BAB I
A. Defenisi
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. (Ngastiyah, 1997 : 39).
Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenkim paru yang terjadi pada
anak. (Suriadi, 2001 : 247).
Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian
alveoli dengan cairan. (Doenges, 1999 : 164).
Pneumonia adalah proses inflamasi dimana gas alveolar dipindahkan oleh materi
selular. (Hudak & Gallo, 1997 : 559)
Pneumonia adalah proses inflamasi pada parenkim paru yang terjadi sebagai akibat
adanya invasi agen infeksius atau adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran
trakeobronkialis sehingga flora endogen yang normal berubah menjadi patogen ketika
memasuki saluran jalan nafas. (Barbara Engram, 1999 : 61).
Pneumonia adalah infeksi yang mengenai saluran nafas sebelah distal terutama alveoli,
disertai pembentukan eksudat peradangan. (Underwood, 2000 : 390).
Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, bahan
kimia, inhalasi asap, debu, alergen dan aspirasi isi lambung; jaringan paru
berkonsolidasi karena alveoli terisi oleh eksudat. (Tucker et al, 1998 : 247).
Pneumonia adalah peradangan dimana terdapat konsolidasi yang disebabkan pengisian
rongga alveoli oleh eksudat. (Barbara C. Long, 1996 : 434).
Pneumonia adalah proses inflamasi dari parenkim paru yang umumnya disebabkan
oleh preparat infeksius. (Smeltzer, 2000 : 571).
B. Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, aspirasi atau inhalasi.
a. Bakteri :- Gram positif : Streptococcus Pneumoniae (Pneumococcal Pneumonia),
Staphylococcus Aureus.
Gram negatif : Haemophilus Influenzae, Pseudomonas Aeruginosa, Klebsiella
Pneumoniae (Friedlender’s Bacillus).
Anaerobik : Anaerobic Streptococcus, Fusobacteria, Bacteroides Species.
Atipikal : Legionella Pneumophila, Mycoplasma Pneumoniae
b. Virus : Influenza, Parainfluenza, Adenovirus.
c. Jamur : Candidiasis, Blastomycosis, Cryptococcosis, Histoplasmosis,
Coccidioidomycosis.
(Arlene Polaski, 1996)
d. Aspirasi : Makanan, Cairan, Muntah.
e. Inhalasi : Racun atau bahan kimia (Polivinilpirolidin, Gumma Arabikum, Berillium,
Uap air raksa), rokok, debu dan gas.
(Joyce M. Black, 1997)
C. Klasifikasi
D. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi menyertai pneumonia menurut Engram (1999 : 60)
adalah:
a. Abses paru
b. Efusi pleural
c. Empiema
d. Gagal nafas
e. Perikarditis
f. Meningitis
g. Atelektasis
Sedangkan menurut Suriadi (2001 : 247) komplikasi yang terjadi adalah:
a. Gangguan pertukaran gas
b. Obstruksi jalan nafas
c. Gagal pernafasan-Pleural effusion (bacterial pneumonia)
E. Patofisiologi
F. Manifestasi Klinis
Sedangkan menurut Donna L. Wong (1995 : 1400) manifestasi klinis pada pneumonia
sebagai berikut :
a. Demam, biasanya demam tinggi.
b. Nyeri dada.
c. Batuk; batuk tidak produktif sampai produktif dengan sputum yang berwarna
keputih-putihan.
d. Takipnea, sianosis
e. Suara nafas rales atau ronki.
f. Pada perkusi terdengar dullness.
g. Retraksi dinding thorak.
h. Pernafasan cuping hidung.
G. Pemeriksan Penunjang/Diagnostik
Menurut Black (1997: 1134) pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan pada
penderita pneumonia adalah:
a. Kultur sputum.
b. Darah dan kultur urine untuk pemeriksaan penyebaran yang spesifik.
c. Arteri Gas Darah (AGD) untuk pemeriksaan kebutuhan suplemen oksigen.
d. Pemeriksaan Radiologi untuk menentukan lokasi dan keberadaan pneumonia.
