Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
KAMPUS CIBIRU
2022
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya tugas mata
kuliah pengelolaan pendidikan dengan Makalah tentang “Mengelola Pembelajaran di Luar
Kelas Begitulah tugas ini dapat dikumpulkan kepada Ibu Dra. Hj. Tin Rustini, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS.
Kami menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Begitu pula dengan makalah
yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal yang dapat kami deskripsikan dengan sempurna,
tetapi kami telah berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Mohon
maaf apabila ada kesalahan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Selamat belajar,
semoga sukses.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
C. Tujuan ................................................................................................................................ 2
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran akan berjalan efektif jika siswa turut semangat dan mendukung aktifitas belajar
bersama guru, guru dan siswa mampu bekerja sama dengan baik dalam melaksanakan
pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari tercapainya tujuan
pemeblajaran.
Pembelajaran yang baik juga dilakukan guru dengan cara mengeaitkan materi dengan
pengalaman kehidupan siswa atau dengan pengetahuan awal siswa. Siswa juga harus diberikan
kesempatan untuk bisa melatih dirinya dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan guru
sebagai mentor yang membimbing siswanya apabila siswa membutuhukan bantuan dalam
proses belajranya. Guru tidak sekedar menyampaikan materi secara lisan tanpa suatu aplikasi
tetapi mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan
demikian proses belajar-mengajar bukan verbalisme melainkan realisme (Alipandie, 1984:
159). Dengan demikian memberikan kesempatan siswa berlatih dalam
menyelesaikanpermasalahan guru harus secara lisan dan aplikasi dalam memfasilitasi
pengetahuan siswa dalam memahami materi. Kenyataan di Lapangan, masalah kontekstual
sering kali diterapkan dalam soal cerita yang disampaikan di dalam kelas. Belajar tidak harus
sellau ada di ruangan kelas belajar juga dapat dilakukan di tempat terbuka, berinteraksi dengan
alam bebas dimana hal itu terjadi ketika siswa mulai jenuh dan bosan berada di ruang kelas
yang megakibatkan kurangnya motivasi dalam belajar, dan mempengaruhi hasil belajar siswa,
motivasi belajar siswa yang baik maka hasil belajar siswa pun juga baik dan membantu
mewujudkan tujuan pembelajaran.
1
2
yang memiliki banyak keterbatasan. Dari paparan diatas menjadi latar belakang bagaimana
proses pengelolaan belajar di luar kelas atau (outdoor learning), dengan pembelajaran yang
dilaksanakan di dalam kelas.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Pembelajaran di luar kelas (outdoor study) merupakan salah satu upaya terciptanya
pembelajaran, terhindar dari kejenuhan, kebosanan, dan persepsi belajar hanya dalam kelas.
Pembelajaran di luar kelas atau out door merupakan cara mengajar guru dengan jalan
membimbing siswa di lapangan atau pembelajaran yang menggunakan sumber belajar berupa
alam sekitar dan bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri ,
kemudian mentransfer pengetahuan berdasarkan pengalaman yang dimiliki, diterjemahkan dan
dikembangkan berdasarkan kemampuan yang dimiliki (Iriany. 2018).
Pembelajaran Out door juga metode untuk meningkatkan kapasitas belajar anak. Anak dapat
belajar secara lebih mendalam melalui objek-objek yang dihadapi dari pada jika belajar di
dalam kelas yang memiliki banyak keterbatasan. Lebih lanjut, belajar di luar kelas dapat
menolong anak untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, pembelajaran di
luar kelas lebih menantang bagi siswa dan menjembatani antara teori di dalam buku dan
kenyataan yang ada di lapangan. Kualitas pembelajaran dalam situasi yang nyata akan
memberikan peningkatan kapasitas pencapaian belajar melalui objek yang dipelajari serta dapat
membangun ketrampilan sosial dan personal yang lebih baik. Pembelajaran out door dapat
dilakukan kapan pun sesuai dengan rancangan program yang dibuat oleh guru.
Pembelajaran out door dapat dilakukan waktu
pembelajaran normal, sebelum kegiatan pembelajaran di
sekolah atau sesudahnya, dan saat-saat liburan sekolah.
Metode pembelajaran di luar kelas merupakan upaya mengajak lebih dekat dengan sumber
belajar yang sesungguhnya, yaitu alam dan masyarakat. Siswa diarahkan untuk melakukan
aktivitas yang bisa membawa mereka pada perubahan perilaku terhadap lingkungan sekitar.
Berikut definisi dan pengertian pembelajaran di luar kelas dari beberapa sumber buku:
• Menurut Vera (2012), pembelajaran di luar kelas merupakan kegiatan belajar antara
guru dan siswa, namun tidak dilakukan di dalam kelas, tetapi dilakukan di luar kelas
atau alam terbuka sebagai kegiatan pembelajaran siswa.
