TINJAUAN TEORI
Sistem pernapasan terdiri dari saluran nafas bagian atas : rongga hidung, faring,
satu akar dan dasar. Bagian ini tersusun dari kerangka kerja tulang,
kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut
sel lendir. Sekresi sel itu membuat permukaan nares basah dan
(b) Faring
(c) Laring
(a) Trachea
dari epithelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju
(b) Bronkus
trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu
(c) Bronkiolus
(d) Alveolus
ukuran alveolus akan semakin besar. Ada dua tipe sel epitel
2011)
(e) Paru-paru
(a) Rongga hidung
Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi
(Syaifuddin, 2011)
(b) Faring
digestif. (Syaifuddin, 2011)
(c) Laring
(Syaifuddin, 2011)
(a) Trakea
dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju atas ke arah laring.
(c) Bronkiolus
(d) Alveolus
(e) Paru-paru
Pearce, 2011)
terhirupnya nucleus droplet yang berisikan organisme basil tuberkel dari seorang
menyerang parenkim paru. Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular yang
melalui airbone infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai
focus primer dari ghon. (Andra S.F & Yessie M.P, 2012)
3. Etiologi
tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar
tuberculosis. (Sholeh S.Naga,2014)
4. Patofisiologi
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi sebagai
unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil. Gumpalan basil yang lebih besar
cenderung bertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak
bawah lobus atas paru atau dibagian atas lobus bawah, basil tuberkel ini
Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi, dan timbul peneumonia akut.
Pneumonia selulur ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa
yang tertinggal, atau proses dapat berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau
berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju
panjang dan sebagaian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid, yang
dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu sampai 10-12
hari.
Lesi primer paru disebut focus ghon dan gabungan terserangnya kelenjar getah
bening regional dan lesi primer disebut kompleks ghon. Kompleks ghon yang
Respons lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan, yaitu
bahan cair lepas ke dalam bronkus yang berhubungan dan menimbulkan kavitas.
Bahan tubercular yang dilepaskan dari didinding kavitas akan masuk kedalam
percabangan trakeobronkial. Proses ini dapat berulang kembali di bagian lain dari
paru, atau basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah atau usus.
Walaupun tanpa pengobatan, kavitas yang kecil dapat menutup dan
dapat menyempit dan menutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat dengan taut
bronkus dan rongga. Bahan perkijuan dapat mengental dan tidak dapat mengalir
melalaui saluran penghubung, sehingga kavitas penuh dengan bahan perkijuan, dan
lesi mirip dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas. Keadaan ini tidak dapat
menimbulkan gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan
Organisme yang lolos dari kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah dalam
jumlah kecil, yang kadang-kandang dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ
yang biasanya meyebabkan TB milier, ini terjadi apabila fokus nekrotik merusak
yaitu:
paru tanpa keluhan sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan. Keluhan yang
terbanyak adalah :
1) Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang
tidak pernah terbebas dari serangan demam influenza. Keadaan ini sangat
dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi
2) Batuk/batuk berdarah
Batuk ini terjadi karena ada iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan
bronkus pada setiap penyakit tidak sama. Mungkin saja batuk baru ada
lanjut adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang
3) Sesak napas
Pada penyakit yang ringan (baru kambuh) belum dirasakan sesak napas.
Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut yang
4) Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang
5) Malaise
malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan
makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot,
keringat malam, dll. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan
Gejala respiratorik :
1) Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling
2) Batuk berdarah
3) Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau
4) Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri preulitik yang ringan. Gejala
Gejala sistematik :
1) Demam
dan malam hari mirip dengan influenza, hilang timbul dan makin
makin pendek.
TBC yaitu:
Kriteria diagnosa :
Klasifikasi :
b. TB paru : gejala klinis dan ronsens sesuai TB, BTA 2 kali
pleura)
6. Komplikasi
komplikasi lanjut.
poncet’s arthopathy
gagal nafas dewasa (ARDS) sering terjadi pada TB milier dan kavitas
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Ronsens torak
Terapi
a. Perbaiki gizi
b. Pankes
c. OAT
1. Pengkajian
1) Nama
2) Jenis kelamin
3) Umur
5) Alamat
6) Pekerjaan
b. Riwayat Kesehatan
1) Kesehatan sekarang
b) Nyeri dada
c) Batuk dan
d) Sputum
2) Kesehatan dahulu
pembedahan.
