Anda di halaman 1dari 15

“BUKU RESUME PPKMB JURUSAN KEPERAWATAN”

Nama : Made Intan Putri Swandewi

Prodi : D-III

Jurusan : Keperawatan

Umur : 18

Hobby : Nari

Motto : Dream,Believe and Make It Happen

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2021

VISI

1
PROGRAM STUDI DIPOLMA III KEPERAWATAN

Menghasilkan perawat vokasi yang bermutu dan unggul dalam Reperawatan


Romplementer yang menunjang Kesehatan Pariwisata tahun 2030.

.MISI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

1. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu keperawatan dalam komplementer


menunjang kesehatan untuk pariwisata

2. Menyelenggarakan penelitian yang berkualitas, terintegrasi

dan menunjang unggulan

3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat research berbasis

kebutuhan masyarakat

4. Mengembangkan dan Rerjasama dan kemitraan untuk pengembangan unggulan


prodi

2
Format Struktur Kepengurusan Manajemen Jurusan Keperawatan
Foto ukuran Ketua Jurusan Kepeawatan

3x4 Nama : Ners. I Made Sukarja,


S.Kep.Keb
NIP :
196812311992031020

Foto Sekretaris Jurusan Keperawatan


ukuran
Nama :I Ketut Gama,SKM.M.Kes
3x4
NIP : 19620222198430910001

Foto Foto
KA. Prodi D-III Keperawatan ukuran KA. Prodi S.Tr & Ners
ukuran Nama : I Nengah Sumitra, Nama :N.L.K. Sulisna Dewi,M.Kep,
SST,,S.Kep,,Ns. M.Kes 3x4 Ns.Sp.Kep.An
3x4
NIP :196502251986031002 NIP :197406221998032001

Foto Penanggung Jawab Kemahasiswaan

ukuran Nama :I Ketut Labir, SST,S.Kep.Ns.


M.Kes
3x4
NIP :196312251988021001

Foto Ketua
ukuran HMJ
Nama :Dewa Made Ardi Krisna Mukti
3x4
NIM :P07120019004

3
Nama : Made Intan Putri Swandewi

Prodi/ Jurusan : D3 Keperawatan

Hari/ Tanggal : 23 Juli 2021

Tanda-tangan :

DEFINISI HEPATITIS

Penyakit hepatitis adalah peradangan pada hati berupa peradangan (sel) hati.
Peradangan ini ditandai dengan meningkatnya kadar enzim hati. Peningkatan ini
disebabkan adanya gangguan atau kerusakan membrane hati. Ada 2 faktor
penyebabnya yaitu faktor infeksi dan faktor non infeksi. Faktor penyebab infeksi
antara lain virus hepatitis dan bakteri. Selain karena virus hepatitis A,BC,D,E, dan
G masih banyak virus lain yang berpotensi menyebabkan hepatitis misalnya
adenoviruses, CMV, Herpes simplex, HIV, rubella, varicella dan lain-lain.
Sedangkan bakteri yang menyebabkan hepatitis antara lain misalnya bakteri
Salmonella thypi, Salmonella parathypi, tuberkolosis, leptosvera. Faktor non
infeksi misalnya karena obat. Obat tertentu dapat mengganggu fungsi hati dan
menyebabkan hepatitis.

PENYEBAB PENYAKIT HEPATITIS

1. Hepatitis A
Penyebab penyakit A adalah virus Hepatitis A (HAV), merupakan virus genom
RNA termasuk famili pikornaviridae berukuran 27 nanometer dengan bentuk
partikel yang membulat (genus hepatovirus yang dikenal sebagai enterovirus 72),
beruntai tunggal dan linear dengan ukuran 7.8 kb, mempunyai simetri kubik, tidak
memiliki selubung, mempunyai 1 serotype dan 4 genotype. Virus ini bersifat
termostabil, tahan asam dan tahan terhadap empedu dan dapat bertahan hidup dalam
suhu ruangan selama lebih dari 1 bulan.
HAV mula-mula diidentifikasi dari tinja dan sediaan hati. Penambahan antiserum
Hepatitis A spesifik dari penderita yang hampir sembuh (konvalesen) pada tinja
penderita diawasl masa inkubasi penyakitnya, sebelum timbul ikterus,
memungkinkan pemekatan dan terlihatnya partikel virus melalui pembentukan
agregat antigen antibodi.
Asai serologic yang lebih peka, seperti asai mikrotiter imunoradiometri fase padat
dan pelekatan imun, telah memungkinkan deteksi HAV di dalam tinja, homogenate

