Anda di halaman 1dari 12

IDENTITAS NASIONAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kewarganegaraan

Disusun oleh:
Ajeng Pratiwi (0304202074)
Cut Raihan Anjeli (0304201035)
Cut Mutia (0304202071)

Dosen Pengampu:
Zainal Abidin

PRODI TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat dan kesehatan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Psikologi Behaviorisme dan
Humnaisme”. Shalawat dan salam kami junjungkan kepada Nabi besar Muhammad Saw ang
telah membawa kita dari zaman zahiliyah kea lam yang berpendidikan seperti saat ini.
Kami juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Siti Marisa, MA,. M.
Psi., selaku dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Umum yang telah memberikan tugas
makalah ini kepada kami.
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari banyak pihak, karenanya kami mengucapkan terimakasih kepada anggota
kelompok yang telah menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bag kita semya.
Dan dalam pengerjaan makalh ini, masih terdapat kesalahan penulisan di dalamnya. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Medan, 28 Mei 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki satu bangsa yang tentunya
berbeda antara satu bangsa, dengan bangsa yang lain. Indonesia adalah salah satu
Negara yang memiliki bermacam identitas nasional yang mengkhaskan dan tentunya
berbeda dengan Negara-negara lainnya. Mayoritas dari masyarakat mengasosiakan
identitas nasional mereka dengan negara dimana mereka dilahirkan.
Beragamnnya suku bangsa serta bahasa di Indonesia, merupakan suatu tantangan
besar bagi bangsa ini untuk tetap dapat mempertahankan identitasnnya. Untuk itu,
sebagai generasi muda Indonesia seharusnnya sudah mengetahui apa itu identitas
nasional bangsa kita. Namun pada kenyataannya masih banyak generasi muda indonesia
yang belum tahu tentang apa itu identitas nasional dan apa saja wujud dari identitas
nasional bangsa Indonesia itu sendiri.
Seringkali kita marah ketika aset identitas nasional kita direbut atau ditiru oleh
Negara lain, tapi dalam pengaplikasiannya kita sebagai warga negara Indonesia hanya
bersikap pasif dan enggan untuk menggembangkannya.
Identitas Nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara,
Selain itu pembentukan Identitas Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di
sepakati bersama. Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan
berusaha memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan
Negara sudah tidak perlu di tanyakan lagi, Terutama di dalam bidang Hukum.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari identitas nasional?
b. Apa saja faktor-faktor pembentukan identitas nasional?
c. Bagaimana identitas Negara indonesia?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian identitas nasional
b. Untuk mengetahui faktor pembentukan identitas nasional
c. Untuk mengetahui identitas Negara Indonesia
D. Manfaat Penulisan
Agar Bagi siswa:
a. siswa mengetahui dan mengenal lebih dalam tentang identitas dari
negara indonesia

b. Agar siswa mengetahui wujud identitas negara


Bagi guru:

a. Memberikan kemudahan pada guru dalam pembelajaran karakteristik


negara indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Identitas Nasional


Identitas sendiri memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak yang dimaksud
sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan pihak yang lain. Sedangkan nasional
atau Nasionalisme memiliki arti suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan
tertinggi individu harus diserahkan kepada Negara kebangsaan. Identitas nasional adalah
kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang
membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.
Identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol- simbol kenegaraan
seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia,
Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila,
Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Pahlawan – pahlawan rakyat pada masa
perjuangan nasional seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain – lain.
Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara Indonesia dapat
mengikat eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan negara yang
merdeka, berdaulat dalam hubungan internasional akan dihargai dan sejajar dengan
bangsa dan negara lain. Identitas bersama itu juga dapat menunjukkan jati diri serta
kepribadiannya Rasa solidaritas sosial, kebersamaan sebagai kelompok dapat
mendukung upaya mengisi kemerdekaan. Dengan identitas bersama itu juga dapat
memberikan motivasi untuk mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa depan.1

Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi
maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan
kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya
globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam era
globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung menghancurkan nasionalisme,
muncullah kebangkitan kembali kesadaran Nasional.