Sedangkan menurut Doenges (1999 : 165) pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan untuk menegakkan diagnosa pneumonia antara lain :
Sinar X : Mengidentifikasi distribusi struktural (misal lobar, bronkial); dapat juga
menyatakan abses luas/ infiltrat, empiema (Staphylococcus); infiltrasi menyebar atau
terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/ perluasan infiltrat nodul (lebih sering virus).
Pada pneumonia mikoplasma, sinar x dada mungkin bersih.
H.Penatalaksanaan
Menurut Engram (1999 : 61) penatalaksanaan medis umum yang diberikan pada
penderita pneumonia adalah:
a. Farmakoterapi:
1) Antibiotik (diberikan secara intravena)
2) Ekspektoran
3) Antipiretik
4) Analgetik
b. Terapi oksigen dan nebulisasi aerosol
c. Fisioterapi dada dengan drainase postural
Menurut Ngastiyah (1997 : 41) penatalaksanaan yang dapat diberikan pada klien
dengan pneumonia adalah :
a. Penisilin 50.000 IU/ kg BB/ hari ditambah kloramfenikol 50 – 70 mg/ kg BB/ hari
atau diberikan antibiotik yang mempunyai spectrum luas seperti ampicilin. Pengobatan
ini diteruskan sampai bebas demam 4 – 5 hari.
b. Pemberian oksigen dan cairan intravena; biasanya diperlukan campuran glukose 5 %
dan NaCL 0,9 % dengan perbandingan 3 : 1 ditambah larutan KCL 10 mEq/ 500 ml/
botol infus.
BAB II
A. Pengkajian
b) Sirkulasi
Gejala : Riwayat adanya/GJK kronik
Tanda : Takikardia, penampilan kemerahan atau pucat
c) Integritas Ego
Gejala : Banyaknya stresor, masalah finansial
d) Makanan/ cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/mutah, riwayat DM
Tanda : Distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor buruk,
penampilan kakeksia (malnutrisi).
e) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala daerah frontal (influenza).
Tanda : Perubahan mental (bingung, somnolen).
f) Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Sakit kepala, nyeri dada (pleuritik), meningkat oleh batuk; nyeri dada
substernal (influenza), mialgia, artralgia.
Tanda : Melindungi area yang sakit (pasien umumnya tidur pada sisi yang sakit untuk
membatasi gerakan).
g) Pernafasan
Gejala : Riwayat adanya/ ISK kronis, PPOM, merokok, Takipnea, dispnea progesif,
pernafasan dangkal, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal.
Tanda : Sputum : Merah muda, berkarat atau purulen
Perkusi : Pekak di atas area yang konsolidasi
Fremitus : Taktil dan vokal bertahap meningkat dengan konsolidasi, gesekan friksi
pleural
Bunyi nafas : Menurun atau tak ada di atas area yang terlibat, atau nafas bronkial
Warna : Pucat atau sianosis bibir/ kuku
h) Keamanan
Gejala : Riwayat gangguan sistem imun, misalnya penggunaan steroid atau kemoterapi,
institusionalisasi, ketidakmampuan umum.
Demam (suhu 38,5-39,6 oC).
Tanda : Berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan mungkin ada pada kasus
rubeola atau varisela
B. Diagnose Keperawatan
Menurut Doenges (1999 : 166), diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada
pasien dengan pneumonia adalah :
a. Bersihan jalan nafas, tak efektif berhubungan dengan inflamasi tracheobronkial,
pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.
b. Pertukaran gas, kerusakan berhubungan dengan perubahan membran alveolar-kapiler
(efek inflamasi).
c. Infeksi, resiko tinggi terhadap (penyebaran) berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan utama (penurunan kerja silia, perlengketan sekret pernapasan), tidak
adekuat pertahanan sekunder (adanya infeksi, penekanan imun), penyakit kronis,
malnutrisi.
d. Intoleransi/ aktivitas berhubungan dengan ketidekseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen, kelemahan umum.
e. Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, reaksi selular terhadap
sirkulasi toksin, batuk menetap.
f. Nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi terhadap berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi,
anoreksia, bau dan rasa sputum, pengobatan aerosol, dan distensi abdomen/ gas.
g. Kekurangan volume cairan, resiko tinggi terhadap berhubungan dengan kehilangan
cairan yang berlebihan (demam, berkeringat banyak, napas mulut/ hiperventilasi,
muntah), penurunan masukan oral.
h. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar, mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan)
berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan interpretasi, kurang mengingat.