4
hati, dan empedu, serta pengukuran antibodi spesifik (IgG untuk kasus infeksi lalu
dan IgM untuk kasus infeksi akut) di dalam serum.
Sifat umum dari virus Hepatitis A ini dapat ditinjau dari segi pengendalian
mikrobiologis dan resistensinya. Dicermati dari segi pengendalian secara
mikrobiologis, virus ini dapat dirusak dengan cara dimasukkan kedalam otoklaf
dengan kadar suhu 121˚C selama 20 menit, atau dengan dididihkan dalam air
selama 5 menit, bisa dengan penyinaran ultra ungu selama 1 menit pada 1,1 watt,
dapat pula melalui panas kering pada suhu 180˚C selama 1 jam atau selama 3 hari
pada suhu 37 ˚C atau dengan khlorin (10 - 15 ppm selama 30 menit).
Diamati dari segi resistensinya, HAV relatif resisten dengan cara-cara desinfeksi.
Hal ini menunjukkan perlu diambil upaya pencegahan dalam menangani penderita
Hepatitis beserta produk-produk tubuhnya. Pejamu infeksi VHA biasanya hanya
terbatas pada manusia dan beberapa binatang primata saja. Virus dapat diperbanyak
secara in vitro dalam kultur sel primer monyet kecil atau secara invivo pada
simpanse.

2. Hepatitis B
Penyebab penyakit adalah virus Hepatitis B (VHB) termasuk DNA virus, famili
Hepadnavirus yang merupakan partikel bulat berukuran sangat kecil 42 nm atau
partikel Dane dengan selubung fosfolipid (HbsAg) (2,5). Virus ini merupakan virus
DNA dan sampai saat ini terdapat 8 genotip VHB yang telah teridentifikasi, yaitu
genotip A–H. VHB memiliki 3 jenis morfologi dan mampu mengkode 4 jenis
antigen, yaitu HBsAg, HBeAg, HBcAg, dan HBxAg. Berdasarkan sifat imunologik
protein pada HBsAg, virus dibagi atas 4 subtipe yaitu adw, adr, ayw, dan ayr yang
menyebabkan perbedaan geografi dalam penyebarannya. Subtype adw terjadi di
Eropa, Amerika dan Australia. Virus dengan subtipe ayw terjadi di Afrika Utara
dan Selatan. Sedangkan Virus dengan subtipe adw dan adr terjadi di wilayah
Malaysia, Thailand, Indonesia. Dan subtype adr terjadi di Jepang dan China.

3. Hepatitis C
Penyebab penyakit Hepatitis C adalah virus Hepatitis C (HCV) yang termasuk
famili Flaviviridea virus beramplop Epidemiologi Penyakit Hepatitis 11 yang
termasuk pada genus Hepacivirus dan merupakan virus RNA dengan untai tunggal
(RNA single strain), berbentuk linear dan berdiameter 50 nm. Setidaknya 6 genotip
HCV mayor dan lebih dari 50 subtipe VHC yang berbeda telah ditemukan,
Keberagaman ini menimbulkan konsekuensi yang berbeda – beda, variasi dari
genotip ini mempengaruhi respon HCV terhadap kombinasi dari terapi
interferon/ribavirin.

