Anda di halaman 1dari 7

EKSTRAKSI ZAT WARNA ALAM DARI KULIT BUAH NAGA

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Kimia Zat Warna
oleh
Kelompok 3 : Farid Hafiyyan (21420064)
Reynaldi Ega Hasyim (21420065)
Nadya Fadjriani (21420068)
Dina Setyorini (21420069)
Silvia Netania Br Ginting (21420076)
Kelas : 2 K4
Dosen : 1. M Ichwan A.T, M.S Eng, Ph.D
2. Witri A S,ST, M Tr.T
3. Andri S ,A.md

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL


POLITEKNIK STTT BANDUNG
2022
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis, dimana banyak tumbuhan dapat
dibudidayakan dan dimanfaatkan. Banyak bagian pada tanaman yang dapat
menghasilakn warna, misal pada bunga, biji, daun, batang, maupun buah. Salah satu
yang dapat dimanfaatkan yaitu, buah naga merah.
Buah naga biasanya hanya dimanfaatkan dibagian dagingnya saja, sedangkan pada
kulit buah naga biasanya dibuang. Padahal kulit buah naga ini memiliki kandungan
zat pewarna antosianin alam yang cukup tinggi, dimana antosianin ini berperan untuk
memberikan warna merah.
Dalam pemanfaatan kulit buah naga maka dilakukanlah penelitian dengan
memanfaatkan kulit buah naga sebagai pewarna alam di tekstil karena kulit buah naga
dapat dikembangkan dan dijadikan alternatif dalam pewarna alami sebagai bahan
dasar pembuatan suatu produk.

I.2 Maksud dan Tujuan


Pemahaman untuk keterampilan yang baik dalam melakukan ekstraksi dan isolasi
tumbuhan untuk menghasilkan zat warna alam dengan kualitas yang baik.

I.3 Teori Dasar


Buah naga adalah buah yang berasal dari mexico, Amerika Selatan. Buah naga
dapat beradaptasi dan tumbuh di iklim tropis, dapat kita lihat bahwasannya buah naga
sudah banyak dibudidayakan di Indonesia. Di masa kini diketahui bahwa jumlah
industri kecil menengah (IKM) lebih banyak dibandingkan industri besar. Walaupun
limbah IKM dalam skala kecil tetapi jika di akumulasikan, limbah IKM bisa
menggangu lingkungan. Oleh sebab itu, limbah yang dihasilkan oleh IKM
dimanfaatkan, misalnya pemanfaatan kulit buah naga sebagai pewarna alami.
Zat anosianin pada buah naga umumnya larut dalam air serta tersebar luas dalam
bunga kulit dan daun. Kelompok pigmen dari antosianin adalah berwarna merah
sampai dengan biru yang tersebar luas di tanaman nya. Antosianin akan berubah
seiring dengan perubahan nilai Ph yang tinggi zat anosianin menghasilkan warna
merah pada Ph kurang dari empat. Proses ekstraksi tergantung terhadap pemilihan
pelarut yang sesuai sehingga akan mempengaruhi kelarutannya. Air adalah pelarut
netral yang dapat menyatu dengan pigmen antosianin dan akan semakin membaik jika
dilarutkan dengan asam, keadaan asam menyebabkan pigmen antosianin semakin
banyak terskstrak.
Antosianin pada buah naga bersifat hidrofilik yang memudahkannya, selain itu
antosianin juga bersifat polar seperti etanol, methanol, aseton, dan kloroform.
Kestabilan antosianin juga dapat larut dalam pelarut organik yang bersifat polar
ataupun basa. Namun dapat lebih optimal dengan menambahkan asam organik seperti
asam asetat, asam sitrat, atau asam klorida. Kombinasi pelarut polar dengan asam
organik yang tepat dan baik dapat mengasilkan kondisi Ph yang sangat asam (Ph 1-2)
sehingga bisa lebih mengoptimalkan kestabilan antosianin dalam bentuk kation
flavium merah, sedangkan jika pelarut dikombinasikan dengan asam lemah maka
perubahan warna antosianin akan berubah menjaidi merah memudar di Ph 3. Adapun
faktor penting agar kestabilan antosianin pada kulit buah naga tetap terjaga, yaitu
pengkondisian bebas cahaya, temperature rendah, kopigment, ion logam, oksigen,
enzim, konsentrasi, dan tekanan. Sehingga kesetimbangan antosianin tidak mudah
bergeser dan pada akhirnya menagalami perubahan warna ataupun degradasi.

