Anda di halaman 1dari 8

PERDARAHAN PASCASALIN

(HEMORAGIC POST PARTUM)

RSKIA
ANNISA
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
PAYAKUMBUH KI. 9

PANDUAN TANGGAL REVISI DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA


PRAKTEK KLINIK 10 DESEMBER 2019

1.Pengertian Perdarahan pascasalin adalah perdarahan yang terjadi setelah janin lahir, yaitu
(Definisi) melebihi 500 cc pada persalinan per vaginam atau lebih dari 1000 cc pada
persalinan per abdominam atau perdarahan lebih banyak dari biasa disertai
gangguan hemodinamik
Dibagi menjadi :
● Perdarahan pascasalin dini yaitu jika terjadi dalam 24 jam pertama.
● Perdarahan pascasalin lanjut yaitu jika terjadi lebih dari 24 jam.
2. Anamnesis Perdarahan pervaginam pascasalin atau perdarahan berulang jika terjadi pada
masa nifas, terdapat faktor predisposisi
Predisposisi antepartum: riwayat perdarahan pascasalin atau manual plasenta,
solusio plasenta, plasenta previa, hipertensi, IUFD, overdistensi uterus, gangguan
darah ibu.
Predisposisi intrapartum: persalinan seksio sesarea atau buatan, partus lama,
partus presipitatus, Induksi atau augmentasi persalinan, infeksi korion, distosia
bahu, grandemulti paritas, gangguan koagulopati.
Predisposisi postpartum: laserasi jalan lahir (ruptur perineum, episiotomi luas,
robekan porsio) retensio plasenta, sisa plasenta, inversio uteri, ruptur uteri.
Gejala yang dirasakan berupa :
- Lemah
- Pusing
- Menggigil
- Pandangan berkunang-kunang
- Berkeringat dingin
3.Pemeriksaan  Perubahan hemodinamik dari pre syok sampai syok (Pucat, akral dingin, nadi
Fisik cepat (>100 x/menit), tekanan darah menurun, sistolik < 100 mmHg)
 Pemeriksaan Obstetrik:
1. Perhatikan kontraksi, letak, dan konsistensi uterus
2. Lakukan pemeriksaan 4T (Tonus, Trauma, Tissue, Trombin) untuk mencari
penyebab perdarahan.
4.Kriteria 1. Atonia uteri : perdarahan segera setelah anak lahir, uterus tidak
Diagnosis berkontraksi dan lembek
2. Robekan jalan lahir : perdarahan yang berasal dari robekan jalan lahir ,
yang terjadi segera setelah bayi lahir
3. Retensio plasenta : plasenta belum lahir dalam 30 menit setelah kelahiran
bayi
4. Sisa fragmen plasenta dan endometritis : sebagian plasenta atau selaput
(mengandung pembuluh darah) tidak lengkap, perdarahan dapat muncul 6-
10 hari post partum disertai subinvolusi uterus
5. Inversio uteri : fundus uteri tidak teraba pada palpasi abdomen, terdapat
massa di lumen vagina atau diluar introitus vagina
6. Gangguan pembekuan darah : perdarahan tidak berhenti/ encer dan tidak
terlihat bekuan darah, kegagalan terbentuknya pembekuan pada uji
pembentukan darah sederhana.
5.Diagnosis
Kerja DIAGNOSIS KERJA PENYULIT GEJALA & TANDA

Atonia Uteri Syok Tak ada penonjolan uterus


supra simfisis akibat uterus
Bekuan darah pada serviks tidak berkonraksi dan
atau posisi telentang akan lembek
menghambat aliran darah
keluar Kadang disertai plasenta
adhesiva

Perdarahan segera setelah


anak lahir (Perdarahan
Pascapersalinan Dini

Robekan Jalan Lahir Pucat Darah segar yang mengalir


segera setelah bayi lahir
Lemah
Uterus berkontraksi dan
Menggigil keras

Presyok atau syok Plasenta lahir lengkap

Teraba diskontinuitas portio


atau dinding vagina

Retensio Plasenta Tali pusat putus akibat Plasenta belum lahir 30


traksi berlebihan menit setelah bayi lahir

Inversio uteri akibat tarikan Terdapat perdarahan bila


terjadi separasi parsial
Perdarahan lanjutan
Kontraksi uterus tergantung
dari jenis retensio (lemah
pada adhesiva dan kuat
pada inkarserata)

Sisa Fragmen Uterus berkontraksi baik Plasenta atau sebagian


plasenta tetapi ukurannya segera selaput amnion tidak
mengecil lengkap

Infeksi sisa plasenta Adanya fragmen plasenta


yang hilang
Perdarahan lanjut
Perdarahan segera bila
diameter fragmen plasenta
yang tertinggal cukup
besar.