3
4
Dapat kita pahami bahwa pembelajaran di luar kelas (outdoor study) merupakan aktivitas
belajar yang dilaksanakan di tempat terbuka dan sumber belajar berupa alam sekitar untuk
memberikan kenyamanan dan meningkatkan motivasi belajar siswa yang mungkin saja
telah berkurang dan merasakan kejenuhan karena terus merasakan proses belajar di dalam
ruangan.
Pendididikan luar kelas diharapkan dapat dipakai sebagai kegiatan Leadership Development
(pengembangan kepemimpinan), dan Personal growth (pengembangan kepribadian) sehingga
akan memunculkan Self Awareness (kepedulian pribadi) untuk melakukan suatu perubahan
positif dan Group Awareness (kepedulian kelompok) untuk bisa beradaptasi dengan
lingkungan sekitarnya. Program pengembangan di luar kelas hanya akan efektif bila
dilaksanakan dengan baik, yaitu jika mampu memberikan peak adventure atau pengalaman
belajar bagi pelakunya, dan juga bisa menjadi alat untuk mengembangkan kompetensi siswa
jika dikerjakan dengan program yang baik pula. Pendidikan luar kelas bukan aktivitas fisik
saja, Outdoor learning is learning, bukan sekedar bersenang-senang. Program pendidikan luar
kelas yang bagus harus mencakup high impact activities. Kompetensi seseorang ditingkatkan
melalui pengembangan pengetahuan, skill dan karakter dari yang bersangkutan. Untuk
menghasilkan peak adventure, kegiatan dalam pendidikan luar kelas harus bisa mengeluarkan
partisipan dari comfort zone mereka. Oleh karena itu, untuk dapat menciptakan pembelajaran
di luar kelas yang efektif maka terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian seorang guru
dalam mengelola pembelajarannya. Menurut Sudjana & Rivai (2010) menggunakan
5
lingkungan sebagai media dan sumber belajar dalam proses pembelajaran memerlukan
persiapan dan perencanaan yang seksama dari para guru. Tanpa perencanaan yang matang
kegiatan belajar siswa bisa tidak terkendali, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dan
siswa tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan. Diantara langkah-langkah yang
harus diperhatikan dalam pengelolaan pembelajaran di luar kelas adalah sebagai berikut:
1. Langkah Persiapan
Prosedur yang harus dipersiapkan pada langkah persiapan ini adalah:
1) Tujuan Pembelajaran
Guru menentukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh para siswa berkaitan dengan
penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar.
2) Menentukan Objek yang Harus Dipelajari atau Dikunjungi
Dalam menetapkan objek kunjungan tersebut hendaknya diperhatikan relevansi dengan
tujuan belajar, kemudahan menjangkaunya misalnya cukup dekat dan murah
perjalanannya, tidak memerlukan waktu yang lama, tersedianya sumber-sumber belajar,
keamanan bagi siswa dalam mempelajarinya serta memungkinkan untuk dikunjungi dan
dipelajari siswa.
3) Menentukan Media Pembelajaran di Luar Kelas
Media-media yang terdapat di lingkungan sekitar, ada yang berupa benda-benda atau
peristiwa yang langsung dapat kita pergunakan sebagai sumber belajar. Selain itu, ada
pula benda-benda tertentu yang harus kita buat terlebih dulu sebelum dapat kita
pergunakan dalam pembelajaran. Jika kita harus membuat media belajar semacam itu,
maka ada beberapa prinsip pembuatan yang perlu kita perhatikan, yaitu :
a. Media yang dibuat harus sesuai dengan tujuan dan fungsi penggunaannya,
b. Dapat membantu memberikan pemahaman terhadap suatu konsep tertentu, terutama
konsep yang abstrak,
c. Dapat mendorong kreatifitas siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bereksperimen dan bereksplorasi (menemukan sendiri),
d. Media yang dibuat harus mempertimbangkan faktor keamanan, tidak mengandung
unsur yang membahayakan siswa,
e. Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal,
f. Usahakan memenuhi unsur kebenaran substansial dan kemenarikan,
6
g. Media belajar hendaknya mudah dipergunakan baik oleh guru maupun siswa,
h. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat hendaknya dipilih agar mudah
diperoleh di lingkungan sekitar dengan biaya yang relatif murah,
i. Jenis media yang dibuat harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan sasaran
didik.
4) Menentukan Cara Belajar Siswa Pada Saat Kunjungan Dilakukan
Hal-hal yang bisa dilakukan siswa misalnya: mencatat apa yang terjadi, mengamati
suatu proses, bertanya atau wawancara dengan petugas dan apa yang harus
ditanyakannya, melukiskan atau menggambarkan situasi baik berupa peta, sketsa dan
lain-lain, kalau mungkin mencobanya dan kegiatan lain yang diangap perlu. Di samping
itu, ada baiknya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi
tugas khusus dalam kegiatan belajarnya.
