang oleh keharusan untuk menjual dirinya sendiri sebagai komoditas.

— Che Guevara, Manusia dan Sosialisme di Kuba[141]

Pada masa ini, Guevara mengemban jabatan tambahan sebagai Menteri Keuangan, serta Presiden Bank
Nasional. Maka dari itu, Guevara mencapai puncak kekuasaannya, dan ia secara praktis menjadi
"penguasa" ekonomi Kuba.[135] Sebagai kepala bank sentral, tugas Guevara sekarang adalah
menandatangani uang kertas Kuba. Ia tidak menggunakan nama lengkapnya dan hanya menandatangani
uang-uang tersebut dengan tulisan "Che".[142] Melalui tindakan simbolis ini, yang membuat takut banyak
orang di sektor keuangan Kuba, Guevara menunjukkan bahwa ia tidak menyukai uang dan perbedaan
golongan yang dipicu olehnya.[142] Sahabat karib Guevara, Ricardo Rojo, belakangan mengomentari
bahwa "Pada hari ketika ia menandatangani Che di uang kertas, (ia) menyerang keyakinan yang
sebelumnya menyebar luas bahwa uang itu keramat."[143]

Dalam upaya untuk menghapuskan kesenjangan sosial, pemerintah


Kuba berupaya mengubah landasan politik dan ekonomi negara
tersebut dengan menasionalisasi pabrik-pabrik, bank-bank, dan
usaha-usaha, sesambil menyediakan tempat tinggal, fasilitas
kesehatan, dan pekerjaan bagi seluruh rakyat Kuba.[145] Namun,
agar perubahan dapat mengakar, pemerintah merasa bahwa
perubahan struktural semacam itu harus diiringi oleh perubahan
hubungan dan nilai-nilai sosial. Mereka meyakini bahwa perlakuan Guevara bertemu dengan filsuf
Kuba terhadap ras, wanita, individualisme, dan tenaga kasar eksistensialis Prancis Jean-Paul
sebelumnya dihasilkan oleh masa lalu pulau tersebut. [145] Maka Sartre dan Simone de Beauvoir di
dari itu, pemerintah Kuba telah merumuskan ulang gagasan kantornya di Havana pada Maret
1960. Sartre kemudian menyatakan
"kekubaan" (cubanidad) dan menyamakannya dengan ideologi
bahwa Che adalah "manusia paling
Marxisme–Leninisme, dan mereka juga menegaskan pentingnya
utuh pada masa ini". Selain
asas-asas seperti egalitarianisme dan pengorbanan diri, sementara
berbahasa Spanyol, Guevara juga
perbedaan tidak dianjurkan karena "persatuan, kesetaraan, dan
dapat berbahasa Prancis.[144]
kebebasan" telah menjadi asas-asas yang baru.[145] Pemerintah
juga menyerukan kepada semua orang untuk menganggap satu
sama lain sebagai orang-orang yang setara dan mengamalkan nilai-
nilai yang disebut oleh Guevara dengan julukan "el Hombre Nuevo" (Manusia Baru).[145] Guevara
berharap agar "manusia baru" akan menjadi pribadi yang "tanpa pamrih dan kooperatif, patuh dan bekerja
keras, buta gender, tidak korup, tidak materialistik, dan anti-imperialis".[145] Tujuan ekonomi pertama
"manusia baru" yang ingin dicapai oleh Guevara, yang beriringan dengan ketidaksukaannya terhadap
penumpukan kekayaan dan kesenjangan ekonomi, adalah penghapusan insentif material di seluruh negeri
dan menggantikannya dengan insentif moral. Ia menganggap kapitalisme sebagai "persaingan antar
serigala" dan "seseorang hanya dapat menang dengan mengorbankan yang lain", sehingga Guevara
sungguh ingin menciptakan "pria dan wanita baru".[146] Guevara berulang kali menegaskan bahwa
"upaya, pengorbanan, dan risiko perang dan kehancuran" demi ekonomi sosialis itu sama sekali tidak patut
jika ekonomi tersebut malah mendorong "ketamakan dan ambisi individu yang mengorbankan semangat
kolektif".[147] Tujuan utama Guevara adalah mereformasi "kesadaran individu" dan nilai-nilai untuk
menghasilkan pekerja dan warga negara yang baik.[147] Menurut pandangannya, "manusia baru" Kuba
akan mampu mengatasi egoisme yang tidak ia sukai dan yang ia anggap sebagai sifat individu-individu
dalam masyarakat kapitalis.[147] Untuk menyebarkan gagasan "manusia baru" ini, pemerintah juga
mendirikan sejumlah lembaga-lembaga dan mekanisme-mekanisme di seluruh tingkatan masyarakat, yang
meliputi organisasi-organisasi seperti kelompok buruh, liga pemuda, kelompok wanita, pusat komunitas,
dan rumah budaya untuk mendorong sastra, musik, dan seni. Selain itu, seluruh fasilitas pendidikan, media
massa, dan seni dinasionalisasi dan dipakai untuk menanamkan ideologi sosialis resmi pemerintah.[145]
Dalam menjelaskan metode "pembangunan" baru ini, Guevara menyatakan:

Terdapat perbedaan besar antara pembangunan wirausaha bebas dengan pembangunan


revolusioner. [Dalam pembangunan wirausaha], kekayaan terkonsentrasi di tangan segelintir
orang kaya, teman-teman pemerintah, orang-orang yang paling licik. [Dalam pembangunan
revolusioner], kekayaan adalah warisan rakyat.[148]

Guevara meyakini bahwa unsur penting lainnya untuk mengembangkan rasa "persatuan antara individu
dan massa" adalah kemauan dan kerja sukarela. Untuk menunjukkan hal ini, Guevara "memimpin melalui
contoh", bekerja "tanpa henti dalam pekerjaan kementeriannya, dalam pembangunan, dan bahkan
memotong tebu" pada waktu luangnya.[149] Ia dikenal karena dapat bekerja selama 36 jam, menggelar
pertemuan setelah tengah malam, dan makan sambil berjalan.[147] Perilaku-perilaku tersebut bersifat
simbolis untuk program insentif moral Guevara yang baru: setiap pekerja kini diminta untuk memenuhi
kuota tertentu saat menghasilkan barang, dan jika mereka berhasil melebihi kuota, mereka tidak akan lagi
mendapatkan uang (karena ini sudah dihapuskan oleh Guevara), tetapi mendapatkan sertifikat
penghargaan, sementara buruh yang gagal mencapai kuotanya akan dipotong gajinya.[147] Guevara tanpa
rasa menyesal mencoba mempertahankan falsafah pribadinya ini dengan mengatakan:

Ini bukanlah soal berapa pon daging yang dapat


dimakan seseorang, atau berapa kali dalam setahun
seseorang dapat pergi ke pantai, atau berapa banyak
ornamen dari luar negeri yang dapat dibeli seseorang
dengan gajinya saat ini. Hal yang sebenarnya penting
adalah bahwa orang tersebut merasa lebih utuh,
dengan dengan lebih banyak kekayaan batin dan
tanggung jawab yang lebih.[150]
Guevara sedang memancing di
pesisir Havana pada tanggal 15 Mei
Akibat terhentinya hubungan dagang dengan negara-negara Barat,
1960. Bersama dengan Castro,
Guevara berusaha menggantikannya dengan negara-negara Blok
Guevara bersaing dengan penulis
Timur, sehingga ia mengunjungi sejumlah negara Marxis dan
Ernest Hemingway dalam "Kontes
menandatangani perjanjian-perjanjian dagang dengan mereka. Pada
Memancing Hemingway".
akhir tahun 1960, ia mengunjungi Cekoslowakia, Uni Soviet,
Korea Utara, Hongaria, dan Jerman Timur. Salah satu contoh
perjanjian yang ditandatangani oleh Guevara adalah perjanjian dagang dengan Berlin Timur pada tanggal
17 Desember 1960.[151] Perjanjian semacam itu membantu ekonomi Kuba, tetapi juga membuat negara ini
bergantung kepada negara-negara Blok Timur.

Namun, program-program ekonomi Guevara mengalami kegagalan.[152] Program "insentif moral" Guevara
mengakibatkan penurunan produktivitas dan bertambahnya jumlah orang yang mangkir.[153] Beberapa
dasawarsa sesudahnya, direktur Radio Martí Ernesto Betancourt yang pernah membela Castro dan juga
merupakan mantan wakil Che tetapi kemudian menjadi pengkritik rezim Castro, menegaskan bahwa
Guevara "tidak mengetahui asas-asas ekonomi yang paling mendasar."[154]

Teluk Babi dan krisis misil


Artikel utama: Invasi Teluk Babi dan Krisis Misil Kuba

Pada tanggal 17 April 1961, 1.400 orang Kuba di pengasingan yang dilatih oleh Amerika Serikat
melancarkan Invasi Teluk Babi. Guevara tidak memainkan peranan penting selama pertempuran, karena
sehari sebelum dimulainya serangan, sebuah kapal perang yang mengangkut para marinir melancarkan
serangan bohong-bohongan ke pesisir barat Pinar del Río, sehingga perhatian pasukan yang dipimpin oleh
Guevara pun teralih ke wilayah tersebut. Namun, para sejarawan masih tetap menghargai jasanya karena ia
merupakan direktur pengarahan angkatan bersenjata Kuba pada masa itu.[8] Penulis Tad Szulc dalam
upayanya untuk menjelaskan kemenangan Kuba menyatakan bahwa "Para revolusioner menang karena
Che Guevara, sebagai kepala Departemen Pengarahan Angkatan Bersenjata Revolusioner yang mengurus
program pelatihan milisi, telah melakukan tugasnya dengan baik dalam menyiapkan 200.000 pria dan
wanita untuk berperang."[8] Namun, selama proses pengerahan pasukan, pipi Guevara sempat terserempet
peluru saat pistolnya jatuh dari tempat penyimpanannya dan secara tak sengaja tertembak.[155]
Pada Agustus 1961, selama konferensi ekonomi Organisasi Bangsa-
Bangsa Amerika di Punta del Este, Uruguay, Che Guevara mengirimkan
surat yang mengungkapkan "rasa terima kasih" kepada Presiden Amerika
Serikat John F. Kennedy melalui Richard N. Goodwin, Deputi Asisten
Sekretaris Negara untuk Urusan Antar-Amerika. Di dalam surat tersebut
tertulis "Terima kasih atas Playa Girón (Teluk Babi). Sebelum invasi,
revolusi masih goyah. Sekarang revolusi lebih kuat daripada
sebelumnya."[156] Sebagai tanggapan terhadap ajakan Menteri Keuangan
Amerika Serikat Douglas Dillon kepada negara-negara Amerika Latin
untuk bergabung dengan Alliance for Progress, Guevara menolak klaim
Amerika Serikat sebagai sebuah negara "demokrasi", dengan menyatakan
bahwa sistem semacam itu tidak selaras dengan "oligarki keuangan,
diskriminasi terhadap orang kulit hitam, dan kebiadaban-kebiadaban Ku
Guevara (kiri) dan Fidel
Castro, difoto oleh Alberto
Klux Klan".[157] Guevara melanjutkan dengan menentang "penindasan"
Korda pada tahun 1961 yang menurutnya telah "mengusir para ilmuwan seperti Oppenheimer dari
jabatan mereka, membuat dunia tidak dapat lagi menikmati suara
menakjubkan Paul Robeson selama bertahun-tahun, dan mengirim
pasangan Rosenberg menuju kematian meskipun ditentang oleh dunia."[157] Guevara mengakhiri
pernyataannya dengan menuduh bahwa Amerika Serikat tidak tertarik melakukan reformasi yang
sebenarnya, dan ia berkomentar bahwa "Para pakar AS tak pernah berbicara tentang reformasi agraria;
mereka lebih suka subjek yang aman, seperti pasokan air yang lebih baik. Singkatnya, mereka tampaknya
sedang mempersiapkan revolusi toilet."[158]

Guevara pada dasarnya merupakan perancang hubungan Kuba dengan Soviet,[159] dan ia juga berperan
penting dalam membawa misil balistik Soviet yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir ke Kuba, sehingga
menimbulkan Krisis Misil Kuba pada Oktober 1962 yang hampir menghantarkan dunia menuju perang
nuklir.[160] Beberapa minggu setelah krisis tersebut, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar komunis
Inggris Daily Worker, Guevara masih murka karena ia merasa Soviet telah mengkhianati Kuba, dan ia
memberitahukan kepada koresponden Sam Russell bahwa apabila misil-misil tersebut dikendalikan secara
langsung oleh Kuba, mereka akan menembakkannya.[161] Belakangan Guevara mengulang pernyataan
serupa bahwa "jutaan korban perang atom" layak digugurkan demi perjuangan sosialis melawan "agresi
imperialis".[162] Krisis misil tersebut juga semakin meyakinkan Guevara bahwa dua adidaya dunia
(Amerika Serikat dan Uni Soviet) memanfaatkan Kuba sebagai pion dalam strategi global mereka. Setelah
itu, ia mengutuk Soviet hampir sesering ia mengutuk Amerika.[163]

Diplomasi internasional
Pada Desember 1964, Che Guevara telah menjadi
"negarawan revolusioner taraf dunia" dan kemudian
berkunjung ke New York City sebagai kepala delegasi
Kuba untuk berbicara di hadapan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB).[143] Pada tanggal 11
Desember 1964, Guevara menyampaikan sebuah
pidato di PBB yang mengkritik ketidakmampuan PBB
dalam melawan "kebijakan apartheid yang brutal" di
Afrika Selatan.[164] Guevara kemudian mengutuk Negara-negara yang pernah dikunjungi Che
kebijakan Amerika Serikat terhadap orang-orang kulit Guevara (merah) dan negara-negara yang pernah
hitam, dan ia berkata: disinggahi oleh Che untuk mengobarkan revolusi
bersenjata (hijau)
Mereka yang membunuh anak-anak
mereka sendiri dan setiap hari
mendiskriminasi mereka karena warna
kulit mereka; mereka yang membiarkan
para pembunuh orang kulit hitam bebas,
melindungi mereka, dan bahkan
menghukum penduduk kulit hitam karena
mereka menuntut hak-hak mereka sebagai
orang merdeka—bagaimana bisa mereka
yang melakukan itu menganggap diri
mereka sebagai pelindung
kebebasan? [164]