5
4. Hepatitis D
Penyebab Hepatitis D adalah virus Hepatitis delta (VHD) yang ditemukan pertama
kali pada tahun 1977, berukuran 35-37 nm dan mempunyai antigen internal yang
khas yaitu antigen delta. Virus ini merupakan virus RNA dengan defek, artinya
virus ini tidak mampu bereplikasi secara sempurna tanpa batuan virus lain, yaitu
virus Hepatitis B. Hal ini dikarenakan VHD tidak mampu mensintesis protein
selubungnya sendiri dan bergantung ada protein yang disintesis VHB, termasuk
HBsAg. Maka dari itu, infeksi VHD Epidemiologi Penyakit Hepatitis 12 hanya bisa
terjadi pada penderita yang juga terinfeksi VHB pada saat bersamaan atau sudah
terinfeksi kronik oleh VHB. Genom VHD terdiri dari 1.700 pasangan basa yang
merupakan jumlah pasangan basa terkecil untuk virus pada hewan.

5. Hepatitis E
Penyebab Hepatitis E adalah virus Hepatitis E (VHE), sebuah virus RNA berbentuk
sferis. VHE termasuk dalam famili Hepeviridiea genus Hepevirus. Virus ini
awalnya disebut sebagai penyebab enterically transmitted non-A non-B Hepatitis
(ET-NANB). Baru pada tahun 1983 virus ini berhasil diidentifikasi dan dinamai
virus Hepatitis E.

JENIS-JENIS HEPATITIS

1. Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV). Hepatitis A
ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses
penderita hepatitis A yang mengandung virus hepatitis A.
2. Hepatitis B
Hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV). Hepatitis
B dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita
hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana penularan hepatitis B
adalah darah, cairan vagina, dan air mani.
3. Hepatitis C
Hepatitis C disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HCV). Hepatitis
C juga ditularkan melalui cairan tubuh. Penularan bisa terjadi saat
berhubungan seksual tanpa kondom atau menggunakan jarum suntik bekas

6
penderita hepatitis C. Jika ibu hamil menderita hepatitis C, bayinya dapat
tertular penyakit ini saat melewati jalan lahir ketika persalinan.
4. Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan oleh infeksi virus hepatitis D (HDV). Hepatitis D
merupakan jenis hepatitis yang jarang terjadi, tetapi bisa bersifat serius.
Virus hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia
tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan cairan
tubuh lainnya.
5. Hepatitis E
Hepatitis E adalah jenis hepatitis yang cara penularannya hampir mirip
dengan HAV, yaitu melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi
virus hepatitis E (HEV). Selain itu, konsumsi daging setengah matah atau
mentah, dan transfusi darah yang terinfeksi juga bisa menjadi faktor risiko.

GEJALA HEPATITIS

1. Hepatitis A
Hepatitis A adalah hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A.
Penularan virus hepatitis A dapat terjadi melalui makanan atau air yang
terkontaminasi virus ini atau kontak fisik langsung dengan penderita hepatitis A.
Hepatitis A dapat menimbulkan beberapa gejala, di antaranya:

• Mudah lelah
• Mual dan muntah
• Nyeri perut kanan atas
• Diare
• Kulit dan bagian putih mata menguning (jaundice)
• Kehilangan selera makan
• Urine berwarna gelap
• Demam
• Nyeri Sandi

Hepatitis A adalah jenis hepatitis yang bersifat akut, artinya dapat sembuh dalam
waktu sekitar beberapa minggu. Namun, hepatitis A terkadang juga bisa
menyebabkan kerusakan hati parah atau gagal hati meski relatif jarang terjadi,.

