Anda di halaman 1dari 13

Makalah

MENGAJAR

(Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Berbicara Publik
Dosen Pengampu : Dr. Muslimin, S.Pd, M.Pd)

Disusun Oleh :

Clarina Shava M Kombu (311421052)

Amelia Lamadi (311421053)

Nilsa Meinilia Mokoagow (311421015 )

Sarapina Mokodompit (311420057)

Tiara Sari Dewi (311420064)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam tidak lupa kami kepada junjungan
kita Nabi Muhammad Saw sehingga penyusunan makalah yang
berjudul “Mengajar” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kiranya dalam penulisan ini, kami menghadapi cukup banyak kendala dan
selesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan. Semoga makalah
ini bermanfaat untuk kita semua.

Gorontalo, 17 desember 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................4

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................4

1.3 Tujuan ........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................5

2.1 Definisi Mengajar.......................................................................................5

2.2 Pandangan Pokok Mengajar.......................................................................5

2.3 Model dan Metode Mengajar......................................................................6

2.4 Strategi dan Tahapan Mengajar..................................................................6

BAB III PENUTUP.........................................................................................11

3.1 Kesimpulan.................................................................................................11

3.2 Saran...........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengajar merupakan istilah kunci yang hampir tak pernah lepas
dari pembahasan mengenai pendidikan karena keeratan hubungan antara
keduanya. Sebagian orang menganggap mengajar hanya sebagian dari
upaya pendidikan dan sebagian orang menganggap bahwa mengajar tak
berbeda dengan mendidik. Selain itu mengajar juga hanya dianggap
sebagai salah satu alat atau cara dalam menyelenggarkan pendidikan,
bukan pendidkan itu sendiri. Karena mengajar hanya salah satu cara
mendidik maka pendidikan pun dapat berlangsung tanpa pengajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari mengajar?
2. Bagaimana pandangan pokok mengajar?
3. Bagaimana model dan metode mengajar?
4. Bagaimana strategi dan tahapan mengajar?

C. Tujuan
1. Menjelaskan definisi mengajar
2. Menjelaskan pandangan pokok mengajar
3. Menjelaskan model dan metode mengajar
4. Menjelaskan strategi dan tahapan mengajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi mengajar
Kata teach atau mengajar berasal dari bahasa Inggris kuno,
yaitu taecan. Kata tersebut berasal dari bahasa Jerman kuno (Old Teuteni),
yaitu taikjan yang berasal dari kata dasar teik, yang berarti
memperlihatkan. Secara deskriptis, mengajar diartikan sebagai proses
penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada peserta didik.
Proses penyampaian tersebut sering dianggap sebagai proses mentransfer
pengetahuan (transfer of knowledge). Tujuan seorang guru mengajar
adalah untuk menanamkan pengetahuan, nilai, ketrampilan kepada peserta
didik melalui kegiatan belajar untuk menambah peserta didik dalam
menjawab tantangan hidupnya secara efektif dan efisien.

Mengajar merupakan penyampaian pengetahuan dan


kebudayaan kepada siswa. Arifin (1978) mendefinisikan mengajar sebagai
“suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid
agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan
pelajaran itu. Tyson dan Caroll (1970) menyimpulkan bahwa mengajar
adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa
dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan.

Sedangkan Nasution (1986) berpendapat bahwa mengajar


adalah suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi
proses belajar. Dari ketiga pendapat para ahli tersebut dapat di simpulkan
bahwa pengertian mengajar yaitu proses dimana suatu kegiatan yang
menimbulkan dan melibatkan perilaku baik itu siswa maupun pendidik.
B. Pandangan Pokok Mengajar

1. Mengajar sebagai Ilmu


Sebagian ahli memandang mengajar sebagai ilmu (science).
Oleh karena itu, guru merupakan sosok pribadi manusia yang memang
sengaja dibangun untuk menjadi tenaga profesional yang memiliki
profisiensi (berpengetahuan dan berkemampuan tinggi) dalam dunia
pendidikan yang berkompeten untuk melakuan tugas mengajar. Siapa
pun, asal memiliki profesiensi dalam bidang ilmu pendidikan akan
mampu melakukan perbuatan mengajar dengan baik. Seorang pakar
psikologi pendidikan J.M. Stephens, berpendapat bahwa seorang yang
profesional seharusnya memiliki keyakinan yang mendalam terhadap
ilmu yang berhubungan dengan proses kependidikan yang dapat
menyelesaikan masalah-masalah besar. Oleh sebab itu, untuk
memahami sekaligus menerapkan sebauah teori proses mengajar, guru
hendaknya pandai-pandai menyimpan perasaan dan harapan emosional
dalam tempat penyimpanan yang dingin.