Perdarahan lanjut bila


diameter sisa plasenta
relatif kecil

Inversio Uteri Neurogenik Syok Tidak terdapat penonjolan


suprasimfisis ataupun pada
Pucat dan limbung perut bawah

Uterus tidak teraba saat


palpasi

Lumen vagina terisis massa


kenyal dengan
menampakkan plasenta
bagian fetal dan tali pusat
(bila belum terlepas

Endometritis atau sisa Anemia Sub-involusi uterus


fragmen plasenta Demam
(terinfeksi atau tidak)
Nyeri tekan perut bawah dan
pada uterus

Perdarahan lanjut

Lochia mukopurulen dan berbau


(bila disertai infeksi)

6.Diagnosis Faktor penyebab:


Banding a. Atonia uteri
b. Laserasi jalan lahir
c. Inversio uteri
d. Retensio plasenta
e. Sisa fragmen plasenta dan endometritis
f. Gangguan koagulopati
7.Pemeriksaan  Laboratorium: - Hb, Leukosit, Trombosit, Hematokrit
Penunjang - PT, APTT, D-Dimer
- SGOT, SGPT, LDH, Bilirubin Direk, Bilirubin Indirek,
Protein total, Albumin, Globulin, GDS
- Ureum, Kreatinin, Na, K, Cl, Ca
- Urinalisa
- Crossmatch PRC, (untuk Hb < 6 : minimal 4 unit PRC, untuk
Hb > 6 minimal 2 unit PRC )
 Pemeriksaan USG

8. Terapi Penatalaksanaan umum

a. Informed consent

b. Stabilisasi, ABC (Posisikan semi ekstensi, bebaskan jalan nafas, O2 jika perlu,
resusitasi cairan, pemasangan cateter urine).

c. Cari penyebab perdarahan dan lakukan tindakan spesifik untuk menghentikan


sumber perdarahan.

d. Pemantauan tanda-tanda vital ( HCU, ROI atau ICU).


Penatalaksanaan Khusus
Tindakan Terapi Operatif Konservatif

1. Bila kondisi ibu dan sarana memungkinkan untuk tindakan operatif konservatif, lakukan :
1). Tehnik B-Lynch
2). Ligasi ramus ascendens dan descenden arteri uterina dan arteri ovarika
3). Ligasi arteri hipogastrika

Tindakan Operatif
Histerektomi supravaginal
Histerektomi Total jika diperlukan
HPP

Masase uterus dan kompresi bimanual eksterna/interna


Oksitosin 20 IU dalam 500 ml NS/RL guyur

Identifikasi sumber
Perdarahan terus perdarahan lainnya :
berlangsung Laserasi jalan lahir
Hematoma parametrial
Ruptura uteri
Uterus tidak Inversio uteri
berkontraksi Sisa fragmen plasenta
Koagulopati

Kompresi bimanual
Kompresi aorta abdominalis
Tekan segmen bawah atau aorta
abdominalis
Pemberian metilergometrin 0,25mg IM
Perdarahan Misoprostol 800-1000 mcg oral / rektal
Berhenti
B-Lynch Tidak berhasil
Berhasil
Ligasi arteri uterine dan ovarika

HISTEREKTOMI

Tindakan operatif

HPP Atonia pada kondisi kritis

Shock
Hb < 6,5
Multipara
Yang Tidak memerlukan fungsi reproduksi

LIFE SAVING Histerektomi

RAWAT LANJUT &


OBSERVASI KETAT
9.Lama Perawatan 3 – 5 hari
perawatan
10. Edukasi 1.Konseling tentang resiko kehamilan selanjutnya
2.Menjarakkan kehamilan dengan KB (lebih baik yang sifatnya jangka panjang)
3.Nutrisi
11. Prognosis ● Prognosis umumnya dubia ad bonam, tergantung dari jumlah perdarahan dan
kecepatan penatalaksanaan yang di lakukan.
● Penyulit :Syok irreversible, DIC, Syndrom Seehan
● Kemungkinan rekurensi pada kehamilan berikutnya
12. Tingkat
Evidens
13. Tingkat
Rekomendasi
14. Penelaah Dokter spesialis kebidanan dan kandungan
Kritis Konsultan Fetomaternal
15. Indikator Penurunan angka kecacatan dan kematian yang disebabkan perdarahan postpartum
Medis
16. Kepustakaan 1. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Perdarahan Pasca-salin.
POGI/HKFM.2016.
2. Panduan Praktik Klinis Obstetri dan Ginekologi. RSUP Hasan Sadikin Bandung/FK
UNPAD.2014
3. FIGO Guidline : treatment of PPH with misoprostol.2017

DIBUAT OLEH DITINJAU OLEH DISAHKSAN OLEH

NAMA dr. Mikhail Nurhari, Sp.OG dr. Suhadi, Sp.OG dr. Loli, MARS

JABATAN Dokter Spesialis Kebidanan Ketua Komite Medik Direktur Utama


& Peny. Kandungan

TANDA
TANGAN

Anda mungkin juga menyukai