1
Nikmah, Azah. “http://nikmahajah.blogspot.co.id/2013/11/proses-berbangsa-dan
bernegara.html” (diakses pada selasa, 17 september 2017).
B. Faktor Pembentuk Identitas Nasional
Terdapat dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu faktor
primodial dan faktor kondisional. Faktor primodial atau faktor objektif adalah faktor
bawaan yang bersifat alamiah yang melekat pada bangsa tersebut seperti geografi,
ekologi dan demografi. Kondisi geografis ekologis yang membentuk Indonesia sebagai
wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi
antara wilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan
demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia. Sedangkan faktor
kondisional atau faktor subyektif adalah keadaan yang mempengaruhi terbentuknya
identitas nasional. Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi
proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia, beserta
identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil dari
interaksi dari berbagai faktor tersebut.2

Faktor yang tak kalah penting yaitu sejarah. Persepsi yang sama diantara warga
masyarakat tentang sejarah mereka dapat menyatukan diri dalam satu bangsa. Persepsi
yang sama tentang pengalaman masa lalu, seperti sama-sama menderita karena
penjajahan, tidak hanya melahirkan solidaritas tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan
yang sama antar anggota masyarakat itu. Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan
melahirkan spesialisasi pekerjaan profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat.
Semakin tinggi mutu dan variasi kebutuhan masyarakat, semakin saling tergantung
diantara jenis pekerjaan. Setiap orang akan saling bergantung dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Semakin kuat saling ketergantungan anggota masyarakat karena
perkembangan ekonomi, akan semakin besar solidaritas dan persatuan dalam
masyarakat.3

Solidaritas yang terjadi karena perkembangan ekonomi oleh Emile Durkheim


disebut Solidaritas Organis. Faktor ini berlaku di masyarkat industri maju seperti
Amerika Utara dan Eropa Barat. Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik. Lembaga-
lembaga itu seperti birokrasi, angkatan bersenjata, pengadilan, dan partai politik.
Lembaga-lembaga itu melayani dan mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan
asal usul dan golongannya dalam masyarakat. Kerja dan perilaku lembaga politik dapat
2
Sunarso, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn untuk Perguruan Tinggi), (Yogyakarta: UNY Press. 2013), hal.
98
3
A. Ubaidillah, dkk. Pendidikan Kewargaan (Civic Education), (Jakarta: IAIN Jakarta Press. 2000), hal. 61.
mempersatukan orang sebagai satu bangsa.

C. Identitas Negara Indonesia


Setelah Indonesia lahir maka dibentuk terkait karakteristik negara Indonesia yang di
dalamnnya berisikan Identitas nasional Indonesia. Setiap negara Indonesia memiliki
identitas untuk melambangkan keagungan suatu negara. Seperti negara Indoenesia yang
memiliki identitas yang dapat menjadi penciri atau pembangun jati diri bangsa
Indonesia. Identitas Indonesia menjadikan bangsa Indonesia sebagai pemersatu dan
simbol kehormatan negara. Selain itu identitas Nasional menjadikan negara Indonesia
yang bermartabat diantara negara-negara lain yang memiliki beragam kebudayaan,
agama dan memiliki jiwa toleransi maupun solidaritas tinggi.

Berikut penjelesan mengenai identitas Negara Indonesia yaitu bendera negara Sang
Merah Putih, Bahasa indonesia, Lambang Negara Indonesia beserta simbol-simbol
Pancasila, lagu kebangsaan dan Hukum.

a. Bendera Negara Sang Merah Putih


Bendera negara diatur dalam Undang-Undang No. 24 Tagun 2009 pasal 4
sampai 24, bendera warna merah putih dikibarkan pertama kali pada tanggal 17
Agustus 1945. Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan dipelihara
di Monumen Nasional Jakarta.

b. Bahasa Negara Indonesia


Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara merupakan hasil kesepakatan para
pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahasa Indonesia berasal
dari rumpun bahasa melayu yang dipergunakan sebagai bahasa pergaulan
(lingua franca), setelah itu diangkat dan diikrarkan srbagai bahasa persatuan
pada kongkres Pemuda II tanggal 28 oktober 1928. Bangsa Indonesia merupakan
bahasa nasional sekaligus jati diri dan Identitas nasional Indonesia.

