Laporan Praktikum Ftir PDF Free
Laporan Praktikum Ftir PDF Free
OLEH :
ZARAH KRISHNA HADI (1516052)
OLEH :
ZARAH KRISHNA HADI (1516052)
Oleh :
Zarah Krishna Hadi 1516052
Telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu syarat akademik Program Studi
Teknik Kimia Polimer pada Politeknik STMI Jakarta
Jakarta,
Menyetujui
Oleh :
Cibitung,
Segala puji dan syukur selalu dipanjatkan kepada Allah SWT Karena atas berkah
dan rahmat-Nya penulis dapat melaksanakan kegiatan dan penulisan laporan praktik
kerja lapangan. Praktik kerja lapangan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat penyelesaian program Diploma IV pada program studi Teknik Kimia
Polimer Politeknik STMI Jakarta. Laporan ini disusun sebagai wujud nyata tertulis
Praktik Kerja Lapangan di PT. Wahana Duta Jaya Rucika. Praktik Kerja Lapangan ini
dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2019 sampai 14 September 2019.
Dalam proses pengumpulan data dan penulisan, penulis telah mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Lapangan:
1. Dr. Mustofa, S.T., M.T., Selaku Direktur Politeknik STMI Jakarta.
2. Ir. Roosmariharso, MBA, Selaku Ketua Program Studi Teknik Kimia Polimer
Politeknik STMI Jakarta.
3. Ir. Rochmi Widjajanti M. Eng, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, dan pikiran untuk mengarahkan dalam penulisan laporan
ini.
4. Bapak Jhonris Parsaulian selaku HRD PT. Wahana Duta Jaya Rucika yang
telah membantu mengurus keperluan praktik kerja lapangan.
5. Bapak Irvan Saut Martua Pasaribu selaku Manager Departemen Operational
Excellence yang telah membantu dan memberikan informasi selama praktik
kerja lapangan.
6. Bapak Erry Apriana selaku Pembimbing lapangan atas arahan, penjelasan,
bimbingan dan bantuannya dalam melaksanakan praktik kerja lapangan.
7. Bapak Ival Kemal Musthofa selaku Asisten Pembimbing lapangan atas arahan,
penjelasan, bimbingan dan bantuannya dalam melaksanakan praktik kerja
lapangan.
8. Bapak Suhadi dan Ibu Aryanti, selaku orangtua serta keluarga penulis yang
selalu membantu, dan memberikan dukungan moral serta material.
9. Linda Rohmata Sari yang selalu memberikan semangat dan menjadi tempat
bertukar pikiran selama praktik kerja lapangan hingga proses pembuatan
laporan.
10. Rahma, Alifia, Yofi , Mutiara, Aliya, Novita yang selalu meluangkan waktu
satu jam di setiap harinya, serta semua teman - teman Politeknik STMI Jakarta
untuk dukungan yang diberikan.
11. Serta dukungan dari semua pihak terkait dan tidak bisa disebutkan satu persatu,
terimakasih atas segala bantuannya.
Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, penulis
menyadari bahwa laporan praktik kerja lapangan ini banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan karena keterbatasan penulis sebagai manusia yang masih tahap belajar. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan praktik kerja lapangan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan tentunya bagi penulis.
Jakarta,
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar III. 1 Diagram Alir Proses Pembuatan Pipa Poli Vinil Klorida ................................ 45
Gambar III. 2 Diagram Alir Proses Pembuatan Pipa High Density Poly Ethylene (HDPE) .. 49
Gambar III. 3 Diagram Alir Proses Pembuatan Pipa Poli Propylene Random (PPR) ............ 49
Gambar III. 4 Diagram Alir Proses Pembuatan Fitting........................................................... 55
Polimer adalah senyawa molekul besar berbentuk rantai atau jaringan yang
tersusun dari gabungan ribuan hingga jutaan unit pembangun yang berulang.
Polimer terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan sifatnya yaitu polimer termoplastik,
termoset dan elastomer. Pertumbuhan Industri Polimer di dunia berkembang
dengan sangat pesat, tercatat urutan tiga teratas dalam jumlah pemakaian polimer
termoplastik terbanyak adalah Poli Etilen, Poli Propilen, dan Poli Vinil Klorida.
Diseluruh dunia, lebih dari 50% digunakan sebagai bahan pakaian, kantong
plastik, botol pastik, karpet, perpipaan, insulasi kabel dan berbagai kegunaan dan
fungsi lainnya dalam kehidupan sehari hari, maka polimer merupakan industri
yang menjanjikan.
PT. Wahana Duta Jaya Rucika merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang industri pipa dan sambungan pipa yang terbuat dari Poli Vinil
Klorida, High Density Poly Ethylene (HDPE) dan Poly Propylene Random (PPR)
yang berfungsi untuk pipa saluran bawah tanah, pipa pembungkus kabel,
sambungan pipa dan berbagai kegunaan bermanfaat lainnya yang mampu bersaing
dalam dunia internasional. PT. Wahana Duta Jaya Rucika mampu menghasilkan
Pipa Poli Vinil Klorida dengan kapasitas 220 Ton/hari. Pipa High Density Poly
Ethylene (HDPE) & Poly Propylene Random (PPR) 40 Ton/hari dan fitting 40
Ton/ hari. Dengan mengadopsi teknologi secara berkesinambungan hingga
dihasilkan produk yang inovatif.
1.2 Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di PT. Wahana Duta Jaya Rucika dimulai dari
tanggal 14 Juni 2019 - 14 September 2019. Pada hari Senin hingga Jumat, pukul
08.00-17.00, 9 jam setiap harinya, waktu istirahat pukul 12.00-13.00
Dengan aktivitas :
1. Pengenalan perusahaan dan penyesuaian diri dengan lingkungan Praktik
Kerja.
2. Studi literatur.
3. Observasi perusahaan.
4. Pengumpulan data di PT. Wahana Duta Jaya Rucika yang meliputi
observasi atau pengamatan di lapangan.
5. Konsultasi kepada pembimbing.
6. Penulisan laporan Praktik Kerja.
PT. Wahana Duta Jaya Rucika ini sebelumnya bernama PT. Wavin Duta Jaya,
berdiri sejak tahun 1973 di bawah lisensi Wavin BV Holland (pipa) dan standar
JIS (Fitting). Pada tahun 1984 PT. Wavin Duta Jaya di akuisisi oleh DBC Pabrik
di Ancol (Jakarta Utara) kemudian PT. Wavin Duta Jaya mengakuisisi PT. Rucika
dan melakukan relokasi pabrik ke Cibitung (Bekasi) tahun 1980, PT. Wavin Duta
Jaya ekspansi produksi dengan mendirikan pabrik di Ngoro Mojokerto.
Selanjutnya pada tahun 2003 PT. Wavin Duta Jaya mengakuisisi PT. Sinar Lucky
Goldstar (SLG) dan kemudian melakukan ekspansi pemasaran di daerah Medan
(Sumut) saat Plant karawang mulai beroperasi di tahun 2005. Tahun 2017 PT.
