Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN KEUANGAN

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN

Microlearning
Mandatory Spending Versus
Kinerja Pemerintah
FISCAL RULE & MANDATORY SPENDING dalam
Penyusunan APBN
UU SEKTORAL
1. UU No.20/ 2003
Sisdiknas: anggaran
pendidikan minimal
20% dari APBND dan
APBD
2. UU 9/2009
Kesehatan: komitmen UU Nomor 17
anggaran kesehatan Tahun 2003
5% dari belanja
negara.
3. UU No.33/2004
No
Perimbangan
Keuangan PP dan
Pemda: minimal pagu
DAU 26% dari PDN
Netto
4. UU No.6/2014 Desa;
PP No.60/2014
tentang Dana Desa
10% dari Dau & DBH

2
FISCAL RULE
POSTUR APBN
PANDEMI
COVID-19
• UU 2/2020
• Defisit APBN tahun
2020-2022 boleh
berada di atas 3%
PDB

• PDB atas dasar harga berlaku Rp15.434,2 triliun


• PDB = C+I+G+(X-M)

3
Aturan Fiskal (Fiscal Rule) dalam
Penyusunan APBN
❑ Aturan fiskal adalah batasan jangka panjang pada POSTUR APBN
kebijakan fiskal melalui batas angka tertentu
(numerik) secara total anggaran (agregat)
(https://www.imf.org/external/datamapper/fiscalrule
s/map/map.htm)
⮚ Tujuan:
▪ mengoreksi insentif yang terdistorsi dan
menahan tekanan untuk membelanjakan lebih
banyak, terutama di saat-saat yang baik;
▪ memastikan tanggung jawab fiskal dan
kesinambungan pembayaran utang.
❑ Aturan fiskal dalam UU No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara
▪ Defisit anggaran maksimal 3% terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB)
▪ Utang berjalan (outstanding) 60%
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
• PDB atas dasar harga berlaku Rp15.434,2 triliun
• PDB = C+I+G+(X-M)
4
4
MANDATORY SPENDING
POSTUR APBN

• PDB atas dasar harga berlaku Rp15.434,2 triliun


• PDB = C+I+G+(X-M)

5
MANDATORY SPENDING DALAM
PENYUSUNAN APBN
Belanja negara yang besarannya sudah diatur oleh undang-undang dan pada akhirnya
mengikat dalam penyusunan APBN
❑ UUD 1945 dan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Anggaran Pendidikan 20% APBN
❑ UU 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah
Dana Alokasi Umum (DAU) minimal 26% Pendapatan Dalam Negeri (PDN) Netto
❑ UU 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Anggaran Kesehatan 5% APBN
❑ UU 6 Tahun 2014 tentang Desa
- Dana Desa 10% dari Transfer ke Daerah
Tujuan Mandatory Spending
❑ memberikan kepastian besaran jumlah dalam penganggaran suatu belanja negara
❑ mengurangi masalah ketimpangan sosial dan ekonomi

6
6
IMPLIKASI MANDATORY SPENDING >>
komplikasi dalam Penyusunan APBN
⦿ Pengalokasian belanja didasarkan pada capaian kinerja POSTUR APBN
(prioritas nasional) bukan berdasarkan batasan nominal atau
persentase tertentu.
⦿ Kenaikan setiap belanja negara akan berpengaruh pada
bertambahnya kebutuhan alokasi anggaran pendidikan dan
anggaran kesehatan, bahkan ketika kenaikan itu untuk subsidi
⦿ Pelebaran defisit yang dibiayai dengan penerbitan utang akan
berdampak pada naiknya kebutuhan pembayaran bunga utang, ? ?
yang pada akhirnya akan menambah kebutuhan anggaran
pendidikan anggaran pendidikan dan anggaran kesehatan,
karena meningkatnya total belanja
⦿ Peningkatan pendapatan akan berdampak pada peningkatan
dana bagi hasil dan/atau dana alokasi umum, sehingga
berdampak pada meningkatnya total belanja negara, dan pada
akhirnya menambah anggaran pendidikan dan anggaran
kesehatan.
• PDB atas dasar harga berlaku Rp15.434,2 triliun
• PDB = C+I+G+(X-M) 7
7
LOGIC MODEL
sebagai Logika Susunan Anggaran Kinerja
CARA MERUMUSKAN KINERJA

Resources/ Outputs Outcome


Activities Impact
Inputs s

CARA MENGHUBUNGKAN ANGGARAN DAN KINERJA

1 2 3 4 5

Your Planned Your Intended


Work Results

8
IMPLIKASI MANDATORY SPENDING >> kurang
pas dengan konsep anggaran berbasis kinerja

⦿ Salah satu prinsip dalam anggaran berbasis kinerja output dan outcome oriented
⦿ Kinerja (output, outcome, dan impact) dirumuskan terlebih dahulu baru kemudian menentukan
tindakan operasional (activities) beserta kebutuhan sumber daya yang diperlukan (termasuk anggaran).
⦿ Apabila anggaran sebagai sumber daya telah tersedia, penentuan tujuan strategis tidak dilakukan
secara serius (baik sasaran kinerja yang hendak dicapai maupun indikator kinerja sebagai ukuran
keberhasilannya).
⦿ Kebijakan alokasi anggaran mandatory spending :
▪ Alokasi anggaran atas setiap mandatory spending hanya merupakan titik berkumpul anggaran saja (pot)
sebagai hasil perhitungan persentase dalam penyusunan APBN.
▪ Kebutuhan anggaran kementerian/lembaga yang menyelenggaran mandatory spending tetap dinilai sesuai
dengan tingkat kinerja yang hendak dicapai.

9
9

Anda mungkin juga menyukai