C. NCP
Adapun perencanaan/ intervensi dari diagnosa yang timbul pada pasien pneumonia
menurut Doenges (1999 : 166) adalah:
Intervensi Rasional
1) Kaji frekuensi/kedalaman pernafasan 1) Takipnea, pernafasan dangkal, dan
dan gerakan dada. gerakan dada tak simetris sering terjadi
karena ketidaknyamanan gerakan
dinding dada dan/atau cairan paru.
2) Auskultasi area paru, catat area 2) Penurunan aliran udara terjadi pada
penurunan/ tak ada aliran udara dan area konsolidasi dengan cairan. Krekles,
bunyi napas adventisius, mis., krekels, ronki, dan mengi terdengar pada inspirasi
mengi. dan/ atauekspirasi pada respon terhadap
pengumpalan cairan, sekret kental, dan
spasme jalan nafas/ obstruksi.
3) Bantu pasien latihan napas sering. 3) Nafas dalam memudahkan ekspansi
Tunjukan/ bantu pasien mempelajari maksimum paru-paru/ jalan napas lebih
melakukan batuk, mis., menekan dada kecil. Batuk adalah mekanisme
dan batuk efektif sementara posisi duduk pembersihan jalan nafas alami.
tinggi. Penekanan menurunkan
ketidaknyamanan dada dan posisi duduk
memungkinkan upaya nafas lebih dalam
dan lebih kuat.
Intervensi Rasional
1) Tentukan karakteristik nyeri, misalnya 1) Nyeri dada biasanya ada dalam
tajam, konstan, ditusuk. beberapa derajat pada pneumonia, juga
dapat timbul komplikasi seperti
2) Pantau tanda-tanda vital. perikarditis dan endokarditis.
2) Perubahan frekuensi jantung
3) Berikan tindakan nyaman misalnya menunjukkan bahwa pasien mengalami
pijatan punggung, perubahan posisi, nyeri.
musik tenang/ perbincangan, relaksasi/ 3) Tindakan non-analgesik diberikan
latihan nafas. dengan sentuhan lembut dapat
menghilangkan ketidaknyamanan dan
4) Berikan analgesik dan antitusif sesuai memperbesar efek terapi analgesik.
indikasi. Kolaborasi
4) Meningkatkan kenyamanan dan
menekan batuk nonproduktif/ paroksismal
atau menurunkan mukosa berlebihan.
Intervensi Rasional
1) Evaluasi respon pasien terhadap 1) Menetapkan kemampuan atau
aktivitas. kebutuhan pasien dan memudahkan
pilihan intervensi.
2) Berikan lingkungan tenang dan batasi 2) Menurunkan stress dan rangsangan
pengunjung. berlebihan, meningkatkan istirahat.
3) Tirah baring dipertahankan selama fase
3) Jelaskan pentingnya istirahat dalam akut untuk menurunkan kebutuhan
rencana pengobatan dan perlunya metabolik, menghemat energi untuk
keseimbangan aktivitas dan istirahat. penyembuhan.
4) Pasien mungkin nyaman dengan kepala
4) Atur posisi yang nyaman untuk istirahat tinggi menggunakan bantal.
atau tidur. 5) Meminimalkan kelelahan dan
membantu keseimbangan suplai dan
5) Bantu aktivitas perawatan diri yang kebutuhan oksigen.
diperlukan.