Guevara mengakhiri pidatonya dengan mengutip Deklarasi Havana Kedua, yang menyatakan Amerika
Latin sebagai sebuah "keluarga yang terdiri dari 200 juta saudara yang mengalami penderitaan yang
sama".[164] Menurut Guevara, "epos" ini akan ditulis oleh "orang-orang Indian yang kelaparan, petani-
petani tanpa lahan, buruh-buruh yang dieksploitasi, dan orang-orang progresif". Bagi Guevara, konflik
tersebut merupakan perjuangan massa dan gagasan, yang akan dijalankan oleh orang-orang yang "dianiaya
dan dianggap rendah oleh imperialisme", yang sebelumnya juga dianggap sebagai "kerumunan yang lemah
dan penurut". Guevara juga meyakini bahwa "kapitalisme monopoli Yankee" merasa ketakutan dengan
"kerumunan" tersebut yang dirasa akan menjadi "penggali kuburan" mereka.[164] Pada "momen
penegakan keadilan" tersebut, Guevara menyatakan bahwa "massa tak dikenal" akan mulai menulis
sejarahnya "dengan darahnya sendiri" dan merebut kembali "hak-hak yang telah ditertawakan oleh
semuanya selama 500 tahun". Guevara menutup pernyataannya di hadapan Majelis Umum PBB dengan
berkata bahwa "gelombang kemurkaan" akan "menerjang wilayah Amerika Latin" dan massa buruh yang
"memutar roda sejarah" kini untuk pertama kalinya telah "bangun dari tidur yang brutal dan panjang".[164]

Guevara kemudian mendengar kabar bahwa terdapat dua


percobaan pembunuhan terhadapnya selama pemberhentiannya di
kompleks PBB, dan kedua pelakunya berasal dari kalangan orang
Kuba di pengasingan.[165] Yang pertama dilakukan oleh Molly
Gonzales, yang berusaha menerobos barikade dengan pisau
berburu sepanjang tujuh inci saat Guevara tiba. Upaya kedua
dilancarkan oleh Guillermo Novo yang menembakkan sebuah
basoka yang dipicu oleh pengatur waktu dari sebuah perahu di
Sungai East, tetapi tembakan tersebut melenceng. Guevara
menanggapi kedua insiden tersebut dengan menyatakan bahwa
"Lebih baik dibunuh oleh seorang wanita dengan sebuah pisau
ketimbang oleh seorang pria dengan sebuah pistol".[165]

Saat berada di New York, Guevara tampil di program berita hari


Presiden Brasil Jânio Quadros Minggu CBS, Face the Nation.[166] Ia juga bertemu dengan
menganugerahkan Ordo Salib berbagai tokoh, seperti Senator Amerika Serikat Eugene
Selatan kepada Ernesto Guevara McCarthy[167] dan rekan sejawatnya, Malcolm X. Malcolm X
pada tahun 1961 mengungkapkan rasa kagumnya dan menyatakan Guevara sebagai
"salah satu orang paling revolusioner di negaranya saat ini".[168]

Pada tanggal 17 Desember, Guevara meninggalkan New York dan pergi ke Paris, Prancis, dan dari situ ia
memulai perjalanan selama tiga bulan yang meliputi kunjungan ke Republik Rakyat Tiongkok, Korea
Utara, Republik Arab Bersatu, Aljazair, Ghana, Guinea, Mali, Dahomey, Kongo-Brazzaville, dan
Tanzania, dengan perhentian di Irlandia dan Praha. Saat berada di Irlandia, Guevara merayakan warisan
budaya Irlandianya dengan memperingati Hari Santo Patrick di kota Limerick.[169] Ia menuliskan kepada
ayahnya tentang kunjungan tersebut dengan jenaka: "Aku sedang berada di Irlandia hijau ini dari para
leluhurmu. Saat mereka mengetahui tentang hal ini, [stasiun] televisi datang dan menanyaiku tentang
silsilah keluarga Lynch, tetapi aku tidak banyak berkata-kata untuk berjaga-jaga kalau-kalau mereka adalah
pencuri kuda atau semacamnya."[170]

Selama perjalanannya, ia menulis sebuah surat kepada Carlos Quijano, seorang penyunting surat kabar
mingguan di Uruguay, dan surat-surat ini kemudian diberi judul Sosialisme dan Manusia di Kuba.[146]
Surat-surat tersebut berisi tentang panggilan untuk membentuk kesadaran baru, status kerja yang baru, dan
peranan individu yang baru. Ia juga menjabarkan alasan-alasan di balik pandangan anti-kapitalisnya:

Hukum-hukum kapitalisme, yang buta dan tak terlihat oleh mayoritas, bertindak terhadap
individu tanpa melibatkan pemikiran si individu. Ia hanya melihat luasnya hamparan yang tak
terbatas di hadapannya. Inilah bagaimana pembuat propaganda kapitalis menggambarkannya,
yang seolah-olah memetik pelajaran dari contoh Rockefeller—entah itu benar atau tidak—
tentang kemungkinan untuk meraih kesuksesan. Kemiskinan dan penderitaan yang diperlukan
demi kemunculan seorang Rockefeller dan kebobrokan yang dihasilkan dari akumulasi
kekayaan sebesar itu tidak masuk ke dalam gambaran, dan orang-orang pada umumnya tidak
selalu dapat disadarkan tentang hal ini.[146]

Guevara mengakhiri esai tersebut dengan mengumandangkan bahwa


"revolusioner yang sesungguhnya dipandu oleh rasa kecintaan yang
besar", dan ia mengisyaratkan kepada semua kaum revolusioner untuk
"berjuang setiap hari sehingga kecintaannya terhadap kemanusiaan akan
dijelmakan menjadi tindakan-tindakan yang menjadi contoh", yang lalu
akan menjadikannya sebagai "kekuatan penggerak".[146] Hal ini
mengakar dari keyakinan Guevara bahwa Revolusi Kuba merupakan
"sesuatu yang bersifat spiritual yang akan melampaui segala batas".[31]

Aljazair, Soviet dan Tiongkok


Guevara sedang berjalan di
Di kota Aljir pada tanggal 24 Februari 1965, Guevara untuk terakhir Lapangan Merah, Moskwa,
kalinya muncul di muka umum saat ia menyampaikan sebuah pidato di pada November 1964.
sebuah seminar ekonomi mengenai solidaritas Asia-Afrika.[171] Ia
menjabarkan kewajiban moral negara-negara sosialis dan menuduh
mereka diam-diam ikut melakukan eksploitasi bersama-sama dengan negara-negara Barat. Ia lalu
menguraikan sejumlah tindakan yang harus dilakukan oleh negara-negara blok komunis untuk
mengalahkan imperialisme.[172] Ia lalu kembali ke Kuba pada tanggal 14 Maret dan secara resmi disambut
oleh Fidel dan Raúl Castro serta Osvaldo Dorticós dan Carlos Rafael Rodríguez di bandar udara Havana.

Seperti yang disampaikan dalam pidato publik terakhirnya di Aljazair, Guevara merasa bahwa Belahan
Utara, yang dipimpin oleh Amerika Serikat di Barat dan Uni Soviet di Timur, telah mengeksploitasi
Belahan Selatan. Ia sangat mendukung Vietnam Utara dalam Perang Vietnam, dan menyerukan bangsa-
bangsa dari negara-negara berkembang lainnya untuk mengangkat senjata dan menciptakan "banyak
Vietnam".[173] Tindakan Che yang mengutuk Uni Soviet secara terbuka mendorong popularitasnya di
kalangan intelektual dan seniman kiri Eropa yang sudah tidak lagi percaya dengan Uni Soviet, sementara
tindakan Guevara yang mengutuk imperialisme dan seruannya untuk mengobarkan revolusi juga telah
menginspirasi para mahasiswa radikal muda di Amerika Serikat, yang tidak sabar menginginkan perubahan
masyarakat.[174]
Dalam tulisan-tulisan pribadi Guevara dari masa itu, ia semakin
mengkritik sistem di Uni Soviet, dan ia meyakini bahwa Soviet telah
"melupakan Marx".[175] Maka dari itu, Guevara mengutuk sejumlah
Marx
praktik di Uni Soviet, termasuk apa yang ia anggap sebagai upaya mencirikan
untuk "mengabaikan kekerasan yang melekat pada perjuangan kelas
penjelmaan
yang merupakan unsur yang tak terpisahkan dalam peralihan dari
hubungan-
kapitalisme menuju sosialisme", kebijakan eksistensi damai dengan
hubungan
Amerika Serikat yang "berbahaya", kegagalan mereka dalam
sosial kapitalis
mendorong "perubahan kesadaran" terhadap gagasan kerja, dan upaya
secara
mereka untuk "meliberalisasi" ekonomi sosialis. Guevara menginginkan
psikologis atau
penghapusan uang, suku bunga, produksi komoditas, ekonomi pasar,
filosofis sebagai
dan "hubungan merkantil": seluruh kondisi yang dianggap Soviet hanya
alienasi dan
akan hilang saat komunisme dunia telah terwujud.[175] Guevara tidak
antagonisme,
setuju dengan pendekatan setahap demi setahap, dan ia mengkritik
yang
Panduan Ekonomi Politik Soviet, yang secara jelas memprediksi bahwa disebabkan
jika Uni Soviet tidak meniadakan hukum nilai, maka negara tersebut
oleh
akan kembali ke kapitalisme.[175] komodifikasi
buruh dan
Dua minggu setelah berpidato di Aljazair dan kembali ke Kuba,
berlakunya
Guevara lenyap dari muka umum.[176] Keberadaannya menjadi misteri
hukum nilai.
besar di Kuba, karena ia umumnya dipandang sebagai penguasa kedua Bagi Guevara,
setelah Castro sendiri. Hilangnya Guevara telah dikaitkan dengan
tantangannya
kegagalan skema industrialisasi Kuba yang ia ajukan saat menjadi
adalah
menteri perindustrian, tekanan dari para pejabat Soviet terhadap Castro
menggantikan
karena mereka tidak menyukai pandangan Guevara yang pro-Tiongkok
alienasi
semenjak peristiwa perpecahan Tiongkok-Soviet, atau perselisihan
individu dari
pandang antara Guevara dengan Castro yang lebih bersifat pragmatis
proses
terkait ideologi dan perkembangan ekonomi Kuba.[177] Akibat
produktif dan
derasnya spekulasi internasional tentang nasib Guevara, Castro
antagonisme
menyatakan pada tanggal 16 Juni 1965 bahwa rakyat akan
yang dihasilkan
diberitahukan jika Guevara sendiri ingin agar mereka mengetahuinya.
oleh hubungan
Walaupun begitu, desas-desus mengenai keberadaan Guevara menyebar
antar golongan
di dalam dan di luar Kuba.
dengan
Pada tanggal 3 Oktober 1965, Castro menyibak sebuah surat tak integrasi dan
tertanggal yang ditujukan kepadanya dari Guevara sekitar tujuh bulan solidaritas,
yang
sebelumnya yang diberi judul "surat perpisahan" Che Guevara. Di
mengembangkan
dalam surat tersebut, Guevara menegaskan kembali solidaritasnya
sikap kolektif
dengan Revolusi Kuba, tetapi ia mengumumkan rencananya untuk
terhadap
meninggalkan Kuba untuk mengobarkan revolusi di luar negeri. Selain
produksi dan
itu, ia mundur dari semua jabatannya di pemerintahan dan partai
komunis, dan ia juga melepaskan kewarganegaraan kehormatan Kuba konsep kerja
sebagai
yang ia miliki.[178]
kewajiban
sosial.
Kongo
— Helen Yaffe, pengarang
Pada awal tahun 1965, Guevara pergi ke Kongo pada masa
Che Guevara: The
Pemberontakan Simba untuk berbagi pengetahuan dan pengalamannya
Economics of
sebagai gerilyawan. Menurut Presiden Aljazair Ahmed Ben Bella,
Guevara merasa bahwa Afrika adalah titik lemah imperialisme, Revolution[175]
sehingga memiliki potensi revolusi yang amat besar.[179] Presiden Mesir
Gamal Abdel Nasser, yang memiliki hubungan yang dekat dengan
Guevara sejak kunjungan Guevara ke Mesir pada tahun 1959, menganggap
rencana Guevara untuk berjuang di Kongo sebagai rencana yang "tidak
bijak" dan memberikan peringatan bahwa ia akan menjadi seorang figur
"Tarzan" yang akan mengalami kegagalan.[180] Meskipun sudah
diperingatkan, Guevara mendatangi Kongo dengan menggunakan nama
samaran Ramón Benítez.[181] Ia memimpin operasi Kuba yang mendukung
gerakan Marxis Simba. Guevara, komandan keduanya Víctor Dreke, dan
12 pasukan ekspedisi Kuba lainnya tiba di Kongo pada tanggal 24 April
1965, dan sekitar 100 pasukan Afrika-Kuba kemudian juga bergabung
dengan mereka.[182][183] Mereka sempat bekerjasama dengan pemimpin
gerilya Laurent-Désiré Kabila, yang sebelumnya pernah membantu para
pendukung mantan presiden Patrice Lumumba (yang sebelumnya telah
Guevara yang berusia 37
dijatuhkan dan dibunuh) dalam mengobarkan pemberontakan yang
tahun sedang menggendong
mengalami kegagalan beberapa bulan sebelumnya. Sebagai pengagum
seorang bayi Kongo
Lumumba, Guevara mengumandangkan bahwa "peristiwa
bersama dengan seorang [184]
pembunuhannya harus menjadi pelajaran bagi kita semua". Guevara,
prajurit Afrika-Kuba selama
Krisis Kongo pada tahun
dengan pengetahuan bahasa Swahili dan bahasa-bahasa setempat yang
terbatas, dibantu seorang penerjemah remaja, Freddy Ilanga. Selama tujuh
1965
bulan, Ilanga semakin "mengagumi Guevara yang tekun", dan ia juga
merasa bahwa Guevara "menghormati orang kulit hitam selayaknya ia
menghormati orang kulit putih".[185] Namun, Guevara kemudian merasa kecewa dengan kedisiplinan
pasukan Kabila yang buruk dan kemudian tidak lagi mendukungnya dengan alasan "tak ada yang
membuatku percaya bahwa ia adalah orang yang dihormati oleh banyak orang".[186]