5) Mempersiapkan Perizinan Jika Diperlukan
Apabila dalam melaksanakan pembelajaran di luar kelas akan mengunjungi tempat-
tempat tertentu yang membutuhkan perizinan, maka guru dan siswa harus
mempersiapkan terlebih dahulu perizinan tersebut, misalnya membuat dan
mengirimkan surat permohonan untuk mengunjungi objek tersebut agar mereka dapat
mempersiapkannya. Dalam surat tersebut dapat dijelaskan kegiatan belajar dan tujuan
yang diharapkan dari kunjungan tersebut. Hal ini penting agar petugas di sana
mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan.
6) Persiapan Teknis yang Diperlukan untuk Kegiatan Belajar
Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar, seperti tata tertib diperjalanan
dan ditempat tujuan, perlengkapan belajar yang harus dibawa, menyusun pertanyaan
yang akan diajukan, kalau ada kamera untuk mengambil foto, handycam, transportasi
yang digunakan, biaya, makanan atau perbekalan, dan perlengkapan P3K.
7
2. Langkah Pelaksanaan
Pada langkah ini adalah kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah
dipersiapkan. Biasanya kegiatan belajar diawali dengan penjelasan guru atau petugas
mengenai objek yang dikunjungi sesuai dengan permintaan yang telah disampaikan
sebelumnya. Dalam penjelasan tersebut, para siswa bisa mengajukan beberapa pertanyaan
melalui kelompoknya masing-masing supaya waktunya bisa lebih cermat. Catatlah semua
informasi yang diperoleh dari penjelasan tersebut. Setelah informasi diberikan oleh guru
atau petugas, para siswa dengan bimbingan petugas melihat dan mengamati objek yang
dipelajari. Siswa bisa bertanya atau juga mempraktekkan jika dimungkinkan serta
mencatatnya. Berikutnya para siswa dalam kelompoknya mendiskusikan hasil-hasil
belajarnya, untuk lebih melengkapi dan memahami materi yang dipelajarinya. Akhir
kunjungan dengan ucapan terima kasih kepada petugas dan pimpinan objek/wahana yang
dikunjungi. Hal yang perlu menjadi catatan, apabila objek kunjungan sifatnya bebas dan
tak perlu ada petugas yang mendampinginya, seperti kemah, mempelajari lingkungan
sosial, belajar di kebun dan taman, belajar di halaman sekolah, atau belajar di alam terbuka
lainnya, maka para siswa langsung mempelajari objek studi atau melakukan aktivitas
sesuai yang diarahkan oleh guru (yang sudah pula tertuang dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran/RPP).
6) Guru yang membimbing harus lebih lebih intensif kala mengajar. Saat peserta didik
timbul keinginan terhadap objek lain, maka guru harus memberikan bimbingan yang
lebih supaya siswa bisa kembali fokus ke pembelajaran.
7) Pembelajaran akan terpecah saat ada siswa lain atau kelompok lain di lingkungan
tempat belajar. Ketika proses pembelajaran dilakukan di luar, tekadang ada siswa lain
atau mungkin kelompok lain yang berada di tempat yang sama. Hal ini membuat siswa
terpecah kosentrasinya sehingga materi ajar yang disampaikan oleh guru tidak
sepenuhnya diserap oleh peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran di luar kelas (outdoor study) merupakan aktivitas belajar yang dilaksanakan di
tempat terbuka dan sumber belajar berupa alam sekitar untuk memberikan kenyamanan dan
meningkatkan motivasi belajar siswa yang mungkin saja telah berkurang dan merasakan
kejenuhan karena terus merasakan proses belajar di dalam ruangan. Pendididikan luar kelas
diharapkan dapat dipakai sebagai kegiatan Leadership Development (pengembangan
kepemimpinan), dan Personal growth (pengembangan kepribadian) sehingga akan
memunculkan Self Awareness (kepedulian pribadi) untuk melakukan suatu perubahan positif
dan Group Awareness (kepedulian kelompok) untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya.
B. Saran
Pembelajaran diluar kelas dapat meningkatkan kapasitas belajar anak. Anak dapat belajar
secara lebih mendalam melalui objek-objek yang dihadapi dari pada jika belajar di dalam
kelas yang memiliki banyak keterbatasan, namun hal ini guru perlu melakukan pengelolaan
yang baik, persiapan yang matang mengingat focus siswa akan terbagi apabila melakukan
pembelajaran di luar kelas.
10
DAFTAR PUSTAKA
Alipandie, Imansyah. (1984). Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya: Usaha Nasional
Rustam, Suparjo dan Santoso, Apik Budi. 2015. Penerapan Metode Outdoor Study pada
Pembelajaran Geografi Kelas X IPS MA Al Bidayah Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang Tahun 2014/2015. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Vera, Adelia. 2012. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Outdoor study). Yogyakarta: DIVA
Press.