2. Mengajar Sebagai Seni


Sebagian ahli lainnya memandang bahwa mengajar adalah
seni (art), bukan ilmu. Oleh karenanya, tidak semua orang berilmu
( termasuk orang yang berilmu pendidikan) bisa menjadi guru yang
piawai dalam hal mengajar. Memang sulit disangkal bahwa untuk
menjadi guru yang profesional orang harus belajar dan berlatih di
lingkungan instansi pendidikan keguruan selama bertahun-tahun.
Sebagai contoh, seorang pakar yang “mumpuni” dalam sebuah bidang
studi misalnya bidang studi agama dan bahkan telah memiliki
pengetahuan keguruan yang cukup, belum tentu mahir mengajar
agama kepada orang lain. Tetapi sebaliknya ada pula seorang pengajar
diniyah yang hanya berpredikat santri biasa dan tak pernah mengikuti
sekolah keguruan tetapai ternyata berhasil menjadi guru agama yang
baik. Berdasarkan contoh tesebut, maka cukup kuatlah eksistensi aliran
yang memandang bahwa mengajar adalah seni dan kecakapan yang
notabene artistik itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang memang
berbakat.

C. Model dan Metode Pokok Mengajar


1. Model Pokok Mengajar
Model-model mengajar (teaching models) adalah blue
print mengajar yang di rekayasa sedemikian rupa untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu pengajaran. Cetak biru (blue print) ini lazimnya
dijadikan pedoman perencanaan dan pelaksanaan pengajaran serta
evaluasi belajar. Dalam sebuah model mengajar biasanya terdapat
tahapan-tahapan atau langkah-langkah yang relatif tetap dan pasti
untuk menyampaikan materi pelajaran secara berurutan. Oleh karena
itu, sebuah model mengajar dapat dianggap sebagai teori mini yang
bersifat mekanis dalam arti berjalan secara tetap seperti mesin. Bruce
Joyce dan Marsha Well mengatagorikan model belajar sebagai
berikut:
a. Model information processing (tahapan pengolahan
informasi)

Inforrmation processing adalah sebuah istilah kunci


dalam psikologi kognitif yang akhir-akhir ini semakin
mendominasi sebagian besar upaya riset dan pembahasan
psikologi pendidikan. Information processing sebagai sebuah
rumpun model-model mengajar yang perlu dipelajari dan
diterapkan sebaik-baiknya dalam proses belajar mengajar agar
ranah cipta siswa dapat berkembang dan berfungsi seoptimal
mungkin.
b. Model personal (pengembangan pribadi)
Rumpun model personal pada umumnya
berorientasi peada pengembangan pribadi siswa dengan lebih
banyak memperhatikan kehidupan ranah rasa, terutama fungsi
emosionalnya. Dengan menggunakan model ini diharapkan
proses belajar mengajar dapat menolong siswa dalam
mengembangkan sendiri hubungan yang produktif dengan
lingkungannya.
c. Model sosial (hubungan bermasyarakat)
Model sosial adalah rumpun model mengajar yang
menitikberatkan pada proses interaksi antarindividu yang
terjadi dalam kelompok individu tersebut. Oleh karena itu,
rumpun model ini lazim juga disebut sebagai interactive
model (model yang bersifat antar individu). Salah satu model
yang mengutamakan interaksi antara siswa dalam situasi
berdemokrasi itu adalah model mengajar role playing
(bermain peran).
d. Model behavioral (pengembangan perilaku)
Rumpun model pengembangan perilaku
(behavioral) direkayasa atas dasar kerangka teoro perilaku
yang dihubungkan dengan proses belajar dan mengajar. Dalam
rumpun model mengajar behavioral terdapat banyak model
belajar salah satunya ialah model belajar tuntas (mastery
learning).

2. Metode Pokok Mengajar


Metode pokok mengajar yaitu terdiri atas metode-metode ceramah,
diskusi, demonstrasi, dan ceramah plus (CP).
a. Metode ceramah
Metode ceramah atau kuliah (lecture method) adalah
sebuah cara melaksanakan pengajaran yang dilakukan guru secara
monolog dan hubungan satu arah (one way communication).
Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode
yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi dan
disamping itu, metode ini juga dipandang paling efektif dalam
mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan
jangkauan daya beli dan daya paham siswa. Namun demikian, dari
kenyataan sehari-hari ditemukan beberapa kelemahan metode
ceramah tersebut.
b. Metode diskusi
Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat
hubungannya dengan belajar memecahkan masalah (problem
solving). Aplikasi metode diskusi biasanya melibatkan seluruh
siswa atau sejumlah siswa tertentu yang diatur dalam bentuk
kelompok-kelompok.
c. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan
suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan
media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi
yang sedang disajikan. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan
dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran seperti benda-
benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat laboratorium, dan lain-
lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang pokok adalah papan tulis
dan white board, mengingat fungsinya yang multi purposes.
d. Meskipun metode ceramah sering dianggap biang keladi
yang menimbulkan penyakit “verbalisme” dan budaya “bungkam”
di kalangan pelajar, namun kenyataannya metode tersebut masih
populer di mana-mana. Hanya saja, sebelum metode itu digunakan
guru tentu perlu melakukan modifikasi atau penyesuaian
seperlunya. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam
memodifikasi atau menyesuaikan metode ceramah, antara lain
ialah dengan kiat pemaduan (kombinasi) antara metode tersebut
dengan metode-metode lainnya. Dari kiat pemaduan (kombinasi)
antara metode tersebut dengan ragam metode ceramah baru yang
berbeda dari aslinya, atau sebut saja “metode ceramah plus”.
Metode ceramah plus tersebut dapat terdiri atas banyak metode
campuran. Namun dalam kesempatan ini hanya tiga macam metode
ceramah plus yang akan penyusun sajikan antara lain:
1. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT)
2. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)
3. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

