Anda di halaman 1dari 6

Hakikat Implikatur

Konsep implikatur  kali pertama dikenalkan oleh H.P. Grice (1975) untuk memecahkan
persoalan makna bahasa yang tidak dapat diselesaikan oleh teori semantik biasa. Implikatur
dipakai untuk memperhitungkan apa yang disarankan atau apa yang dimaksud oleh penutur
sebagai hal yang berbeda dari apa yang dinyatakan secara harfiah (Brown dan Yule 1983:1).
Makna tersirat (implied meaning) atau implikatur adalah makna atau pesan yang tersirat
dalam ungkapan lisan dan atau wacana tulis. Kata lain implikatur adalah ungkapan secara
tidak langsung yakni makna ungkapan tidak tercermin dalam kosa kata secara literal. 

Implikatur merupakan penyampaian pesan secara implisit yang ditujukan terhadap mitra
tutur. Leech (1983: 30) berpendapat bahwa interpreting an unterrance is ultimately a matter
of guesswork, or (to use a more dignified term) hypothesis formation. Hal tersebut berarti
bahwa menginterpretasikan sebuah tuturan pada akhirnya merupakan dugaan atau
membentuk sebuah hipotesis. Menduga maksud tuturan haruslah bergantung kepada konteks.
Horn (2006:3) berpendapat bahwa “Implicature is a component of speaker meaning that
constitutes an aspect of what is meant in a speaker’s utterance without being part of what is
said.” Implikatur adalah komponen makna tutur yang merupakan aspek yang dimaksudkan
oleh pembicara tanpa menjadi bagian dari yang dibicarakan. Implikatur merupakan makna
tersembunyi dari tuturan. Makna yang tersembunyi biasanya terkandung dalam percakapan
sehari-hari saat berkomunikasi (Jaufillaili, Sujatna, Indira, & Indrayani, 2017: 66).

Implikatur berbeda dengan praanggapan. Praanggapan merupakan sesuatu yang diduga oleh
pembicara yang merupakan awal untuk menghasilkan suatu tuturan. (Yule, 1996: 25).
Implikatur adalah informasi yang terdiri atas beberapa hal yakni yang dikatakan dan yang
tidak dikatakan. Informasi yang tidak dikatakan disebut implikatur (Haugh, 2015: 90 dan
Zamzani & Rahayu, 2017:26). Dardjowidjojo (2014: 100) mengemukakan bahwa ada
kalanya pembicara menyampaikan informasi secara implisit. Dardjowidjojo memberikan
contoh: (1) The man was murdered. A knife lay nearby. Frasa a knife dalam kalimat nomor
(1) menunjukkan bahwa penutur tidak memiliki kecurigaan bahwa pisau tersebut digunakan
untuk membunuh. Penutur hanya menyatakan bahwa ada pisau yang terletak di dekat mayat.
Jadi, pada kalimat tersebut memiliki implikatur bahwa pisau tersebut tidak dicurigai sebagai
alat untuk membunuh. Berbeda dengan tuturan (2) berikut ini (2) The man was murdered.
The knife lay nearby. Frasa The knife dalam kalimat nomor (2) menunjukkan bahwa penutur
memiliki kecurigaan bahwa pisau tersebut digunakan untuk membunuh. Penutur hanya
menyatakan bahwa ada pisau yang terletak di dekat mayat. Jadi, pada kalimat tersebut tanda
“The”memiliki implikatur bahwa pisau tersebut dicurigai sebagai alat untuk membunuh.

Berdasarkan penjelasan definisi di atas, dapat tarik kesimpulan bahwa implikatur adalah
makna tuturan yang disampaikan secara tersirat dalam suatu pembicaraan. Makna tuturan
yang tersirat diinterpretasi menjadi sebuah hipotesis. Implikatur berdasarkan pada latar
belakang pengetahuan antara penutur dan mitra tuturnya. Terdapat dua jenis implikatur yaitu
Implikatur konvensional serta percakapan. Terdapat dua macam implikatur percakapan yakni
implikatur percakapan umum dan implikatur percakapan khusus (Grice, 1975: 56). Implikatur
konvensional tidak memerlukan konteks spesifik utuk menghasilkan maksud tambahan dari
kata-kata yang dipakai. (Yule, 1996: 45). Implikatur konvensional adalah implikatur yang
tidak terikat pada konteks bahasa tertentu (Mey, 2001: 65). Implikatur konvensional dapat
dipahami semua orang karena bebas konteks dan informasinya bersifat lama (Zamzani &
Rahayu, 2017: 27). Dari pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa implikatur
konvensional adalah makna yang dipahami pada bentuk bahasa tertentu dan tidak
berdasarkan kaidah percakapan sehingga tidak berdasarkan konteks dan informasinya bersifat
lama.