7
2. Hepatitis B
Hepatitis B adalah infeksi liver yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV).
Hepatitis B bisa bersifat akut, namun bisa juga berkembang menjadi kronis.
Hepatitis B umumnya menular melalui kontak seksual yang tidak aman
(berhubungan seks tanpa kondom), transfusi darah, serta penggunaan jarum suntik
yang tidak steril. Pada kasus tertentu, hepatitis B bisa menular dari ibu yang
terinfeksi hepatitis B ke janinnya.
Gejala yang ditunjukkan hepatitis B umumnya sama dengan hepatitis A, tetapi
kadang juga disertai gejala lain, seperti:

• Sakit perut, khususnya di bagian kanan atas


• Nyeri tulang dan otot
• Kotoran berwarna keputihan

Jika tidak segera ditangani oleh dokter, hepatitis B bisa berkembang menjadi
hepatitis kronis. Kondisi ini berisiko tinggi menyebabkan terjadinya kanker hati
dan sirosis

3. Hepatitis C
Hepatitis C disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HCV). Jenis hepatitis ini
dapat menular melalui kontak darah dari penderita hepatitis C. Misalnya, melalui
transplantasi organ, transfusi, penggunaan jarum suntik, atau berbagi barang
pribadi, seperti sikat gigi dan pisau cukur, dengan penderita hepatitis C.
Terkadang, hepatitis C tidak menunjukkan gejala-gejala yang khas. Namun,
penderita hepatitis C bisa mengalami gejala hepatitis yang mirip dengan hepatitis
A dan hepatitis B, seperti:

• Demam
• Nafsu makan menurun
• Urine berwarna gelap
• Sakit perut
• Nyeri sendi
• Penyakit kuning

Sama seperti hepatitis B, hepatitis C bisa berkembang menjadi kronis dan dapat
menyebabkan kerusakan hati permanen atau sirosis.

4. Hepatitis D
Hepatitis D adalah peradangan hati akibat infeksi virus hepatitis delta (HDV).
Hepatitis jenis ini bisa terjadi pada orang yang memiliki riwayat penyakit hepatitis
B sebelumnya atau menular bersamaan dengan infeksi virus hepatitis B.

8
Penularan virus hepatitis D bisa terjadi melalui penggunaan jarum suntik, transfusi
darah, atau hubungan seksual yang tidak aman. Penyakit ini juga berisiko terjadi
pada orang yang menderita HIV atau menular dari ibu yang menderita hepatitis D
ke janinnya.
Gejala yang ditunjukkan hepatitis D sama dengan hepatitis A, B, dan C, yaitu:

• Kulit dan mata berwarna kuning


• Nyeri perut
• Muntah
• Mudah kelelahan
• Tidak merasa lapar
• Nyeri sendi
• Urine berwarna gelap

Hepatitis B yang terjadi bersamaan dengan hepatitis D bisa mengakibatkan


kerusakan hati permanen. Beberapa studi menunjukkan bahwa komplikasi sirosis
atau gagal hati akan lebih cepat terjadi apabila seseorang menderita hepatitis B dan
hepatitis D secara bersamaan.

5. Hepatitis E
Virus hepatitis E (HEV) merupakan penyebab penyakit hepatitis E. Sama seperti
penyakit hepatitis A, penularan virus hepatitis ini dapat terjadi melalui air atau
makanan yang terkontaminasi oleh virus hepatitis E. Virus ini juga bisa menular
melalui kontak langsung dengan penderita hepatitis E.
Gejala hepatitis E bisa muncul sekitar 2–6 minggu setelah virus ini menyerang
tubuh penderitanya. Gejala hepatitis E umumnya mirip dengan gejala hepatitis jenis
lainnya, yaitu demam, mudah lelah, penurunan nafsu makan, sakit perut, urine
berwarna gelap, kulit gatal-gatal, dan penyakit kuning.

