NAMA : WINKLY SPINOZA LONTO S.Pd NO MASALAH TERPILIH AKAR PENYEBAB EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI ANALISIS YANG AKAN MASALAH ALTERNATIF DISELESAIKAN SOLUSI 1. Rendahnya motivasi Guru belum menguasai Kajian Literatur: belajar siswa terkait model sintaks model (Dimyati dan Mudjiono 2002: 97-100) pembelajaran yang pembelajaran PBL menyebutkan bahwa peran guru secara digunakan dalam RPP ekstrinsik sangat berpengaruh untuk (Problem Based Learning) belum sesuai dengan meningkatkan motivasi belajar siswa. model pembelajaran secara komperehensif/ (M Taufik Amir : 2009 : 21) mengatakan inovatif yaitu Problem menyeluruh. bahwa model pembelajaran PBL (Problem Based Learning Based Learning) merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena siswa belajar bekerja sama dengan kelompok untuk mencari solusi dan meningkatkan kemampuan analisis siswa. (H S Barrows 1982) Faktor utama gagalnya penerapan model pembelajaran yaitu kurangnya kemampuan guru dalam memahami dan menerapkan sintaks model pembelajaran tersebut. Arends (2008) menjelaskan terdapat beberapa sintaks pembelajaran berbasis problem based learning yaitu: 1. Orientasi peserta didik pada masalah. 2. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar. 3. Membimbing penyelidikan. 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 2. Minimnya penggunaan Kurangnya keterampilan Kajian Literatur: teknologi/inovasi dalam guru menggunakan Hasibuan (2019) Mengatakan bahwa: Dalam pembelajaran khususnya teknologi inovasi dalam suatu proses kegiatan belajar mengajar ada dua pada materi piramida tata pembelajaran. unsur penting yaitu metode mengajar dan urutan perundang- media pembelajaran. kedua aspek ini saling undangan di Indonesia berkaitan dan harus didukung dengan fasilitas yang memadai. Hasibuan, S. R. (2019). Pengaruh penggunaan media pembelajaran yang minim mengakibatkan penunurunan minat belajar. Hasrah (2019) mengatakan bahwa : pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran PKn akan baik jika tersedia fasilitas yang memadai dan guru wajib untuk mengembangkan keterampilan dengan mengikuti bimtek (bimbingan teknis), workshop atau seminar yang berkaitan dengan teknologi komunikasi dan informasi. Hasrah, H. (2019). Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Dan Informasi Dalam Pembelajaran PKN. Phinisi Integration Review, 2(2), 238-247.
3. Perangkat pembelajaran Guru belum memiliki Kajian Literatur:
yang mendukung pengetahuan yang Dhillan Azaly Alfarozy (2022) mengatakan pelaksanaan model PBL komperehensif/ bahwa: proses pengembangan Rencana (Problem, Based Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada menyeluruh tentang Learning) juga belum pembelajaran berkarakteristik inovatif dengan inovatif penyusunan perangkat model pembelajaran PBL (Problem Based pembelajaran inovatif. Learning) seharusnya disesuaikan dengan beberapa panduan dan sintaks yang telah diatur dalam peraturan menteri pendidikan tentang kurikulum 2013. Alfarozy, D. A. (2022). Pembelajaran Berkarakteristik Inovatif Abad 21 Pada Materi Thaharah dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Cakrawala: Jurnal Pendidikan, 1-8. Rahayu & samsudin (2019) mengatakan bahwa: Penerapan model PBL (Problem Based Learning) dapat meningkatkan keterampilan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Adapun kesulitan yang dialami adalah pada saat penyusunan indikator, kegiatan dan instrument pembelajaran. Rahayu, G. D. S., & Samsudin, A. (2019). Penerapan Model Project Based Learning Dalam Meningkatkan Keterampilan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mahasiswa PGSD IKIP Siliwangi. Jurnal Ilmiah P2M STKIP Siliwangi, 6(2), 196-202.
4 Kurangnya minat literasi Peran guru PPKn belum Kajian Literatur:
siswa untuk membaca teks optimal untuk memotivasi 1. (Rizal: 2017) Faktor yang menjadi penyebab materi Perumusan dan siswa dalam hal budaya motivasi membaca pelajar tidak meningkat penetapan Pancasila literasi. yakni guru kurang memotivasi siswa untuk sebagai Dasar Negara rajin membaca, motivasi yang dimaksud disini bukan sebatas motivasi dalam bentuk retorika lisan melainkan motivasi dengan memperlihatkan contoh nyata. 2. (J Witanto: 2018) menyatakan Faktor dari penyebab rendahnya budaya literasi di Indonesia: 1. Permasalahan di Dalam Lingkungan Sekolah. Terbatasnya sarana dan prasarana membaca seperti ketersediaan perpustakaan juga buku-buku bacaan yang bervariasi. 2. Faktor lainnya ialah situasi belajar yang kurang memotivasi para siswa untuk mempelajari buku-buku tertentu di luar buku-buku paket. Biasanya, pembelajaran di kelas juga lebih sering berpusat pada guru (teacher-centered). 3. Jarangnya kegiatan diskusi atau pemberian suatu permasalahan tentang materi yang sedang dibahas untuk kemudian diselesaikan bersama-sama juga dapat membuat siswa tidak termotivasi untuk mencari informasi dari sumber yang lain dan tidak terlatih untuk menambah pengetahuan dengan membaca serta membuat pengetahuan yang dimiliki para siswa menjadi terbatas. 4. Kurangnya role model (dari kalangan guru) bagi siswa dalam hal membaca. Masih ada beberapa guru yang belum menjadikan membaca sebagai kebutuhan dalam pendidikan. J. Witanto, "Rendahnya Minat Baca Mata Kuliah Manajemen Kurikulum," 2018.