Contoh :

(3) Lionel Messi adalah seorang penembak yang jitu. Kata penembak dalam (3) tentu saja
bukan seorang sniper dari militer ataupun kepolisian. Namun, semua orang mengetahui
bahwa Lionel Messi adalah seorang pemain sepakbola yang sering mencetak gol ke gawang
lawan melalui tendangan bebas, ataupun tendangan pinalti saat berlangsungnya pertandingan
sepak bola. Kata penembak memiliki implikatur memasukkan bola ke gawang. Kata
penembak tidak ada hubungannya dengan dunia sepak bola. Gerakan memasukkan bola ke
arah gawang dalam dunia sepakbola bisa dengan menendang dan menggiring. Kata
menembak memiliki konvensi dalam dunia sepakbola yaitu mencetak gol ke gawang. Selain
implikatur konvensional terdapat implikatur percakapan. Implikatur percakapan merupakan
hal yang tersirat di dalam percakapan atau sesuatu yang disampaikan secara implisit di dalam
penggunaan bahasa yang sebenarnya yang dirasakan meluas di luar makna literal. (Mey,
2001: 45; Wang, 2011: 1162 ; Blome & Tillmann, 2013: 171)

a. Implikatur Konvensional
Implikatur konvensional adalah pengertian yang bersifat umum dan konvensional.
Semua orang umumnya sudah mengetahui maksud dan pengertian hal tersebut.
Contoh:
a. Muhamad Ali adalah petarung yang yang baik

Kata petarung berarti "atlit tinju". Secara konvensional orang sudah tahu
Muhamad Ali itu atlit tinju yang legendaris. Jadi dalam konteks wacana itu, orang
tidak akan memahami kata JENIS IMPLI KATUR Konven petarung tersebut
dengan pengertian lain.

b. Lestari putri Solo, jadi ja luwes

Kota Solo selalu mendapat predikat sebagai kota kebudayaan yang penuh
dengan kehalusan dan keluwesan putri-putrinya. Implikasi yang muncul adalah
bahwa perempuan Solo umumnya dikenal luwes penampilannya.

c. Impikatur konvensional bersifat nonkontemporer


Artinya makna atau pengertian tentang sesuatu bersifat lebih tahan lama
b. Implikatur Percakapan

Implikatur percakapan adalah yang memilii makna dan pengertian yang


bervariasi.

 Implikatur percakapan hanya muncul dalam suatu tindak percakapan


 Maknanya bergantung pada konteks terjadinya percakapan
 Oleh karena itu implikatur tersebut bersifat temporer (terjadi saat
berlangsungnya tindak percakapan) dan nonkonvensional (sesuatu yang
dimplikasikan tidak mempunyai relasi langsung dengan tuturan yang
diucapkan: Levinson, 1991:117).
 Dalam dialog percakapan, penutur tidak mengutarakan maksudnya secara
langsung. Hal yang hendak diucapkan justru "disembunyikan",
 Yang diucapkan sama sekali berbeda dengan maksud ucapannya.
 Contoh:

Ibu: Ani, adikmu belum makan

Ani: Ya Bu. Lauknya apa?


 Implikatur pada contoh di atas adalah "perintah menyuapi".
 Contoh:
Guru: Kelasnya panas sekali, ya.
Siswa: Jendelanua dibuka ya, Pak?

2. Implikatur Percakapan

a. Pengertian Impkikatur Percakapan Grice (1975: 45) mengungkapkan bahwa


“conversational implicatures, as being essentially connected with certain general features of
discourse” Dari pendapat Grice dapat disimpulkan bahwa implikatur percakapan,
berhubungan dengan ciri umum wacana tertentu, jadi langkah selanjutnya adalah mencoba
mengatakan fitur wacana tersebut. Levinson (1983: 97). berpendapat bahwa gagasan tentang
implikatur percakapan adalah salah satu gagasan paling penting dalam pragmatik. Implikatur
percakapan terjadi ketika pembicara menghasilkan ucapan kode untuk menyampaikan
maksud tertentu. Pendengar kemudian menerjemahkan maksud pembicara secara akurat dan
'secara intuitif'. Misalnya, pembicara mengatakan bahwa 'ruangannya panas' dapat berarti
bahwa pendengar diharapkan untuk menyalakan AC (Pratama, Nurkamto, Rustono,
Marmanto, 2017: 1) Implikatur percakapan muncul dari anggapan bersama bahwa pembicara
dan pendengar saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Pembicara dapat
mengatakan sesuatu dan mengimplikasikan yang lain mengandalkan kemampuan lawan
bicaranya untuk memahami hal yang dimaksudkan dari apa yang dikatakan (Horn, 2012: 74).
Dengan menggunakan implikatur percakapan, pembicara dapat menjelaskan halhal tertentu
dengan ucapan mereka (Speaks, 2008 :111). Implikatur percakapan merupakan implikatur
yang muncul dalam konteks pemakaian bahasa yang bersifat khusus (Zamzani, 2007: 28;
Birner, 2013: 63). Zamzani & Rahayu (2017: 27) menyatakan bahwa impliktur yang makna
informasi bersifat kontekstual dan informasi bersifat pendek dan terikat oleh
konteks.Implikatur percakapan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a) Implikatur percakapan membutuhkan informasi konteks dan latar belakang pengetahuan