TATALAKSANA PENYAKIT HEPATITIS

1. .Penatalaksanaan Hepatitis A (HA) adalah terapi suportif karena HA


dianggap self-limiting disease, karenanya tidak ada pengobatan spesifik.
Yang paling penting adalah menghindari konsumsi obat-obatan yang tidak
perlu. Obat antiemetik (metoclopramide), dan paracetamol. Pasien tidak
perlu dirawat dirumah sakit bila tidak terdapat kegagalan hati akut, atau
penyakit lain yang menyertai sehingga perlu dirujuk.
Terapi pada hepatitis A (HA) hanya bersifat suportif dan bertujuan agar
penderitaan merasa nyaman. Pasien diminta untuk istirahat di rumah dengan
tirah baring. Makanan yang diberikan haruslah memiliki nutrisi yang

9
berimbang. Pasien juga diminta untuk mengonsumsi cairan yang cukup agar
terhindar dari dehidrasi.
1. Penatalaksanaan Hepatitis B akut diupayakan selalu berada di ruangan yang
sejuk dan berventilasi baik. Kenakan pakaian yang longgar. Hindari mandi
dengan air panas Klorfenamin. Dewasa: 4 mg tiap 4-6 jam, maksimal 24 mg
per hari.
2. Penatalaksanaan Hepatitis C dapat dilakukan dengan pemberian antivirus
Direct Acting Antiviral (DAA) sesuai dengan genotipe virus hepatitis.
Tujuan tata laksana adalah untuk mencegah komplikasi seperti sirosis dan
karsinoma hepatoselular, serta mencegah transmisi lebih lanjut
3. Penatalaksanaan Hepatitis D Hindari penggunaan obat-obatan terlarang,
terutama yang menggunakan jarum suntik, Selalu gunakan jarum suntik
yang steril, Lebih berhati-hati ketika hendak melakukan tindik. Pastikan
semua peralatannya steril, Gunakan kondom ketika berhubungan intim.
4. Penatalaksanaan hepatitis E adalah terapi imunosupresi, dilakukan untuk
mengurangi jumlah virus HEV dalam darah. Terapi ini disebut dapat
mengurangi hingga 30 persen virus dalam darah pengidap hepatitis E.
Pengobatan dilanjutkan dengan terapi antivirus, dengan monoterapi
ribavirin (600–1000 miligram dalam satu hari), untuk minimal tiga bulan.
Pada tahap yang lebih parah, hepatitis E biasanya harus diobati dengan
prosedur transplantasi hati

10
PENGOBATAN PENYAKIT HEPATITIS
Penanganan tergantung jenis hepatitisnya. Hepatitis virus dapat diobati
dengan obat antivirus.
1. Hepatitis A
Tidak ada pengobatan khusus untuk penderita, hanya saja ada pengobatan
pendukung yang diberikan. Penderita juga diimbau untuk menjaga keseimbangan
nutrisi dalam tubuh. Untuk proses pemulihan, disarankan untuk beristirahat total
dan hidrasi yang cukup. Dengan begitu, penyakit akan sembuh dengan sendirinya.
Pasalnya, penyakit ini masih tergolong hepatitis yang ringan, dan bisa sembuh
sempurna tanpa gejala sisa dan tidak menyebabkan infeksi kronik.
Sementara itu, yang perlu diingat bahaya Hepatitis A kalau dibiarkan bisa membuat
kerusakan hati akut, bahkan menyebabkan kematian.

2. Hepatitis B
Penderita hepatitis B kronis akan diberikan obat antivirus guna melawan virus,
menurunkan risiko kerusakan hati, dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi.
Obat antivirus yang dapat diberikan untuk melawan virus hepatitis B adalah:
1. Entecavir
2. Tenofovir
3. Lamivudine
4. Adefovir
5. Telbivudine
Obat antivirus tidak dapat digunakan untuk menghilangkan infeksi hepatitis B,
tetapi hanya mencegah perkembangan virus. Oleh karena itu, penderita hepatitis B
kronis perlu melakukan kontrol secara berkala ke dokter gastroenterologi dan
hepatologi untuk melihat perkembangan penyakit, mengevaluasi pengobatan, dan
mendeteksi dini komplikasi yang mugkin terjadi. Bila hepatitis B sudah
mengakibatkan kerusakan hati hingga fungsi organ hati terganggu secara permanen,
dokter akan menyarankan penderita untuk menjalani prosedur transplantasi hati.
Prosedur transplantasi hati dilakukan dengan mengganti organ hati yang rusak
dengan organ hati sehat yang diperoleh dari donor.