Wavin Duta Jaya membuka Plant Lemah Abang, dan kemudian di tahun yang
sama tahun 2017 PT. Wavin Duta Jaya kemudian berganti nama menjadi PT.
Wahana Duta Jaya Rucika, Dan ditahun 2018 seluruh brand Rucika Wavin resmi
diganti menjadi Rucika. Dengan luas plant cibitung ±10 HA, Plant Karawang
±5 HA, Plant Lemah Abang dan Plant Ngoro ± 6,8 HA.
Dengan pengalaman selama lebih dari 40 tahun dalam industri perpipaan, secara
konsisten telah menghasilkan berbagai jenis produk unggulan Pipa, Sambungan
dan Lem Pipa RUGlue.
Visi
Misi
Nilai – Nilai
Inspired to Exceed
Exemplary Leadership (Kepemimpinan dengan Keteladanan)
Memimpin dengan memberi keteladanan dalam sikap kerendah-hatian,
ketulusan dan integritas untuk membangun citra perusahaan yang
terpercaya
Continuing Partnership (Kemitraan Jangka Panjang)
Menjalin hubungan jangka panjang saling menguntungkan dengan mitra
usaha untuk membangun citra perusahaan yang terpercaya
Excellence (Selalu Berusaha mencapai yang terbaik)
Selalu mencari cara untuk melampaui standar yang ada dengan perbaikan
terus menerus dan inovasi
Empowerment (Pemberdayaan)
Pemberdayaan dengan membangun sumber daya manusia, sistem dan tata
kelola untuk kesinambungan usaha
Dedication to Market (Dedikasi ke Pasar)
Peka terhadap intuisi pasar yang dapat mengantisipasi dan memenuhi
harapan pelanggan
PT. Wahana Duta Jaya Rucika memiliki 4 lokasi plant, yaitu Plant Cibitung
(Produksi Pipa & Fitting), Plant Karawang (Produksi Fitting dan lem), Plant
Lemah Abang (Produksi Pipa), Plant Ngoro (Produksi Pipa), Namun untuk
penempatan lokasi kegiatan kerja praktik kali ini terletak di plant Cibitung Jl.
Raya Imam Bonjol KM 26,2 Desa Sukadanau wilayah kabupaten Bekasi.
Adapun batas – batas di sekitar lokasi kegiatan adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Jalan Raya Imam Bonjol
Sebelah Barat : PT. Coca-Cola Amatil Ind.
Sebelah Selatan : Pemukiman Penduduk
Sebelah Timur : PT. Fajar Surya Wisesa
1.4.2 Tata Letak PT. Wahana Duta Jaya Rucika Plant Cibitung
3 2
Ket
: Titik Kumpul
1: Pos Satpam 1
2: Office HRGA,FA & Purchasing
3: Kantin 8 16
4: Produksi pipa PVC
5: Quality Assurance 5 17
6: Produksi pipa PE&PPR
7: Produksi Fitting
8: Mixing
9: Warehouse
15
10: Crusher
11: Utilitas 13 16
12: Workshop
13: Koperasi 11
14: Ruang Engineer 16
15: Tempat penyimpanan produk
10 9
pipa PVC
16: Parkir kendaraan 14
17 Musholla 3
Proses Industri Pipa oleh PT. Wahana Duta Jaya Rucika dibagi menjadi 3 unit
yaitu unit produksi pipa Poli Vinil Klorida dengan kapasitas 220 Ton/hari, pipa
High Density Poly Ethylene (HDPE) & Poly Propylene Random (PPR) 40
Ton/hari dan unit produksi fitting dengan kapasitas 40 Ton/hari.
1.5.2 Produksi Pipa High Density Poly Ethylene (HDPE) & Poly Propylene
Random (PPR)
Produksi pipa High Density Poly Ethylene (HDPE) & Poly Propylene Random
(PPR) melewati proses berikut ini:
Mixing yaitu proses pencampuran pellet dan pigmen didalam ekstruder
Extrusion yaitu proses pembentukan produk pipa melalui mesin ekstruder
Calibration yaitu cetakan yang membentuk diameter dan tebal tipisnya
pipa
Vacuum Cooling Unit yaitu proses pendinginan menggunakan bak tertutup
dengan cara menyemprotkan air dingin bertekanan kemudian dihisap uap
panasnya.
Cooling Bath (End Cooling Unit) yaitu proses pendinginan lanjutan
menggunakan bak tertutup dengan cara menyemprotkan air dingin, agar
produk mendekati suhu ruang.
Haul Off yaitu proses penarikan pipa, agar output konstan
Printing yaitu proses untuk mencetak brand dan nomor produk sehingga
mudah untuk ditelusuri produknya.
Cutting yaitu proses pemotongan pipa sesuai ukuran standard setelah
mendapat perintah dari hanseler.
Packing, Yaitu proses bundling pipa, dan penyimpanan sebelum akhirnya
didistribusikan ke konsumen.
Bahan Aditif
Plamaster Green
Berfungsi sebagai pewarna
Masterbacth Plamaster Green berasal dari Holland Colour Asia berbentuk
pellet yang didistribusikan menggunakan bag dan diangkut melalui jalur
laut, kemudian dibawa dengan truck dan dimasukkan kedalam ruangan
penimbangan.
Fitting
Bahan Baku Utama
Resin : Poli Vinil Klorida K-60
Warna Putih
Bentuk Powder (serbuk)
Ketahanan panas medium
Ketahanan dingin Baik
Ketahanan cahaya matahari Medium
Ketahanan kimia Baik
Umur pakai stabil dalam jangka waktu lama
T maximum 70ºC
T minimum -25ºC
Melting Point 80ºC
Tensile Strength 6500 psi
Specific gravity 1.4 gr/cm3
Besar molekul kecil
Mobilitas tinggi
Gelation level rendah
Untuk pembuatan fitting
Resin Poli Vinil Klorida berasal dari PT. Asahimas chemical berbentuk
powder yang didistribusikan menggunakan Interbulk truck berkapasitas 28
ton yang kemudian dengan menggunakan vacuum high pressure
dimasukkan kedalam silo dengan kapasitas 200 ton.
Resin Poli Vinil Klorida K-57 (Powder)
Warna Putih
Bentuk Powder (serbuk)
Ketahanan panas Medium
Ketahanan dingin Baik
Ketahanan cahaya matahari Medium
Ketahanan kimia Baik
Umur pakai stabil dalam jangka waktu lama
T maximum 70ºC
T minimum -25ºC
Melting Point 80ºC
Tensile Strength 6500 psi
Specific gravity 1.4 gr/cm3
Berat molekul paling rendah
Mobilitas tinggi
Gelation level paling rendah
Digunakan untuk membuat fitting
Resin lebih rigid, relevan dengan ukuran fitting
High melt flow
Recommended untuk injection moulding
Resin Poli Vinil Klorida berasal dari PT. Asahimas chemical berbentuk
powder yang didistribusikan menggunakan Interbulk truck berkapasitas 28
ton yang kemudian dengan menggunakan vacuum high pressure
dimasukkan kedalam silo dengan kapasitas 200 ton.