Rintangan lain pun muncul, yaitu tentara bayaran kulit putih yang dipimpin oleh Mike Hoare dan didukung
oleh pilot-pilot Kuba yang anti-Castro dan oleh CIA. Mereka berhasil menghentikan pergerakan Guevara
dari perkemahan yang menjadi markasnya di kawasan pegunungan di dekat desa Fizi di wilayah Danau
Tanganyika, Kongo tenggara. Mereka dapat memantau segala komunikasinya, sehingga mereka dapat
terlebih dahulu menggagalkan upaya serangannya dan memutus jalur persediaannya. Meskipun Guevara
berusaha untuk menyembunyikan keberadaannya di Kongo, pemerintah Amerika Serikat mengetahui
lokasi dan aktivitasnya. Badan Keamanan Nasional mencegat semua transmisi yang diterima dan
dikirimkan oleh Guevara dengan menggunakan peralatan di atas USNS Private Jose F. Valdez (T-AG-169)
yang dijadikan pos penyadapan terapung di lepas pantai Dar es Salaam di Samudra Hindia[187]

Tujuan Guevara adalah untuk mengekspor revolusi dengan mengajarkan ideologi Marxisme dan strategi-
strategi teori foco dalam perang gerilya kepada para pejuang Simba anti-Mobutu. Di dalam Buku Harian
Kongo-nya, Guevara menyatakan bahwa alasan kegagalan pemberontakan di Kongo adalah
ketidakcakapan, kekeraskepalaan, dan pertikaian di antara para pemberontak.[188] Kemudian, pada tanggal
20 November 1965, ia memutuskan untuk meninggalkan Kongo bersama dengan enam orang rekannya
dari Kuba yang masih bertahan hidup, dan Guevara sendiri pada saat itu sedang terserang penyakit
disenteri dan asma akut, dan ia juga merasa patah semangat setelah tujuh bulan mengalami kekalahan.
Guevara berencana untuk mengirim kembali para pasukannya yang terluka ke Kuba dan ia ingin berjuang
sendirian di Kongo sampai ajal menjemput. Namun, setelah didesak oleh rekan-rekannya dan dua utusan
yang dikirim oleh Castro, pada akhirnya ia bersedia untuk meninggalkan Afrika, walaupun sebenarnya
enggan. Pada hari itu sepanjang siang dan malam, pasukan Guevara diam-diam keluar dari perkemahan
mereka, membakar gubuk mereka, dan menghancurkan atau melempar persenjataan yang tidak dapat
mereka bawa ke Danau Tanganyika, sebelum menyeberangi perbatasan menuju Tanzania pada malam hari
dan lalu pergi ke Dar es Salaam melalui jalur darat. Beberapa bulan kemudian, saat sedang berbicara
tentang pengalamannya di Kongo, Guevara menyatakan bahwa ia lebih baik pergi ketimbang berjuang
sampai mati karena: "Unsur manusianya gagal. Tak ada kemauan untuk berjuang. Para pemimpin
[pemberontak] korup. (...) Tak ada yang dapat dilakukan."[189] Guevara juga mengumandangkan bahwa
"Kami tidak bisa sendirian melakukan pembebasan di sebuah
negara yang tidak ingin berjuang."[190] Beberapa minggu
kemudian, ia menulis kata pengantar di buku hariannya selama di
Kongo, dan ia memulai dengan kalimat: "Ini adalah sejarah sebuah
kegagalan."[191]

Guevara merasa enggan untuk kembali ke Kuba, karena Castro


telah menerbitkan "surat perpisahan" yang ditulis oleh Guevara,
yang seharusnya hanya akan diterbitkan jika ia meninggal; ia lalu Beberapa orang sedang
memutus semua hubungan agar dapat mengabdikan dirinya untuk mendengarkan radio gelombang
mengobarkan revolusi di seluruh dunia.[192] Akibatnya, Guevara pendek Lintas Samudera Zenith
menjalani enam bulan berikutnya dengan tinggal secara diam-diam (duduk dari kiri): Rogelio Oliva, José
di Dar es Salaam dan Praha.[193] Pada masanya di luar negeri, ia María Martínez Tamayo (dikenal
menyusun memoar-memoar pengalamannya di Kongo dan menulis sebagai "Mbili" di Kongo dan
naskah dua buku, yang satu tentang filsafat dan yang lainnya "Ricardo" di Bolivia), dan Guevara.
tentang ekonomi. Saat Guevara bersiap-siap untuk pindah ke Yang berdiri di belakang mereka
Bolivia, ia diam-diam kembali ke Kuba untuk mengunjungi Castro, adalah Roberto Sánchez ("Lawton" di
serta untuk menengok istrinya dan menulis surat terakhirnya Kuba dan "Changa" di Kongo). Foto
kepada lima anaknya untuk dibaca setelah ia meninggal. Surat diabadikan pada tahun 1965.
tersebut diakhiri dengan kalimat berikut:

Di atas segalanya, [kalian harus] selalu dapat merasakan ketidakadilan apapun yang dilakukan
terhadap siapapun, di mana pun di dunia. Ini adalah sifat seorang revolusioner yang paling
indah.[194]

Bolivia
Artikel utama: Gerilyawan Ñancahuazú

Pada akhir tahun 1966, keberadaan Guevara masih tidak diketahui oleh umum, meskipun para perwakilan
gerakan kemerdekaan Mozambik, FRELIMO, mengabarkan bahwa mereka bertemu dengan Guevara di
Dar es Salaam terkait tawarannya untuk membantu proyek revolusioner mereka, sebuah tawaran yang
akhirnya mereka tolak.[195] Sebelum berangkat ke Bolivia, Guevara mengubah penampilannya dengan
mencukur janggut dan rambutnya dan mencatnya dengan warna abu-abu, sehingga ia tidak lagi dapat
dikenali sebagai Che Guevara.[196] Pada tanggal 3 November 1966, Guevara diam-diam datang ke La Paz
dengan menumpangi sebuah penerbangan dari Montevideo. Guevara menggunakan nama samaran Adolfo
Mena González dan ia berpura-pura menjadi seorang pengusaha Uruguay kelas menengah yang bekerja
untuk Organisasi Bangsa-Bangsa Amerika.[197]

Tiga hari setelah kedatangannya di Bolivia, Guevara meninggalkan


La Paz menuju kawasan pedesaan tenggara untuk membentuk
pasukan gerilyanya. Markas pertama Guevara terletak di hutan
kering dataran tinggi di kawasan Ñancahuazú. Pelatihan di
perkemahan desa Ñancahuazú terbukti merupakan kegiatan yang
berbahaya. Walaupun begitu, Che dibantu oleh seorang agen
rahasia Jerman Timur kelahiran Argentina, Haydée Tamara Bunke
Bider, yang lebih dikenal dengan nom de guerre-nya
"Tania".[198][199] Guevara di pedesaan Bolivia, tak
lama sebelum kematiannya (1967)
Pasukan gerilya Guevara, yang berjumlah sekitar 50 orang[200] dan beroperasi sebagai ELN (Ejército de
Liberación Nacional de Bolivia, "Tentara Pembebasan Nasional Bolivia"), memiliki persenjataan yang baik
dan awalnya cukup berhasil melawan pasukan Bolivia di medan yang sulit di kawasan pegunungan Camiri
pada bulan-bulan awal tahun 1967. Akibat kemenangan Guevara dalam beberapa pertarungan melawan
pasukan Bolivia pada musim semi dan panas tahun 1967, pemerintah Bolivia terlalu tinggi memperkirakan
jumlah pasukan gerilya Guevara yang sesungguhnya.[201] Namun, pada Agustus 1967, militer Bolivia
berhasil memusnahkan dua kelompok gerilya dalam sebuah pertempuran yang berdarah, dan dikabarkan
salah satu pemimpinnya tewas.

Para peneliti menduga upaya Guevara untuk mengobarkan revolusi di Bolivia gagal akibat sejumlah faktor:

Ia mengira bahwa ia hanya akan bertempur melawan militer Bolivia, yang tidak memiliki
persenjataan yang memadai dan juga tidak dilatih dengan baik, tetapi ia tidak tahu bahwa
pemerintah Amerika Serikat telah mengirim sebuah tim dari komando Divisi Aktivitas
Khusus CIA dan agen-agen lainnya ke Bolivia untuk membantu upaya pemadaman
pemberontakan. Angkatan Darat Bolivia juga dilatih, dinasihati, dan diberikan persediaan
oleh Pasukan Khusus Angkatan Darat AS, termasuk batalion elit Rangers AS yang terlatih
dalam peperangan hutan dan mendirikan perkemahan di La Esperanza, sebuah
permukiman kecil yang terletak dekat dengan lokasi para gerilyawan Guevara.[202]
Guevara mengharapkan bantuan dan kerjasama dari para pembangkang lokal, tetapi
harapan tersebut pupus, dan ia juga tidak didukung oleh Partai Komunis Bolivia yang
dipimpin oleh Mario Monje, yang lebih berkiblat ke Moskwa ketimbang Havana. Dalam buku
harian milik Guevara yang didapatkan setelah kematiannya, ia menulis tentang Partai
Komunis Bolivia, yang ia sebut "tidak dapat dipercaya, tidak setia, dan bodoh".[203]
Ia ingin tetap menjalin hubungan radio dengan Havana. Dua pemancar radio gelombang
pendek yang diberikan oleh Kuba tidak dapat berfungsi dengan baik, sehingga komunikasi
pun terputus dan mereka tidak dapat memperoleh persediaan dari luar.

Selain itu, Guevara lebih memilih konfrontasi ketimbang kompromi, sehingga ia tidak dapat membina
hubungan yang baik dengan para pemimpin pemberontakan di Bolivia.[204] Kecenderungan ini sudah
terlihat semenjak ia berada di Kuba, tetapi hal ini dapat diredam oleh campur tangan Fidel Castro.[205]

Pada akhirnya, Guevara tidak dapat mengajak warga setempat untuk bergabung dengan milisinya. Banyak
warga yang malah memberitahukan aparat Bolivia tentang keberadaan para gerilyawan dan pergerakan
mereka. Menjelang akhir petualangannya di Bolivia, Guevara menulis di dalam buku hariannya bahwa
"para petani tidak membantu kami sama sekali, dan mereka berubah menjadi informan."[206]

Penangkapan dan kematian

Félix Rodríguez, orang Kuba di pengasingan yang menjadi agen


Divisi Aktivitas Khusus CIA, memberikan nasihat kepada pasukan
Bolivia dalam upaya untuk mencari Guevara di Bolivia.[208] Selain Tak ada orang
itu, film dokumenter dari tahun 2007 yang berjudul My Enemy's yang lebih
Enemy melayangkan tuduhan bahwa penjahat perang Nazi, Klaus ditakuti oleh
Barbie, memberikan nasihat dan mungkin juga membantu CIA dalam [CIA] ketimbang
penyusunan rencana penangkapan Guevara.[209] Che Guevara
karena ia
Pada tanggal 7 Oktober 1967, seorang informan memberitahukan memiliki
lokasi perkemahan Guevara di jurang Yuro kepada Pasukan Khusus kapasitas dan
Bolivia.[210] Pada pagi hari tanggal 8 Oktober, mereka mengepung karisma yang
kawasan tersebut dengan dua batalion yang berjumlah 1.800 tentara diperlukan untuk
dan mereka pun bergerak ke jurang tersebut. Di tengah memimpin
berkecamuknya pertempuran, Guevara terluka dan ditangkap saat perjuangan
memimpin sebuah detasemen bersama dengan Simeón Cuba Sarabia. melawan
Penulis biografi Che, Jon Lee Anderson, melaporkan catatan dari penindasan
seorang sersan Bolivia yang bernama Bernardino Huanca: bahwa politik dari
saat Rangers Bolivia mendekati Guevara, Guevara telah tertembak hierarki
dua kali, dan pistolnya sudah tidak berguna lagi, sehingga ia tradisional di
menjatuhkan senjatanya sebagai tanda menyerah dan berteriak negara-negara
kepada para pasukan: "Jangan tembak! Aku adalah Che Guevara dan Amerika Latin.
aku lebih berharga bagi kalian dalam keadaan hidup daripada
mati."[211]
— Philip Agee, agen CIA
Guevara diikat dan dibawa ke sebuah bangunan sekolahan yang pada tahun 1957–1968,
terbuat dari lumpur dan bobrok di dekat desa La Higuera pada sore kemudian berbalik menjadi
hari tanggal 8 Oktober. Guevara menolak untuk diinterogasi oleh para berpihak kepada Kuba[207]
perwira Bolivia dan hanya berbicara dengan suara yang pelan kepada
para tentara Bolivia. Salah satu tentara Bolivia tersebut, yaitu
seorang pilot helikopter bernama Jaime Nino de Guzman,
menyatakan bahwa Che tampak "dalam keadaan buruk". Menurut
Guzman, betis kanan Guevara tertembak, rambutnya kusut dan
kotor, pakaiannya robek-robek, dan kakinya ditutupi dengan sarung
kulit. Meskipun berpenampilan lesu, ia menyatakan bahwa "Che
menegakkan kepalanya, melihat orang langsung di matanya, dan
hanya meminta rokok." De Guzman menyatakan bahwa ia "merasa
kasihan" dan memberikannya sekantong kecil tembakau untuk
pipanya, dan Guevara kemudian tersenyum dan berterima kasih
kepadanya.[212] Setelah itu, pada malam tanggal 8 Oktober,
Guevara dengan tangan yang terikat berhasil menendang seorang
perwira Bolivia yang bernama Kapten Espinosa setelah perwira
tersebut mencoba mengambil pipa Guevara dari mulutnya sebagai
cendera mata.[213] Guevara juga pernah meludahi wajah
Laksamana Muda Bolivia Ugarteche, yang berusaha
menginterogasi Guevara beberapa jam sebelum Guevara dihukum
Monumen Guevara di La Higuera.
mati.[213]

Pada pagi berikutnya tanggal 9 Oktober, Guevara meminta


dipertemukan dengan seorang guru wanita berusia 22 tahun di desa
tersebut yang bernama Julia Cortez. Cortez kemudian menyatakan
bahwa ia menganggap Guevara sebagai seorang "pria yang tampak
ramah dengan pandangan sekilas yang lembut dan ironis", dan saat
mereka saling berbicara ia "tak dapat menatap matanya" karena
"tatapannya tak tertahankan, menusuk, dan begitu tenang".[213]
Selama perbincangan mereka yang singkat, Guevara membahas
soal kondisi sekolah yang buruk, dan ia mengatakan bahwa itikad
untuk mendidik para pelajar dari golongan campesino di dalam
sebuah bangunan dengan kondisi seperti itu merupakan hal yang
"anti-pedagogi", sementara "para pejabat pemerintah
mengemudikan mobil-mobil Mercedes", sehingga Guevara
menegaskan bahwa "Hal itulah yang berusaha kami lawan".[213] Lokasi Vallegrande di Bolivia.