BAB III
1.PENGKAJIAN
A. Data demografi
2. DIAGANOSA
DS : Pasien mengatakan :
- Sesak napas
- Terpasang O2 4liter/menit
- Batuk berdahak (+)
- Badan terasa lemah
DO :
- Sianosis
- Sputum (+)
- Konjungtiva pucat
- Sklera pucat
- Ronki (+)
- Weezing (+)
2. Nyeri akut yang berhubungan dengan Inflamasi pada parenkim paru-paru, yang
ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan :
- Nyeri dada
- Pusing
- Batuk Berdahak (+)
- Sering terbangun karena batuk
DO :
DS : Pasien mengatakan :
- Badan lemas
- Pusing
- Demam
- Tidak nafsu makan
DO :
- KU Lemah
- TTV:
Suhu: 38’5o C
Pernafasan 28x/menit
- Kekuatan otot lemah
- Tonus otot kurang
- Kekuatan sendi kurang
- Aktivitas dibantu oleh perawat dan keluarga
3.INTERVENSI
No Dx kep Tujuan Intervensi Rasional
1 Kebutuha oksigenasi dan Bersihan jalan napas 1. Kaji ttv dan pola 1. Penurunan bunyi
Bersihan jalan napas tidak bersih dan efektif napas pasien napas menunjukan
efektif b/d Inflamasi dengan Kriteria : bunyi atelaktasis,ronki,me
Trakeobronkial,pembentukan napas,kecepatan, ngi menunjukan
Batuk hilang irama dan akumulasi
udema,peningkatan produksi
kedalaman secret/ketidakmamp
sputum ditandai dengan: uan untuk
KU baik
2. Berikan posisi membersihkan jalan
DS: pasien mengatakan Sesak napas semifowler/seten napas
hilang gah duduk
- Sesak napas 2. Posisi ini membantu
Ronki hilang 3. Bantu pasien memaksimal
- Batuk Berdahak (+) latihan napas ekspansi paru dan
Whezing hilang dalam menurunkan upaya
pernapasan
Data objektif : 4. Bantu latihan
batuk efektif 3. Ventilasi
- Ku lemah memaksimalkan
5. Kolaborasi membuka area
- Sianosis dengan dokter atelaksis
dalam pemberian
- Sputum (+) terapi obat 4. Meningkatkan
gerakan secret
- Konjungtiva pucat kedalam jalan napas
besar untuk
- Ronki (+) dikeluarkan
Suhu: 38’5o C
Terpasang O2 4liter/jam
- Terpasang O2 4liter/jam
DO : 2. Berikan bantuan
sesuai
ketidakmampuan 2. Mendorong dan
KU Lemah membantu pasien
untuk Kemamdirian
Konjungtiva pucat dalam beraktivitas
3. Bantu
Kekuatan otot lemah melakukan
rentan gerak
Tonus otot kurang sendi pasif/aktif 3. Meningkatkan
kemampuan
aktivitas
Kekuatan sendi kurang
Suhu: 38’5o C
- Tidak ad bunyi
nafas tambahan
- TTV
TD:120/80mmhg
N:100x/m
R:20x/m
S:37.0C
No Tgl/Jam Implementasi Evaluasi TTD/
Nama
TTV
TD:120/80mmhg
N:100x/m
R:20x/m
S:37.0C
No Tgl/Jam Implementasi Evaluasi TTD/Nama
Ku baik
4. Menganjurkan pasien jangan terlalu melakukan
perkerjaan yang keras Konjungtiva normal
TTV
TD:120/80mmhg
N:100x/m
R:20x/m
S:37.0C
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
(Pneumonia)
I. Identitas Pasien
Nama : Tn.D
Pekerjaan :wiraswasta
Alamat :halong
No.Register :06 23 XX
Alamat :halong
No. telp/Hp :085243655977
Pada tanggal 06-06-2022,jam 22.00 wit pasien mengeluh sesak napas ,nyeri
dada,batuk berdahak (+), pusing, badan lemas ,demam,tidak nafsu makan kemudian oleh
istrinya pasien dibawah ke RS Rumkital dr. F. X. Suhardjo Ambon melalui UGD dan
diterima oleh perawat dan dokter jaga , kemudian dokter meberikan tindakan pemasangan
O2 4 liter/jam serta terapi :
15 9
Ket :
: Laki Laki
: Perempuan
: Hubungan keluarga
: meninggal
1. Pola makan