Resin Poli Vinil Klorida K-60 memiliki ekuivalen yang lebih besar dan
kandungan garam yang lebih tinggi sehingga lebih lentur dibanding K-57
Bahan Aditif
CaCO3
Meningkatkan sifat ketahanan dan menekan biaya
Berfungsi sebagai filler
Menambah kekuatan impact produk
CaCO3 berasal dari PT. Bukit Ashar berbentuk powder yang
didistribusikan menggunakan Interbulk truck berkapasitas 28 ton yang
kemudian dengan menggunakan vacuum high pressure dimasukkan
kedalam silo dengan kapasitas 100 ton.
Poly Ethylene Wax
Poly Ethylene Waxberasal dari PT. Honeywell berbentuk powder yang
didistribusikan menggunakan Interbulk truck berkapasitas 28 ton yang
kemudian dengan menggunakan vacuum high pressure dimasukkan
kedalam silo dengan kapasitas 100 ton.
Titanium Dioksida (TiO2)
UV stabilizer
Dapat membuat pipa glossy
Titanium Dioksida (TiO2) berasal dari PT. Halim Sakti Pratama berbentuk
powder yang didistribusikan menggunakan Interbulk truck berkapasitas 28
ton yang kemudian dengan menggunakan vacuum high pressure
dimasukkan kedalam silo dengan kapasitas 100 ton.
Carbon Black
Pewarna
Membuat glossy
Carbon Black berasal dari PT. Lautan Luas berbentuk powder yang
didistribusikan menggunakan Interbulk truck berkapasitas 28 ton yang
kemudian dengan menggunakan vacuum high pressure dimasukkan
kedalam silo dengan kapasitas 100 ton.
Dioltylptalate Oil
Mempermudah proses
Memperlancar aliran melt
Meningkatkan kekuatan impact
Dioltylptalate Oil berasal dari PT. Mitsubishi Chemical berbentuk powder
yang didistribusikan menggunakan Interbulk truck berkapasitas 28 ton
yang kemudian dengan menggunakan vacuum high pressure dimasukkan
kedalam silo dengan kapasitas 100 ton.
Produk Utama PT. Wahana Duta Jaya Rucika merupakan Pipa Poli Vinil
Klorida, Pipa High Density Poly Ethylene (HDPE), Pipa Poly Propylene
Random (PPR) dan Fitting.
Rucika Standard adalah pipa untuk jaringan sistem perpipaan air bersih
bertekanan dan buangan. Terbuat dari bahan Poli vinil Klorida yang banyak
sekali kelebihannya dibanding material polimer lainnya, seperti : adanya
Calcium Zinc (Tanpa Timbal), tahan terhadap korosi, kuat, ringan, mudah
dalam penyambungan dan pemeliharaan. Rucika Standard diproduksi mengacu
standar JIS dan ISO dengan sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000.
Pipa Poli Vinil Klorida Rucika Standard untuk saluran pembuangan dan
limbah. Pipa Poli Vinil Klorida Rucika Standard kelas AW, untuk air
bertekanan sampai tekanan kerja 10 kg/cm2 dengan 14 macam ukuran diameter
dari ½ inch sampai 12 inch Sedangkan Kelas D untuk air pembuangan rumah
tangga dengan ketebalan yang lebih tipis dari kelas AW dan khusus untuk air
1
non-bertekanan kerja dengan 14 macam diameter dari 14 inch – 12 inch.
Rucika Lok&SAFE adalah pipa Poli Vinil Klorida untuk penggunaan sistem
jaringan pipa bertekanan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
dirancang untuk mendistribusikan air minum dan air bersih ke masyarakat luas
serta berbagai jenis proyek air bersih di lingkungan PDAM maupun
Departemen PU.
RUCIKA LITE
RUCIKA GREEN
Gambar I. 5 Rucika Green
Rucika Green adalah suatu sistem perpipaan lengkap untuk saluran air panas
dan dingin bertekanan dengan jenjang produk yang luas. Menggunakan sistem
penyambungan heat fusion dengan alat pemanas polifusion atau elektrofusion,
sehingga hasil penyambungan menjadi homogen atau senyawa sehingga
menjamin kekuatannya, anti kebocoran, bebas perawatan serta didesain agar
mampu digunakan hingga 50 tahun. Sistem ini dirancang untuk sistem sanitasi
dan saluran bertekanan pada: – Perumahan, industri, rumah sakit, hotel dan
apartemen. – Sistem udara bertekanan. – Agrikultur (greenhouse & taman). –
Sistem transportasi asam dan cairan agresif.
Terbuat dari Poly Propylene random (PPR) Rucika Green menawarkan sistem
pipa dan yang lengkap dengan standar DIN 8077, DIN 8078, DIN 16962 dan
DIN 4726 mulai diameter luar 20 mm, 25 mm, 32 mm, 40 mm, 50 mm, 63 mm,
75 mm, 90 mm, dan 110 mm. Pipa rucika green tersedia dalam kelas PN 10,
PN 16 dan PN 20.
JIS
RUCIKA BLACK
RUCIKA GAS
Terbuat dari High Density Poly Ethylene (HDPE) dengan pigmen colmaster,
pipa ini cocok untuk mengalirkan gas bertekanan
18 Jenis Fitting, Total ada 140 JIS 6743-2010 Ukuran rucika standard JIS
memiliki berbagai macam jenis sambungan / fitting yang sangat lengkap
dengan lebih dari 300 item produk, dan jenjang produk pipa yang lengkap,
sehingga sangat cocok apabila digunakan pada instalasi air bersih, air hujan, air
kotor dan pipa ventilasi udara.
Gambar I. 9 Fitting Kelas AW
13 Jenis Fitting, Total ada 114 Ukuran JIS K 6739 : 2010 Ukuran RUCIKA
Standard JIS memiliki berbagai macam jenis sambungan / fitting yang sangat
lengkap dengan lebih dari 300 item produk, dan jenjang produk pipa yang
lengkap, sehingga sangat cocok apabila digunakan pada instalasi air bersih, air
hujan, air kotor dan pipa ventilasi udara.
Gambar I. 10 Fitting Kelas D
1.6.2.3 Keunggulan
Fitting 40 ton/hari
Pipa High Density Poly Ethylene
(HDPE) & Poly Propylene Random 40 ton/hari
(PPR)
Struktur Organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi - fungsi dan
hubungan – hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai
suatu sasaran.
PT. Wahana Duta Jaya Rucika memiliki struktur organisasi yang dipimpin oleh
Presiden Director group dibantu oleh Vice President Director, Finance and
Accounting Director, Plant and Technical Director, Corp HR Director, Chief of
Commercial, dan Chief Finance Officer dan dibantu oleh Chief of Plant &
Technical, Technical Advisor, dan kepala divisi per departemen.