Pada hari yang sama, Presiden Bolivia René Barrientos


memerintahkan agar Guevara dibunuh. Perintah tersebut dikirimkan oleh Félix Rodríguez kepada satuan
yang menahan Guevara, meskipun pemerintah Amerika Serikat sebelumnya sudah meminta agar Guevara
dibawa ke Panama untuk diinterogasi lebih lanjut.[214] Orang yang mengajukan diri sebagai sukarelawan
untuk menghabisi nyawa Guevara adalah Mario Terán, seorang sersan alkoholik berusia 27 tahun di
angkatan darat Bolivia. Alasannya adalah untuk membalas kematian tiga temannya dari Kompi B beberapa
hari sebelumnya selama pertempuran melawan kelompok gerilyawan Guevara.[7] Agar luka tembaknya
sesuai dengan cerita yang telah dirangkai oleh pemerintah Bolivia untuk diumumkan kepada khalayak luas,
Félix Rodríguez memerintahkan agar Terán tidak menembak kepala Guevara, tetapi ia harus mencoba
membuat seolah-olah Guevara gugur dalam pertempuran.[215] Gary Prado, seorang kapten yang memimpin
kompi yang berhasil menangkap Guevara, menyatakan bahwa alasan Barrientos memerintahkan
penghukuman mati Guevara adalah agar Guevara tidak dapat lari dari penjara, dan juga karena proses
pengadilan dirasa akan menimbulkan drama yang dapat merugikan pemerintah.[216]

Tiga puluh menit sebelum Guevara dibunuh, Félix Rodríguez berupaya untuk mencari tahu letak para
gerilyawan lainnya yang masih buron, tetapi Guevara tetap bergeming. Rodríguez, yang dibantu oleh
beberapa tentara Bolivia, membantu mengangkat Guevara dan membawanya ke luar gubuk untuk
mengaraknya di hadapan para tentara Bolivia lainnya. Mereka lalu berfoto dan salah seorang tentara
mengabadikan sebuah foto Rodríguez dan tentara-tentara lainnya yang berdiri di sebelah Guevara. Sesudah
itu, Rodríguez memberitahu kepada Guevara bahwa ia akan dihukum mati. Tidak lama sesudahnya,
Guevara ditanyai oleh salah satu tentara Bolivia yang menjaganya tentang apakah ia memikirkan tentang
keabadiannya. "Tidak," jawabnya, "Aku berpikir tentang keabadian revolusi."[217] Beberapa menit
kemudian, Sersan Terán masuk ke dalam gubuk tersebut untuk menembaknya, dan Guevara dikabarkan
berdiri dan berkata: "Aku tahu kau datang untuk membunuhku. Tembak, pengecut! Kau hanya akan
membunuh satu orang." Terán sempat ragu, dan kemudian mengarahkan pistol karbin M2 miliknya[218]
dan menembakkannya. Tembakan tersebut mengenai Guevara di bagian lengan dan tungkainya.[219]
Kemudian, saat Guevara menggeliat kesakitan (dan tampaknya ia menggigit salah satu pergelangan
tangannya agar tidak menjerit kesakitan), Terán menembak lagi, dan tembakan ini mengakibatkan luka fatal
di dadanya. Guevara dinyatakan tewas pada pukul 13.10 waktu setempat menurut Rodríguez.[219] Secara
keseluruhan, Guevara ditembak sembilan kali oleh Terán, termasuk lima tembakan di tungkainya, satu di
pundak dan lengan kanannya, dan satu di dada dan tenggorokannya.[213]

Berbulan-bulan sebelumnya, selama deklarasi publik terakhirnya di Konferensi Tiga Benua,[173] Guevara
sudah menulis orasi pemakamannya sendiri: "Di manapun kematian dapat mengejutkan kita, mari kita
sambut, asalkan seruan perjuangan kita mungkin telah didengar oleh beberapa telinga yang mau mendengar
dan tangan lain dapat diulurkan untuk memegang senjata kita."[220]

Pasca-eksekusi dan peringatan


Setelah dihukum mati, jenazah Guevara diangkut ke dalam sebuah helikopter dan diterbangkan ke
Vallegrande. Di situ foto-foto jenazah Che diabadikan di dalam binatu Nuestra Señora de Malta.[221]
Beberapa saksi mata dipanggil untuk memastikan identitasnya, salah satunya adalah jurnalis Inggris
Richard Gott, satu-satunya saksi mata di dalam ruangan tersebut yang pernah bertemu Guevara saat ia
masih hidup. Jenazahnya diperlihatkan kepada umum, dan ratusan warga setempat lalu berjalan melewati
jenazahnya. Banyak yang menganggap jenazah Guevara memiliki wajah yang "mirip Kristus", dan
beberapa orang bahkan diam-diam memotong rambutnya karena dianggap sebagai pusaka ilahi.[222]
Perbandingan semacam itu juga dibuat oleh kritikus seni Inggris John Berger dua minggu kemudian saat
sedang melihat foto-foto post-mortem Guevara; foto-foto tersebut mengingatkannya kepada dua lukisan
terkenal, yaitu Pelajaran Anatomi Dr. Nicolaes Tulp karya Rembrandt dan Peratapan Jenazah Yesus karya
Andrea Mantegna.[223] Sementara itu, terdapat empat koresponden yang hadir saat jenazah Guevara
didatangkan ke Vallegrande, termasuk Björn Kumm dari harian Swedia, Aftonbladet, yang melaporkan
momen tersebut pada tanggal 11 November 1967 khusus untuk The New Republic.[224]
Sebuah memorandum tertanggal 11 Oktober 1967 yang ditujukan
kepada Presiden Amerika Serikat Lyndon B. Johnson dari
Penasihat Keamanan Nasional-nya, Walt Whitman Rostow,
menyebut keputusan untuk membunuh Guevara sebagai keputusan
yang "bodoh", tetapi "dapat dipahami dari sudut pandang
Bolivia".[225] Sementara itu, Rodríguez telah mengambil beberapa
barang pribadi Guevara, termasuk sebuah arloji yang kemudian ia
kenakan selama bertahun-tahun dan sering kali dipamerkan kepada
Pada tanggal 10 Oktober 1967, satu para wartawan.[226] Setelah dokter militer mengamputasi tangan
hari setelah Guevara dihukum mati, Guevara, para perwira militer Bolivia memindahkan jasad Guevara
jenazahnya diperlihatkan kepada ke sebuah tempat rahasia dan menolak
memberitahu apakah
pers dunia di binatu rumah sakit jasadnya sudah dikuburkan atau dikremasi. Kedua tangannya
Vallegrande. (foto karya Freddy dikirim ke Buenos Aires untuk proses identifikasi sidik jari. Kedua
Alborta) tangan Guevara lalu dikirim ke Kuba.[227]
         Wajah     Sepatu
Pada tanggal 15 Oktober,
Fidel Castro secara terbuka
mengakui bahwa Guevara telah wafat dan memproklamirkan masa
berkabung selama tiga hari di seluruh Kuba.[228] Kemudian, pada
tanggal 18 Oktober, Castro membahas tentang sifat Guevara
sebagai seorang revolusioner di hadapan satu juta orang yang
berkabung di Plaza de la Revolución, Havana.[229] Fidel Castro
menutup pidatonya dengan berkata:

Plaza de la Revolución, di Havana,


Jika kita ingin mengungkapkan apa yang kita Kuba. Di samping gedung
harapkan dari generasi mendatang, kita harus berkata:
Kementerian Dalam Negeri yang
Biarkan mereka menjadi seperti Che! Jika kita ingin pernah menjadi tempat kerja
mengatakan bagaimana kita ingin anak-anak kita Guevara, terdapat struktur besi
dididik, kita harus berkata tanpa keraguan: Kita ingin setinggi lima lantai yang
mereka dididik dengan semangat Che! Jika kita menggambarkan wajahnya. Di bawah
menginginkan teladan seorang manusia, yang bukan gambarnya terdapat semboyan
tergolong ke dalam masa kini tetapi untuk masa Guevara dalam bahasa Spanyol:
mendatang, aku berkata dari lubuk hatiku yang "Hasta la Victoria Siempre" (Terus
terdalam bahwa teladan semacam itu, tanpa cela Hingga Menang).
sedikitpun pada perilakunya, tanpa cela sedikitpun
pada tindakannya, adalah Che![230]

Barang-barang Guevara lain yang disita meliputi buku harian berisi 30.000 kata, sebuah kumpulan puisi
pribadinya, dan sebuah cerita pendek yang ia karang tentang seorang gerilyawan komunis muda yang
belajar bagaimana melawan rasa takut.[231] Buku hariannya mendokumentasikan peristiwa-peristiwa yang
terjadi selama kampanye gerilya di Bolivia,[232] dengan entri pertama pada tanggal 7 November 1966, tak
lama setelah ia tiba di sebuah peternakan di Ñancahuazú, dan yang terakhir tertanggal 7 Oktober 1967,
sehari sebelum penangkapannya. Buku harian tersebut mengisahkan bagaimana para gerilyawan terpaksa
memulai operasi secara dini karena keberadaan mereka telah diketahui oleh Angkatan Darat Bolivia,
sehingga menjelaskan keputusan Guevara untuk membagi pasukannya menjadi dua satuan yang kemudian
terpencar. Buku harian tersebut juga mencatat perpecahan antara Guevara dengan Partai Komunis Bolivia
yang membuat Guevara memiliki pasukan yang jumlahnya jauh lebih sedikit daripada yang diharapkan.
Selain itu, buku harian ini menunjukkan bahwa Guevara mengalami kesulitan dalam merekrut penduduk
setempat, salah satunya karena kelompok gerilyanya telah mempelajari bahasa Quechua dan tak menyadari
bahwa bahasa yang dituturkan di daerah operasi mereka sebenarnya adalah bahasa Tupí–Guaraní.[233]
Menjelang akhir kampanye, Guevara menjadi semakin sakit. Ia mengidap asma yang terus memburuk, dan
sebagian besar serangan terakhirnya dilakukan dalam upaya untuk mencari obat-obatan.[234] Buku harian
Guevara di Bolivia dengan segera diterjemahkan dan disebarkan oleh majalah Ramparts dan diedarkan ke
seluruh dunia.[235]

Intelektual Prancis Régis Debray, yang ditangkap pada April 1967 bersama dengan Guevara di Bolivia,
bersedia untuk diwawancara di penjara pada Agustus 1968, dan di situ ia menjelaskan soal kondisi di balik
penangkapan Guevara. Debray, yang belum lama tinggal dengan kelompok gerilyawan Guevara, berkata
bahwa menurutnya mereka adalah "korban-korban hutan" dan kemudian "dimakan oleh hutan".[236]
Debray menjelaskan keadaan ketika pasukan Guevara mengalami gizi buruk, kekurangan air, tidak
memiliki sepatu, dan hanya mempunyai enam selimut untuk 22 orang. Debray menjelaskan bahwa
Guevara dan yang lainnya terserang sebuah "penyakit" yang menyebabkan tangan dan kaki mereka
membengkak seperti "gumpalan daging" sehingga jari-jari di tangan mereka tak dapat lagi dikenali.
Walaupun begitu, Debray merasa bahwa Guevara tetap "optimis dengan masa depan Amerika Latin", dan
menyatakan bahwa Guevara "siap mati karena ia tahu bahwa kematiannya akan menjadi semacam
kelahiran kembali", terutama mengingat bahwa Guevara menganggap kematian "sebagai janji kelahiran
kembali" dan "ritual pembaharuan".[236]

Untuk hal-hal tertentu, keyakinan Guevara tentang kebangkitan secara metaforis pada akhirnya menjadi
kenyataan. Saat gambar-gambar jenazah Guevara beredar dan latar belakang kematiannya diperdebatkan,
legenda Che mulai tersebar. Demonstrasi yang menentang "pembunuhan"nya diadakan di berbagai belahan
dunia, dan artikel-artikel dan puisi-puisi mengenai kehidupan dan kematiannya pun dirangkai.[237] Pawai-
pawai dukungan terhadap Guevara diadakan dari "Meksiko sampai Santiago, Aljazair sampai Angola, dan
Kairo sampai Kalkuta".[238] Penduduk Budapest dan Praha menyalakan lilin-lilin untuk menghormati
kepergian Guevara, dan gambar Che yang sedang tersenyum muncul di London dan Paris.[239] Beberapa
bulan kemudian, kerusuhan terjadi di Berlin, Prancis, dan Chicago, dan ketika hal tersebut turut menyebar
ke kampus-kampus Amerika, pria dan wanita muda mengenakan baju Che Guevara dan membawa
gambar-gambarnya. Menurut pandangan sejarawan militer Erik Durschmied, selama puncak protes pada
tahun 1968, "Che Guevara tidaklah mati. Ia sungguh sangat hidup."[240]

Pengembalian jenazah
Artikel utama: Mausoleum Che Guevara

Pada akhir tahun 1995, purnawirawan jenderal Bolivia, Mario


Vargas, memberitahukan kepada Jon Lee Anderson, penulis buku
Che Guevara: A Revolutionary Life, bahwa jenazah Guevara
disemayamkan di dekat landasan udara Vallegrande. Setelah itu,
jenazah Guevara dicari oleh tim multinasional selama lebih dari
setahun. Pada Juli 1997, tim geolog Kuba dan antropolog forensik
Argentina menemukan sisa-sisa dari tujuh jenazah di dalam dua
kuburan massal, termasuk satu pria dengan tangan yang diamputasi
Monumen dan Mausoleum Che
Guevara di Santa Clara, Kuba
(seperti Guevara). Pejabat pemerintahan Bolivia dengan
Kementerian Dalam Negeri kemudian mengidentifikasikan jenazah
tersebut sebagai jenazah Guevara setelah diketahui bahwa gigi
yang ditemukan cocok dengan cetakan plaster gigi yang dibuat di Kuba sebelum Guevara berangkat ke
Kongo. Penemuan yang benar-benar memastikan bahwa jenazah itu adalah jenazah Guevara muncul ketika
seorang antropolog forensik Argentina yang bernama Alejandro Inchaurregui meneliti saku yang
tersembunyi di sebuah jaket biru yang ditemukan di sebelah jenazah tak bertangan, dan di situ ia
menemukan sekantong kecil tembakau untuk dihisap di pipa. Nino de Guzman, seorang pilot helikopter
Bolivia yang telah memberikan sekantong kecil tembakau kepada Che, kemudian menyatakan bahwa ia
pada mulanya "sangat ragu" dan "mengira bahwa orang-orang Kuba hanya akan menemui tulang-tulang
lama dan menyebutnya tulang Che", tetapi "setelah mendengar tentang kantong tembakau, saya tidak lagi
meragukannya."[212] Pada tanggal 17 Oktober 1997, jenazah Guevara bersama dengan enam jenazah
rekannya disemayamkan dengan penghormatan militer di sebuah mausoleum yang dibangun khusus di kota
Santa Clara, Kuba, yang merupakan kota yang penting selama Revolusi Kuba karena di situ ia berhasil
memperoleh kemenangan yang gemilang.[241]

Tinggalan sejarah
Artikel utama: Tinggalan sejarah Che Guevara dan Che Guevara dalam budaya populer

Kehidupan dan tinggalan sejarah Guevara masih diperdebatkan.