Gambar 1.1 Struktur Antosinin


Dalam pengekstraksian kulit buah naga digunakan ekstraksi dengan metode water
dimana pelarut yang digunakannya itu air. Nanti air itu akan di didihkan pada
temperatur tertentu. Digunakannya air panas pada ekstraksi ini agar hasil ekstraksi zat
warna lebih cepat dan baik.
II. PERCOBAAN
II.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
- Saringan - Erlenmeyer
- Botol Hisap - Gelas ukur
- Pisau - Tabung Reaksi
- Timbangan analitik - Labu ukur
- Corong Kaca - Spatula
- Gelas Kimia - Pipet ukur
- Botol Kaca - Spektrofometru UV-vis
- Pipet tetes

2.1.2 Bahan
- Kulit Buah Naga
- Air

II.2 Metode Ekstraksi


- Metode Water (air)
Dalam proses ekstraksi kulit buah naga ini menggunakan metode air,
dimana digunakannya air pada ekstraksi ini, lalu diperlukan perbandingan 1:10
antara kulit buah naga denga air dan yang nantinya akan didihkan pada suhu
100C.
- Diagram Alir
Buah Naga

Kulit buah naga


Tahap
Persiapan

Penimbangan
Kulit buah naga

Ekstraksi

Penyaringan

Proses
traksinasi/
isolasi

Penimbangan
Zat Warna
- Skema Proses

Kulit buah naga

Homogenkan 5 menit dalam MeOH –


H2O (4:1) (10 x vol atau bobot
sarings

Ampas Fitrat

Ekstraksi dengan Uapkan sampai 1/10 vol.


EtOAc (5x), saring (40C)Asamkan dengan H2SO4
2MEkstraksi dengan CHCl3 (3x)

Ampas Fitrat Ekstrak Lapisan


CHCl3 Air-asam
Uapkan
Serat(teruta Keringkan,
ma Ekstrak uapkan - Basahkan
polisakarida) netral(leman,
sampai pH 10
lilin) pisah dengan
dengan KLT Ekstrak polar NaOH-
pada silika atau pertengahan Ekstraksi
KGC (terpenoid atau dengan CHCl3
senyawa fenol) MeOH (3:1,
KKt atau KLT 2x) dan CHCl3
pada silika

Ekstrak Lapisan
CHCl3 Air-basa

Keringkan, Uapkan, ekstraksi


uapkan dengan MeOH

Ekstrak basa Ekstrak polar


(kebanyakan Ekstrak MeOH
alkanoid) KLT (alkanoid
pada silika atau kuartener dan
elektroforesis N-oksida)
II.3 Prosedur
1. Sortir kulit buah naga berdasarkan warna dan ketebalan daging kulitnya.
2. Kulit buah naga yang telah disortir dicuci bersih.
3. Siapkan alat dan bahan serta sampel kulit buah naga.
4. Timbang kulit buah naga sesuai kebutuhan ± 500 g.
5. Potong kulit buah naga sampai menjadi kecil-kecil.
6. Kulit buah naga yang sudah dipotong kemudian direbus dengan air mendidih
selama 60 menit.
7. Lalu saring ampas pada ekstraksi kulit buah naga.
8. Lanjutkan pada proses traksinasi/ isolasi.
9. Kemudian timbang zat warna yang dihasilkan pada proses ekstraksi yang telah
dilakukan.
III. DAFTAR PUSTAKA

Ni Putu Bella Trisna Dewi, Ni Made Ayu Suardani Singapurwa, I Gede Pasek Mangku.
(2020). Extraction and Stability of Natural Dyes From The skin of Red Dragon Fruit.
SEAS ( Sustainable Environment Agricultural Science), 131.
Hera Yulianti, Rum Hastuti, Didik Stiyo Widodo. (2008). Ekstraksi dan Uji Kestabilan
Pigmen Bestanian dalam Kulit Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) Serta Aplikasinya
Sebagai Pewarna Tekstil. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, 85.
Lidya Simanjuntak, Chairina Sinaga, Fatimah. (2014). Ekstraksi Pigmen Antosianin Dari
Kulit Buah Naga Merah. Jurnal Teknik Kimia USU , Vol.3, No.2, 26.
Ukhti Nurfajriati Karimah, Aldi Hendrawan. (2019). Ekstraksi Kul a Sebagai Warna Alam
Pada Tekstil. e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2, 1862-1863, 1884-1886.it
Buah Naga

Anda mungkin juga menyukai