Adapun departemen di PT. Wahana Duta Jaya Rucika adalah sebagai Berikut:
a) Dept. Operational Excellence
b) Dept. HR & GA
c) Dept. Produksi Pipa Poli Vinil Klorida
d) Dept. Produksi Pipa High Density Poly Ethylene (HDPE) & Poly
Propylene Random (PPR)
e) Dept. Produksi Fitting
f) Dept. Maintenance Pipa
g) Dept. Maintenance Fitting
h) Dept. Warehouse
i) Dept. Workshop
j) Dept. QA/QC
k) Dept. Technical and development
l) Dept. Finance & Accounting
m) Dept. National Supply Chain
1.8 Tenaga Kerja dan Standar Perusahaan
1.8.1 Ketenagakerjaan
Pada Tahun 2019 PT. Wahana Duta Jaya Rucika memiliki karyawan sebanyak
900 orang.
Status Karyawan :
1. Karyawan Tetap
2. Karyawan Kontrak
3. Karyawan Harian
4. Tenaga Kerja Asing
Kelompok Nonshift
Hari kerja bagi karyawan nonshift dari hari Senin s/d Jum’at dengan waktu kerja
8 jam/hari atau 40 jam/ minggu dari jam 08.00-17.00 dengan waktu istirahat 1
jam yaitu 12.00-13.00.
Kelompok Shift
Sistem Kerja dan jam kerja bergantian dibagi menjadi 3 group ( dan hari libur
tidak jatuh pada sabtu dan minggu seperti karyawan nonshift. Adapun pembagian
jam kerja diatur sebagai berikut :
a) Shift I (Pagi) dengan jam kerja mulai 08.00 s/d 16.00
b) Shift II (Siang) dengan jam kerja mulai 16.00 s/d 24.00
c) Shift III (Malam) dengan jam kerja mulai 24.00 s/d 08.00
PT. Wahana Duta Jaya Rucika sesuai dengan kesepakatan kerja bersama
memberikan tunjangan dan fasilitas kepada karyawan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan karyawan, adapun bentuk tunjangan tersebut
diantaranya berupa :
1. Tunjangan hari raya keagamaan
2. Tunjangan perumahan
3. Asuransi kesehatan
4. Tunjangan shift bagi karyawan shift
PT. Wahana Duta Jaya Rucika juga menyediakan fasilitas untuk kemudahan
karyawan dalam melakukan aktifitas selama dipabrik, yaitu :
1. Kantin
2. Toilet
3. Mushola untuk umat muslim
4. Koperasi
5. Klinik
6. Perpustakaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Poli Vinil Klorida merupakan senyawa berwarna putih berbentuk serbuk, Biasa
digunakan dalam industri pembuatan pipa, berikut karakteristik PVC:
Ketahanan panas : Medium
Ketahanan dingin : Baik
Ketahanan cahaya matahari : Medium
Ketahanan kimia : Baik
Umur pakai : Stabil dalam jangka waktu lama
T maximum : 70ºC
T minimum : -25ºC
Melting Point : 80ºC
Tensile Strength : 6500 psi
Specific gravity : 1.4 gr/cm3
Mobilitas : Medium
Gelation level : Tinggi
Aplikasi : Untuk pembuatan pipa
Resin Poli Vinil Klorida berasal dari PT. Asahimas chemical berbentuk
powder yang didistribusikan menggunakan Interbulk truck berkapasitas 28
ton yang kemudian dengan menggunakan vacuum high pressure
dimasukkan kedalam silo dengan kapasitas 200 ton.
Berat molekul paling besar dibanding jenis PVC pada pembuatan fitting
Gambar II. 1 Resin Poli Vinil Klorida K-65
Poli Vinil Klorida merupakan senyawa berwarna putih berbentuk serbuk, Biasa
digunakan dalam industri pembuatan pipa, berikut karakteristik PVC:
Ketahanan panas : Medium
Ketahanan dingin : Baik
Ketahanan cahaya matahari : Medium
Ketahanan kimia : Baik
Umur pakai : Stabil dalam jangka waktu lama
T maximum : 70ºC
T minimum : -25ºC
Melting Point : 80ºC
Tensile Strength : 6500 psi
Specific gravity : 1.4 gr/cm3
Mobilitas : Tinggi
Gelation level : Rendah
Aplikasi : Untuk pembuatan fitting
Berat molekul : Kecil
Resin Poli Vinil Klorida berasal dari PT. Asahimas Chemical berbentuk
powder yang didistribusikan menggunakan Interbulk truck berkapasitas 28
yang kemudian dengan menggunakan vacuum high pressure dimasukkan
kedalam silo dengan kapasitas 200 ton, atau menggunakan bag.
Poli Vinil Klorida merupakan senyawa berwarna putih berbentuk serbuk, Biasa
digunakan dalam industri pembuatan pipa, berikut karakteristik PVC:
Ketahanan panas : Medium
Ketahanan dingin : Baik
Ketahanan cahaya matahari : Medium
Ketahanan kimia : Baik
Umur pakai : Stabil dalam jangka waktu lama
T maximum : 70℃
T minimum : -25℃
Melting point : 80℃
Tensile strength : 6500 psi
Specific gravity : 1.4 gr/cm3
Berat molekul : Paling rendah
Mobilitas : Tinggi
Gelation level : Paling rendah
Aplikasi : Digunakan untuk membuat fitting
Sifat : Rigid, relevan dengan ukuran fitting
High melt flow
Recommended untuk injection moulding
Resin Poli Vinil Klorida berasal dari PT. Asahimas chemical berbentuk
powder yang didistribusikan menggunakan Interbulk truck berkapasitas 28
ton yang kemudian dengan menggunakan vacuum high pressure
dimasukkan kedalam silo dengan kapasitas 200 ton atau menggunakan bag.
Mempermudah proses
Memperlancar aliran melt
Meningkatkan kekuatan impact
Dioltylptalate Oil berasal dari PT. Mitsubishi Chemical berbentuk powder
yang didistribusikan menggunakan Interbulk truck berkapasitas 28 ton
yang kemudian dengan menggunakan vacuum high pressure dimasukkan
kedalam silo dengan kapasitas 100 ton.
2.15 Colmaster
2.16 Intrablack
Elastis
Tidak memerlukan bahan aditif lain
2.21 Fitting
Bahan baku Poli Vinil Klorida yang digunakan berbentuk powder didistribusikan
dari PT. Asahimas Chemical ke PT. Wahana Duta Jaya Rucika sesuai dengan
periode pembelian, umumnya resin yang terdapat didalam 1 silo dapat digunakan
untuk produksi selama 7 hari, resin kemudian dimasukkan kedalam silo
penyimpanan, Proses pemasukan Poli Vinil Klorida ke silo dilakukan oleh
Interbulk truck berkapasitas 28 ton dengan menggunakan vacuum high pressure.