Che telah digambarkan sebagai seseorang yang "mampu
memegang pena dan senapan mesin ringan dengan kemampuan
yang setara", sementara Che sendiri mengatakan bahwa "ambisi
seorang revolusioner yang paling penting adalah membebaskan
manusia dari alienasinya".[242][243] Namun, pada akhirnya Che
sendiri menjadi figur yang dihantui oleh paradoks. Che adalah
seorang humanis sekuler dan praktisi kedokteran yang tak segan
menembak musuh-musuhnya, seorang internasionalis yang Gambar wajah Guevara di sebuah
mendukung penggunaan kekerasan untuk mewujudkan utopia bendera dengan tulisan "El Che
Vive!" (Che Masih Hidup!)
barang kolektif, seorang intelektual idealistik yang menyukai
kesusasteraan namun menolak mengizinkan pandangan-pandangan
yang berbeda, seorang pemberontak Marxis anti-imperialis yang
siap untuk melakukan aksi-aksi radikal untuk mewujudkan sebuah dunia
yang terbebas dari kemiskinan walaupun harus mengakibatkan kehancuran,
serta seorang anti-kapitalis dengan gambar wajah yang telah
dikomodifikasi. Sejarah Che juga masih terus ditulis ulang.[244][245]
Sosiolog Michael Löwy berpendapat bahwa berbagai aspek dalam
kehidupan Guevara (seperti dokter dan ekonom, revolusioner dan bankir,
pakar teori militer dan duta besar, pemikir besar dan agitator politik)
menghiasi kebangkitan "mitos Che", sehingga ia dapat digambarkan dalam
berbagai macam metanarasi sebagai "Robin Hood Merah, Don Quixote
komunis, Garibaldi baru, Saint Just Marxis, Cid Campeador dari yang
terkutuk di Bumi, Sir Galahad dari para pengemis  ... dan iblis Bolshevik
yang menghantui mimpi-mimpi orang kaya, yang menyalakan bara Pembakaran sebuah karya
perlawanan di seluruh dunia". [242] dengan wajah Che, seusai
kudeta 1973 yang
Maka dari itu, terdapat beberapa tokoh terkenal yang menganggap Guevara mengantarkan rezim
sebagai tokoh besar, sebut saja Nelson Mandela yang menganggapnya Pinochet ke tampuk
sebagai "inspirasi bagi setiap manusia yang mencintai kebebasan",[207] kekuasaan di Chili
atau Jean-Paul Sartre yang berkata bahwa Che "tak hanya seorang
intelektual, tetapi juga seorang manusia paling utuh pada masa ini".[246]
Tokoh-tokoh lainnya yang mengungkapkan rasa kagum mereka meliputi penulis Graham Greene, yang
menyatakan bahwa Guevara "melambangkan gagasan keberanian, keksatriaan, dan petualangan",[247]
serta Susan Sontag, yang merasa bahwa yang diperjuangkan oleh Che adalah "kemanusiaan itu
sendiri."[248] Dalam komunitas Pan-Afrika, filsuf Frantz Fanon menyatakan bahwa Guevara telah menjadi
simbol dunia sehubungan dengan "potensi seorang manusia",[249] sementara pemimpin gerakan Black
Power yang bernama Stokely Carmichael merasa bahwa "Che Guevara tidak mati, gagasan-gagasannya
hadir bersama kita."[250] Pujian-pujian telah disampaikan dari berbagai spektrum politik, dan pakar teori
libertarian Murray Rothbard menyebut Guevara sebagai "tokoh berkepahlawanan" yang merupakan
"penjelmaan prinsip revolusi, lebih dari orang-orang lain pada kala ini atau bahkan pada abad ini",[251]
sementara jurnalis Christopher Hitchens menyatakan bahwa
"kematian [Che] sangat berarti bagiku dan banyak sekali orang
sepertiku, ia adalah seorang teladan, walaupun merupakan teladan
yang tidak mungkin bagi kami kaum romantik borjuis sehubungan
dengan sejauh mana ia berbuat dan melakukan yang sepatutnya
dilakukan seorang revolusioner: berjuang dan mati demi
kepercayaannya."[252]

Di sisi lain, Jacobo Machover, seorang penulis dari kelompok


oposisi di pengasingan, menganggap Guevara sebagai seorang
algojo yang tak berperasaan.[253] Mantan tahanan Kuba di Penulis Michael Casey membahas
pengasingan juga mengungkapkan pendapat serupa, salah satunya bagaimana gambar Che telah
adalah Armando Valladares, yang menyebut Guevara sebagai menjadi sebuah logo yang sangat
"seorang pria yang penuh kebencian" yang menghukum mati terkenal seperti halnya logo Nike
puluhan orang tanpa melalui proses pengadilan, [254] dan Carlos atau McDonald's.[174]
Alberto Montaner, yang menyatakan bahwa Guevara memiliki
"mental Robespierre" yang memandang tindakan kekejaman
terhadap para musuh revolusi sebagai sebuah kebajikan.[255] Álvaro Vargas Llosa dari The Independent
Institute menyimpulkan bahwa para pengikut Guevara "membohongi diri mereka sendiri dengan berpegang
teguh kepada sebuah mitos", dan ia menyebut Guevara sebagai seorang "Puritan Marxis" yang
menggunakan kekuasaan untuk menindas para pembangkang, dan pada saat yang sama juga bertindak
sebagai "mesin pembunuh berdarah dingin".[154] Selain itu, Llosa menuduh "watak fanatik" Guevara
sebagai penyebab "Sovietisasi" revolusi Kuba, dan Llosa menduga bahwa Guevara telah "menundukkan
kenyataan pada kesalehan ideologis yang buta".[154] Di tingkatan makro, seorang peneliti dari Hoover
Institution, William Ratliff, menganggap Guevara sebagai hasil ciptaan lingkungan sejarahnya; ia menyebut
Guevara sebagai orang yang "tak kenal takut" dan merupakan "figur seperti Mesias yang berkemauan
keras" yang menjadi produk budaya Latin yang menyukai martir dan cenderung membuat orang "mencari
dan mengikuti pembuat mukjizat yang paternalistik".[256] Ratliff kemudian berspekulasi bahwa kondisi
ekonomi di kawasan tersebut cocok dengan komitmen Guevara untuk "menegakkan keadilan bagi orang
tertindas dengan menghancurkan tirani-tirani yang telah berkuasa selama berabad-abad"; ia menyebut
Amerika Latin sebagai kawasan yang dihantui oleh apa yang Moisés Naím sebut sebagai "keganasan
legendaris" berupa kesenjangan, kemiskinan, politik disfungsional, dan lembaga-lembaga gagal.[256]

Sementara itu, sejarawan Inggris Hugh Thomas berpendapat bahwa Guevara adalah seorang pria yang
"pemberani, jujur, dan memiliki tekad, yang juga keras kepala, berpikiran sempit, dan dogmatik".[257]
Menurut Thomas, menjelang akhir hayatnya Guevara "tampaknya sangat yakin dengan kebajikan dari
tindakan kekerasan", sementara "pengaruhnya terhadap Castro, baik atau buruk", menguat setelah
kematiannya, karena Fidel turut meyakini berbagai pandangan Che.[257] Hal serupa juga diutarakan
sosiolog Kuba-Amerika Samuel Farber yang menganggap Che Guevara sebagai "seorang revolusioner
yang jujur dan berkomitmen", tetapi juga mengkritik fakta bahwa "ia tidak pernah menganut sosialisme
dalam artiannya yang paling demokratik".[258] Walaupun begitu, Guevara masih menjadi pahlawan
nasional di Kuba, gambarnya menghiasi uang kertas 3 peso, dan anak-anak sekolahan setiap pagi berkata
"Kami akan menjadi seperti Che."[259][260] Di negara asalnya, Argentina, berbagai institusi SMA dinamai
darinya,[261] sejumlah museum tentang dirinya dibuka untuk umum, dan patung Che Guevara setinggi 3,7
m yang terbuat dari perunggu didirikan di kota kelahirannya, Rosario, pada tahun 2008.[262] Guevara
bahkan telah dianggap sebagai orang suci oleh beberapa petani campesino Bolivia[263] dengan julukan
"Santo Ernesto", dan mereka berdoa kepadanya untuk memohon bantuan.[264] Namun, Guevara masih
dibenci oleh orang-orang Kuba di pengasingan dan komunitas orang Kuba di Amerika Serikat, yang
menganggapnya sebagai "penjagal dari La Cabaña".[265] Walaupun kiprah Che telah menuai pujian
maupun cacian, gambar wajah Che yang dibuat pada tahun 1968 oleh seorang seniman Irlandia yang
bernama Jim Fitzpatrick menjadi gambar yang sangat dikomersialisasi[266] dan dapat ditemui dalam
berbagai macam barang, seperti kemeja, topi, poster, tato, atau bahkan bikini,[267] sehingga malah
memperkuat budaya konsumen yang dibenci oleh Guevara. Meskipun begitu, ia tetap menjadi simbol
pemberontakan pemuda.[268]

Penghormatan

Guevara meraih beberapa penghargaan kehormatan negara pada masa hidupnya.

1960: Salib Agung Ksatria dalam Ordo Singa Putih.[269]


1961: Salib Agung Ksatria dalam Ordo Salib Selatan.[270]