D. Strategi Mengajar
1. Strategi Mengajar

Dalam perspektif psikologi, kata strategi yang berasal dari


bahasa Yunani itu, berarti rencana tindakan yang terdiri atas
seperangkat langkah untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan
(Reber, 1988). Seorang pakar psikologi pendidikan Australia, Michael
J. Lawson (1991) mengartikan strategi sebagai prosedur mental yang
berbentuk tatanan langkah yang menggunakan upaya ranah cipta untuk
mencapai tujuan tertentu.[7] Jadi, berdasarkan pertimbangan arti-arti
tersebut diatas, maka strategi mengajar (teaching strategy) dapat
penyususn definisikan sebagai sejumlah langkah yang direkayasa
sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Sebuah
strategi mengajar dapat berlaku umum bagi semua guru bidang studi
selama orientasi sasarannya sama. Dibandingkan dengan metode
mengajar, strategi mengajar sebenarnya masih relatif baru dalam dunia
pengajaran. Strategi mengajar baru mulai populer setelah Hilda Taba
pada tahun 1960-an menjelaskan kiat-kiat khusus mengajarkan
kecakapan berpikir untuk anak-anak (Tardif, 1989).
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran modern terdapat
cukup banyak strategi yang khusus dirancang untuk mengajar dengan
materi tertentu hingga mencapai kecakapan yang diinginkan. Diantara
strategi-strategi mengajar itu terdapat sebuah strategi mengajar
berdasarkan strategi kognitif yang relatif masih aktual. Strategi ini
bernama Strategy Program for Effective Learning/Teaching yang
disingkat SPELT. Program SPELT ini dirancang dan di uji cobakan
Robert F. Mulcahy, seorang guru besar yang mengepalai The
Cognitive Education Project (Proyek Pendidikan Ranah Cipta) pada
jurusan Psikologi Pendidikan, Universitas Alberta. Sesuai dengan
namanya, strategi SPELT tadi sengaja direkayasa untuk memperbaiki
dan meningkatkan keefektivan belajar dan berpikir siswa, terutama
yang menduduki kelas akhir sekolah dasar dan kelas-kelas sekolah
menengah.

2. Tahapan-Tahapan Mengajar
Tahapan-tahapan dalam proses mengajar memiliki
hubungan erat dengan penggunaan strategi mengajar. Maksudnya yaitu
bahwa setiap penggunaan strategi mengajar harus selalu merupaka
rangkaian yang utuh dalam tahapan-tahapan mengajar. Setiap proses
mengajar itu harus melalui tiga tahapan antara lain yaitu :
a) Tahap prainstruksional, yaitu persiapan sebelum mengajar
dimulai.
b) Tahap instruksional, yaitu saat-saat mengajar.
c) Tahap evaluasi dan tindak lanjut, yaitu penilaian atas hasil
belajar siswa setelah mengikuti pengajaran dan
penindaklanjutannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mengajar adalah suatu aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan
atau pendidikan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling
berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga terjadi proses
belajar dan tujuan mengajar terdapat model, metode strategi dan tahapan
untuk melangsungkan pengajaran, agar mudah diterima atau dipahami
oleh peserta didik.

3.2 Saran
Suatu negara akan maju apabila didalamnya terdapat pemimpin, tokoh,
dan masyarakat yang cerdas atau dapat berfikir ginius. Dalam
mewujudkan hal itu, gurulah yang berkewajiban mendidik dan mengajar
anak manusia untuk mencapai manusia yang sempurna dan cerdas. Oleh
karena itu, sebagai seorang mahasiswa calon pendidik, mari kita
meneruskan perjuangan seorang guru dalam menjadikan negara lebih
berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

Syah, Muhibbin.2004.Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya

Basyiruddin, M,Usman.2002.Metodologi Pembelajaran Agama Islam.Jakarta:


Ciputat Pers.

Ardy,Novan Wiyana.2013.Manajemen Pendidikan.Yogyakarta: AR-RUZZ


MEDIA

Anda mungkin juga menyukai