Masing masing silo berkapasitas 200 ton terdapat rotary valve di untuk mengatur
flow keluaran Poli Vinil Klorida. Aliran Resin dari Silo, melalui pipa material,
menuju scale hopper untuk ditimbang dan dialirkan kedalam hopper hot mixer dan
hopper cold mixer dengan perbandingan yang sama banyak (1:1). Dengan
perbandingan 200 kg resin (terbagi menjadi 100 kg di hot mixer dan 100 kg di cold
mixer). Scale hopper sendiri dikalibrasi setiap 3 bulan 1 kali untuk menjaga
keakuratan timbangannya.
Bahan aditif yang berada didalam silo lalu dialirkan menuju hopper dan ditimbang
secara otomatis menggunakan scale hopper dengan total sebanyak 20 kg bahan
aditif menggunakan perbandingan tertentu, yang kemudian dialirkan melalui
hopper bahan aditif menuju hot mixer. Aditif yang digunakan antara lain:
CaCO3 yang berfungsi sebagai filler untuk meningkatkan sifat
ketahanan dan menekan biaya.
Tribasic Lead Sulphate yang berfungsi sebagai stabilizer untuk
melindungi Poli Vinil Klorida serta melindungi rantai polimer dari
degradasi waktu diproses di suhu tinggi di ekstruder, mencegah putusnya
rantai Cl, sehingga reaksi berantai tidak terjadi (Poli Vinil Klorida tidak
terbakar).
Calcium stearate yang berfungsi sebagai lubricant internal untuk
membantu ikatan antar molekul Poli Vinil Klorida dan menghindari over
gelation.
Glycerol fatty acid ester yang berfungsi sebagai lubricant eksternal
untuk membentuk film di sekeliling Poli Vinil Klorida, mengurangi
friksi, mengikat bahan aditif lain, glossy visual luar.
Paraloid K-125-ROHM & HAAS, yang berfungsi sebagai processing
aids untuk mempermudah proses dan meningkatkan kekuatan/ketahanan
impact pipa.
Titanium Dioksida (TiO2) yang berfungsi sebagai UV stabilizer serta
sebagai pewarna dan juga membuat glossy.
3.3 Mixing
3.3.1 Hot Mixer
Hot mixer bertujuan untuk mencampur Poli Vinil Klorida dengan semua bahan
aditif dengan temperatur antara 105℃ sampai 110℃. Proses ini mengikat semua
bahan aditif untuk melekat pada partikel Poli Vinil Klorida.
Bahan aditif dan Poli Vinil Klorida telah ditimbang pada scale hopper
selanjutnya akan turun secara otomatis kedalam 2 hopper (bahan aditif dan bahan
baku) sesaat sebelum turunnya material ke hot mixer valve udara segar tertutup,
Setelah semua material masuk ke hot mixer maka valve udara segar terbuka dan
motor aspirasi menyala, rpm pada blade hot mixer naik menjadi 400 rpm sampai
temperatur 60℃. Setelah mencapai temperatur 60℃ putaran blade hot mixer
naik menjadi 520 rpm sampai temperatur 80℃. Setelah mencapai temperatur
80℃ putaran blade hot mixer turun menjadi 460 rpm sampai temperatur 85℃.
Setelah mencapai temperatur 85℃ putaran blade hot mixer turun menjadi 450
rpm sampai temperatur 100℃. Setelah mencapai temperatur 100℃ putaran blade
hot mixer turun menjadi 440 rpm sampai temperatur 110℃. Setelah mencapai
temperatur 110℃ putaran blade hot mixer turun menjadi 200 rpm dan valve
discharge terbuka otomatis, kemudian material dialirkan ke cool mixer. Semua
perubahan rpm diatas dilakukan secara otomatis.
Berfungsi untuk mencegah agar Poli Vinil Klorida tidak saling menempel.
Karena bila dalam keadaan panas lubrikan masih leleh dan hal ini bisa
menyebabkan antar partikel Poli Vinil Klorida menempel dan mengeras
(aglomerasi) sehingga bisa menyebabkan penyumbatan. Mixing suhu rendah,
45oC menggunakan cooling water dengan suhu + 19oC.
Selanjutnya dryblend (compound aditif dan resin) yang turun dari hot mixer
masuk kedalam cold mixer dan akan menyebabkan kontrol temperatur “going
up” pada cold mixer naik sebagaimana dryblend bersirkulasi disekeliling dinding
cold mixer. Bila temperatur ini telah mencapai set point tertentu (sekitar 58℃),
pendingin cold mixer akan terbuka untuk mengalirkan air dingin kesekeliling
dinding cold mixer. Temperatur pada kontrol temperatur “Going Up” masih akan
naik, setelah valve hot mixer tertutup maka timer akan menghitung selama 10
detik, selanjutnya material Poli Vinil Klorida akan turun. Sejalan dengan itu efek
pendinginan berjalan dan menyebabkan temperatur dry blend turun dilihat dari
kontrol temperature “coming down”, sebagaimana turunnya temperatur ini
mencapai pada kontrol temperatur “coming down”. Apabila telah mencapai
temperatur 45℃ maka material akan turun ke hopper dry blend, yang selanjutnya
akan disalurkan ke silo dry blend. Selama proses pendinginan gesekan tetap
terjadi pada dry blend dan membentuk lapisan pada dinding cold mixer sehingga
pertukaran panas menjadi optimal. Bila kecepatan cold mixer terlalu pelan
pendinginan menjadi kurang optimal. Keluaran cold mixer masuk melalui hopper
dan terbagi menjadi dua, arah menuju ekstruder dan silo dryblend (penyimpanan
material sementara untuk dialirkan ke ekstruder lainnya).
3.4 Extrusion
3.5 Calibration
Pipa keluaran die head kemudian melewati alat kalibrasi untuk menghaluskan pipa
keluaran die head, serta pembentukan diameter pipa.
Pipa yang telah melalui alat kalibrasi selanjutnya masuk ke vacuum cooling unit
untuk mendinginkan pipa, berbentuk bak dengan ukuran berbeda tergantung pada
diameter pipa tersebut, ukuran Vacuum Cooling Unit paling kecil 6 meter dengan
lebar 50 cm, tinggi 140 cm, dan paling besar 12 meter lebar 1 meter dan tinggi 160
cm dilengkapi dengan vacuum untuk menghisap uap panasnya. Dengan suhu air
16℃ tekanan air 2 bar, dan tekanan udara 0,4 bar.
3.7 Cooling Bath (End Cooling Unit)
Pipa keluaran cooling bath (End Cooling Unit) kemudian ditarik menggunakan
alat haul off untuk mengatur ketebalannya dengan cara penyesuaian linier
kecepatan tarikan.
Kemudian pipa yang sudah terdapat brand serta nomor produk kemudian dipotong,
proses pemotongan pipa sesuai panjang yang diinginkan, dan menggunakan sensor
di mesin hanseler untuk mengatur ukuran panjang pipa.
3.11 End Forming
Pipa yang sudah dipotong kemudian diberikan socket dengan cara memasukan
mould yang dilengkapi heater kedalam salah satu ujung pipa, dengan suhu 300℃
dalam 1 detik. Socket sendiri berguna untuk menyambung antara pipa satu dan
yang lainnya kemudian masuk ketahap pengecekan kualitas, bundling pipa dan
penyimpanan.