Catatan kaki
1. Sinclair, Andrew Annandale. "Che Guevara". Encyclopædia Britannica Online. Diakses
tanggal 4 Oktober 2018.
2. Partido Unido de la Revolución Socialista de Cuba, a.k.a. PURSC.
3. Casey 2009, hlm. 128.
4. On Revolutionary Medicine (https://www.marxists.org/archive/guevara/1960/08/19.htm)
Speech oleh Che Guevara kepada Milisi Kuba pada tanggal 19 Agustus 1960. "Because of
the circumstances in which I traveled, first as a student and later as a doctor, I came into
close contact with poverty, hunger and disease; with the inability to treat a child because of
lack of money; with the stupefaction provoked by the continual hunger and punishment, to
the point that a father can accept the loss of a son as an unimportant accident, as occurs
often in the downtrodden classes of our American homeland. And I began to realize at that
time that there were things that were almost as important to me as becoming a famous or
making a significant contribution to medical science: I wanted to help those people."
5. Beaubien, NPR Audio Report, 2009, 00:09–00:13.
6. "Castro's Brain", 1960.
7. Taibo 1999, hlm. 267.
8. Kellner 1989, hlm. 69–70.
9. Anderson 1997, hlm. 526–530.
10. "On Development" (https://www.marxists.org/archive/guevara/1964/03/25.htm), pidato Che
Guevara di sesi pleno United Nations Conference on Trade and Development di Jenewa,
Swiss, 25 Maret 1964. "The inflow of capital from the developed countries is the prerequisite
for the establishment of economic dependence. This inflow takes various forms: loans
granted on onerous terms; investments that place a given country in the power of the
investors; almost total technological subordination of the dependent country to the
developed country; control of a country's foreign trade by the big international monopolies;
and in extreme cases, the use of force as an economic weapon in support of the other forms
of exploitation."
11. At the Afro-Asian Conference in Algeria (https://www.marxists.org/archive/guevara/1965/02/2
4.htm), pidato Che Guevara di Seminar Ekonomi Kedua Konferensi Asia-Afrika di Aljir,
Aljazair, pada tanggal 24 Februari 1965. "The struggle against imperialism, for liberation
from colonial or neocolonial shackles, which is being carried out by means of political
weapons, arms, or a combination of the two, is not separate from the struggle against
backwardness and poverty. Both are stages on the same road leading toward the creation of
a new society of justice and plenty. ... Ever since monopoly capital took over the world, it has
kept the greater part of humanity in poverty, dividing all the profits among the group of the
most powerful countries. The standard of living in those countries is based on the extreme
poverty of our countries. To raise the living standards of the underdeveloped nations,
therefore, we must fight against imperialism. ... The practice of proletarian internationalism is
not only a duty for the peoples struggling for a better future, it is also an inescapable
necessity."
12. Ryan 1998, hlm. 4.
13. Catatan kaki untuk Socialism and man in Cuba (https://www.marxists.org/archive/guevara/19
65/03/man-socialism.htm) (1965): "Che argued that the full liberation of humankind is
reached when work becomes a social duty carried out with complete satisfaction and
sustained by a value system that contributes to the realization of conscious action in
performing tasks. This could only be achieved by systematic education, acquired by passing
through various stages in which collective action is increased. Che recognized that this
would be difficult and would take time. In his desire to speed up this process, however, he
developed methods of mobilizing people, bringing together their collective and individual
interests. Among the most significant of these instruments were moral and material
incentives, while deepening consciousness as a way of developing toward socialism. See
Che's speeches: Homage to Emulation Prize Winners (1962) and A New Attitude to Work
(1964)."
14. Dorfman 1999.
15. Maryland Institute of Art, referenced at BBC News 26 Mei 2001.
16. Nama akhir Che Guevara berasal dari bentuk Kastilianisasi dari Basque Gebara, sebuah
nama tempat dari provinsi Álava, sementara neneknya, Ana Lynch, adalah keturunan dari
Patrick Lynch, yang beemigrasi dari County Galway, Irlandia pada 1740an.
17. Guevara Lynch 2007, hlm. i. "The father of Che Guevara, Ernesto Guevara Lynch was born
in Argentina in 1900 of Irish and Basque origin."
18. The Origins of Guevara's Name (http://www.euskalnet.net/laviana/gen_bascas/guevaraelch
e.html) - ditulis dengan bahasa Spanyol
19. Dalam bahasa Spanyol, seseorang mendapatkan nama belakang ayah dan ibunya, dengan
urutan nama belakang ayah dan lalu ibu. Ada juga yang hanya diberikan marga ayahnya.
Untuk Guevara, banyak orang berdarah Irlandia yang menambahkan nama belakang
"Lynch" untuk menegaskan bahwa ia memiliki ikatan dengan Irlandia. Yang lainnya akan
menambahkan "de la Serna" untuk menghormati ibu Guevara.
20. Lavretsky 1976.
21. Kellner 1989, hlm. 23.
22. Argentina: Che's Red Mother (http://www.time.com/time/printout/0,8816,872604,00.html)
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/20130826054445/http://www.time.com/time/printout/
0,8816,872604,00.html) 2013-08-26 di Wayback Machine. Time Magazine, 14 Juli 1961.
23. Anderson 1997, hlm. 22–23.
24. Sandison 1996, hlm. 8.
25. Kellner 1989, hlm. 24.
26. Argentine Rugby Inspired by Che Guevara (http://www.telegraph.co.uk/sport/columnists/bren
dangallagher/2322711/Argentine-rugby-inspired-by-Che-Guevara.html), Brendan Gallagher,
The Daily Telegraph, 5 Oktober 2007
27. Cain, Nick & Growden, Greg. "Chapter 21: Ten Peculiar Facts about Rugby" in Rugby Union
for Dummies (2nd Edition), John Wiley and Sons; ISBN 978-0-470-03537-5, hlm. 293.
28. Anderson 1997, hlm. 28.
29. Hart 2004, hlm. 98.
30. Haney 2005, hlm. 164.
31. (Anderson 1997, hlm. 37–38).
32. Sandison 1996, hlm. 10.
33. Kellner 1989, hlm. 26.
34. Ratner 1997, hlm. 25.
35. Anderson 1997, hlm. 64.
36. Anderson 1997, hlm. 59–64.
37. Anderson 1997, hlm. 83.
38. Anderson 1997, p. 89.
39. Anderson 1997, hlm. 75–76.
40. Kellner 1989, hlm. 27.
41. NYT bestseller list: #38 Paperback Nonfiction on 2005-02-20 (https://www.nytimes.com/200
5/02/20/books/bestseller/0220bestpapernonfiction.html), #9 Nonfiction on 2004-10-07 (http
s://query.nytimes.com/gst/fullpage.html?res=9D03E5D6123DF934A35752C1A9629C8B63&
scp=5&sq=motorcycle+diaries+Ernesto+%28Che%29+Guevara&st=nyt) and on more
occasions.
42. Che Guevara spent time in Miami (http://miamiherald.typepad.com/cuban_colada/2008/07/c
he-guevara-spe.html) Diarsipkan (https://archive.is/20130204225416/http://miamiherald.type
pad.com/cuban_colada/2008/07/che-guevara-spe.html) 2013-02-04 di Archive.is oleh
Alfonso Chardy, The Miami Herald 8 Juli 2008
43. Anderson 1997, hlm. 98.
44. Anderson 1997, hlm. 126.
45. Taibo 1999, hlm. 31.
46. Kellner 1989, hlm. 31.
47. Guevara Lynch 2000, hlm. 26.
48. Ignacio 2007, hlm. 172.
49. Anderson, Jon (2010). Che Guevara: A Revolutionary Life. New York, New York:
Grove/Atlantic, Inc. hlm. 139. ISBN 978-0-802-19725-2. Diakses tanggal 25 Juli 2015.
50. "Anderson (2010)", hlm. 126
51. "Poetry of Che is presented with great success in Guatemala" (dalam bahasa Inggris). Cuba
Headlines. 26 November 2007. Diakses tanggal 26 Maret 2017.
52. Immerman 1982, hlm. 155–160.
53. Immerman 1982, hlm. 161-163.
54. Gleijeses 1991, hlm. 345–349.
55. Gleijeses 1991, hlm. 354–357.
56. Immerman 1982, hlm. 198–201.
57. Cullather 2006, hlm. 113.
58. Gleijeses 1991, hlm. 382.
59. Kellner 1989, hlm. 32.
60. Taibo 1999, hlm. 39.
61. Che Guevara 1960–67 oleh Frank E. Smitha (http://www.fsmitha.com/h2/ch24x.html).
62. Sinclair, Andrew (1970). Che Guevara. The Viking Press. hlm. 12.
63. Manzanos, Rosario (8 Oktober 2012). "Documental sobre el Che Guevara, doctor en
México". Proceso (dalam bahasa spanish). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-16.
Diakses tanggal 1 Juli 2016.
64. "BIOGRAFIA DE ERNESTO CHE GUEVARA Fundación Che Guevara, FUNCHE" (PDF)
(dalam bahasa spanish). educarchile.cl. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-08-17.
Diakses tanggal 1 Juli 2016.
65. "FIDEL Y HANK: PASAJES DE LA REVOLUCIÓN" (dalam bahasa spanish).
lagacetametropolitana.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-04. Diakses tanggal
1 Juli 2016.
66. Kellner 1989, hlm. 33.
67. Rebel Wife, A Review of My Life With Che: The Making of a Revolutionary by Hilda Gadea
(http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2008/10/09/AR2008100902413.htm
l), oleh Tom Gjelten, The Washington Post, 12 Oktober 2008.
68. Taibo 1999, hlm. 55.
69. Fidel and Che: A Revolutionary Friendship oleh Simon Reid-Henry (https://www.theguardia
n.com/books/interactive/2009/jan/09/fidel-castro-che-guevara-biography), The Guardian, 9
Januari 2009
70. Sandison 1996, hlm. 28.
71. Kellner 1989, hlm. 37.
72. Anderson 1997, hlm. 194.
73. Snow, Anita. "'My Life With Che' oleh Hilda Gadea (http://www.firstcoastnews.com/life/books/
news-article.aspx?storyid=116566&catid=256)". Associated Press di situs WJXX-TV. 16
Agustus 2008; diakses 23 Februari 2009.
74. Anderson 1997, hlm. 213.
75. Anderson 1997, hlm. 211.
76. Sandison 1996, hlm. 32.
77. DePalma 2006, hlm. 110–11.
78. Latin lessons: What can we Learn from the World's most Ambitious Literacy Campaign? (htt
p://www.independent.co.uk/news/world/americas/latin-lessons-what-can-we-learn-from-the-
worldrsquos-most-ambitious-literacy-campaign-2124433.html) oleh The Independent, 7
November 2010
79. Kellner 1989, hlm. 45.
80. Anderson 1997, hlm. 269–270.
81. Castañeda 1998, hlm. 105, 119.
82. Anderson 1997, hlm. 237–238, 269–270, 277–278.
83. Luther 2001, hlm. 97–99.
84. Anderson 1997, hlm. 237.
85. Sandison 1996, hlm. 35.
86. Cuba Remembers Che Guevara 40 Years after his Fall (http://www.ezilon.com/information/ar
ticle_18610.shtml) Diarsipkan (https://web.archive.org/web/20080213092006/http://www.ezil
on.com/information/article_18610.shtml) 2008-02-13 di Wayback Machine. oleh Rosa Tania
Valdes, Reuters, 8 Oktober 2007
87. Ignacio 2007, hlm. 177.
88. Ignacio 2007, hlm. 193.
89. Poster Boy of The Revolution (http://www.washingtonpost.com/wp-srv/style/longterm/books/r
eviews/companero.htm) oleh Saul Landau, The Washington Post, 19 Oktober 1997, hlm.
X01.
90. Moore, Don. "Revolution! Clandestine Radio and the Rise of Fidel Castro". Patepluma
Radio.
91. Kellner 1989, hlm. 42.
92. Bockman 1984.
93. Kellner 1989, hlm. 40.
94. Kellner 1989, hlm. 47.
95. Castro 1972, hlm. 439–442.
96. Dorschner 1980, hlm. 41–47, 81–87.
97. Sandison 1996, hlm. 39.
98. Kellner 1989, hlm. 48.
99. Kellner 1989, hlm. 13.
100. Kellner 1989, hlm. 51.
101. Castañeda, hlm. 145–146.
102. Castañeda, hlm. 146.
103. Anderson 1997, hlm. 397.
104. Anderson 1997, hlm. 400–401.
105. Anderson 1997, hlm. 424.
106. Castañeda, hlm. 159.
107. (Castañeda 1998, hlm. 264–265).
108. Skidmore 2008, hlm. 273.
109. Gómez Treto 1991, hlm. 115. "The Penal Law of the War of Independence (July 28, 1896)
was reinforced by Rule 1 of the Penal Regulations of the Rebel Army, approved in the Sierra
Maestra February 21, 1958, and published in the army's official bulletin (Ley penal de Cuba
en armas, 1959)" (Gómez Treto 1991, hlm. 123).
110. Gómez Treto 1991, hlm. 115–116.
111. Anderson 1997, hlm. 372, 425.
112. Anderson 1997, hlm. 376.
113. Kellner 1989, hlm. 52.
114. Niess 2007, hlm. 60.
115. Gómez Treto 1991, hlm. 116.
116. Anderson 1997, hlm. 388.
117. Rally For Castro: One Million Roar "Si" To Cuba Executions (https://www.youtube.com/watch
_popup?v=wUPqsh52QPc&vq=small) – Video oleh Universal-International News,
dinarasikan oleh Ed Herlihy, pada tanggal 22 Januari 1959
118. Power Kills (http://www.hawaii.edu/powerkills/SOD.TAB15.1B.GIF) R.J. Rummel
119. Niess 2007, hlm. 61.
120. Castañeda 1998, hlm. 143–144.
121. The Legacy of Che Guevara (http://www.pbs.org/newshour/updates/latin_america-july-dec97
-guevara_11-20/) – forum daring PBS dengan penulis Jon Lee Anderson, 20 November
1997
122. Berbagai sumber mengutip angka yang berbeda-beda sehubungan dengan jumlah orang
yang dihukum mati di yurisdiksi Guevara, dan perbedaan dari angka-angka tersebut
diakibatkan oleh isu mengenai kematian mana yang dapat dikaitkan secara langsung
dengan Guevara dan mana yang dapat dikaitkan dengan rezim Castro secara keseluruhan.
Anderson (1997) memberikan angka sebesar 55 untuk penjara La Cabaña (hlm. 387.), dan
pada saat yang sama juga menyatakan bahwa "ratusan orang secara resmi diadili dan
dihukum mati di seluruh Kuba" secara keseluruhan (hlm. 387). (Castañeda 1998)
memberikan catatan bahwa para sejarawan memiliki perbedaan pendapat terkait dengan
jumlah korban tewas, dan hasil berbagai penelitian berkisar antara 200 hingga 700 di
seluruh Kuba (hlm. 143), meskipun ia menyatakan bahwa "setelah tanggal tertentu,
kebanyakan hukuman mati dilakukan di luar yuridiksi Che" (hlm. 143). Jumlah tersebut
didukung oleh Free Society Project / Cuba Archive, yang memberikan angka 144
penghukuman mati yang diperintahkan oleh Guevara di seluruh Kuba selama tiga tahun
(1957–1959) dan 105 "korban" secara khusus di La Cabaña, yang menurut mereka
semuanya "dilakukan tanpa proses hukum yang semestinya". Sebagai catatan tambahan,
perbedaan perkiraan antara 55 sampai 105 orang yang dieksekusi di La Cabaña itu juga
berkaitan dengan pertanyaan mengenai apakah perlu mengikutsertakan contoh-contoh
ketika Guevara menolak banding atau menandatangani surat perintah kematian, dan lalu
penghukuman mati tersebut dijalankan saat ia sedang ke luar negeri dari tanggal 4 Juni
sampai 8 September, atau setelah ia tidak lagi menjadi komandan di benteng tersebut pada
tanggal 12 Juni 1959.
123. Anderson 1997, hlm. 375.
124. Kellner 1989, hlm. 54.
125. Kellner 1989, hlm. 57.
126. Kellner 1989, hlm. 58.
127. Anderson 1997, hlm. 423.
128. Ramadhian Fadillah (13 Juni 2012). "Soekarno soal cerutu Kuba, Che dan Castro" (dalam
bahasa Indonesian). Merdeka.com. Diakses tanggal 15 Juni 2013.
129. Anderson 1997, hlm. 431.
130. Taibo 1999, hlm. 300.
131. Che Guevara's Daughter Visits Bomb Memorial in Hiroshima (http://search.japantimes.co.jp/
print/nn20080516a3.html) oleh The Japan Times, 16 Mei 2008
132. Anderson 1997, hlm. 435.
133. Casey 2009, hlm. 25.
134. Casey 2009, hlm. 25–50.
135. Kellner 1989, hlm. 55.
136. Kellner 1989, hlm. 61.
137. Latin America's New Look at Che (http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/7034953.stm) oleh
Daniel Schweimler, BBC News, 9 Oktober 2007.
138. Anderson 1997, hlm. 449
139. Notes for the Study of the Ideology of the Cuban Revolution (https://www.marxists.org/archiv
e/guevara/1960/10/08.htm) oleh Che Guevara, diterbitkan di Verde Olivo, 8 Oktober 1960
140. Cuba: A Dissenting Report (http://www.unz.org/Pub/NewRepublic-1960sep12-00008), oleh
Samuel Shapiro, New Republic, 12 September 1960, hlm. 8-26, hlm. 21
141. Man and Socialism in Cuba (http://www.sadena.com/Books-Texts/Che%20Guevara%20-%2
0Man%20and%20Socialism%20in%20Cuba.pdf) oleh Che Guevara
142. Crompton 2009, hlm. 71.
143. Kellner 1989, hlm. 60.
144. Dumur 1964, sebuah wawancara video pada tahun 1964, ketika Che Guevara
menggunakan bahasa Prancis (dengan subjudul Inggris).
145. Hansing 2002, hlm. 41–42
146. "Sosialisme dan Manusia di Kuba" (https://www.marxists.org/archive/guevara/1965/03/man-
socialism.htm), sebuah surat kepada Carlos Quijano, penyunting Marcha, sebuah surat
kabar mingguan yang diterbitkan di Montevideo, Uruguay; diterbitkan dengan judul "Dari
Aljazair, untuk Marcha: Revolusi Kuba Saat Ini" oleh Che Guevara pada 12 Maret 1965.
147. Kellner 1989, hlm. 62.
148. Kellner 1989, hlm. 59.
149. PBS: Che Guevara, Popular but Ineffective (http://www.pbs.org/wgbh/amex/castro/peopleeve
nts/p_guevara.html).
150. Kellner 1989, hlm. 75.
151. "Latin America Report" (JPRS–LAM–84–037). Foreign Broadcast Information Service
(FBIS). 1984-03-23: 24. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-11-15. Diakses tanggal
2010-10-30.
152. Kellner 1989, hlm. 63.
153. Kellner 1989, hlm. 74.
154. Vargas Llosa 2005.
155. Anderson 1997, hlm. 507.
156. Anderson 1997, hlm. 509.
157. "Economics Cannot be Separated from Politics" (https://www.marxists.org/archive/guevara/1
961/08/08.htm) pidato Guevara di Punta del Este, Uruguay, pada tanggal 8 Agustus 1961.
158. Kellner 1989, hlm. 78.
159. Anderson 1997, hlm. 492.
160. Anderson 1997, hlm. 530.
161. Anderson 1997, hlm. 545.
162. Guevara 1997, hlm. 304
163. Kellner 1989, hlm. 73.
164. "Colonialism is Doomed" (https://www.marxists.org/archive/guevara/1964/12/11.htm), pidato
Che Guevara di hadapan Majelis Umum PBB ke-19 di New York City pada tanggal 11
Desember 1964.
165. Bazooka Fired at UN as Cuban Speaks (http://www.latinamericanstudies.org/belligerence/b
azooka.htm) oleh Homer Bigart, The New York Times, 12 Desember 1964, hlm. 1.
166. CBS Video (https://www.youtube.com/embed/CPCuzfDeUpc) Che Guevara yang sedang
diwawancara oleh Face the Nation pada tanggal 13 Desember 1964, (29:11)
167. Hart 2004, hlm. 271.
168. Anderson 1997, hlm. 618.
169. "Che Guevara: Father Of Revolution, Son Of Galway". Fantompowa.net. Diakses tanggal
31 Oktober 2010.
170. Gerry Adams Featured in New Che Guevara Documentary (http://www.irishcentral.com/new
s/Gerry-Adam-featured-in-new-Che-Guevara-documentary-57716202.html) oleh Kenneth
Haynes, Irish Central, 8 September 2009
171. Guevara 1969, hlm. 350.
172. Guevara 1969, hlm. 352–59.
173. Message to the Tricontinental (https://www.marxists.org/archive/guevara/1967/04/16.htm),
surat yang dikirim oleh Che Guevara dari perkemahannya di hutan di Bolivia, kepada
Organisasi Solidaritas Trikontinental di Havana, Kuba, pada musim semi tahun 1967.
174. Brand Che: Revolutionary as Marketer's Dream (https://www.nytimes.com/2009/04/21/books/
21kaku.html?pagewanted=all) oleh Michiko Kakutani, The New York Times, 20 April 2009
175. Ernesto 'Che' Guevara: A Rebel Against Soviet Political Economy (https://www.marxists.org/
subject/economy/authors/yaffeh/che-critic.htm) oleh Helen Yaffe (penulis Che Guevara: The
Economics of Revolution), 2006
176. Abrams 2010, hlm. 100
177. Abrams 2010, hlm. 103
178. Guevara 1965.
179. Ben Bella 1997.
180. Anderson 1997, hlm. 624.
181. Anderson 1997, hlm. 629.
182. Gálvez 1999, hlm. 62.
183. Gott 2004 hlm. 219.
184. Kellner 1989, hlm. 86.
185. DR Congo's Rebel-Turned-Brain Surgeon (http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/4522526.stm)
oleh Mark Doyle, BBC World Affairs', 13 Desember 2005.
186. BBC News 17 Januari 2001.
187. "The intercept operators knew that Dar-es-Salaam was serving as a communications center
for the fighters, receiving messages from Castro in Cuba and relaying them on to the
guerrillas deep in the bush." (Bamford 2002, hlm. 181)
188. Ireland's Own 2000.
189. Kellner 1989, hlm. 87.
190. From Cuba to Congo, Dream to Disaster for Che Guevara (https://www.theguardian.com/boo
ks/2000/aug/12/cuba.artsandhumanities) oleh The Guardian, 12 Agustus 2000
191. Guevara 2000, hlm. 1.
192. Castañeda 1998, hlm. 316.
193. Che Guevara's Central Bohemian Hideaway (http://www.radio.cz/en/article/129231), artikel
dan rekaman oleh Ian Willoughby, Český rozhlas, 27 Juni 2010
194. Guevara 2009, hlm. 167.
195. Mittleman 1981, hlm. 38.
196. Jacobson, Sid and Ernie Colón. Che: A Graphic Biography. Hill and Wang, 2009, hlm. 96–
97.
197. Jacobson, Sid and Ernie Colón. Che: A Graphic Biography. Hill and Wang, 2009, hlm. 98.
198. Selvage 1985.
199. Anderson 1997, hlm. 693.
200. Members of Che Guevara's Guerrilla Movement in Bolivia (http://www.latinamericanstudies.o
rg/che/bolivia-guerrillas.htm) oleh Latin American Studies Organization
201. Kellner 1989, hlm. 97.
202. US Army 1967 dan Ryan 1998, hlm. 82–102, inter alia. "US military personnel in Bolivia
never exceeded 53 advisers, including a sixteen-man Mobile Training Team (MTT) from the
8th Special Forces Group based at Fort Gulick, Panama Canal Zone" (Selvage 1985).
203. "Bidding for Che (http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,837605,00.html)
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/20130826055852/http://www.time.com/time/magazin
e/article/0,9171,837605,00.html) 2013-08-26 di Wayback Machine.", Time Magazine, 15
Desember 1967.
204. Guevara 1972.
205. Castañeda 1998, hlm. 107–112; 131–132.
206. Wright 2000, hlm. 86.
207. Guevara 2009, hlm. II.
208. Shadow Warrior: The CIA Hero of 100 Unknown Battles, Felix Rodriguez and John
Weisman, Simon & Schuster, Oktober 1989.
209. Barbie "Boasted of Hunting Down Che" (https://www.theguardian.com/uk/2007/dec/23/world.
secondworldwar) oleh David Smith, The Observer, 23 Desember 2007.
210. Green Beret Behind the Capture of Che Guevara (http://www.theage.com.au/world/green-ber
et-behind-the-capture-of-che-guevara-20100907-14zhp.html) oleh Richard Gott, The Age, 8
September 2010
211. Anderson 1997, hlm. 733.
212. "The Man Who Buried Che (http://www.fiu.edu/~fcf/cheremains111897.html)" oleh Juan O.
Tamayo, Miami Herald, 19 September 1997.
213. Ray, Michèle (Maret 1968). "In Cold Blood: The Execution of Che by the CIA". Ramparts
Magazine. Edward M. Keating. hlm. 21–37. Diakses tanggal 29 Oktober 2016.
214. Grant 2007
215. Grant 2007. René Barrientos tidak pernah mengungkapkan alasannya memerintahkan
penghukuman mati Guevara alih-alih mengadilinya atau mengusirnya atau
menyerahkannya kepada pemerintah Amerika Serikat.
216. Almudevar, Lola. "Bolivia marks capture, execution of 'Che' Guevara 40 years ago (http://ww
w.sfgate.com/cgi-bin/article.cgi?f=/c/a/2007/10/09/MNVASLK4R.DTL)", San Francisco
Chronicle. 9 Oktober 2007; diakses 7 November 2009.
217. Majalah Time 1970.
218. "The Death of Che Guevara: Declassified". The National Security Archive. Diakses tanggal
2016-01-24.
219. Anderson 1997, hlm. 739.
220. Obituary: Che Guevara, Marxist Architect of Revolution (https://www.theguardian.com/world/
2009/jan/19/che-guevara-obituary-guardian-archive) oleh Richard Bourne, The Guardian, 11
Oktober 1967
221. Almudevar 2007 dan Gott 2005.
222. Casey 2009, hlm. 179.
223. Casey 2009, hlm. 183.
224. The Death of Che Guevara (http://www.tnr.com/article/politics/the-death-che-guevara) oleh
Bjorn Kumm, The New Republic, pertama kali diterbitkan pada tanggal 11 November 1967.
225. Lacey 2007a.
226. Anderson 1997, hlm. 503.
227. Garza, Laura (18 Desember 1995). "Bolivian General Reveals Che Guevara's Burial Site".
The Militant. Diakses tanggal 10 Februari 2012.
228. Anderson 1997, hlm. 740.
229. Anderson 1997, hlm. 741.
230. Kellner 1989, hlm. 101.
231. "Bidding for Che (http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,837605,00.html)
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/20130826055852/http://www.time.com/time/magazin
e/article/0,9171,837605,00.html) 2013-08-26 di Wayback Machine.", Time Magazine, 15
Desember 1967.
232. Guevara 1967b.
233. Ryan 1998, hlm. 45.
234. Ryan 1998, hlm. 104.
235. Ryan 1998, hlm. 148.
236. Nadle, Marlene (24 Agustus 1968). "Régis Debray Speaks from Prison". Ramparts
Magazine: 42.
237. Durschmied 2002, hlm. 307–09.
238. Durschmied 2002, hlm. 305.
239. Durschmied 2002, hlm. 305–06.
240. Durschmied 2002, hlm. 306.
241. Cuba salutes 'Che' Guevara: Revolutionary Icon Finally Laid to Rest (http://www.cnn.com/W
ORLD/9710/17/cuba.che/), CNN, 17 Oktober 1997
242. Löwy 1973, hlm. 7.
243. Löwy 1973, hlm. 33.
244. Löwy 1973, hlm. 7, 9, 15, 25, 75, 106.
245. The Spark That Does Not Die (http://www.internationalviewpoint.org/spip.php?article1144)
oleh Michael Löwy, International Viewpoint, Juli 1997
246. Moynihan 2006.
247. Sinclair 1968/2006, hlm. 80.
248. Sinclair 1968/2006, hlm. 127.
249. McLaren 2000, hlm. 3.
250. Sinclair 1968/2006, hlm. 67.
251. oleh (https://mises.org/journals/lar/pdfs/3_3/3_3_1.pdf)Rothbard, Murray. "Ernesto Che
Guevara R.I.P.", Left and Right: A Journal of Libertarian Thought, Volume 3, Number 3
(Spring-Autumn 1967).
252. Just a Pretty Face? (https://www.theguardian.com/film/2004/jul/11/features.review), oleh
Sean O'Hagan, The Observer, 11 Juli 2004.
253. Behind Che Guevara's mask, the cold executioner (http://www.timesonline.co.uk/tol/news/wo
rld/us_and_americas/article2461399.ece) Times Online, 16 September 2007.
254. "'Che' Spurs Debate, Del Toro Walkout" (http://www.washingtontimes.com/news/2009/jan/27/
del-toro-walks-away-from-questions-on-che/print/), The Washington Times, 27 Januari 2009.
255. Wawancara pendek tentang Che Guevara (http://www.freedomcollection.org/interviews/carlo
s_alberto_montaner/?vidid=343) dengan Carlos Alberto Montaner untuk Freedom Collection
256. Che is the "Patron Saint" of Warfare (http://www.independent.org/newsroom/article.asp?id=2
040) oleh William Ratliff, The Independent Institute, 9 Oktober 2007.
257. Kellner 1989, hlm. 106.
258. Farber, Samuel (23 Mei 2016). "Assessing Che". Jacobin.
259. Che Guevara's Ideals Lose Ground in Cuba (http://www.reuters.com/article/us-guevara-cuba
-idUSN0432868420071004) oleh Anthony Boadle, Reuters, 4 Oktober 2007: "he is the
poster boy of communist Cuba, held up as a selfless leader who set an example of voluntary
work with his own sweat, pushing a wheelbarrow at a building site or cutting sugar cane in
the fields with a machete."
260. People's Weekly 2004.
261. Argentina pays belated homage to "Che" Guevara (http://www.reuters.com/article/worldNew
s/idUSN1446436420080614?sp=true) oleh Helen Popper, Reuters, 14 Juni 2008.
262. Statue for Che's '80th birthday' (http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/7455196.stm) oleh
Daniel Schweimler, BBC News, 15 Juni 2008.
263. On a tourist trail in Bolivia's hills, Che's fame lives on (http://www.boston.com/travel/articles/2
004/10/17/on_a_tourist_trail_in_bolivias_hills_ches_fame_lives_on/), oleh Hector Tobar,
Los Angeles Times, 17 Oktober 2004.
264. Schipani 2007.
265. Casey 2009, hlm. 235, 325.
266. BBC News 26 Mei 2001.
267. Lacey 2007b.
268. O'Hagan 2004.
269. «"Che" Guevara, condecorado por Checoslovaquia». ABC. 29 de octubre de 1960.
Consultado el 13 de octubre de 2014.
270. «Janio Condecora Guevara» (en portugués). Folha de S.Paulo. 20 de agosto de 1961.
Consultado el 13 de octubre de 2014.