c. Lambang Negara Garuda Pancasila dan Simbol-simbol Pancasila Pada


tanggal 13 juli 1945, dalam rapat panitia perancangan Undang-undang Dasar
1945. Salah seorang anggota panitia bernama Parada Harahap mengusulkan
tentang lambang negara . tanggal 16 November 1945 baru dibentuk panita
Indonesia Raya, panitia ini bertugas menyelidiki arti lambang-lambang dalam
peradaban bangsa Indonesia sebagai langkah awal untuk mempersiapkan bahan
kajian tentang lambang negara. Panitia Indonsia Raya diketua oleh Ki Hajar
Dewantara dengan seketaris Muhammad Yamin.
Arti dan makna lambang Negara Menurut Kansil dan Chistine arti dan
makna simbolik dari lambang negara ialah Garuda ialah burung yang
dinamakan juga “Sang Raja Wali”, seperti yang disebutkan sdalam cerita
ramayana dan bharatayuda.
Adapun makna yang terkandumg dalam simbol-simbol Pancasila
1. Bintang yang memiliki lima sudut melambangkan sila
pertama pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Bintang melambangkan sebuah cahaya, seperti cahaya
yang dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap manusia.

2. Rantai melambangkan sila kedua Pancasila yaitu


kemanusian yang adil dan beradab. Rantai tersebut terdiri
atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran
yang saling berkaitan membentuk lingkaran. Mata
rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan
yang lingkaran melambaikan perempuan mata rantai yang
saling berkaitpun melambangkan bahwa setiap manusia,
laki-laki dan perempuan, menumbuhkan satu sama lain
dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah
rantai

3. Pohon beringin melambangkan sila ketiga, yaitu persatuan


Indonesia. Pohon beringin melambaikan pohon besar yang
bisa digunakan oleh banyak orang sebagai tempat
berteduh dibawahnya. Hal ini mewakili keragaman suku
bangsa yang menyatu di Indonesia.

4. Kepala banteng melambangkan sila keempat pancasila,


yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Kepala banteng melambangkan hewan sosial yang suka
berkumpul, seperti halnya musyawarah dimana orang-
orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.
5. Padi dan kapas melambangkan sila kelima pancasila yaitu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Padi dan
kapas dapat mewakili sila kelima, karena padin dan kapas
merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan
dan sandang sebagai syarat utama untuk mencapai
kemakmuran.
d. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya diatur dalam undang-undang No. 24
Tahun 2009 mulai Pasal 58-64, sebagai lagu kebangsaan pertama kali
dinyanyikan pada Kongres pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Selanjutnya
menjadi lagu kebangsaan yang diperdengar pada setiap upacara kenegaraan.4

e. Hukum
Negara indonesia adalah negara hukum, demikian bunyi pasal 1 Ayat 3 UUD
1945 setelah diamandemen ketiga disahkan 10 November 2001. Penegasan
ketentuan konstitusi ini bermakna, bahwa segala aspek kehidupan dalam
kemasyarakatan, kenegaraan dan pemerintahan harus senantiasa berdasarkan
hukum.5

4
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn, (Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), hal. 33-38.
5
Prof. Hans. Khon. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. (Jakarta: Erlangga. 1984), hal. 56
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang
dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa yang satu dengan yang lainnya.
Identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan
seperti: Pancasila.
Identitas Nasional Indonesia:
a. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia.
b. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih.
c. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya.
d. Lambang Negara yaitu Pancasila.
e. Hukum
Penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada pola pikir, pola sikap,
dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara dari
pada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, identitas nasional menjadi
pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi
berbagai masalah menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

B. SARAN

Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA
A. Ubaidillah, dkk. Pendidikan Kewargaan (Civic Education), Jakarta: IAIN
Jakarta Press, 2000.
Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI, Yogyakarta: Samudra
Biru, 2018.
Nikmah, Azah. “http://nikmahajah.blogspot.co.id/2013/11/proses-berbangsa-dan
Bernegara, diakses pada selasa, 17 september 2017.
Sunarso, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn untuk Perguruan Tinggi),
Yogyakarta: UNY Press, 2013.
Khon, Prof. Hans, Nasionalisme A

Anda mungkin juga menyukai