3.12 Packing
Yaitu proses bundling pipa, yang sebelumnya sudah melewati quality control,
kemudian dibawa menggunakan lori ke gudang penyimpanan sebelum akhirnya
didistribusikan ke konsumen.
Gambar III. 1 Diagram Alir Proses Pembuatan Pipa Poli Vinil Klorida
B. Pipa High Density Poly Ethylene (HDPE) & Poly Propylene Random (PPR)
3.13 Persiapan Bahan Baku Pipa High Density Poly Ethylene (HDPE) & Poly
Propylene Random (PPR)
Bahan baku High Density Poly Ethylene (HDPE) yang digunakan berbentuk pellet
didistribusikan dari PT. Chandra Asri Petrochemical ke PT. Wahana Duta Jaya
Rucika yang kemudian dimasukkan kedalam jumbo bag dan dikirim lewat jalur
laut, kemudian darat ke PT. Wahana Duta Jaya Rucika. Sedangkan bahan baku
Poly Propylene Random (PPR) yang digunakan berbentuk pellet didistribusikan
dari Borouge Pte Ltd ke PT. Wahana Duta Jaya Rucika yang kemudian
dimasukkan kedalam jumbo bag dan dikirim lewat jalur darat ke PT. Wahana Duta
Jaya Rucika. Bahan baku kemudian ditimbang sesuai dengan resep yang
diperlukan diruangan khusus, kemudian dimasukkan kembali kedalam jumbo bag
dan disimpan didekat ruang produksi.
Bahan aditif yang digunakan untuk memproduksi pipa High Density Poly Ethylene
(HDPE) & Poly Propylene Random (PPR) hanyalah Pigmen, intrablack dan
colmaster untuk pipa High Density Poly Ethylene (HDPE), dan Plamaster Green
untuk Pipa Poly Propylene Random (PPR), Bahan baku kemudian ditimbang
sesuai dengan resep yang diperlukan diruangan khusus, kemudian dimasukkan
kembali kedalam bag,dan disimpan didekat ruang produksi.
3.15 Extrusion
3.16 Calibration
Pipa keluaran di head kemudian melewati alat kalibrasi untuk menghaluskan pipa
keluaran die head, serta pembentukan diameter pipa.
Pipa yang telah melalui alat kalibrasi selanjutnya masuk ke vacuum cooling unit
untuk mendinginkan pipa, berbentuk bak persegi panjang dengan ukuran paling
kecil 6 meter dengan lebar 50 cm, tinggi 140 cm, dan paling besar 12 meter lebar
1 meter dan tinggi 160 cm dilengkapi dengan vacuum untuk menghisap uap
panasnya. Dengan suhu air 16℃ tekanan air 2 bar, dan tekanan udara 0,4 bar.
Kemudian pipa yang sudah terdapat brand serta nomor produk kemudian dipotong,
proses pemotongan pipa sesuai panjang yang diinginkan, dan menggunakan sensor
di mesin hanseler untuk mengatur ukuran panjang pipa.
3.22 Packing
Yaitu proses bundling pipa yang sebelumnya sudah melewati quality control,
kemudian dililit dengan menggunakan coiler yang selanjutnya dibawa
menggunakan lori ke gudang penyimpanan sebelum akhirnya didistribusikan ke
konsumen.
Gambar III. 2 Diagram Alir Proses Pembuatan Pipa High Density Poly Ethylene (HDPE)
Gambar III. 3 Diagram Alir Proses Pembuatan Pipa Poli Propylene Random (PPR)
C. Fitting
3.23 Persiapan Bahan Baku Pembuatan Fitting
Bahan baku Poli Vinil Klorida yang digunakan berbentuk powder didistribusikan
dari PT. Asahimas Chemical ke PT. Wahana Duta Jaya Rucika yang kemudian
dimasukkan kedalam silo penyimpanan, Proses pemasukan Poli Vinil Klorida ke
silo dilakukan oleh Interbulk truck berkapasitas 28 ton dengan menggunakan
vacuum high pressure. Masing masing silo berkapasitas 100 ton terdapat rotary
valve di untuk mengatur flow keluaran Poli Vinil Klorida. Aliran Resin dari Silo,
melalui pipa material, menuju scale hopper untuk ditimbang dan dialirkan
kedalam hopper hot mixer dan hopper cold mixer dengan perbandingan yang sama
banyak (1:1). Scale hopper sendiri dikalibrasi setiap 3 bulan 1 kali untuk menjaga
keakuratan timbangannya.
Dengan rasio tertentu sesuai produk yang akan dibuat, bahan aditif yang berada
didalam silo lalu dialirkan menuju hopper dan ditimbang secara otomatis
menggunakan scale hopper, yang kemudian dialirkan kedalam hopper bahan aditif
menuju hot mixer. Bahan aditif yang digunakan antara lain:
CaCO3 yang berfungsi sebagai filler untuk meningkatkan sifat ketahanan
dan menekan biaya
Tribasic Lead Sulphate yang berfungsi sebagai stabilizer untuk
melindungi Poli Vinil Klorida dan melindungi rantai polimer dari
degradasi waktu diproses di suhu tinggi di ekstruder, mencegah putusnya
rantai Cl, sehingga reaksi berantai tidak terjadi (Poli Vinil Klorida tidak
terbakar).
Calcium stearate yang berfungsi sebagai lubricant internal untuk
membantu ikatan antar molekul Poli Vinil Klorida menghindari over
gelation.
Glycerol fatty acid ester yang berfungsi sebagai lubricant eksternal untuk
membentuk film di sekeliling Poli Vinil Klorida, mengurangi friksi,
mengikat bahan aditif lain, glossy visual luar.
Dioltylptalate Oil, yang berfungsi sebagai processing aids untuk
mempermudah proses dan meningkatkan kekuatan/ketahanan impact
pipa.
Titanium Dioksida (TiO2) yang berfungsi sebagai UV stabilizer.
Carbon Black, yang berfungsi sebagai Pewarna dan juga dapat membuat
glossy.
3.25 Mixing
3.25.1 Hot Mixer
Hot mixer bertujuan untuk mencampur Poli Vinil Klorida dengan semua bahan
aditif dengan temperatur antara 105℃ sampai 110℃. Proses ini mengikat
semua bahan aditif untuk melekat pada partikel Poli Vinil Klorida.
Bahan Aditif dan Poli Vinil Klorida telah ditimbang pada scale hopper
selanjutnya akan turun secara otomatis kedalam 2 hopper (bahan aditif dan
bahan baku) sesaat sebelum turunnya material ke hot mixer valve udara segar
tertutup, Setelah semua material masuk ke hot mixer maka valve udara segar
terbuka dan motor aspirasi menyala, rpm pada blade hot mixer naik menjadi
400 rpm sampai temperatur 60℃. Setelah mencapai temperatur 60℃ putaran
blade hot mixer naik menjadi 520 rpm sampai temperatur 80℃. Setelah
mencapai temperatur 80℃ putaran blade hot mixer turun menjadi 460 rpm
sampai temperatur 85℃. Setelah mencapai temperatur 85℃ putaran blade hot
mixer turun menjadi 450 rpm sampai temperatur 100℃. Setelah mencapai
temperatur 100℃ putaran blade hot mixer turun menjadi 440 rpm sampai
temperatur 110℃. Setelah mencapai temperatur 110℃ putaran blade hot mixer
turun menjadi 200 rpm dan valve discharge terbuka otomatis, kemudian
material dialirkan ke cool mixer. Semua perubahan rpm diatas dilakukan secara
otomatis.