Daftar pustaka
Abrams, Dennis (2010) "Ernesto Che Guevara". Infobase Publishing
Almudevar, Lola (9 Oktober 2007). "Bolivia marks capture, execution of 'Che' Guevara 40
years ago". San Francisco Chronicle.
Anderson, Jon Lee (1997). Che Guevara: A Revolutionary Life. New York: Grove Press.
ISBN 0-8021-1600-0.
Bamford, James (2002). Body of Secrets: Anatomy of the Ultra-Secret National Security
Agency (Reprint edition). New York: Anchor Books. ISBN 0-385-49908-6.
BBC News (17 Januari 2001). "Profile: Laurent Kabila". Diakses 10 April 2008.
BBC News (26 Mei 2001). Che Guevara photographer dies. Diakses 4 Januari 2006.
BBC News (9 Oktober 2007). "Cuba pays tribute to Che Guevara". BBC News, International
version.
Beaubien, Jason (2009). Cuba Marks 50 Years Since 'Triumphant Revolution'. NPR: All
Things Considered, Audio Report.
Ben Bella, Ahmed (Oktober 1997). "Che as I knew him". Le Monde diplomatique.
mondediplo.com. Diakses 28 Februari 2008.
Bockman, USMC Major Larry James (1 April 1984). The Spirit of Moncada: Fidel Castro's
Rise to Power 1953–1959. United States: Marine Corps Command and Staff College.
Casey, Michael (2009). Che's Afterlife: The Legacy of an Image. Vintage. ISBN 0-307-
27930-8.
Castañeda, Jorge G (1998). Che Guevara: Compañero. New York: Random House. ISBN 0-
679-75940-9.
Castro, Fidel (editors Bonachea, Rolando E. and Nelson P. Valdés; 1972). Revolutionary
Struggle 1947–1958. Cambridge, Massachusetts and London: MIT Press. ISBN 0-262-
02065-3.
Crompton, Samuel (2009). Che Guevara: The Making of a Revolutionary. Gareth Stevens.
ISBN 1-4339-0053-X.
Cullather, Nicholas (2006). Secret History: The CIA's classified account of its operations in
Guatemala, 1952–1954. Palo Alto, California: Stanford University Press. ISBN 978-0-8047-
5468-2.
DePalma, Anthony (2006). The Man Who Invented Fidel: Castro, Cuba, and Herbert L.
Matthews of the New York Times. New York: Public Affairs. ISBN 1-58648-332-3.
Dorfman, Ariel (14 Juni 1999). Time 100: Che Guevara Diarsipkan 2011-04-25 di Archive.is.
Time magazine.
Dorschner, John and Roberto Fabricio (1980). The Winds of December: The Cuban
Revolution of 1958. New York: Coward, McCann & Geoghegen. ISBN 0-698-10993-7.
Dumur, Jean (interviewer) (1964). L'interview de Che Guevara (Video clip; 9:43; with English
subtitles).
Durschmied, Erik (2002). The Blood of Revolution: From the Reign of Terror to the Rise of
Khomeini. Arcade Publishing. ISBN 1-55970-607-4.
Free Society Project Inc. / Cuba Archive (30 September 2009). ""Documented Victims of
Che Guevara in Cuba: 1957 to 1959" (PDF). (244 KB)". Summit, New Jersey: Free Society
Project.
Gálvez, William (1999). Che in Africa: Che Guevara's Congo Diary. Melbourne: Ocean
Press, 1999. ISBN 1-876175-08-7.
Gómez Treto, Raúl (Spring 1991). "Thirty Years of Cuban Revolutionary Penal Law". Latin
American Perspectives 18(2), Cuban Views on the Revolution. 114–125.
Gott, Richard (2004). Cuba: A New History. Yale University Press. ISBN 0-300-10411-1.
Gleijeses, Piero (1991). Shattered Hope: The Guatemalan Revolution and the United States,
1944–1954. Princeton, New Jersey: Princeton University Press. ISBN 978-0-691-02556-8.
Gott, Richard (11 Agustus 2005). "Bolivia on the Day of the Death of Che Guevara
Diarsipkan 2005-11-26 di Wayback Machine.". Le Monde diplomatique. Diakses 26 Februari
2006.
Grant, Will (8 Oktober 2007). "CIA man recounts Che Guevara's death". BBC News. Diakses
29 Februari 2008.
Guevara, Ernesto "Che" (1995). Motorcycle Diaries. London: Verso Books.
Guevara, Ernesto "Che" (editor Waters, Mary Alice) (1996). Episodes of the Cuban
Revolutionary War 1956–1958. New York: Pathfinder. ISBN 0-87348-824-5.
Guevara, Ernesto "Che" (1965). "Che Guevara's Farewell Letter".
Guevara, Ernesto "Che" (1967a). "English Translation of Complete Text of his Message to
the Tricontinental"
Guevara, Ernesto "Che" (1967b). "Diario (Bolivia)". Written 1966–1967.
Guevara, Ernesto "Che" (editors Bonachea, Rolando E. and Nelson P. Valdés; 1969). Che:
Selected Works of Ernesto Guevara, Cambridge, Massachusetts: MIT Press. ISBN 0-262-
52016-8
Guevara, Ernesto (2009). Che: The Diaries of Ernesto Che Guevara. Ocean Press. ISBN 1-
920888-93-4.
Guevara, Ernesto "Che" (1972). Pasajes de la guerra revolucionaria.
Guevara, Ernesto "Che" (diterjemahkan dari bahasa Spanyol oleh Patrick Camiller; 2000).
The African Dream. New York: Grove Publishers. ISBN 0-8021-3834-9.
Guevara, Ernesto "Che" (2005). "Socialism and man in Cuba" (pertama kali diterbitkan 12
Maret 1965 dengan judul "From Algiers, for Marcha. The Cuban Revolution Today"). Che
Guevara Reader. (1997). Ocean Press. ISBN 1-875284-93-1
Guevara, Ernesto; Deutschmann, David (1997). Che Guevara Reader: Writings by Ernesto
Che Guevara on Guerrilla Strategy, Politics & Revolution. Ocean Press. ISBN 1-875284-93-
1.
Guevara Lynch, Ernesto (2000). Aquí va un soldado de América. Barcelona: Plaza y Janés
Editores, S.A. ISBN 84-01-01327-5.
Guevara Lynch, Ernesto (2007). The Young Che: Memories of Che Guevara by His Father.
Vintage Books. ISBN 0307390446.
Hall, Kevin (2004). "In Bolivia, Push for Che Tourism Follows Locals' Reverence". Common
Dreams. commondreams.org. Diakses 15 November 2008.
Haney, Rich (2005). Celia Sánchez: The Legend of Cuba's Revolutionary Heart. New York:
Algora Pub. ISBN 0-87586-395-7.
Katrin Hansing (2002). Rasta, Race and Revolution: The Emergence and Development of
the Rastafari Movement in Socialist Cuba. LIT Verlag Münster. ISBN 3-8258-9600-5.
Hari, Johann (6 Oktober 2007). "Johann Hari: Should Che be an icon? No Diarsipkan 2012-
05-23 di Wayback Machine.". The Independent.
Hart, Joseph (2004). Che: The Life, Death, and Afterlife of a Revolutionary. New York:
Thunder's Mouth Press. ISBN 1-56025-519-6.
Immerman, Richard H. (1982). The CIA in Guatemala: The Foreign Policy of Intervention.
Austin, Texas: University of Texas Press. ISBN 9780292710832.
Ireland's Own (12 Agustus 2000). From Cuba to Congo, Dream to Disaster for Che Guevara.
Diakses 11 Januari 2006.
Kellner, Douglas (1989). Ernesto "Che" Guevara (World Leaders Past & Present). Chelsea
House Publishers (Library Binding edition). hlm. 112. ISBN 1-55546-835-7.
Kornbluh, Peter (1997). Electronic Briefing Book No. 5. National Security Archive. Diakses
25 Maret 2007.
Lacey, Mark (26 Oktober 2007). "Lone Bidder Buys Strands of Che's Hair at U.S. Auction".
New York Times.
Lacey, Mark (9 Oktober 2007). "A Revolutionary Icon, and Now, a Bikini". The New York
Times.
Lavretsky, Iosif (1976). Ernesto Che Guevara. diterjemahkan oleh A. B. Eklof. Moscow:
Progress. hlm. 5. ASIN B000B9V7AW. OCLC 22746662.
Löwy, Michael (1973). The Marxism of Che Guevara: Philosophy, Economics, Revolutionary
Warfare. Monthly Review Press. ISBN 0-85345-274-1.
Luther, Eric (2001). Che Guevara (Critical Lives). Penguin Group (USA). hlm. 276. ISBN 0-
02-864199-X.
McLaren, Peter (2000). Che Guevara, Paulo Freire, and the Pedagogy of Revolution.
Rowman & Littlefield. ISBN 0-8476-9533-6.
Mittleman, James H (1981). Underdevelopment and the Transition to Socialism –
Mozambique and Tanzania. New York: Academic Press. ISBN 0-12-500660-8
Moynihan, Michael. "Neutering Sartre at Dagens Nyheter". Stockholm Spectator. Diakses 26
Februari 2006.
Murray, Edmundo (November–Desember 2005). "
[https://web.archive.org/web/20090801145606/http://www.irlandeses.org/dilab_guevarae.htm
Diarsipkan 2009-08-01 di Wayback Machine. Guevara, Ernesto [Che] (1928–1967)]". Irish
Migration Studies in Latin America (www.irlandeses.org).
Che Guevara, oleh Frank Niess, Haus Publishers Ltd, 2007, ISBN 1-904341-99-3.
O'Hagan, Sean (11 Juli 2004). "Just a pretty face?". The Guardian. Diakses 25 Oktober
2006.
Ramírez, Dariel Alarcón (1997). Le Che en Bolivie. Paris: Éditions du Rocher. ISBN 2-268-
02437-7.
Ramonet, Ignacio (2007). Diterjemahkan oleh Andrew Hurley. Fidel Castro: My Life London:
Penguin Books. ISBN 978-0-14-102626-8
Ratner, Michael (1997). Che Guevara and the FBI: The U.S. Political Police Dossier on the
Latin American Revolutionary. Ocean Press. ISBN 1-875284-76-1.
Rodriguez, Félix I. and John Weisman (1989). Shadow Warrior/the CIA Hero of a Hundred
Unknown Battles. New York: Simon & Schuster. ISBN 0-671-66721-1.
Ryan, Henry Butterfield (1998). The Fall of Che Guevara: A Story of Soldiers, Spies, and
Diplomats. New York: Oxford University Press. ISBN 0-19-511879-0.
Sanati, Kimia (3 Oktober 2007). "
[https://web.archive.org/web/20110611071543/http://www.ipsnews.net/news.asp?
idnews=39503 Diarsipkan 2011-06-11 di Wayback Machine. Islamist, Socialist Revolutions
Don't Mix]". IPS News. (Melaporkan dari Tehran, Iran). Diakses 13 Oktober 2010.
Sandison, David (1996). The Life & Times of Che Guevara. Paragon. ISBN 0-7525-1776-7.
Schipani, Andres (23 September 2007). "The Final Triumph of Saint Che". The Observer.
(Reporting from La Higuera.)
Selvage, Major Donald R. – USMC (1 April 1985). Che Guevara in Bolivia.
Globalsecurity.org. Diakses 5 Januari 2006.
Sinclair, Andrew (2006) [1968]. Viva Che!: The Strange Death and Life of Che Guevara.
Sutton publishing. ISBN 0-7509-4310-6.
Skidmore, Thomas E.; Smith, Peter H. (2008). Modern Latin America. Oxford University
Press. hlm. 436. ISBN 0-19-505533-0.
Taibo II, Paco Ignacio (1999). Guevara, Also Known as Che. St Martin's Griffin. 2nd edition.
hlm. 691. ISBN 0-312-20652-6.
Time Magazine (12 Oktober 1970). "
[https://web.archive.org/web/20130826060200/http://www.time.com/time/printout/0,8816,94233
Diarsipkan 2013-08-26 di Wayback Machine. Che: A Myth Embalmed in a Matrix of
Ignorance]".
Time Magazine cover story (8 Agustus 1960). "
[https://web.archive.org/web/20070217195935/http://www.time.com/time/printout/0,8816,86974
Diarsipkan 2007-02-17 di Wayback Machine. Castro's Brain]".
U.S. Army (28 April 1967). Memorandum of Understanding Concerning the Activation,
Organization and Training of the 2d Ranger Battalion – Bolivian Army. Diakses 19 Juni
2006.
Vargas Llosa, Alvaro (11 Juli 2005). "The Killing Machine: Che Guevara, from Communist
Firebrand to Capitalist Brand". The Independent Institute. Diakses 10 November 2006.
"World Combined Sources" (2 Oktober 2004). "Che Guevara remains a hero to Cubans".
People's Weekly World.
Wright, Thomas C. (2000). Latin America in the Era of the Cuban Revolution (edisi ke-
Revised). Praeger. ISBN 0-275-96706-9.