3. Hepatitis C
Hepatitis C tidak selalu harus diobati. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya,
hampir 50% penderita hepatitis C akan sembuh sendiri akibat sistem kekebalan
tubuh yang baik. Begitu juga bila infeksi sudah menjadi kronis, tidak semua
hepatitis C akan mengakibatkan komplikasi. Bila diperlukan tergantung dari
kondisi pasien sendiri, pemberian beberapa jenis obat antivirus bisa diberikan oleh
dokter.

11
4. Hepatitis D
Hingga saat ini belum ada obat khusus untuk mengobati hepatitis D. Namun,
pengobatan dengan menggunakan injeksi interferon alpha berdosis tinggi
sebanyak 3 kali dalam seminggu yang biasanya bisa sampai berlangsung 1 – 2
tahun (tergantung perkembangan penyakitnya) dipercaya dapat menghambat
perkembangan penyakit untuk mencegah terjadinya komplikasi. Injeksi interferon
alfa sendiri bekerja dengan mengembalikan kadar normal enzim tubuh. Obat ini
juga membantu menghilangkan 70% virus delta di dalam tubuh. Setelah
dinyatakan sembuh, pengidap hepatitis D tetap diharuskan untuk rutin menjalani
program kontrol yang dijadwalkan oleh dokter. Program kontrol yang dianjurkan
biasanya sekitar 6 bulan sekali, untuk memantau perkembangan infeksi hepatitis
D, serta hepatitis B.

5. Hepatitis E
Setelah seseorang terdiagnosis hepatitis E, pengobatan pertama yang akan
dilakukan dokter adalah terapi imunosupresi. Cara pengobatan tersebut dilakukan
untuk mengurangi jumlah virus HEV dalam darah. Terapi ini disebut dapat
mengurangi hingga 30 persen virus dalam darah pengidap hepatitis E.
Namun, jika cara ini tidak berhasil mengurangi jumlah virus dalam darah, maka
pengobatan biasanya akan dilanjutkan dengan terapi antivirus. Cara yang
digunakan adalah dengan monoterapi ribavirin (600–1000 miligram dalam satu
hari), untuk minimal tiga bulan. Pada tahap yang lebih parah, hepatitis E biasanya
harus diobati dengan prosedur transplantasi hati.
Pengobatan dengan transplantasi hati dilakukan jika hepatitis E yang terjadi sudah
masuk ke tahap kronis. Tidak semua pengidap hepatitis akan berakhir dengan
transplantasi hati, tergantung pada kebutuhan dan tingkat keparahan yang muncul.
Pengobatan dengan transplantasi hati bisa memicu efek samping yang signifikan
dan penolakan organ pada penerima, terutama organ jantung atau ginjal.

Pengobatan Hepatitis Non-virus


1. Pengobatan Hepatitis Alkoholik
● Berhenti minum minuman beralkohol. Program detox alkohol dapat membantu
pasien menjadi lebih baik.
● Kondisi malnutrisi dapat diperbaiki dengan pola makan yang baik penuh
karbohidrat dan energi. Untuk pasien dengan malnutrisi parah, suplemen nutrisi

12
juga bisa jadi pilihan. Kurangi makanan yang mengandung garam untuk mencegah
aneurisma perut.
● Pasien juga membutuhkan vitamin tambahan, terutama vitamin B dan asam folat.
Mungkin dibutuhkan waktu beberapa minggu hingga bulan sampai liver Anda bisa
membaik.
● Jika kondisi hati pasien sudah rusak parah, transplantasi hati mungkin bisa
dilakukan dokter sebagai pilihan terakhir.