Berfungsi untuk mencegah agar Poli Vinil Klorida tidak saling menempel.
Karena bila dalam keadaan panas lubrikan masih leleh dan hal ini bisa
menyebabkan antar pertikel Poli Vinil Klorida menempel dan mengeras
(aglomerasi) sehingga bisa menyebabkan penyumbatan.
Dryblend yang turun dari hot mixer masuk kedalam cold mixer dan akan
menyebabkan kontrol temperatur “going up” pada cold mixer naik sebagaimana
dryblend bersirkulasi disekeliling dinding cold mixer. Setelah valve hot mixer
tertutup maka timer akan menghitung selama 10 detik, selanjutnya material Poli
Vinil Klorida akan turun. Sejalan dengan itu efek pendinginan berjalan dan
menyebabkan temperatur dry blend turun dilihat dari kontrol temperatur
“coming down”. Bila temperatur ini telah mencapai set point tertentu (sekitar
58℃), pendingin cold mixer akan terbuka untuk mengalirkan air dingin
kesekeliling dinding cold mixer. Sebagaimana turunnya temperatur ini
mencapai pada kontrol temperatur “coming down”. Apabila telah mencapai
temperatur 45℃ maka material akan turun ke hopper dry blend, yang
selanjutnya akan disalurkan ke silo dry blend. Selama proses pendinginan
gesekan tetap terjadi pada dry blend dan membentuk lapisan pada dinding cold
mixer sehingga pertukaran panas menjadi optimal. Bila kecepatan cold mixer
terlalu pelan pendinginan menjadi kurang optimal. Keluaran cold mixer masuk
melalui hopper dan terbagi menjadi dua, arah menuju ekstruder dan silo
dryblend (penyimpanan material sementara untuk dialirkan ke ekstruder
lainnya).
3.26 Pelletizer
Proses pendinginan dan pematangan produk fitting, dimana produk hasil cetakan
mould masuk kedalam bak yang berisi air dingin, kemudian diangkut
menggunakan conveyor menuju lori untuk dilakukan proses pemotongan.
Dengan suhu 15-20℃.
3.31 Cutting
Yaitu proses bundling pipa yang sebelumnya sudah melewati quality control,
kemudian dililit menggunakan coiler yang selanjutnya dibawa menggunakan lori
ke gudang penyimpanan sebelum akhirnya didistribusikan ke konsumen.
Silo dengan kapasitas 200 ton yang dilengkapi dengan vacuum dan penyaring
dibagian atap silo.
Silo dengan kapasitas 100 ton yang dilengkapi dengan vacuum dan penyaring
dibagian atap silo.
Hot Mixer
Henschel Mixing Technology D- 34112 Kassel
Type : FM350 / KM 1050
Manufacture: 2003
Seri: 815240/832385
Direct voltage: 380VAC 50Hz
Control voltage: 220VAC 50Hz
24VDC
Electrical Doc: M000027360E1
Output / shift: 50 charge
1 charge : 222.58 kg Compound
Rotation Speed : 750 rpm – slow speed (FM 1) 1500 rpm – fast speed
(FM 2)
Niro – Fielder Mixing
Type: TR 35
M/C No: 8256
Rotor 1 RPM: 580 / 1000
Spec: NFP
Date: MAY 1994
Air Bar: 6 bar
Operational :Semiautomatic
Output / shift : 48 charge
1 charge : 222.58 kg Compound
Rotation Speed : 750 rpm – slow speed (FM 1) 1500 rpm – fast speed
(FM 2)
Cold Mixer
KM 1200:
Kapasitas maximum hopper 1200 L
Ideal kapasitas material: 45% max kapasitas hopper.
Kapasitas Max: 297 Kg
Rollepaal W91-18D
CMT 68
Gambar IV. 4 CMT 68
CMT 80
Merupakan alat untuk membentuk diameter pipa secara konstan, dibuat sendiri
didalam pabrik di area workshop.
4.1.7 Spesifikasi Alat Pada Unit Cooling Bath (End Cooling Unit)
Merupakan alat untuk pendinginan pipa lebih lanjut menggunakan bak berisi air
pendingin dengan ukuran paling kecil 6 meter dengan lebar 50 cm, tinggi 140
cm, dan paling besar 12 meter lebar 1 meter dan tinggi 160 cm
Tin : 20℃
Tout :40℃.
Dengan air keluaran dialirkan menuju chiller.
Yaitu proses menarik pipa dengan kecepatan tergantung pada diameter dan
standar yang digunakan.
Alat printing ini berbuntuk lingkaran dengan brand rucika dan jenis serta nomor
pipa tersebut, bergerak secara kontinyu mengikuti alur pipa.
4.1.10 Spesifikasi Alat Pada Unit Cutting
4.2.3 Mixing
Hot Mixer
Henschel Mixing Technology D- 34112 Kassel
Tipe : FM350 / KM 1050
Tanggal Pembuatan: 2003
Seri: 815240/832385
Direct voltage: 380VAC 50Hz
Control voltage: 220VAC 50Hz
24VDC
Electrical Doc: M000027360E1
Output / shift: 50 charge
1 charge : 222.58 kg Compound
Rotation Speed : 750 rpm – slow speed (FM 1) 1500 rpm – fast speed
(FM 2)
Niro – Fielder Mixing
Type: TR 350
M/C No: 8256
Rotor 1 RPM: 580 / 1000
Tipe: NFP
Tanggal Pembelian: May 1994
Air Bar: 6 bar
Operational :Semiautomatic
Output / shift : 48 charge
1 charge : 222.58 kg Compound
Rotation Speed : 750 rpm – slow speed (FM 1) 1500 rpm – fast speed
(FM 2)
Cold Mixer
KM 1200:
Kapasitas maximum hopper 1200 L
Ideal kapasitas material: 45% max kapasitas hopper.
Jika Bulk density dry blend 0.55 Kg/L.
Kapasitas Max: 297 Kg
4.2.4 Spesifikasi Alat Pada Unit Pelletizing
Ukuran lubang 4 mm
Jumlah lubang 300 buah
Bentuk lubang bulat
Center (ICMA, ROLLEPAAL W91, and CMT 68)
Excentric (ROLLEPAAL W125 dan CMT 80)
Merupakan alat untuk pendinginan fitting menggunakan bak berisi air pendingin
dengan ukuran 3 meter dan Tout 40℃. Dengan air keluaran dialirkan menuju
chiller.