3) Kesehatan keluarga
1) Demam
2) Menggigil
3) Lemah
cukup
2) Pada usia lanjut perlu ditanya apakah ada perubahan pola pernapasan,
cepat lelah sewaktu naik tangga, sulit bernafas, sewaktu berbaring atau
1) Tentang pekerjaan
keluarganya, serta
1) Gejala :
atau berkeringat
2) Tanda :
1) Gejala :
2) Tanda :
i. Makanan / cairan
1) Gejala :
c) Penurunan BB
3) Tanda :
j. Nyeri / kenyamanan
1) Gejala :
k. Pernapasan
1) Gejala :
b) Napas pendek
2) Tanda :
ada secara bilateral / unilateral. Bunyi napas tubuler dan / atau bisikan
pektoral di atas lesi luas. Krekels tercatat di atas apek paru selama
bercak darah .
(tahap lanjut).
l. Keamanan
1) Gejala :
2) Tanda :
m. Interaksi sosial
1) Gejala :
1) Gejala :
a) Riwayat keluarga TB
o. Pertimbangan
p. Rencana pemulangan :
q. Pemeriksaan penunjang
1) Rontgen dada
3) Kultur sputum
2. Diagnosa Keperawatan
b. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya sekret kental,
kelemahan, anoreksia ditandai dengan berat badan dibawah 10% - 20% ideal
preventif.
3. Perencanaan:
a. DX I:
Tujuan :
penyebaran infeksi.
Intervensi :
Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi melalui droplet udara
Rasional :
Intervensi:
Rasional:
Orang yang terpajang perlu program terapi obat untuk mencegah terjadinya
penularan infeksi.
b. DX II:
Intervensi:
Rasional :
penapasan.
Intervensi:
Berikan pasien posisi semi fowler. Bantu pasien untuk batuk dan latihan napas
dalam
Rasional:
Intervensi:
Rasional:
Intervensi :
Rasional:
Intervensi:
Berikan obat-obat sesuai indikasi
Rasional:
c. DX III
Tujuan:
Intervensi:
Catat status gizi pasien, turgor kulit, berat badan, intergritas mukosa oral,
Rasional:
yang tepat.
Intervensi:
Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan
karbohidrat
Rasional:
Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tak perlu energi dari
d. DX IV:
Tujuan:
Intervensi:
e. DX V:
Tujuan :
pengobatan.
Intervensi:
Rasional:
Perawat mempunyai peran yang sangat penting dalam merawat pasien dengan
TB dan keluarganya
Intervensi:
Kaji pasien terhadap reaksi obat yang merugikan dan ikut serta dalam
Rasional:
Untuk mengidentifikasi individu lain yang mungkin telah kontak dengan pasien
No DX Implementasi Evaluasi
1 a. Mengkaji patologi penyakit Pasien melakukan
dan potensial penyebaran perubahan pola hidup
infeksi melalui droplet udara untuk meningkatkan
selama batuk, bersin, lingkungan yang aman.
meludah, bicara, tertawa.
b. Mengidentifikasi orang lain
yang beresiko.
c. Menganjurkan pasien untuk
batuk dan mengeluarkan
pada tisu dan membuang
pada tempat yang
semestinya.
2 a. Mengkaji fungsi pernapasan Mengeluarkan sekret
(bunyi napas, kecepatan, tanpa bantuan dan
irama dan kedalaman). menunjukkan perilaku
b. Memberikan pasien posisi untuk mempertahankan
semi fowler. Bantu pasien bersihan jalan nafas.
untuk batuk dan latihan
napas dalam.
c. Membersihkan sekret dari
mulut dan trakea.
d. Mempertahankan masukan
cairan sedikitnya 2500
ml/hari kecuali
kontraindikasi.
e. Memberikan obat-obat
sesuai indikasi.