bersama;

b) Implikatur berbeda dari makna kalimat secara harfiah;

c) Implikatur percakapan berada di luar isi semantik dari apa yang dikatakan. Implikatur
bergantung pada makna pragmatik. Maksud tersirat sangat dipengaruhi konteks.
d) Implikatur percakapan membutuhkan latar belakang penutur. Makna konvensional tidak
menjadi bagian dari implikatur;

e) Kebenaran dari implikatur percakapan tidak tergantung pada kebenaran dari apa yang
dikatakan (apa yang dikatakan mungkin benar -apa yang tersirat mungkin salah), implikatur
percakapan tidak berdasarkan pada apa yang dikatakan, tetapi dapat diperhitungkan oleh
bagaimana tindakan yang mengatakan hal itu;

f) Implikatur percakapan tidak memiliki penjelasan yang pasti (Grice, 1975: 57-58; Levinson,
1983: 114; Yule, 1996: 44-45; Kroeger, 2018: 140-141).

Dari pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa implikatur percakapan merupakan sesuatu yang
disampaikan secara implisit dan muncul di dalam konteks bahasa yang bersifat khusus.
Contoh :

(4) Konteks: Tika dan Dea sudah menjalin persahabatan sejak mereka kuliah di salah satu
perguruan tinggi negeri ternama di Kota Bogor. Mereka menjadi sepasang sahabat karib
sehingga mereka mengetahui kegemaran masing-masing. Tika sangat menyukai rendang dan
Dea menggemari pizza dan burger. Setelah sekian lama tidak bertemu Tika mengunjungi Dea
sekaligus melepas rindu. Tidak lupa Tika mebawakan makanan kesukaan Dea yaitu pizza.
Tika berkunjung ke rumah Dea di Bogor. Ujaran tersebut disampaikan secara lisan. Tuturan:
Dea : “Pasti kamu bawa pizza dan burger” Tika : “Ah, aku membawa pizza” Tuturan Tika
Ah, aku membawa pizza bermaksud supaya Dea menyimpulkan bahwa apa yang tidak dia
sebutkan tidak dibawa. Jika Tika membawa pasti akan menyebutkannya Jadi tuturan (4)
mengandung implikatur bahwa Tika tidak membawa burger. Tuturan tersebut menunjukkan
bahwa Tika melanggar maksim kuantitas karena tidak menyebutkan burger itu. Percakapan
Dea dan Tika tidak terdapat pengetahuan yang secara khusus yang dipersyaratkan, maka
disebut implikatur percakapan umum. Grice mengungkapkan teori mengenai orang
berbahasa. Dalam teori tersebut dikembangkan konsep implikatur karena ada seperangkat
asumsi yang mengatur kegiatan percakapan sebagai tindakan berbahasa (Putrayasa, 2014:
72). Prinsip tersebut disebut dengan prinsip kerja sama. Prinsip kerja sama harus
dilaksanakan agar peserta tutur supaya komunikasi menjadi lancar. Implikatur percakapan
menggunakan prinsip kerja sama, yang mengatur penggunaan percakapan yang efisien
(Tsojon & Jonah, 2016:43). Prinsip kerja sama dapat digunakan untuk memahami tuturan
yang berimplikatur percakapan dan kemudian melaksanakannya (Dardjowidjojo: 2014:108).
https://123dok.com/article/fungsi-implikatur-hasil-penelitian-dan-
pembahasan.yn7kg01z

https://haifahfauziah07.blogspot.com/2015/06/makalah-praanggapan-implikatur.html

FUNGSI IMPLIKATUR
1. Memberi penjelasan fungsional atas fakta-fakta kebahasaan yang tidak
terjangkau oleh teori-teori linguistik struktural
2. Menjembatani proses komunikasi antar penutur
3. Memberi penjelasan yang tegas dan eksplisit tentang bagaimana kemungkinan
pemakai bahsa dapat menangkap pesan, walaupun hal yang diucapkan secara
lahirlah berbeda dengan hal yang dimaksud
4. Dapat menyederhanakan pemberian semantik dari perbedaan hubungan antar
klausa,meskipun klausa-klausa itu dihubungkan dengan kata dan struktur yang
sama
5. Dapat menerangkan berbagai macam fakta dan gejala kebahasaan yang secara
lahirnya tidak berkaitan Levinson dalam Nababan,(1987 : 28)

Anda mungkin juga menyukai