Rapid 4590
BAB V UTILITAS DAN UNIT PENGOLAHAN LIMBAH
5.1 Utilitas
Proses Produksi di PT. Wahana Duta Jaya Rucika ditunjang oleh berbagai macam
utilitas yang digunakan. Utilitas yang terdapat di industri diantaranya :
1. Penyediaan Air Baku
2. Penyediaan Listrik
3. Chiller
4. Cooling tower
Kebutuhan air disuplai dari 2 buah sumur dalam yang terdapat diarea pabrik.
Dengan rincian penggunaan air sebagai berikut:
Gambar V. 1 Penyediaan & Pendistribusian Air Baku
Penyediaan listrik berasal dari PLN dengan kapasitas terpasang 8650 KVA
dengan 11 Trafo berkapasitas 400 Volt, 8 Trafo 6500 Volt. Dan jumlah
pemakaian perbulan 3.954.657 Kwh.
Selain itu terdapat 5 unit Genset dengan kapasitas masing masing 1500 KVA,
juga terdapat 2 drups yang berfungsi untuk menyimpan energi saat listrik
menyala, dan menjadi pemasok listrik saat terjadi mati listrik, dan tidak ada
pasokan listrik dari PLN dengan maing masing kapasitas drups 2500 KVA.
5.1.3 Chiller
Terdapat total 15 unit chiller yang digunakan, 7 untuk produksi Pipa Poli Vinil
klorida, untuk air keluaran Vacuum Cooling Unit dan End Cooling unit 3 untuk
Pipa High Density Poly Ethylene (HDPE) & Poly propylene Random (PPR)
untuk air keluaran Vacuum Cooling Unit dan End Cooling unit, dan 5 untuk
Fitting untuk pendinginan mould. Electrical chiller ini menggunakan prinsip
refrigeran siklus Carnot. Masing - masing unit chiller dilengkapi dengan 4 buah
kompresor. Chiller Water yang dihasilkan memiliki suhu 11℃.
Cooling water adalah air pendingin untuk keperluan proses. Air ini digunakan
sebagai media pendingin pada saat produk keluar dari injection moulding
ataupun ekstruder. Air pendingin merupakan kebutuhan yang sangat penting
dalam pembuatan produk, untuk menghasilkan air sebagai pendingin biasanya
digunakan cooling tower. Cooling tower digunakan untuk mengembalikan
temperatur air setelah digunakan dan jenis cooling tower yang digunakan adalah
induced draft fan. Fungsi fan adalah untuk menyedot udara luar agar mengalir
dan kontak dengan air panas dan kontak air dan udara pendingin saling
menyilang.
Prinsip cooling tower yang digunakan adalah air yang akan didinginkan
dikontakkan dengan udara yang dihasilkan oleh kipas dengan aliran yang
berlawanan. Cooling water dengan temperatur ± 45℃ dimasukkan kedalam
cooling tower, dengan air keluaran cooling tower ± 19℃. Kontak udara dan air
tersebut menyebabkan perpindahan massa dan perpindahan panas. Air yang telah
dingin tersebut masuk ke pompa dan dialirkan kembali kedalam cooling bath
fitting dan digunakan untuk proses.
5.2 Pengolahan Limbah
PT. Wahana Duta Jaya Rucika memiliki dua jenis limbah, yaitu limbah padat dan
limbah cair.
Limbah padat yang dihasilkan yaitu material pellet kotor sekitar 45 kg/hari, yang
sebagian bisa disortir untuk kemudian dipakai kembali, scrap dari sisa potongan
pipa, pipa dan fitting reject sebesar 4 ton/hari, limbah ini dapat diolah kembali
namun harus sesuai kriteria kualitas, limbah yang memenuhi kriteria kemudian
diolah kembali untuk menjadi bahan baku setelah melewati mesin crusher.
Namun proses recycle ini hanya boleh dilakukan 2x jika melebihi itu maka
limbah-limbah tersebut ditempatkan di tempat penyimpanan sementara limbah
padat non B3 dan selanjutnya diberikan kepada pihak ketiga pengelola limbah
padat. Yaitu PT. Watec Internasional dan sinergi prima sejahtera, diangkut oleh
perusahaan transporter PT. Mulya Jaya Nusantara.
Limbah cair dihasilkan termasuk limbah B3 yaitu oli bekas sebanyak 15 liter/
bulan, yang ditempatkan di tempat penyimpanan sementara limbah cair dan
selanjutnya diberikan kepada pihak ketiga pengelola limbah cair, Yaitu PT.
Anglo Asia Alumunium, dan diangkut oleh perusahaan transporter PT. Mulya
Jaya Nusantara.
Limbah cair dari limbah domestic dikelola dengan membuat instalasi pengolahan
air limbah (IPAL) yang terintegrasi dari beberapa titik bioseptic tank diarea
pabrik. IPAL Domestik dengan kapasitas 3 m3/D, 5m3/D & 20 m3/D.
Dengan tahapan sebagai berikut:
1. Bak screen : Proses penyaringan air limbah sebelum masuk ke dalam bak
ekualisasi harus dipisahkan dari sampah anorganik (plastik, karet, kain
dsb). Serta pemisahan minyak, lemak, dan deterjen, serta air limbah yang
bertujuan untuk mencegah penurunan kinerja bakteri yang akan
menghambat kelarutan oksigen.
2. Proses ekualisasi : Proses homogenisasi pada unit IPAL berlangsung
didalam bak ekualisasi yang terdapat dibawah tanah, Hal ini bertujuan
untuk meratakan kandungan limbah organic pada kondisi aerob yang
kemudian dipompakan ke aeration tank
3. Proses aerasi : Limbah cair mengalami proses aerob di tangki aerasi yang
berada diatas tanah. Proses aerasi yang terjadi dihasilkan dari hembusan
udara blower yang tersambung ke dalam tangki aerasi dengan
kelenngkapan diffuser sebagai pengatur larutnya oksigen kedalam limbah
cair.
4. Proses sedimentasi : Air limbah yang keluar dari tangki aerasi akan masuk
kedalam bak sedimentasi (yang masih mengandung endapan). Endapan
tersebut masih mengandung massa bakteri yang secara periodik harus
dikembalikan ke tangki aerasi untuk mempertahankan massa bakteri.
Selanjutnya air limbah yang sudah melewati proses sedimentasi akan
mengalir secara gravitasi kedalam tangki penyimpanan air. Kemudian air
limbah disaring dalam unit filtering dan dialirkan ke fish pond
5. Proses klorinasi : Proses ini diperlukan untuk membunuh bakteri pathogen.
Bakteri ini yang dominan dari buangan limbah cair domestic biasanya
bakteri e-coli
Gambar V. 2 Diagram Alir IPAL
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Adapun saran untuk PT. Wahana Duta Jaya Rucika adalah semoga PT. Wahana
Duta Jaya Rucika dapat memberikan pengenalan alat-alat dalam bentuk miniatur
agar praktikan dapat lebih memahami proses.
DAFTAR PUSTAKA