2. Pengobatan Hepatitis Autoimun

Penderita dengan gejala yang sangat ringan mungkin tidak memerlukan pengobatan
dan dokter hanya akan melakukan pemantauan secara berkala. Tujuan dari
dilakukannya pengobatan adalah untuk menekan respons sistem imun dan
mencegah kerusakan hati lebih lanjut. Dokter dapat meresepkan obat-obatan
tertentu agar sistem kekebalan tubuh tidak lagi menyerang hati pasien. Contohnya,
prednisone, budesonide, dan azathioprine. Namun perlu diingat bahwa penggunaan
prednisone jangka panjang dapat menyebabkan sejumlah efek samping. Misalnya,
diabetes, osteoporosis, osteonecrosis, hipertensi, katarak, glaukoma, dan kenaikan
berat badan. Oleh karena itu, dokter akan melakukan proses menurunkan dosis
(tapering off) prednisone secara perlahan-lahan untuk mencapai tujuan pengobatan
dan menghindari efek samping.Apabila penyakit ini berkembang menjadi sirosis
atau gagal hati, pilihan pengobatan untuk pasien ialah transplantasi hati.

13
RESUME MATERI PPKMB

Ada pun materi PKKMB pada tanggal 23 yang di mana materi yang pertaman
yaitu :

1. Peran Organisasi Profesi dalam Pengembangan Karir Lulusan yang di bawakan


oleh bapak I Gusti Ngurah Ketut Sukadarma,S.kep.,M.kes Pembagian materi
pertama yaitu :
Menjelaskan Kulusan perawat di Indonesia yang selalu bertambah
Sedangkan di Asia sangat membutuhkan profesi perawat, ke dua mengenai
Kurikulum Program pendidikan nurs,Kondisi tenaga keperawatan di
Indonesia,Organinsasi Profesi yang di mana OP perawat berfungsi sebagai
pemersatu, pengembangan, pengawasan dan pembina keperawatan di
Indonesia

2 .Menjelaskan tentang. Mekanisme PBM, Peranan PA, KRS & Media


Pembelajaran yang di bawakan oleh Bapak Made Sukarja diantaranya :
menyampaikan mengenai Visi Misi serta bagaimana tahap penyampaian
Visi Mis Sarjana terapan dan Diploma keperawatan, dan di jelaskan juga
mengenai Kurukulum program pendidikan nurs, keterangan kode mata
kuliah,kalender akademi semester ganjil,dan cuti akademi Serta sistem
pembelajaran yang terdiri dari sinkron dan sinkronice

3.Adapun materi yang ketiga di bawakan oleh Bli Dewa Made Adi Krisna Mukti
Materi tentang Orientasi dan Pengenalan Himpunan Mahasiswa Jurusan
Keperawatan Dimana di dalamnya menjelaskan yaitu
• Menjelaskan Pengertian dan Tujuan HMJ
• Arti labang Himpunan Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekes
Kemenkes Denpasar
• Alat dan kelengkapan Himpunan Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekes
Kemenkes Denpasar
• Keanggotaan dan Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Keperawatan
Poltekes Kemenkes Denpasar
• Hak dan kewajiban anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Keperawatan
Poltekes Kemenkes Denpasar Himpunan Mahasiswa Jurusan Keperawatan
Poltekes Kemenkes Denpasar
• Visi Misi Himpunan Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes
Denpasar
• Sumber keuangan Himpunan Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekes
Kemenkes Denpasar
• UKM Mahasiswa JurusanKeperawatan
• Dokumentasi kegiatan Himpunan Mahasiswa Jurusan Keperawatan
Poltekes Kemenkes Denpasar

4.Materi yang ke empat yaitu Tour Kampus yang menjelaskan tentang prifil
Gedung jurusan keperawatan dan fasilitas yang terdapat pada gedung jurusan
keperawatan

14
LEMBAR PENGESAHAN

Penanggung Jawab, Ketua Panitia,

Adhe Irma Anantaliana Devi I Putu Wira Pradnyana Putra


NIM :P07120120 021 NIM : P07120220090

Ketua HMJ Keperawatan


Politeknik Kesehatan Denpasar

Dewa Made Ardi Krisna Mukti


NIM : P07120019004

15

Anda mungkin juga menyukai