Jenis makanan
Pola minum
BAB -
Frekuensi
Frekuensi
Tidur malam
H.Pemeriksaan penunjang
Pemerikasan laboratorium
-HB : 10,2 gr %
-LED : 30 – 60 mm/jam
A. Klasifikasi data
- Ronki (+)
- Weezing (+)
TTV:
- Suhu: 38’5o C
Terpasang O2 4liter/jam
Terpasang IVFD D5% : Nacl 0.9%/ 3 : 1/ 20
tts/menit
B. Analisa data
N Data Etiologi Masalah
o
Data objektif :
- Ku lemah
- Sianosis
- Sputum (+)
- Konjungtiva pucat
- Ronki (+)
- Weezing (+)
TTV:
- Suhu: 38’5o C
- Terpasang O2 4liter/jam
2 DS : Pasien mengatakan : Inflasi pada parenkim paru- Nyeri
paru
Nyeri dada
DO :
- Ku lemah
TTV:
- Suhu: 38’5o C
DS : Pasien mengatakan
Badan lemas
Pusing
DO :
- KU Lemah
- Konjungtiva pucat
TTV:
- Suhu: 38’5o C
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Sesak napas
Data objektif :
- Ku lemah
- Sianosis
- Sputum (+)
- Konjungtiva pucat
- Ronki (+)
- Weezing (+)
TTV:
- Suhu: 38’5o C
- Terpasang O2 4liter/jam
DS : Pasien mengatakan :
- Nyeri dada
DO :
- Ku lemah
TTV:
- Suhu: 38’5o C
Terpasang O2 4liter/jam
DS : Pasien mengatakan
- Badan lemas
- Pusing
DO :
- KU Lemah
- Konjungtiva pucat
TTV:
- Suhu: 38’5o C
1 Bersihan jalan napas tidak Bersihan jalan 1. Kaji ttv dan pola 1. Penurunan bunyi napas
efektif b/d Inflamasi napas bersih dan napas pasien menunjukan
Trakeobronkial,pembentukan efektif dengan bunyi atelaktasis,ronki,mengi
udema,peningkatan produksi Kriteria : napas,kecepatan, menunjukan akumulasi
irama dan kedalaman secret/ketidakmampuan
sputum ditandai dengan:
Batuk hilang untuk membersihkan
2. Berikan posisi jalan napas
DS: pasien mengatakan semifowler/setengah
KU baik
duduk 2. Posisi ini membantu
Sesak napas Sesak napas memaksimal ekspansi
hilang 3. Bantu pasien latihan paru dan menurunkan
Batuk Berdahak (+) napas dalam upaya pernapasan
Ronki hilang
Data objektif : 4. Bantu latihan batuk 3. Meningkatkan gerakan
Whezing efektif secret kedalam jalan
Ku lemah hilang napas besar untuk
5. Kolaborasi dengan dikeluarkan
Sianosis dokter dalam
pemberian terapi 4. Agar pasien batuk
Sputum (+) obat dengan baik
Weezing (+)
TTV:
Terpasang O2 4liter/jam
Intoleransi aktivitas b/s
kelemahan fisik ditandai
dengan:
Kebutuhan 1. Kaji hal-hal yang
DS : Pasien mengatakan aktivitas terpenuhi mampu dilakukan
dengan Kreteria: dan hal-hal yang 1. Mengetahui tingkat
3. Badan lemas tidak mampu keterbatasan aktivitas
Aktivitas dilakukan
Pusing kembali
normal 2. Berikan bantuan
DO : sesuai
ketidakmampuan 2. Mendorong dan
Kekuatan otot membantu pasien untuk
normal
KU Lemah Kemamdirian dalam
beraktivitas
Konjungtiva pucat
3. Bantu melakukan
Kekuatan otot lemah rentan gerak sendi
pasif/aktif
3. Meningkatkan
Tonus otot kurang kemampuan aktivitas
Kekuatan sendi kurang
4. Anjurkan pasien
Aktivitas dibantu oleh jangan terlalu
perawat dan keluarga melakukan
perkerjaan yang
keras 4. Agar pasien tidak terlalu
TTV:
berkativitas
Suhu: 38’5o C
TTV
TD:120/80mmhg
N:100x/m
R:20x/m
S:37.0C
A: Masalah Teratasi
P:Intervensi dihentikan
TTV
TD:120/80mmhg
N:100x/m
R:20x/m
A: Masalah Teratasi
P:Intervensi dihentikan
N Tgl/Jam Implementasi Evaluasi TTD/Nama
o
Ku Baik
A: Masalah Teratasi
P:Intervensi dihentikan