Pranala luar

A&E Biography: Che Guevara - Revolutionary Rebel (http://ww National Security


w.biography.com/people/che-guevara-9322774/videos/che-gu Archive: The Death of
evara-revolutionary-rebel-19573315841) Che Guevara (http://ww
BBC Audio Archive: Profile of Che Guevara (http://www.bbc.c w.gwu.edu/~nsarchiv/NS
o.uk/archive/cuba/6228.shtml) AEBB/NSAEBB5/index.
BBC News – Che Guevara Images: Set 1 (http://news.bbc.co.u html)
k/2/hi/in_pictures/7029522.stm), Set 2 (http://news.bbc.co.uk/2/ NPR Audio Report: Che
hi/in_pictures/7034237.stm), Set 3 (http://news.bbc.co.uk/2/hi/i Guevara (http://www.npr.
n_pictures/7035498.stm) org/templates/dmg/dmg.
php?prgCode=TOTN&s
Che Guevara Internet Archive: Speeches (https://www.marxist
howDate=09-Oct-1997&
s.org/archive/guevara/audio.htm), Images (https://www.marxist
segNum=1&NPRMedia
s.org/archive/guevara/images.htm)
Pref=RAM)
Democracy Now: "Life & Legacy of Che Guevara (http://www.d
NY Times Interactive
emocracynow.org/2007/10/9/the_life_legacy_of_latin_america
Gallery: "A
n)"
Revolutionary Afterlife (h
Encyclopædia Britannica: Che Guevara entry (http://www.brita ttps://www.nytimes.com/i
nnica.com/EBchecked/topic/248399/Che-Guevara) nteractive/2007/10/08/wo
History A&E Video: Che Guevara Fast Facts (http://www.histor rld/americas/20071008_
y.com/topics/che-guevara) CHE_AUDIO_GRAPHI
In Defense of Marxism: 40th Anniversary Part 1 (http://www.ma C.html#)"
rxist.com/forty-years-death-che-guevara091007/print.htm) --- Slate Magazine: Picture
Part 2 (http://www.marxist.com/forty-years-death-che-guevara- Essay of Che (http://toda
part-two101007/print.htm) Diarsipkan (https://web.archive.org/ yspictures.slate.com/200
web/20140317225511/http://www.marxist.com/forty-years-deat 80610/)
h-che-guevara-part-two101007/print.htm) 2014-03-17 di Slideshow: Fidel and
Wayback Machine. Che: A Revolutionary
MSNBC Slideshow: "In Cuba, Che Still Sells Revolution (http Friendship (https://www.t
s://www.msnbc.msn.com/id/21151097/displaymode/1107/fram heguardian.com/books/i
enumber/1/s/2/)" nteractive/2009/jan/09/fid
el-castro-che-guevara-bi
ography)
State of Nature: Interview
on Che with Jon Lee
Anderson (http://www.sta
teofnature.org/jonLeeAn
derson.html)
The Guardian: "Making
of a Marxist" ~ Che's
Early Journals (https://w
ww.theguardian.com/edu
cation/2001/jun/16/social
sciences.highereducatio
n)
The History Channel:
The True Story of Che
Guevara (https://www.yo
utube.com/embed/g-ZJA
S_ZzKU)
Wall Street Journal
Gallery: "The Ubiquitous
Che" (https://www.wsj.co
m/article/SB1213299144
05168815.html?)

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Che_Guevara&oldid=21511842"

Anda mungkin juga menyukai